Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional

Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019


“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

IbM PENANGANAN KEGAWATDARURATAN TERSEDAK PADA ANAK BAGI


KADER AISYIYAH DESA PAMIJEN
1)
Sri Suparti, 2)Vivi Leona Amelia
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Emaial: srisuparti@ump.ac.id

ABSTRAK
Tersedak merupakan kejadian yang dapat dicegah dan penyebab morbiditas dan mortalitas pada kelompok
anak. Tersedak adalah kondisi kegawatdaruratan pada anak yang harus ditangani dengan cepat karena dapat
menyebabkan kekurangan oksigen (hipoksia). Keterlambatan dalam penanganan tersedak pada anak
menyebabkan kematian. Kegiatan ini merupakan upaya upaya promotif dan preventif dalam menurunkan angka
kejadian meninggal dan kasus kegawatdaruratan tersedak pada anak. Tujuan kegiatan adalah untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman ibu-ibu kader aisyiyah terakit pengetahuan dan penanganan
kegawatdaruratan tersedak pada anak. Program Ipteks bagi masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah,
diskusi dan simulasi/demonstrasi terkait kegawatdauratan tersedak dan penangannanya. Alat ukur atau evaluasi
keberhasilan program dilihat dari peningkatan pengetahuan pre dan post test edukasi dan pelatiahan. Sekaligus
peserta dapat mempraktikan tindakan pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan tersedak pada anak dengan
metode back blow dan heimlick manuver. Hasil kegiatan menunjukkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
dilihat dari hasil kuisioner yang disebarkan kepada ibu-ibu kader Aisyiyah yang diberikan sebelum dan setelah
dilakukan kegiatan. Berdasarkan hasil didapatkan data, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat dari nilai
16 menjadi 19 (gambar 1) dengan target skor maksimal adalah 21. Parameter evaluasi lain menunjukan ibu –ibu
kader Aisyiyah dapat memamhami dna mempraktikan tindakan pencegahan dna penanganan kegawatdaruratan
tersedak pada anak dengan metode back blow dan heimlick manuver.

Kata Kunci : tersedak, kader aisyiyah, anak, back blow, heimlich manuver

ABSTRACT
Choking is a preventable event that causes morbidity and mortality in groups of children. Choking is an
emergency condition in children which must be dealt with quickly because it can cause lack of oxygen
(hypoxia). Delay in handling choking in children causes death. This activity is an effort to promote and
preventive efforts to reduce the number of deaths and emergency cases of choking in children. The purpose of
this activity is to improve the understanding ability of mothers in cadre of Aisyiyah who are knowledgeable and
handle choking emergencies in children. Measuring or evaluating program success can be seen from the
increase in pre and post knowledge education and training. At the same time participants can practice
preventive measures and emergency handling of choking on children with the back blow method and heimlick
maneuver. The results of the activities showed that the success of the activity was seen from the results of the
questionnaire distributed to the Aisyiyah cadres who were given before and after the activity. Based on the
results obtained data, an increase in public knowledge from 16 to 19 with a maximum target score of 21.
Another evaluation parameter shows that mothers of Aisyiyah cadres can understand and practice preventive
measures and emergency handling of choking on children with the back blow method and heimlick maneuvers.

Keywords: choking, cadre of aisyiyah, child, back blow, heimlich maneuver

PENDAHULUAN
Tersedak adalah sesuatu kejadianyang bisa dicegah tetapi sering terjadi yang merupakan
penyebab morbiditas dan mortalitas pada kelompok anak. Anak-anak berada pada tahap
perkembangan yang menempatkan mereka berisiko mengalami kejadian tersedak. Jenis makanan
dan non makanan, seperti mainan, koin, uang, baterai kancing dan lateks sering menjadi penyebab
tersedak pada anak (Denny, Hodges, & Smith, (2015). Tersedak adalah kondisi gawat darurat yang
harus cepat ditangani. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan tubuh bisa mengalami

167
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat mengakibatkan kematian (Kalcare, 2014).


Terhalangnya saluran pernafasan bagian atas akibat tersedak makanan atau benda asing lainnya
sehingga menghambat seseorang bernafas dan membuatnya sesak nafas. Jika saluran pernafasan
tersebut terhalang cukup banyak maka bisa menyebabkan seseorng meninggal dunia (Harnowo,
2013).
Penelitian Abdullat Rahman, Ali, Hudaib (2015). dengan menggunakan desain retrospektif
untuk meninjau catatan kasus forensik karena aspirasi benda asing diperiksa di departemen forensik
di RSUD Universitas Jordan. Hasil studi menunjukkan sebanyak 27 kasus tersedak pada kelompok
usia anak diambil dari laporan kasus otopsi dibedah. Semua kasus anak-anak yang meninggal karena
tersedak oleh benda asing berusia di bawah 11 tahun. Tersedak oleh makanan bahan merupakan
(44,4%) dari kasus di bawah 3 tahun sementara tersedak oleh bahan bukan makanan kurang lazim di
bawah 3 tahun, terdiri dari 18,5% dari kasus. Petugas kesehatan dan orang tua perlu menyadari
bahwa pengenalan makanan padat, pemberian ASI eksklusif atau susu formula, dapat memiliki
konsekuensi serius jika terjadi pada saat yang tidak tepat waktu atau konsistensi selama
perkembangan fisik dan fungsional anak usia dini. Orang tua perlu diberikaan edukasi tentang waktu
dan proses penyapihan yang tepat. Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang menjadi salah
satu penyebab tertinggi kematian anak, terutama anak di bawah 3 tahun. Benda-benda yang tidak
berbahaya seperti makanan, koin, dan mainan dapat menyebabkan anak tersedak dan
dampakanya bisa menyebabkan kematian (Committee on Injury, violence, and Poison Prevention;
2010). Literatur review yang dilakukan oleh Sidell et al (2013) menyebutkan bahwa mayoritas yang
mengalami kejadian tersedak adalah laki-laki (87%) dan usia <5 tahun (95%). Benda asing yang
disedot sebagian besar terdeteksi pada benda asing bronkus utama (72%), dan ada tanda-tanda
radiografi yang abnormal (81%) pada saat evaluasi. Benda asing berupa makanan adalah faktor yang
paling sering dikaitkan dengan tersedak (94%).
Penanganan dini untuk tersedak pada anak terbagi menjadi 3 macam, yaitu meliputi
back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust (hentakan pada perut) disebut juga dengan
maneuver Heimich dan chest thrust (hentakan pada dada) (Pusponegoro A.D, et al. 2012). Urgensi
dari permasalahan kegawatdaruratan tersedak pada anak dapat menyebabkan kematian, sangat perlu
untuk dilakuakan edukasi terkait penanganan kegawatdaruratan tersedak pada anak. Kegiatan ini
sebagai salah satu upaya penanganan dan mengurangi mortalitas kasus tersedak pada anak. Hasil
survey awal juga menunjukkan bahwa ibu kader Aisyiyah ini belum memahami metode-metode
penatalaksanaan tersedak pada anak dan bahaya lebih lanjut.

METODE
Metode yang dipergunakan dalam pengabdian mayarakat meliputi, persiapan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan penanganan kegawatdaruratan tersedak pada anak , koordinasi
kerja dengan mitra, melakukan kegian pre test, mengadakan kegiatan , penyuluhan terkait
penanganan kegawatdaruaratan tersedak dengan metode edukasi dan demonstrasi. Kemudian
dilanjutkan dengan melakukan kegiatan post test kegiatan. Sasaran kegiatan ini adalah anggota Ibu –
ibu pengurus Aisyiyah Desa Pamijen, Sokaraja, Banyumas. Evaluasi program pelatihan dilakukan
dengan post test dan praktik dalam penanganan kegawatdaruratan pada anak. Target luaran dari
kegiatan ini yaitu meningkatkan pemahaman Ibu –ibu kader Aisyiyah terkait penanganan
kegawatdaruratan tersedak pada anak dan peserta dapat melakukan penanganan kegawatdaruratan
tersedak dengan metode , back blow dan heimich mnauver.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan ipteks bagi masyarakat ini diawali dengan apersepsi terkait materi yang akan
disampaiakan, dilanjutkan mengisi kuesioner pretest sebanyak 21 pertanyaan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan ibu ibu kader Aisyiyah terkait penaanganan kegwatdaruratan tersedak pada
anak. Kegiatan ini juga sekaligus mengetahui karakteristik ibu ibu kader Aisyiyah yang mungkin saja
akan berkaitan dnegan tingkat pengetahuan mereka. Edukasi Pennaganan kegawatdaruratan tersedak

168
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

pada anak. Kegiatan edukasi/penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada Ibu-ibu
kader Aisyiyah terkait penaganan kegawatdaruratan tersedak yang meliputi pengertian, tanda dan
gejala, bahan bahan yang menyebabkan tersedak. Melalui penyuluhan ini diharapkan Ibu-ibu kader
Aisyiyah lebih mengenal dan mengetahui tentang penaganan kegawatdaruratan pada anak.
19,5
19
18,5
18
17,5
17
16,5
16
15,5
15
14,5
Skor Pre Skor Post
Gambar 1. Diagram peningkatan skor Pengetahuan ibu-ibu Kader Aisyiyah Desa
Pamijen Pre dan post Edukasi penanganan Kegawatdaruratan tersedak
pada anak

25

20

15
Pre
10 Post

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2. Pengetahuan ibu-ibu Kader Aisyiyah Desa Pamijen Pre dan post
Edukasi penanganan Kegawatdaruratan tersedak pada anak

Penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan dilihat dari hasil kuisioner yang
disebarkan kepada ibu-ibu kader Aisyiyah yang diberikan sebelum dan setelah dilakukan kegiatan.
Berdasarkan hasil didapatkan data, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat dari nilai 16 menjadi
19 (gambar 1) dengan target skor maksimal adalah 21. Pengetahuan ibu-ibu kader Aisyiyah
meningkat secara signifikan sehingga diharapkan ibu-ibu kader Aisyiyah dapat melakukan

169
Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019
“Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM - Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-43-1

pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan tersedak pada anak. Selanjutnya pada gambar 2
dihadirkan diagram kenaikan tingkat pengetahuan setiap peserta.
Selain evaluasi dilihat dari gambaran pengetahun tim juga melakukan evaluasi dalam bentuk
kemampuan dan respon peserta pengabdian yang digambarkan dalam tabel 1 berikut. Keberhasilan
kegiatan penanganan kegawatdarurataan tersedak pada anak bagi ibu-ibu Aisyiyah desa Pamijen
dilihat dari indikator peserta memahami gambaran umum bahaya tersedak pada anak,
mengetahui tanda- tanda dan mengetahui penanganna tersedak. Selain itu tolak ukurnya berupa; 1)
peserta memberikan respon yang baik terhadap penyelenggaraan kegiatan penyuluhan; 2) peserta mau
mengikuti kegiatan. 3) Peserta mau mendemostrasikan penatalaksanaan tersedak dengan metode
Back blow dan Heimlich maneuverdan 4) Peserta aktif pada sesi tanya jawab. Evaluasi dari sisi
pelaksanaan dilihat dari terlaksananya program itu sendiri dan juga sesi diskusi yang berjalan efektif.
Anak-anak memiliki perilaku yang beragam dan memungkinkan bisa terjadinya kecelakaan
dirumah tangga, apabila dibiarkan tanpa pengawasan yang baik, begitu jua lingkungan rumah yang
kurang aman dan nyaman (Andromoyo, 2012). Obstruksi jalan nafas merupakan keadaaan gawat
darurat dan bisa terjadi pada anak dan dewasa juga bisa menyebabkan kematian. Tim pengabdian
menerapkan teknik penanganan tersedak sesuai dengan pedoman yang sudah ada, yaitu chest trust,
heimlich manuver, backblow (Panji, 2019)

SIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan ipteks bagi masyarakat ini mitra dapat memperoleh pengetahuan
tentang pengetahuan dan penanganan kegawatdaruratan tersedak pada anak. Orang tua selalu
memperhatikan kondisi anak –anak saat dirumah dan diluar rumah terkait adanya risiko tersedak pada
anak-anak juga memahami cara pertolongannya.

REFERENSI
Committee on Injury, Violence, and Poison Prevention; (2010). Policy Statement Prevention of
Choking Among Children. American Academy of Pediatrics. Diakses tanggal 5
Juli 2019. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/125/3/601.full.p df
Abdullat, E. M., Ader-Rahman, H. A., Al Ali, R., & Hudaib, A. A. (2015). Choking Among Infants
and Young Children. Jordan Journal of Biological Sciences, 147(3380), 1-5.
Harnowo, Potro A., (2013). P3K: Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat. Detik health. From
www.itokindo.org usponegoro, A.D., et al. (2012).
Basic Trauma Life Support & Basic CardiacLife Support. Edisi kelima. Jakarta : Yayasan
Ambulans Gawat Darurat 118.
Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI. (2015). Modul bantuan hidup dasar dan penanganan
tersedak. Jakarta: Universitas Indonesia
Denny, S. A., Hodges, N. L., & Smith, G. A. (2015). Choking in the Pediatric Population. American
Journal of Lifestyle Medicine, 9(6), 438-441.
Panji Prasetyo (2019). Pengaruh Edukasi Penanganan Tersedak Pada Balita dengan Media Aplikasi
Android Terhadap Pengetahuan Orangtua di Paud Tunas Mulia Kelurahan Sumbersari.
Skripsi. Universitas Jember.
Sidell, D. R., Kim, I. A., Coker, T. R., Moreno, C., & Shapiro, N. L. (2013). Food choking hazards in
children. International journal of pediatric otorhinolaryngology, 77(12), 1940-1946.
Pusponegoro, A.D., et al. (2012). Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life Support. Edisi
kelima. Jakarta : Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118. Tim Bantuan Medis BEM IKM

170

Anda mungkin juga menyukai