Anda di halaman 1dari 17

ISSN 2086-9045

ANALISIS TEKNIS DAN EVALUASI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN


PENGHUBUNG KABUPATEN KAUR-PROVINSI BENGKULU
RUAS JALAN TANJUNG KEMUNING

Syahrul1),, Hari Nugraha Nurjaman2), Fitri Suryani3)


1
Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa dan Manajemen
Proyek Konstruksi, Universitas Persada Indonesia-YAI, Jakarta.
2),3)
Staf Pengajar, Program Studi Magister Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa dan
Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Persada Indonesia-YAI, Jakarta.
E-mail: syahrulamri001@yahoo.co.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelayakan pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning. Metode pengumpulan data
menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis
teknis struktur perkerasan jalan dan evaluasi manfaat ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) hasil analisis teknis struktur perkerasan jalan meliputi (a) Jenis konstruksi perkerasan
jalan terdiri atas 4 (empat) susunan lapisan, yaitu 1) lapisan permukaan, tebal 10 cm, bahan
pembentuk lapisan Laston, 2) lapisan pondasi atas, tebal 21 cm, bahan pembentuk lapisan
kerikil pecah yang disiram dengan aspal cair, 3) lapisan pondasi bawah, tebal 23 cm, bahan
pembentuk lapisan campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland, dan
4) lapisan tanah dasar, tebal 41 cm, bahan pembentuk lapisan tanah setempat yang ada di lokasi
proyek pembangunan jalan yang dipadatkan; (b) kondisi perkerasan jalan meliputi 1) lalu lintas
rencana dan tingkat pertumbuhan lalu lintas, yaitu a) tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar
4,5%, b) arus jam puncak sebesar 48 SMP/hari, c) nilai LHR0, yaitu LHR pada awal tahun
rencana sebesar 1.200 SMP/hari, d) nilai LHRT, yaitu LHR pada akhir tahun rencana sebesar
1.948 SMP/hari; 2) nilai CBR sebesar 2,423% dan E sebesar 36,345 Psi; 3) besaran-besaran
fungsional dari sistem perkerasan jalan meliputi (a) nilai Po sebesar 4,0; (b) nilai Pt sebesar 1,5;
dan (c) nilai Pf sebesar 2,0; 4) nilai kehandalan sebesar 95% dan So sebesar 0,35; dan 5) nilai SN
sebesar 3 cm, dan (c) kekuatan konstruksi jalan meliputi 1) nilai s sebesar 1.065, 2) nilai dR
sebanyak 5 lendutan, dan 3) nilai FK sebesar 0,47% dan (2) Hasil evaluasi manfaat ekonomi
meliputi (a) analisis biaya terdiri atas biaya proyek sebesar Rp.10.142.160.500,00,
penghematan Biaya Operasi Kendaraan terhadap tiga jenis kendaraan, yaitu mobil penumpang,
truk/bus sedang, dan truk/bus besar sebesar Rp.953.814.502,55 yang meliputi biaya tetap
sebesar Rp.878.980.000,00 dan biaya tidak tetap sebesar Rp.74.834.502,55, dan penghematan
waktu perjalanan sebesar 0,6 jam atau setara dengan Rp.572.288.701,53 dan (b) evaluasi
kelayakan ekonomi meliputi 1) analisa ekonomi, yaitu nilai BCR dengan suku bunga 10%
sebesar 1,490, suku bunga 12% sebesar 1,487, dan suku bunga 15% sebesar 1,482. Semua nilai
BCR tersebut besar dari 1, nilai NPV dengan suku bunga 10% sebesar Rp.5.068.189.644,36,
suku bunga 12% sebesar Rp.4.570.421.018,57, dan suku bunga 15% sebesar
Rp.4.451.192.644,17, dan nilai EIRR sebesar 15,41% dan 2) analisa sensitivitas diperoleh nilai
B-C (Benefit-Cost) tidak ada yang bernilai (-).

Kata Kunci: Analisis Teknis; Kelayakan Pembangunan; Evaluasi Manfaat Ekonomi; Jalan
Penghubung

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 25


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

Abstract

The purpose of this study was to evaluate the feasibility of the construction of feeder roads Kaur
District-Bengkulu Province street section Tanjung Kemuning. Methods of data collection using
the method of observation and documentation. Methods of data analysis using cost analysis
which includes the costs of the project, saving the BOK (Vehicle Operation Costs), and travel
time savings and economic feasibility analysis includes economic analysis and sensitivity
analysis. The results showed that (1) the results of the technical analysis of road pavement
structure includes (a) the type of road pavement construction consists of four (4) arrangement
of layers, namely 1) the surface layer, thick 10 cm, layer forming material Crescent, 2) the base
layer, thick 21 cm, broken gravel layer forming material which doused with liquid asphalt, 3)
sub-base layer, thick 23 cm, layer-forming material mixtures of local soil with lime or portland
cement, and 4) basic soil layer, thick 41 cm, layer-forming material local soil at the site of road
construction projects are compacted; (b) the condition of the pavement include 1) the traffic
planning and traffic growth rates, namely a) average growth rate of 4.5%, b) current peak
hours is 48 SMP/day, c) LHR0 value, ie LHR at the beginning of the plan year is 1.200
SMP/day, d) value of LHRT, i.e LHR at the end of the plan for 1.948 SMP/day; 2) value of CBR
is 2.423% and E of 36.345 Psi; 3) functional quantities of pavement systems include (a) value
of Po is 4.0; (B) valu of Pt is 1.5; and (c) value of Pf is 2.0; 4) value of R is 95% and So is 0.35;
and 5) value of SN is 3 cm, and (c) the strength of road construction are 1) value of s is 1.065,
2) value of dR is 5 deflections, and 3) value of FK is 0.47% and (2) the analysis of costs consist
of (a) the total project cost Rp.10.142.160.500,00, (b) savings BOK (Vehicle Operating Costs)
of the three dominant types of vehicles passing through Tanjung Kemuning Street, ie passenger
cars, truck/bus medium, and truck/bus large amount Rp.953.814.502,55 covering fixed costs
and variable costs Rp.878.980.000,00 of Rp.74.834.502,55, and (c) saving travel time of 0.6
hours. This means that with the construction of feeder roads Kaur District-Bengkulu province,
road users can save travel time for 0.6 hours compared to pre-project or equal to
Rp.572.288.701,53; (2) evaluation of the economic viability include (a) the economic analysis,
the value of BCR with an interest rate of 10% at 1,490, the interest rate of 12% amounting to
1,487, and the rate of 15% at 1,482. All the BCR value greater than 1, NPV at 10% interest rate
for Rp.5.068.189.644,36, interest rates on 12% of Rp.4.570.421.018,57, and a 15% interest rate
for Rp.4.451.192.644,17 , and the value of EIRR of 15.41% and (b) the sensitivity analysis
obtained values BC(Benefit-Cost) nothing is worth (-).

Keywords: Technical Analysis; Feasibility Development; Evaluation of Economic Benefits;


Connecting Road

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 26


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

PENDAHULUAN Berdasarkan uraian latar belakang di atas,


maka yang menjadi rumusan permasalahan
Jalan raya merupakan prasarana utama
dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana
dalam pengembangan perekonomian suatu
kelayakan pembangunan jalan penghubung
wilayah, baik di perkotaan maupun
Kabupaten Kaur-Provinsi Bengkulu ruas
pedesaan. Selain itu, lancarnya akses suatu
Jalan Tanjung Kemuning berdasarkan
daerah ke daerah lain yang akan
analisis teknis struktur perkerasan jalan? dan
mempermudah transportasi masyarakat di
(2) bagaimana kelayakan pembangunan
sekitarnya untuk meningkatkan kualitas
jalan penghubung Kabupaten Kaur-Provinsi
sumber daya yang mereka miliki.
Bengkulu ruas Jalan Tanjung Kemuning
Pengembangan jalan bukan hanya terbatas
berdasarkan evaluasi manfaat ekonomi?.
pada pembuatan jalan baru, namun juga
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
pada peningkatan kapasitas maupun kualitas
adalah (1) menganalisis kelayakan
jalan.
pembangunan jalan penghubung Kabupaten
Untuk Kabupaten Kaur-Provinsi Bengkulu, Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung
jalan raya merupakan prasarana transportasi Kemuning berdasarkan analisis teknis
yang sangat berperan penting bagi struktur perkerasan jalan dan (2) kelayakan
masyarakat. Pembangunan jalan baru di pembangunan jalan penghubung Kabupaten
daerah tersebut dilakukan dengan tujuan Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung
untuk mempersingkat jarak tempuh, Kemuning berdasarkan evaluasi manfaat
menghubungkan daerah-daerah yang ekonomi.
berpotensi ke ibukota provinsi, yaitu Kota
Kegunaan penelitian, yaitu (1) sebagai
Bengkulu, serta untuk pemerataan
bahan referensi untuk melengkapi sistem
pembangunan dalam segala aspek.
pembangunan jalan yang sudah ada agar
Salah satu ruas jalan yang membantu menjadi lebih baik lagi di ruas Jalan Tanjung
kegiatan perekonomian masyarakat di Kemuning Kabupaten Kaur-Provinsi
Kabupaten Kaur adalah Jalan Tanjung Bengkulu, (2) menjadi rekomendasi bagi
Kemuning yang berada di Kecamatan Pemerintah Kabupaten Kaur agar dapat
Tanjung Kemuning. Ruas jalan ini sendiri melakukan langkah-langkah preventif
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat (pencegahan) guna mengatasi hambatan
sebagai akses untuk membeli peralatan dan transportasi, khususnya yang terjadi di ruas
kebutuhan pertanian serta mendistribusikan Jalan Tanjung Kemuning, dan (3)
hasil pertanian ke ibu kota kabupaten, yaitu sebagai bahan kajian penelitian untuk
Kota Kaur ataupun ke ibu kota provinsi, decision making (pengambilan keputusan),
Kota Bengkulu. dalam hal analisis hasil pembangunan jalan,
Secara fisik, ruas Jalan Tanjung Kemuning baik analisis teknis maupun analisis
sebelum dilakukan pembangunan jalan baru ekonominya.
dengan lebar jalur lalu lintas efektif 6 meter,
tidak ada pengembangan samping jalan. METODOLOGI PENELITIAN
Bahu jalan tidak dapat dilewati, karena Lokasi dan Waktu Penelitian
kondisi tanah yang tidak diperkeras dan Penelitian ini dilakukan pada proyek di
berpotensi menyebabkan kendaraan lingkungan Dinas Pekerjaan Umum
terperosok. Kualitas jalan tergolong buruk, Kabupaten Kaur, tepatnya di lokasi proyek
banyak bagian jalan yang berlubang dan pembangunan ruas Jalan Tanjung Kemuning
mengalami patahan, karena banyak sepanjang 30 km Kabupaten Kaur, Provinsi
kendaraan jenis truk yang melewatinya. Bengkulu. Waktu penelitian dilakukan sejak

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 27


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

awal pengerjaan (Februari 2014) sampai Data yang diperoleh melalui teknik ini juga
proyek tersebut berhasil diselesaikan termasuk data sekunder, yaitu data berupa
(Desember 2014) oleh pihak pelaksana. foto-foto ruas Jalan Tanjung Kemuning
Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu (pada
Jenis dan Sumber Data lampiran).
Data primer
Metode Analisis Data
Data primer untuk Analisis Teknis Struktur
Analisis Teknis Struktur Perkerasan
Perkerasan Jalan yang meliputi (a) data
Jalan
volume lalu lintas aktual (tahun 2014), (b)
Analisis teknis struktur perkerasan jalan
data lendutan perkerasan jalan pada kedua
terdiri atas 3 (tiga) pokok pembahasan,
lajur ruas Jalan Tanjung Kemuning
yaitu:
sepanjang 30 km, dan (c) data tebal dan suhu
perkerasan. Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan
Jenis konstruksi perkerasan jalan pada ruas
Data sekunder
Jalan Tanjung Kemuning, Kabupaten Kaur
Data sekunder untuk Analisis Teknis ditentukan dengan melakukan observasi
Struktur Perkerasan Jalan meliputi (a) data langsung ke objek penelitian dan data
struktur perkerasan jalan berupa tebal sekunder dari Dinas Pekerjaan Umum, Sub
lapisan perkerasan dan jenis material yang Bina Marga Kabupaten Kaur.
digunakan pada masing-masing lapisan, (b)
Kondisi Perkerasan Jalan
data volume lalu lintas tahun 2010 s.d 2013,
Analisis kondisi perkerasan jalan pada ruas
dan (c) data beban sumbu kendaraan tahun
Jalan Tanjung Kemuning, Kabupaten Kaur
2010 s.d 2014 berupa data WIM (Weight in
dilakukan dengan menggunakan Metode
Motion). Data sekunder untuk Evaluasi
AASHTO (American Association of State
Manfaat Ekonomi meliputi (a) panjang
Highway and Transportation Officials) 1993
jalan, (b) lebar efektif jalan, (c) lebar bahu
yang merupakan gabungan antara analisis
jalan, (d) harga tanah/m2, (e) biaya
empiris dan analitis dengan langkah‐langkah
konstruksi, (f) biaya tidak terduga, (g)
bunga, (h) biaya DED (Detail sebagai berikut (AASHTO, 1993: 107-121):
Engineering Design), dan (i) biaya 1. Menentukan lalu lintas rencana dan
pengawasan. tingkat pertumbuhan lalu lintas
Dalam perencanaan lalu lintas rencana
Metode Pengumpulan Data harus diketahui volume lalu lintas dan
1. Observasi tingkat pertumbuhan lalu lintas pada ruas
Tujuan: Untuk mengamati secara langsung jalan yang dikaji. Data volume lalu lintas
mengenai kelayakan pembangunan jalan diketahui dengan melakukan survei
penghubung Kabupaten Kaur-Provinsi langsung di lapangan yang dilakukan
Bengkulu pada ruas Jalan Tanjung pada saat jam sibuk, sehingga akan
Kemuning. diketahui jumlah arus puncak yang
2. Pengukuran melewati jalan. Tingkat pertumbuhan lalu
Tujuan: untuk memperoleh data primer yang lintas pada ruas jalan yang diteliti
akan digunakan dalam Analisis Teknis dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu
Perkerasan Jalan yang meliputi (a) data (AASHTO, 1993: 107):
lendutan dan (b) data tebal masing-masing a. Tingkat pertumbuhan lalu lintas pada
lapisan dan suhu perkerasan jalan. awal umur rencana yang dihutung
3. Dokumentasi

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 28


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

dengan langkah-langkah sebagai tergantung dari klasifikasi jalan yang


berikut: direncanakan, misalnya urban road (jalan
1) Menentukan arus jam puncak kota), country road (jalan daerah), dan
Untuk menentukan arus jam puncak sebagainya (AASHTO, 1993: 113).
yang melewati ruas jalan yang diteliti
4. Menentukan reliability (kehandalan) dan
dihitung dengan persamaan sebagai
serviceability (tingkat pelayanan)
berikut:
Secara garis besar, pengaplikasian dari
Arus Jam Puncak = % Arah Tujuan x
konsep kehandalan sebagai berikut
Volume Kendaraan
(AASHTO, 1993: 116-119):
2) Menentukan tingkat pertumbuhan lalu
a. Menentukan klasifikasi dari ruas jalan
lintas pada awal tahun rencana (LHR0)
yang direncanakan.
Untuk menentukan tingkat
b. Menentukan tingkat kehandalan yang
pertumbuhan lalu lintas pada awal
dibutuhkan dengan menggunakan
tahun rencana (LHR0) dihitung
tabel yang ada pada Metode
dengan persamaan sebagai berikut:
Arus Jam Puncak
AASHTO 1993.
LHR0 = Faktor k c. Menetapkan nilai Zr (Standard
b. Tingkat pertumbuhan lalu lintas pada Normal Deviate) harus dipilih.
akhir umur rencana dengan Berdasarkan nilai tingkat pelayanan jalan
menggunakan Metode Eksponensial di atas, jalan penghubung Kabupaten
sebagai berikut: Kaur-Provinsi Bengkulu ruas Jalan
LHRT = LHRo (1 + i)n Tanjung Kemuning termasuk dalam
2. Menghitung nilai CBR (California tingkatan yang kedua, yaitu perkerasan
Bearing Ratio) dan E (Modulus yang harus dilakukan perbaikan
Elastisitas) tanah dasar (sub grade) pelayanannya dengan nilai tingkat
Pengambilan dari data CBR pada tahapan pelayanan sebesar 2,0. Artinya, nilai
perencanaan jalan biasanya diambil pada tingkatan pelayanan pada ruas jalan
jarak 100 meter dari ruas jalan yang tersebut merupakan nilai Pt (terminal
diteliti. Untuk satu ruas jalan yang serviceability).
panjang biasanya dibagi atas 5. Menentukan jenis bahan pembentuk
segmen‐segmen yang mempunyai nilai lapisan perkerasan
CBR yang relatif sama (AASHTO, 1993: Masing‐masing jenis bahan (material)
111). Dari nilai CBR representatif yang membentuk perkerasan mempunyai
tersebut akan dapat dihitung nilai koefisien lapisan yang berbeda.
Modulus Elastisitas tanah dasar tersebut Penentuan koefisien lapisan tersebut
yang dihitung dengan persamaan berikut didasarkan pada beberapa hubungan yang
ini: telah diberikan oleh Metode AASHTO
E = 1.500 x CBR 1993 (AASHTO, 1993: 126).
3. Menentukan besaran‐besaran fungsional 6. Menghitung tebal masing-masing lapisan
dari sistem perkerasan jalan perkerasan
Besaran-besaran fungsional dari sistem Penghitungan tebal masing-masing
perkerasan jalan meliputi Po (Initial lapisan perkerasan dengan menggunakan
Present Serviceability Index), Pt koefisien lapisan perkerasan yang ada
(Terminal Serviceability Index), dan Pf untuk melihat hubungan yang diberikan
(Failure Serviceability Index). Nilai dari pada persamaan di atas dengan
masing‐masing besaran tersebut mengambil koefisien drainase tertentu

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 29


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

yang didasarkan pada tipe pengaliran dalam analisis kelayakan


yang ada (AASHTO, 1993: 127). pembangunan jalan ini meliputi:
a. Biaya Langsung. Biaya konstruksi
7. Menghitung SN (Structural Number)
yang digunakan sebesar 65% dari
Perhitungan nilai SN menggunakan
total biaya.
Persamaan AASHTO 1993 sebagai
b. Biaya tidak Langsung yang meliputi
berikut:
contingencies cost (biaya tidak
SN = a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3 + …
terduga), engineering cost (biaya
teknik) dan interest (bunga). Biaya
Kekuatan Konstruksi Jalan
teknik terdiri atas biaya DED (Detail
Analisis kekuatan konstruksi jalan Engineering Design) dan biaya
menggunakan data primer, yaitu data pengawasan.
lendutan perkerasan diperoleh dari survei 2. Penghematan BOK (Biaya Operasi
menggunakan alat FWD. Data yang Kendaraan)
digunakan dengan metoda AASHTO 1993
Biaya operasi kendaraan terbagi 2 (dua)
adalah data lendutan pada pusat beban dan
jenis, yaitu:
data lendutan pada jarak terjauh. Namun,
a. Biaya Tetap
sebelumnya dilakukan segmentasi yang
Biaya tetap meliputi harga baru
bertujuan untuk mempermudahkan
kendaraan, biaya STNK (Surat Tanda
perhitungan dan data yang mengalami
Nomor Kendaraan), SIM (Surat Izin
outlier dapat dihilangkan dengan FK (Faktor
Mengendara), biaya BBM (Bahan
Keseragaman) sebesar 30% dengan
Bakar Minyak), dan biaya oli.
menggunakan persamaan sebagai berikut:
dR b. Biaya tidak Tetap
FK = s
x 100% < FKizin Perhitungan terhadap berbagai jenis
Σd
dR = biaya yang termasuk dalam kategori
N
biaya tetap yang ikut mempengaruhi
N Σ d2 - (Σ d)2
s= N (N-1)
BOK menggunakan Metode PCI
(Pavement Condition Index) 1988
Dalam penelitian ini digunakan FK dengan yang diuraikan sebagai berikut LAPI
rentang nilai 21 s.d 30% (keseragaman ITB, 1996):
cukup baik) untuk menyederhanakan 1) Biaya Pemakaian BBM (Bahan Bakar
banyaknya lendutan yang ada serta Minyak)
perbedaan nilai data lendutan yang cukup 2) Biaya Konsumsi Minyak Pelumas
heterogen agar 1 jalur hanya mempunyai 1 (oli)
segmen. 3) Biaya Pemakaian Ban
4) Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Evaluasi Manfaat Ekonomi Kendaraan
a) Biaya Suku Cadang
Analisis Biaya b) Biaya Mekanik
Analisis biaya dalam penelitian ini 5) Biaya Depresiasi (penyusutan)
dilakukan terhadap 3 (tiga) parameter Kendaraan
berikut ini: 6) Biaya Asuransi
1. Biaya-biaya Proyek 7) Suku Bunga
Komponen biaya peningkatan fungsi 8) Biaya tidak Terduga
jalan penghubung Kabupaten Kaur- a) Mobil Penumpang: tidak ada
Provinsi Bengkulu ruas Jalan Tanjung perhitungan (persamaan) (LAPI, ITB,
Kemuning yang dipertimbangkan
Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 30
E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

1996: 54). Jadi, biaya tidak terduga c. EIRR (Economic Internal Rate of
untuk mobil penumpang dalam Return)
penelitian ini diabaikan. Untuk menghitung EIRR digunakan
b) Truk/Bus Sedang: 10% dari sub total persamaan berikut ini:
c) Truk/Bus Besar : 10% dari sub NPV1
EIRR = i1 (i2 - i1) NPV
2 - NPV1
total.
Ketentuan nilai EIRR suatu proyek
pembangunan sebagai berikut:
3. Penghematan Waktu Perjalanan
1) Nilai EIRR > suku bunga yang berlaku
Untuk menghitung nilai waktu perjalanan
menunjukkan bahwa proyek
berdasarkan pendekatan pendapatan
pembangunan mampu meningkatkan
digunakan persamaan berikut ini:
PDRB pertumbuhan ekonomi di daerah
NW = (PPB x JJK x JP) tersebut.
2) Nilai EIRR ≤ suku bunga yang berlaku
Analisis Kelayakan Ekonomi
menunjukkan bahwa proyek
Jenis-jenis analisis kelayakan ekonomi pembangunan tidak mampu
terhadap suatu proyek pembangunan terdiri meningkatkan pertumbuhan ekonomi
atas: di daerah tersebut.
1. Analisis Ekonomi 2. Analisis Sensitivitas
Analisis ekonomi dalam penelitian ini Analisis sensitivitas terdiri atas
dilakukan terhadap 3 (tiga) parameter, Sensitivitas Manfaat dan Sensitivitas
yaitu: Biaya yang dihitung dengan
a. BCR (Benefit Cost Ratio) menggunakan persamaan berikut ini:
Untuk menghitung BCR digunakan B
a. Sensitivitas Manfaat =Tahun Ke-n
persamaan berikut ini:
B C
≥1 b. Sensitivitas Biaya =Tahun Ke-n
C
Ketentuan nilai BCR suatu proyek c. Nilai sensitivitas = (B-C) x suku
pembangunan sebagai berikut (Raharjo, bunga yang berlaku
2007: 90): Ketentuan analisis sensitivitas suatu
1) Nilai BCR ≥ 1 menunjukkan bahwa proyek pembangunan sebagai berikut
pembangunan jalan dikategorikan layak (Sufa, 2007: 64):
(menguntungkan). a. Sensitivitas bernilai positif (+)
2) Nilai BCR < 1 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa proyek
pembangunan tersebut dikategorikan pembangunan aman dari perubahan
tidak layak (tidak menguntungkan). suku bunga.
b. NPV (Net Present Value) b. Sensitivitas bernilai negatif (-)
Untuk menghitung NPV digunakan menunjukkan bahwa proyek
persamaan berikut ini: pembangunan tidak aman (rentan)

NPV = ∑Nτ=0
B1 - C1 dari perubahan suku bunga.
1+r
Ketentuan nilai NPV suatu proyek Persentase untuk ketiga parameter tersebut
pembangunan sebagai berikut (Raharjo, antara -25% (terkecil) s.d +25% (terbesar).
2007: 92): Namun, dalam penelitian ini diambil suku
1) Nilai NPV > 0, maka proyek bunga yang berlaku pada saat penelitian
pembangunan dapat diterima. dilakukan (tahun 2014), yaitu 14%.
2) Nilai NPV ≤ 0, maka proyek
pembangunan tidak dapat diterima.

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 31


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Manfaat Ekonomi yang diuraikan


sebagai berikut:
Hasil Penelitian
Gambaran Umum dan Letak Geografis Data Analisis Teknis Struktur Perkerasan
Kabupaten Kaur merupakan salah satu Jalan
kabupaten yang termasuk dalam wilayah Data yang digunakan dalam Analisis Teknis
administratif Provinsi Bengkulu yang Struktur Perkerasan Jalan terdiri atas data
berjarak sekitar 250 km dari ibu kota primer dan data sekunder. Data primer untuk
provinsi, yaitu Kota Bengkulu. Kabupaten Analisis Teknis Struktur Perkerasan Jalan
Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang terdiri atas:
Nomor 3 Tahun 2003 bersamaan dengan
terbentuknya Kabupaten Seluma dan 1. Data Volume Lalu Lintas
Kabupaten Mukomuko. Kabupaten ini Dengan mengetahui data mengenai
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten volume lalu lintas kendaraan yang
Bengkulu Selatan. melewati ruas Jalan Tanjung Kemuning,
Secara astronomis, Kabupaten Kaur terletak Kabupaten Kaur, maka akan dapat
antara 103°4’8,76” s.d 103°46’50,12” Bujur ditentukan tingkat pertumbuhan lalu
Timur dan 4°15’8,21” s.d 4°55’27,77” lintas pada ruas jalan tersebut. Data
Lintang Selatan. Secara geografis, volume lalu lintas pada ruas Jalan
Kabupaten Kaur berbatasan dengan: Tanjung Kemuning, Kabupaten adalah
Sebelah Utara : Kabupaten data dari tahun 2010 s.d 2014. Data
Bengkulu Selatan dan volume lalu lintas dari tahun 2010 s.d
Kabupaten Lahat (Provinsi 2013 diperoleh dari data sekunder IRMS
Sumatera Selatan) (Integrated Road Management System)
Sebelah Selatan : Kabupaten atau Sistem Manajemen Jalan
Lampung Barat (Provinsi Terintegrasi yang dimiliki oleh Dinas
Lampung) Pekerjaan Umum, Sub Bina Marga
Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Kabupaten Kaur.
Komering Ulu (Provinsi
Data volume lalu lintas aktual tahun 2014
Sumatera Selatan)
diperoleh dari survei langsung yang
Sebelah Barat : Samudera Hindia
dilakukan pada 2 titik di ruas Jalan
Tanjung Kemuning selama 2 x 18 jam
Deskripsi Data
(36 jam). Titik pertama, yaitu pada ujung
Data mengenai pembangunan jalan ruas jalan yang berbatasan dengan
penghubung Kabupaten Kaur-Provinsi Kecamatan Padang Guci Hilir (ke arah
Bengkulu, khususnya pada ruas Jalan Kota Bengkulu). Titik kedua, yaitu pada
Tanjung Kemuning yang menghubungkan ujung ruas jalan yang berbatasan dengan
Kota Bintuhan sebagai ibukota Kabupaten Kecamatan Semidang Gumay (ke arah
Kaur dengan ibukota Provinsi Bengkulu, Kota Bintuhan).
yaitu Kota Bengkulu melalui Kota Manna
Untuk keperluan perencanaan, MKJI
(ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan) dan
1997 mensyaratkan untuk mengestimasi
Kota Seluma (ibukota Kabupaten Seluma)
LHRT (Lalulintas Harian Rata-rata
yang diperoleh dalam penelitian ini
Tahunan) berdasarkan arus kendaraan
merupakan data yang butuhkan untuk
rencana yang secara tipikal merupakan
Analisis Teknis Perkerasan Jalan dan
arus kendaraan pada jam puncak sebagai
gambaran kondisi terburuk, sehingga
Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 32
E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

dapat diperoleh hasil perencanaan yang Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan


maksimal. LHRT pada ruas Jalan Tanjung
Oleh karena itu, survei ini dilakukan pada Kemuning, Kabupaten Kaur tahun 2010
hari Sabtu dan Minggu, tanggal 12 dan sebanyak 23.019 unit (jumlah paling
13 Juli 2014. Hal ini dilakukan karena sedikit), tahun 2011 sebanyak 24.633
karakteristik volume kendaraan di ruas unit, tahun 2012 sebanyak 25.190 unit,
jalan tersebut pada hari Senin s.d Jum’at dan tahun 2013 sebanyak 26.263 unit.
diperkirakan merupakan volume lalu Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi
lintas normal dan pada hari Sabtu dan peningkatan jumlah LHRT pada ruas
Minggu merupakan volume lalu lintas jalan tersebut pada tiap tahunnya, karena
terpadat yang didominasi oleh kendaraan jalan penghubung tersebut memang
ringan (mobil pribadi dan sepeda motor). merupakan jalan yang paling sering
digunakan oleh pengguna jalan yang
Untuk memperoleh data volume lalu
ingin ke Kota Bengkulu ataupun ke
lintas dan tingkat pertumbuhan lalu lintas
Provinsi Lampung melalui Kabupaten
pada ruas Jalan Tanjung Kemuning,
Lampung Barat.
peneliti dibantu oleh 5 orang famili,
sehingga semuanya berjumlah 6 orang.
2. Data WIM (Weight in Motion), Faktor
Keenam orang tersebut dibagi menjadi 3
Truk, dan Perhitungan Kumulatif ESAL
kelompok, masing-masing kelompok
terdiri atas 2 orang. Kelompok 1 Nilai Faktor Truk diambil dari data WIM
melakukan penelitian dari pukul 6 pagi ruas Jalan Tanjung Kemuning tahun
sampai pukul 12 siang. Kelompok 2 2014 untuk golongan kendaraan ringan
melakukan penelitian dari pukul 12 siang (golongan 1 s.d 4), golongan 5A, dan
sampai 6 sore. Kelompok 3 melakukan golongan 5B dapat dilihat pada Tabel 2
penelitian dari pukul 6 sore sampai 12 berikut ini:
malam. Untuk pukul 12 malam sampai 6
pagi tidak dilakukan penelitian dengan Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
pertimbangan (a) jumlah kendaraan yang Persentase Distribusi Kendaraan
melewati ruas Jalan Tanjung Kemuning per Golongan Kendaraan
tidak tergolong padat (sepi) dan (b) untuk Faktor Truk
Faktor
Golongan Tipe Truk
menjaga keselamatan diri dari perampok, Kendaraan Sumbu
Arah Kota
Arah Kota
Bintuhan
begal, dan hewan buas. Bengkulu
Golongan 2 1.1 0,0021 0,0061
Data lalu lintas dari IRMS tahun 2010 s.d
Golongan 3 1.1 0,0021 0,0061
2013 yang diperoleh dari Dinas
Golongan 4 1.1 0,0021 0,0061
Pekerjaan Umum, Sub Bina Marga
Golongan 5A 1.1 1,1070 1,7800
Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Tabel
Golongan 5B 1.2 3,7417 2,4396
1 berikut ini:
Sumber: Data Sekunder, 2014
Tabel 1. Lalu Lintas Harian Rata-rata
Tahunan ruas Jalan Tanjung Tabel 2 menunjukkan bahwa golongan
Kemuning kendaraan 2, 3, dan 4 dengan tipe sumbu
Tahun LHRT (Unit) 1.1 memiliki Faktor Truk arah Kota
2010 23.019 Bintuhan sebesar 0,0021 dan Faktor Truk
2011 24.633 arah Kota Bengkulu sebesar 0,0061.
2012 25.190 Golongan 5A dengan tipe sumbu 1.1
2013 26.263 memiliki Faktor Truk arah Kota
Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Bintuhan sebesar 1,1070 dan Faktor Truk
Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 33
E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

arah Kota Bengkulu sebesar 1,7800. 4. Data Tebal dan Suhu Perkerasan Jalan
Golongan 5B dengan tipe sumbu 1.2
Pengukuran tebal perkerasan ruas Jalan
memiliki Faktor Truk arah Kota
Tanjung Kemuning, Kabupaten Kaur
Bintuhan sebesar 3,7417 dan Faktor Truk
dilakukan dengan menggali sisi tepi jalan
arah Kota Bengkulu sebesar 2,4396. Hal
tersebut dengan menggunakan cangkul
ini menunjukkan bahwa Faktor Truk arah
sampai mencapai lapisan tanah dasarnya
Kota Bengkulu lebih besar daripada
(sub grade) yang dilakukan pada 3 titik
Faktor Truk arah Kota Bintuhan.
yang berbeda pada ruas sepanjang 100 m.
Nilai Faktor Truk yang digunakan dalam Titik 1 (0 meter) digali pada ujung jalan
penelitian ini merupakan nilai Faktor yang mengarah ke Kota Bintuhan
Truk wakil yang ditentukan dengan (ibukota Kabupaten Kaur). Titik 2 digali
analisis statistik, yaitu dengan membuat pada jarak 50 m dari titik 1. Titik 3 digali
distribusi pada data tiap golongan pada jarak 50 m dari titik 2 atau 100 m
menjadi data yang berdistribusi normal. dari titik 1. Ketiga aktivitas ini dilakukan
Edwards (1980) memberikan ciri fungsi setelah mendapat izin dari Dinas
kurva komulatif distribusi normal, yaitu Pekerjaan Umum, Sub Bina Marga
kecenderungan mendekati linier. Untuk Kabupaten Kaur. Setelah semua titik
itu, penentuan data yang berdistribusi digali, lalu diukur tebal masing-masing
normal adalah dengan memotong kurva lapisan, yaitu lapisan permukaan, lapisan
pada titik belok sebagai bentuk batas atas pondasi atas, lapisan pondasi bawah, dan
dan batas bawah dari data yang lapisan tanah dasar.
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil pengukuran pada
ketiga titik tersebut diperoleh data tebal
3. Data Lendutan
perkerasan pada masing-masing lapisan
Data lendutan perkerasan jalan pada pada ruas Jalan Tanjung Kemuning,
kedua lajur ruas Jalan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur dengan tebal dan jenis
sepanjang 30 km diukur dengan material yang sama untuk lajur ke Kota
menggunakan alat FWD (Falling Weight Bintuhan dan lajur ke Kota Bengkulu.
Deflectometer) yang dipinjam dari Dinas Hal ini menunjukkan bahwa pengerjaan
Pekerjaan Umum, Sub Bina Marga proyek pembangunan ruas jalan tersebut
Kabupaten Kaur. Data lendutan telah dilaksanakan dengan baik oleh staf
perkerasan diperoleh dari survei langsung dari Dinas Pekerjaan Umum, Sub Bina
di objek penelitian menggunakan alat Marga Kabupaten Kaur dan pihak ketiga
FWD tahun 2014. (kontraktor).
Data yang digunakan pada Metode Hasil pengukuran tebal lapisan dari
AASHTO 1993 adalah data lendutan ketiga titik pengukuran pada ruas Jalan
pada pusat beban dan data lendutan pada Tanjung Kemuning dapat dilihat pada
jarak terjauh. Namun, sebelumnya Gambar 1 berikut ini:
dilakukan segmentasi untuk
mempermudahkan perhitungan
digunakan Faktor Keseragaman sebesar
30%.

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 34


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

Surface Course Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengukuran


10 cm (Lapisan Permukaan) Suhu Perkerasan Ruas Jalan
Base Course Tanjung Kemuning
(Lapisan Pondasi
21 cm Atas)
Suhu
Durasi Rata-
Kedalaman Suhu
Subbase Course Titik Pengukuran
(cm) (0C) rata
(Lapisan Pondasi (menit) (0C)
23 cm Bawah)
Titik
10 10 39,7
1
Sub Grade Titik
(Lapisan Tanah 10 10 38,3 39,4
41 cm 2
Dasar) Titik
(Sumber: Data Primer, 2014) 10 10 40,1
3
Sumber: Data Primer, 2014
Gambar 1. Tebal Masing-masing Lapisan
Perkerasan Ruas Jalan Tanjung Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil
Kemuning, Kabupaten Kaur pengukuran suhu perkerasan ruas Jalan
Tanjung Kemuning, Kabupaten Kaur
Gambar 1 menunjukkan bahwa hasil dilakukan pada 3 titik yang berbeda. Data
pengukuran tebal perkerasan lentur pada suhu perkerasan ruas jalan tersebut diperoleh
ruas Jalan Tanjung Kemuning, nilai yang bervariasi, yaitu 39,7 0C, 38,3 0C,
Kabupaten Kaur diketahui tebal lapisan dan 40,1 0C. Dari ketiga suhu tersebut
permukaan 10 cm (nilai terkecil), tebal diperoleh nilai rata-rata suhu perkerasan
lapisan pondasi atas 21 cm, tebal lapisan jalan sebesar 39,4 0C. Hasil pengukuran ini
pondasi bawah 23 cm, dan tebal lapisan menunjukkan bahwa suhu perkerasan
tanah dasar 41 cm (nilai terbesar). Jadi, tergolong tinggi, karena aspal sebagai bahan
tebal keseluruhan lapisan perkerasan pengikat lapisan permukaan perkerasan
tersebut adalah 95 cm. bersifat padat yang lambat menerima panas
dan lambat melepaskan panas.
Selanjutnya, data suhu perkerasan
merupakan data primer yang diperoleh Data untuk Evaluasi Manfaat Ekonomi
dengan menggunakan termometer digital
Data yang digunakan untuk Evaluasi
yang telah disiapkan dengan cara Manfaat Ekonomi ruas Jalan Tanjung
membuat lubang pada perkerasan jalan Kemuning adalah data sekunder yang
menggunakan paku beton sedalam ±10 diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum
cm. Lubang tersebut kemudian diisi Kabupaten Kaur Bidang Cipta Karya. Data
dengan pasir secukupnya dan termometer sekunder ini digunakan dalam Analisis
diletakkan di dalam lubang tersebut Evaluasi Manfaat Ekonomi yang terdiri atas:
1. Panjang jalan = 30 km
selama ±10 menit. Data ini diambil hanya
2. Lebar efektif jalan = 6 m
pada 3 titik saja, karena kondisi lalu 3. Lebar bahu jalan = 2 m
lintas yang cukup padat pada siang hari 4. Harga tanah/m2 = Rp.15.000,00
(pukul 12.00 s.d 12.10 WIB). 5. Biaya konstruksi = Rp.8.453.270.000,00
Pengambilan data suhu perkerasan 6. Biaya tidak terduga= Rp. 856.428.000,00
dilakukan pada siang hari dengan tujuan 7. Bunga = 14%
untuk memperoleh suhu maksimum yang 8. Biaya DED (Detail Engineering Design)
= Rp.250.000.000,00
terjadi pada lapisan perkerasan ruas jalan
9. Biaya pengawasan =Rp.185.000.000,00
tersebut.
Rekapitulasi hasil pengukuran suhu ruas
Jalan Tanjung Kemuning dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut ini:

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 35


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

Lalu Lintas Rencana dan Tingkat Tabel 5. Biaya Tetap


Pertumbuhan Lalu Lintas

Jumlah lalu lintas rencana tergantung dari


komposisi lalu lintas, volume lalu lintas
yang lewat, beban aktual yang lewat, faktor
bangkitan lalu lintas, serta jumlah lajur yang
direncanakan. Tingkat pertumbuhan lalu
lintas rata-rata pada ruas Jalan Tanjung
Kemuning, Kabupaten Kaur tahun 2014
dihitung dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Tingkat pertumbuhan rata-rata
Diketahui LHRn-1 = LHR tahun 2013=
26.263 unit (data IRMS):LHRn=LHR tahun
2014 = LHR tahun yang diteliti= 27.445 unit
(data survei primer)
Jadi, tingkat pertumbuhan lalu lintas rata-
Sumber: Hasil Perhitungan, 2014
rata pada ruas Jalan Tanjung Kemuning,
Kabupaten Kaur sebesar 4,5%. Analisis Kelayakan Ekonomi
Perhitungan dalam analisis kelayakan
Evaluasi Manfaat Ekonomi diuraikan sebagai berikut:
1. Data Perhitungan Terhadap LHRT
Evaluasi manfaat ekonomi terdiri atas Tahun 2013
analisis biaya dan analisis kelayakan
ekonomi yang diuraikan sebagai berikut: Tabel 6. Rekapitulasi Data LHRT Analisis
1. Analisis Biaya 2014
Perhitungan dalam analisis biaya
dilakukan terhadap 3 (tiga) parameter
berikut ini:

Biaya-biaya proyek

Tabel 4. Biaya Proyek


No Jenis Biaya Jumlah (Rupiah)
1 Biaya Langsung
a. Biaya pengadaan tanah 2.880.000.000,00
b. Biaya konstruksi (pembangunan) 6.066.625.500,00
Total 8.946.625.500,00
2 Biaya tidak Langsung 1.195.535.535.000,00
Total 1.195.535.535.000,00
Total Keseluruhan 1.204.482.160.500,00.

Sumber: Hasil Perhitungan, 2014


Sumber: Hasil Perhitungan, 2014
2. Penghematan BOK (Biaya Operasi Setelah Rekapitulasi LHRT didapat maka
Kendaraan) dihitung LHRT Simpang Sebidang Hasil
Perhitungan BOK dilakukan terhadap Analisis, maka pada tahun 2013 sampai
faktor-faktor teknis yang mempengaruhi dengan tahun 2044 kondisi dalam keadaan
BOK tersebut yang diuraikan sebagai ideal namun pada tahun 2044 sampai dengan
berikut: 2062 perlu penanganan yaitu dilakukan
pelebaran pada ruas jalan Tanjung
Kemuning.

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 36


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

Pembahasan Terhadap LHRT sedan, jeep, pick up, bus kecil, truk (3/4),
dan bus sedang,kendaraan golongan IIA
Dari hasil analisis ini, dapat dilihat bahwa
meliputi: truk besar dan bus besar,
dari ruas jalan ini yang diamati, setelah
dengan 2 gandar, sedangkan kendaraan
dilakukan pembangunan jalan didapatkan
golongan IIB meliputi: truk besar dan bus
bahwa di tahun 2044 mempunyai nilai
besar dengan 3 gandar atau lebih dengan
derajat kejenuhan 0,87 melebihi kapasitas
mengacu dari Standar Harga Satuan
yang telah ditentukan oleh MKJI yaitu
Provinsi Bengkulu dengan nilai
0,85.Hal ini menyatakan bahwa jalan
pertahunya dari tahun 2044 sampai
tersebut tersebut mutlak memerlukan
dengan tahun 2062 seperti terlihat di
penanganan dan selanjutnya setelah
tabel diatas.
dilakukan penanganan setelah di analisa
bahwasanya lonjakan diprediksikan akan
terjadi kembali pada tahun 2062 sehingga 2. Hasil Analisis Terhadap NPV, B/C
perlu penanganan pembangunan jalan Ratio dengan i = 14%
kembali dengan kurun waktu 18 tahun.
Tabel 8. Analisis Tehadap Nilai IRR
Pembahasan Perbandingan LHRT
Tabel 7. Perbandingan LHRT

Sumber : Hasil Analisis 2015


Berdasarkan perhitungan diatas maka
nilai NPV yang diperoleh dari hasil
analisa perhitungan didapat Rp.
27.128.440.564.183,90 ini layak
dilaksanakan karena nilai biaya manfaat
yang diperoleh dari biaya kontruksi yang
dikeluarkan,dan nilai B/C Ratio yang
diperoleh 4,64 > 1. ,d
1. Hasil Analisis Biaya
Berdasarkan tabel hasil analisa Biaya KESIMPULAN DAN SARAN
Memfaat Nilai Ekonomi biaya manfaat
pertahun, diperoleh berdasarkan jumlah Kesimpulan
selisih LHRT dari kondisi yang tidak
memenuhi derajat kejenuhan > 0,85 Berdasarkan hasil perhitungan mengenai
dengan memperhitungkan biaya dari kelayakan pembangunan jalan penghubung
pembuatan STNK,pembuatan Kabupaten Kaur-Provinsi Bengkulu pada
SIM,KIR,penggunaan BBM, penggunaan ruas jalan Tanjung Kemuning, maka dapat
Oli,dan biaya Ban terhadap kendaraan diambil beberapa kesimpulan sebagai
sesuai dari golongan I,II, dan III pada berikut:
jalan dengan jarak tempuh 30 1. Dari hasil analisis, dapat dilihat bahwa
km.Kendaraan golongan I meliputi: kelayakan pembangunan jalan

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 37


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

penghubung pada ruas Jalan Tanjung untuk dilaksanakan dalam melakukan


Kemuning didapatkan bawhwa ditahun penanganan Pada Ruas Jalan Tanjung
2044 mempunyai nilai derajat kejenuhan Kemuning Kabupaten Kaur dalam
> 0,85 melebihi kapasitas yang telah suatu nilai memfaat. Hasil analisa ini
ditentukan oleh MKJI yaitu 0,85 hal ini pada tahun 2044 perlu adanya
menyatakan bahwa Kelayakan penanganan dimana lonjakan lalu lintas
Pembangunan Jalan Penghubung Pada terjadi kembali pada tahun 2062.
Ruas Jalan Tanjung Kemuning
Kabaupaten Kaur tersebut mutlak Saran
memerlukan penanganan.
Saran hanya kepada upaya Pembangunan
2. Jenis konstruksi perkerasan jalan yang
kapasitas Pada Ruas jalan Tanjung
digunakan pada proyek pembangunan
Kemuning dengan memperhatikan aspek
ruas Jalan Tanjung Kemuning adalah
peningkatan kapasitas lonjakan kendaraan
perkerasan lentur yang terdiri atas 4
dan aspek ekonomi pada Ruas Jalan Tanjung
(empat) susunan lapisan, yaitu
Kemuning dalam tiga tahap yaitu:
1) Surface course (lapisan permukaan)
dengan tebal lapisan 10 cm dengan 1.Disarankan agar Pemerintahan Kabupaten
bahan pembentuk lapisan Laston, Kaur khususnya dalam hal ini Dinas Bina
2) Base course (lapisan pondasi atas) Marga dan Tata Ruang Kabupaten Kaur agar
dengan tebal lapisan 21 cm dengan meninjau ulang kembali DED pada tahun
bahan pembentuk lapisan kerikil pecah 2013 sehingan pembangunan Ruas Jalan
yang disiram dengan aspal cair, Tanjung Kemuning Kabupaten kaur dapat
3) Subbase course (lapisan pondasi dilaksanakan dengan baik.
bawah) dengan tebal lapisan 23 cm 2.Untuk evaluasi manfaat ekonomi, perlu
dengan bahan pembentuk lapisan dilakukan perhitungan mendalam terhadap
campuran-campuran tanah setempat parameter-parameter lainnya yang bersifat
dengan kapur atau semen portland, dan non teknis, seperti persepsi masyarakat yang
4) Sub grade (lapisan tanah dasar) menikmati hasil pembangunan tersebut,
dengan tebal lapisan 41 cm dengan sehingga diperoleh hasil analisis komparatif
bahan pembentuk lapisan tanah (perbandingan), baik dari segi kuantitatif
setempat yang ada di lokasi proyek (perhitungan) maupun kualitatif (deskriptif-
pembangunan jalan yang dipadatkan naratif).
(compacted) dengan bulldozer.
3. Adapun hasil analisis ekonomi 3.Untuk melakukan segala kemungkinan
didapat dari biaya Operasional yang terjadi pada tahun 2044 bahwasannya
Kendaraan perhari dari segi dari hasil penelitian perlu adanya
penggunaan BBM, pengunaan Oli, penanganan terhadap pembangunan Jalan
biaya kir, biaya STNK dan biaya SIM Penghubung Pada Ruas jalan Tanjung
dari penanganan konstruksi dengan Kemuning kabupaten Kaur Provinsi
rencana biaya Konstruksi Bengkulu dengan melakukan pelebaran pada
Rp.6.453.270.000,00,- , maka didapat jalan tersebut.
Annual Present Value Rp
997.675.542,00,- pertahun dari nilai i = UCAPAN TERIMA KASIH
14 % sehingga didapat NPV Dalam menyusun tesis ini, penulis
27.128.440.564.183,90 dengan B/CR = menyampaikan ucapan terima kasih kepada
4,64 maka dalam hal ini menyatakan pihak-pihak yang telah membantu dalam
bahwa Pembangunan Jalan Penghubung penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih
Pada Ruas Jalan Tanjung Kemuning kepada Dekan Fakultas Teknik UPI-YAI
layak dilaksanakan. Guna mengurangi dan juga dosen-dosen pengajar serta dosen
lonjakan lalu lintas, dikarenakan pembimbing, kemudian kepada Kepala
banyak faktor yang dapat menentukan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kaur,
dari segi nilai ekonomi , untuk biaya Provinsi Bengkulu dan rekan-rekan staf
investasi dengan mengunakan nilai yang bekerja di dinas tersebut yang telah
PPN 10 % dan PPH 4 %, sangat layak

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 38


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

memberikan bantuan berupa data sekunder . 1997. Tata Cara Perencanaan


yang dibutuhkan dalam karya tulis ini, dan Geometrik Jalan antar Kota. Jakarta:
yang terakhir kepada teman-teman Departemen Pekerjaan Umum.
seperjuangan pada Program Magister Teknik
. 1998. Standar Perencanaan Geometrik
UPI-YAI.
untuk Jalan Perkotaan. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
DAFTAR PUSTAKA
Hendarsin, S.L. 2000. Penuntun Praktis
AASHTO. 1993. Guide for Design of
Perencanaan Teknik Jalan Raya.
Pavement Structure. AASHTO.
Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Ahlandi. 2014. Evaluasi Manfaat
Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri.
Pembangunan Jalan Paya Tumpi-
1996. Studi Kelayakan Proyek
Paya Ilang Kota Takengon
Transportasi (Feasibility Study of
Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal
Transportation Project). Bandung:
Teknik Sipil, Program Pascasarjana,
Jasa Marga (Persero) dan Institut
Universitas Syiah Kuala. ISSN 2302-
Teknologi Bandung.
0253 Volume 3, No. 2, Mei 2014, pp
40-49. Manu, A.I. 1995. Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement). Jakarta: Yayasan Penerbit
Alamsyah, A.A. 2006. Rekayasa Jalan
Pekerjaan Umum.
Raya. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
14/PRT/M/2010 tentang Standar
Aly, M.A. 2009. Teknologi Perkerasan
Pelayanan Minimal Bidang
Jalan Beton Semen. Jakarta: Yayasan
Pekerjaan Umum dan Penataan
Pengembangan Teknologi dan
Ruang. Jakarta: Kementerian
Manajemen.
Sekretaris Negara.
Asroni, H.A. 2010. Balok dan Pelat Beton
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
tentang Kewenangan Pemerintah dan
Balai Penelitian dan Pengembangan Kewenangan Provinsi sebagai
Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Daerah Otonom. Jakarta: Kementerian
Pedoman Pra Studi Kelayakan Sekretaris Negara.
Proyek Jalan dan Jembatan. Jakarta:
Raharjo. 2007. Analisis Proyek
Departemen Pekerjaan Umum.
Pembangunan. Semarang: Aneka
Biro Pusat Statistik Kabupaten Kaur. 2014. Ilmu.
Kabupaten Kaur dalam Angka.
Saodang, H. 2005. Perancangan
Bintuhan: Tim Penyusun.
Perkerasan Jalan Raya. Bandung:
Dinas Pekerjaan Umum, Sub Bina Marga. Nova.
2014. Detail Engineering Design
Sufa, M.F. 2007. Analisis Sensitivitas pada
Proyek Pembangunan Jalan
Keputusan Pembangunan Meeting
Penghubung Kabupaten Kaur-
Hall untuk Minimasi Resiko
Provinsi Bengkulu. Kaur, Bengkulu:
Investasi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Tim Penyusun.
Vol. 5 No. 3 April 2007, Hal 97-105.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1970.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian
Peraturan Perencanaan Geometrik
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
Jalan Raya No.13/1970. Jakarta:
Bandung: Alfabeta.
Departemen Pekerjaan Umum.
Sukirman, S. 2003. Perkerasan Lentur
. 1997. Manual Kapasitas Jalan
Jalan Raya. Bandung: Nova.
Indonesia. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum. . 2010. Perencanaan Tebal Struktur
Perkerasan Lentur. Bandung: Nova.

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 39


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

Sutojo, S. 1996. Studi Kelayakan Proyek.


Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
Tamin, O.Z. 2008. Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi. Edisi
Kedua. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Theodora, A. 2013. Analisis Kelayakan
Pembangunan Jalan Non Tol
Kampung Melayu-Tanah Abang
(Segmen Jalan Casablanca, Dr.
Satrio Mas Mansyur) Ditinjau dari
Segi Ekonomi. Jurnal Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Sipil dan
Pembangunan, Institut Teknologi
Sepuluh November.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan. Jakarta: Kementerian
Sekretaris Negara.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Jakarta: Kementerian Sekretaris
Negara.
Wignall, A., Peters, K., Ancill, R., &
Copsol, M. 2003. Roadwork: Theory
and Practice. Jilid 4. [Terjemahan:
Aloysius Tjan dan Wardo Suwardo].
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 40


E-mail: inersia@unib.ac.id
ISSN 2086-9045

Jurnal Inersia Oktober 2016 Vol.8 No.2 41


E-mail: inersia@unib.ac.id

Anda mungkin juga menyukai