Disusun Oleh:
Ahmad budiman
NIM. 201133004
1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat
Regional Tahun 2020"
MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal maupun Regional.
2
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa,
Ahmad budiman
NIM. 201133004
Mengetahui,
3
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................i
VISI DAN MIS..............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus.........................................................................................39
B. Analisa Intervensi...................................................................................39
C. Rencana Ide-Ide Baru.............................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................42
4
BAB I
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Tanggal/Hari Pengkajian : 13-04-21 Jam : 13.10
I. IDENTITAS PASIEN
Inisial Pasien : Tn.E
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Suku/Bangsa : melayu
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Komp. Griya Husada
Asuransi : BPJS
No. Reg : 167990
Tgl. MRS : 12-4-2021
Diagnosa Medis : Post Op hemoroid
1
Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan Utama:
Klien datang ke IGD RS.Bhyangkara diantar keluarganya dengan keluhan
terdapat benjolan pada anus, klien mengatakan nyeri pada anus sudah sejak 1
minggu yang lalu, klien mengatakan ketika nyeri datang susah untuk begerak
karena menahan rasa sakitnya
Riwayat Keluhan Utama:
Pada tanggal 13-04-2021 Post Op hasil pengkajian :
Klien mengatakan nyeri pada bagian anus, klien mengatakan cemas pasca
operasi takut operasinya tidak berhasil, Pasien mengatakan sulit untuk duduk
setelah operasi, Pasien mengatakan dalam beraktivitas dibantu keluarga
P : nyeri disebabkan post op hemoroid
Q : kualitas seperti di tusuk-tusuk
R : dibagian anus
S : skala 7 (berat)
T : hilang datang
Upaya yang Telah Dilakukan:
keluarga belum memberikan terapi apapun langsung dibawa kerumah sakit
Riwayat Penyakit Dahulu:
Terapi/operasi yang pernah dilakukan:
Pasien mengatakan dulunya hanya pernah mengalami sakit biasa seperti
demam dan baru pertama kali operasi sekarang
Riwayat Kesehatan Keluarga:
Keluarga mengatakan didalam anggota keluarga belum pernah yang
mempunyai penyakit yang sama seperti yang dialami pasien saat ini
2
Genogram :
Keterangan:
3
Alat Bantu yang Dipakai :
- Gigi palsu : ( ) ya ( √ ) tidak
- Kaca mata : ( ) ya ( √ ) tidak
- Pendengaran : ( ) ya ( √ ) tidak
- Lainnya (sebutkan) : …………………………………………….
Kekuatan Otot:
4 4
( ki ) ( ka )
4 4
Keterangan :
0 : tidak mampu bergerak sama sekali
1 : hanya mampu bergerak ujung eksremitas
2 : hanya mampu menggeser sedikit
3 : mampu mengangkat tangan dengan bantuan saat bantuan
melepaskan tangan atau kaki ikut terjatuh
4 : kekuatan otot sedikit berkurang, mampu melawan gravitasi
5 : kekuatan otot utuh,mampu melawan gravitasi
4
SISTEM TUBUH:
Pernapasan ( B1 : Breathing )
Hidung : simetris ( √ ) deviasi septum ( ) epistaksis ( )
lain-lain ……………........................................................................................
Trakhea : Deviasi trachea ( ), disfagia ( ) normal (√)
( ) nyeri () dyspnea ( ) orthopnea ( ) cyanosis
( ) batuk darah ( ) napas dangkal ( ) retraksi dada ( ) sputum
( ) tracheostomy ( ) respirator
Suara Tambah :
( ) wheezing : lokasi ………………………
( ) ronchi : lokasi ....................................
( ) rales : lokasi ………………………
( ) crackles : lokasi ………………………
( ) stridor : lokasi ………………………
Benduk dada :
( √ ) simetris ( ) tidak simetris( ) lainnya (sebutkan) …………………….
Persyrafan ( B3 : Brain )
( √ ) compos mentis ( ) apatis ( ) somnolen ( ) sopor ( ) koma ( ) gelisah
Persepsi sensori :
Pendengaran :
- Kiri : ( √ ) baik, ( ) tidak baik
- Kanan : ( √ ) baik, ( ) tidak baik
Penciuman : ( √ ) baik, ( ) tidak baik
Pengecapan : Manis : ( √ ) baik ( ) tidak,
Asin : (√ ) baik ( ) tidak
Pahit : (√ ) baik ( ) tidak
6
Penglihatan : (√ ) baik ( ) tidak
- Kiri : (√ ) baik ( ) tidak
- kanan : (√ ) baik ( ) tidak
Alat Bantu : ……………………………………………………………
Perabaan : Panas : ( √ ) baik ( ) tidak
Dingin : ( √ ) baik ( ) tidak
Tekan : ( √ ) baik ( ) tidak
7
Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi ( √ ) bebas () terbatas
- Parese : ( ) ya ( √ ) tidak
- Paralise : ( ) ya ( √ ) tidak
- Hemiparese : ( ) ya ( √ ) tidak
- Lainnya ( Sebutkan ): ………………………………………………………
Extremitas :
- Atas : ( √ ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya …………………………………………………
- Bawah : ( √ ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya :
Tulang belakang : kifosis ( ) lordosis ( ) skoliosis ( ) nyeri ( ) tidak ada
kelainan ( √ )
Kulit :
- Warna kulit : ( ) ikterik ( ) cyanotis (√ ) pucat
( ) kemerahan ( ) pigmentasi
- Akral : ( ) hangat ( ) panas (√) dingin kering ( ) dingin basah
- Turgor : elastis <2detik
Sistem Endokrin
Terapi hormon: ……………………………………………………………….
Karakteristik sex sekunder : ( √ ) normal ( ) tidak
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
( ) Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa.
( ) Kekeringan kulit atau rambut
( ) Exopthalmus
( ) Goiter
( ) Hipoglikemia
( ) Tidak toleran terhadap panas
( ) Tidak toleran terhadap dingin
8
( ) Polidipsi
( ) Poliphagi
( ) Poliuria
( ) Postural hipotensi
( √ ) Kelemahan
( ) lainnya ( sebutkan ) :
System Reproduksi
Laki-laki:
- Kelamin : Bentuk ( ) normal
( ) tidak normal (jelaskan) ……………..........................
- Kebersihan ( ) bersih
( ) kotor (jelaskan) ……………………………………………
Minum:
a. Frekuensi : sebelum masuk RS minum 6-7gelas perhari, pada masuk RS
hanya minum 3-4 gelas perhari
b. minuman yang disukai : pasien menyukai minuman yang segar-segar
c. minuman yang tidak disukai : pasien tidak menyukai minuman yang pahit
d. Pantangan : klien tidak mempunyai pantangan
e. Alergi : klien tidak memiliki alergi dalam masalah minuman
9
Kebersihan diri
Mandi : pasien dimandikan oleh keluarganya dengan
dibersihkan badannya 1xsehari
Keramas : keramas 1xsehari dibantu keluarga
Sikat gigi : pasien menggosok gigi di 2xsehari disediakan oleh
keluarga
Memotong Kuku : kuku pasien sudah bersih karena di potong sama
keluargaanya
Ganti Pakaian : pasien mengganti pakaian 2xsehari dibantu oleh
keluarganya
Masalah : ( ) ada (√) tidak
Istirahat dan Aktivitas :
Tidur siang : lama jam, jam 13.00 s/d jam 14.00
Tidur malam : lama 8 jam, jam 22.00 s/d jam 06.00
Keterangan : pasien mengatakan tidurnya sering terbangun karena nyeri
pada bagian bagian anusnya
Aktivitas sehari-hari : pasien tidak melakukan aktivitas apa-apa hanya terbaring
di tempat tidur
V. PSIKOSOSIAL
Sosial/Interaksi
Dukungan keluarga :
( √ ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Dukungan Kelompok/teman/masyarakat :
( √ ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Reaksi saat interaksi :
( ) tidak kooperatif ( ) bermusuhan ( ) mudah tersinggung ( ) defensif
( ) curiga ( ) kontak mata ( √ ) lainnya: pasien kooperatif
Konflik yang terjadi terhadap :
( ) peran ( ) nilai (√ ) lainnya: tidak ada konflik
10
Spiritual
Konsep tentang penguasa kehidupan :
( ) Tuhan ( √ ) Allah ( ) Dewa ( ) lainnya (sebutkan) ………………
Sumber kekuatan/harapan saat sakit :
( ) Tuhan ( √ ) Allah ( ) Dewa ( ) lainnya (sebutkan) …………
Kebutuhan Pembelajaran :
Pengetahuan tentang penyebab penyakit :
( ) Ya ( √ ) Tidak ( ) keliru
Alasan : Pasien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Pengetahuan tentang proses perjalanan penyakit/proses penularan :
( ) Ya ( √) Tidak ( ) keliru ( ) lainnya (sebutkan).......................................
Pengetahuan tentang upaya penyembuhan penyakit :
(√ ) pengobatan ( ) Pembedahan Perawatan ( ) nutrisi
( ) lainnya (sebutkan)…………………………………………………………
Pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik (jelaskan) :
Laboratorium : pasien tidak mempunyai pengetahuan tentang masalah
laboratorium
Radiologi : pasien tidak mempunyai pengetahuan tentang masalah radiologi
11
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
12
VII. TERAPI MEDIS
Nama therapy
Dosis Rute Frekuensi Indikasi Therapy
Medis/Obat/Infus
……………..., …………………………
…………………………
13
B. ANALISA DATA
TTV :
Gate control terbuka
TD : 140/90 mmHg
Nyeri Akut
N : 100x/menit
RR 18x/menit
S : 36,5C Saraf aferen
Cortex cerebri
Saraf diferen
Nyeri Akut
Keterbatasan gerak
Intoleransi Aktivitas
3. DS : Peningkatan tekanan intra Ansietas
klien mengatakan cemas pasca abdomen
operasi takut operasinya tidak
Peleburan pembuluh
berhasil
darah vena pada pleksus
Klien mengatakan sulit
haemorrhoidalis (pada
berkonsentrasi
saluran anus)
DO :
Klien tampak gelisah
Post Op pembedahan
Klien tampak tegang
Klien tampak bingung Psikologis
Klien tampak sulit tidur
Ketakutan
Ansietas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
15
No Diagnosa keperawatan Tanggal masalah
paraf
Muncul Teratasi
1 Nyeri Akut b.d post operative 13-04-2021 15-04-2021
di tandai dengan :
DS :
Klien mengatakan nyeri
pada bagian anus
Pasien mengatakan sulit
untuk duduk setelah
operasi
P : nyeri disebabkan post
op hemoroid
Q : kualitas seperti di
tusuk-tusuk
R : dibagian anus
S : skala 7 (berat)
T : hilang datang
DO :
Klien tampak meringis
kesakitan
Klien tampak gelisah
Klien tampak sulit tidur
TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 100x/menit
RR 18x/menit
S : 36,5C
2 Intoleransi aktivitas b.d dengan 13-04-2021 15-04-2021
kelemahan ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan sulit
untuk duduk setelah
operasi
16
Pasien mengatakan
dalam beraktivitas
dibantu keluarga
klien mengatakan cemas
pasca operasi takut
operasinya tidak berhasil
DO :
klien tampak lemah
klien tampak dibantu
dalam beraktivitas
klien tampak berbaring
ditempat tidur
3. Ansietas b.d kurangnya 13-04-2021 15-04-2021
terpapar informasi, ancaman
kematian ditandai dengan :
DS :
klien mengatakan cemas
pasca operasi takut
operasinya tidak
berhasil
Klien mengatakan sulit
berkonsentrasi
DO :
Klien tampak gelisah
Klien tampak tegang
Klien tampak bingung
Klien tampak sulit tidur
17
D. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional
Dx
1. (D.0077) (L.08066) (I.08238)
Nyeri Akut b.d post operative Setelah dilakukan tindakan Observasi
DS : Keperawatan 3x24 jam diharapkan Identifikasi local, karakteristik, durasi,
Klien mengatakan nyeri nyeri menurun KH : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
pada bagian anus Keluhan nyeri menurun (5) skala nyeri
Pasien mengatakan sulit Gelisah menurun (5) Identifikasi respon nyeri non verbal.
untuk duduk setelah Meringis menurun (5) Identifikasi faktor yang memperberat
operasi Kesulitan tidur menurun (5) dan memperingan nyeri.
P : nyeri disebabkan post op Pola tidur membaik (5) Observasi TTV
hemoroid Frekuensi nadi membaik (5) Terapeutik
Q : kualitas seperti di tusuk-
Pola napas membaik (5) Kontrol lingkungan yang memperberat
tusuk
Tekanan darah membaik (5) rasa nyeri
R : dibagian kaki kiri
Fasilitasi istirahat dan tidur.
S : skala 7 (berat)
Edukasi
T : hilang datang
Jelaskan penyebab, periode, dan
DO :
pemicu nyeri.
Klien tampak meringis
Jelaskan strategi meredakan nyeri.
kesakitan
Anjurkan memonitor nyeri secara
Klien tampak gelisah
18
Klien tampak sulit tidur mandiri.
TTV : Ajarkan teknik nonfarmakologis
TD : 140/90 mmHg untuk mengurangi nyeri.
N : 100x/menit Kolaborasi
RR 18x/menit Kolaborasi pemberian analgetik. jika
S : 36,5C perlu
2. (D.0056) (L.05047) (I.05178)
Intoleransi aktivitas b.d dengan
Setelah dilakukan tindakan Observasi
kelemahan
keperawatan selama 3x24 jam identifikasi gangguan fungsi tubuh
DS :
diharapkan toleransi aktivitas yang mengakibatkan kelelahan
Pasien mengatakan sulit meningkat dengan KH : monitor kelelahan fisik dan emosional
untuk duduk setelah
frekuensi nadi meningkat monitor pola tidur
operasi
meningkat (5) Terapeutik
Pasien mengatakan dalam
kemudahan dalam melakukan Sediakan lingkungan nyaman dan
beraktivitas dibantu
aktivitas sehari-hari (5) rendah stimulus
keluarga
kekuatan tubuh bagian atas dan Lakukan latihan rentang gerak pasif
klien mengatakan cemas
bawah meningkat (5) dan/atau aktif
pasca operasi takut
keluhan lelah menurun (5) Fasilitiasi duduk disisi tempat tidur
operasinya tidak berhasil
tekanan darah membaik (5) jika tidak dapat berpindah atau
DO :
berjalan
klien tampak lemah
Edukasi
klien tampak dibantu
Anjurkan tirah baring
19
dalam beraktivitas Anjurkan melakukan aktivitas secara
klien tampak berbaring bertahap
ditempat tidur Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
20
yang dialami
Anjurkan mengambil posisi yang
nyaman
Latih klien terapi relaksasi nafas
dalam
Anjurkan klien untuk sering
mengulangi dan melatih terknik nafas
dalam
21
No. Tanggal
Tindakan dan Respons/ Hasil Paraf Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx. dan
Jam
1 13-04-21 1. Mengidentifikasi local, karakteristik, S:
(Hari 1) 13:15
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Klien mengatakan nyeri pada
nyeri, skala nyeri bagian anus
Respon : Klien mengatakan faktor yang
P : nyeri disebabkan post op memperberat nyeri pada saat dudk
hemoroid Klien mengatakan mengerti saat
Q : kualitas seperti di tusuk-tusuk dijelaskan strategi meredakan nyeri
R : dibagian anus klien mengatakan mengerti saat
S : skala 7 (berat) dijelaskan penyebab, periode, dan
13:20 T : hilang datang pemicu nyeri
2. Mengidentifikasi respon nyeri non P : nyeri disebabkan post op
verbal hemoroid
Respon : klien tampak meringis Q : kualitas seperti di tusuk-tusuk
13:25 kesakitan R : dibagian anus
3. Mengidentifikasi faktor yang S : skala 7 (berat)
memperberat dan memperingan T : hilang datang
nyeri. O:
13:30 Respon : saat bergerak Klien tampak meringis kesakitan
4. Mengobservasi TTV Klien tampak gelisah
22
Respon : Klien tampak sulit tidur
TTV : TTV :
TD : 140/90 mmHg TD : 140/90 mmHg
N : 100x/menit N : 100x/menit
13:35 RR 18x/menit RR 18x/menit
S : 36,5C S : 36,5C
5. Mengontrol lingkungan yang Klien tampak nyaman saat di
13:40 memperberat rasa nyeri fasilitasi istirahat dan tidurnya
Respon : klien kooperatif Klien tampak kooperatif saat
13:45
6. Memfasilitasi istirahat dan tidur diajarkan teknik mengontrol nyeri
Respon : Klien tampak nyaman dengan tarik nafas dalam
7. Menjelaskan penyebab, periode, dan A : masalah Nyeri Akut b.d post operative
14:00 pemicu nyeri teratasi sebagian
Respon : klien tampak kooperatif P : intervensi dilanjutkan
14:15 8. Menjelaskan strategi meredakan 1. Identifikasi local, karakteristik,
nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
Respon : klien tampak kooperatif intensitas nyeri, skala nyeri
9. Menganjurkan memonitor nyeri 2. Identifikasi respon nyeri non
secara mandiri verbal.
Respon : klien tampak kooperatif 3. Observasi TTV
14:20 10. Mengajarkan teknik non 4. Kontrol lingkungan yang
farmakologis untuk mengurangi memperberat rasa nyeri
23
nyeri 5. Fasilitasi istirahat dan tidur.
Respon : klien tampak kooperatif 6. Anjurkan ulang memonitor nyeri
Respon : klien tampak kooperatif secara mandiri.
14:00
11. Berkolaborasi pemberian analgetik. 7. Ajarkan ulang teknik
jika perlu nonfarmakologis untuk
Respon : Tramadol 50mg (IV) mengurangi nyeri.
Ketorolac 10mg (IV) 8. Kolaborasi pemberian analgetik.
jika perlu
2 13-04-21 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi S:
(Hari 1) 14:30 klien mengatakan sulit duduk setelah
tubuh yang mengakibatkan kelelahan
operasi dan letih disaat nyeri timbul
R : klien mengatakan sulit duduk
setelah operasi dan letih disaat nyeri Klien mengatakan kelelahan karena
26
Respon : klien kooperatif A : Masalah ansietas b.d kurangnya
18.00
9. Melatih klien terapi relaksasi nafas terpapar informasi, ancaman kematian
dalam teratasi sebagian
18:10 Respon : klien kooperatif P : intervensi dilanjutkan
10. Menganjurkan klien untuk sering 1. Identifikasi saat ansietas berubah
mengulangi dan melatih terknik 2. Monitor tanda-tanda ansietas
nafas dalam 3. Ciptakan suasana terapeutik untuk
Respon : klien kooperatif menumbuhkan kepercayaan
4. Anjurkan kembali keluarga untuk
menemani klien
5. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan tanpa gangguan pencahyaan,
suhu ruangan yang nyaman
6. Anjurkan kemabli mengambil
posisi yang nyaman
7. Latih ulang terapi relaksasi nafas
dalam
8. Anjurkan kembali relaksasi nafas
dalam
1 14-04-21 1. Mengidentifikasi local, karakteristik, S:
(hari 2) 13:15
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Klien mengatakan nyeri pada anus
nyeri, skala nyeri P : nyeri disebabkan post hemoroid
P : nyeri disebabkan post op
27
hemoroid Q : kualitas seperti di tusuk-tusuk
Q : kualitas seperti di tusuk-tusuk R : dibagian anus
R : dibagian anus S : skala 5 (sedang)
S : skala 6 (sedang) T : hilang datang
T : hilang datang O:
2. Mengidentifikasi respon nyeri non Klien tampak meringis kesakitan
13:20
verbal. Klien tampak gelisah
Respon : klien tampak meringis Klien tampak sulit tidur
kesakitan TTV :
13:25 3. Mengobservasi TTV TD : 130/90 mmHg
Respon : N : 95x/menit
TTV : RR 19x/menit
TD : 130/90 mmHg S : 36,7C
N : 95x/menit
Klien tampak nyaman saat di
RR : 19x/menit
fasilitasi istirahat dan tidurnya
S : 36,7C
13:30 Klien tampak kooperatif saat
4. Mengontrol lingkungan yang
diajarkan teknik mengontrol nyeri
memperberat rasa nyeri
dengan tarik nafas dalam
Respon : klien kooperatif
A : masalah Nyeri Akut b.d post operative
13:35 5. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
teratasi sebagian
Respon : Klien tampak nyaman
P : intervensi dilanjutkan
13:40 6. Menganjurkan ulang memonitor
1. Identifikasi local, karakteristik,
28
nyeri secara mandiri. durasi, frekuensi, kualitas,
29
kondisi penyakitnya klien tampak nyaman dan tenang saat
31
dalam dianjurkan mengambil posisi
32
hemoroid mengurangi nyeri dengan tarik
Q : kualitas seperti di tusuk-tusuk nafas dalam
R : dibagian anus P : nyeri disebabkan post op
S : skala 5 (sedang) hemoroid
33
2 15-04-21 1. Memonitor kelelahan fisik dan S:
(Hari 3) 09:00 Klien mengatakan kelelahan sudah
emosional
mulai hilang sejak nyeri membaik
R : Klien mengatakan kelelahan
sudah mulai berkurang sejak nyeri klien mengatakan sudah mulai bisa
35
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan Post Op
Hemoroid Ny.E di RS. Bhayangkara Berdasarkan teori, Hemoroid adalah pembesaran vena
(varises) dari pleksus venosis Hemoroidalis yang diketemukan pada anal kanal (Diyono dan
Sri Mulyanti, 2013). Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di
daerah anus yang berasal dari plexus Hemorrhoidalis (Amin Huda Nurarif dan Hardhi
Kusuma, 2015).
Dalam asuhan keperawatna yang dikelola, didapatkan data subyektif yang
dipaparkan oleh pasien yaitu klien mengatakan nyeri pada bagian anus, nyeri post op ,
kualitas seperti di tusuk-tusuk, dibagian anus, nyeri berat, klien mengatakan terasa lemah
cemas terhadap kondisi penyakitnya klien tidak bisa beraktivias hanya terbaring di tempat
tidur. Sedangkan pada data obyektif yaitu klien tampak meringis kesakitan, klien tampak
gelisah , klien tampak sulit tidur, TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 100x/menit, RR
:18x/menit, S : 36,5C, klien tampak terbarimg ditempat tidur, klien tampak lemah, klien
tampak terbaring di tempat tidur, klien tampak sulit berkonsentrasi dan bingung
B. Analisa intervensi
Intervensi dalam kasus Fraktur untuk mengatasi masalahnya dilakukan strategi untuk
mengurangi, menyembuhkan masalah-masalah yang terjadi pada pasien dengan yang telah
identifikasi dalam giagnosa keperawatan. Rencana keperawatan yang ingin dilakukan
disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang tersedia dan mengikuti sumber Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia. Dari analisa yang diperoleh maka intervensi yang di
tegakkan pada masalah ini yaitu Observasi TTV, kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri, fasilitasi istirahat dan tidur, jelaskan strategi meredakan nyeri, ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
C. Rencana Ide-Ide Baru
Dari hasil penelusuran beberapa literature terbaru terkait cara mengatasi masalah post op
hemoroid di dapatkan beberapa jurnal salah satunya penelitian dari (Salman Hidayat, 2019)
yang berjudul Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Hemoroid Di Rumah Sakit Tk. II Dr. Ak. Gani Palembang Tahun 2019. Salah satu
tindakan non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan pemberian terapi
36
relaksasi. Relaksasi dapat digunakan dalam episode nyeri akut maupun kronik untuk
menurunkan nyeri. Biasanya dibutuhkan 5-10 sesi pelatihan sebelum klien dapat
meminimalkan nyeri secara efektif. Pasien yang sudah mengetahui tentang teknik relaksasi
mungkin hanya perlu diingatkan kembali untuk menggunakan teknik tersebut untuk
mengurangi atau mencegah meningkatnya nyeri. Tujuan pokok relaksasi adalah untuk
membantu orang menjadi rileks, dan dengan demikian memperbaiki berbagai aspek
kesehatan fisik. Bahkan hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari
metode relaksasi. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan
dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Salman Hidayat, 2019), Rata-rata intensitas nyeri
pada pasien post operasi hemoroid sebelum dilakukan relaksasi sebesar 8,13 dengan median
intensitas nyeri sebesar 8,00 dan standar deviasi 0,937. Intensitas nyeri pada pasien post
operasi hemoroid terendah adalah 6 dan tertinggi adalah 9. 2. Rata-rata intensitas nyeri pada
pasien post operasi hemoroid sesudah dilakukan relaksasi sebesar 5,13 dengan median
intensitas nyeri sebesar 6,00 dan standar deviasi 1,570. Intensitas nyeri pada pasien post
operasi hemoroid terendah adalah 3 dan tertinggi adalah 9, 3.
Kesimpulannya ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien post operasi hemoroid di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani Palembang Tahun
2019 (p value 0,000).
37
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari tentang masalah-masalah yang terdapat pasien Tn.E pada
kasus Post Op hemoroid dengan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam asuhan keperawatna yang dikelola, didapatkan data subyektif yang
dipaparkan oleh pasien yaitu klien mengatakan nyeri pada bagian anus, nyeri post
op , kualitas seperti di tusuk-tusuk, dibagian anus, nyeri berat, klien mengatakan
terasa lemah cemas terhadap kondisi penyakitnya klien tidak bisa beraktivias hanya
terbaring di tempat tidur. Sedangkan pada data obyektif yaitu klien tampak
meringis kesakitan, klien tampak gelisah , klien tampak sulit tidur, TTV : TD :
140/90 mmHg, N : 100x/menit, RR :18x/menit, S : 36,5C, klien tampak terbarimg
ditempat tidur, klien tampak lemah, klien tampak terbaring di tempat tidur, klien
tampak sulit berkonsentrasi dan bingung
2. Dari hasil penelusuran jurnal untuk mengatasi masalah post op hemoroid di
dapatkan beberapa jurnal salah satunya penelitian dari (Salman Hidayat, 2019)
yang berjudul Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Hemoroid Di Rumah Sakit Tk. II Dr. Ak. Gani Palembang
Tahun 2019. ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas
nyeri pada pasien post operasi hemoroid di Rumah Sakit TK. II Dr. AK. Gani
Palembang Tahun 2019 (p value 0,000).
B. Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien pada kasus hemoroid diharapkan
selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya (Dokter, Gizi, Lab, Radiologi) agar
hasil dapat tercapai secara maksimal dan klien kembali sehat seperti sebelumnya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Diyono & Mulyanti, Sri. (2013). Keperawatan medikal bedah sistem pencernaan. Jakarta :
Penerbit Kencana
Salman Hidayat, A. F. (2019). Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas nyeri Pada
Pasien Post Operasi Hemoroid Di Rumah Sakit TK.II AK. Gani Palembang Tahun 2019.
2019, 171–177.
39