Askep Hemoroid
Askep Hemoroid
Disusun :
LIYA FUJI ASTUTI
10.1213.0346
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan di : Ciawi
Tanggal : November 2014
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena Alhamdulillah dengan
limpahan karunia dan nikmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS : HEMOROID DI
RUANGAN PERAWATAN UMUM KELAS II – B RSI HJ.SITI MUNIROH
TASIKMALAYA”. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktek Belajar
Lapangan (PKL), dan mudah – mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Keberhasilan penyusun dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Eddi Supriadi, SIP, SKM, M.MKes., selaku Ketua Pelaksana Yayasan Adhi Guna
Kencana.
2. Bapak Asep Mahmud, S.Pd, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Bhakti Kencana Ciawi.
3. Ibu Neneng Siti Rukoyah, S.Kep., selaku Ketua Kompetensi Keperawatan SMK Bhakti Kencana
Ciawi dan sekaligus Pembimbing.
4. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan, semangat dan informasinya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Harapan penyusun semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Hemoroid adalah masa vaskuler yang menonjol kedalam lumen rectum bagian bawah
atau area perianal (Sandra M. Nettina, 2002).
Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar / distensi vena di daerah rektal yang
tidak signifikan (D.D. Ignatavicius, 1998).
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena - vena hemoroidalis
(bacon) (kapita selekta kedokteran).
Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedokteran
Dorland, 1998).
B. Etiologi
Yang menjadi faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, pekerjaan, psikis,
dan sanilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitas adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi
parsial dan peningkatan tekanan intra abdominal), fisiologis, dan radang. Pada umumnya faktor
etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan (kapita selekta kedokteran).
Faktor penyebab hemoroid adalah :
1. Mengejan pada waktu defekasi
2. Konstipasi menahun
3. Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah
4. Herediter
5. Pembesaran prostat
6. Peningkatan tekanan intra abdomen
a. Kehamilan
b. Konstipasi
c. Berdiri dan duduk terlalu lama
7. Fibroma uteri
8. Tumor rectum
9. Diare
10. Kongesti pelvis
11. Usia lanjut
12. Obesitas
D. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Kantung – kantung vena yang melebar menonjol kedalam saluran anus dan rectum
terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh
feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena
kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis
(pembekuan darah dalam hemoroid).
E. Klasifikasi
1. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya
a. Hemoroid interna
Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidales superior dan medial, terletak diatas garis anorektal
dan ditutupi oleh mukosa anus. Hemoroid ini tetap berada di dalam anus.
mudah masuknya
kuman
resiko infeksi
DS
5. : - Klien mengeluh aktivitasnya Nyeri hemoroid Intoleransi
dibantu aktivitas
- Klien mengeluh tidak dapat Badan lemas karna
beraktivitas secara mendiri kelelahan menahan
- Klien mengeluh lemas nyeri
DO: - Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri Tidak dapat
- Klien tampak lemas beraktivitas secara
mandiri
Intoleransi aktivitas
N. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses
keperawatan harus dilakukan evaluasi.
Ada tiga alternatif dalam menilai suatu tindakan berhasil atau tidak, alternatif tersebut
yaitu :
1. Tujuan tercapai / masalah teratasi
2. Tujuan tercapai sebagian / masalah teratasi sebagian
3. Tujuan belum tercapai / masalah belum teratasi
Evaluasi dilakukan bertujuan untuk memantau perkembangan klien dan mengkaji ulang
keberhasilan dari tahap proses keperawatan, harus dilakukan pengkajian ulang jika tindakan yang
dilakukan belum berhasil. Evaluasi dari tahap proses keperawatan kasus hemoroid ini diharapkan
klien pulang dari RS lekas sembuh.
Evaluasi dari tahap proses keperawatan pada kasus ini diharapkan sebagai berikut :
No Diagnosa keperawatan Evaluasi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri S : - Klien mengatak nyeri
berhubungan dengan adanya berkurang bahkan hilang
hemoroid, ditandai dengan : - Klien mengatakan rasa panas
DS : di anus hilang
- Klien mengeluh nyeri dan panas - Klien mengatakan tidak terasa
pada daerah anus nyeri saat duduk
- Klien mengeluh nyeri pada saat O: - Benjolan hilang
duduk - Klien tidak meringis
- Klien mengeluh nyeri pada saat - Skala nyeri 1 bahkan 0
BAB A : Masalah teratasi
DO : P : Intervensi selesai
- Saat dilakukan pemeriksaan anus,
ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan
nyeri
- Klien tampak memegangi daerah
yang terasa nyeri
- Skala nyeri klien 2-3 dari 5
2. Perdarahan di anus berhubungan S : - Klien mengatakan fesesnya
dengan pecahnya vena hemoroidalis, tidak keras
ditandai dengan : - Klien mengatakan tidak ada
DS : perdarahan saat BAB
- Klien mengeluh fesesnya keras pada
O: - Perdarahan pada BAB tidak
saat BAB ada
- Klien mengeluh adanya perdarahan - Konjungtiva tidak pucat
pada saat BAB A : Masalah teratasi
DO : P : Intervensi selesai
- Tampak ada perdarahan pada saat
klien BAB
- Konjungtiva pucat
3. Konstipasi berhubungan dengan S : Klien mengatakan pola BAB
nyeri karna ada benjolan di anus, normal
ditandai dengan : O : Intake dan output klien
DS : seimbang
- Klien mengeluh pola BAB tidak A : Masalah teratasi
normal P : Intervensi selesai
- Klien mengatakan tidak BAB karna
takut anusnya nyeri
- Klien mengeluh BAB keras sehingga
harus mengedan
DO:
- Intake dan output klien tidak
seimbang
4. Resiko infeksi berhubungan dengan S : Klien mengatakan badan tidak
kerusakan jaringan pada rektal, terasa panas
ditandai dengan : O : Suhu klien normal (36,50C –
DS : 37,50C)
- Klien mengeluh badan terasa panas A : Masalah teratasi
DO: P : Intervensi selesai
- Badan klien saat diraba terasa panas
Suhu klien > 36.5oC
5. Intoleransi aktivitas berhubungan S : Klien mengatakan dapat
dengan nyeri karna hemoroid, beraktivitas secara mandiri
ditandai dengan : O : Klien tampak beraktivitas
DS : sendiri
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantuA : Masalah teratasi
- Klien mengeluh tidak dapat P : Intervensi selesai
beraktivitas secara mendiri
DO:
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas secara
mandiri
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 77 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Diagnosa Medis : Hemoroid
Alamat : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.
Bojong Asih Kec. Mertajaya
Tanggal Masuk RS : 22 Oktober 2014 Pukul : 10.10 WIB
Tanggal Operasi : –
Tanggal Pengkajian : 23 Oktober 2014 Pukul : 06.30 WIB
No.CM : 019679
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.M
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan Klien : Anak
Alamat : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.
Bojong Asih Kec. Mertajaya
b) Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, tidak ada kelainan lain, reflek patella normal terbukti saat dilakukan
ketukan di lutut menggunakan reflek hammer adanya gerakan spontan di ujung ekstermitas.
Reflek achilles normal terbukti saat dilakukan ketukan dipergelangan kaki dan kemudian adanya
gerakan spontan pada kaki. Reflek plantar / babinski normal terbukti saat telapak kaki di sentuh
klien merasa geli. Tingkat kekuatan otot kaki klien yaitu 5 dari 5 (kekuatan kontraksi penuh dan
dapat menahan tahanan dengan baik)
5 5
Defisit personal
hygiene
F. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 24 – 10 – 2014 07.00 WIB
dengan pecahnya vena S : Klien mengatakan perdarahan
hemoroidalis, ditandai dengan : masih ada
DS : O : Konjungtiva dan kuku masih
- Klien mengeluh adanya perdarahan pucat
pada saat BAB A : masalah belum teratasi
DO : P : lanjutkan intervensi
- Warna kuku klien sangat pucat
hampir berwarna putih
- Konjungtiva pucat
- Capillary refill > 3 detik
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 24 – 10 – 2014 07.00 WIB
berhubungan dengan adanya S : Klien mengatakan BAB masih
hemoroid, ditandai dengan : terasa nyeri, nyeri di anus masih
DS : ada
- Klien mengeluh nyeri dibagian O : Benjolan di anus masih ada
anus A : Masalah belum teratasi
- Klien mengeluh nyeri pada saat P : Lanjutkan intervensi
BAB
DO:
- Saat dilakukan pemeriksaan anus,
ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan
nyeri
- Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas berhubungan 24 – 10 – 2014 07.00 WIB
dengan nyeri karna hemoroid, S : Klien mengatakn masih lemah
ditandai dengan : O : Aktivitas klien masih dibantu
DS : A : Masalah belum teratasi
- Klien mengeluh aktivitasnya P : Lanjutkan intervensi
dibantu
- Klien mengeluh tidak dapat
beraktivitas secara mendiri
DO:
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 – 10 – 2014 08.10 WIB
berhubungan dengan kelemahan S : Klien mengatakan merasa
fisik, ditandai dengan : nyaman
DS : O : Badan klien tercium harum dan
- Klien mengeluh badan terasa tampak bersih
lengket A : Masalah teratasi
- Klien mengatakan belum mandi P : Intervensi selesai
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
- Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika
diraba
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis
: Hemoroid di Ruangan Perawatan Umum kelas II/B RSI Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya pada
tanggal 23 – 10 – 2014 melalui pendekatan studi kasus didapatkan kesenjangan teori dan
kenyataan praktek di lapangan, pembahasan dilakukan melalui langkah – langkah keperawatan
seperti :
A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang menggunakan
teknik wawancara, observasi, studi kepustakaan atau catatan perawat dan pemeriksaan fisik.
Penulis mendapatkan data yang diperlukan dengan baik karena adanya kerja sama yang baik dari
klien, keluarga klien, dan perawat ruangan sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.
Penulis dapat melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan penyakit hemoroid yang
dapat meliputi kumpulan data, analisa data, dan penegakan diagnosa keperawatan.
Pada waktu pengkajian, penulis melakukan pemeriksaan head to toe bukan pemeriksaan
persistem. Pada saat pengkajian riwayat kesehatan, peran klien lebih dominan dibanding dengan
peran keluarga klien. Peran klien sangat aktif dan kooperatif dalam memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan untuk menengakkan diagnosa. Disamping itu penulis mendapatkan
berbagai dukungan baik dari perawat ruangan, dokter, maupun petugas kesehatan lainnya yang
bekerja di ruangan perawatan umum.
C. Perencanaan
Penyusun dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul, kesediaan dan kemampuan klien, situasi dan kondisi didukung oleh
sikap keluarga dan klien yang aktif dan kooperatif. Perencanaan yang sehat berdasarkan teori
yang diperoleh dari beberapa literature yang mendukung.
Penulis merencanakan tindakan untuk menanggulangi masalah – masalah tersebut pada
klien. Dalam kenyataannya tidak seluruh rencana dilaksanakan sesuai teori. Hal ini disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang dapat memungkinkan berhasilnya tindakan perawatan yang
diberikan.
D. Implementasi
Setelah perencanaan, penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini, penulis
hanya memaparkan implementasi yang tindakan keperawatannya penulis lakukan dan
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah di susun sebelumnya.
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
dengan melibatkan kerja sama klien, keluarga dan tim medis lain. Pada pelaksanaan tindakan
keperawatan pada klien penulis hanya melaksanakan tindakan keperawatan selama dua hari
( pada tanggal 23 – 24 oktober 2014 ) dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan dan klien
pulang paksa.
Banyak faktor yang mendukung terlaksananya tindakan keperawatan sesuai dengan
perencanaan, diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alat serta adanya
bimbingan dari perawat, bimbingan akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan
diagnosa menurut medis.
E. Evaluasi
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai
perkembangan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan selama satu hari. Evaluasi
dilaksanakan secara langsung melalui observasi atau catatan keperawatan yang ada. Karena
keterbatasan penulis dalam mengevaluasi asuhan keperawatan maka dari itu penulis menanyakan
kepada keluarga klien dan perawat ruangan sehingga perkembangan klien dapat diketahui.
Penulis tidak mendapatkan banyak kesulitan saat melakukan evaluasi pada klien karena
diagnosa yang diangkat oleh penulis tidak jauh berbeda dengan landasan teori yang penulis
dapatkan.
Dalam kasus ini setelah dilakukan evaluasi ternyata ada masalah yang belum teratasi.
Masalah – masalah lain yang belum teratasi dalam diagnosa adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
Masalah – masalah tersebut belum teratasi karena adanya satu hal yang belum disetujui
oleh klien yaitu pengangkatan benjolan di daerah anus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai definisi yang dikemukakan dalam bab II, penulis menyimpulkan bahwa
hemoroid adalah suatu benjolan yang tidak wajar yang terdapat di daerah anus yang dapat
menyebabkan nyeri pada saat BAB.
Gejala utama hemoroid adalah perdarahan melaui anus yang berupa darah segar tanpa
rasa nyeri dan prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Kasus hemoroid pada Ny. S dengan keluhan utama yaitu BAB bercampur / dilumuti
darah.
Diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid.
4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
B. Saran
1. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dapat memotivasi dirinya sendiri dan mengubah pola hidup yang lebih sehat
agar terhindar dari komplikasi penyakit hemoroid.
Diharapkan keluarga klien dapat respon yang positif bagi klien demi peningkatan status
kesehatan klien dan diharapkan keluarga klien waspada terhadap resiko pada keluarga klien
sendiri.
2. Untuk Siswa / siswi SMK Bhakti Kencana Ciawi
Diharapkan siswa / siswi dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi materi, skill, maupun
mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
peningkatan status klien. Dan siswa / siswi diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan
yangkomprehensif bagi klien dengan melihat aspek bio-psiko-spiritual.
3. Untuk Masyarakat
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, selayaknya kita menjaga
kesehatan dari kerusakan penyakit. Maka dari itu kita harus tahu pencegahan tanda dan gejala
dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Askanda, Sumitro. 1989, Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Aksara
Dongoes Moorhouse Geissle, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
http://debyrahmad.blogspot.com/2013/06/asuhan-keperawatan-hipertiroidisme.html
http:// bumiirwan.blogspot.com/2013/09/lp-hemoroid.html
http://detikautik.blogspot.com/2013/07/askep-hemoroid.html