Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIK

MENULIS TEKS DEBAT SINGKAT

Kompetensi Dasar:

3.13 Menganalisis isi debat 4.13 Mengembangkan permasalahan/ isu dari


(permasalahan/isu, sudut pandang dan berbagai sudut pandang yang
argumen beberapa pihak, dan simpulan) dilengkapi argumen dalam berdebat

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik dapat menulis teks debat singkat berdasar unsur-
unsur pelaksanaan debat secara singkat.

Pokok Materi

1. Tugas Moderator dalam Debat


a. Membuka debat
b. Memperkenalkan diri (moderator memperkenalkan diri dan personal yang terlibat dalam acara
debat)
c. Menyampaikan mosi debat.
d. Menyampaikan tata tertib debat.
e. Mengatur jalannya debat dari awal sampai akhir.
f. Menyampaikan kesimpulan debat.
g. Menutup debat.

2. Mosi Debat
Mosi debat yang kemarin kami sampaikan kepada kalian adalah sebagai berikut.

1 Tindak kriminal di Indonesia disebabkan banyaknya anak yang ditelantarkan oleh orang
tua.
2 Merokok menyebabkan kualitas anak bangsa menurun.
3 Pedagang kaki lima yang banyak terdapat di pinggir jalan menyebabkan Indonesia
terkesan tidak rapi dan merupakan negara yang miskin di mata dunia internasional. Jadi,
demi nama baik Indonesia, para PKL tersebut harus digusur.
4 Tontonan di Indonesia seperti acara gosip, konser, sinetron, dan serbuan iklan dapat
menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi pribadi yang konsumtif yang akhirnya
justru menjadi penghalang bagi pembangunan nasional.
5 Penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari menunjukkan kurangnya rasa
nasionalisme seseorang.
6 Globalisasi menyebabkan banyak warga negara Indonesia mengalami kesulitan di
bidang ekonomi.
7 Penebangan hutan untuk membangun rumah dan membuat peralatan rumah tangga harus
dihentikan demi menjaga nama baik Indonesia di mata dunia sebagai paru-paru dunia.
8 Masyarakat Indonesia harus beralih ke kendaraan umum demi lancarnya arus lalu lintas
Indonesia.
9 Para koruptor di Indonesia wajib dihukum mati.
10 Pemberlakuan sistem keadilan hukum di Indonesia masih sangat rendah.
11 Banyak sinetron Indonesia masa kini yang merusak mental anak bangsa karena selain
tidak mendidik hal-hal baik, sinetron justru mendidik kekerasan, kebodohan, dan
mengajarkan mental jahat pada diri remaja.
12 Sekarang ini anak-anak jalanan kurang mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah.
13 Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja sekarang ini lebih banyak disebabkan
faktor lingkungan sosial dan perkembangan teknologi.
14 Perkembangan teknologi sekarang ini membuat anak-anak di Indonesia menjadi malas
membaca buku.
15 Program wajib belajar 9 tahun, haruslah dibarengi dengan pembiayaan pendidikan gratis
dari pemerintah.
16 Peningkatan pelayanan pendidikan lebih utama dari pada peningkatan keterampilan
masyarakat untuk Indonesia lebih baik.
17 Banyaknya para calon pemilih pemilu yang tidak memanfaatkan hak pilihnya
menandakan bahwa Nasionalisme di Indonesia sangatlah rendah.
18 Perlu atau tidak larangan produksi rokok di Indonesia?
19 Perlukah BBM bersubsidi di Indonesia?
20 Pendidikan karakter memegang peranan penting dalam memajukan pembangunan
Indonesia.

3. Mempraktikkan Menulis Teks Debat Singkat

HAL YANG HARUS DIKERJAKAN SISWA


PADA PERTEMUAN INI

a. Pilihlah salah satu mosi debat di atas!


b. Tulislah teks debat singkat dengan pola sajian seperti diatur dalam tabel berikut! Kerjakan
langsung pada kotak e-school!
c. Pada kegiatan ini, Anda bertindak sebagai moderator, tim afirmasi, dan tim oposisi. Jadi, Anda
menuliskan kalimat yang diucapkan oleh moderator, tim afirmasi, dan tim oposisi.

No. Tata Urut Pelaksanaan Debat Kalimat/Tuturan Debat


1 Moderator membuka debat Assalaamualaikum wr. wb.

Yang saya hormati tim afirmasi kita, Bapak Budi dan tim oposisi
kita, Bapak/Ibu Wahyu, dan para hadirin yang sudah berkenan hadir
pada acara debat kali ini.

Marilah kita panjatkan rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah
memberikan nikmat sehingga kita bisa berkumpul malam hari ini
untuk mencari ilmu dan kebenaran. Tak lupa, salam dan selawat kita
lantunkan untuk junjungan kita, Nabi Muhammad saw.

Selanjutnya, marilah bersama-sama kita berdoa semoga acara ini


dirahmati Allah dan kita diberikan sudut pandang yang benar, bijak,
dan lurus sesuai petunjuk Tuhan Yang Mahaesa.

2 Moderator memperkenalkan diri; Moderator memperkenalkan diri : Sebelum acara dimulai, izinkan
memperkenalkan tim afirmasi; saya memperkenalkan diri. Nama saya Alya Rahmadia dan pada
memperkenalkan tim oposisi. acara kali ini bertindak sebagai moderator. Selanjutnya, terlebih
dahulu saya akan memperkenalkan kedua tim yang ada di samping
kita kali ini kanan dan kiri saya
Moderator memperkenalkan tim afirmasi : Di sebelah kanan saya
adalah Bapak Budi sebagai tim afirmasi kita.
Moderator memperkenalkan tim oposisi : dan selanjutnya, di sebelah
kiri saya adalah Bapak Wahyu sebagai tim oposisi kita
3 Moderator menyampaikan mosi debat. Perlu saya informasikan, acara debat kali ini diadakan untuk
menjembatani adanya perbedaan pandangan dari kedua narasumber.
Diharapkan, dengan adanya forum debat ini, kedua narasumber bisa
menjelaskan persepsi masing-masing sehingga terbangun diskusi
yang menarik.

Adapun latar belakang diadakannya forum debat ini adalah “Para


koruptor di Indonesia wajib dihukum mati”
4 Moderator menyampaikan tata tertib Bagi para tamu, undangan, dan semua yang hadir pada forum ini,
debat. kesimpulan dan lain sebagainya terkait acara debat ini diserahkan
(Tata tertib dibuat guna mengatur kembali kepada sudut pandang masing-masing individu. Untuk itu,
jalannya debat) dimohon agar para peserta bisa meyimak dengan tertib.
Kemudian, untuk menjaga agar acara berlangsung dengan tertib dan
efektif, izinkan saya menyampaikan tata tertib pelaksanaan forum
debat ini sebagai berikut.

1. Tidak menggunakan bantuan dari berbagai macam bentuk


alat elektronik seperti sebuah laptop dan smartphone.
2. Tidak membawa bahan yang telah di print kecuali bahan
yang di tulis tangan.
3. Tidak boleh menggunakan berbagai macam bentuk kata
kasar, tidak terpuji hingga yang dimana akan menyinggung
berbagai macam bentuk SARA.
4. Tidak diperkenankan untuk berkomunikasi dengan
penonton.
5. Seluruh peserta diwajibkan untuk menjaga ketengan
sehingga tidak mengganggu konsentrasi peserta lainnya.
6. Pembicara tidak diperkenankan berkomunikasi dengan
peserta lainnya pada saat berbicara.
7. Peserta diizinkan berdikusi ketika sedang tidak menjadi
pembicara.
8. Peserta dilarang melakukan tindakan kekerasan fisik dan
juga verbal.
9. Apabila terdapat pelanggaran yang akan dilakukan
pengurangan skor.
5 Moderator mempersilakan tim afirmasi Moderator mempersilakan tim afirmasi menyampaikan pendapat
menyampaikan pendapat dan argumen dan argumen sesuai mosi debat : saya persipahkan tim afirmasi
sesuai mosi debat. untuk menjelaskan sudut pandangnya selama 15 menit
(Tulislah pendapat dan argumen yang
disampaikan tim afirmasi guna
mendukung mosi)
Pendapat dan argumen yang disampaikan tim afirmasi guna
mendukung mosi : Wacana Presiden Joko Widodo terkait hukuman
mati bagi koruptor menuai pro dan kontra. Sebelumnya, Presiden
Jokowi berkata hukuman mati terhadap koruptor dapat dilakukan
bila rakyat menghendaki. Jokowi melontarkan wacana itu ketika
berkunjung ke pentas Prestasi Tanpa Korupsi di SMKN 57 Jakarta
pada Hari Antikorupsi Sedunia.

Di Indonesia sudah puluhan orang dieksekusi mati mengikuti sistem


KUHP peninggalan kolonial Belanda. Bahkan selama Orde Baru
korban yang dieksekusi mati sebagian besar merupakan narapidana
politik.

Walau pun amendemen kedua konstitusi UUD '45, pasal 28I ayat 1,
menyebutkan: "Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun", tetapi peraturan perundang-undangan dibawahnya tetap
mencantumkan ancaman hukuman mati.

Kelompok pendukung hukuman mati beranggapan bahwa korupsi


merupakan kejahatan luar biasa. Selain itu korupsi juga berdampak
pada kemiskinan masyarakat dan membuat negara mengalami
kerugian besar akibat uang negara dicuri koruptor. Para koruptor
yang dihukum mati adalah para perampok uang negara jutaan,
miliaran bahkan triliunan rupiah.

Sementara kelompok yang menentang beranggapan hukuman mati


bagi koruptor tidak akan efektif dalam mengurangi tindak pidana
pidana korupsi di Indonesia sehingga hal itu bukanlah solusi yang
baik. Hukuman mati tidak pernah mencegah kejahatan apa pun.

Tindak korupsi masuk dalam wilayah extra ordinary


crime, (kejahatan yang luar biasa) yang menyangkut korupsi,
penyalahgunaan narkoba, dan terorisme. Kalau korupsi disebut
sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary), mestinya
penanganannya juga harus dengan cara-cara yang luar biasa. Namun,
sampai sekarang kita lihat masalah ini sama sekali belum ditangani
maksimal.

Masalah narkoba dan terorisme sudah diatur dengan sanksi tegas,


yaitu hukuman mati. Sebagaimana diketahui Undang-undang Nomor
15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
mengamanatkan bahwa pembenaran terhadap kebijakan penerapan
pidana mati, secara formal, dapat dirujuk pada ketentuan Pasal 10
KUHP yang menyatakan bahwa pidana mati merupakan salah satu
jenis pidana pokok yang diberlakukan di Indonesia.
Sudah beberapa teroris yang menjalani hukuman mati ini sebagai
langkah pemerintah untuk menciptakan efek jera bagi para pelaku.

Kemudian, Undang-undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika,


mengatur sanksi pidana bagi pelaku penyalahguna narkoba. Upaya
untuk memberantas Kejahatan Narkoba menghadirkan undang-
undang yang memiliki sanksi pidana yaitu sebagai Pengguna dan/
atau Pengedar. Terhadap pelaku sebagai pengedar dimungkinkan
dikenakan Sanksi Pidana yang paling berat berupa Pidana Mati
seperti yang diatur dalam pasal 114 ayat (2).

Sanksi pidana mati merupakan hukuman yang terberat dalam hukum


pidana di Indonesia diharapkan penerapannya dilaksanakan melihat
dampaknya yang sangat merugikan negara terlebih individu itu
sendiri.

Bagaimana dengan kasus korupsi? Sampai sekarang berlum


tersentuh dengan undang-undang yang mengancam para pelaku
dengan hukuman mati. Pemerintah mestinya lewat kementerian
Hukum dan HAM mendorong adanya Rancangan Undang-Undang
yang mengatur bukan hanya soal hukuman mati koruptor, tetapi juga
perampasan aset koruptor, dengan harapan dengan undang-undang
itu akan timbul efek jera.

Pidana mati dalam tindak pidana korupsi dapat dijatuhkan bilamana


ada alasan pemberatan pidana, yaitu apabila melakukan tindak
pidana korupsi dalam keadaan tertentu. Keadaan tertentu tersebut
dijelaskan dalam penjelasan mengenai pasal 2 ayat (2). Pasal 2 ayat
(2) ; "Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat
dijatuhkan".

Penjelasan pasal 2 ayat (2) disebutkan, "Yang dimaksud dengan


keadaan tertentu dalam ketentuan ini adalah keadaan yang dapat
dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana
korupsi yaitu apabila tindak pidana tersebut dilakukan terhadap
dana-dana yang diperuntukkan bagi penanggulangan keadaan
bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan
sosial yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter,
dan pengulangan tindak pidana korupsi".

Perihal pemberlakuan hukuman mati koruptor di Indonesia selama


ini memang baru sebatas menjadi wacana yang terus digulirkan
beberapa tahun terakhir. Dan belakangan diwacanakan kembali oleh
Presiden Jokowi.

Argumen yang mendorong ditetapkan hukuman mati bagi koruptor


karena hukuman mati dirasa akan menimbulkan efek jera bagi
masyarakat lainya sehingga takut untuk berbuat tindakan serupa, dan
sebaliknya, penghapusan hukuman mati akan meningkatkan angka
kejahatan korupsi yang makin masif.

Sejak Hukum Pidana berlaku di Indonesia yang kemudian


dicantumkan sebagai Wetboek van Strafrecht vor Nederlandsch
Indie, tujuan diadakan dan dilaksanakan hukuman mati supaya
masyarakat memperhatikan bahwa pemerintah tidak menghendaki
adanya gangguan terhadap ketenteraman yag sangat ditakuti umum.

Dengan suatu putusan hukuman mati bagi pelaku tindak pidana


pembunuhan dan kejahatan lain yang diancam dengan hukuman
sama, diharapkan masyarakat menjadi takut.

Di samping itu, suatu pendirian "dalam mempertahankan tertib


hukum dengan mempidana mati seseorang karena tingkah lakunya
yang dianggap membahayakan" ada di tangan pemerintah. Oleh
karena itu, hukuman mati menurut pemerintah adalah yang sesuai
dengan rasa keadilanya. Seorang megakoruptor lebih jahat dari
tentara yang membunuh demonstran.

Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa terhadap


kekerasan dan hak asasi manusia (HAM). Alasannya, kekerasan dan
pelanggaran HAM memiliki sifat yang sama dengan korupsi: meluas
dan sistematis.

Pelanggaran HAM di berbagai tempat meninggalkan dampak meluas


dan jejak yang sistematis. Begitu pula, para koruptor, sebagai
contoh; dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) telah
menghancurkan perekonomian negara. Buntutnya, masyarakat yang
tidak menikmati malah ikut menanggung kesengsaraan
berkepanjangan.

Kegeraman masyarakat cukup beralasan, mengingat banyak


megakoruptor yang merugikan negara ratusan miliar, bahkan
triliunan rupiah akhirnya divonis bebas.

Para koruptor itu tetap bisa bergentayangan bebas, lepas dari jerat
hukum. Meskipun ada yang berpendapat bahwa tidak ada korelasi
langsung antara hukuman mati dengan efek jera bagi para koruptor,
namun ada beberapa bukti yang dilakukan di beberapa Negara yang
menerapkan hukuman mati bagi koruptor.

Sebagai contoh, Negeri China. "Setiap tahun, 50 hingga 60 orang


dihukum mati akibat tindak pidana korupsi. Mulai tahun 2000, China
membongkar jaringan penyelundupan dan korupsi yang melibatkan
100 pejabat China di Provinsi Fujian. Sebanyak 84 orang di
antaranya terbukti bersalah dan 11 orang dihukum mati.

Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Hu Changqing kemudian


dijadikan shock therapy oleh pemimpin-pemimpin
China."Pemberantasan korupsi adalah urusan hidup dan mati partai,"
demikian semboyan yang terus didengungkan pemimpin-pemimpin
China, terutama PM Zhu Rongji, yang dikenal sebagai salah satu Mr
Clean.

Tradisi hukuman mati diteruskan Presiden Xi Jinping, orang paling


berkuasa dan terkuat sepanjang sejarah modern China. Bahkan, para
pendahulunya pun berhasil dia tandingi. Ia adalah sosok yang hebat
dan berpengaruh sejak Deng Xiaoping, namun tetap saja
kekuasaannya punya batas.

Kampanye anti-korupsinya meluas ke seluruh negeri dianggap


sebagai upaya mengonsolidasikan kekuatannya dan membuatnya
semakin terkenal di antara rakyat jelata. Setelah dideklarasikan
sebagai core leader di akhir 2016, para analis politik mengatakan Xi
bersiap mengubah tradisi dua dekade China dan bakal tetap berkuasa
setelah masa kedua kepemimpinannya sebagai ketua Partai Komunis
berakhir pada 2022.

Di berbagai negara mempunyai kiat-kiat tersendiri untuk menekan


tindakan korupsi contohnya adalah hukuman mati, negara Tiongkok
telah menerapkan hukuman mati bagi para penjahat koruptor, Jepang
para pelaku koruptor karena malu maka memilih bunuh diri karena
malu oleh negara, Korea Utara belakangan ini menerapkan hukuman
mati bagi para koruptor, Arab Saudi menerapkan hukum pancung
bagi pelaku pencuri uang negara, dan di negara Jerman hukuman
seumur hidup dan mengambil kembali harta yang dimiliki pelaku
koruptor untuk negara.

Apakah kemudian hukuman mati bagi para koruptor hanya akan


kembali menjadi wacana oleh pemerintahan Jokowi.

Tentu saja kita berharap, selain komitmen pemerintah, terutama


dukungan publik, nampaknya sekarang ini bola ada di tangan DPR
yang harus segera merespons desakan publik atas adanya inisiatif
membuat undang-undang yang mengatur tentang hukuman mati bagi
koruptor.

Kemudian komitmen rendah dalam penegakan hukum, aparat


penegak hukum masih setengah hati dalam menindak para koruptor
dengan memberi hukuman rendah, member remisi, dll juga harus
dievaluasi.

Bahwa pengertian hak untuk hidup dalam pasal 28 i UUD '45 adalah
hak seseorang untuk tidak boleh dibunuh secara semena-mena. Lalu,
bagaimana dengan para koruptor yang menimbulkan efek domino,
telah melakukan kejahatan ekonomi, membuat rakyat kian sengsara.

Tidak pantaskah hukuman mati bagi mereka yang telah menguras


uang negara dan menyengsarakan masyarakat berkepanjangan?
6 Moderator mempersilakan tim oposisi Moderator mempersilakan tim oposisi menyampaikan pendapat dan
menyampaikan pendapat dan argumen argumen sesuai mosi debat : saya persipahkan tim oposis untuk
sesuai mosi debat. menangapi pendapat tim afirmasi selama 15 menit
(Tulislah pendapat dan argumen yang
disampaikan tim oposisi guna
mendukung mosi)
Pendapat dan argumen yang disampaikan tim oposisi guna
mendukung mosi : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menyatakan sedang mempertimbangkan ancaman hukuman mati
bagi koruptor dalam kasus korupsi Bupati Kudus Muhammad
Tamzil. Hukuman berat bagi koruptor adalah keharusan, tapi
hukuman mati bukanlah pilihan yang pantas.

Muhammad Tamzil terancam dituntut hukuman mati karena telah


dua kali terjerat kasus korupsi. Ia pernah divonis bersalah dalam
kasus korupsi dana bantuan sarana dan prasarana pendidikan di
Kabupaten Kudus tahun anggaran 2004-2005. Atas perbuatannya
itu, ia dihukum 22 bulan penjara dan denda Rp 100 juta. Kali ini ia
terjerat kasus suap jual-beli jabatan di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kudus tahun anggaran 2019.

Hukuman mati bagi pelaku korupsi memang dimungkinkan. Pasal 2


ayat 2 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
secara eksplisit menyebutkan bahwa hukuman mati dapat dijatuhkan
bagi pelaku tindak pidana korupsi dalam keadaan tertentu.

Dalam penjelasan pasal tersebut, disebutkan bahwa yang


dimaksudkan keadaan tertentu adalah apabila tindak pidana
dilakukan ketika negara berada dalam keadaan bahaya, terjadi
bencana alam, mengulang tindak pidana korupsi, atau negara dalam
keadaan krisis ekonomi dan moneter. Tapi, sejak undang-undang itu
diberlakukan, hukuman mati tidak pernah dijatuhkan bagi koruptor.

Salah satu alasan utama penjatuhan hukuman mati adalah efek jera.
Alasan tersebut sering mengemuka apabila melihat rendahnya vonis
yang dijatuhkan bagi koruptor. Indonesia Corruption Watch (ICW)
menemukan rata-rata vonis bagi koruptor pada 2018 hanya 2 tahun 5
bulan penjara.

Rendahnya vonis terhadap koruptor memang menjadi permasalahan


dalam upaya pemberantasan korupsi, tapi hukuman mati bagi
koruptor bukan hukuman yang patut. Terlebih hukuman mati
dijadikan alasan untuk menimbulkan efek jera. Efek jera dari
hukuman mati menjadi alasan yang absurd, mengingat yang
dihukum tak bisa lagi mengoreksi perbuatannya.

Dalam konteks kejahatan yang lebih luas, hukuman mati tidak


pernah terbukti menurunkan tingkat kejahatan. Negara-negara
dengan peringkat indeks persepsi korupsi (IPK) terbaik bahkan tidak
menerapkan hukuman mati bagi koruptor. Negara-negara tersebut
adalah Denmark, Selandia Baru, Finlandia, Singapura, dan Swedia.
Kendati hukuman mati masih berlaku, Singapura tidak menerapkan
hukuman mati bagi pelaku tindak pidana korupsi. Adapun Cina,
yang terkenal dengan penerapan hukuman mati, pada 2018 justru
berada di peringkat ke-87 dengan skor 39 dalam IPK.

Alasan lain hukuman mati bukan langkah yang patut adalah


penghormatan terhadap kemanusiaan. Hukuman mati melanggar hak
untuk hidup dan merupakan bentuk pelanggaran terkeji terhadap hak
asasi manusia.

Dengan menolak hukuman mati, lantas hukuman apa yang pantas


bagi koruptor? Pertanyaan ini akan selalu mengemuka jika
berhadapan dengan fakta masih maraknya korupsi di Indonesia.
Apabila ditelisik lebih jauh, sejatinya terdapat sejumlah upaya
penjatuhan hukuman yang masih langka dilakukan oleh aparat
penegak hukum.

Pertama, penjatuhan hukuman maksimal, yakni pidana 20 tahun atau


seumur hidup. Hukuman seumur hidup pernah dijatuhkan kepada
mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar.

Kedua, pencabutan hak politik. Undang-Undang Tindak Pidana


Korupsi dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana telah mengatur
pencabutan hak politik sebagai pidana tambahan. Pencabutan hak
politik, yakni hilangnya hak untuk memilih dan/atau dipilih dalam
pemilihan umum, dapat dikenakan bagi koruptor. Tentu saja langkah
ini harus dilakukan secara jelas dan transparan agar tetap sejalan
dengan hak asasi manusia.

Ketiga, pemiskinan koruptor. Penggunaan Undang-Undang


Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
harus digencarkan oleh aparat penegak hukum untuk merampas aset
koruptor.

Kendati diatur oleh hukum positif di Indonesia, hukuman mati


semestinya tak menjadi pilihan. Hukuman lain lebih layak
dijatuhkan untuk menimbulkan efek jera bagi koruptor.
7 Moderator menutup acara debat setelah mendengar pendapat yang di berikan oleh kedua pihak
tersebut saya dan tim netral mendapatkan sebuah kesimpulan yang
akan saya bacakan, kesimpulannya adalah koruptor bisa dihukum
mati jika tindak pidananya sangat keterlaluan dan menimbulkan efek
yang sangat besar. contoh seperti korupsi dana bantuan sosial oleh
salah satu mentri, itu termasuk tindak pidana sosial yang membuat
damoak besar dan mentri yang mengorupsi uang dana bantuan
tersebut seharusnya dihukum mati. jika koruptor tidak melakukan
tindak pidana yang sangat besar dan tidak berefek, sebaiknya
koruptor tersebut dihukum dengan penjara dan perampasan harta
benda dan aset yang mereka miliki sehingga keluarga tidak dapat
menikmati harta benda dan aset. Sekian dari saya, sebelum diskusi
ditutup Baiklah, puji syukur kepada Tuhan atas rahmatnya sehingga
kita dapat menjalankan kegiatan ini dengan lancar, dan terima kasih
kepada peserta diskusi karena kedatangannya serta atas kerja sama
dan sumbangan pikiran kalian semua. Baiklah, debat ini telah usai,
saya atas nama kerabat kerha yang bertugas menyatakan debat ini
ditutup. Sekian dan terima kasih."

Anda mungkin juga menyukai