Semboyan: Mitreka Satata
ꦶ ꦺ ꦠꦿꦏꦱꦠꦠ
ꦩ
Pemerintahan Monarki
Sri Maharaja
• 1293-1309 Raden Wijaya
• 1309-1328 Jayanagara
• 1328-1350 Tribhuwana
Wijayatunggadewi
• 1389-1429 Wikramawardhana
• 1429-1447 Suhita
• 1447-1451 Kertawijaya
• 1451-1453 Rajasawardhana
• 1456-1466 Girishawardhana
• 1466-1474 Suraprabhawa
• 1474-1519 Girindrawarddhana/
Brawijaya
Rakryan Mantri ri
Pakira-kiran
• 1294 – 1316 Mahapatih Nambi
• 1316 – 1323 Mahapatih Dyah
Halayudha
Sejarah
Sejarah
Berdirinya Majapahit …
Arca Harihara (paduan Siwa dan Wisnu)
perwujudan Kertarajasa dari Candi Simping,
Blitar, kini koleksi Museum Nasional.
Kejayaan Majapahit …
Wikramawardhana memerintah
hingga tahun 1426, dan diteruskan
oleh putrinya, Ratu Suhita, yang
memerintah pada tahun 1426
sampai 1447. Ia adalah putri kedua
Wikramawardhana dari seorang
selir yang juga putri kedua
Wirabhumi. Pada 1447, Suhita
mangkat dan pemerintahan
dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik
laki-lakinya. Ia memerintah hingga
tahun 1451. Setelah Kertawijaya
wafat, Bhre Pamotan menjadi raja
dengan gelar Rajasawardhana dan
memerintah di Kahuripan. Ia wafat
pada tahun 1453 M. Terjadi jeda
waktu tiga tahun tanpa raja akibat
krisis pewarisan takhta.
Girisawardhana, putra Kertawijaya,
naik takhta pada 1456. Ia
kemudian wafat pada 1466 dan
digantikan oleh
Singhawikramawardhana. Pada
1468 pangeran Kertabhumi
memberontak terhadap
Singhawikramawardhana dan
mengangkat dirinya sebagai raja
Majapahit.[8]
Militer dan
persenjataan
Pada zaman Majapahit terjadi
perkembangan, pelestarian, dan
penyebaran teknik pembuatan
keris berikut fungsi sosial dan
ritualnya. Teknik pembuatan keris
mengalami penghalusan dan
pemilihan bahan menjadi semakin
selektif. Keris pra-Majapahit
dikenal berat namun semenjak
masa ini dan seterusnya, bilah
keris yang ringan tetapi kuat
menjadi petunjuk kualitas sebuah
keris. Penggunaan keris sebagai
tanda kebesaran kalangan
aristokrat juga berkembang pada
masa ini dan meluas ke berbagai
penjuru Nusantara, terutama di
bagian barat.
- Serat Darmagandhul
Penjelajahan dan
navigasi
Selama era Majapahit penjelajahan
orang-orang Nusantara mencapai
prestasi terbesarnya. Ludovico di
Varthema (1470-1517), dalam
bukunya Itinerario de Ludouico de
Varthema Bolognese menyatakan
bahwa orang Jawa Selatan
berlayar ke "negeri jauh di selatan"
hingga mereka tiba di sebuah
pulau di mana satu hari hanya
berlangsung selama empat jam
dan "lebih dingin daripada di
bagian dunia mana pun". Penelitian
modern telah menentukan bahwa
tempat tersebut terletak
setidaknya 900 mil laut (1666 km)
selatan dari titik paling selatan
Tasmania.[62]:248-251
Kebudayaan
"Dari semua
Nagarakretagam bangunan, tidak
a menyebutkan ada tiang yang
budaya keraton luput dari ukiran
yang adiluhung
halus dan warna
dan anggun,
indah" [Dalam
dengan cita rasa
lingkungan
seni dan sastra
yang halus, serta dikelilingi tembok]
sistem ritual "terdapat pendopo
keagamaan yang anggun beratap
rumit. Peristiwa ijuk, indah bagai
utama dalam pemandangan
kalender tata dalam lukisan...
negara digelar Kelopak bunga
tiap hari pertama
katangga gugur
bulan Caitra
tertiup angin dan
(Maret-April)
ketika semua bertaburan di atas
utusan dari atap. Atap itu
semua wilayah bagaikan rambut
taklukan
gadis yang
Majapahit
berhiaskan bunga,
datang ke istana
menyenangkan
untuk membayar
upeti atau pajak. hati siapa saja
Kawasan yang
Majapahit secara memandangnya".
sederhana
terbagi dalam
— Gambaran ibu
tiga jenis: kota Majapahit
keraton kutipan dari
termasuk Nagarakertagama.
kawasan ibu
kota dan sekitarnya; wilayah-
wilayah di Jawa Timur dan Bali
yang secara langsung dikepalai
oleh pejabat yang ditunjuk
langsung oleh raja; serta wilayah-
wilayah taklukan di kepulauan
Nusantara yang menikmati
otonomi luas.[67]
Kesusasteraan
Pada zaman Majapahit ditulis
berbagai kakawin (puisi berbahasa
Jawa Kuno), seperti
Negarakertagama, prosa, seperti
Pararaton, dan juga muncul
berbagai cerita kembangan
(carangan, spin off) dari epos raya
India dalam bentuk kidung (seperti
Tantu Panggelaran, Garudeya, dan
Sudhamala) maupun cerita lisan
yang populer hingga masa kini,
seperti lingkaran cerita Panji, kisah
Sri Tanjung, dan kisah Bhubuksah
dan Gagangaking. Berbagai ukiran
batu candi dari masa ini banyak
mengabadikan fragmen cerita-
cerita tersebut.[70]
Ekonomi
Celengan zaman Majapahit, abad 14-15
Masehi Trowulan, Jawa Timur. (Koleksi
Museum Gajah, Jakarta)
Nagarakretagama menyebutkan
bahwa kemasyhuran penguasa
Wilwatikta telah menarik banyak
pedagang asing, di antaranya
pedagang dari India, Khmer, Siam,
dan Tiongkok. Pajak khusus
dikenakan pada orang asing
terutama yang menetap semi-
permanen di Jawa dan melakukan
pekerjaan selain perdagangan
internasional. Majapahit memiliki
pejabat sendiri untuk mengurusi
pedagang dari India dan Tiongkok
yang menetap di ibu kota kerajaan
maupun berbagai tempat lain di
wilayah Majapahit di Jawa.[76]
Struktur pemerintahan
Majapahit memiliki struktur
pemerintahan dan susunan
birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, dan
tampaknya struktur dan birokrasi
tersebut tidak banyak berubah
selama perkembangan
sejarahnya.[77] Raja dianggap
sebagai penjelmaan dewa di dunia
dan ia memegang otoritas politik
tertinggi.
Aparat birokrasi …
Pembagian wilayah …
Kahuripan (atau
Bhre
1 Janggala, sekarang Tribhuwanatunggadewi ibu suri
Kahuripan
Sidoarjo)
Wirabhumi Bhre
6 Bhre Wirabhumi[Catatan 4]1 anak
(Blambangan) Wirabhumi
Bhre
8 Kabalan Kusumawardhani[Catatan 5]2 anak perempuan
Kabalan
Bhre keponakan
9 Pawanuan Surawardhani
Pawanuan perempuan
Catatan:
1 Bhre Wirabhumi sebenarnya adalah gelar: Pangeran Wirabhumi (blambangan), nama
aslinya tidak diketahui dan sering disebut sebagai Bhre Wirabhumi dari Pararaton. Dia
menikah dengan Nagawardhani, keponakan perempuan raja.
2 Kusumawardhani (putri raja) menikah dengan Wikramawardhana (keponakan laki-laki
raja), pasangan ini lalu menjadi pewaris tahta.
Arca dewi Parwati sebagai perwujudan
anumerta Tribhuwanattunggadewi, ratu
Majapahit ibunda Hayam Wuruk.
Hubungan diplomatik …
Raja-raja Majapahit
Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasa
Singhasari dan Majapahit. Penguasa
ditandai dalam gambar ini.[82]
1293 -
Raden Wijaya Kertarajasa Jayawardhana
1309
1350 -
Hayam Wuruk Maharaja Sri Rajasanagara
1389
1389 -
Wikramawardhana Bhra Hyang Wisesa Aji Wikrama
1429
1429 -
Suhita Prabu Stri Suhita
1447
1447 -
Kertawijaya Sri Maharaja Wijaya Parakramawardhana
1451
1451 -
Rajasawardhana Rajasawardhana Sang Sinagara
1453
1456 -
Girishawardhana Girishawardhana Dyah Suryawikrama
1466
Nama Gelar …
Girindrawarddhana …
Girīndrawarddhana adalah gelar
bagi tiga raja Majapahit terakhir.
Ketiga raja Majapahit yang
menggunakan gelar ini adalah
anak-anak dari Rajasawardhana
Sang Sinagara (Raja Majapahit ke-
8), yaitu : Dyah Wijayakarana, Dyah
Wijayakusuma dan Dyah
Ranawijaya Gelar ini ditemukan
dalam Prasasti Waringinpitu yang
bertahun 1369 Saka (1447 M),
serta Prasasti Ptak (OJO XCI) dan
Prasasti Jiwu (OJO XCII-XCV) yang
keduanya bertahun 1408 Saka
(1486 M).[83]
Brawijaya …
Brawijaya atau Bhra Wijaya atau
Prabu Brawijaya adalah gelar yang
dianggap melekat pada penguasa
Majapahit, khususnya Dyah
Ranawijaya dengan gelar
"Brawijaya V" yang dianggap
penguasa terakhirnya. Sebagai
gelar historis, gelar ini diragukan
karena sampai saat ini tidak ada
sumber dari masa Majapahit yang
menyebutkan adanya gelar
Brawijaya.
Warisan sejarah
Arca pertapa Hindu dari masa Majapahit
Legitimasi politik …
Kesultanan-kesultanan Islam
Demak, Pajang, dan Mataram
berusaha mendapatkan legitimasi
atas kekuasaan mereka melalui
hubungan ke Majapahit. Demak
menyatakan legitimasi
keturunannya melalui Kertabhumi;
pendirinya, Raden Patah, menurut
babad-babad keraton Demak
dinyatakan sebagai anak
Kertabhumi dan seorang Putri Cina,
yang dikirim ke luar istana sebelum
ia melahirkan. Penaklukan
Mataram atas Wirasaba tahun
1615 yang dipimpin langsung oleh
Sultan Agung sendiri memiliki arti
penting karena merupakan lokasi
ibu kota Majapahit. Keraton-
keraton Jawa Tengah memiliki
tradisi dan silsilah yang berusaha
membuktikan hubungan para
rajanya dengan keluarga kerajaan
Majapahit — sering kali dalam
bentuk makam leluhur, yang di
Jawa merupakan bukti penting —
dan legitimasi dianggap meningkat
melalui hubungan tersebut. Bali
secara khusus mendapat pengaruh
besar dari Majapahit, dan
masyarakat Bali menganggap diri
mereka penerus sejati kebudayaan
Majapahit.[68]
Para penggerak nasionalisme
Indonesia modern, termasuk
mereka yang terlibat Gerakan
Kebangkitan Nasional di awal abad
ke-20, telah merujuk pada
Majapahit, disamping Sriwijaya,
sebagai contoh gemilang masa
lalu Indonesia. Majapahit kadang
dijadikan acuan batas politik
negara Republik Indonesia saat
ini.[21] Dalam propaganda yang
dijalankan tahun 1920-an, Partai
Komunis Indonesia menyampaikan
visinya tentang masyarakat tanpa
kelas sebagai penjelmaan kembali
dari Majapahit yang
diromantiskan.[84] Sukarno juga
mengangkat Majapahit untuk
kepentingan persatuan bangsa,
sedangkan Orde Baru
menggunakannya untuk
kepentingan perluasan dan
konsolidasi kekuasaan negara.[85]
Sebagaimana Majapahit, negara
Indonesia modern meliputi wilayah
yang luas dan secara politik
berpusat di pulau Jawa.
Arsitektur …
Kesenian modern
Kebesaran kerajaan ini dan
berbagai intrik politik yang terjadi
pada masa itu menjadi sumber
inspirasi tidak henti-hentinya bagi
para seniman masa selanjutnya
untuk menuangkan kreasinya,
terutama di Indonesia. Berikut
adalah daftar beberapa karya seni
yang berkaitan dengan masa
tersebut.
Puisi lama …
Serat Darmagandhul, sebuah kitab
yang tidak jelas penulisnya karena
menggunakan nama pena Ki
Kalamwadi, namun diperkirakan
dari masa Kasunanan Surakarta.
Kitab ini berkisah tentang hal-hal
yang berkaitan dengan perubahan
keyakinan orang Majapahit dari
agama sinkretis "Hindu" ke Islam
dan sejumlah ibadah yang perlu
dilakukan sebagai umat Islam.
Roman/novel sejarah …
Film/sinetron …
Permainan video …
Lihat pula
Kakawin Nagarakretagama
Pararaton
Kidung Sunda
Brawijaya
Kerajaan Singhasari
Sejarah Nusantara
Gajah Mada
Museum Pusat Informasi
Majapahit
Catatan
1. ^ Tahunnya ditandai dengan
candrasengkala "sirna ilang
kertaning bumi" (sirna = 0, ilang = 0,
kerta = 4, bumi = 1). Berarti tahun
1400 saka atau 1478 masehi.
2. ^ Kawaca memiliki dua makna.
Yang pertama adalah kemeja yang
dikenakan oleh para rohaniawan,
yang lainnya berarti baju besi. Lihat
Nugroho, Irawan Djoko (2011). hal.
386.
3. ^ Pordenone menyebutkan bahwa
Raja Jawa memerintah atas "tujuh
raja yang bermahkota", mungkin
merujuk pada Bhattara Saptaprabhu
atau tujuh Bhattara atau Bhre
(Adipati / Adipati Wanita), yang
merupakan tujuh penatua
berpengaruh yang memerintah tujuh
nagara atau kerajaan daerah, sesuai
dengan provinsi Majapahit di Jawa
Timur dan Tengah; yaitu Kahuripan,
Daha, Tumapel, Wengker, Lasem,
Pajang, dan Mataram.
4. ^ Bhre Wirabhumi sebenarnya
adalah gelar: Adipati dari Wirabhumi
(Blambangan), nama aslinya tidak
diketahui. Ia disebut sebagai Bhre
Wirabhumi di Pararaton. Dia
menikahi Nagawardhani, keponakan
raja.
5. ^ a b Kusumawardhani (putri raja)
menikah dengan Wikramawardhana
(keponakan raja), pasangan ini
menjadi ahli waris bersama.
Referensi
1. ^ D.G.E. Hall (1956). "Problems of
Indonesian Historiography". Pacific
Affairs. 38 (3/4): 353—359.
2. ^ a b c d Ricklefs (1991), halaman 19
3. ^ Prapantja, Rakawi, trans. by
Theodore Gauthier Pigeaud, Java in
the 14th Century, A Study in Cultural
History: The Negara-Kertagama by
Pakawi Parakanca of Majapahit,
1365 AD (The Hague, Martinus
Nijhoff, 1962), vol. 4, p. 29. 34; G.J.
Resink, Indonesia’s History Between
the Myths: Essays in Legal History
and Historical Theory (The Hague:
W. van Hoeve, 1968), hal. 21.
4. ^ Taylor, Jean Gelman (2003).
Indonesia: Peoples and Histories.
New Haven and London: Yale
University Press. hlm. pp.29. ISBN 0-
300-10518-5.
5. ^ a b c Ricklefs (1991), page 18
. ^ Johns, A.H. (1964). "The Role of
Structural Organisation and Myth in
Javanese Historiography" . The
Journal of Asian Studies. 24 (1):
91–99.
7. ^ Nagarakretagama Diakui sebagai
Memori Dunia , kompas.com
. ^ a b c d M.C. Ricklefs, Sejarah
Indonesia Modern 1200-2004, Edisi
ke-3. Diterjemahkan oleh S. Wahono
dkk. Jakarta: Serambi, 2005, hal. 55.
Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref> tidak sah; nama
"Ricklefs_55" didefinisikan berulang
dengan isi berbeda
9. ^ C. C. Berg. Het rijk van de
vijfvoudige Buddha (Verhandelingen
der Koninklijke Nederlandse
Akademie van Wetenschappen, Afd.
Letterkunde, vol. 69, no. 1)
Ansterdam: N.V. Noord-Hollandsche
Uitgevers Maatschappij, 1962; cited
in M.C. Ricklefs, A History of
Modern Indonesia Since c. 1300,
2nd ed. Stanford: Stanford
University Press, 1993, pages 18
and 311
10. ^
http://www.tempo.co/read/news/20
10/07/01/061260022/Indonesia-
Jepang-Buat-Kapal-Majapahit/
Tempo/
11. ^
http://sains.kompas.com/read/201
2/12/05/19045066/Majapahit-
Jajah-hingga-Semenanjung-
Malaya . Kompas/
12. ^ http://www.kali-majapahit.com/
13. ^ a b Setiono, Benny. "Kehancuran
dan Kebangkitan Martabat/ Jati Diri
Etnis Tionghoa Di Indonesia (bagian
1)" . Diakses tanggal 16 Juni.
14. ^ David Bor - Khubilai khan and
Beautiful princesses of Tumapel
2006
15. ^ a b Mulyana 2006, hlm. 122
1 . ^ Groeneveldt, W.P. Historical Notes
on Indonesia and Malaya: Compiled
from Chinese Sources. Djakarta:
Bhratara, 1960.
17. ^ a b c Slamet Muljana. Menuju
Puncak Kemegahan (LKIS, 2005)
1 . ^ Komandoko 2009, hlm. 16
19. ^ Poesponegoro, M.D., Notosusanto,
N. (editor utama). Sejarah Nasional
Indonesia. Edisi ke-4. Jilid II.
Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hal.
436.
20. ^ "Cannon | Indonesia (Java) |
Majapahit period (1296–1520) | The
Met" . The Metropolitan Museum of
Art, i.e. The Met Museum. Diakses
tanggal 6 August 2017.
21. ^ a b c d Ricklefs (1991), halaman 56
22. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early
Kingdoms of the Indonesian
Archipelago and the Malay
Peninsula. Singapore: Editions
Didier Millet. hlm. 279.
ISBN 9814155675.
23. ^ Drs. R. Soekmono, (1973, 5th
reprint edition in 1988). Pengantar
Sejarah Kebudayaan Indonesia 2,
2nd ed. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius. hlm. 72.
24. ^ Y. Achadiati S, Soeroso M.P.,
(1988). Sejarah Peradaban Manusia:
Zaman Majapahit. Jakarta: PT Gita
Karya. hlm. 13.
25. ^ Millet, Didier (August 2003). John
Miksic, ed. Indonesian Heritage
Series: Ancient History. Singapore
169641: Archipelago Press.
hlm. 106. ISBN 981-3018-26-7.
2 . ^ Groeneveldt, W.P. (1877). Notes on
the Malay Archipelago and Malacca,
Compiled from Chinese Sources.
Batavia: Transactions of the
Batavian Society of Arts and
Science.
27. ^ (Indonesia) Muljana, Slamet
(2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-
Jawa dan timbulnya negara-negara
Islam di Nusantara . PT LKiS
Pelangi Aksara. hlm. 63.
ISBN 9798451163.ISBN 978-979-
8451-16-4
2 . ^ Ricklefs (2005), hal. 57.
29. ^ a b Ricklefs, Merle Calvin (2008). A
History of Modern Indonesia Since
c. 1200 Fourth Edition. New York:
Palgrave Macmillan.
ISBN 9780230546851.
30. ^ a b c Poesponegoro & Notosusanto
(1990), hal. 448-451.
31. ^ Pires, Tome. Suma Oriental. The
Hakluyt Society. ISBN
9784000085052.
32. ^ Robert W. Hefner (1983). "Ritual
and Cultural Reproduction in Non-
Islamic Java" . American
Ethnologist. 10 (1983): 665––683.
doi:10.1525/ae.1983.10.4.02a0003
0 . Diakses tanggal 2008-10-23.
33. ^ Song Lian. Sejarah Yuan.
34. ^ Pramono, Djoko (2005). Budaya
Bahari. Gramedia Pustaka Utama.
ISBN 9789792213768.
35. ^ Manguin, Pierre-Yves (1976).
"L'Artillerie legere nousantarienne: A
propos de six canons conserves
dans des collections portugaises".
Arts Asiatiques. 32: 233–268.
3 . ^ Reid, Anthony (2012). Anthony
Reid and the Study of the Southeast
Asian Past. ISBN 978-981-4311-96-0
37. ^ Groeneveldt, W.P. (1877). Notes on
the Malay Archipelago and Malacca,
Compiled from Chinese Sources.
Batavia: Transactions of the
Batavian Society of Arts and
Science.
3 . ^ a b c d e Nugroho, Irawan Djoko
(2011). Majapahit Peradaban
Maritim. Suluh Nuswantara Bakti.
ISBN 9786029346008.
39. ^ a b Nugroho, Irawan Djoko (6
August 2018). "Baju Baja Emas
Gajah Mada" . Nusantara Review.
Diakses tanggal 14 August 2019.
40. ^ a b Berg, Kindung Sundāyana
(Kidung Sunda C), Soerakarta,
Drukkerij “De Bliksem”, 1928.
41. ^ a b Berg, C. C., 1927, Kidung
Sunda. Inleiding, tekst, vertaling en
aanteekeningen, BKI LXXXIII : 1-161.
42. ^ Mayers (1876). "Chinese
explorations of the Indian Ocean
during the fifteenth century ". The
China Review. IV: p. 178.
43. ^ Manguin, Pierre-Yves (1976).
"L'Artillerie legere nousantarienne: A
propos de six canons conserves
dans des collections portugaises".
Arts Asiatiques. 32: 233–268.
44. ^ Crawfurd, John (1856). A
Descriptive Dictionary of the Indian
Islands and Adjacent Countries.
Bradbury and Evans.
45. ^ de Graaf, Hermanus Johannes
(1985). Kerajaan-kerajaan Islam di
Jawa. Jakarta: Temprint. hlm. 180.
4 . ^ Tiaoyuan, Li (1969). South
Vietnamese Notes. Guangju Book
Office.
47. ^ a b c Pires, Tome (1944). The Suma
oriental of Tomé Pires : an account
of the East, from the Red Sea to
Japan, written in Malacca and India
in 1512-1515 ; and, the book of
Francisco Rodrigues, rutter of a
voyage in the Red Sea, nautical
rules, almanack and maps, written
and drawn in the East before 1515 .
The Hakluyt Society.
ISBN 9784000085052.
4 . ^ a b Barbosa, Duarte (1866). A
Description of the Coasts of East
Africa and Malabar in the Beginning
of the Sixteenth Century . The
Hakluyt Society.
49. ^ Partington, J. R. (1999). A History
of Greek Fire and Gunpowder
(dalam bahasa Inggris). JHU Press.
ISBN 978-0-8018-5954-0.
50. ^ Jones, John Winter (1863). The
travels of Ludovico di Varthema in
Egypt, Syria, Arabia Deserta and
Arabia Felix, in Persia, India, and
Ethiopia, A.D. 1503 to 1508 .
Hakluyt Society.
51. ^ Wade, G., 2009, “The horse in
Southeast Asia prior to 1500 CE:
Some vignettes,” in: B. G. Fragner, R.
Kauz, R. Ptak and A.
Schottenhammer (eds), Pferde in
Asien: Geschichte, Handel und
Kultur/Horses in Asia: History, Trade
and Culture. Vienna, Verlag der
Österreichischen Akademie der
Wissenschaften: 161-177.
52. ^ Teeuw, A. and S. O. Robson
(2005). Bhomāntaka. The Death of
Bhoma. Leiden: KITLV Press.
ISBN 9789067182539.
53. ^ Jakl, Jiri. "The Whale in Old
Javanese kakawin: timiṅgila,
'elephant fish', and lĕmbwara
revisited" (dalam bahasa Inggris).
54. ^ Ptak, Roderich (1999). China’s
Seaborne Trade with South and
Southeast Asia, 1200-1750.
Ashgate. ISBN 9780860787761.
55. ^ a b Nugroho (2011). h. 286,
mengutip Hikayat Raja-Raja Pasai",
3: 98: "Sa-telah itu, maka disuroh
baginda musta'idkan segala
kelengkapan dan segala alat senjata
peperangan akan mendatangi
negeri Pasai itu, sa-kira-kira empat
ratus jong yang besar-besar dan lain
daripada itu banyak lagi daripada
malangbang dan kelulus.". Juga
lihat Hill, A. H. (Juni 1960). "Hikayat
Raja-Raja Pasai". Journal of the
Malaysian Branch of the Royal
Asiatic Society. 33: h. 98 dan 157:
Then he directed them to make
ready all the equipment and
munitions of war needed for an
attack on the land of Pasai - about
four hundred of the largest junks,
and also many barges
(malangbang) and galleys.
5 . ^ Text from Fra Mauro map, 10-A13,
bahasa Italia asli: "Circa hi ani del
Signor 1420 una naue ouer çoncho
de india discorse per una trauersa
per el mar de india a la uia de le
isole de hi homeni e de le done de
fuora dal cauo de diab e tra le isole
uerde e le oscuritade a la uia de
ponente e de garbin per 40 çornade,
non trouando mai altro che aiere e
aqua, e per suo arbitrio iscorse 2000
mia e declinata la fortuna i fece suo
retorno in çorni 70 fina al sopradito
cauo de diab. E acostandose la
naue a le riue per suo bisogno, i
marinari uedeno uno ouo de uno
oselo nominato chrocho, el qual ouo
era de la grandeça de una bota
d'anfora." [1]
57. ^ Lombard, Denys (2005). Nusa
Jawa: Silang Budaya, Bagian 2:
Jaringan Asia . Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. An Indonesian
translation of Lombard, Denys
(1990). Le carrefour javanais. Essai
d'histoire globale (The Javanese
Crossroads: Towards a Global
History) vol. 2. Paris: Éditions de
l'École des Hautes Études en
Sciences Sociales.
5 . ^ Manguin, Pierre-Yves (September
1980). "The Southeast Asian Ship:
An Historical Approach". Journal of
Southeast Asian Studies. 11 (2):
266–276.
doi:10.1017/S002246340000446X .
JSTOR 20070359 .
59. ^ Sejarah Melayu, 5.4: 47: Maka
betara Majapahit pun menitahkan
hulubalangnya berlengkap perahu
akan menyerang Singapura itu,
seratus buah jung; lain dari itu
beberapa melangbing dan kelulus,
jongkong, cecuruh, tongkang, tiada
terhisabkan lagi banyaknya.
0. ^ Sejarah Melayu, 10.4: 77: ... maka
baginda pun segera menyuruh
berlengkap tiga ratus buah jung, lain
dari pada itu kelulus, pelang,
jongkong, tiada terbilang lagi.
1. ^ Nugroho, Irawan Djoko (30 Juli
2018). "Replika Kapal Majapahit,
Replika Untuk Menghancurkan
Sejarah Bangsa" . Nusantara
Review. Diakses tanggal 14 Agustus
2020.
2. ^ a b Jones, John Winter (1863). The
travels of Ludovico di Varthema in
Egypt, Syria, Arabia Deserta and
Arabia Felix, in Persia, India, and
Ethiopia, A.D. 1503 to 1508. Hakluyt
Society.
3. ^ Liebner, Horst H. (2002). Perahu-
Perahu Tradisional Nusantara.
Jakarta.
4. ^ Suarez, Thomas (2012). Early
Mapping of Southeast Asia: The
Epic Story of Seafarers, Adventurers,
and Cartographers Who First
Mapped the Regions Between China
and India. Tuttle Publishing.
5. ^ "Teknologi Era Majapahit" .
Nusantara Review (dalam bahasa
Inggris). 2018-10-02. Diakses
tanggal 2020-06-11.
. ^ Cartas de Afonso de Albuquerque,
Volume 1, p. 64, April 1, 1512
7. ^ a b c Millet, Didier (August 2003).
John Miksic, ed. Indonesian
Heritage Series: Ancient History.
Singapore 169641: Archipelago
Press. hlm. 107. ISBN 981-3018-26-
7.
. ^ a b Schoppert, P., Damais, S.
(1997). Di dalam Didier Millet
(editor):, ed. Java Style. Paris:
Periplus Editions. hlm. 33–34. ISBN
962-593-232-1.
9. ^ "Ritual Networks and Royal Power
in Majapahit Java, page:100" .
Persee. 1996. Diakses tanggal
2010-07-14.
70. ^ Munandar AA. 2004. KARYA
SASTRA JAWA KUNO YANG
DIABADIKAN PADA RELIEF CANDI-
CANDI ABAD KE-13—15 M .
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA,
VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 54-
60.
71. ^ "Uang Kuno Temuan Rohimin
Peninggalan Majapahit" . 2008.
72. ^ Millet, Didier (Hardcover edition —
August 2003). John Miksic, ed.
Indonesian Heritage Series: Ancient
History. Singapore 169641:
Archipelago Press. hlm. 107.
ISBN 981-3018-26-7.
73. ^ Groeneveldt, W.P. (1896).
"Supplementary jottings to the notes
on the Malay Archipelago and
malacca compiled from chinese
surces / by W.P. Groeneveldt" (PDF).
T'oung pao. 7: 113–134.
74. ^ Poesponegoro & Notosusanto
(1990), hal. 434-435.
75. ^ Poesponegoro & Notosusanto
(1990), hal. 431-432.
7 . ^ Poesponegoro & Notosusanto
(1990), hal. 220.
77. ^ Poesponegoro & Notosusanto
(1990), hal. 451-456.
7 . ^ Nastiti, Titi Surti. Prasasti
Majapahit, dalam situs
www.Majapahit-Kingdom.com dari
Direktorat Jenderal Sejarah dan
Purbakala. Jumat, 22 Juni 2007.
79. ^ Pires, Tome. Suma Oriental. The
Hakluyt Society. ISBN
9784000085052,
0. ^ "Materials for the Medieval History
of Indonesia" .
1. ^ Dellios, Rosita (2003-1-1).
"Mandala: from sacred origins to
sovereign affairs in traditional
Southeast Asia" (dalam bahasa
Inggris). Bond University Australia.
Diakses tanggal 2011-12-11.
2. ^ Bullough, Nigel (1995). Historic
East Java: Remains in Stone.
Jakarta: ADLine Communications.
hlm. 116–117. Teks "consulting
editor: Mujiyono PH" akan diabaikan
(bantuan); Teks "Printed in
Singapore " akan diabaikan
(bantuan)
3. ^ Djaraf 1977.
4. ^ Ricklefs, hal. 363
5. ^ Friend, Theodore. Indonesian
Destinies. Cambridge,
Massachusetts and London:
Belknap Press, Harvard University
Press. hlm. p.19. ISBN 0-674-01137-
6.
Daftar pustaka
Mulyana, Slamet (2006). Tafsir
sejarah nagarakretagama (dalam
bahasa Indonesia). PT LKiS
Pelangi Aksara. hlm. 122.
ISBN 978-979-2552-546.
Komandoko, Gamal (2009). Gajah
Mada: menangkis ancaman
pemberontakan Ra Kuti: kisah
ketangguhan seorang patih
Majapahit dalam menjaga keutuhan
takhta sang raja (dalam bahasa
Indonesia). Penerbit Narasi.
hlm. 122. ISBN 978-979-164-145-2
Periksa nilai: checksum |isbn=
(bantuan).
Pranala luar
Didahului Kerajaan
Diteruskan oleh:
oleh: Hindu-Budha
Demak
Singasari 1292–1527
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Majapahit&oldid=17955522"