Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena telah


melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik sebagai tugas dari mata kuliah
Nutrisi Aneka Ternak dan Satwa Harapan. Tak lupa shalawat beriring salam kami
sanjungkan atas nabi besar kita Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Pekanbaru, Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

BAB III PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahkan
dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung pada
manajemen pakan. Kebutuhan pakan dari tiap-tiap ternak berbeda-beda sesuai
dengan jenis, umur, bobot badan, keadaan lingkungan dan kondisi fisiologis
ternak. Pakan harus mengandung semua nutrient yang dibutuhkan oleh tubuh
ternak, namun tetap dalam jumlah yang seimbang. Nutrien yang dibutuhkan oleh
ternak antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan unsur anorganik
serta mineral.
Pakan menjadi faktor utama penentu tingkat produktivitas ternak. Alokasi
dana pakan mencapai 60-80 persen dari total biaya usaha. Adapun jenis pakan
diberikan kepada satwa harapan dengan pertimbangan jenis, produktivitas, dan
umur ternak.
Tidak hanya itu, jumlah kebutuhan, cara pemberian pakan, dan waktu
pemberian pakan menjadi penting dan harus diperhatikan pula. Misalnya pakan
untuk jangkrik harus mengandung konsentrat dan sayuran. Pakan tambahan atau
konsentrat dapat berupa pellet atau bekatul yang dicampur dengan sayuran.
Dengan pemahaman yang baik tentang jenis-jenis bahan pakan yang
tersedia dan frekuensi pemberian pakan yang sesuai, peternak dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas usaha peternakan mereka serta memastikan
kesejahteraan ternak yang optimal. Oleh karena itu, pengetahuan mendalam
tentang pakan dan manajemen pakan sangat penting bagi keberhasilan dalam
industri peternakan.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis-jenis Bahan Pakan Aneka Ternak

Memang banyak jenis bahan makanan yang dapat digunakan untuk pakan ternak.
Tetapi secara umum, bahan pakan ternak dibagi menjadi 5 jenis, pakan kasar,
pakan penguat/ konsentrat, mineral, vitamin, dan pakan tambahan.

2.1.1. Pakan Kasar

Pakan kasar adalah pakan yang bervolume besar tetapi berat dari setiap unit
volume-nya rendah. Makanan yang termasuk pakan kasar dapat berasal dari
hijauan, antara lain:

 Rumput, bisa rumput lapangan, rumput tanaman, rumput grinting, rumput


benggala, rumput kolonjono, rumput tuton.
 Daun leguminos.
 Sisa hasil panen seperti jerami, baik jerami padi, jerami kedelai, jerami
jagung, maupun jerami kacang tanah.

Pakan ternak yang berasal dari hijauan memiliki kandungan serat kasar sekitar
18% tetapi memiliki kandungan energi yang rendah. Hijauan yang menjadi
sumber nutrisi yang baik adalah hijauan yang mengandung protein kasar sebanyak
20 % total bahan kering seperti leguminosa/ kacang – kacangan.

Jenis rumput unggulan untuk pakan ternak hijauan

1) Rumput Gajah

Rumput gajah toleran terhadap berbagai macam jenis tanah. Rumput gajah
dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, yang tahan terhadap
lingkungan sedang, serta curah hujan yang cukup, suka dengan tanah lempung
yang subur, tetapi tidak tahan terhadap genangan.

2) Rumput Benggala
Rumput jenis ini memiliki ciri – ciri bersifat perennial, batangnya kuat dan
tegak, serta membentuk rumpun dengan akar membentuk serabut dalam. Memiliki
bunga berwarna hijau atau keunguan. Rumput benggala tumbuh di daerah dataran
rendah sampai dataran tinggi 0 – 1200 meter di atas permukaan laut.

3) Rumput Raja

Pengembangan rumput raja biasanya dilakukan dengan stek batang atau


pols dan mampu tumbuh dengan baik pada daerah dengan tanah yang ringan
sampai berat. Rumput raja mampu hidup dan tumbuh di dataran dengan
ketinggian 0 – 3000 meter di atas permukaan air laut dengan curah hujan tahunan
sebesar 1000 meter atau lebih.

Ciri – ciri rumput raja antara lain, berdaun tunggal, batang berbentuk
persegi dan silindris, berakar serabut, dan tumbuh di daerah yang kering.
Memiliki struktur daun yang kasar, batang keras dan tebal. Bentuk daunnya
panjang, dengan permukaan daun yang luas.

4) Rumput Meksiko

Seperti namanya, rumput ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah.
Dapat hidup di daerah tropis yang basah dan juga di daerah subtropis dengan
tanah berair. Serta memiliki ciri daun yang lebih lebar dari rumput jenis lain,
dengan panjang daun sekitar 1,5 meter dan memiliki lebar daun sekitar 10
centimeter.

Rumput meksiko dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki
tanah dengan struktru sedang atau pun berat, dengan ketinggian sampai 1200
meter di atas permukaan air laut. Serta curah hujan 2000 meter per tahunnya.

5) Rumput Setaria

Rumput setaria atau sering juga dikenal dengan nama Rumput Golden
Timothy yang berasal dari Afrika dan memiliki siklus hidup parenial. Cirinya
tumbuh membentuk rumpun yang kuat dan lebat, dengan daun yang lebar dan
sedikit berbulu pada bagian permukaan atasnya.
Rumput Setaria kalau sudah berumur cukup dewasa, maka dapat tumbuh
hingga mencapai ketinggian 180 cm. Memiliki karakter yang tahan terhadap
lingkungan kering maupun bergenang. Dapat hidup pada dataran dengan
ketinggian 1000 kaki, dengan curah hujan 25 inchi/ tahunnya.

2.1.2. Pakan Penguat (Konsentrat)

Pakan penguat atau disebut juga konsentrat adalah pakan ternak yang
memiliki kandungan serat kasar rendah, dibawah 18%. Nutrisi utama dari pakan
konsentrat berupa energi dan protein. Ada dua perbedaan konsentrat, yakni
konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein.

Konsentrat sumber energi adalah konsentrat yang memiliki kadar protein


kurang dari 20%. Sebaliknya, konsentrat sumber protein adalah konsentrat yang
memiliki kadar protein di atas 20%.

Konsentrat merupakan suatu bahan pakan ternak yang diberikan


bersamaan dengan bahan pakan ternak lainnya untuk meningkatkan kandungan
gizi pakan ternak yang dicampurkan sebagai pakan pelengkap. Pakan konsentrat
bisa berasal,

Dari hewan:

 Tepung daging
 Tepung daging dan tulang
 Tepung darah
 Tepung bulu
 Tepung cacing
 Hasil sampingan pengolahan ikan, yaitu tepung ikan
 Hasil sampingan pengolahan susu seperti lemak susu dan bubuk susu
skim.

Untuk pakan ternak konsentrat yang berasal dari hewan ditandai dengan
protein kualitas tinggi yang jumlahnya relatif banyak, serta kandungan mineral
yang cukup tinggi juga. Mengandung protein lebih dari 47%, mineral Ca lebih
dari 1%, P lebih dari 1,5%, dan serat kasar kurang dari 2,5%.

Dari tumbuhan:

 Hasil panen pertanian seperti kedelai, kacang hijau, jagung, dan yang
lainnya.
 Sisa industri pertanian seperti bungkil kelapa/ kelapa sawit, bungkil wijen,
bungkil kedelai, biji palm, biji karet, ampas tahu, dedak sekam padi, dan
yang lainnya.

Pakan ternak konsentrat memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi.
Kelompok yang memiliki kandungan terbanyak seperti jagung, biji – bijian,
sorghum, yang SE dan TDN yang tinggi, serat kasar yang rendah, kandungan
protein kasar sedang, serta kandungan mineral yang bervariasi.

Pakan ternak konsentrat yang berasal dari tumbuhan memiliki kandungan


protein 47%, mineral Ca kurang dari 1%, P kurang dari 1,5 %, dan serat kasar
yang lebih dari 2,5%.

Agar dapat sesuai sasaran yang diinginkan, maka penggunaan pakan ternak
konsentrat harus memperhatikan 2 hal berikut ini:

 Pemberian pakan ternak konsentrat harus memperhatikan kebutuhan


nutrisi hewan ternak, jangan sampai pemberian pakan ternak konsentrat
terlalu berlebihan karena konsentrat hanyalah penguat atau pakan
tambahan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi saja.
 Pemberian pakan ternak konsentrat harus sesuai dengan imbangan jumlah
produksinya.

2.1.3. Mineral

Mineral atau zat – zat garam sangat dibutuhkan untuk hewat ternak. Zat
anorganik seperti : Kalsium, Kalium, Zat besi, Fosfat, Natrium, Magnesium, dan
yang lainnya adalah macam – macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh hewan
ternak.
Tambahan mineral memang dibutuhkan sebagai tambahan pada beberapa
pakan ternak, tetapi tidak semua, karena sebagian besar mineral tersebut dapat
diperoleh dari bahan – bahan makanan ternak yang diberikan. Maka dari itu
sangat penting untuk mengetahui kandungan dari pakan ternak yang diberikan,
apakah sudah mencukupi kebutuhan mineral hewan ternak atau tidak.

2.1.4. Vitamin

Vitamin sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan, dan menjaga


fungsi alami dari sistem tubuh hewan ternak. Ada dua 2 kelompok vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak, yaitu vitamin yang larut dalam air
diantaranya vitamin B kompleks, B6, B12, C, biotin, kholin, inondol, niacin. Dan
vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin, A, D, E, dan K.

Memang vitamin hanya sedikit yang dibutuhkan, tetapi hal ini sama sekali
tidak boleh diabaikan karena tidak semua bahan pakan ternak mengandung
vitamin yang lengkap, mengingat resiko dari hewan ternak yang jika kekurangan
vitamin maka dapat mengakibatkan tubuh hewan ternak lemah, sakit – sakitan,
dan bahkan kematian.

2.1.5. Pakan Tambahan

Adalah pakan yang digunakan hanya sebagai tambahan dan bukanlah


untuk konsumsi pokok bagi hewan ternak. Pakan tambahan yang dimaksudkan
adalah produk yang tidak bernutrisi, namun berguna untuk menjaga kesehatan,
mencegah penyakit, ataupun menyembuhkan hewan ternak. Diantaranya,
antibiotik, anti toksin, obat cacing, hormon, dan yang lainnya.

Pada pemberian antibiotik sendiri, dimaksudkan untuk memodifikasi


keseimbangan bakteri yang berada dalam saluran pencernaan hewan ternak.
Keseimbangan antara bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan
akan mencegah terjadinya penurunan produksi ternak.

2.2. Frekuensi Pemberian Pakan Aneka Ternak


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai