Dosen pengampu :
H. Nur Cholid, M.Ag, M.Pd
Disusun Oleh:
SEMARANG
2020/2021
Penerapan Prinsip Al-‘Adalah
Dalam Meln Pharmaceutical Care
1.Latar Belakang
Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa
melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di
karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang
lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. (Puspitasari P,
2017).
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan
lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti
membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia
saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia
pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan
lingkungan dan tempat tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan
alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Namun potensi yang ada dalam diri
manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah
manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus belajar dari manusia lainnya.
(Puspitasari P,2017)
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6CD0500350.pdf
Pengertian Apoteker adalah Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1027/Menkes/SK/IX/2004, Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan
profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
Selain itu apoteker adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan di
bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang lain
yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma
lama (drug oriented) ke paradigm baru (patient oriented) dengan filosofi pelayanan
kefarmasian (pharmaceutical care). Untuk itu perlu adanya upaya-upaya kesehatan guna
memelihara dan meningkatkan kesehatan, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat.
Dalam rangka menjaga eksistensinya sebagai mahluk sosial, seorang apoteker
memiliki tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan. Salah satunya adalah melaksanakan
pelayanan terhadap pasien dengan benar (pharmacetical care). Menurut peraturan
pemerintah nomor 51 tahun 2009 ayat 3 disebutkan bahwa apoteker (farmasis) wajib
melaksanakan pekerjaan kefarmasian dengan nilai ilmiah, keadilan, kemanusian,
keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien. Dimana hal tersebut sesuai
dengan firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Hujurat ayat 9 yang berbunyi “Dan berlaku
adillah; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Allah Ta’ala
mengabarkan bahwa Dia mencintai orang-orang yang senantiasa berbuat adil.
Berdasarkan latar belakang diatas maka disusunlah makalah ini untuk
menerapkan prinsip keadilan (Al-‘Adalah) dalam melaksanakan tugas seorang apoteker
yaitu pelayanan farmasi (pharmaceutical care) baik dirumah sakit maupun di apotik
sesuai dengan perintah Alloh maupun peraturan pemerintah nomor 51 tahun 2009.
II. ISI
A. Makna keadilan (Al-‘Adalah)
Al-‘Adalah atau adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-
tengah (seimbang), sama, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu
sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil
adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif
(hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku. Dalam Al Quran,
kata ‘adl disebut juga dengan qisth (QS Al Hujurat 49:9).
https://www.slideshare.net/Sugiessssss/keadilan-dalam-pandangan-islam
Adil memiliki peran sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dimana
kehidupan akan seimbang dengan adanya keadilan. Semua orang mengerti akan
pentingnya adil walaupun ia adalah orang yang paling zolim sekalipun, karena, sifat adil
adalah sifat mulia yang disukai oleh semua, baik kawan maupun lawan. Semua Risalah
samawi yang diutus kepada semua nabi dan rasul hanya untuk menegakan keadilan
dimuka bumi agar tidak terjadi kezoliman. Begitu pentingnya adil, Al-Qur’an telah
banyak menyinggung dalam ayat yang banyak karena adil menjamin bagi manusia
kehidupan yang mulia, Allah Ta’ala berfirman dalam surat an-nisa ayat 135: ْ