Anda di halaman 1dari 10

Faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan dan


perkembangan areal perkotaan

Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi


Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan berbasis Sistem Informasi
Geografis dan Cellular Automata

Laboratorium Komputasi dan Analisa Perencanaan Keruangan


Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
PENDAHULUAN | FAKTOR

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan landuse (Umum)

Secara umum perubahan landuse dapat disebabkan oleh banyak faktor (Driving Factors),
terutama faktor-faktor yang memiliki hubungan terhadap suatu jenis penggunaan lahan

Dengan mengetahui faktor-faktor pendorong perubahan suatu jenis landuse, maka dapat
dilakukan estimasi maupun prediksi sebagai langkah antisipasi perubahan yang terjadi
dalam konteks spasial.

Halaman - 2

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBUHAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Lahan Perkotaan

Dalam konteks perencanaan wilayah dan kota, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pemekaran suatu kota ada beberapa aspek, seperti aspek ekonomi, regulasi, sosial, potensi
investasi, akses, pusat-pusat aktifitas dan CBD (center business district)

Menurut Soedarto dalam Wiyanti (1998) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lahan
perkotaan antara lain:
• Jumlah Penduduk
• Jumlah APBD
• Sarana Transportasi
• Harga dasar tanah

Menurut Raharjo (dalam Widyaningsih, 2001) ada beberapa variabel yang berpengaruh
dalam proses perkembangan kota:
1. Penduduk
2. Lokasi dan Aksesibilitas yang tinggi
3. Fungsi kawasan Perkotaan
4. Kelengkapan fasilitas sosial dan ekonomi
5. Kelengkapan sarana transportasi
6. Faktor Kesesuaian Lahan
7. Faktor Kemajuan dan peningkatan bidang teknologi

Halaman - 3

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
KEBUTUHAN FAKTOR DALAM KONTEKS PEMODELAN PERUBAHAN LAHAN
DAN PEMEKARAN KOTA

Kebutuhan dalam konteks Pemodelan Pertumbuhan/Pemekaran Kota


Terkait kebutuhan pemodelan dinamika perkembangan lahan dan kota secara spasial, dapat
dimodifikasi menjadi:
- Faktor Pendorong (Aksesibilitas)
- Kedekatan terhadap jaringan jalan utama
- Kedekatan terhadap jaringan jalan sekunder
- Kedekatan terhadap terminal
- Kedekatan terhadap permukiman
- Kedekatan terhadap CBD (Central Business District)
- Kedekatan terhadap Pusat-Pusat Pertumbuhan
- dll
- Faktor Penghambat (Rencana Tata Ruang)
- Rencana Lahan Terbuka Hijau
- Rencana Konservasi
- Rencana Pengembangan Hutan
- dll
- Kesesuaian dan Kemampuan Lahan
- Analisis Kemampuan
- Analisis Kesesuaian
- Dan lainya

Halaman - 4

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
STUDI KASUS VARIABEL PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN PASCA TERBANGUNNYA
INTERCHANGE JALAN TOL DI KAWASAN PERKOTAAN BANDAR KEDUNGMULYO, JOMBANG

Analisis Delphi
Merupakan metode sistematis dalam mengumpulkan pendapat dari
sekelompok pakar melalui serangkaian kuesioner, dimana ada feedback dan melalui
putaran (Sudjana, 2000)

Input
3 Aspek dengan 16 Proses
Variabel Awal yang
Tahap I 15 Var
Konsensus

didapatkan dari hasil atau


Sintesa Kajian Pustaka Eksplorasi Belum
1 Var
Konsensus
5 Var
Konsensus
Kuesioner
Iterasi I
Tahap II
Variabel Belum
5 Var
Baru 1 Var
Konsensus

Output
Variabel-Variabel
Perkembangan Kuesioner
Lahan 1 Var
Konsensus
Tahap III
Iterasi II
Permukiman

Sumber: Rahadyan, 2015 Halaman - 5

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
STUDI KASUS VARIABEL PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN PASCA TERBANGUNNYA
INTERCHANGE JALAN TOL DI KAWASAN PERKOTAAN BANDAR KEDUNGMULYO, JOMBANG

Variabel Pendorong Variabel Penghambat


1. Jarak terhadap rawan bencana 1. Batas Sempadan Kawasan,
2. Jarak terhadap lokasi industri meninjau peraturan terkait;
3. Jarak terhadap pusat perdagangan 2. Rencana Pengembangan Lahan
4. Jarak terhadap fasilitas pendidikan Kawasan, meninjau RTRW Kab.
5. Jarak terhadap fasilitas kesehatan Jombang Tahun 2029;
6. Jarak terhadap fasilitas perkantoran 3. Perlindungan LP2B Kawasan,
7. Jarak terhadap fasilitas perbankan berdasarkan kebijakan
8. Jarak terhadap fasilitas peribadatan
9. Jarak terhadap interchange jalan TOL
10. Jarak terhadap jaringan listrik
11. Jarak terhadap jalan arteri
12. Jarak terhadap jalan lingkungan
13. Jarak terhadap jalan kereta api
14. Jarak terhadap sungai
15. Jarak terhadap lahan permukiman
terbangun Sumber: Rahadyan, 2015

Halaman - 6

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
STUDI KASUS VARIABEL PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN PASCA TERBANGUNNYA
INTERCHANGE JALAN TOL DI KAWASAN PERKOTAAN BANDAR KEDUNGMULYO, JOMBANG

Tinjauan Batas Sempadan Kawasan


Permen RI Nomor 41 Tahun 2007
Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/ danau/mata air/saluran pengairan/rel
kereta api dan daerah aman penerbangan

Pedoman S-01-2004 B
Buffer
Batas terluar dawasja sebesar 20 meter
Jalan TOL
dari as jalan

Pedoman S-01-2004 B
Buffer
Batas terluar dawasja sebesar 20 meter
Jalan Arteri
dari as jalan

Permen No 5 2008
Buffer Jalan Lebar minimal garis sempadan kereta api adalah
Kereta Api 20 meter untuk jalan kereta api lurus dan 23
meter untuk jalan belokan/lengkungan

Pedoman RI 38 2011
Buffer Permen No 5 2008
Sungai Garis sempadan sungai tidak bertanggul dengan Sumber: Rahadyan, 2015
kedalaman 3-20 meter adalah minimal 15 meter
Halaman - 7
STUDI KASUS VARIABEL PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN PASCA TERBANGUNNYA
INTERCHANGE JALAN TOL DI KAWASAN PERKOTAAN BANDAR KEDUNGMULYO, JOMBANG

Tinjauan Arahan Rencana Pengembangan Kawasan


RTRW Kab. Jombang Tahun 2029
Rencana pengembangan kawasan industri skala sedang dengan luasan
sebesar 181,66 Ha.

Permen RI Nomor 35/Mind/Per/3/2010 tentang Pedoman


Teknis Kawasan Industri
Pembangunan industri harus berjarak minimal 2 Km dari kawasan
permukiman atau 15-20 KM dari pusat kota.

Tinjauan Arahan Perlindungan LP2B Kawasan


UU No. 41 Tahun 2009
Penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Perda Kab. Jombang No. 21 Tahun 2010 Sumber: Rahadyan, 2015


Luasan lahan pengembangan pertanian pangan berkelanjutan di
Kab. Jombang sebesar 40.676 Ha, dan 1.320,75 Ha di Kawasan
Perkotaan Bandar Kedungmulyo.
Halaman - 8

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
STUDI KASUS SKEMA PERUMUSAN SKENARIO PENGEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN
PASCA TERBANGUNNYA INTERCHANGE JALAN TOL DI KAWASAN PERKOTAAN BANDAR
KEDUNGMULYO, JOMBANG

Sumber: Rahadyan, 2015


Halaman - 9

Pelatihan
Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan
berbasis Sistem Informasi Geografis dan Cellular Automata
Sekian dan Terimakasih

Geosimulation: Pemodelan dan Simulasi Spasial untuk Prediksi


Perkembangan Wilayah dan Perubahan Lahan berbasis Sistem Informasi
Geografis dan Cellular Automata

Laboratorium Komputasi dan Analisa Perencanaan Keruangan


Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai