Alif Nur M.

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

ALIF NUR MEIRISKA

NIM 202003116

SOP PEMASANGAN RANSEL PADA FRAKTUR CLAVICULA TERTUTUP

1. PENGERTIAN Ransel verband merupakan alat bidai untuk Ransel verband


merupakan alat bidai untuk mereposisi tulang clavikula yang
patah tertutup. Pemasangan ransel verban ini ditujukan agar
proses penyambungan tulang sesuai dengan yang normal.

2. TUJUAN Menyatukan ujung tulang yang patah agar proses


penyambungann tulang kembali normal.

3. INDIKASI Pada pasien dengan fraktur clavikula tertutup.

4. ALAT DAN a. Ransel verban (elastis verban, soft Ransel verban)


BAHAN

b. NaCl 0,9 %

5. PROSEDUR a. Persiapkan alat untuk pemasangan ransel verban.


PERSIAPAN
b. Memperhatikan letak fraktur dan jenis frakturnya.
Apabila fraktur terbuka, tutup luka dengan kassa steril
yang telah di berikan cairan NaCl 0,9 %.

c. Pasien duduk diatas kursi dengan sudah membuka


baju

d. Pasien diperintahkan untuk membusungkan dadanya


sambil bertolak  pinggang.

e. Dipasangkan softband dengan cara mulai dari


punggung melingkari fraktur clavikula serta axila
kontralateral menyerupai angka “8”

f. Elastis verband dipasang mengikuti softband yang


sudah terpasang dan dikunci dengan pengaitnya pada
ujung elastis.

g. Pasien diperbolehkan mobilisasi dengan minimal


terpasang ransel verband selama 2 minggu.
6. UNIT TERKAIT a. IGD PKM

b. Bagian keperawatan
REGULASI CEPAT INSULIN

A. Pengertian
Pemberian terapi insulin melalui subkutan bagi pasien diabetes mellitus dengan kadar
glukosa darah tinggi sebagai dosis rumatan jika kadar glukosa darah tidak segera turun ke
angka optimal.

B. Tujuan
Tujuan pemberian Actrapid RCI (Regulasi Cepat Insulin) pada pasien tersebut adalah
untuk menurunkan gula darah pasien dengan segera, karena kadar gula darah pasien (750
mg/ dl) tergolong tinggi menurut (Pharmacotherapy Dipiro p. 1216 – 1217).Terapi untuk
RCI adalah RCI (IV) 4 unit/ jam selama 6 jam sebagai dosis awal, diikuti Actrapid SC 12
unit/ 8 jam (3 kali sehari) sebagai dosis maintenance (Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada
Pasien Diabetes Mellitus).

C. Persiapan Alat
1. Jarum suntik insulin
2. Insulin
3. Kapas alkohol
4. Handscoon
5. Bengkok

E. Persiapan Lingkungan
Menjaga privasi klien

F. Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada pasien


2. Mencuci tangan
3. Memakai handscon
4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan,
inflamasi, atau edema.
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin
6. Siapkan insulin sebesar dosis yang sudah di tentukan
7. Usap kulit yang akan di lakukan penusukan
8. Masukan insulin dengan sudut 45 derajat dengan memegang lipatan lemak pasien dan
masukan secara pelan-pelan
9. Membereskan dan mencuci tangan

G. Evaluasi Sikap
1. Sabar
2. Teliti
3. Sopan santun
SOP Membebaskan Jalan Nafas (Heimlich Manuver)

Pengertian:
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari sumbatan

Tujuan:
Membebaskan jalan nafas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal
sehingga menjamin kecukupan oksigenasi tubuh

Prosedur:
Pertama kali yang harus dilakukan adalah:
 Pemeriksaan jalan nafas dengan metode look, listen, feel
 Look: lihat pergerakan nafas ada tau tidak
 Listen: dengarkan ada atau tidaknya suara nafas tambahan yang keluar
 Feel: rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atau hidung

Jenis-jenis suara nafas tambahan:


1. Snoring suara seperti ngorok. Kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas
bagian atas oleh benda padat. Jika terdengar suara ini segera lakukan pengecekan
dengan cross finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari
telunjuk dimana ibu jari mendorong rahang atas dan jari telunjuk mendorong rahang
bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (lepaskan
gigi palsu)
2. Gargling suara seperti berkumur. Kondisi ini menandakan sumbatan terjadi karena
cairan (mis.darah) maka lakukan finger sweep (menggunakan 2 jari yang sudah dibalut
dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan) dengan kepala pasien
dimiringkan (bila tidak ada dugaan fraktur tulang leher) dan melakukan jaw thrust
3. Crowing suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena pembengkakan (edema)
pada trakea, untuk pertolongan pertama lakukan maneuver head tilt dan chin lift atau
jaw thrust saja. Cara mengatasi: cricotirotomi atau trakeostomi.

 Cara head tilt maneuverà letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke
bawah sehingga penyangga leher tegang dan lidah pun terangkat kedepan
 Cara chin lift maneuver à gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang
dagu pasien kemudian diangkat
 Cara jaw thrust maneuver àdorong sudut rahang kiri dan kanan kea rah depan sehingga
barisan gigi bawah bareda di depan barisan gigi atas

Cara lain:
1. Abdominal thrust (maneuver Heimlich)
Membebaskan jalan nafas dengan cara diberikan hentakan mendadak pada ulu hati
(daerah subdiafragma – abdomen).
 Cara dengan posisi berdiri atau duduk
Penolong berdiri dibelakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan
penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan
pada perut korban (sedikit diatas pusar dan dibawah ujung
sternum). Pegang erat kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke
atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.
 Cara dengan posisi tergeletak (tidak sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong
berlutut disisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban digaris
tengah sedikit diats pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua
diletakkan diatas tangan pertama. Penolong menekan kea rah perut dengan
hentakan yang cepat kearah atas. (berdasarkan ILCOR yang terbaru cara ini tidak
dianjurkan lagi, yang dianjurkan langsung melakukan RJP)

2. Back blow (untuk bayi)


Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif atau
berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik
silang garis antara belikat dengan tulang punggung/vertebrae)

3. Chest thrust (untuk bayi, anak gemuk, dan wanita hamil)


Bila penderita sadar lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan jari(bayi)
atau kepalan tangan (ibu hamil) dibawah garis imajinasi antara kedua putting susu
pasien). Bila sadar, tidurkan terlentang dan lakukan chest thrust tarik lidah apakah
ada benda asing, beri nafas buatan.

Bersihkan jalan nafas dengan cara cross finger

CROSS FINGER :
1. Posisikan kepala pasien miring kurang lebih 45 derajat ke arah kita
2. Silangkan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang sama dengan arah berlawanan letakkan
pada gigi bagian atas dan bawah di sudut mulut pasien.
3. Lebarkan/jauhkan jari untuk membuka rahang pasien
4. Usap keluar bila terdapat sisa muntah, darah, gigi, atau benda asing lainnya yang
menyumbat jalan nafas dengan cara melakukan usapan memutar searah jarum jam
kearah luar
5. Hati-hati jangan sampai mendorong benda asing (sisa makanan, gigi palsu) masuk
lebih jauh ke jalan nafas
A. Prosedur
1. Pemeriksaan jalan nafas dengan metode look, listen, feel
a. Look: lihat pergerakan nafas ada tau tidak
b. Listen: dengarkan ada atau tidaknya
suara nafas tambahan yang keluar
c. Feel: rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atau
hidung
2. Cara head tilt maneuverà letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan
ke bawah sehingga penyangga leher
tegang dan lidah pun terangkat kedepan

3. Cara chin lift maneuver à gunakan jari


tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian diangkat

4. Cara jaw thrust maneuver àdorong sudut rahang kiri dan kanan kea rah depan
sehingga barisan gigi bawah
bareda di depan barisan gigi atas

5. Abdominal thrust (maneuver Heimlich)


Membebaskan jalan nafas dengan cara diberikan hentakan mendadak pada ulu
hati (daerah subdiafragma – abdomen).
 Cara dengan posisi berdiri atau duduk
Penolong berdiri dibelakang korban,
lingkari pinggang korban dengan kedua lengan penolong, kemudian
kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut
korban (sedikit diatas pusar dan dibawah ujung sternum). Pegang
erat kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap
hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.
 Cara dengan posisi tergeletak (tidak
sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas.
Penolong berlutut disisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut
korban digaris tengah sedikit diats pusar dan jauh di bawah ujung tulang
sternum, tangan kedua diletakkan diatas tangan pertama. Penolong menekan
kea rah perut dengan hentakan yang cepat kearah atas. (berdasarkan ILCOR
yang terbaru cara ini tidak dianjurkan lagi, yang dianjurkan langsung
melakukan RJP)

Anda mungkin juga menyukai