Anda di halaman 1dari 18

2/10/2021

Pengelolaan Vaksin Covid-19


di Instalasi Farmasi Pemerintah, Puskesmas,
Rumah Sakit, Pelayanan Kesehatan Lain
dan Dinas Kesehatan

Semarang, 10 - 11 Februari 2021

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Rantai Dingin/Cold Chain

3. Cara Distribusi Obat yang Baik

4. Hasil Pengawasan Produk Rantai Dingin

5. Pengelolaan Cold Chain

6. Penutup
2

1
2/10/2021

Point arahan Presiden 19 Oktober 2020 (Ratas)


1. Mempersiapkan dengan detail dan hati-hati rencana
pemberian vaksin Covid-19 (Persiapan matang
pengadaan, distribusi vaksin dan edukasi).
2. Titik kritis dari vaksinasi nanti adalah di implementasi.
Jangan menganggap mudah implementasi.
3. Pelatihan-pelatihan bagi tenaga medis dan pihak-pihak
yang bersentuhan langsung dengan rencana vaksinasi
tersebut juga dipandang perlu untuk memperoleh
pelatihan yang memadai

 Sistem obat atau vaksin pada suhu yang


direkomendasikan sesuai hasil persetujaun pendaftaran dari produsen
sampai ke pengguna.

 Sistem untuk
sampai digunakan

 Persyaratan penyimpanan produk suhu -200 C atau, suhu 2-80 C dan jika
terlalu dingin atau panas akan mengakibatkan kerusakan produk serta akan
membahayakan jika digunakan

 Produk rantai dingin/Cold Chain Product adalah produk yang membutuhkan


suhu penyimpanan khusus selama penyaluran dan penyimpanan antara lain
Vaksin, produk darah, insulin, beberapa obat kanker dll,

2
2/10/2021

 Mengapa vaksin perlu disuplai melalui rantai dingin?


 Vaksin adalah produk biologi yang sensitive pada beberapa Rantai dingin terdiri dari
kondisi, seperti: suhu beku, cahaya, suhu panas serangkaian proses yang
 Vaksin dapat kehilangan potensi jika sebelum digunakan telah mencakup semua peralatan
terpapar kondisi dimana vaksin tersebut sensitif. Jika potensi telah dan prosedur terkait
turun maka tidak dapat dinaikkan kembali dan tidak dapat penanganan vaksin yang
digunakan
menjadikan vaksin tetap
• Kualitas vaksin harus dipertahankan menggunakan rantai dingin berada dalam suhu sesuai
sepanjang jalur suplainya sejak diproduksi sampai digunakan persyaratan simpannya ,
• Sistem rantai dingin harus tervalidasi dan dipelihara terus untuk mempertahankan
menerus mutu

Kerusakan Pada suhu


Kerusakan Pada suhu dingin Panas

Jika vaksin dilengkapi dengan


VVM

3
2/10/2021

“Vaksinasi akan dimulai


minggu depan, Saya
melihat distribusi Vaksin dapat digunakan setelah
Sesuai tugas dan fungsinya melakukan mendapat Emergency Use
dimulai hari minggu…”
– Presiden RI (06/01) pengawalan terhadap aspek mutu vaksin di jalur Authorization (EUA) dari
distribusi dimana sarana harus menerapkan Cara BPOM
Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Dinkes Provinsi

Mengingat Indonesia merupakan negara


kepulauan maka dibutuhkan usaha yang
cukup besar ke titik penyuntikan UPT BADAN POM
Kawal CDOB
UPT BADAN POM
Kawal CDOB
Suhu Vaksin Harus dijaga Pengawalan Mutu Vaksin
oleh BPOM :
sesuai persyaratan (Suhu • Pemeriksaan Kesiapan
Penerimaan,
vaksin 2-80C) untuk penyimpanan dan
Dinkes Kabupaten/Kota
mencegah kerusakan Distribusi Vaksin di
UPT BADAN POM
Kawal CDOB Instalasi Farmasi
vaksin Provinsi/Kab/Kota.
• Pendampingan
Penerapanan CDOB.
• Bimbingan teknis
Fasilitas Pelayanan Pengelolaan Vaksin bagi
Kesehatan (Fasyankes) petugas.

Tantangan & Risiko Distribusi Vaksin Di Indonesia

Geografis indonesia luas,


Perlu menjaga mutu dan
Jalur Distribusi Panjang dan
melibatkan banyak pihak integritas rantai distribusi
obat

Sepanjang distribusi berisiko: Penerapan


- Rusak Cara Distribusi Obat
- Degradasi/Stabilitas menurun Yang Baik (CDOB) dan
- Pencurian Standar Pelayanan
- Penyaluran tidak berhak Kefarmasian
- Masuknya obat ilegal/palsu

4
2/10/2021

Cara Distibusi Obat yang Baik (CDOB)


Cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan
untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
Definisi
persyaratan dan tujuan penggunaannya

PerBPOM No 6 Tahun 2020 tentang CDOB

Menjaga mutu obat yang dihasilkan industri tetap stabil


Fungsi sepanjang jalur distribusi hingga pasien

Menjaga jalur distribusi dari masuknya obat illegal dan


obat tidak terdiversi ke jalur ilegal

WHO NRA BENCHMARKING


REGULATORY INSPECTION
RI04.07:
The same criteria are used for the
inspection of domestic, foreign,
public and private facilities.

Pemerintah = Swasta

Sebagai National Regulatory Authority (NRA) di bidang Pengawasan Obat dan Makanan, Badan POM tidak
menetapkan standar ganda dalam pengawasan, baik ke fasilitas distribusi swasta maupun pemerintah

WHO NRA Bencmarking menilai apakah regulator suatu negara memiliki kecukupan sistem dalam menjamin
obat berkhualitas, efektif dan aman termasuk menentukan apakah produsen obat termasuk vaksin di
Indoensia dapat mensuplai obat dan vaksin secara global untuk program kesehatan dunia

5
2/10/2021

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)

Manajemen Mutu
Organisasi
manajemen &
personalia Keluhan, kembalian,
Bangunan &
Operasional Diduga palsu, recall
peralatan
Inspeksi diri
Sar Dist berdasarkan
kontrak
Transportasi

Dokumentasi Bahan Obat

Penjaminan mutu dan integritas Selain 9 aspek pengelolaan komoditi Produk Rantai Dingin/Cold Chain
obat melalui penerapan 9 Bab dengan risiko khusus mengacu pada Bab Product (CCP)
khusus
CDOB Narkotika, Psikotropika & Prekursor
Farmasi

Hasil Pengawasan BPOM dalam mengawal


kesiapan vaksinasi Covid-19

Hasil pengawalan Kesiapan Distribusi Vaksin antara lain:


1. Secara umum sarana distribusi sudah memahami terkait
risiko pengelolaan produk rantai dingin termasuk vaksin.
2. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
dan perbaikan yaitu:
 Validasi dan Monitoring Suhu saat pengiriman.
 Konsisten melakukan dokumentasi pemantauan suhu
 Genset untuk antisipasi kedaruratan atau genset tidak berfungsi
optimal

6
2/10/2021

Standar Pelayanan Kefarmasian


PMK No 72 Tahun 2016
tentang SPK di RS

PMK No 73 tahun 2016


tentang SPK di Apotek

PMK No 74 tahun 2016


tentang SPK di Puskesmas

PMK No 9 tahun 2017


tentang Apotek

Per Badan POM No 4


tahun 2018 tentang
Pengawasan Pengelolaan
Obat, BO dan NPP di
Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian

13

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN


Standar Pelayanan
Kefarmasian
adalah Tolak • Pelayanan multidisiplin, • Pelayanan kepada pasien
ukur yang
digunakan sebagai
terkoordinir dan dalam rangka
pedoman bagi menggunakan proses yang meningkatkan outcome
tenaga efektif untuk menjamin terapi dan meminimalkan
kefarmasian kendali mutu dan kendali risiko terjadinya efek
dalam
penyelenggaraan biaya. samping obat
pelayanan
kefarmasian

Pengelolaan Pelayanan
Pelayanan Kefarmasian
adalah suatu pelayanan Sediaan Farmasi Farmasi Klinik
langsung dan
bertanggung jawab
kepada pasien yang
berkaitan dengan Tujuan Standar Pelayanan Kefarmasian
sediaan farmasi
dengan maksud
a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
mencapai hasil yang b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
pasti untuk
meningkatkan mutu
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang
kehidupan pasien tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien

7
2/10/2021

BEBERAPA ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN


DALAM PENGELOLAAN VAKSIN di FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Pengadaan : dari sumber resmi, melakukan kualifikasi pelanggan, sesuai jalur,
dilakukan oleh penanggung jawab sarana
2. Penerimaan : melakukan pengecekan kesesuaian pesanan, periksa Expire Date,
kondisi fisik produk dan suhu produk untuk CCP
3. Penyimpanan : Sesuai suhu yang dipersyaratkan, didukung sarpras dan
kompetensi petugas yang memadai
4. Penyerahan : Penyerahan CCP kepada dokter penulis resep, tenaga kesehatan
yang melakukan tindakan. Untuk pengiriman menggunakan wadah kedap yg dapat
mempertahankan suhu penyimpanan
5. Pengembalian : Ke supplier, disertai dokumen serah terima
6. Pemusnahan : Pemusnahan CCP dengan incinerator, dilengkapi Berita Acara
Pemusnahan

SebaranFasyanfar dan CapaianPengawasan Fasyanfar


Badan POM tahun2018-2020
47,9% 17,4% 16,3% 13,8% ∑ Saryanfar:
4,6%
26.720 9.724 9.072 7.683 2.556 55.755
Apotek Puskesmas Toko Obat Klinik Rumah Sakit
*Sumber data: Data dari Balai Besar/Balai/Loka POM Januari 2019

CapaianPengawasan Saryanfar Tahun2018 -2020

2018 2019 2020


11.792 sarana 21,4% 11.631 sarana 20,9% 8.017 sarana 14,4%
diperiksa diperiksa diperiksa

Sumber data: sipt.pom.go.id yang diakses pada Januari 2019 ,Januari 2020 dan Januari 2021

8
2/10/2021

Hasil Pengawasan Fasyanfar Tahun2018-2020


MK 76,8% TMK 23,2%
Tahun 2018 9.056 sarana 2.736 sarana
∑ yang diperiksa 11.792

MK 71,9% TMK 28,1%


Tahun 2019 8.361 sarana 3.270 sarana
∑ yang diperiksa 11.631

Tahun 2020 MK 73,98% TMK 26,02%


∑ yang diperiksa 8.071 5.931 sarana 2.086 sarana

Sumber data: sipt.pom.go.id yang diakses pada Januari 2019 dan Januari 2020

PERSENTASE SIMPUL PELANGGARAN DALAM PENGELOLAAN


OBAT DI PUSKESMAS TAHUN 2019
4. Puskesmas
Tren pelanggaran berdasarkan simpul pengelolaan obat 1. Pengisian kartu stok dan catatan penerimaan tidak sesuai dengan
di Puskesmas ketentuan (misalnya: nomor bets dan tgl ED tidak dicatat)
45,00% 40,25%
40,00% 2. Jumlah dalam kartu stok tidak sesuai dengan jumlah fisik
32,53%
35,00% 3. Tidak mempunyai ruang penyimpanan yang memadai sesuai dengan
30,00%
25,00% kriteria penyimpanan obat
20,00% 4. Vaksin/CCP disimpan pada tempat yang tidak sesuai dengan
15,00%
10,00% 7,10% 4,99% persyaratan penandaan, tidak dilengkapi termometer dan tidak
3,71% 2,90% 2,41% 2,37% 2,19% 1,55%
5,00% dilakukan pencatatan monitoring suhu minimal dua kali sehari.
0,00%
5. Obat tidak disimpan pada kondisi sesuai dengan yang tercantum dalam
kemasan obat serta tidak terpisah dari komoditi lainnya
6. Penyimpanan vaksin tidak dilengkapi dengan generator otomatis yang
berfungsi dengan baik atau tidak mempunyai petugas yang dapat
menjamin generator yang tidak otomatis berfungsi dengan baik
10 Besar Pelanggaran yang Paling Sering Ditemukan di Puskesmas selama 24 jam
Tahun 2019
45,52%

7. Obat yang kadaluarsa, mengalami kerusakan kemasan, tutup atau yang


42,78%

diduga kemungkinan mengalami kontaminasi dan yang akan


36,77%

35,37%

31,88%

dimusnahkan, tidak diinventarisir


28,45%

26,89%

8. Tidak mempunyai tempat khusus penyimpanan narkotika &


17,77%

16,32%

psikotropika sesuai ketentuan


13,31%

9. Setiap penerimaan barang tidak dicatat pada kartu stok dan catatan
penerimaan. (manual atau elektronik)
10.Obat yang telah kedaluwarsa masih bercampur dengan obat layak jual
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9
2/10/2021

HASIL INTENSIFIKASI PENGAWASAN OBAT DI


PUSKESMAS TAHUN 2019
Intensifikasi pengawasan pengelolaan obat di puskesmas dilakukan di seluruh provinsi dengan kajian
risiko selama bulan September - November 2019. Telah diperiksa sebanyak 904 Puskesmas selama
periode tersebut

Temuan paling sering:


a. Pengelolaan Cold Chain Product (CCP) termasuk Vaksin tidak sesuai ketentuan, antara lain;
 Alat penyimpanan produk rantai dingin (Chiller) belum dilengkapi dengan termometer terkalibrasi;
 Pencatatan monitoring suhu penyimpanan CCP belum tertib minimal 2 kali sehari;
 Belum ada pengaturan jarak 1 - 2 cm dalam penyimpanan produk CCP untuk menjaga sirkulasi
udara diantara produk sehingga mutu dapat dijamin.

b. Pencatatan mutasi obat tidak tertib

Masih kurangnya Sumber Daya Manusia (Tenaga Kefarmasian) di Puskesmas. Dari hasil pengawasan
menunjukkan sebanyak 14,16% dari Puskesmas yang diperiksa selama jam buka Puskesmas tidak
terdapat tenaga kefarmasian.

Sebanyak 21,35% (193 dari 904) Puskesmas masih menyimpan obat kedaluarsa bercampur dengan
obat yang baik.

HASIL PENGAWASAN PUSKESMAS TAHUN 2020


Peringatan Keras PSK Rekom Pencabutan Izin
0% 0%

100% 1. Monitoring suhu chiller/lemari pendingin tempat menyimpan ccp/vaksin tidak rutin
dilakukan
2. Tidak tersedia generator listrik atau generator listrik yang tidak berfungsi/rusak
3. Belum melakukan validasi pengiriman CCP termasuk vaksin
Peringatan Keras: 122 4. Belum dilakukan kalibrasi terhadap thermometer/tidak tersedia thermometer di
Penghentian Sementara Kegiatan: 0 tempat penyimpanan CCP termasuk vaksin
Rek Pencabutan izin: 0 5. Penyimpanan CCP termasuk vaksin yang tidak sesuai, antara lain padat atau masih
bercampur dengan komoditi lain, atau bercampur dengan CCP termasuk vaksin
kedaluwarsa
Sumber : SIPT.pom.go.id Januari 2021 6. Penyimpanan CCP termasuk vaksin tidak sesuai dengan suhu dipersyaratkan
7. Penyimpanan CCP termasuk vaksin dalam lemari es rumah tangga

10
2/10/2021

Pengelolaan Produk
Rantai Dingin

Pengelolaan Produk Rantai dingin yang efektif

Personel terlatih

Bangunan dan Fasilitas mampu


mempertahankan suhu sesuai persyaratan

Operasional (Penerimaan,Penyimpanan,
Pengiriman) sesuai kaidah

Pemeliharaan berkala

Kualifikasi, Kalibrasi dan Validasi

22

11
2/10/2021

Penanganan Produk Rantai Dingin yang Efektif

Pelatihan staf pelaksana


 Staf pelaksana harus mendapatkan pelatihan yang memadai dalam penanganan vaksin
dari proses penerimaan, penyimpanan, pengiriman hingga pemberian vaksinasi
 Seluruh SOP atau instruksi kerja harus tersedia dan lengkap termasuk SOP tanggap
darurat selama operasional

Bangunan dan Fasilitas mampu mempertahankan suhu sesuai persyaratan


Harus dapat menjaga suhu pada rentang 2-80C sepanjang waktu
Mempunyai termometer yang dapat merekam suhu secara terus menerus dan telah
dikalibrasi dengan bukti kalibrasinya
Penyimpanan harus memadai sehingga pertukaran udara dapat berjalan baik (tidak terlalu
penuh)
Dilengkapi alarm yang memberi peringatan pada suhu kritis (suhu bawah < 20C dan suhu
atas >80C
Mempunyai generator otomatis/ non-otomatis dengan petugas 24 jam atau UPS yang
memadai untuk chiller atau refrigerator
Mempunyai catatan monitoring suhu dan diunduh secara regular untuk direview

Operasional (Penerimaan, Penyimpanan, Pengiriman) sesuai kaidah


1. Pemeriksaan suhu dan dicatat dalam dokumen penerimaan atau form.
2. Kesesuaian antara fisik dan dokumen
3. Tetapkan lama pemeriksaan saat penerimaan maksimum di suhu ruang dan segera disimpan pada
suhu sesuai persyaratan.
4. Jika ada penyimpangan suhu pisahkan dan beri tanda (karantina) dan tetap disimpan pada suhu
sesuai persyaratan.
5. Segera laporkan kepada penanggungjawab mengenai ketidaksesuaian penerimaan yang terjadi.

1. Kecukupan tempat penyimpanan produk cold chain baik cold room atau refrigerator.
2. Jika menggunakan kulkas/chiller, hindari peletakkan produk langsung di bawah evaporator karena produk akan lebih
dingin dan menghambat sirkulasi suhu dingin.
3. Produk jangan menempel pada dinding kulkas/chiller, penyimpanan obat tidak terlalu padat sehingga sirkulasi udara
dapat dijaga, jarak antara produk sekitar 1-2 cm.
4. Adanya pemisah yang jelas dalam cold storage untuk menghindari salah ambil terutama jika satu tempat dengan
produk karantina
5. Pastikan tempat penyimpanan cold chain product (CCP) dalam batas 2-8° C, atau freezer untuk produk dengan
persyaratan penyimpanan suhu -25 s/d -15 C
6. Dilengkapi termometer yg dikalibasi dan dilakukan pencatatan monitoring suhu secara rutin minimal 2 kali sehari.
7. Minimalisir aktivitas banyak orang pada cold room agar tidak terjadi peningkatan suhu
8. Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan generator otomatis atau generator manual yang dijaga oleh personil
khusus selama 24 jam

12
2/10/2021

Beberapa Kelalaian Dalam Penyimpanan !!!


Menyimpan
makanan minuman Tidak ada
bersama CCP atau
emergency plan
Cold chain product CCP disimpan dalam
freezer karena bila terjadi “mati
dibiarkan
barang dalam kulkas E listrik” atau
menunggu proses
pengepakan di luar penuh Option bencana
suhu standard dan D
waktu jam istirahat Option
C
Option
Lupa menutup
B rapat pintu
Option lemari pendingin
A CCP di”dinginkan” di
setelah dibuka
tempat sayuran,
Option
dibagian bawah lemari
pendingin, dipintu atau
dekat saluran keluar
udara dingin

Pengambilan/Picking
Produk supaya langsung dikemas dalam kemasan
yang sudah tervalidasi,

Proses pengambilan produk sampai serah terima ke pengiriman


supaya cepat, hal ini juga dipengaruhi layout gudang.

Tentukan berapa lama waktu pengepakan (dari produk


dikeluarkan dari penyimpanan sampai masuk box) karena proses
pengepakan berada di luar suhu 2 – 8 ° C.

Kemasan harus dalam kondisi bersih & baik bagian dalam


dan luar

Melampirkan form monitoring


cold chain dan penempatan Produk tidak boleh bersentuhan langsung dengan ice pack
alat ukur (termometer) guna
memantau suhu setelah diterima Produk dimasukkan dalam dalam plastik supaya tidak basah
di cabang / pelanggan pada dan tempelkan pada sisi luar plastik tsb stiker peringatan
setiap kemasan pengiriman penyimpanan produk cold chain
26

13
2/10/2021

Pengepakan  Pengiriman
 Pengiriman menggunakan material yang sudah tervalidasi /diuji ketahanannya/kemampuannya dalam
mempertahankan suhu 2 – 8C.
 Pengepakan sesuai yang ada berdasarkan pengujian dan terdapat foto/petunjuk tertulis di sekitar ruang
pengemasan
 Setiap pengiriman dilengkapi dengan form Monitor Suhu dan thermometer serta stiker peringatan yang
menunjukkan produk cold chain yang harus mendapat prioritas.
 Perjelas mode transportasi pengiriman cold chain dari Gudang Pusat ke tujuan dengan waktu maksimal sesuai
validasi pengiriman.
 Delivery harus tahu berapa jarak dan waktu yang akan ditempuh untuk pengiriman produk cold chain karena
berpengaruh pada kemasan yang digunakan.
 Deliveryman mengkomunikasikan dengan pihak gudang apabila kemasan yang digunakan tidak sesuai dengan
waktu tempuh.
 Produk cold chain tidak boleh ditenteng tanpa kemasan standard dari gudang. Kemasan harus sesuai prosedur
yang telah ditetapkan berdasarkan pengujian.
 Kemasan utuh dari gudang harus dibawa & ditunjukkan di hadapan pelanggan.
 Tunjukkan suhu di hadapan pelanggan dan isi form Monitor Suhu.
 Pengantar menginformasikan ke penerimaan untuk
“segera disimpan dalam lemari es/chiller dengan suhu 2 – 8 ° Celcius, jangan di freezer” 27

Pemeliharaan Berkala
 Periksa kerapatan pintu
 Bersihkan bagian dalam chiller/cold room
We Create  Pastikan sebelum membersihkan cold box/vaccine carrier
Quality Professioal siap digunakan
 Catat pemeliharaan bulanan
PPT Presentation
 Pengecekan kabel dan sambungan listrik listrik
 Cek Bunga es
 Bersihkan chiller/cold room untuk hindari karat.
 Catat pemeliharaan mingguan Bulanan

 Pengecekan suhu dan pencatatan


Mingguan
 Cek bunga es
 Hindari sering buka dan tutup
Harian

14
2/10/2021

Defrost
• Dilakukan saat bunga es mencapai 0,5 cm
• Lakukan saat stok sedikit dan pindahkan ke cold box
• Matikan atau cabut stop kontak (jangan memutar termostart)
• Selama pencairan bunga es, pintu dibuka, jangan
menggunakan alat untuk mengambil bunga es.
• Setelah mencair segera bersihkan embun atau
air yang menempel
• Nyalakan kembali sampai suhu sesuai dan
pindahkan vaksin.

Kalibrasi, Kualifikasi, dan


Validasi

15
2/10/2021

Prinsip utama
Kalibrasi
Tindakan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa alat ukur yang digunakan dalam
mengukur suatu kondisi/bahan, menunjukkan angka yang sebenarnya dengan menggunakan alat ukur
standar.
Misal : Kalibrasi Termometer

Kualifikasi
Tindakan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan terpasang
dengan benar, bekerja dengan benar, dan benar-benar mengarah ke hasil yang diharapkan.
Kualifikasi adalah bagian dari validasi, tetapi langkah-langkah individu kualifikasi sendirian tidak
merupakan proses validasi.
Misal : Kualifikasi Chiller/Cold Room

Validasi
Tindakan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa peralatan tertentu, proses, prosedur,
metode, kegiatan, sistem, atau peralatan akan secara konsisten mencapai atau menghasilkan hasil yang
memenuhi kriteria penerimaan ditentukan.
Misal : Validasi Proses Pengiriman 31

Aspe

Kondisi jumlah kecil dan


kapasitas maksimal box
pengiriman

Rute, model transportasi dan


suhu lingkungan selama
pengiriman

Periode pengiriman dihitung


mulai produk selesai dikemas
hingga produk dibuka untuk
diserahkan kepada penerima

16
2/10/2021

Contoh Validasi Pengiriman Vaksin


1. Susun protokol validasi
2. Tetapkan tujuan pengiriman terjauh yang biasa dilakukan,
Misal 2 jam pengiriman maka waktu validasi dilebihkan
menjadi 3 jam.
3. Tetapkan cold box/vaccine carrier yang akan dipakai dan
konfigurasi serta jumlah ice pack (misal 4 ice pack)
4. Siapakan dummy vaksin (misal kemasan vaksin pentabio)
5. Vaksin dikemas dengan konfigurasi yang sudah ditetapkan
dan ditempatkan termometer
6. Di cek suhu sebelum dikirim.
7. Coldbox dan isinya yang sudah dikemas dikirimkan ke
alamat tujuan sesuai waktu yang ditetapkan.
8. Cek suhu vaksin pada saat diterima/setelah waktu yang
ditetapkan
9. Lakukan pengulangan 3 kali
10. Cold box, jumlah ice pack dan konfigurasi peletakan jadi
acuan pengiriman

PENUTUP

Jalur distribusi Vaksin di Indonesia panjang dan melibatkan banyak pihak


serta banyak risiko sehingga perlu peran dan tanggungjawab semua pihak
terlibat baik pemerintah dan swasta untuk mengawalnya

Vaksin merupakan komoditi yang sangat rentan terjadinya penurunan


mutu dan akan berdampak pada kesehatan jika tidak dikelola dengan
memadai

Cara Distribusi Obat yang Baik dan Standar Pelayanan Kefarmasian


merupakan standar dalam mengawal mutu dan keamanan vaksin sampai
digunakan masyarakat.

34

17
2/10/2021

35

18

Anda mungkin juga menyukai