Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan

manusia, karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang

berpotensi, kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk masa

depan yang lebih baik. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif dan mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara”.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tugas dan tanggung

jawab penuh dalam menjalankan amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu

institusi yang dirancang untuk membawa siswa pada proses belajar, dibawah

pengawasan guru. Pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik

agar dapat belajar dengan baik. Setiap proses pembelajaran yang diselenggarakan

dengan tujuan agar siswa mencapai pemahaman yang optimal terkait materi yang

diajarkan.

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan

guru sebagai pengajar, kegiatan utama proses pendidikan disekolah adalah belajar

dan mengajar. Proses pembelajaran yang ada merupakan suatu penentu

1
2

keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan

mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,

nilai dan sikap.Perubahan tersebut dapat tercapai apabila ditunjang dari berbagai

macam faktor.Faktor yang menghasilkan perubahan dan juga berpengaruh untuk

meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh

mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan guru. Oleh karena itu, hasil

belajar merupakan faktor yang paling penting dalam proses belajar mengajar.

Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi

suatu strategi pembelajaran. Guru memegang peran penting untuk pencapaian

misi pembaharuan pendidikan, mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan nasional.

Untuk itu, guru di harapkan agar lebih profesional dibidangnya, harus

memikirkan dan membuat perencanaan seksama antara lain memilih dan

menempatkan model yang efektif dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi

setiap siswanya serta memperbaiki kualitas mengajarnya. Dalam proses belajar

guru harus melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

kemauan siswa dalam belajar. Guru diharapkan mampu memberikan pemahaman

pada setiap materi yang diajarkan, agar hasil belajar siswa semakin baik dengan

menggunakan model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap

perkambangnya, siswa sebagai subjek pendidikan, dituntut supaya aktif dalam

belajar mencari informasi secara mandiri maupun secara berkelompok. Guru

berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian


3

ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa

mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami,

berinteraksi secara positif antar siswa dengan siswa, maupun antara siswa dengan

guru jika ada kesulitan.

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah khususnya pada jenjang

sekolah dasar (SD) adalah mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan suatu program pendidikan yang mempelajari tentang aspek-aspek

makhluk hidup dan non makhluk hidup tentang bumi dan alam sekitarnya. Karena

IPA merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang dapat di

buktikan kebenarannya secara empiris. Karena IPA merupakan ilmu pengetahuan

yang diperoleh dari penemuan, percobaan, dan pengamatan yang dilakukan.

Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan

minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta

yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya

dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat

terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui mata pelajaran IPA di sekolah

dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik

tentang pelajaran IPA, memiliki kepekaan dan kesadaran di lingkungannya, serta

memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah yang ada di

lingkungan sekitarnya.
4

Namun kenyataannya di lapangan sekarang ini, khususnya dalam proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di jenjang pendidikan sekolah dasar

pada kelas IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar masih banyak siswa yang

kurang aktif mengikuti pelajaran, karena guru hanya menerapkan pembelajaran

yang bersifat monoton, yang pada tahap pelaksanaan pembelajarannya biasa

dimulai dari penjelasan materi, memberikan contoh soal, dan dilanjutkan dengan

latihan soal, sehingga pembelajaran cenderung berpusat kepada guru dan siswa

kurang diberikan kesempatan untuk memikirkan dan menemukan konsep sendiri.

Hal ini menyebabkan konsep yang telah dipelajari siswa tidak lama dan mudah

hilang dari ingatan siswa tersebut.Maka pada saat diadakannya ulangan harian

siswa tidak dapat menjawab soal yang diberikan guru dengan maksimal, hal inilah

yang menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa kurang termotivasi dalam

belajar IPA dan menganggap IPA adalah pelajaran yang sulit.Selain itu, model

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA masih kurang melibatkan

siswa secara aktif untuk belajar.Dalam melaksanakan pembelajaran guru masih

menggunakan model pembelajaran yang bersifat monoton dan tidak bervariasi

sehingga pembelajaran menunjukkan guru yang aktif dan siswa menjadi pasif.

Berdasarkan observasi serta informasi yang peniliti peroleh dari wali kelas

IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar. Penulis memperoleh informasi pada

Tahun Ajaran 2016/2017 bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

masih sangat rendah.Hal ini terlihat jelas dari 30 jumlah siswa dikelas IV rata-rata
5

nilai siswa belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65.Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Tahun Ajaran 2016/2017

Jumlah KKM Tidak Tuntas Persen Siswa Persen Siswa


Siswa Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

(%) (%)

30 65 11 19 36 64

(Sumber : Data Kepala Sekolah dan Guru Kelas IV SD Swasta Budi Mulia
Pematang Siantar)

Dari tabel 1.1 tampak bahwa hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan

klasikal yakni ≥ 85% siswa tuntas secara individual maupun mencapai (KKM)

yang telah ditetapkan sekolah yakni 65. Hasil ulangan mata pelajaran IPA pada

Tahun ajaran 2016/2017 siswa yang tuntas sebanyak 64% dan yang tidak tuntas

sebanyak 36%.

Belum maksimalnya hasil belajar siswa dikarenakan bahwa guru masih

kurang menggunakan model yang bervariasi, pembelajaran masih berpusat pada

guru sehingga membosankan bagi siswa, dan akan berpengaruh pada pencapaian

hasil belajar siswa tersebut. Sejalan dengan persoalan di atas dalam proses

pembelajaran IPA di perlukan metode atau model yang inovatif yang dapat
6

memotivasi siswa kearah belajar yang lebih baik. Banyak usaha yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan hasil dari pembelajaran melalui peningkatan,

pemahaman materi, menggunakan metode atau model yang tepat dan

menggunakan berbagai strategi pembelajaran.

Berdasarkan informasi tentang rendahnya hasil belajar IPA pada siswa SD

Swasta Budi Mulia Pematang Siantar, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan menggunakan Model pembelajaran Talking Stick. Penerapan model

pembelajaran Talking Stick ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPA.

Model Talking Stick merupakan model pembelajaran yang menggunakan

sebuah tongkat sebagai alat petunjuk giliran dan dapat diiringi dengan musik,

siswa yang mendapatkan tongkat akan diberikan sebuah pertanyaan dan harus

menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut akan berpindah ketangan

siswa lainnya secara bergilir, demikian seterusnya sampai seluruh siswa

mendapatkan tongkat dan diberikan pertanyaan.

Penggunaan model pembelajaran Talking Stick dalam pembelajaran adalah

alternatif yang dipilih peneliti sebagai cara untuk mengatasi kesulitan belajar

peserta didik dalam pelajaran IPA. Menurut Istarani (2012:89) “Model

pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang mendorong

peserta didik untuk berani berbicara dan mengemukakan pendapat”. Dengan

variasi model pembelajaran ini akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

memungkinkan siswa dapat menguasai pelajaran dengan cepat karena siswa telah
7

di beri kesempatan mempelajari kembali materi melalui buku yang tersedia

setelah terlebih dahulu mendengar penjelasan dari guru.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Talking Stick Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SD Swasta Budi Mulia

Pematang Siantar Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan,maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang di ajarkan guru selama ini masih kurang

mendukung keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Guru masih cenderung mengajarkan pembelajaran bersifat monoton

3. Metode pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariasi

4. Pola berpikir siswa kurang berkembang hanya terpaku pada materi dan

latihan soal yang di berikan guru

C. Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini perlu dibatasi agar cakupannya

tidak terlalu luas.Apabila pembahasannya yang terlalu luas, maka hasilnya kurang

baik dan waktunya terlalu lama serta biaya yang besar. Sehubungan dengan itu,
8

maka peneliti membatasi masalah mengenai penggunaan Model pembelajaran

Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

pada materi Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi Kelas IV SD Swasta Budi

Mulia Pematang Siantar Tahun Ajaran 2016/2017

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang di kemukakan di atas, maka

rumusan masalah yang di buat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan

model pembelajaran Talking Stick pada materi Perubahan Kenampakan

Permukaan Bumi Di Kelas IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar

Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran Talking Stick dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA pada materi

Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi Di Kelas IV SD Swasta Budi

Mulia Pematang Siantar Tahun Ajaran 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Talking Stick pada materi Perubahan Kenampakan

Permukaan Bumi Di Kelas IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar

Tahun Ajaran 2016/2017.


9

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan

model pembelajaran Talking Stick pada materi Perubahan Kenampakan

Permukaan Bumi Di Kelas IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar

Tahun Ajaran 2016/2017.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, lebih memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran,

lebih kreatif, termotivasi dan dapat menjadi pengalaman belajar yang

dapat diterapkan dalam pembelajaran materi ajar yang lain.

2. Bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta

membangkitkan rasa percaya diri sehingga akan selalu bergairah dan

semangat untuk memperbaiki pembelajaran secara terus menerus,

mampu menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan

tidak monoton, dan meningkatkan kreativitas dan kualitas sebagai calon

guru.

3. Bagi sekolah, membantu sekolah dalam mengembangkan dan

menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas yang akan menjadi

percontohan bagi sekolah lain.

4. Bagi peneliti, menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang

sangat berguna tentang keterampilan mengajar dalam meningkatkan hasil


10

belajar siswa dan menjadi seorang guru yang profesional dikemudian

hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Belajar

Belajar tidak akan pernah lepas dari manusia, karena belajar itu merupakan

proses, dimana dapat berlangsung seumur hidupnya dan membentuk pertumbuhan

atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku,

pengalaman dan latihan. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia

dalam usahanya mempertahankan dan mengembangkan dirinya di era globalisasi

sekrang ini.

Slameto (2010:2) menyatakan, “Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya’’. Sementara itu Gagne (dalam Ahmad Susanto,2013:1), “belajar

adalah suatu proses di mana satu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman dan memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan, dan tingkah laku”. Selanjutnya menurut Asep Jihad dan Abdul Haris

(2013:1), “Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, yang mencapai

keberhasilan proses belajar siswa disekolah dan lingkungan disekitarnya”.

Dari pendapat di atas, tujuan belajar yaitu suatu proses yang dapat

mempengaruhi perubahan tingkah laku individu menjadi pola yang baru secara

keseluruhan, perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik

11
12

dan bisa juga lebih buruk. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa hal

dalam, kecakapan, sikap, serta kebiasaan dan dengan belajar juga seseorang dapat

berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

2. Pengertian Pembelajaran

Dalam proses pendidikan disekolah pembelajaran merupakan aktifitas yang

paling utama karena keberhasilan mencapai tujuan pendidikan tergantung pada

bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Wina Sanjaya (2008:127) menyatakan “Pembelajaran adalah proses

penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan

kemampuan apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga kita

semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu tercapai

secara efektif dan efisien”.

Sumiati dan Asra (2013:3) menyatakan “Pembelajaran merupakan suatu

proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi

pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan”.

Menurut Yanto dan Muljo Rahardjo (2012:19) “ Pembelajaran merupakan

akumulasi dari konsep mengajar dan konsep belajar. Yang penenkanannya

terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas

subjek didik”.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu

proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa dalam proses

belajar mencari dan menemukan pengetahuan atas dasar hubungan timbal balik
13

dalam melakukan kegiatan pembelajaran melalui interaksi antara induvidu dengan

lingkungan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Pengertian Mengajar

Mengajar merupakan satu komponen dari kompetensi guru yang

mengharuskan guru dapat menguasai materi serta terampil dalam mengajar. Di

dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada

pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru dan berusaha membawa perubahan

tingkah laku yang baik atau cenderung langsung untuk mengubah tingkah laku

siswanya.

Wina Sanjaya (2008:94) mendefinisikan “Mengajar diartikan sebagai proses

penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses

penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu”.

Slameto (2010:29) menyatakan “Mengajar ialah penyerahan kebudayaan

berupa pengalaman-pengalaman kecakapan kepada anak didik kita. Atas usaha

mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi

penerus”.

Menurut pendapat Sumiati dan Asra (2013: 23) “Mengajar merupakan suatu

proses yang komples. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru

kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama

jikadiinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh siswa”.

Dari pengertian menurut para ahli diatas bahwa mengajar adalah suatu

aktivitas dan rangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang untuk penyampaian


14

bahan pelajaran dalam bentuk bimbingan untuk menambah pengetahuan dan

mengembangkan skill dengan cara yang paling tepat dan cepat.

4. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui proses belajar yang

berasal dari pengalaman dan praktek pembelajaran yang dilakukan oleh individu.

Purwanto (2011:39) menyatakan “Hasil belajar merupakan proses dalam diri

individu yang beriteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan

dalam perilakunya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap”. Menurut Ahmad Susanto (2013:5), “ Hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif dan menetap.

Selanjutnya Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris 2013:14),

menyatakan “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap".

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku yang terjadi pada siswa akibat belajar untuk mencapai suatu

bentuk perubahan, penugasan atas sejumlah aspek kognitif, efektif maupun

psikomotorik dalam proses belajar mengajar.


15

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh belajar yang sangat erat

hubungannya dengan faktor internal dan eksternal. Slameto (2010:54–72), faktor

yang membuat seseorang untuk belajar (1) faktor internal (2) faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Didalam membicarakan faktor intern ini akan dibahas menjadi 3 ( tiga )

faktor yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.

i. Faktor Jasmani

1) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudahpusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada

gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alatinderanya serta

tubuhnya.

2) Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

belajarnya juga dapat terganggu .

ii. Faktor Psikologi

1) Intelegensi
16

Integensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Belajar

denganmenerapkan metode belajar yang efesien dan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajarnya(faktor jasmaniah, psikologi,keluarga,sekolah,

masyarakat) memberi pengaruh yang positif, jika siswa memiliki

intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga

pendidikan khusus.

2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek ( benda/hal ) atau

sekumpulan objek.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

5) Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong

siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif
17

untuk berfikir memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan

kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang,

dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan

baru.

7) Kesiapan

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan

dengan kematangan.

iii. Faktor Kelelahan

Faktor kelelehan dapat dilihat dengan munculnya kebosanan, sehingga

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor Eksternal

Faktor ekstern terdiri dari tiga macam, yakni faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara

orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah

tangga dan keadaan ekonomi keluarga.


18

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

pengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor Masyarakat

Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Yang

dapat mempengaruhinya adalah mass media, teman bergaul, bentuk

kehidupan masyarakat.

6. Pengertian Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang

meliputi segala aspek sebelumnya, sedang dan susah pembelajaran dilakukan guru

serta segala fasilitas yang terkait digunakan secara langsung atau tidak langsung

dalam proses belajar mengajar. Belajar melalui model merupakan pembelajaran

yang memiliki hakikat perencanaan atau perencangan (desain) sebagai upaya


19

untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya

beriteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin

beriteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Joyce dan Weil dalam Rusman (2012:8) menyatakan bahwa “Model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum atau rencana pembelajaran jangka panjang, merancang

bahan- bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang

lain”. Menurut pendapat Istarani (2012:1) “Model pembelajaran adalah seluruh

rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan

sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang

digunakan secara langsung dan tidak langsung dalam proses belajar mengajar”.

Sedangkan menurut Soekamto, dkk(dalam Ngalimun 2014:8) mengemukakan

“Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar”.

Dari pendapat dia atas dapat disimpulkan bahwa model itu adalah suatu

rencangan pembelajaran yang di rancang oleh guru agar pembelajaran semakin

menarik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Macam-macam Model Pembelajaran


20

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.Model ini memiliki kelemahan

dan kelebihan masing-masing.Maka dari itu dalam memilih model pembelajaran

guru harus teliti dan cermat, harus menyesuaikan model dengan beberapa hal yang

penting.Sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Berikut ini macam-macam model pembelajaran secara umum yakni, “

model example non example, model picture and picture, model mind mapping,

model role playing, model Talking stick, model demonstarsi, model word squre,

model scrembel,…”

7. Model Pembelajaran Talking Stick

a. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran

tertentu termasuk tujuannya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Sehingga model pembelajaran yang mempunyai makna yang lebih luas dari pada,

pendekatan, strategi, metode atau prosedur.

Imas Kurniasih dan Berlian Sani (2015:82) “Model Pembelajaran Talking

Stick merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan tongkat.

Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab

pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran”.


21

Menurut Ngalimun (2010:174) “Model Pembelajaran Talking Stick adalah:

guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materi lengkap

pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan

siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari gru, tongkat diberikan

kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan seterusnya, guru

membimbing dan memberikan kesimpulan”.

Istarani (2012:89) mengemukakan “Model Pembelajaran Talking Stick

mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran

dengan model Talking stick diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok

yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari

materi tersebut. Selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya dan

mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya”.

Dari uraian diatas bahwa dengan penggunaan Model Talking Stick maka

proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan semakin lebih berkesan secara

mendalam. Sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna, siswa

juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru

selama pelajaran berlangsung.

b. Langkah-langkah Model Talking Stick


22

Istarani (2012:89-90), langkah-langkah menggunakan Model Talking Stick

adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat

2. Guru menyampaikan sebuah materi pokok yang akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

membaca dan mempelajari materi

3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya,

peserta didik menutup bukunya

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik,

setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik

memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,demikian seterusnya

sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk

menjawab setiap pertanyaan dari guru.

5. Guru memberikan kesimpulan

6. Evaluasi

7. Penutup

8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick

Istarani (2012:90-91) Sebagai suatu Model Pembelajaran Talking Stick

memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :

1. Siswa lebih dapat memahami materi karena diawali dari penjelasan

seorang guru
23

2. Siswa lebih dapat menguasai materi ajar karena ia diberikan

kesempatan untuk mempelajarinya kembali melalui buku paket yang

tersedia

3. Daya ingat siswa lebih baik sebab ia akan ditanyai kembali tentang

materi yang diterangkan dan dipelajarinya

4. Siswa tidak jenuh karena ada tongkat sebagai pengikat daya tarik

siswa mengikuti pelajaran hal tersebut

5. Pelajaran akan tuntas sebab pada bagian akhir akan diberikan

kesimpulan oleh guru

Di samping beberapa Kelebihan, Model Pembelajaran Talking Stick juga

memiliki beberapa kekurangan, di antaranya :

1. Kurang terciptanya interaksi antara siswa dalam proses belajar

mengajar

2. Kurang menciptakan daya nalar siswa sebab ia lebih bersifat

memahami apa yang ada di dalam buku

3. Kemampuan menganalisis permasalahan tersebut sebab siswa hanya

mempelajari dari apa-apa yang ada di dalam buku saja.

9. Pengertian Pembelajaran IPA di SD


24

Pada umumnya, pelajaran IPA dianggap sulit oleh para siswa karena

cakupan dalam pelajaran IPA yang meliputi alam semesta keseluruhan, benda-

benda yang ada dipermukaan bumi, dan diluar angkasa baik yang dapat diamati

indera maupun yang tidak dapat diamati indera. Oleh karena itu siswa selalu

menganggap belajar IPA atau Sains itu sulit.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan, kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

(Depdiknas dalam Suyitno, 2002:7) IPA adalah ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata

pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan

dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA

sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu

siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

IPA adalah ilmuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam

dengan melakukan observasi, ekstramentasi, penyimpulan, peyusunan teori agar

siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang


25

alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah

antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

10. Materi Pembelajaran IPA

A. Pengertian Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi

Bumi merupakan planet yang dihuni makhluk hidup. Bumi memiliki

lingkungan fisik yang sesuai dengan kehidupan makhluk hidup. Bumi memiliki

air, tanah, udara yang diperlukan makhluk hidup, sedangkan planet lain tidak

memilikinya. Bumi berbentuk bulat, usianya diperkirakan mencapai 4,6 milyar

tahun. Bumi dilindungi oleh lapisan udara yang dinamakan atmosfer. Atmosfer

inilah yang melindungi makhluk hidup dari jatuhnya meteor, dan sinar ultraviolet

matahari. Dengan adanya atmosfer yang akan jatuh ke permukaan bumi

bergesekan dulu dengan atmosfer dan akhirnya meteor pecah, sehingga meteor

tidak jatuh ke bumi. Matahari memiliki sinar ultraviolet yang membahayakan,

dengan adanya atmosfer sinar ultraviolet akan dipantulkan sebagian ke ruang

angkasa sehingga hanya sebagian yang masuk ke bumi.


26

Gambar 2.1 Bumi diselimuti Atmosfer

( Sumber:https://www.google.co.id/search?q=gambar+bumi+diselimuti+atmosfer)

Bumi kita tidak pernah diam. Bumi bergerak terus sepanjang waktu.

Perhatikan keadaan bumi kita, ada pergantian waktu, ada siang dan ada juga

malam. Ada musim hujan, ada musim kemarau. Mengapa hal tersebut bisa

terjadi? Hal ini dikarenakan adanya pergerakan bumi. Bagaimana pergerakan

bumi dan apa pengaruhnya terhadap kehidupan kita, untuk lebih jelasnya

perhatikan materi berikut ini.

1. Rotasi Bumi

Rotasi bumi adalah gerak bumi yang berputar pada porosnya. Bumi berputar

dari arah timur ke barat. Gerakan bumi ini mengakibatkan adanya pergantian

siang dan malam. Ketika bumi menghadap matahari berarti sebagian belahan

mengalami siang hari. Ketika bumi membelakangi matahari berarti sebagian bumi

belahan mengalami malam hari. Selain pergantian siang dan malam pengaruh

gerakan rotasi bumi adalah :

a. adanya peredaran semu harian benda langit

b. adanya pergantian siang dan malam

c. adanya perbedaan waktu di permukaan bumi

d. adanya pembelokan arah angin


27

e. adanya pembelokan arus laut

Gambar : 2.2 Rotasi Bumi

( Sumber : https://www.google.co.id/search?q=gambar+rotasi+bumi)

2. Revolusi Bumi

Selain rotasi bumi, gerakan bumi yang lain disebut revolusi bumi. Apakah

revolusi bumi itu ? Semua planet bergerak mengelilingi matahari, termasuk bumi.

Gerakan bumi mengelilingi matahari disebut revolusi bumi. Adanya gerakan

revolusi bumi ini mengakibatkan bumi mengalami pergantian pergantian musim.


28

Gambar 2.3 Revolusi Bumi

( sumber : https://www.google.co.id/search?q=gambar+revolusi+bumi&biw)

Di Indonesia hanya ada dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Di belahan bumi yang lain terutama bagian barat dikenal ada empat musim, yaitu

musim dingin, musim panas, musim semi, musim salju. Pengaruh revolusi bumi

yang lain dalam kehidupan manusia adalah :

a. adanya gerak tahunan matahari

b. adanya perubahan lamanya siang dan malam

c. adanya pergantian musim

d. tampak rasi bintang yang berbedadari bulan ke bulan

3. Pasang Surut Air Laut

Perubahan kenampakan permukaan bumi yang lain adalah pasang surut air

laut. Pernahkah kamu pergi kelaut? Perhatikan ombaknya sepanjang waktu.


29

Terkadang ombaknya tinggi sekali, terkadang surut. Ketika air laut naik dan

ombaknya tinggi air laut sedang pasang.

Gambar : 2.4 Air Laut Sedang Pasang

( Sumber: leonandabharata.blogspot.com )

Kemudian, ketika air laut rendah dan ombaknya kecil maka air laut sedang

surut.

Gambar : 2.5 Air Laut Sedang Surut

( Sumber : kfk.compas.com )

10. Penelitian Tindakan Kelas


30

Rosmala Dewi (2010:11) mengemukakan “Penelitian Tindakan Kelas adalah

upaya yang dilakukan secara terencana dan sistematis dengan melakukan refleksi

terhadap praktik selanjutnya tindakan perbaikan atau peningkatan

pembelajaran/pendidikan”. Sedangkan Ekawarna (2011:4) mengemukakan

“Penelitian tindakan kelas adalah merupakan penelitian tindakan yang

dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya

merupakan serangkaianyang dilakukan secara siklik dalam rangka pemecahan

masalah, sampai masalah itu terpecahkan”. Selanjutnnya Sukarsimi Arikunto,dkk

(2015:1) mengemukakan “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa

saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses

sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak ”.

Maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu penelitian tindakan

kelas yang dilakukan oleh guru didalam kelas untuk memperbaiki proses belajar

dan meningkatkan hasil belajar.

11. Manfaat dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

A. Manfaat PTK

Rosmala Dewi (2010:17) PTK bermanfaat bagi guru, pembelajaran

/siswa, dan sekolah. Manfaat PTK bagi guru adalah sebagai berikut :

(1) Inovasi Pembelajaran.Guru mencoba mengubah, mengembangkan,gaya

mengajarnya agar sesuai dengan tuntunan kelas. Secara tidak langsung


31

ia telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.(2) Pengembangan

KurikulumHasil PTK dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untukpengembangan kurikulum sesuai dengan pengalaman guru

mengajarkan bidang studi tersebut dikelasnya. (3) Peningkatan

Profesionalisme Guru, PTK merupakan salah satu media yang dapat

digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas,dan

melaksanakan perbaikan atau peningkatan secara profesional.

B. Tujuan PTK

Menurut Rosmala Dewi (2010:17) Tujuan yang ingin dicapai dari

pelaksanaan PTK adalah:

1. Untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang

seharusnya dilakukan oleh guru.

2. Terjadi proses latihan dalam jabatan selama PTK berlangsung.

12. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Zainal Aqib (2009:8) Langkah-langkah PTK merupakan satu dasar yang

terdiri dari : (1) Merencanakan perbaikan (2) Melaksanakan tindakan (3)

Mengamati (4) Melakukan refleksi

B. Kerangka Berfikir
32

Belajar merupakan suatu usaha dan tindakan yang dilakukan individu dalam

perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman. Dalam belajar diperlukan

motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan motivasi

siswa dalam belajar perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Kebanyaan siswa cepat merasa bosan ketika guru cenderung menggunakan

metode ceramah dalam penyampaian pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran IPA. Selain itu perangkat pembelajaran yang kurang mendukung seperti

halnya buku paket yang berisi tentang materi yang sulit untuk dipahami oleh

siswa sehingga menyebabkan ketidak tertarikan siswa untuk membaca mata

pelajaran. Pembelajaran di sekolah dilakukan oleh guru dan siswa dengan saling

berinteraksi dalam pertukaran ilmu (dari guru ke siswa). Dalam melakukan

interaksi pembelajaran tersebut guru harus memilih model pembelajaran yang bisa

di terima siswa dengan baik sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Model Pembelajaran mempunyai fungsi yang penting di dunia pendidikan

khususnya bagi peserta didik. Model pembelajaran Talking Stik merupakan salah

satu model yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga

meningkatkan hasil belajar karena dengan menggunakan model ini dapat

menciptakan pembelajaran yang menyangkan dan membuat peserta didik menjadi

aktif.

Agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, maka salah satu model yang dapat dilakukan

adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick didalam

menyampaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dengan penerapan


33

model pembelajaran TalkingStick dapat menemukan solusi terhadap pemecahan

masalah yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD

Swasta Budi Mulia Pematang Siantar Tahun Ajaran 2016/2017. Dengan demikian

setelah menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada materi Perubahan

Kenampakan Permukaan Bumi di Kelas IV SD, diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa karena pembelajaran ditekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses Tanya jawab yang dilakukan oleh guru dalam menguasai materi pelajaran.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Talking

Stick ini guru tidak perlu memonopoli proses pembelajaran.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka

dapat dirumuskan Hipotesis dalam Penelitian ini yaitu ”Dengan menggunakan

Model Pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA pada materi Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi pada

siswa Kelas IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar Tahun Ajaran

2016/2017”.

D. Defenisi Operasional

Agar Penelitian sesuai dengan yang diharapkan dan menghindari

kesalahpahaman maka perlu diberi defenisi operasionalnya yaitu sebagai berikut.

1. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu yang berlangsung

dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pada

tingkat pengetahuan (kognitif), (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).


34

2. Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses

belajar, dimana hasil belajar itu dapat diketahui setelah melakukan tes yang

diberikan kepada siswa.

3. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu.

4. Pembelajaran dengan Model Talking Stick akan lebih berkesan secara

mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan

selama pelajaran berlangsung.

5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata

pelajaran mulai dari Sekolah Dasar (SD) yang mengkaji seperangkat

Peristiwa Alam, fakta dan konsep.

6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu tindakan yang dilakukan

dalam disiplin, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang

sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan

perubahan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar pada

tanggal 14 April sampai dengan 20 April 2016 pada semester genap Tahun Ajaran

2016/2017.Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut, karena di sekolah

tersebut ditemukan data yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum

maksimal pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi. Dan di sekolah

ini belum pernah dilaksanakan penelitian yang menerapkan Model pembelajaran

Talking Stick pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Swasta Budi

Mulia Pematang Siantar Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 30 orang, yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 18 orang dan perempuan 12 orang

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Talking

Stick pada mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan permukaan bumi di

kelas IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar Tahun Ajaran 2016/2017.

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

menggunakan model pembelajaran Talking Stick sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi Perubahan

35
36

Kenampakan Permukaan Bumi Mata di Kelas IV SD Swasta Budi Mulia

Pematang Siantar Tahun Ajaran 2016/2017.

E. Desain Penelitian

Suharsimi Arikunto (2014:6).”Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat

tahap yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi”.

Adapun desain dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai

berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

?
Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto (2014:16)

F. Prosedur Penelitian
37

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan pelaksanaan tindakan

kelas yang disusun oleh Arikunto (2014:6), yang terdiri dari empat tahap yaitu:

1)Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi dan 4) refleksi.

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian menyusun skenario yang disesuaikan

dengan kesulitan yang dialami siswa yang membuat kegiatan belajar dengan

menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi Perubahan Kenampakan

Permukaan Bumi pada siswa kelas IV SD Swasta Budi Mulia Pematang Siantar

Tahun Ajaran 2016/2017. Kegiatan yang lain dilakukan adalah membuat lembar

observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas dan membuat

Tes Hasil Belajar I.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan tipe atau model

pembelajaran Talking Stick sesuai dengan skenario yang sudah disusun pada tahap

perencanaan sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

1. Salam pembuka

2. Mengkondisikan kelas

3. Melaksanakan Apersepsi

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran


38

b) Kegiatan Inti

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20-25cm

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari

materi yang telah diajarkan oleh guru

3. Setelah selesai membaca/mempelajari materi pelajaran dan

mempelajarinya, peserta didik menutup buku

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik (dapat

dilakukan secara acak dan dapat diiringi dengan musik atau nyanyian

anak-anak), setelah itu guru memberikan pertanyaan mengenai materi

yang telah diajarkan kepada peserta didik yang memegang tongkat dan

harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta

didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

5. Guru memberikan evaluasi

c) Kegiatan akhir

1. Guru menyimpulkan materi pelajaran

2. Salam penutup

3. Tahap Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh observer meliputi implementasi dalam

monitoring pada proses pemebelajaran di kelas secara langsung meliputi aktifitas

guru dan anak didik dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui

kesesuaian tindakan dengan rencana yang disusun dan mengetahui sejauh mana
39

pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai dengan yang

diharapkan.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan untuk mempertimbangkan pelajaran yang

dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan harapan yang diinginkan

dalam pembelajaran IPA Pada materi Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi ,

berdasarkan analisis data serta tes yang dilakukan. Selanjutnya data yang

diobservasi direfleksikan terhadap hasil belajar siswa serta aktivitas yang

dilakukan oleh guru.yang pada akhirnya ditemukan kekurangan untuk diperbaiki

pada siklus berikutnya.

G. Alat Pengumpulan Data

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Stick maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan tes. Sedangkan untuk mengetahui ke efektifan penggunaan model

pembelajaran Talking Stick pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

observasi.

1. Observasi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati penggunaan model pembelajaran

Talking Stick yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan

rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan

tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.

Observasi yang terdapat dilampirkan yaitu observasi guru. Observasi yang

ditujukan untuk guru bertujuan untuk mengungkap kegiatan atau aktivitas yang
40

dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Adapun tabel kisi-kisi

observasi untuk guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek Yang Diamati Jumlah Persyaratan

1 Persiapan guru dalam pembelajaran 2

2 Penyampaian materi pembelajaran 2

3 Keterampilan guru menggunakan model 3

pembelajaran
4 Keterampilan guru menggunakan alokasi 3

waktu sesuai dengan urutan dan uraian

kegiatan inti pembelajaran sesuai dengan RPP


Jumlah 10

Adapun tabel kisi-kisi lembar observasi untuk aktivitas siswa adalah sebagai

beriku:

Tabel 3.2Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa


41

No Aspek Yang Diamati Jumlah Persyaratan

1 Kesiapan menerima pelajaran 2

2 Mendengarkan penjelasan guru dengan 2

baik
3 Keaktifan siswa dalam kegiatan 2

pembelajaran
4 Partisipasi siswa dalam memberikan 2

pendapat
5 Disiplin dalam mengikuti pembelajaran 2

Jumlah 10

1. Tes

Tes merupakan cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian dalam

bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian serangkaian tugas baik berupa

pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah berupa tes sehingga hasil

data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat menghasilkan nilai. Tes

yang akan digunakan berbentuk pilihan berganda dengan 10 butir soal pada

materi pelajaran perubahan kenampakan permukaan bumi. Tes yang diberikan

sesuai dengan indikator yang hendak dicapai dan instrumen dalam penelitian ini

adalah evaluasi hasil belajar secara kognitif yaitu aspek (C1) pengetahuan, (C2)

pemahaman, penerapan untuk tes yang digunakan sebagai alat pengumpulan data

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

Standar Indikator Tujuan Jenjang Jumlah


42

Kompetensi Pembelajan Kognitif


C1 C2
Memahami Siswa dapat Siswa dapat 4 4

hubungan antara mengidentifi menjelaskan

sifatbahan kasi faktor Perubahan

dengan yang Kenampakan

penyusunnya memengaruhi Permukaan

dan perubahan perubahan Bumi


Siswa dapat 4 2 6
kenampakan sifat benda
mengetahui
bumi
Perubahan
sebagai hasil
Kenampakan
suatu proses
Permukaan

Bumi
Jumlah 8 2 10
Keterangan : C1 : PengetahuanC2 : Pemahaman

G. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan

yang dilakukan dalam penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian.

1. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran

a. Untuk Aktifitas Guru

Teknik analisis data pada penelitian lembar observasi guru adalah seperti

dijelaskan Piet A.Sahertian (2010:60): Setelah pengamat/pemilik


43

sekolah/kepala sekolah mengadakan observasi terhadap suatu proses belajar-

mengajar maka pengamat mengisi kolom-kolom A, B, C, D, E dengan tanda

(  ) sesuai dengan kenyataan hasil observasi. Kriteria yang digunakan ialah

menentukan nilai persentasi yang di klasifikasikan atas dasar tingkat sebagai

berikut :

jumlah skor hasil observasi


Rata-rata Skor =
jumlah butiran pengamatan

Tabel 3.4 Kriteria Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No Nilai Hasil Observasi Persentase Kriteria


A 81 – 100% Sangat Baik
1
B 61 – 80% Baik
2
C 41 – 60% Cukup
3
D 21 – 40% Kurang
4
E 0 - 20 % Sangat Kurang
5
(Sumber Piet A. Sahertian (2010:60)

b. Penilaian untuk aktivitas siswa

Analisis data yang digunakan pada lembar observasi adalah menggunakan

format penilaian sikap (selama proses pembelajaran) seperti yang dijelaskan

Asep Jihad dan Abdul Haris ( 2013 : 130-131 ) yaitu :

Skor Perolehan
Nilai Siswa= x 100
Skor Maxsimal

Tabel 3.5 Kriteria Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran


44

No Nilai Kriteria
Sangat kurang
1 10 – 29
Kurang
2 30 – 49
Cukup
3 50 – 69
Baik
4 70 – 89
5 Sangat Baik
90 – 100
(Sumber :Asep Jihad dan Abdul Haris ( 2013 : 130-131)

2. Hasil Belajar Siswa

a. Ketuntasan belajar siswa ( individual)

Untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar siswa (individual) dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

T
KB = x 100%
Tt

Keterangan :

KB : Ketuntasan Belajar

T : Jumlah skor yang diperoleh siswa

Tt : Skor total (Trianto, 2011:241)

Setiap siswa dikatakan sudah tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika

proporsi jawaban benar siswa telah mencapai nilai KKM yang ditetapkan

sekolah yaitu 60.

b. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal

Sedangkan, Ketuntasan klasikal yaitu jika suatu kelas dalam kelas tersebut

terdapat ≥85% siswa yang telah tuntas belajarnya mencapai nilai KKM yang

ditetapkan sekolah yaitu 60.Untuk menganalisis persentase ketuntasan belajar


45

secara klasikal dirumuskan sebagai berikut:

¿
∑ siswa yang tuntas x 100 % (Zainal Aqib,dkk, 2010:41)
∑ siswa
Keterangan :

P = Persentase ketuntasan secara belajar

f = Jumlah siswa yang tuntas belajar

n = Jumlah seluruh siswa

c. Rata Rata Hasil Belajar

Dalam mencari peningkatan belajar siswa, digunakan rumus rata rata


yaitu:

x́ =
∑ f i x i (Sudjana, 2012:70)
∑ fi
Keterangan :

x́ : rata-rata x

Σ
f i x : Nilai
i

ΣfI : frekuensi

Anda mungkin juga menyukai