Anda di halaman 1dari 4

Kejujuran Niat dan Perbuatan

‫الس َم ِاء‬َّ ‫ َت َب َار َك َّال ِذ ْي َج َع َل في‬،‫ان ب ِع َب ِاده َخب ْي ًرا َبص ْي ًرا‬ َ ‫َا ْل َح ْم ُد ل َّله َّالذ ْي َك‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ً ْ ُ ً َ َ َ ً َ َ ْ َ َ َ َ ً ْ ُ ُ
‫هللا وأش َه ُد ا َّن ُم َح َّم ًدا‬ ‫ أشهد ان ال ِإله ِإال‬.‫بروجا وجعل ِفيها ِسراجا وقمرا م ِنيرا‬

‫اجا‬ ً ‫ َو َداع َيا إ َلى ْال َح ّق بإ ْذنه َوس َر‬،‫ول ُه َّالذ ْي َب َع َث ُه ب ْال َح ّق َبش ْي ًرا َو َنذ ْي ًرا‬ ُ ُ َ ُ َُْ
‫عبده ورس‬
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ ّ َ ‫ص ّل َع َل ْيه َو َع َلى آله َو‬َ ‫ َا َّلل ُه َّم‬.‫ُمن ْي ًرا‬
‫ أ َّما َب ْع ُد‬.‫ص ْح ِب ِه َو َس ِل ْم ت ْس ِل ْي ًما ك ِث ْي ًرا‬ ِِ ِ ِ ِ

Segala puji bagi Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga kita bisa bertemu di
kesempatan ini. Sholawat dan salam selalu kita ucapkan kepada Baginda Rasulullah nabi
Muhammad SAW beserta kerabat sahabat hingga pengikut beliau hingga akhir zaman
nanti.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan dan mengajak kita semua untuk
bersama-sama mendalami apa arti kejujuran. Hingga kita bisa memiliki dan dapat
mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Tidak ada sesuatu yang paling bermanfaat bagi seorang hamba dari kejujuran dia
kepada Allah dalam seluruh perkara disertai dengan kejujuran niat dia. Sehingga jujurnya
itu terlihat di dalam niat dan perbuatannya. Allah Ta’ala berfirman: َ‫ص َدقُوا اللَّـه‬ َ ْ‫فَإ ِ َذا َع َز َم اأْل َ ْم ُر فَلَو‬
‫“ لَ َكانَ َخ ْيرًا لَّهُ ْم‬Apabila ia betul-betul telah berniat suatu perkara, maka kalaulah mereka jujur
kepada Allah, tentu itu lebih baik buat mereka.” (QS. Muhammad[47]: 21)
Apa maksudnya jujur kepada Allah? Jujur kepada Allah artinya perbuatkan dan hati
kita sinkron. Kita melakukan perbuatan yang tidak berlawanan dengan hati kita. Jujur
kepada Allah artinya kita betul-betul menjalankan perintah Allah dengan penuh
mengharapkan ridhaNya, dengan penuh berharap kepada Allah akan kasih sayang dan
pahalaNya. Itu adalah jujur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jujur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala artinya dia betul-betul semangat untuk mencari surga Allah, dia
betul-betul jujur dengan keimanannya. Ketika ia mengucapkan, “Ya Allah aku beriman
kepada Engkau.” Maka ia betul-betul realisasikan dengan ketaatan, dengan ketakwaan,
dengan kesungguhan dia didalam mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jujur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala adalah berusaha ia untuk mengenal penciptanya, mencintainya,
berharap kepadaNya, bertawakal kepadaNya, takut kepadaNya, dan senantiasa berusaha
untuk mencari jalan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya orang-orang yang jujur
kepada Allah akan terlihat dari tingkah lakunya. Orang-orang yang jujur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan terlihat dari pandangan matanya. Bahkan dari air wajahnya. Ia
senantiasa berusaha untuk menapaki jalan kehidupannya dengan penuh kehati-hatian.
Jangan sampai ia dimurkai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang jujur kepada Allah akan terlihat semangatnya ia dalam berbagai macam
ketaatan. Orang yang jujur kepada Allah akan terlihat didalam ucapan-ucapan dia. Dia
selalu ingin ucapannya diridhai oleh Rabnya. Itulah orang-orang yang jujur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Dahulu, di zaman Rasulullah ada seorang laki-laki yang ia masuk
Islam. Kemudian setelah dia masuk Islam, suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam mengirimkan harta kepada dia. Ketika harta itu telah sampai ke tangannya dia
berkata, “Subhanallah.. aku masuk Islam bukan untuk ini.” Kemudian ia pergilah ke
Rasulullah lalu diberikan harta itu kembali kepada Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah..
aku tidak masuk Islam karena ini, aku masuk Islam bukan karena mengharapkan harta Ya
Rasulullah.” Apa kata Rasulullah? “Lalu apa yang kau harapkan?” Kata sahabat ini, “aku
ingin ada panah menancap di tenggorokanku kemudian aku pun mati dijalan Allah (mati
َ ‫ُق هَّللا َ يَصْ ُد ْق‬
syahid).” Apa kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? ‫ك‬ ِ ‫“ إِ ْن تَصْ د‬Jika kamu
memang jujur kepada Allah, Allah akan jujur kepada kamu.” Suatu ketika diumumkanlah
peperangan. Maka sahabat ini pergi ke medan perang. Setelah selesai peperangan, dicarinya
sahabat ini ternyata tidak ada. Ternyata ia telah meninggal dunia dalam keadaan panah itu
telah menancap di tenggorokannya. Dibawalah sahabat kepada Rasulullah. Lalu kata
َ َ‫ق هَّللا َ ف‬
Rasulullah: ُ‫ص َدقَه‬ َ ‫ص َد‬
َ “Ia memang telah jujur kepada Allah dan Allah akan jujur kepada
dia.” (HR. An-Nasa’i) Makannya saudaraku.. Kejujuran di dalam keimanan kepada AllAh
sangat penting sekali dalam kehidupan kita. Berapa banyak orang yang tidak jujur ketika
berucap, “saya cinta kepada Allah.” Mulutnya berucap cinta tapi tidak semangat untuk
membaca firman-firman Allah, tapi tidak semangat untuk menjalankan perintah-perintah
Allah dan menjauhi laranganNya. Lisannya berucap, “saya cinta kepada Allah, saya takut
kepada Allah.” Tapi tidak peduli dengan larangan-larangan Allah, tidak peduli dengan
batasan-batasan Allah. Mungkinkah orang seperti ini disebut jujur kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala? Tidak! Demi Allah.. Ia belum jujur kepada Allah.
Seorang mukmin itu selalu di dalam semangat untuk mencari ibadah mencari
keridhaan Allah. Makanya kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‫ْال ُم ْؤ ِمنُ ْالقَ ِويُّ َخ ْي ٌر‬
‫ َوفِى ُكــلٍّ خَ ْيـ ٌر‬،‫يف‬ َّ ‫“ َوأَ َحبُّ إِلَى هَّللا ِ ِمنَ ْال ُم ْؤ ِم ِن ال‬Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
ِ ‫ض ِع‬
oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Dan semua ada kebaikannya.” Kemudian
Rasulullah mengatakan: ‫“ َوالَ تَ ْع ِج ْز‬Jangan kamu malas, jangan kamu lemah.” Kalau kamu
menginginkan perkara sesuatu, minta kepada Allah. ِ ‫ َوا ْستَ ِع ْن بِاهَّلل‬Seorang mukmin bukanlah
orang yang pemalas. Seorang mukmin niat dia dalam kebaikan selalu berkobar. Ia pun juga
selalu berusaha merealisasikan dengan perbuatannya, bukan hanya sebatas angan-angan,
bukan hanya sebatas keinginan, tapi betul-betul ia semangat di dalam perbuatannya juga.
Maka siapa yang jujur kepada Allah dalam seluruh perkaranya, Allah akan berbuat
untuknya melebihi apa yang Allah berikan kepada selainnya.
Subhanallah.. Dimana kejujuran ini akan selalu sinkron dengan keikhlasan dan
tawakal seorang hamba. Berarti orang yang paling jujur kepada Allah tandanya adalah yang
paling ikhlas. Dalam seluruh perkara dia selalu ikhlas mengharapkan wajah Allah
Subhanahu wa Ta’ala, tidak mengharapkan pujian manusia, tidak mengharapkan sedikit
dari kehidupan dunia. Demikian juga jujur tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia serahkan semuanya kepada Allah, ia pun menyandarkan hatinya kepada Allah sambil ia
terus berusaha mencari. Maka orang yang kurang jujur kepada Allah, keikhlasannya pun
juga akan berkurang. Demikian pula tawakalnya kepada Allah pun juga akan berkurang.
Betapa pentingnya kejujuran kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan sebatas
ucapan di lisan, bukan hanya sebatas pengakuan dengan lidah kita, tapi ia adalah
merupakan betul-betul berbentuk keinginan yang kuat dalam hati dan direalisasikan dengan
amal.

Anda mungkin juga menyukai