TERNAK POTONG
Disampaikan oleh
Widyaiswara BBPP Batu
Produktivitas ternak
• ditentukan dua faktor yaitu keturunan dan lingkungan
terutaama pakan.
• Ternak dari keturunan menghasilkan kenaikan berat badan
tinggi tanpa pemeliharaan dan pemberian pakan baik tidak
akan menghasilkan produksi maksimal.
• Sebaliknya pemberian pakan baik tetapi ternak tidak
berpotensi tidak akan menghasilkan produksi tinggi.
• Perlu pengetahuan tentang mutu genetik dan pakan.
• Pakan ternak dalam rangka menyusun ransum yang serasi
merupakan salah satu bagian penting untuk
pengembangan peternakan
Pakan ternak ruminansia
• Dibedakan : pakan basal (utama) berupa hijauan dan konsentrat.
• Pakan hijauan berupa hasil sisa tanaman pertanian, rumput, daun legume (kacang-
kacangan), dan hijauan lain dapat diberikan dalam keadaan segar, kering, atau berupa
silage.
• Berdasarkan pengelolaannya rumput dibedakan menjadi rumput lapangan dan
rumput budidaya.
• Rumput lapangan adalah rumput yang tidak diusahakan secara khusus misalnya teki,
lelulangan yang diambil dari pematang sawah, pinggir jalan, atau kebun, shg
kualitasnya tidak tentu dan produktivitasnya rendah.
• Rumput budidaya dipotong dari lahan penghasil pakan hijauan (kolonjono, gajah,
raja, dll.).
• Selain rumput dapat juga berupa legume menjalar (centro, siratro, peuro, dll.), atau
legume pohon (lamtoro, gliriside, turi, dll.),
• Hasil sisa tanaman pertanian, baik berupa gramineae (jerami padi, jagung, sorghum,
dll), berupa legume (jerami kacang tanah/rendeng) atau tanaman lain misalnya daun
ketela pohon.
Problema pakan
• Usaha peternakan tidak dapat lepas dari
penyediaan bahan pakan untuk kebutuhan
nutrien ternak.
• Peternakan di Indonesia khususnya ternak
ruminansia (sapi, kerbau, domba, dan kambing)
dihadapkan pada problema pakan:
1. Penyediaan pakan tidak kontinyu,
2. Kualitas bahan pakan yang variatif,
3. Kecernaan bahan pakan basal rendah.
Bahan Pakan dan Kandungan Nutrien
• Kualitas bahan pakan ditentukan oleh kandungan nutrien atau komposisi kimia.
• Berdasarkan sifat karakteristik fisik dan kimia, serta penggunaannya secara
internasional bahan pakan dibagi 8 kelas:
1.Hijauan kering, jerami serta produk lain yang mengandung serat kasar > 18 % atau
mengandung dinding sel > 35 %. Contoh: Hijauan kering (hay) dan jerami padi
(roughage).
2. Pasture, tanaman padangan, hijaun segar. Semua hijauan (forage) yang dipotong atau
tidak, dan diberikan keadaan segar. Contoh: Rumput, legume (kacang-kacangan), dan
rambanan.
3. Silase (silage) hijauan (rumput, tanaman jagung, dan yang lain)
4. Sumber energi : bahan pakan dengan kandungan serat kasar kurang 18 % atau dinding
sel kurang 35 % dan protein kurang 20 %. Contoh: Bebijian dan hasil samping
penggilingan.
5. Sumber protein : bahan pakan mengandung serat kasar kurang 18 % atau dinding sel
kurang 35 % dan protein 20 % atau lebih. Contoh: bahan pakan yg berasal dari hewan
dan ikan serta bungkil biji tanaman kekacangan.
6. Sumber mineral.
7. Sumber vitamin.
8. Aditif
Pakan scr konvensional dibedakan 5 kelas: