• 775 Dharanindra
• 792 Samaratungga
• 835 Balaputradewa
• 1025 Sangrama-
Vijayottunggawarman
Sejarah
• Didirikan 670
• Invasi Chola 1025
Mata uang Koin emas dan perak
Catatan sejarah
Belum banyak bukti fisik mengenai
Sriwijaya yang dapat ditemukan.[8]
Tidak terdapat catatan lebih lanjut
mengenai Sriwijaya dalam sejarah
Indonesia; masa lalunya yang
terlupakan dibentuk kembali oleh
sarjana asing. Tidak ada orang
Indonesia modern yang mendengar
mengenai Sriwijaya sampai tahun
1920-an, ketika sarjana Prancis
George Cœdès mempublikasikan
penemuannya dalam surat kabar
berbahasa Belanda dan
Indonesia.[8] Coedès menyatakan
bahwa referensi Tiongkok terhadap
"San-fo-ts'i", sebelumnya dibaca
"Sribhoja", dan beberapa prasasti
dalam Melayu Kuno merujuk pada
kekaisaran yang sama.[9]
Pusat Sriwijaya
Menurut Prasasti Kedukan Bukit,
yang bertarikh 605 Saka (683 M),
Kadatuan Sriwijaya pertama kali
didirikan di sekitar Palembang, di
tepian Sungai Musi. Prasasti ini
menyebutkan bahwa Dapunta
Hyang berasal dari Minanga
Tamwan. Lokasi yang tepat dari
Minanga Tamwan masih
diperdebatkan. Teori Palembang
sebagai tempat di mana Sriwijaya
pertama kali bermula diajukan oleh
Coedes dan didukung oleh Pierre-
Yves Manguin. Selain Palembang,
tempat lain seperti Muaro Jambi
(Sungai Batanghari, Jambi) dan
Muara Takus (pertemuan Sungai
Kampar Kanan dan Kiri, Riau) juga
diduga sebagai ibu kota Sriwijaya.
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (warna
hijau) terletak di sebelah barat daya pusat
kota Palembang. Situs ini membentuk poros
yang menghubungkan Bukit Seguntang dan
tepian Sungai Musi.
Sejarah
Pembentukan dan
pertumbuhan
…
Perjalanan Siddhayatra …
Penaklukan kawasan …
Masa keemasan …
Arca emas Avalokiteçvara bergaya Malayu-
Sriwijaya, ditemukan di Rantaukapastuo,
Muarabulian, Jambi, Indonesia.
Kembali ke Palembang …
Penjelajahan Sriwijaya …
Masa kemunduran …
Pannai Pannai
Malaiyur Malayu
Mayirudingam
Ilangasogam Langkasuka
Mappappalam
Mevilimbangam
Valaippanduru
Takkolam
Madamalingam Tambralingga
Ilamuri-Desam Lamuri
Nakkavaram Nikobar
Kadaram Kedah
Namun pada masa ini Sriwijaya
dianggap telah menjadi bagian dari
dinasti Chola. Kronik Tiongkok
menyebutkan bahwa pada tahun
1079, Kulothunga Chola I (Ti-hua-
ka-lo) raja dinasti Chola disebut
juga sebagai raja San-fo-ts'i, yang
kemudian mengirimkan utusan
untuk membantu perbaikan candi
dekat Kanton. Selanjutnya dalam
berita Tiongkok yang berjudul Sung
Hui Yao disebutkan bahwa
kerajaan San-fo-tsi pada tahun
1082 masih mengirimkan utusan
pada masa Tiongkok di bawah
pemerintahan Kaisar Yuan Fong.
Duta besar tersebut
menyampaikan surat dari raja Kien-
pi bawahan San-fo-tsi, yang
merupakan surat dari putri raja
yang diserahi urusan negara San-
fo-tsi, serta menyerahkan pula 227
tahil perhiasan, rumbia, dan 13
potong pakaian. Kemudian juga
mengirimkan utusan berikutnya
pada tahun 1088.[2] Pengaruh
invasi Rajendra Chola I, terhadap
hegemoni Sriwijaya atas raja-raja
bawahannya melemah. Beberapa
daerah taklukan melepaskan diri,
sampai muncul Dharmasraya dan
Pagaruyung sebagai kekuatan baru
yang kemudian menguasai kembali
wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari
kawasan Semenanjung Malaya,
Sumatra, sampai Jawa bagian
barat.
Pemerintahan dan
ekonomi
Struktur pemerintahan …
Perdagangan …
Model kapal Sriwijaya tahun 800-an Masehi
yang terdapat pada candi Borobudur.
Agama …
ia tinggal dulu di
sini selama satu
atau dua tahun
untuk mendalami
ilmunya sebelum
dilanjutkan di
India".
— Gambaran
Sriwijaya
menurut I
Tsing.[4]
Langgam Sriwijaya
Arca Awalokite Arca Arca torso
Buddha shwara Maitreya perunggu
langgam dari dari bodhisattwa
Amarawa Bingin Komering, Padmapani,
ti Jungut, Sumatra langgam
setinggi Musi Selatan, Sriwijaya
2,77 Rawas, seni abad ke-8,
meter, Sumatra Sriwijaya Chaiya,
ditemuka Selatan. sekitar Surat Thani,
n di situs Langgam abad ke-9 Thailand
Bukit Sriwijaya, M. Selatan.
Seguntan abad ke-8 Arca ini
g, sampai menggamba
Palemba ke-9 M, rkan
ng, abad mirip pengaruh
ke-7 langam langgam
sampai seni Sailendra
ke-8 M. Sailendra dari Jawa
Jawa Tengah.
Tengah.
Berdasarkan berbagai sumber
sejarah, sebuah masyarakat yang
kompleks dan kosmopolitan yang
sangat dipengaruhi alam pikiran
Budha Wajrayana digambarkan
bersemi di ibu kota Sriwijaya.
Beberapa prasasti Siddhayatra
abad ke-7 seperti Prasasti Talang
Tuo menggambarkan ritual Budha
untuk memberkati peristiwa penuh
berkah yaitu peresmian taman
Sriksetra, anugerah Maharaja
Sriwijaya untuk rakyatnya. Prasasti
Telaga Batu menggambarkan
kerumitan dan tingkatan jabatan
pejabat kerajaan, sementara
Prasasti Kota Kapur menyebutkan
keperkasaan balatentara Sriwijaya
atas Jawa. Semua prasasti ini
menggunakan bahasa Melayu
Kuno, leluhur bahasa Melayu dan
bahasa Indonesia modern. Sejak
abad ke-7, bahasa Melayu kuno
telah digunakan di Nusantara.
Ditandai dengan ditemukannya
berbagai prasasti Sriwijaya dan
beberapa prasasti berbahasa
Melayu Kuno di tempat lain, seperti
yang ditemukan di pulau Jawa.
Hubungan dagang yang dilakukan
berbagai suku bangsa Nusantara
menjadi wahana penyebaran
bahasa Melayu, karena bahasa ini
menjadi alat komunikasi bagi
kaum pedagang. Sejak saat itu,
bahasa Melayu menjadi lingua
franca dan digunakan secara
meluas oleh banyak penutur di
Kepulauan Nusantara.[79]
Hubungan dengan
kekuatan regional
Untuk memperkuat posisinya atas
penguasaan kawasan Asia
Tenggara, Sriwijaya menjalin
hubungan diplomasi dengan
kekaisaran Tiongkok, dan secara
teratur mengantarkan utusan
beserta upeti.[85]
Pindah ke Jawa
Wangsa Sailendra mengantikan
(Jawa Tengah
Wangsa Sanjaya
atau Yogyakarta)
Sri Udayaditya
Sriwijaya
Warmadewa
960 Utusan ke Tiongkok 960, & 962
San-fo-ts'i
Se-li-hou-ta-hia-li-tan
Sri Mara-
San-fo-ts'i
Vijayottunggawarman Prasasti Leiden & utusan ke Tiongkok
1008
Kataha 1008
Se-li-ma-la-pi
1089-
Belum ada berita
1177
Warisan sejarah
Catatan
a. ^ Menurut Coedès, siddhayatra
merujuk kepada "ramuan ajaib".
Sebuah terjemahan alternatif:
Zoetmulder's Kamus Jawa Kuno
(1995) menerjemahkan istilah ini
sebagai "perjalanan yang makmur".
b. ^ Tuha an watak wuruh juga bersifat
pengurus perdagangan dan
pertukangan. Tugas mereka selain
itu adalah menjalankan
perdagangan di pasar-pasar dan
merekalah yang bertindak sebagai
pengurusnya.[70]
Referensi
1. ^ Cœdès, George (1930). "Les
inscriptions malaises de Çrivijaya".
Bulletin de l'Ecole français
d'Extrême-Orient (BEFEO). 30: 29–
80.
2. ^ a b c d e f g h i j k l Munoz, Paul
Michel (2006). Early Kingdoms of
the Indonesian Archipelago and the
Malay Peninsula. Singapore:
Editions Didier Millet. ISBN 981-
4155-67-5.
3. ^ Gabriel Ferrand, (1922), L’Empire
Sumatranais de Crivijaya,
Imprimerie Nationale, Paris, “Textes
Chinois”
4. ^ a b Junjiro Takakusu, (1896), A
record of the Buddhist Religion as
Practised in India and the Malay
Archipelago AD 671-695, by I-tsing,
Oxford, London.
5. ^ Casparis, J.G. (1975). Indonesian
palaeography: a history of writing in
Indonesia from the beginnings to C.
A, Part 1500. E. J. Brill. ISBN 90-04-
04172-9.
. ^ a b c d e f g h Muljana, Slamet
(2006). F.W. Stapel, ed. Sriwijaya.
PT. LKiS Pelangi Aksara. ISBN 978-
979-8451-62-1.
7. ^ Cœdès, George (1918). "Le
Royaume de Çriwijaya". Bulletin de
l'Ecole français d'Extrême-Orient. 18
(6): 1–36.
. ^ a b c Taylor, Jean Gelman (2003).
Indonesia: Peoples and Histories.
New Haven and London: Yale
University Press. ISBN 0-300-10518-
5.
9. ^ Krom, N.J. (1938). "Het Hindoe-
tijdperk". Dalam F.W. Stapel.
Geschiedenis van Nederlandsch
Indië. Amsterdam: N.V. U.M. Joost
van den Vondel. hlm. vol. I p. 149.
10. ^ a b c Wijaya, Taufik (24 March
2012). "Perahu Kuno Kerajaan
Sriwijaya Ditemukan di Sumatra
Selatan" . Detik. Diakses tanggal
20 April 2012.
11. ^ a b c d Sucipto 2009, hlm. 30.
12. ^ Ahmad Rapanie, Cahyo
Sulistianingsih, Ribuan Nata,
"Kerajaan Sriwijaya, Beberapa Situs
dan Temuannya", Museum Negeri
Sumatra Selatan, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatra Selatan.
13. ^ a b Soekmono, R. (2002).
Pengantar sejarah kebudayaan
Indonesia 2. Kanisius. ISBN 979-
413-290-X.
14. ^ a b c Marwati Djoened
Poesponegoro, Nugroho
Notosusanto, (1992), Sejarah
nasional Indonesia: Jaman kuno, PT
Balai Pustaka, ISBN 979-407-408-X
15. ^ a b Forgotten Kingdoms in
Sumatra, Brill Archive
1 . ^ Sejarah nasional Indonesia:
Jaman kuno . Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1975.
17. ^ "Peneliti UI Temukan Bukti
Kerajaan Sriwijaya di Jambi"
(dalam bahasa Indonesian). 15 July
2013.
1 . ^ "Muaro Jambi Temple: The Legacy
of Ancient Jambi" . 25 September
2011.
19. ^ Syofiardi Bachyul Jb (November
25, 2014). "Muarajambi Temple:
Jambi's monumental mystery" .
20. ^ Takashi Suzuki (25 December
2012). "Śrīvijaya―towards Chaiya ー
The History of Srivijaya" . Diakses
tanggal 6 March 2013.
21. ^ Chand Chirayu Rajani (1974).
"Background To The Sri Vijaya Story-
Part" (PDF). Journal of the Siam
Society. 62: 174–211.
22. ^ George Coedès, Louis-Charles
Damais, (1992), Sriwijaya: history,
religion & language of an early
Malay polity: collected studies,
MBRAS, ISBN 983-99614-1-1.
23. ^ P. J. Suwarno, (1993), Pancasila
budaya bangsa Indonesia:Penelitian
Pancasila dengan pendekatan
historis, filosofis & sosio-yuridis
kenegaraan, Kanisius, ISBN 979-
413-967-X.
24. ^ Marwati Djoened Poesponegoro,
Nugroho Notosusanto, (1993),
Sejarah Nasional Indonesia II (6
Seri), Edisi Pemuktahiran, PT Balai
Pustaka, ISBN 979-407-408-X
25. ^ Collins 2005, hlm. 8.
2 . ^ a b c d Susanti, Dini; Rohman, Yusuf
Ali (August 2011). PELAJARAN IPS-
SEJARAH BILINGUAL:Untuk
SMP/MTs. Kelas VII. Bandung: CV.
YRAMA WIDYA. hlm. 86. ISBN 978-
979-543-708-6.
27. ^ Wade, Geoffrey (2009). "An Early
Age of Commerce in Southeast
Asia, 900–1300 CE" (PDF).
www.eastwestcenter.org. hlm. 252.
Diakses tanggal 16 January 2013.
2 . ^ Majumdar, R.C., (1933). "Le rois
Çriwijaya de Suvarnadvipa". Bulletin
de l'Ecole français d'Extrême-Orient.
XXXIII: 121–144.
29. ^ Moensr, J.L., (1937). "Çriwijaya,
Yāva en Katāha". TBG. LXXVII: 317–
487.
30. ^ Poerbatjaraka, R.N., (1956).
"Çriwijaya, de Çailendra-en de
Sanjāyavança". BKI. 114: 254–264.
31. ^ Boechari (1966). "Preliminary
report on the discovery of an Old
malay inscription at Sojomerto".
MISI. III: 241–251.
32. ^ a b Halimi 2008, hlm. 120.
33. ^ Pramono, Djoko (2005). Budaya
bahari. Gramedia Pustaka Utama.
ISBN 979-22-1351-1.
34. ^ Rasul, Jainal D. (2003). Agonies
and Dreams: The Filipino Muslims
and Other Minorities". Quezon City:
CARE Minorities. hlm. pages 77.
35. ^ Rooney, Dawn (16 April 2011).
Angkor, Cambodia's Wondrous
Khmer Temples .
www.bookdepository.com. Hong
Kong: Odyssey Publications.
ISBN 978-9622178021. Diakses
tanggal 2019-01-21.
3 . ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early
Kingdoms of the Indonesian
Archipelago and Malay Peninsula.
Singapore: Editions Didier Miller.
37. ^ a b c d Cœdès, George (1968). The
Indianized states of Southeast
Asia . University of Hawaii Press.
ISBN 9780824803681.
3 . ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early
Kingdoms of the Indonesian
Archipelago and the Malay
Peninsula. Singapore: Editions
Didier Millet. hlm. 175. ISBN 981-
4155-67-5.
39. ^ Munoz. Early Kingdoms. hlm. 143.
40. ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref> tidak sah; tidak
ditemukan teks untuk ref bernama
Coedes
41. ^ Muljana, Slamet (2006). Sriwijaya
(dalam bahasa Indonesian).
Yogyakarta: LKiS. hlm. 21.
ISBN 979-8451-62-7.
42. ^ a b c Munoz 2006, hlm. 150.
43. ^ Muljana, Slamet (2006). F.W.
Stapel, ed. Sriwijaya. PT. LKiS
Pelangi Aksara. ISBN 978-979-8451-
62-1.
44. ^ a b Munoz 2006, hlm. 151.
45. ^ Aung-Thwin, Michael Arthur; Hall,
Kenneth R. (2011-05-13). New
Perspectives on the History and
Historiography of Southeast Asia:
Continuing Explorations (dalam
bahasa Inggris). Routledge.
ISBN 978-1-136-81964-3.
4 . ^ Philippine History . Rex Bookstore,
Inc. 2004. hlm. 46.
ISBN 9789712339349.
47. ^ "History of Madagascar" . Lonely
Planet.com. Diakses tanggal 7 July
2010.
4 . ^ Murray P. Cox; Michael G. Nelson;
Meryanne K. Tumonggor; François-
X. Ricaut; Herawati Sudoyo (2012).
"A small cohort of Island Southeast
Asian women founded
Madagascar" . Proceedings of the
Royal Society B. 279: 2761–8.
doi:10.1098/rspb.2012.0012 .
PMC 3367776 . PMID 22438500 .
Diakses tanggal 30 May 2020.
49. ^ "Laguna Copperplate Inscription -
Article in English" . Diarsipkan dari
versi asli tanggal 5 February 2008.
Diakses tanggal 25 August 2015.
50. ^ The Laguna Copperplate
Inscription Diarsipkan 21
November 2014 di Wayback
Machine.. Accessed 4 September
2008.
51. ^ "Golden Tara" . Agusan del Sur.
52. ^ "Philippine Gold, Treasure of
Forgotten Kingdoms" . Asian
Society.
53. ^ Kumar, Ann. (1993). 'Dominion
Over Palm and Pine: Early
Indonesia’s Maritime Reach', in
Anthony Reid (ed.), Anthony Reid
and the Study of the Southeast
Asian Past (Sigapore: Institute of
Southeast Asian Studies), 101-122.
54. ^ a b Nugroho, Irawan Djoko (2011).
Majapahit Peradaban Maritim. Suluh
Nuswantara Bakti.
ISBN 9786029346008.
55. ^ Reid, Anthony (2012). Anthony
Reid and the Study of the Southeast
Asian Past. Institute of Southeast
Asian Studies. ISBN 978-
9814311960.
5 . ^ Nastiti (2003), in Ani Triastanti,
2007, p. 39.
57. ^ Nastiti (2003), in Ani Triastanti,
2007, p. 34.
5 . ^ Kartikaningsih (1992). p. 42, in Ani
Triastanti (2007), p. 34.
59. ^ Rasul, Jainal D. (2003). Agonies
and Dreams: The Filipino Muslims
and Other Minorities. Quezon City:
CARE Minorities. hlm. 77.
0. ^ Philippine History . Rex Bookstore,
Inc. 2004. hlm. 46.
ISBN 9789712339349.
1. ^ Sastri K. A. N., (1935). The Cholas.
University of Madras.
2. ^ Kulke, H. (2009). Nagapattinam to
Suvarnadwipa: reflections on Chola
naval expeditions to Southeast Asia.
Institute of Southeast Asian. ISBN
981-230-936-5.
3. ^ Sucipto 2009, hlm. 29.
4. ^ Suriansyah Ideham. (2007:17).
"Kerajaan Nan Sarunai" . Melayu
online. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 25 August 2012. Diakses
tanggal 25 August 2012.
5. ^ a b c Munoz. Early Kingdoms.
hlm. 165.
. ^ Munoz 2006, hlm. 167.
7. ^ Hirth, F. (1911). Chao Ju-kua, His
Work on the Chinese and Arab Trade
in the Twelfth and Thirteen
centuries, entitled Chu-fan-chi. St
Petersburg. .
. ^ Kulke, H. (1993). "Kadātuan
Śrīvijaya'—Empire or Kraton of
Śrīvijaya? A Reassessment of the
Epigraphic Data". Bulletin de l’École
Française d’Extreme Orient. 80 (1):
159–180. line feed character di
|title= pada posisi 73 (bantuan)
9. ^ a b Casparis, J.C., (1956), Prasasti
Indonesia II: Selected Inscriptions
from the 7th to the 9th century A.D.,
Vol. II. Bandung: Masa Baru.
70. ^ Halimi 2008, hlm. 122.
71. ^ Sucipto 2009, hlm. 28.
72. ^ Halimi 2008, hlm. 121.
73. ^ a b Azra, Azyumardi (2006). Islam
in the Indonesian world: an account
of institutional formation. Mizan
Pustaka. ISBN 979-433-430-8.
74. ^ Natawidjaja 1985, hlm. 28.
75. ^ Sobir, PhD, Firmansyah D. Siregar
(2010), Budi Daya Semangka Panen
60 Hari , Penebar Swadaya: Jakarta.
Hlm 5-6. Diakses 8 Juli 2013
7 . ^ Supratna, Nana (2008). Sejarah
untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas: Program Bahasa . Bandung:
Grasindo. ISBN 979-758-597-2.
Diakses tanggal 20 April 2012.
77. ^ Cœdès, George (1996). The
Indianized States of Southeast Asia.
University of Hawaii Press. ISBN 0-
8248-0368-X.
7 . ^ Collins 2005, hlm. 9.
79. ^ Melayu Online: Bambang Budi
Utomo
0. ^ Bukit Siguntang
1. ^ Titik Temu, Jejak Peradaban di
Tepi Batanghari, Photograph and
artifact exhibition of Muara Jambi
Archaeological site, Bentara Budaya
Jakarta, 9-11 November 2006
2. ^ KaalaChaKra, Early Indian
Influences in Southeast Asia
3. ^ Bridgeman: Avalokitesvara figure
from the Srivijaya Period, found in
Chaiya, Thailand, 9th-10th century
(bronze)
4. ^ Srivijaya Art In Thailand
5. ^ O. W. Wolters, (1967), Early
Indonesian Commerce: a study of
the origins of Śrīvijaya, Cornell
University Press, Ithaca.
. ^ a b Fatimi, S.Q. (1963). "Two
Letters from the Maharaja to the
Khalifah ". Islamic Studies
(Islamabad), 2:1, hlm. 121-40.
7. ^ De Casparis. Prasasti Indonesia I.
hlm. 110-111.
. ^ Muljana, Slamet (2006). F.W.
Stapel, ed. Sriwijaya. Yogyakarta:
PT. LKiS Pelangi Aksara. ISBN 978-
979-8451-62-1.
9. ^ Southeast Asia Digital Library:
About Malay
90. ^ Collins 2005, hlm. 12.
91. ^ Smith, A.L. (2000). Centrality:
Indonesia's changing role in ASEAN
Strategic Centrality: Indonesia's
changing role in ASEAN Periksa
nilai |url= (bantuan). Singapore:
Institute of Southeast Asian
Studies. hlm. 9. ISBN 981-230-103-
8.
92. ^ The new Golden Peninsula
Games
93. ^ Spectacular Opening of the 26th
SEA GAMES in Palembang
Bacaan lanjutan …
Pranala luar
(Indonesia) Kerajaan Sriwijaya di
MelayuOnline.com
(Indonesia) Balai Arkeologi
Palembang dan Sriwijaya Society
(Inggris) Sejarah Melayu, Buddhist
Empires
(Inggris) Śrīwijaya: A Centre of
Learning?
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sriwijaya&oldid=17697053"