Anda di halaman 1dari 14

MODUL 1

KLASIFIKASI BAHAN PAKAN

G. A. Yudiwati Lestari

1. Pendahuluan
Pakan yang diberikan pada ternak hendaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup pokok, pertumbuhan maupun untuk produksinya seperti produksi susu, telur,
daging, wool maupun tenaga kerja secara maksimal. Produksi ternak dapat tercapai jika
pakan yang diberikan mengandung zat zat makanan yang dibutuhkan untuk tujuan
tersebut. Sebagian besar bahan pakan berasal dari hijauan, limbah pertanian atau
perkebunan dan limbah industri yang dikelompokkan berdasarkan kelompok pakan
Konvensional dan Inkonvensional atau Internasional. Setiap kelompok ditetapkan
berdasarkan kandungan zat zat makanan yang dikandung bahan pakan tersebut.
Modul ini membahas tentang pengetahuan bahan pakan ternak, dimana aspek
pengetahuan ini akan sangat penting bagi mahasiswa dan praktisi peternakan dalam hal
efisiensi dan mempertahankan produktivitas ternak yang dipelihara. Untuk mengarah
pada hal tersebut, maka pada modul ini akan membahas tentang:
(1) Klasifikasi atau penggolongan bahan pakan ternak dan
(2) Jenis bahan pakan sesuai klasifikasinya.
Dengan pengetahuan tersebut maka diharapkan dalam penyusunan ransum akan lebih
mudah dan tepat sehingga tujuan produksi dari ternak yang dipelihara akan dapat tercapai
lebih optimal.

Kompetensi khusus dari modul ini adalah:


a. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan dengan benar sumber bahan
pakan yang ada disekitarnya.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar klasifikasi bahan pakan.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar jenis bahan pakan berdasarkan
klasifikasinya.
Agar dapat mencapai kompetensi tersebut, maka dalam menggunakan modul ini
mahasiswa perlu memahami dengan baik tentang apa yang dimaksud sebagai bahan
pakan serta apa saja yang dapat dijadikan sebagai pakan. Selanjutnya mahasiswa harus
mengetahui zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan pakan tersebut sehingga
dapat mengelompokkan sesuai klasifikasinya. Untuk memperluas ilmu yang berkaitan
dengan bahan pakan tersebut maka mahasiswa harus membaca referensi di perpustakaan
atau melalui internet.
2. Materi
2.1 Klasifikasi Bahan Pakan
Ada dua klasifikasi atau penggolongan bahan pakan yang dipakai dalam Ilmu
Peternakan yaitu klasifikasi secara Konvensional dan Inkonvensional atau
Internasional.

2.1.1. Klasifikasi Secara Konvensional

Secara konvensional bahan pakan dapat diklasifikasikan menjadi 5 jenis yaitu:

1. Carbonaceous Concentrates atau Konsentrat Sumber Karbohidrat


dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Energi tinggi
b. Serat kasar rendah (< 18%)
c. Protein kasar rendah (< 20%)
d. Fosfor cukup
e. Kalsium rendah
f. Vitamin : A dan B rendah, Riboflavin, B12, dan pantotenat
rendah, Niacin tinggi dan vitamin E cukup.

Jenis pakan carbonaceous concentrates atau konsentrat sumber karbohidrat


umunnya berasal dari tanaman (nabati, terutama biji-bijian dan hasil samping / by
products) yakni:

a. Golongan biji-bijian, meliputi : jagung, gandum, oats, barley, dan sorghum.

Jagung Sorghum

b. Hasil samping (by products) biji-bijian, meliputi: bekatul, onggok (hasil


pengolahan tepung tapioka) dan dedak.
Onggok

c. Umbi-umbian dan sumber dari tanaman pohon seperti: ubi kayu atau ketela pohon,
ubi jalar dan sukun.
d. Hasil sampingan pengolahan lainnya : molases (tetes).

Sukun Ubi Kayu atau Ketela Pohon Ubi Jalar

2. Carbonaceous Roughages atau Hijauan sumber Karbohidrat, dengan


karakteristik sebagai berikut:
a. Energi rendah sampai cukup,
b. Serat kasar tinggi (> dari serat kasar carbonaceous concentrates),
c. Protein kasar rendah (> dari serat kasar carbonaceous concentrates).
Yang termasuk golongan pakan carbonaceous roughages adalah silase jagung dan
sorghum, padangan sorghum, jenggel jagung serta jerami seperti jerami jagung, kacang
tanah dan kacang kedelai.
Silase sorgum Silase jagung

3. Proteinaceous concentrates atau Konsentrat sumber Protein yang


mempunyai karakteristik :
a. Energi rendah,
b. Serat kasar rendah (< 18%)
c. Protein kasar tinggi (> 20%)

Beberapa bahan pakan yang termasuk golongan proteinaceous concentrates adalah:


Asal tanaman (nabati), seperti bungkil-bungkil dari kacang, kapas wijen, kacang tanah,
kacang kedelai, kelapa, kacang hijau, biji asam, biji saga, dan biji lamtoro.

Bungkil Kacang Kedelai

a. Asal ternak (hewani), seperti tepung-tepung yang berasal dari


daging, bulu, darah, ikan, dan susu.
b. Bahan sintesis, seperti urea.
4. Proteinaceous raughages atau Hijauan sumber Protein. Golongan pakan
ini terdiri dari hijauan legum baik dalam bentuk segar maupun kering (hay)
dengan kandungan protein tinggi. Memiliki karakteristik yaitu :
a. Energi rendah,
b. Serat kasar cukup
c. Protein kasar lebih cukup
d. Kalsium tinggi.

Termasuk golongan pakan proteinaceous raughages adalah daun lamtoro, daun


gamal, daun turi, dan hijauan kering dari legum yang dijadikan hay.

5. Bahan aditif
Jenis aditif merupakan bahan sintesisi baik golongan nutrien maupun non-nutrien
yang ditambahkan dalam ransum dalam jumlah sedikit dengan tujuan tertentu, seperti
sebagai penyedap, penambah palatabilitas, penambah daya tarik, penyembuhan,
peningkatan kekebalan tubuh, dan perbaikan pertumbuhan ternak. Umumnya aditif lebih
berbahaya bagi ternak unggas. Apabila feed suplement merupakan golongan nutrien yang
umum dibutuhkan oleh unggas, maka aditif merupakan benda asing yang cenderung
ditolak oleh tubuh unggas. Apabila tertimbun dalam jumlah besar akan menyebabkan
kejadian residu pada organ tubuh tertentu. Residu tersebut dapat membahayakan
konsumen yang mengkonsumsinya. Pengelompokan feed aditif dapat diterangkan di
bawah ini.

a. Bahan aditif yang dapat meningkatkan palatabilitas dan konsumsi ternak.


Perekat pellet (pellet binders) merupakan salah satu cara yang umum dilakukan
oleh industri peternakan dan peternak untuk meningkatkan palatabilitas dan konsumsi
ternak. Beberapa contoh aditif tersebut adalah lignin sulfonat, natrium benzonate dan
kondensasi urea formaldehida. Penggunaan aditif ini maksimal 0,25% dari pakan.
Penambah rasa digunakan untuk memperbaiki rasa, aroma dan warna sehingga
palatabilitas meningkat. Contoh penambah rasa adalah zat pewarna, zat pemanis dan
garam.

b. Bahan aditif untuk membantu proses pencernaan dan absorpsi zat makanan
Salah satu bahan aditif yang paling dikenal untuk membantu proses pencernaan
dan absorpsi zat makanan adalah antibiotika. Contoh antibiotika adalah penisilin,
auromicin, teramicin dan bacitracin. Mekanisme kerja antibiotika ada beberapa macam
antara lain adalah antibiotika untuk membantu pertumbuhan mikroorganisme yang
mensintesis zat-zat makanan dan menghalangi pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Antibiotika dapat menghalangi pertumbuhan mikro organisme yang memproduksi amonia
dalam jumlah besar dalam saluran pencernaan. Antibiotika dapat membunuh
mikroorganisme yang berbahaya dalam saluran pencernaan sehingga meruntuhkan
mikroorganisme dan keraknya yang menempel di dinding usus sehingga dinding usus
menjadi lebih tipis, dan penyerapan zat-zat makanan menjadi meningkat. Senyawa Arsen
juga dapat menghambat pertumbuhan mikroflora intestinal yang menghambat proses
pencernaan zat-zat makanan. Contoh senyawa Arsen adalah asam Arsenik.

c. Bahan aditif untuk membantu proses metabolisme


Salah satu bahan aditif untuk membantu proses metabolisme adalah za tpenenang.
Cara kerjanya adalah dengan menekan syaraf pusat sehingga ternak menjadi tenang dan
lebih banyak istirahat. Contoh bahan aditifini adalah Aspirin, Reserpin dan Hidroksinin.

d. Bahan aditif untuk pencegahan penyakit dan kesehatan ternak


Bahan pengawet merupakan salah satu bahan aditif untuk kesehatan unggas.
Salah satu contoh adalah Natrium benzoat. Fungsi bahan pengawet adalah meningkatkan
daya simpan pakan, memperbaiki daya cerna pakan, menghambat aktivitas mikro
organisme yang dapat merusak pakan dan meningkatkan konversi pakan. Anti oksidan
juga berperan sebagai bahan aditif untuk pencegahan penyakit dan kesehatan. Tujuan
utamanya adalah untuk menghindari oksidasi. Contoh antioksidan Butylated Hidroksi
Toluena (BHT), Butylated Hidroksi Anisol (BHA) dan (Non Dihidro Gualaretic).

e. Bahan aditif untuk memperbaiki kualitas produksi


Salah satu bahan aditif yang dapat memperbaiki kualitas produksi adalah premiks.
Premiks berguna bagi ungas karena mengandung beberapa campuran bahan aditif antara
lain mineral, vitamin dan asam amino. Peningkatan nilai manfaat, penggunaan dapat
dilakukan dengan memberikan bahan makanan tambahan. Bahan makanan tambahan
tersebut dapat berupa zat nutrisi atau disebut dengan feed suplement dan zat non nutrient
atau bahan aditif. Fungsi feed supplement adalah untuk memperbaik pakan. Beberapa
contoh feed supplement adalah asam amino, suplemen mineral dan suplemen vitamin.
Fungsi bahan aditif adalah untuk memperbaiki pakan, meningkatkan efisiensi pakan dan
perbaikan kualitas produksi ternak. Penggunaan bahan aditif diawali dengan penggunaan
antibiotika sebagai pengobatan yang diberikan dalam jumlah sedikit yang ternyata dapat
memacu pertumbuhan ternak

2.1.2 Klasifikasi Secara Internasional


Menurut penggolongan Internasional pakan diklasifikasian menjadi 8 jenis:
1. Hijauan Kering dan Jerami (dry forages dan dry roughages)
Hijauan kering mempunyai kandungan energi yang rendah dan kandungan serat
kasar yang tinggi (umumnya di atas 18 persen) serta mempunyai kadar air kurang lebih 10
persen. Contoh hijauan kering adalah : hay, jerami, fodder, stover dan sekam. Hay terdiri
atas hay legume (kacang-kacangan) dan hay non legume. Hay merupakan hijauan yang
sengaja dikeringkan dengan tujuan untuk pengawetan. Kandungan airnya berkisar antara
15 - 20 persen. Jerami merupakan komponen bahan makanan yang terdiri atas batang,
daun ataupun kulit biji setelah dipanen. Jerami mengandung protein kasar berkisar antara
3 – 4%. Biasanya jerami berfungsi sebagai bulk (pengenyang), sehingga diperlukan
dalam jumlah yang sedikit. Fodder adalah bagian batang dan daun tanaman jagung yang
dipotong sebelum panen. Stover adalah bagian batang dan daun tanaman jagung yang
dipotong setelah panen. Sekam merupakan sisa penggilingan berupa kulit padi. Hijauan
kering ini jarang digunakan sebagai pakan unggas karena mempunyai beberapa
kelemahan. Salah satu kelemahan yang paling mendasar adalah umumnya kandungan
serat kasar hijauan kering ini sangat tinggi lebih dari 18 persen. Sementara unggas
merupakan ternak yang rentan terhadap bahan pakan yang berserat tinggi. Unggas
umumnya hanya mampu menolerir pakan berserat sampai 5 persen dari berat kering
pakan. Hal tersebut disebabkan karena unggas tidak atau kurang mempunyai enzim
pencerna serat kasar seperti enzim selulase.

2. Pasture, Tanaman Padangan, Hijauan Segar (Pasture, Range Plants, and Fed-
fresh Forage)
Jenis pakan ini terdiri dari semua hijauan jenis rumput dan legum yang dimakan
dalam bentuk segar dari padangan baik yang langsung direnggut ternak, maupun dipotong
dan diberikan kepada ternak. Karakteristik pakan ini adalah:
a. Kadar air tinggi,
b. Kadar nutrisi lainnya tergantung dari umum pemotongan.
Yang tergolong jenis pakan ini adalah : rumput, jenis legum, dan dedaunan
lainnya yang dapat dikonsumsi oleh ternak.

3. Silase (silage)
Silase adalah hijauan makanan yang diawetkan dengan cara tertentu(proses
ensilase). Hasilnya masih dalam keadaan segar dan masih mempunyainutrisi yang cukup
tinggi. Proses ensilase adalah proses penguraian dan pembentukan zat-zat makanan
karena aktivitas sel-sel tanaman yang masih hidup. Proses ensilase dibagi menjadi dua
tahap, yaitu proses aerob dan an aerob. Proses aerob meliputi aktivitas respirasi sel-sel
tanaman yang memerlukan oksigen dan membentuk CO2, H2O dan energi. Proses
fermentasi anaerob terjadi karena aktivitas enzim dan bakteri. Pada proses tersebut,
karbohidrat akan dirombak menjadi alkohol, asam organik, asam karbonat, air dan
melepaskan panas. Bahan pengawet yang digunakan untuk proses pembuatan silase ini
adalah tetes, dedak, tepung jagung dan lain-lain yang berfungsi mempercepat penurunan
pH.
Karakteristik silase yang dapat digunakan oleh ternak adalah :
a. Warna seperti hijauan segar asal,
b. Kandungan nutrisi minimal seperti hijauan segar asal.
Termasuk jenis silase pada penggolongan ini hanya silase dari rumput dan legum,
tetapi tidak termasuk silase ikan, biji-bijian, kacang, dan umbi-umbian.

4. Sumber Energi
Termasuk golongan bahan pakan sumber energi terutama berasal dari tanaman
berupa biji-bijian dan butiran serta umbi-umbian, dengan karakteristik :
a. Protein kasar (< 20%)
b. Serat kasar (< 18%)
c. Dinding sel (< 35%)
Termasuk jenis pakan sumber energi adalah :
a. Biji-bijian : kacang-kacangan dan biji-bijian berprotein < 20%
b. Butiran : jagung, sorghum, padi, gandum, oat, dan barley
c. Umbi-umbian : ubi kayu atau ketela pohon, ubi jalar.

5. Sumber Protein (Protein Sources)


Termasuk bahan pakan sumber protein adalah jenis bahan pakan yang berasal
dari ternak dan tanaman yang mempunyai kualitas protein tinggi.Jenis pakan sumber
protein sering disebut juga protein suplemen. Pakan sumber protein mempunyai
karakteristik :
a. Protein > 20%
b. Kandungan asam amino lengkap (seimbang)
c. Energi tinggi (sama dengan pakan sumber energi)
Termasuk jenis bahan pakan sumber protein adalah :
a. Asal ternak : tepung ikan, tepung daging, tepung darah, tepung bulu,
tepung keong mas, tepung pengolahan udang.
b. Asal tanaman : pakan kelompok hijauan seperti daun ketela rambat,
daun nangka, ganggang, bungkil limbah, daun turi, daun kaliandra
lamtoro dan lain sebagainya. Kelompok hijauan adalah sisa hasil
pertanian, seperti  jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan dan
banyak di temui pada daun pisang, daun ketela rambat, daun nangka,
ganggang dan bungkil limbah.
6. Sumber Mineral (Mineral Sources)
Bahan pakan berasal dari hasil pengolahan hasil ternak dan sumber lainnya
yang mengandung mineral dan tidak mengandung ( sangat rendah) nutrisi lainnya, dengan
karakteristik tinggi akan mineral. Termasuk sumber mineral yang biasa digunakan adalah
garam dapur, tepung tulang,kulit bekicot, kulit kerang, kulit ikan dan batu kapur.

7. Sumber Vitamin (Vitamin Supplement)


Pakan yang biasa digunakan sebagai suplemen adalah jenis pakan (sintesis) yang
mengandung vitamin tinggi.Pemberian jenis pakan ini adalah ransum hanya dalam jumlah
sedikit. Yang termasuk vitamin suplemen adalah preparat vitamin, makanan berbutir dan
umbi-umbian, hijau-hijauan.

8. Aditif (Additives)
Jenis pakan ini diberikan dalam jumlah sedikit dengan tujuan_tujuan tertentu, seperti
penyedap (rasa dan warna), kekebalan, perangsang pertumbuhan, dan penyembuhan.
Termasuk bahan aditif yang biasa digunakan adalah: antibiotik, bahan pewarna,
pengharum, hormon, obat-obatan.

3. Test Formatif.
Kerjakan soal soal dibawah ini dengan singkat dan jelas.
1. Sebut dan jelaskan apa yang anda ketahui tentang bahan pakan dan
berikan dengan contoh yang ada disekitar anda.
2. Apa yang menjadi dasar pengelompokkan atau pengklasifikasian bahan
pakan menurut anda. Jelaskan.
3. Berikan contoh bahan pakan berdasarkan klasifikasinya dengan
mempertimbangkan alasan pengelompokan tersebut.

Istilah-istilah Dalam Ilmu Makanan Ternak


Beberapa istilah yang sering dijumpai dalam pengetahuan bahan makanan ternak
diantaranya :

Ampas :Residu limbah industri pangan yang telah diambil sarinya melalui proses
pengolahan secara basah (ampas kelapa, ampas kecap, ampas tahu, ampas bir,
ampas ubi kayu/onggok).

Bahan makanan ternak / pakan (Feeds, Feedstuff) : Semua bahan yang dapat dimakan
ternak.
Dedak (Bran) : Limbah industri penggilingan bijian yang terdiri dari kulit luar dan
sebagian endosperm seperti dedak padi, dedak gandum (pollard), sertadedak
jagung.

Fodder : Hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan sorghum
beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan.

Hijauan makanan ternak (Forage) : Pakan yang berasal dari bagian vegetatif
tumbuhan/tanaman dengan kadar serat kasar > 18 % dan mengandung energi
tinggi.

Hijauan kering (Hay ): Hijauan makan ternak (HMT) yang dikeringkan dengan kadar
air biasanya < 10 %.

Jerami (Straw) :Hijauan limbah pertanian setelah biji dipanen dengan kadar serat kasar
umumnya tinggi, bisa berasal dari gramineae maupun leguminoceae.

Bungkil :Bahan limbah industri minyak seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,
bungkil kedele, dll.

Pakan imbuhan / Feed additive : Zat yang ditambahkan dalam ransum untuk
memperbaiki daya guna ransum yang bersifat bukan zat makanan.

Ransum (Ration, Diet) : Sejumlah pakan/campuran pakan yang disediakan untuk ternak
dalam sehari.

Ransum konsentrat : Campuran pakan yang mengandung serat kasar < 18 % dan tinggi
protein.

Silase / Silage : Hasil pengawetan hijauan dalam bentuk segar dengan cara menurunkan
pH selama penyimpanan.

Zat makanan (Nutrient) : Zat organik dan inorganik dalam pakan yang dibutuhkan
ternak untuk mempertahankan hidup, memelihara keutuhan tubuhnya dan
mencapai prestasi produksinya.

Pakan tambahan (Feed supplement) : Pakan/campuran pakan yang sangat tinggi


kandungan salah satu zat makanannya, seperti protein suplemen, mineral
suplemen, vitamin suplemen, dll.

Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan pakan ternak yang mengandung sumber protein,
karbohidrat . 
No Jenis bahan PK% SK% BK% TDN% LK%

1 Ampas kecap 36,381 17,816 85,430 89,553 17,257

2 Ampas bir 26,448 7,059 31,174 78,708 10,254

3 Ampas brem 3,130 2,111 81,634 55,826 2,120

4 Ampas tahu 25,651 14,527 10,788 76,000 5,317


5 Bungkil kopra 27,597 6,853 90,557 75,333 11,216

6 Ampas bir 26,448 7,059 31,174 78,708 10,254

Ampas gula
7 5,106 8,014 34,314 54,956 6,237
cair

Bungkil
8 14,112 10,722 92,524 67,435 11,903
kelapa sawit

Bungkil
9 36,397 0,895 91,447 71,721 17,242
kacang tanah

Bungkil
10 14,112 10,722 92,524 67,435 11,903
tengkuang

Kacang
12 38,380 17,810 85,430 69,930 4,840
Kedelai

Bungkil
10 52,075 25,528 89,413 40,265 1,011
Kedelai

Tumpi
15 21,134 23,179 91,417 69,425 3,029
Kedelai

14 Ongok Kering 2,839 8,264 90,170 77,249 0,676

13 Dedak Padi 9,960 18,513 91,267 55,521 2,320

18 Polard 2,412 8,930 89,024 73,489 0,792

17 Tepung gaplek2,412 8,930 87,024 73,489 0,792

16 Tumpi Jagung 8,657 21,297 87,385 48,475 0,532

19 Molasses 8,300 30,232 63,000

Tabel 2. Kandungan nutrisi bahan pakan ternak yang berasal dari jenis pakan dari
daun daunan.
No JenisBahan PK% SK% BK% TDN% LK%

1 Daun Ubi Kayu 20,4 13,49 88,69 65,3 8,73

2 Gliricida/gamal muda 22,7 13,3 90,1 75 4


3 Daun Ubi Jalar 14,32 11,7 87 67,3 3,64

4 Daun bambu 4,24 27,2 91,27 36,42 8,11

Gliricida/gamal
5 19,1 18 89,7 69 3
berbunga

6 Rumput teki 11,9 29,7 91,4 57 2,9

7 Daun pisang 5,79 34,05 94,6 73,5 6,06

8 Alang-Alang 6,5 18,2 91,81 54 1,88

9 Tepung Daun Alfafa 20 22 90,5 74,1 3,6

10 Tebon jagung 34-56 91,1 10,7 2,1

11 Tebon jagung 56-70 92,2 9,9 1,9

12 Tebon jagung 99-112 91,3 9,2 2,3

13 Rumput gajah 89,9 9,1 2,3

14 Daun kelapa 91,74 7,23 3,7

Keterangan: PK=Protein Kasar SK=Serat Kasar BK=Berat Kering TDN=Total


Digestible Nutrient LK=Lemak Kasar

Tabel 3. Kandungan nutrisi bahan pakan ternak yang berasal sumber karbohidrat.

No Nama Bahan TDN % Protein %

1 Jerami kedele 42,74 11,96

2 Klobot jagung 49,54 5,15

3 Jerami padi 45,05 4,91

4 Jerami kacang panjang 62,29 12,94

5 Jerami kacang hijau 58,08 23,26

6 Kulit coklat 55,52 15,04


7 Jerami kacang tanah 62,29 12,94

8 Jerami kacang otok 48,93 16,05

9 Jerami kulit kedelai 58,90 8,00

Keterangan: TDN=Total Digestible Nutrient

Anda mungkin juga menyukai