I. Pendahuluan
Kecukupan nutrisi untuk ternak unggas dan babi harus disesuaikan dengan
type /strain, periode pertumbuhan, reproduksi, umur dan bobot badan ayam. Nutrisi
yang dibutuhkan ternak unggas seluruhnya berasal dari pakan/ransum yang diberikan.
Sedangkan nutrisi yang tersedia dalam ransum berasal dari total nutrisi yang terkandung
dalam bahan pakan penyusun ransum tersebut. Sehingga nilai nutrisi yang terkandung
dalam ransum tergantung bahan pakan yang digunakan dalam menyusun ransum
tersebut. Kandungan nutrisi bahan pakan tergantung : umur panen, pengolahan, dan
penyimpanan. Oleh sebab itu sebelum menyusun formula ransum, terlebih dahulu
diketahui kandungan nutrisi masing-masing bahan pakan.
Penyusunan ransum untuk mendapatkan kandungan protein tertentu dapat
menggunakan rumus bujur sangkar latin yang telah biasa digunakan di masyarakat.
Misalnya berapa banyak harus menggunakan jagung dan tepung ikan untuk
mendapatkan kandungan protein 21% maka dapat dihitung . Kekurangan salah satu zat
makanan dapat ditutupi dari bahan makanan lainnya. Oleh sebab itu formula ransum
perlu menggunakan beberapa bahan pakan sehingga saling melengkapi, namun yang
penting lagi perlu diperhatikan adalah ketersediaan dan harga bahan tersebut sehingga
bernilai ekonomis. Ransum hasil campuran sendiri tidak boleh lebih mahal daripada
ransum yang dijual di Toko.
Untuk membuat ransum harus mempertimbangkan jumlah ayam yang akan
dipelihara. Kalau hanya memelihara sedikit, lebih baik membeli ransum jadi. Harga
bahan pakan juga harus dipertimbangkan karena hal ini berkaitan dengan ketersediaan
bahan baku di pasar.
Banyaknya strain ayam yang terdapat di Indonesia, temperature lingkungan yang
berbeda-beda, penyediaan bahan pakan yang nilai nutrinya berubah-ubah, merupakan
beberapa factor yang harus diperhitungkan dalam menyusun ransum. Tabel Kandungan
nutrisi bahan pakan yang dimuat dalam Scott (1969 dan 1976) maupun NRC (1994)
adalah hasil penelitian yang dilakukan di daerah yang beriklim sedang. Banyak orang
berpendapat bahwa hasil-hasil penelitian di luar negeri tidak dapat dipergunakan di
Indonesia. Pendapat ini tidak seluruhnya benar, karena dari hasil-hasil penelitian
mereka dapat dijadikan titik tolak pemikiran untuk melakukan menelitian-penelitian
yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
Temperatur lingkungan yang tinggi menyebabkan menurunnya konsumsi ransum
(konsumsi menjadi sedikit), oleh karena itu ayam-ayam yang dipelihara dalam
lingkungan panas harus diberi ransum dengan kandungan protein dan energy lebih
tinggi agar kebutuhan nutrisi ayam-ayam tersebut tercukupi.
Tujuan mempelajari modul V ini adalah, agar mahasiswa mampu:
1) Menjelaskan dengan benar tahapan dalam menyusun formula ransum ayam
2) Menyebutkan dan menentukan jenis bahan pakan yang dapat digunakan sebagai
penyusun ransum
3) Menjelaskan standar kebutuhan nutrisi bagi ayam sesuai jenis/type dan fase
produksi
4) Membuat formula dengan metode yang cepat, tepat (dengan program computer)
Contoh formula ransum ayam broiler berbahan baku lokal, pada table 5.
Tabel 5. Formula Ransum Ayam Broiler Berbahan Baku Lokal (kg)
Bahan makanan Komposisi
Jagung 444,1 - 200 - 200 -
Tepung gaplek - 356,7 273,9 416,4 317,2 460,6
Tepung daun singkong - 100 100 100 100 100
Kacang kedele 359,7 423,2 293,1 338,9 236,7 282,5
Tepung ikan 50 50 50 50 50 50
Minyak ikan - 35 47,9 59,7 61,1 72,9
Batu kapur giling 10 10 10 10 10 10
Tepung tulang 15 15 15 15 15 15
Garam beriodium 3 3 3 3 3 3
Vitamin-mineral 5 5 5 5 5 5
Methionin 1 1 1 1 1 1
Lisin 1 1 1 1 1 1
Kandungan Zat Makanan
(perhitungan)
Protein kasar (%) 22,5 22,5 19,5 19,5 17,5 17,5
Lenak kasar (%) 10,2 12,5 12,1 13,7 12,4 13,7
Energi Metabolis (kkal/kg) 3050 3050 3150 3150 3200 3200
Kalsium (%) 1,53 1,53 1,53 1,59 1,54 1,59
Phosporus tersedia (%) 0,64 0,58 0,53 0,56 0,51 0,55
Natrium (%) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
Methionin (%) 0,51 0,48 0,44 0,43 0,41 0,40
Triptophan (%) 0,27 0,28 0,23 0,23 0,2 0,2
Lisin (%) 1,,24 1,39 1,16 1,20 1,03 1,07
Threonin (%) 0,84 1,02 0,91 0,90 0,83 0,82
Sumber Amrullah (2004)
Perhitungan :
a. Dengan cara coba-coba, tentukan penggunaan jagung 40 kg, tepung ikan 10 kg,
tepung tulang 2 kg dan premix 0,5 kg, maka :
Jagung : 40 kg = 40x9/100% = 3,60 %
Tepung ikan : 10 kg = 10x53,9/100% = 5,39 %
Tepung tulang : 2 kg = 2x12/100% = 0,24 %
Premix : 0,5 kg -
52,5 kg = 9,23 %
b. Untuk menyusun formula 100 kg, baru diperoleh 52,3 kg dengan protein 9,23%.
Masih kekurangan 47,5 kg (100 kg-52,5kg), dengan protein 7,27% (16,5-9,23%).
Persentase kekurangan protein = 7,27/47,5 X 100% = 15,3%
c. Bahan baku bungkil kedele dan bekatul yang akan digunakan untuk melengkapi
kekurangan penyusunan ransum 100 kg , dapat dihitung dengan bujur sangkar latin:
15,3%
31,5%
Keterangan:
Nilai 5,1% diperoleh dari : 15,3% -10,2% = 5,1%
Nilai 26,4% diperoleh dari : 41,7%-15,3% = 26,4%
d. Kekurangan bahan baku untuk penyusunan bahan pakan adalah 47,5% yang terdiri
dari bungkil kedele dan bekatul.
Jadi, porsi bungkil kedele dalam ransum= 5,1/31,5X47,5 kg = 7,7 kg
Jadi, porsi bekatul dalam ransum = 26,4/31,5X47,5 kg = 39,8 kg
Dari hasil perhitungan di atas, maka Formula ayam yang diinginkan terlihat pada table
berikut:
Penyelesaian:
Hitunglah komposisi ketiga bahan pakan tersebut agar ransum yang tersusun
mengandung protein 18%, dengan Pearson square method.
(2x13)+(1x18)/3 = 14,67
18
38,33
18 %
Nama Jumlah BK EM PK LK SK Ca
NO Bahan (%) (kkal/kg) (%) (%) (%) (%)
1 Jagung kuning 38.5 34.265 1316.7 3.2725 1.463 0.9625 0.00385
2 Dedak padi 13 11.83 247 1.43 0.65 1.56 0.0078
3 Bkl.Kedele 0 0 0 0 0 0 0
4 Bkl.Kelapa 4 3.68 61 0.768 0.084 0.576 0.0068
5 Pollard 0 0 0 0 0 0
6 isi rumen 14 12.6 512.4 1.351 0.35 3.444 0.1708
7 T.ikan 9 8.28 247.5 4.77 0.18 0.09 0.585
8 MBM 0 0 0 0 0 0
9 lemak babi 5 5 387.5 0 5 0 0
10 B3-CP152 16 14.08 431.52 5.84 0.7232 0.96 0.5344
11 NaCl 0 0 0 0 0 0 0
12 tepung tulang 0.5 0.45 5.45 0.063 0 0.024 0.1491
13 premix 0 0 0 0 0 0 0
14 Dl-Meth 0 0 0 0 0 0
15 L-Lysine 0 0 0 0 0 0
jumlah 100 90.185 3209.07 17.4945 8.4502 7.6165 1.45775
Kebutuhan 86 3250 15-18 6 0.5-0.7
Penyelesaian:
21,53
28,6
Daftar Pustaka
Amrullah, A.K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunungbudi. Bogor
Mulyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gajah Mada University
Press.
Scott, M.L.,Malden C.Nend R.J. Nesheim and R.J. Young. 1976. Nutrition of The
Chickens. M.L. Scott and Associates, Ithaca. New York.
Suci Pramudyati, Y. 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Buras. GTZ Merang
REED PILOT PROJECT kerja sama dengan BPTP Sumsel.
Yani Sudaro dan Anita Siriwa. 2001. Ransum Ayam dan Itik. Penebar Swadaya.