1Pendidikan Fisika, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Indonesia
E-mail: nurrisma8816@gmail.com
Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh bernyanyi terhadap
kemampuan kognitif anak kelompok B di TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan yaitu pre-eksperimental design jenis one group pretest- posttest design. Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok B yang berjumlah 15 anak. Teknik pengumpulan data kemampuan kognitif yang digunakan adalah observasi. Teknik analisis data menggunakan t-test. Hasil penelitian diperoleh kemampuan kognitif anak kelompok B pada pretest skor rata-rata 7, 4 dan posttest skor rata-rata 11,46. Hasil analisis data uji t diperoleh bahwa thitung -61,000 ≤ - ttabel 1,761. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah bernyanyi berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak kelompok B di TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Metode Bernyanyi, Perkembangan Kognitif
Pendahuluan Anak usia dini adalah anak yang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berada pada rentang usia lahir sampai adalah suatu upaya pembinaan yang dengan enam tahun merupakan rentang ditujukan melalui pemberian rangsangan usia kritis dan sekaligus strategis maka pendidikan untuk membantu pertumbuhan diperlukan proses pendidikan yang dapat dan perkembangan jasmani dan rohani mempengaruhi proses serta hasil agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan pada tahap selanjutnya. memasuki pendidikan lebih lanjut Sebagai salah satu bagian dari (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan anak usia dini jalur pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional). formal, Taman Kanak-kanak memiliki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tugas mulia untuk mengembangkan merupakan pendidikan yang paling berbagai kemampuan dasar peserta didik mendasar menempati posisi yang sangat yang terkait dengan aspek sosial, strategis dalam pengembangan sumber emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan daya manusia (Depdiknas, 2005:1). estetika. Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak diharapkan mampu serta didukung oleh media-media yang memberikan rangsangan dan motivasi kreatif untuk menciptakan pembelajaran belajar sehingga potensi peserta didik yang inovatif. dapat berkembang secara optimal. Dalam pengembangan kognitif Sudjana dalam Nana (2019:2) banyak sekali kegiatan yang dapat menjelaskan bahwa berhasil atau tidaknya dilakukan guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar dapat dilihat dari aspek kemampuan kognitif anak di hasil belajarnya. Hasil proses belajar antaranya adalah melalui kegiatan tersebut dapat dinilai melalui evaluasi bernyanyi, bercerita, dan masih banyak hasil belajar. Klasifikasi hasil belajar, lagi yang lainnya. Dari berbagai macam secara garis besar dibagi menjadi tiga kegiatan tersebut, bernyanyi sampai saat ranah, yaitu: (1) ranah kognitif, (2) ranah ini hanya dianggap sebagai suatu indikator afektif, (3) ranah psikomotor. yang tidak penting. Padahal dalam setiap Dari aspek pendidikan, stimulasi dini lagu memiliki makna dan manfaat dalam sangat diperlukan guna memberikan pengembangan segala aspek, baik dari rangsangan terhadap seluruh aspek segi pembiasaan, kognitif, bahasa, seni, perkembangan anak, yang mencakup maupun fisik motorik, karena dalam penanaman nilai-nilai dasar (agama dan proses penyampaian materi di taman budi pekerti), pembentukan sikap (disiplin kanak-kanak tidak hanya terpaku pada dan kemandirian), dan pengembangan kegiatan yang dilakukan melalui kemampuan dasar (berbahasa, motorik, penjabaran, penjelasan di kelas atau kognitif dan sosial). Salah satu bentuk pemberian tugas, tapi juga berupa bermain kemampuan dasar yang harus dan bernyanyi. dikembangkan pada anak usia dini adalah Dalam sebuah lagu kita dapat kemampuan kognitif. Kognitif adalah menyampaikan cerita atau dongeng, aktivitas yang berhubungan dengan pola nasihat, pengetahuan dan juga berbagai pikir atau mental seseorang. ilmu. Kondisi pembelajaran bernyanyi di Untuk hal tersebut, dibutuhkan taman kanak-kanak saat ini mengalami kegiatan yang dapat merangsang banyak kendala baik terbatasnya buku kemampuan kognitif anak seperti sumber, tidak adanya musik pengiring stimulasi dan bimbingan, yang akan untuk lagu-lagu tertentu, termasuk meningkatkan perkembangan berpikir kesibukan dari guru itu sendiri, sehingga anak sehingga menjadi dasar utama untuk banyak ditemukan kesalahan-kesalahan perkembangan anak yang selanjutnya dalam penyampaian nyanyian. Kesalahan- kesalahan penyampaian nyanyian tersebut anak lebih mudah mengingat dan menyebabkan manfaat dari bernyanyi bagi mengungkapkan apa yang dirasakannya pertumbuhan dan perkembangan anak melalui nyanyian anak akan di ajak menjadi tidak efektif. Sehingga bernyanyi mengetahui kata–kata sukar pada nyanyi hanya akan menjadi pengisi waktu luang tersebut serta makna dari nyanyi tersebut. atau menghabiskan waktu secara percuma. Peneliti memandang bahwa kegiatan Bernyanyi berbeda dengan berbicara, bernyanyi memiliki peranan penting bernyanyi memerlukan teknik-teknik dalam kemampuan kognitif anak. tertentu sedangkan berbicara tanpa perlu Berangkat dari pemikiran inilah peneliti menggunakan teknik tertentu. Bagi anak ingin mengetahui lebih jauh tentang kegiatan bernyanyi adalah kegiatan “Meningkatkan Perkembangan Kognitif menyenangkan bagi mereka dan dengan Metode Bernyanyi pada Anak pengalaman bernyanyi memberikan Usia Dini di TK Permata Hati Aisyiyah kepuasan kepadanya, bernyanyi juga Kota Tasikmalaya”. merupakan alat bagi anak untuk Banyak ahli yang menjelaskan mengungkapkan perasaan dan pikirannya. definisi kemampuan. Wijaya (1992: 8) Semua kegiatan belajar ini dikemas dalam menjelaskan, “Kemampuan merupakan model belajar sambil bernyanyi. kesanggupan menyelesaikan suatu hal Kenyataan di lapangan, di sekolah dengan baik”. Sejalan dengan pendapat sudah menggunakan kegiatan-kegiatan Wijaya, Sujono dkk (2006: 14) dalam mengembangkan kemampuan menjelaskan, “Kemampuan merupakan kognitif tersebut, tetapi dalam bernyanyi perilaku yang rasional untuk mencapai hanya sebatas untuk menghibur anak, tujuan yang disyaratkan sesuai dengan dikala anak jenuh dalam proses kondisi yang diharapkan”. pembelajaran tanpa menekankan pada Beberapa ahli psikologi yang kemampuan kognitif anak seperti berkecimpung dalam bidang pendidikan menjelaskan kata–kata sukar pada nyanyi mendefinisikan intelektual atau kognitif dan mengabaikan makna dari kata–kata dengan berbagai peristilahan. Kognitif tersebut kepada anak. Seharusnya adalah kemampuan untuk berpikir secara bernyanyi itu berperan penting dalam abstrak. Kognitif adalah kemampuan pengembangan kognitif anak karena menyesuaikan diri dengan lingkungan. melalui bernyanyi anak bisa secara Kognitif adalah teknik untuk memproses langsung mengucapkan kata demi kata informasi yang disediakan oleh indra dan meningkatkan daya pikir sehingga intelektual ditambah dengan pengetahuan. Gagne dalam (Jamaris, 2008: 2) Bernyanyi berasal dari kata “Nyanyi” menjelaskan “Kognitif adalah proses yang yang berimbuhan “ber” yang artinya terjadi secara internal di dalam pusat melafalkan syair sesuai nada, ritme, dan susunan saraf pada waktu manusia sedang melodi tertentu hingga membentuk berpikir”. harmoni. Jamalus (1998: 46) menjelaskan, Dari beberapa pendapat para ahli di “Kegiatan bernyanyi adalah merupakan atas dapat disimpulkan bahwa kognitif kegiatan di mana kita mengeluarkan suara adalah suatu proses berpikir, yaitu secara beraturan dan berirama baik kemampuan individu untuk diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa menghubungkan, menilai, dan iringan musik. mempertimbangkan suatu kejadian atau Kamtini (2005: 113), mengemukakan, peristiwa. Kemampuan kognitif ini “Bernyanyi merupakan sarana berkembang secara bertahap sejalan pengungkapan pikiran dan perasaan, dengan perkembangan fisik dan saraf- sebab kegiatan bernyanyi penting bagi saraf yang berada di pusat susunan saraf pendidikan anak–anak selain itu bernyanyi terkait. adalah kegiatan menyenangkan yang Ciri-ciri perilaku kognitif yaitu memberi kepuasan kepada anak- anak. berpikir lancar, luwes, orisinal dan Sejalan dengan dua ahli di atas, berpikir terperinci. Faktor yang Masitoh, dkk (2007:11.8) mengemukakan, mempengaruhi adalah hereditas, “Bernyanyi pada dasarnya merupakan lingkungan, kematangan, pembentukan, bakat alamiah yang dimiliki oleh seorang minat dan kebebasan. individu. Sejak lahir bayi telah mulai Indikator kemampuan kognitif yang mengenal suara, ritme atau melodi melalui digunakan peneliti adalah Menyebutkan lagu yang dilantunkan oleh ibunya. Di nama-nama hari dalam satu minggu, satu taman kanak-kanak bernyanyi merupakan bulan dan mengetahui jumlah bulan dalam kegiatan yang dapat di integrasikan dalam satu tahun, dan Menyampaikan tentang Pembelajaran.” apa dan bagaimana benda-benda di sekitar Melalui nyanyian atau lagu, banyak yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, hal yang dapat kita pesankan kepada anak- ukuran, pola, sifat, tekstur, fungsi dan ciri- anak, terutama pesan-pesan moral dan ciri lainnya. Indikator tersebut nilai-nilai agama. Dengan kegiatan berdasarkan Permendikbud No. 137 bernyanyi, suasana pembelajaran akan Tahun 2014 Tentang Standar Nasional lebih menyenangkan, menggairahkan, Pendidikan Anak Usia Dini. membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasa terhibur, dan akurat karena dapat membandingkan lebih bersemangat. Dengan bernyanyi sebelum diberi perlakuan dengan hasil potensi belahan otak kanan dapat perlakuan. dioptimalkan, sehingga pesan-pesan yang Penelitian ini dilakukan selama bulan kita berikan akan lebih lama mengendap Januari 2019 Subjeknya anak kelompok B di memori anak (ingatan jangka panjang). yang berjumlah 15 anak. Teknik Dengan demikian anak akan selalu pengumpulan data yang digunakan dalam ingat pesan-pesan yang diterimanya. penelitian ini adalah observasi. Fungsi Bernyanyi menurut Kamtini Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2005:118) yaitu: (2011:145) menjelaskan, “Observasi a. Menambah perbendaharaan bahasa, merupakan suatu proses yang kompleks, berbuat kreatif, berimajinasi. suatu proses yang tersusun dari berbagai b. Bermain bersama, mematuhi aturan proses biologis dan psikologis”. permainan, tidak mementingkan diri Untuk mencatat hasil observasi sendiri (sosial). peneliti menggunakan cek list dan rating c. Menyalurkan emosi ,menimbulkan scale. Chek list atau daftar cek adalah rasa senang (emosi). pedoman observasi yang berisikan daftar d. Melatih otot badan, dari semua aspek yang diamati, mengkoordinasikan gerak tubuh msedangkan rating scale adalah (psikomotorik). instrument observasi yang berisi tentang Berdasarkan kajian teori di atas dapat segala aspek yang diobservasi yang diajukan hipotesis “Bernyanyi dikategorikan dalam bentuk skala yang Berpengaruh Positif Terhadap dijadikan pedoman oleh observasi untuk Kemampuan Kognitif Anak TK Permata menentukan rentangan beberapa aspek Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya”. yang diobservasi itu kira-kira berbeda. Data yang telah didapat kemudian Metode Penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis Penelitian ini menggunakan Pre- uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui Eksperimen Design yaitu dengan one signifikasi pengaruh variabel bebas yaitu group Pretest Posttest Design sebagai bernyanyi (X) terhadap variabel terikat desain penelitian. Pada design ini terdapat yaitu perkembangan kognitif (Y) dengan pretest sebelum diberikan perlakuan dan membandingkan keadaan awal (sebelum prostates setelah diberikan perlakuan. diberi perlakuan) dan keadaan akhir Design penelitian ini diketahui lebih (setelah diberi perlakuan), sehingga bisa diketahui apakah dugaan yang sudah ada mulai berkembang dengan persentase dapat diterima atau ditolak. 53%. Tabel 2. Kemampuan Kognitif anak kelompok B di TK Permata Hati Aisyiyah Hasil dan Pembahasan Kota Tasikmalaya tahun pelajaran Sebelum peneliti melakukan 2019/2020 setelah eksperimen eksperimen, dilaksanakan tahap pra- Sebelum Eksperimen Interval Kategori eksperimen. Hasil penelitian tersebut Frekuensi Persentase penulis sajikan dalam tabel berikut. Belum X<6 - Tabel 1. Kemampuan Kognitif anak Berkembang kelompok B di TK Permata Hati Aisyiyah Mulai X<6 1 7 Kota Tasikmalaya tahun pelajaran Berkembang 2019/2020 sebelum eksperimen Berkembang Sebelum Eksperimen 9≥×<12 7 46 Sesuai Interval Kategori Frekuensi Persentase Harapan Belum Berkembang X<6 3 20 ×≥12 7 47 Berkembang Sangat Baik Mulai Jumlah 15 100 X<6 8 53 Berkembang Berkembang Tabel 2 di atas menjelaskan bahwa 9≥×<12 4 27 Sesuai setelah eksperimen terdapat satu anak Harapan yang memiliki kemampuan kognitif Berkembang ×≥12 - 0 dengan kategori mulai berkembang, tujuh Sangat Baik Jumlah 15 100 anak yang memiliki kemampuan kognitif yang berkategori berkembang sesuai Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa harapan, dan tujuh anak memiliki sebelum dilakukan eksperimen terdapat kemampuan kognitif dengan kategori tiga anak yang memiliki kemampuan berkembang sangat baik. Sehingga rata- kognitif dengan kategori belum rata skor kemampuan kognitif anak berkembang, delapan anak yang memiliki setelah eksperimen adalah berkategori kemampuan kognitif dengan kategori berkembang sesuai harapan dengan mulai berkembang, dan empat anak persentase 46%. memiliki kemampuan kognitif dengan Teknik analisis yang digunakan kategori berkembang sesuai harapan. dalam penelitian ini adalah uji t. Sehingga rata-rata skor kemampuan Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung kognitif anak sebelum eksperimen adalah -61,000. Dengan taraf signifikasi 1% dapat dilihat ttabel = 2,624, maka thitung ≤ - Referensi ttabel -61,000 ≤ - 2,624. Sedangkan dengan Wijaya, A. Cece. (1992). Kemampuan taraf signifikasi 5% dapat dilihat ttabel = Dasar Guru dalam Proses Belajar 1,761, maka thitung ≤ - ttabel -61,000 ≤ - Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1,761. Hasil pengolahan data tersebut dapat Jamaris, Martini. (2008). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia disimpulkan dengan menentukan taraf Taman Kanak-kanak. Program Studi signifikasi 1% maupun 5% H0 ditolak dan Pendidikan Anak Usia Dini: UNJ. Ha diterima. Dengan kata lain, bernyanyi Kamtini, dkk. (2005). Bermain Melalui berpengaruh terhadap kemampuan Gerak dan Lagu di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Departemen kognitif anak pada kelompok B di TK Pendidikan Nasional Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya. Masitoh, dkk, (2007). Strategi Melalui bernyanyi suasana Pembelajaran TK. Jakarta. pembelajaran anak lebih menyenangkan, Universitas Terbuka. menggairahkan, membuat anak bahagia, Nana. (2019). Upaya Peningkatan menghilangkan rasa sedih, anak-anak Kemampuan Kognitif dan Komunikasi Ilmiah Siswa Kelas X merasa terhibur, dan lebih MIA 1 SMA Negeri 1 Ciamis bersemangat. Dengan bernyanyi potensi Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry. Difraction 1(1). Hlm. 2. belahan otak kanan dapat dioptimalkan, sehingga pesan-pesan yang kita berikan Samba, Sojono. (2006). Lebih Baik Tidak Sekolah. Yogyakarta. Lkis. akan lebih lama mengendap di memori anak (ingatan jangka panjang), dengan Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional demikian anak akan selalu ingat kata demi Pendidikan Anak Usia Dini. kata yang diterimanya. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penutup Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa bernyanyi berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak kelompok B di TK Permata Hati Aisyiyah Kota Tasikmalaya.