SodaPDF-converted-Skripsi 2
SodaPDF-converted-Skripsi 2
SKRIPSI
Disusun oleh:
ANIN INDRIANI
122151007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Program Studi S1 Gizi
Disusun oleh:
ANIN INDRIANI
122151007
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing Materi
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Gizi
Fakultas Kesehatan Universitas MH.Thamrin
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Gizi
Fakultas Kesehatan Universitas MH.Thamrin
Penguji I Penguji II
(Taufik Maryusman, S.Gz., M.Gizi., M.Pd) (Annisa Nursita Angesti, S.Gz, MKM)
(ANIN INDRIANI)
HUBUNGAN FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MAKAN DENGAN
STATUS GIZI (BB/TB) PADA ANAK PRASEKOLAH DI RA TARBIYAH
ISLAMIYYAH JAKARTA TIMUR
TAHUN 2019
ABSTRAK
Latar belakang: Anak usia prasekolah merupakan usia anak sedang mengalami
proses pertumbuhan yang relatif pesat dan membutuhkan asupan gizi yang relatif
besar. Kesulitan makan merupakan salah satu risiko anak dapat mengalami kurang
gizi, karena kesulitan makan cenderung memiliki asupan energi, protein,
karbohidrat, vitamin dan mineral lebih rendah. Tujuan: Mengetahui hubungan
faktor penyebab kesulitan makan dengan status gizi (BB/TB) pada anak
prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur tahun 2019. Metode:
Penelitian ini menggunakan Cross Sectional dan bersifat deskriptif analitik
dengan sampel penelitian sebanyak 58 orang menggunakan teknik Purposive
Sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat
menggunakan uji Chi Square dengan nilai signifikansi 5% (0,05). Hasil: Hasil
dari penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara nafsu
makan berkurang (p value = 0,000), gangguan proses makan di mulut (p value =
0,006) dengan status gizi (BB/TB), nafsu makan berkurang (p value = 0,000) dan
gangguan psikologis (p value = 0,025) dengan kesulitan makan, kesulitan makan
(p value = 0,000) dengan status gizi (BB/TB). Kesimpulan: Variabel yang
berhubungan dengan status gizi (BB/TB) yaitu nafsu makan berkurang dan
gangguan proses makan di mulut dan yang berhubungan dengan kesulitan makan
yaitu nafsu makan berkurang dan gangguan psikologis menunjukkan persentase
yang beragam sehingga diharapkan dari hasil tersebut dapat memotivasi orang tua
agar dapat meningkatkan nafsu makan anak dengan memberikan makanan yang
bervariasi dengan cara dibentuk gambar menarik atau memberikan makanan porsi
kecil tetapi sering.
ABSTRACT
DATA PRIBADI
Nama : Anin Indriani
NIM 122151007
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juli 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Alamat : Perum. Griya Alam Sentosa Blok T 12 a No. 25
RT 015/010, Desa Pasir Angin, Kec. Cileungsi,
Kab. Bogor
No. Hp 082124966918
Email : aninindrya@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 06 Cileungsi Tahun 2003-2009
2. SMP Amal Mulia 02 Cileungsi Tahun 2009-2012
3. SMK Kesehatan Bina Husada Mandiri Tahun 2012-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan faktor penyebab kesulitan makan dengan status gizi
(BB/TB) pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur
tahun 2019”. Skripsi ini dapat diselesaikan dan disusun untuk diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi.
Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, proposal skripsi ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Amiroh, M.P selaku Ketua Prodi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas
MH. Thamrin
2. Sugeng Wiyono, S.KM., M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
banyak saran dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.
3. Ir. Amiroh, M.P yang telah memberikan banyak saran dan masukan untuk
teknik penulisan dalam pembuatan skripsi ini.
4. Orang tua yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang, doa serta
dukungan moril maupun materi dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah RA Tarbiyah Islamiyyah yang telah menginzinkan dan
membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyusun
skripsi.
6. Nova Nursovia Lukman dan Syifa Nur Fauziyah sebagai teman seperjuangan
yang telah membantu dalam pengambilan data dan proses penyelesaian skripsi.
7. Wildan Alfinita Kirana, S.Kep sebagai teman dekat yang sudah memabantu
dalam proses penyelesaian skripsi.
8. Teman-teman S1 Gizi yang selalu memberikan semangat satu sama lain.
9. Semua pihak terkait yang tidak dapat peneliti sampaikan satu persatu yang
telah banyak memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis sampai
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi
masukan bagi peneliti dalam penulisan selanjutnya. Semoga dapat memberi
manfaat kepada dunia ilmu pengetahuan, masyarakat dan peneliti lain.
Anin Indriani
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………..........……….….... i
LEMBAR PERSETUJUAN………...……………………………………………..... ii
LEMBAR PENGESAHAN……...………………………………………………...... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………………………...... v
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. viii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Hambatan dan Kelemahan Penelitian ......................................................... 43
6.2. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA 60
LAMPIRAN 66
DAFTAR TABEL
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Tabel 2.1. BB/TB ..................................................................................................... 20
Tabel 3.1. Definisi Operasional.....................................................................................24
Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kesulitan Makan Pada Anak 34
Tabel 5.1. Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019 ......
Distribusi Frekuensi Kesulitan Makan dan Status Gizi (BB/TB) Pada
Tabel 5.2. Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 35
2019 ..............................................................................................
Distribusi Nafsu Makan Berkurang dengan Status Gizi (BB/TB) Pada
Tabel 5.3. Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 36
2019 ..............................................................................................
Distribusi Gangguan Proses Makan di Mulut dengan Status Gizi
Tabel 5.4. (BB/TB) Pada Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta 37
Timur Tahun 2019 ...........................................................................
Distribusi Gangguan Psikologis dengan Status Gizi (BB/TB) Pada
Tabel 5.5. Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 38
2019 ...............................................................................................
Distribusi Nafsu Makan Berkurang dengan Kesulitan Makan Pada
Tabel 5.6. Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 39
2019 ..............................................................................................
Distribusi Gangguan Proses Makan di Mulut dengan Kesulitan Makan
Tabel 5.7. Pada Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur 40
Tahun 2019 ....................................................................................
Distribusi Gangguan Psikologis dengan Kesulitan Makan Pada Anak
Tabel 5.8. Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019 ...... 41
Distribusi Kesulitan Makan dengan Status Gizi (BB/TB) Pada Anak 42
Tabel 5.9. Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019 ......
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Teori ........................................................................... 22
Gambar 3.2. Kerangka Konsep ........................................................................ 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan Setelah Pembahasan 66
Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan Ikut Penelitian 67
Lampiran 3 Kuesioner A. Karakteristik Responden 68
Lampiran 4 Kuesioner B. Nafsu Makan Berkurang 69
Lampiran 5 Kuesioner C. Gangguan Proses Makan di Mulut 70
Lampiran 6 Kuesioner D. Gangguan Psikologis 71
Lampiran 7 Kuesioner E. Sulit Makan pada Anak 72
Lampiran 8 Output SPSS 73
Lampiran 9 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian 81
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia tahun 2012 terdapat sekitar 53% anak di bawah usia 5 tahun menderita
gizi buruk disebabkan oleh kurangnya makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi
sehari-hari (Kemenkes, 2012). Penelitian di Indonesia yang dilakukan di Jakarta
terhadap anak prasekolah, didapatkan hasil prevalensi kesulitan makan sebesar
33,6%, 44,5% diantaranya menderita malnutrisi ringan sampai sedang dan 79,2%
dari subjek penelitian telah mengalami kesulitan makan lebih dari 3 bulan
(Judarwanto, 2010). Kesulitan makan jika didiamkan dapat menyebabkan
inadekuasi intake yang dapat berujung pada terjadinya gangguan pertumbuhan
anak.
Penelitian Saraswati (2012) menemukan bahwa anak yang mengalami
kesulitan makan lebih berisiko memiliki berat badan rendah, terutama pada anak
usia balita, perilaku sulit makan yang tidak diatasi sedini mungkin bisa
menyebabkan anak terbiasa pilih–pilih makanan dan bisa menyebabkan anak
kekurangan asupan zat gizi sehingga dapat mempengaruhi status gizinya juga
dapat menggambarkan suatu pola pembatasan makanan yang mungkin dapat
berlanjut dan berperan dalam gangguan perilaku makanan saat dewasa (Rahayu,
2016). Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2018)
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kesulitan makan
dengan status gizi. Ini dikarenakan status gizi tidak hanya dipengaruhi oleh
perilaku kesulitan makan saja namun status kesehatan dan keadaan infeksi juga
dapat mempengaruhi status gizi. Pada penelitian anak yang mengalami kesulitan
makan lebih banyak memiliki status gizi yang normal dibandingkan dengan yang
status gizinya buruk, kurang dan gemuk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah (2013) dijelaskan
bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan sulit makan pada anak usia
prasekolah meliputi nafsu makan yang berkurang dan gangguan proses makan di
mulut. Hasil penelitian yang diperoleh nafsu makan berkurang 72,7% dan
gangguan proses makan 87,5%. Sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh
Telaumbanua (2013) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sulit makan pada
usia prasekolah diantaranya sulit makan sebesar 70,5%, jenis makanan yang buruk
sebesar 54,5%, tampilan makanan yang tidak menarik sebesar 59,1% dan
pengaturan jadwal pemberian makan tidak teratur sebesar 61,4%.
Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di RA Tarbiyah Islamiyah Jakarta
Timur Tahun 2018 didapatkan jumlah murid berjumlah 74 anak yang berusia 4-6
tahun, diantaranya 38 murid laki-laki dan 36 murid perempuan. Pada saat peneliti
melakukan wawancara dengan 10 orang ibu yang sedang menunggu anaknya
diberikan pertanyaan seputar sulit makan, 9 dari 10 orang ibu tersebut mengatakan
anak mereka susah makan, dimana anak mereka lebih menyukai makanan yang
mereka sukai saja, ketika makan harus dipaksa, memilih makanan yang sama
setiap hari, dan suka meminta jajan sehingga tidak mau makan lagi.
Berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan faktor penyebab kesulitan makan
dengan status gizi (BB/TB) pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyah
Jakarta Timur tahun 2019”.
Tabel 2.1. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks
BB/TB
Indeks Kategori Status Ambang Batas (Z-Score)
Gizi
Berat badan Sangat Kurus <-3 SD
menurut Panjang Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Badan (BB/PB) atau Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Berat Badan Gemuk >2 SD
menurut Tinggi
Badan (BB/TB)
Sumber : Kemenkes RI, 2011
Kesulitan Makan
Faktor penyebab
kesulitan makan :
3.
Kesulitan Makan
4.2.2 Sampel
Objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel
penelitian (Notoatmodjo, 2018). Sampel penelitan adalah bagian populasi yang
diambil untuk diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sibagariang, 2010).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu atau bapak
yang mempunyai anak berusia 4-6 tahun di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta
Timur berjumlah 58 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total
sampling/total populasi.
Menurut Notoatmodjo (2018), agar karakterisitik sampel tidak menyimpang
dari populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan
kriteria inklusi, maupun kriteria eksklusi. Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-
ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai
sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain :
1. Bapak atau Ibu yang memiliki anak berusia 4-6 tahun di RA Tarbiyah
Islamiyyah
2. Anak dalam keadaan sehat dalam kurun waktu 2 minggu sebelum hari
pengambilan data.
3. Bapak atau Ibu bersedia untuk diwawancara.
4. Bapak atau Ibu bersedia untuk menjadi responden yang menandatangani
lembar pernyataan persetujuan ikut penelitian.
a. Kuesioner A (Lampiran 3)
Kuesioner ini terkait dengan identitas responden yang terdiri dari nama ibu, umur
ibu, alamat ibu, pekerjaan ibu, pendidikan terakhir ibu, nama anak, umur anak,
berat badan, tinggi badan dan status gizi anak.
b. Kuesioner B (Lampiran 4)
Kuesioner ini terkait dengan nafsu makan berkurang pada anak, terdapat 10
pertanyaan. Interpretasi penilaian jika jawaban Ya nilainya 1 dan jika Tidak
nilainya 0.
c. Kuesioner C (Lampiran 5)
Kuesioner ini terkait dengan adanya gangguan proses makan di mulut anak,
terdapat 10 pertanyaan. Interpretasi penilaian jika jawaban Ya nilainya 1 dan jika
Tidak nilainya 0.
d. Kuesioner D (Lampiran 6)
Kuesioner ini terkait dengan adanya gangguan psikologis pada anak, terdapat 10
pertanyaan. Interpretasi penilaian jika jawaban Ya nilainya 1 dan jika Tidak
nilainya 0.
e. Kuesioner E (Lampiran 7)
Kuesioner ini terkait dengan sulit makan pada anak, terdapat 10 pertanyaan.
Interpretasi penilaian jika jawaban Ya nilainya 1 dan jika Tidak nilainya 0.
5. 2 Analisis Univariat
5.2. 1 Faktor Penyebab Kesulitan Makan
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kesulitan Makan Pada Anak
Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Nafsu Makan Nafsu makan berkurang 28 48,3
Berkurang Nafsu makan baik 30 51,7
Total 58 100
Gangguan
Gangguan proses makan di mulut 6 10,3
Proses Makan
Proses makan di mulut normal 52 89,7
di Mulut
Total 58 100
Gangguan Gangguan psikologis 25 43,1
Psikologis Psikologis normal 33 56,9
Total 58 100
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Kesulitan Makan dan Status Gizi (BB/TB) Pada Anak
Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi kesulitan makan dan status gizi
(BB/TB) pada anak. Tabel tersebut menjelaskan bahwa responden yang
mengalami kesulitan makan yaitu sebanyak 24 anak (41,4 %). Responden yang
memiliki status gizi sangat kurus sebanyak 1 anak (1,7 %) dan kurus sebanyak 10
anak (17,2 %). Demi kepentingan analisa data variabel status gizi dibuat menjadi
dua kategori yaitu kurus untuk anak yang memiliki status gizi sangat kurus dan
kurus lalu normal untuk anak yang memiliki status gizi normal dan gemuk.
Responden yang memiliki status gizi kurus sebanyak 11 anak (19,0 %).
5. 3 Analisis Bivariat
5.3. 1 Hubungan Penyebab Kesulitan Makan (Nafsu Makan Berkurang)
dengan Status Gizi (BB/TB) pada Anak Prasekolah di RA Tarbiyah
Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.3.
Distribusi Nafsu Makan Berkurang dengan Status Gizi (BB/TB) Pada Anak
Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Pada Tabel 5.3 terlihat bahwa anak yang mengalami nafsu makan berkurang
dan memiliki status gizi yang kurus sebanyak 10 anak (35,7 %) sedangkan anak
yang mengalami nafsu makan normal dan memiliki status gizi yang kurus
sebanyak 1 anak (3,3, %). Hasil uji hubungan tersebut tidak memenuhi syarat
untuk uji dengan menggunakan uji Chi Square karena terdapat 1 sel (25 %)
dengan nilai expected (E) kurang dari 5. Oleh karena itu digunakan uji alternatif
yaitu Fisher’s exact test, diperoleh p value 0,005 dimana nilai tersebut ≤ 0,05
artinya ada hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan status
gizi (BB/TB) pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur
Tahun 2019.
5.3. 2 Hubungan Penyebab Kesulitan Makan (Gangguan Proses Makan di
Mulut) dengan Status Gizi (BB/TB) pada Anak Prasekolah di RA
Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.4.
Distribusi Gangguan Proses Makan di Mulut dengan Status Gizi (BB/TB)
Pada Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur
Tahun 2019
Pada Tabel 5.4 terlihat bahwa anak yang mengalami gangguan proses
makan di mulut dan memiliki status gizi yang kurus sebanyak 4 anak (66,7 %)
sedangkan anak yang mengalami proses makan di mulut normal dan memiliki
status gizi yang kurus sebanyak 7 anak (13,5 %). Hasil uji hubungan tersebut
tidak memenuhi syarat untuk uji dengan menggunakan uji Chi Square karena
terdapat 2 sel (50 %) dengan nilai expected (E) kurang dari 5. Oleh karena itu
digunakan uji alternatif yaitu Fisher’s exact test, diperoleh p value 0,006 dimana
nilai tersebut ≤ 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara gangguan
proses makan di mulut dengan status gizi (BB/TB) pada anak prasekolah di RA
Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019.
5.3. 3 Hubungan Penyebab Kesulitan Makan (Gangguan Psikologis) dengan
Status Gizi (BB/TB) pada Anak Prasekolah di RA Tarbiyah
Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.5.
Distribusi Gangguan Psikologis dengan Status Gizi (BB/TB) Pada Anak
Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Status Gizi
Gangguan Psikologis Kurus Normal Total P Value
n % n % n %
Gangguan psikologis 7 28,0 18 72,0 25 100
Psikologis normal 4 12,1 29 87,9 33 100 0,128
Pada Tabel 5.5 terlihat bahwa anak yang mengalami gangguan psikologis
dan memiliki status gizi yang kurus sebanyak 7 anak (28,0 %) sedangkan anak
yang mengalami psikologis normal dan memiliki status gizi yang kurus sebanyak
4 anak (12,1 %). Hasil uji hubungan tersebut tidak memenuhi syarat untuk uji
dengan menggunakan uji Chi Square karena terdapat 1 sel (25 %) dengan nilai
expected (E) kurang dari 5. Oleh karena itu digunakan uji alternatif yaitu Fisher’s
exact test, diperoleh p value 0,128 dimana nilai tersebut > 0,05 artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara gangguan psikologis dengan status gizi (BB/TB)
pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019.
5.3. 4 Hubungan Faktor Penyebab Kesulitan Makan (Nafsu Makan
Berkurang) dengan Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di RA
Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.6.
Distribusi Nafsu Makan Berkurang dengan Kesulitan Makan Pada Anak
Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Kesulitan Makan
Total
Nafsu Makan Anak sulit Anak tidak P Value
Berkurang makan sulit makan
n % n % n %
Nafsu makan berkurang 21 75,0 7 25,0 28 100
Nafsu makan normal 3 10,0 27 90,0 30 100 0,000
Pada Tabel 5.6 terlihat bahwa anak yang mengalami nafsu makan berkurang
dan sulit makan sebanyak 21 anak (75,0 %) sedangkan anak yang mengalami
nafsu makan normal dan sulit makan sebanyak 3 anak (10,0 %). Hasil Uji Chi
Square didapatkan nilai p = 0,000 yang menunjukkan nilai p ≤ 0,05 artinya bahwa
ada hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan kesulitan
makan pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyah Jakarta Timur Tahun
2019.
5.3. 5 Hubungan Faktor Penyebab Kesulitan Makan (Gangguan Proses
Makan di Mulut) dengan Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di
RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.7.
Distribusi Gangguan Proses Makan di Mulut dengan Kesulitan Makan Pada
Anak Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Kesulitan Makan
Total
Gangguan Proses Anak sulit Anak tidak P Value
Makan Di Mulut makan sulit makan
n % n % n %
Gangguan proses makan
4 66,7 2 33,3 6 100
di mulut
0,187
Proses makan di mulut 20 38,5 32 61,5 52 100
normal
Pada Tabel 5.7 terlihat bahwa anak yang mengalami gangguan proses
makan di mulut dan sulit makan sebanyak 4 anak (66,7 %) sedangkan anak yang
mengalami proses makan di mulut normal dan sulit makan sebanyak 20 anak
(38,5 %). Hasil uji hubungan tersebut tidak memenuhi syarat untuk uji dengan
menggunakan uji Chi Square karena terdapat 2 sel (50 %) dengan nilai
expected
(E) kurang dari 5. Oleh karena itu digunakan uji alternatif yaitu Fisher’s exact
test, diperoleh p value 0,187 dimana nilai tersebut > 0,05 artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara gangguan proses makan di mulut dengan
kesulitan makan pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur
Tahun 2019.
5.3. 6 Hubungan Faktor Penyebab Kesulitan Makan (Gangguan Psikologis)
dengan Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di RA Tarbiyah
Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.8.
Distribusi Gangguan Psikologis dengan Kesulitan Makan Pada Anak
Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Kesulitan Makan
Gangguan Psikologis Anak sulit Anak tidak Total
makan sulit makan P Value
n % n % n %
Gangguan psikologis 15 60,0 10 40,0 25 100
Psikologis normal 9 27,3 24 72,7 33 100 0,025
Pada Tabel 5.8 terlihat bahwa anak yang mengalami gangguan psikologis
dan sulit makan sebanyak 15 anak (60,0) sedangkan anak yang mengalami
psikologis normal dan sulit makan sebanyak 9 anak (27,3 %). Hasil Uji Chi
Square didapatkan nilai p = 0,025 yang menunjukkan nilai p ≤ 0,05 artinya bahwa
ada hubungan yang signifikan antara gangguan psikologis dengan kesulitan
makan pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyah Jakarta Timur Tahun
2019.
5.3. 7 Hubungan Kesulitan Makan dengan Status Gizi (BB/TB) pada Anak
Prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Tabel 5.9.
Distribusi Kesulitan Makan dengan Status Gizi (BB/TB) Pada Anak
Prasekolah Di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019
Status Gizi
Kesulitan Makan Kurus Normal Total P Value
n % n % n %
Anak sulit makan 10 41,7 14 58,3 24 100
Anak tidak sulit makan 1 2,9 33 97,1 34 100 0,000
Pada Tabel 5.9 terlihat bahwa anak yang mengalami sulit makan dan
memiliki status gizi kurus sebanyak 10 anak (41,7 %) sedangkan anak yang
mengalami tidak sulit makan dan memiliki status gizi kurus sebanyak 1 anak (2,9
%). Hasil uji hubungan tersebut tidak memenuhi syarat untuk uji dengan
menggunakan uji Chi Square karena terdapat 1 sel (25 %) dengan nilai
expected
(E) kurang dari 5. Oleh karena itu digunakan uji alternatif yaitu Fisher’s exact
test, diperoleh p value 0,000 dimana nilai tersebut ≤ 0,05 artinya ada hubungan
yang signifikan antara kesulitan makan dengan status gizi (BB/TB) pada anak
prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur Tahun 2019.
BAB VI
PEMBAHASA
N
6.2. 12 Hubungan Kesulitan Makan dengan Status Gizi (BB/TB) pada Anak
Prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur.
Kesulitan makan merupakan salah satu dari permasalahan gangguan
makan. Ciri khas dari anak yang sulit makan adalah minimnya ketertarikan
terhadap menu makanan yang umum ataupun untuk mencoba makanan yang baru,
dikarenakan hanya tertarik terhadap menu makanan tertentu yang paling disukai
(Taylor et al, 2015) dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma et al
(2016) menyatakan bahwa balita yang berperilaku sulit makan memiliki status
gizi kurus lebih besar apabila dibandingkan dengan balita yang tidak berperilaku
sulit makan.
Analisis dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Fisher Exact
Test yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesulitan
makan dengan status gizi (BB/TB) dengan p value = 0,000 (0,000 ≤ 0,05). Hasil
penelitian ini sejalan dengan Wijayanti (2018) yang menyebutkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara perilaku sulit makan dengan status gizi pada
anak prasekolah dengan p value = 0,002. Hal ini terjadi karena perilaku pemilihan
makan merupakan fase yang sering terjadi pada balita yang tidak selalu
menimbulkan masalah kesehatan atau sosial, namun perilaku pemilihan makan
yang terjadi secara ekstrem dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan,
timbulnya penyakit kronik, dan kematian. Perilaku pemilihan makan juga
menyebabkan anak kekurangan zat gizi mikro dan makro yang pada akhirnya
dapat mengganggu pertumbuhan fisik yang ditandai dengan kesulitan
meningkatnya berat badan, gangguan pertumbuhan kogn itif dan gizi buruk.
Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh penelitian Suryadi
(2018) yang menyatakan bahwa tida ada hubungan yang signifikan antara sulit
makan dengan status gizi. Hal ini dikarenakan status gizi tidak hanya dipengaruhi
oleh perilaku sulit makan saja namun status kesehatan dan keadaan infeksi juga
dapat mempengaruhi status gizi. Meskipun perilaku sulit makan berhubungan
langsung dengan asupan makan, namun anak yang tidak mendapatkan cukup
makanan dapat menyebabkan daya tahan tubuh melemah sehingga mudah
terserang infeksi begitu pula dengan anak yang mendapatkan cukup makanan
masih sering terkena diare sehingga menyebabkan status kesehatanya terganggu
dan dapat mempengaruhi status gizinya (Suryadi, 2018).
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Hardianti, Dieny, &
Wijayanti (2018) yang menyatakan bahwa kesulitan makan tidak berhubungan
dengan status gizi, hal ini terkait karena status gizi secara antropometri lebih
dipengaruhi asupan zat gizi makro (Arisman, 2008). Perilaku sulit makan sendiri
lebih cenderung menolak makanan pada suatu waktu namun akan memakan
makanan yang ditolaknya pada hari lain, sehingga perilaku tersebut dapat
menyeimbangkan kebutuhan zat gizi meskipun tidak dikonsumsi setiap hari dan
hal ini tetap memerlukan peranan orangtua (Suryadi, 2018). Hal tersebut di
dukung oleh penelitian Kusuma et. al (2016) walaupun anak yang sulit makan
memiliki status gizi baik tetapi konsumsi buah dan sayur yang kurang dapat
menyebabkan kekurangan gizi mikro pada anak.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan faktor penyebab kesulitan
makan dengan status gizi (BB/TB) pada anak prasekolah RA Tarbiyah Islamiyyah
Jakarta Timur dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Responden yang mengalami nafsu makan berkurang (48,3 %), mengalami
gangguan proses makan di mulut sebanyak (10,3 %), mengalami gangguan
psikologis (43,1 %), mengalami kesulitan makan (41,4 %), dan memiliki
status gizi kurus (19,0 %).
2. Ada hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan status
gizi (BB/TB) pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur
tahun 2019 menggunakan uji Fisher exact test dengan p value = 0,005.
3. Ada hubungan yang signifikan antara gangguan proses makan di mulut
dengan status gizi (BB/TB) pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah
Jakarta Timur tahun 2019 menggunakan uji Fisher exact test dengan p
value
= 0,006.
4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara gangguan psikologis dengan
status gizi (BB/TB) pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta
Timur tahun 2019 menggunakan uji Fisher exact test dengan p value = 0,128.
5. Ada hubungan yang signifikan antara nafsu makan berkurang dengan
kesulitan makan pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta
Timur tahun 2019 dengan p value = 0,000.
6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara gangguan proses makan di mulut
dengan kesulitan makan pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah
Jakarta Timur tahun 2019 menggunakan uji Fisher exact test dengan p
value
= 0,187.
7. Ada hubungan yang signifikan antara gangguan psikologis dengan kesulitan
makan pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur tahun
2019 dengan p value = 0,025.
8. Ada hubungan yang signifikan antara kesulitan makan dengan status gizi
(BB/TB) pada anak prasekolah di RA Tarbiyah Islamiyyah Jakarta Timur
tahun 2019 menggunakan uji Fisher exact test dengan p value = 0,000.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Orang Tua Siswa
Memotivasi anak untuk nafsu makan dengan cara memberikan makanan
yang bervariasi seperti dengan makanan yang dibentuk gambar agar menarik atau
dengan memberikan makanan porsi kecil tetapi sering. Memodifikasi bentuk
makanan yang mudah dikunyah oleh anak. Orang tua lebih memperhatikan anak
ketika makan, menemaninya ketika makan dan tidak memarahi ketika anak susah
untuk makan.
Arisman. (2008). Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI. (2012). Kebutuhan Gizi Galita. Dirjen PPM & PLP.
Fitriani, F., Fatmalina F., & Rina M. (2009). Gambaran penyebab kesulitan
makan pada anak prasekolah usia 3-5 tahun di perumahan top amin
mulya jakabarang Palembang tahun 2009. Retrieved from
http://eprints.unsri.ac.id/58/3/Abstrak2.pdf.
Hardianti, R., Dieny, FF., Wijayanti, HS., (2018). Picky Eating Dengan Status
Gizi, Jurnal Gizi Indonesia.
Hardiyanti, R., Fillah F.D., & Hartanti S.W. (2018). Picky Eating dan Status Gizi
pada Anak Prasekolah. The Indonesian Journal of Nutrition, 6 (2).
Retrived from
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/18730.
Hastono, Sutanto P. (2017). Analisa Data Pada Bidang Kesehatan. Depok: Raja
Grafindo Persada.
Hellyta, H. (2013). Pengaruh Gizi Ibu, Pola Asuh, dan Status Gizi Balita di Desa
Bojong Jengkul, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Jurnal Fakultas
Ekologi Manusia IPB Bogor.
Juliana. (2010). Hubungan Sulit Makan Dengan Tingkat Pertumbuhan Pada Anak
Usia Prasekolah Di T.K Pertiwi Vi Pondok Labu Di Jakarta Selatan.
Retrived from
http://library.upnvj.ac.id/index.php?p=show_detail&id=5603.
Junaidi. (2014). Hubungan Keparahan Karies Gigi dengan Asupan Zat Gizi dan
Status Gizi Anak SD Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Karaki, K.B., Rina K., & Michael K. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan
Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) di Taman
Kanak-kanak Desa Palelon Kec. Modoinding Minahasa Selatan. Jurnal
Keperawatan Volume 4 No. 1 Februari 2016. Retrived from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/10797.
Khasanah, N.A. (2014). Hubungan Sikap Ibu Tentang Kesulitan Makan dengan
Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah (3-6 tahun) di Desa Wonosari Ngoro
Mojokerto. Jurnal Hospital Majapahit Vol. 6 No 1 Februari 2014.
Retrived from
http://ejurnalp2m.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/HM/article/view/4
2.
Kusuma, H., S., Bintanah, S., & Handarsari, E., (2016). Status Gizi Balita
Berbasis Status Pemilih Makan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Semarang. The Third Research Collaquium
Kyle, Terri., & Carman, Susan. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Mandasari, N.F. (2010). Hubungan Karakteristik Ibu Dengn Status Gizi Balita di
Posyandu Kuncup Mekar Dusun Karanganyar Desa Banyubiru
Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Skripsi.
Mascola, A.J., Bryson S.W., & Agras W.S. (2010). Picky eating during
childhood: a longitudinal study study to age 11 years. Eating Behaviours,
Vol. 11, Issue 4.
Muharyani, W.P. (2012). Hubungan Praktik Pemberian Makan dalam Keluarga
dengan kejadian sulit makan pada populasi Balita Di Kelurahan Kuto
Batu Kota Palembang. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan program
Magister Keperawatan. Universitas Indonesia.
Nakita. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta : PT Gramedia.
Nengsi, S. & Risma. (2017). Hubungan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Anreapi Kabupaten Poliwali
Mandar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1, Mei 2017.
Nurleni. (2017). Pengaruh Edukasi Mengatasi Kesulitan Makan Pada Anak Usia
Prasekolah Terhadap Pengetahuan Ibu Dan Perubahan Perilaku Anak.
Retrived from http://repository.ump.ac.id/4255/.
Putri, R.M., Neni M. & Wahidyanti R. (2017). Kaitan Karies Gigi dengan Status
Gizi Anak Pra Sekolah. Jurnal Keperawatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi. Malang. Vol. 5, No.1.
Rahayu, S. (2016). Gambaran Perilaku Picky Eater, Pola Makan dan Status Gizi
Anak Autis di SLB Negeri Semarang. Retrived from
http://eprints.ums.ac.id/43909/20/9%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
Rahman, A.N.F. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan
Pada Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Al-Ikhwah
Pontianak. Retrived from
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/21326.
Rahmawati, N. (2015). Karies Gigi dan Status Gizi Anak. Bagian Gizi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Jember.
Rezki Aprianti A. (2009). Hubungan Antara Pola Makan dengan Status Gizi
Anak Balita Keluarga Nelayan di Kelurahan Pontap Kecamatan Wara
Timur Kota Palopo. Makassar: UIN, 2009.
Rusilanti, Mutiara D., & Yeni Y. (2015). Gizi dan Kesehatan Anak Prasekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sasiwi, R. (2004). Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status Gizi
Anak di Kabupaten Kendal. Universitas Diponegoro. FKM-UNDIP.
Semarang.
Shanti, R., Nuzul Q. & Hanik E.N. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan
Kemampuan Mengatasi Kesulitan Makan Balita Usia 3-5 tahun dengan
Status Gizi Kurang. Jurnal Keperawatan Universitas Airlangga.
Sudjatmoko. (2011). Masalah Makan pada Anak. Journal of medicine Vol. 10 No.
1 Februari 2011 : hlm. 35 – 41.
Sumarni. (2015). Hubungan Picky Eater dengan Status Gizi pada Anak Usia
Toddler. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Bol. VIII, No. 2. September 2015.
Retrived from http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKep/article/view/8413.
Sunarjo. (2009). Kesulitan Makan Pada Anak, Jurnal Kesahatan Anak. Jakarta:
FKUI.
Suryadi, M.O.D. (2018). Hubungan Perilaku Picky Eater dengan Status Gizi
pada Balita di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
Jurnal Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Susilo, D.H. (2016). Hubungan Gangguan Proses Makan dengan Picky Eater
pada Anak Balita. Jurnal Kebidanan Vol. III No. 2, Agustus 2016 : 85-
93.
Taylor, C., M., Wernimont, S., M., Northstone, K., & Emmet, P.,M. (2015).
Picky/Fussy Eating in Children. Review of Definitions, Assessment,
Prevalence and Dietary Intakes, Appetite, vol 95, page. 349-359
Trisnaputri, C.S.R. (2018). Perbedaan Perilaku Makan Pada Anak Balita Status
Gizi Normal dan Kurang di Kelurahan Joho Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Retrived from file:///D:/SKRIPSI/JURNAL/nafsu-makan-
dengan-Status-Gizi-anak.pdf
Warso, T.M & Menik S.D. (2017). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi
pada Balita (0-59) di Puskesmas Jetis II Kabupaten Bantul. Jurnal
Kebidanan Universitas As’Aisyiyah. Yogyakarta.
Wijayanti, Fiki & Rosalina. (2018). Hubungan Perilaku Picky Eater dengan
Status Gizi pada Anak Pra Sekolah TK Islam Nurul Izzah Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 2 Oktober, 2018. Retrived from :
htpp://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id.
Wirandoko, H,. I. (2007). Determinan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun Di
Puskesmas Tlogosari Wetan , Kecamatan Pedurungan, Semarang.
Thesis. Universitas Diponegoro
Yoga, T.W., Fairus, M., & Rahmayati. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Status Gizi Balita di Desa Way Gelang
Kecamatan Kota Agung Barat. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, Vol.
8 No. 1 Edisi Juni 2015, ISSN: 19779-469X.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Persetujuan Setelah Penelitian
66
Lampiran 2 : Pernyataan Persetujuan Ikut Penelitian
Saya telah mengerti dan memahami manfaat dari penelitian yang akan dilakukan.
Dan responden penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh
karena itu saya (bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subjek
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
*) Coret salah satu
Jakarta,.........................2019
Peneliti, Responden,
(.............................)
Lampiran 3 : Kuesioner A. Karakteristik Responden
No. Responden
KUESIONER PENELITIAN
No. Handphone
Pekerjaan Pendidikan terakhir
SD
SMP
SMA
PT
IDENTITAS ANAK
Nama Anak Umur Anak Berat Badan** Tinggi Badan** Status Gizi**
Lampiran 4 : Kuesioner B. Nafsu Makan Berkurang
No. Responden
KUESIONER PENELITIAN
5.
6.
7.
8. Apakah anakandalebihmemilihjajan/ngemil
dibandingkan dengan makan ?
Apakah anak lebih memilih bermain dibandingkan dengan makan ?
9.
Apakah anak makan kurang dari 3 kali sehari ?
10.Apakah anak menangis ketika ditawari makanan yang ibu masak ?
11.
Lampiran 5 : Kuesioner C. Gangguan Proses Makan di Mulut
No. Responden
KUESIONER PENELITIAN
7.
8.
9.
Lampiran 6 : Kuesioner D. Gangguan Psikologis
No. Responden
KUESIONER PENELITIAN
7.
8.
Lampiran 7 : Kuesioner E. Sulit Makan pada Anak
No. Responden
KUESIONER PENELITIAN
6.
7.
8.
9.
10.
Lampiran 8 : Output
SPSS
Output SPSS
Gang
guan
Psikol
ogis
Frequency 25 Percent 43,1 Valid Percent 43
Valid 33 56,9 56,9
Ya Tidak
58 100,0 100,0
Total
Kesuli
tan
Maka
n
Frequency 24 Percent 41,4 Valid Percent 41
Valid 34 58,6 58,6
Ya Tidak
58 100,0 100,0
Total
Kurus
Valid Sangat
73
Status Percent
Gizi
(BB/T Valid
B)
Percen
Freq
t Cumulative
u
Percen
e
t1
n
1,7
c
1,7
y
1,7
Kurus
17,2 17,2 19,
70,7 70,7
10
89,
10,3 10,3
Normal
100, 100, 100
41 0 0
Gemuk
6
Total
58
74
Hasil Analisis Bivariat
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9,881a 1 ,002
Continuity Correctionb 7,886 1 ,005
Likelihood Ratio 11,077 1 ,001
Fisher's Exact Test ,002 ,002
Linear-by-Linear
9,711 1 ,002
Association
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,31.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk
Estimate
95% Confidence Interval
Lower Upper
Value
Odds Ratio for Nafsu Makan Norma 58
16,111
Berkurang (YA / TIDAK) l
For cohort Status Gizi Kategorik = N of
10,714
Kurus Valid
For cohort Status Gizi Kategorik = Cases
,665
1,899
136,6
76
1,464
78,38
,501
6
,883
Gangguan Proses Makan di Mulut*Status Gizi (BB/TB)
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9,908a 1 ,002
Continuity Correctionb 6,749 1 ,009
Likelihood Ratio 7,619 1 ,006
Fisher's Exact Test ,009 ,009
Linear-by-Linear
9,737 1 ,002
Association
N of Valid Cases 58
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,14.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confide
Value Lower
Odds Ratio for Gangguan Proses Makan di Mulut (YA / TIDAK) 12,857 1,972
For cohort Status Gizi Kategorik = Kurus For cohort Status Gizi Kategorik = Normal N of Valid Cases2,030
4,952
,385 ,124
58
77
Gangguan Psikologis*Status Gizi (BB/TB)
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2,334a 1 ,127
b
Continuity Correction 1,415 1 ,234
Likelihood Ratio 2,320 1 ,128
Fisher's Exact Test ,179 ,118
Linear-by-Linear
2,293 1 ,130
Association
N of Valid Cases 58
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,74.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confide
Value Lower
Odds Ratio for Gangguan Psikologis (YA / TIDAK) 2,819 ,722
of Valid Cases,759
For cohort Status Gizi Kategorik = Kurus For cohort Status Gizi Kategorik = Normal N2,310
,819 ,622
58
Nafsu Makan Berkurang*Kesulitan Makan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 25,226a 1 ,000
Continuity Correctionb 22,617 1 ,000
Likelihood Ratio 27,677 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
24,791 1 ,000
Association
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,59.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Inte
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1,764a 1 ,184
Continuity Correctionb ,793 1 ,373
Likelihood Ratio 1,741 1 ,187
Fisher's Exact Test ,220 ,186
Linear-by-Linear
1,734 1 ,188
Association
N of Valid Cases 58
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Gangguan Proses Makan di Mulut (YA / TIDAK) 3,200 ,536 19,108
For cohort Kesulitan Makan = YA 1,733 ,894 3,361
For cohort Kesulitan Makan = TIDAK N of Valid Cases ,542 ,171 1,714
58
Gangguan Psikologis*Kesulitan Makan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6,281a 1 ,012
b
Continuity Correction 5,004 1 ,025
Likelihood Ratio 6,349 1 ,012
Fisher's Exact Test ,016 ,012
Linear-by-Linear
6,172 1 ,013
Association
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,34.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interv
Value Lower Uppe
4,000
Odds Ratio for Gangguan Psikologis (YA / TIDAK) For cohort Kesulitan Makan = YA 1,321 12,11
For cohort Kesulitan Makan = TIDAK N of Valid Cases 2,200 1,157 4,18
,550 ,326 ,92
58
Kesulitan Makan*Status Gizi (BB/TB)
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 13,728a 1 ,000
Continuity Correctionb 11,324 1 ,001
Likelihood Ratio 14,720 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
13,492 1 ,000
Association
N of Valid Cases 58
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,55.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence In
Value 23,571 Lower Uppe
14,167
Odds Ratio for Kesulitan Makan (YA / TIDAK) For cohort Status Gizi Kategorik = Kurus 2,750
For cohort Status Gizi Kategorik = Normal N of Valid Cases ,601 1,940
58 ,426
Lampiran 9 : Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian