Contoh soal dan kunci jawaban materi menentukan makna kata/istilah pada teks.
1. SD Program Khusus akan berulang tahun. Kepala Sekolah meminta seluruh siswa untuk membersihkan lingkungan sekolah. Siswa diharap membawa
alat kebersihan seperti sapu lidi, sapu ijuk, kemoceng, dan kain pel. Setiap siswa harus berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Makna kata bergaris bawah di dalam paragraf tersebut yaitu ....
A. merencanakan jadwal kegiatan
B. ikut serta dalam kegiatan
C. mengawasi jalannya kegiatan
D. menilai jalannya kegiatan
2. Tidur merupakan kebutuhan manusia. Saat tidur, seluruh anggota tubuh beristirahat. Mengistirahatkan tubuh dari berbagai macam aktivitas idealnya
memerlukan waktu sebanyak delapan jam. Tidur yang baik dilakukan pada pukul 21.00–22.00. Keesokan harinya, kita juga sebaiknya bangun tidur
pada pagi hari sekitar pukul 05.00. Kebiasaan tidur secara teratur dapat menyehatkan dan menyegarkan badan. Hal itu disebabkan saat malam kita
segeramengistirahatkan tubuh dan saat bangun pagi kita dapat menghirup udara segar dan bersih yang baik untuk pernapasan.
Makna kata aktivitas dalam paragraf tersebut adalah
A. rutinitas yang dilakukan secara terus-menerus setiap waktu
B. mudah beraksi dan bereaksi
C. giat melaksanakan tugas
D. kegiatan yang dilakukan
3. Bank BRI memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah kepada para pedagang kaki lima (PKL) .Hal ini disambut baik oleh para PKL .
Adapun alasan Bank BRI meminjamkan modal tersebut adalah agar PKL mampu mengembangkan usahanya sekaligus memiliki warung tetap.
Istilah bunga rendah dalam paragrap di atas memiliki arti… .
A. Keuntungan yang diperoleh orang yang meminjam
B. Jumlah keseluruhan peminjam yang harus dibayarkan
C. Kerugian yang diperoleh oleh pihak yang meminjamkan
D. Biaya tambahan ringan pada peminjam yang harus dibayarkan
2. Menentukan antonim/sinonim
MENENTUKAN ANTONIM/SINONIM
Antonim adalah kata yang berlawanan makna dengan kata lain. Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain
Berikut kalimat pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan berkaitan isi teks.
a. Apa (what) peristiwanya?
Jawaban sesuatu/perihal peristiwa dalam bacaan
Kalimat utama dapat ditemukan di awal, di tengah, di akhir, di awal dan akhir, atau di seluruh paragraf
Ciri kalimat utama di antaranya:
1. mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut;
2. biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
3. mempunyai arti jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain;
4. dapat dibentuk tanpa kata sambung transisi; dan
5. dalam paragraf induktif, kalimat utama sering ditandai kata-kata kunci, seperti jadi ataudengan demikian.
Kalimat Topik
memberitahu pembaca tentang apa yang diperbincangkan dalam paragraf itu
memberi arah/pengendali terhadap permasalahan yangg akan dibicarakan
sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu menjadi titik tolak dari kalimat pengembang
Nasib elang jawa sungguh memprihatinkan. Burung endemis Jawa ini tergolong hewan terancam punah dengan status genting. Menurut data BirdLife
International, saat ini populasi elang jawa di alam diperkirakan hanya tersisa sekitar 300–500 individu dewasa. Salah satu penyebab elang jawa terancam
punah, yaitu semakin menyusutnya luas hutan alami di Jawa. Sebagai pulau dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia, kebutuhan lahan untuk
permukiman dan pertanian di Jawa semakin meningkat dari tahun ke tahun. Akibatnya, banyak hutan yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian maupun
permukiman. Saat ini, hutan alami yang tersisa di Jawa diperkirakan hanya sepuluh persen.
Ide pokok atau gagasan pokok adalah gagasan utama atau gagasan yang paling penting dalam paragraf. ide pokok terdapat dalam kalimat utama. Ide pokok dan
kalimat utama berfungsi memberitahu pembaca tentang apa yg diperbincangkan dalam paragraf itu dan menjadi sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf
itu.
Langkah-langkah menentukan ide pokok adalah sebagai berikut.
1. Menentukan kalimat utama dalam paragraf
Cara menentukan kalimat utama dalam paragraf, yaitu dengan membandingkan kalimat-kalimat dalam paragraf.
Ciri kalimat utama dalam paragraf sebagai berikut.
a. memberitahu pembaca tentang apa yg diperbincangkan dalam paragraf itu;
b. memberi arah/pengendali terhadap permasalahan yang akan dibicarakan;
c. sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu menjadi titik tolak dari kalimat pengembang
Tak hanya habitatnya yang dirusak, elang jawa juga kerap ditangkap dan diperjualbelikan sebagai satwa peliharaan. Padahal, elang jawa merupakan burung
yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta
diperkuat lewat Kepres No. 4/1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Elang jawa juga termasuk salah satu dari 14 satwa prioritas untuk diselamatkan
berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 132/2011. Jika perdagangan dan alih fungsi hutan tidak dihentikan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti elang jawa
hanya dapat dilihat dalam bentuk foto atau hanya dikenang sebagai burung yang identik dengan simbol negara, yaitu garuda.
Air laut pasang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya kawasan Jakarta Utara. Naiknya air laut di kawasan tersebut sudah berlangsung
selama sepekan. Tingginya kenaikan permukaan air dikhawatirkan akan membuat kawasan tersebut tergenang.
Bacaan atau paragraf memuat informasi tersurat dan tersirat. Informasi tersurat adalah informasi yang tertulis secara jelas dalam bacaan. Informasi tersirat
adalah informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi.
Menggali informasi tersirat artinya upaya mencari dan menemukan informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi. Untuk menemukan informasi tersirat
dapat dilakukan dengan menghubung-hubungkan data atau informasi dalam teks yang dikenal dengan istilah menyimpulkan isi teks atau membuat simpulan
teks.
Kalimat simpulan adalah kalimat yang berisi opini atau pendapat akhir atas data-data yang ada dalam teks. Rumusan kalimat simpulan bukan berupa salah satu
kalimat dalam teks.
Nasib elang jawa sungguh memprihatinkan. Burung endemis Jawa ini tergolong hewan terancam punah dengan status genting. Menurut data
BirdLife International, saat ini populasi elang jawa di alam diperkirakan hanya tersisa sekitar 300–500 individu dewasa. Salah satu penyebab elang jawa
terancam punah, yaitu semakin menyusutnya luas hutan alami di Jawa. Sebagai pulau dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia, kebutuhan lahan
untuk permukiman dan pertanian di Jawa semakin meningkat dari tahun ke tahun. Akibatnya, banyak hutan yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian
maupun permukiman. Saat ini, hutan alami yang tersisa di Jawa diperkirakan hanya sepuluh persen.
Tak hanya habitatnya yang dirusak, elang jawa juga kerap ditangkap dan diperjualbelikan sebagai satwa peliharaan. Padahal, elang jawa
merupakan burung yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, serta diperkuat lewat Kepres No. 4/1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Elang jawa juga termasuk salah satu dari 14 satwa prioritas
untuk diselamatkan berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 132/2011. Jika perdagangan dan alih fungsi hutan tidak dihentikan, bukan tidak mungkin suatu saat
nanti elang jawa hanya dapat dilihat dalam bentuk foto atau hanya dikenang sebagai burung yang identik dengan simbol negara, yaitu garuda.
Simpulan paragraf pertama adalah . . .
A. Salah satu penyebab elang jawa terancam punah adalah pengalihan fungsi hutan menjadi permukiman dan lahan pertanian.
B. Perluasan lahan permukiman dan lahan pertanian dilakukan karena Jawa memiliki populasi penduduk terpadat di Indonesia.
C. Elang jawa terancam punah disebabkan oleh pengalihan fungsi hutan dan perdagangan elang jawa sebagai hewan peliharaan.
D. Elang jawa merupakan salah satu satwa prioritas untuk diselamatkan berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 132/2011.
Bacaan atau paragraf memuat informasi tersurat dan tersirat. Informasi tersurat adalah informasi yang tertulis secara jelas dalam bacaan. Informasi tersirat
adalah informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi.
Pokok-pokok informasi terangkum dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia, pokok-pokok informasi itu dapat pula disingkat dengan ADIKSIMBA
(Apa, DI mana, SIapa, Mengapa, Bagaimana)
2. Bank BRI memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah kepada para pedagang kaki lima (PKL) .Hal ini disambut baik oleh para PKL . Adapun
alasan Bank BRI meminjamkan modal tersebut adalah agar PKL mampu mengembangkan usahanya sekaligus memiliki warung tetap.
Teks adalah naskah yang ditulis dengan tata organisasi tertentu (struktur/pola penyajian tertentu). Teks nonsastra adalah naskah yang berisi permasalahan
nonsastra.
Berikut disajikan penjelasan dan contoh-contoh jenis teks.
NO DEFINISI JENIS TEKS
1 Karangan yang bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan penyuluhan/informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu Eksposisi
tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima dan mengikutinya
2 Karangan yang bertujuan memberikan gambaran atau kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan Deskripsi
semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Dengan karangan ini, pembaca dapat dibuat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan,
atau terlibat dalam peristiwa yang diuraikan penulis baik secara indera, logika, maupun emosi.
3 Karangan yang bertujuan mengisahkan atau bercerita. Dalam karangan ini peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu Narasi
( kronologis), memiliki tokoh, dan terdapat konflik.
4 Karangan yang bertujuan menyampaikan suatu gagasan, ide, pendapat, konsepsi, atau opini penulis disertai data sebagai bukti dan Argumentasi
alasan untuk meyakinkan pembaca atas kebenaran gagasan itu.
5 Karangan yang bertujuan membujuk atau menyarankan. Dalam karangan ini mula-mula dipaparkan gagasan dengan alasan untuk Persuasi
meyakinkan pembaca, kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca.
NO. TUJUAN PENULISAN JENIS KARANGAN
1. Memberikan penjelasan kepada pembaca eksposisi
2. Memberikan gambaran yang jelas tentang suatu keadaan deskripsi
3. Menceritakan rangkaian peristiwa dengan tokoh-tokohnya narasi
4. Mengemukakan pendapat yang disertai alasan yang kuat argumentasi
5. Mempengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu persuasi
JENIS KARANGAN
Memprediksi artinya memperkirakan. Kejadian adalah suatu peristiwa. Dengan demikian, memprediksi kejadian adalah memperkirakan suatu peristiwa yang
akan terjadi.
Peristiwa atau kejadian dapat memiliki hubungan sebab akibat. Artinya peristiwa satu dapat menjadi sebab bagi peristiwa yang lain. Sebaliknya, peristiwa satu
merupakan akibat dari peristiwa yang lain.
Hubungan sebab akibat peristiwa atau kejadian dapat menjadi dasar penyusunan paragraf sebab akibat.
Paragraf sebab akibat adalah salah satu paragraf yang merupakan pengembangan dari pola pikir paragraf induktif dimana kalimat utama diletakkan di akhir
paragraf dan sering disebut juga dengan kesimpulan. Berdasarkan pola pemikiran tersebut, paragraf sebab akibat atau yang disebut dengan paragraf kausatif
merupakan paragraf yang dimulai dengan fakta-fakta khusus sebagai sebab kemudian disimpulkan menjadi fakta umum pada bagian akhir kalimat yang
disebut dengan akibat.
Saat ini marak terjadi penebangan pohon secara liar. Hal ini dilakukan oleh cukong-cukong yang tak bertanggung jawab dengan seenaknya saja membabat
hutan tanpa menanaminya kembali. Tak hanya maraknya penebangan pohon, tanah-tanah telah kehilangan fungsinya sebagai sumber resapan air dikarenakan
pembangunan yang terjadi secara luas dan massif tanpa mengindahkan lingkungan. Di tambah lagi dengan kebiasaan buruk para manusia yang tinggal di
sekitar sungai. Mereka dengan sengaja membuang sampah mereka di sungai sehingga membuat sungai menjadi dangkal karena sampah yang menumpuk di
permukaan sungai. Bahkan mereka juga membangun rumah-rumah di pinggiran sungai yang menambah ke semerautan wilayah sungai. Oleh kerena itu
tidaklah heran mengapa bencana banjir sering terjadi pada musim
penghujan ini.
Paragraf di atas menyajikan sebuah bahasan tentang akibat terjadinya banjir pada musim kemarau. Berikut adalah pola dari paragraf sebab akibat di atas:
Tanah di lereng perbukitan itu sudah kritis. Beberapa bagian tampak retak-retak. Di samping itu di sana sudah tidak ada tumbuhan. Padahal hujan terus
mengguyur bukit itu. Wajar kalau penduduk mulai was-was.
Peristiwa yang mungkin terjadi berkaitan dengan isi cerita tersebut adalah ....
A. bukit gundul
B. air menggenang
C. hujan deras
D. tanah longsor
Pokok-pokok pikiran adalah hal-hal penting atau gagasan utama yang terdapat pada teks.
Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem, urut ke bawah dalam
lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
Kegiatan melengkapi tabel dengan pokok-pokok pikiran berdasarkan isi teks dimulai dengan kegiatan membaca teks, menemukan pokok-pokok pikiran dan
mengisi/melengkapi tabel yang rumpang dengan informasi/data yang diperoleh dari kegiatan membaca.
2. Ciri-Ciri Pantun
a. Terdiri atas empat larik dalam satu bait.
b. Terdiri empat sampai dengan enam kata dalam satu larik.
c. Terdiri atas delapan sampai dengan dua belas suku kata.
d. Larik pertama dan kedua merupakan sampiran dan larik ketiga dan keempat merupakan isi.
e. Larik pertama dan ketiga mempunyai akhir yang sama. Larik kedua dan keempat juga mempunyai akhir yang sama. Dengan kata lain, rima akhir larik
bersajak a-b-a-b atau bersajak silang.
Contoh pantun
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Isi pantun terdapat pada baris ketiga dan keempat. Isi pantun tersebut adalah penyesalan orang yang sudah meninggal karena saat hidup di dunia tidak
sembahyang.
3. Jenis Pantun Dilihat dari Isinya
a. Pantun Anak-Anak
`Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah dating
f. Pantun Agama
Contoh
Kalau Menegakkan Benang Basah
Aib Malu Orang Sekampung
Kalau Menegakkan Agama yang Salah
Hidup Mengerang Mati Menanggung
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Isi syair tersebut adalah mengisahkan sebuah kerajaan yang dipimpin raja yang bijaksana sehingga rakyatnya hidup sejahtera.
Lingkungan Desa
Lingkungan desa
Kau sangat indah
Bersih tanpa sampah
Penuh rasa damai
Pada waktu matahari terbit
Orang-orang berombongan
Pergi ke pasar
Anak-anak ke sekolah
Isi puisi tersebut adalah tentang lingkungan desa memiliki pemandangan yang indah. Lingkungannya bersih tanpa sampah. Keadaan seperti itu menciptakan
rasa damai bagi hati dan pikiran.
Tanyaku
Tuhan...
Ke mana udara bersih itu?
Semua telah bercampur asap dan polusi
Hanya menyesakkan dada
Tuhan...
Ke mana kesejukan pepohonan?
Semua berganti bangunan kokoh
Merusakkan bumi kami
Tuhan...
Maafkanlah kami...
Beri kami kesempatan
Untuk memelihara bumi kami
Oleh: Dessy Fitriani Putri
(Sumber: Bobo Tahun XL Nomor 30, 1 November 2012)
Isi puisi di atas adalah ... .
B. Macam-macam Prosa
Secara umum prosa terbagi atas prosa lama dan prosa baru.
1. Prosa Lama
a. Ciri-ciri Prosa Lama
Adapun circiri prosa lama adalah sebagai berikut.
1) Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
2) Ceritanya anonim “tanpa nama”
3) Milik bersama.
4) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
5) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
2. Prosa Baru
a. Ciri-ciri Prosa Baru
Adapun ciri-ciri prosa baru adalah sebagai berikut.
1) Tertulis.
2) Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
3) Dipengaruhi pengarangnya.
4) Dipengaruhi sastra barat.
5) Bentuk novel,cerpen,drama.
Sumber:
Ratnasari, Ririk dkk, 2017. Genre dan Apresiasi Sastra. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1. Suatu hari di sebuah lembah, Monyet bertemu dengan Burung Pipit yang sedang mencari biji- ijian. “Hai Burung Pipit, kau sedang mencari biji-bijian
lagi, ya? Pantas saja kau tidak bertambah besar, yang kau makan bijinya, bukan buahnya“, ejek Monyet. Burung Pipit hanya diam dan terus
mengumpulkan biji-biji apel yang dibuang oleh Monyet.
Suatu hari, hujan turun dengan deras selama berhari-hari. Lembah itu pun tertutup oleh air. Semua hewan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di atas
bukit. Mereka kedinginan dan kelaparan. Ketika hujan berhenti, mereka turun kembali ke lembah untuk mencari makanan. Tetapi, semua pohon telah
tumbang tersapu air hujan. Tidak ada lagi buah-buahan untuk dimakan. Saat berjalan menyusuri lembah untuk mencari makan, Monyet bertemu lagi
dengan Burung Pipit.
Burung Pipit iba dengan kondisi Monyet. Burung Pipit mengajak Monyet ke atas bukit. Betapa terkejutnya Monyet, melihat bukit yang penuh buah-
buahan. Ternyata, Burung Pipitlah yang menanam pohon buah-buahan itu. Itulah sebabnya kenapa Burung Pipit selalu mengumpulkan biji buah-buahan
yang dibuang.
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak’. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari
drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (acting), dan ketegangan pada para
pendengar.
Menurut Krauss (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und Gestalten, drama adalah suatu bentuk gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian adat
Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi dialog dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung.
Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama adalah bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak
percakapan di atas panggung ataupun suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat yang dipentaskan.
Namun, yang dapat digolongkan karya sastra adalah naskah drama atau teks drama. Teks drama yang ditulis menggambarkan kehidupan dengan menampilkan
tikaian atau konflik dan emosi melalui lakuan dan dialog. Naskah ini ditulis untuk pementasan. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk
dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan atau dipentaskan.
Oleh karena itu, dalam naskah drama selain percakapan pelaku berisi pula petunjuk gerak atau penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan pelaku, peralatan
yang dibutuhkan, penataan pentas atau panggung, musik pengiring, dan sebagainya.
Ciri khas dari drama adalah, naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh
dalam kehidupan sehari-hari dan pantas untuk diucapkan di atas panggung. Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang
komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melainkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi
berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon. Dialog dalam sebuah
drama pun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun, nilai estetis tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah.
Selain itu, dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan.
2. Mengapa Candra mengatakan "Ya. itu ide yang baik sekali." pada akhir teks?
A. Rusdi meminta Candra untuk berkata jujur.
B. Rusdi berjanji akan membantu Candra untuk melunasi buku.
C. Kepala Sekolah membebaskan uang buku Candra.
D. Rusdi menemukan jalan keluar yang baik.
13. Menentukan Unsur Intrinsik Karya Sastra (Tokoh, Latar, Watak Tokoh)
Pembahasan terhadap unsur-unsur intrinsik pembangun cerita pendek/novel diuraikan sebagai berikut.
1. Tema
Tema merupakan makna yang dikandung oleh sebuah cerita Senada dengan pengertian tersebut, Hartoko dan Rahmanto (dalam Burhan Nurgiyantoro (2007)
menyatakan bahwa tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai
keseluruhan cerita. Senada dengan pengertian tersebut, Tarigan (1983) menyatakan bahwa tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok.
Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi dan harus dicari sendiri oleh pembacanya. Pengarang karya sastra tidak semata-mata mengatakan apa yang menjadi
inti permasalahan hasil karyanya walaupun kadang-kadang ada atau terdapat kata-kata, kalimat kunci dalam salah satu bagian karya sastra, dari kalimat kunci
pengarang seolah-olah merumuskan apa yang sebenarnya menjadi pokok permasalahan.
Ada beberapa cara untuk menafsirkan tema menurut Stanton dalam Nurgiayantoro (2007) yakni (1) harus memperhatikan detil yang menonjol dalam cerita rekaan,
(2) tidak terpengaruh oleh detil cerita yang kontradiktif, (3) tidak sepenuhnya tergantung oleh bukti-bukti implisit, tetapi harus yang eksplisit, (4) tema itu
dianjurkan secara jelas oleh cerita yang bersangkutan.
2. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur dalam cerita yang menggambarkan keadaan lahir maupun batin seseorang atau pelaku. Setiap manusia mempunyai karakter
yang berbeda-beda. Karena cerpen/novel pada dasarnya adalah menceritakan manusia dalam berhubungan dengan dengan lingkungannya, maka setiap tokoh dalam
cerita akan memiliki watak yang berbeda-beda antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Melalui karakter tokoh cerita pembaca mengikuti jalannya cerita,
sehingga maksud cerita akan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Penokohan dan karakterisasi
sering disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan. Penokohan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah
cerita.
Senada dengan pendapat di atas Panuti Sudjiman (1988: 16-23) berpendapat tokoh ialah individu yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai
peristiwa dalam cerita. Watak berarti tabiat, sifat kepribadian. Sedangkan penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.
Jadi yang dimaksud penokohan atau karakteristik adalah ciri-ciri jiwa seseorang tokoh dalam suatu cerita. Seluruh pengalaman yang dituturkan dalam cerita kita
ikuti berdasarkan tingkah laku dan pengalaman yang dipelajari melalui pelakunya. Melalui perilaku ilmiah pembaca mengikuti jalannya seluruh cerita dan
berdasarkan karakter, situasi cerita dapat dikembangkan.
3. Plot atau Alur
Plot atau alur adalah urutan peristiwa yang merupakan dasar terciptanya sebuah cerita. Alur bisa tampak apabila pengarang dalam menyusun cerita antara tema
pesan dan amanat saling berhubungan.
Cerita bergarak dari peristiwa yang lain, masing-masing peristiwa itu disusun secara runtut, utuh dan saling berhubungan. Plot merupakan unsure fiksi yang
penting, bahkan banyak orang menganggap sebagai unsur yang terpenting. Plot dapat mempermudah dalam memahami suatu cerita. Tanpa adanya plot pembaca
akan kesulitan dalam memahami suatu cerita.
Plot karya fiksi yang kompleks sulit dipahami hubungan sebab akibat antarperistiwanya, menyebabkan ceritanya sulit dipahami. Dalam suatu cerita biasanya
dituliskan berbagai peristiwa dalam urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan itulah yang disebut alur atau plot. Adapun pengertiannya menurut Panuti Sudjiman
(1998: 30) adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu, lalu ia juga memberikan batasan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang
dijalin dan direka secara seksama yang menggerakkan jalan cerita melalui rumusan ke arah klimaks dan penyelesaian.
Penahapan plot dapat diuraikan sebagai berikut.
Tahapan plot: Awal-tengah-akhir. Tahap awal sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Tahap ini berisi informasi-informasi penting yang berhubungan dengan
berbagai hal yang akan dikisahkan berikutnya. Tahap tengah atau tahap pertikaian menampilkan konflik atau pertentangan yang sudah mulai dimunculkan pada
tahap sebelumnya. Adapun tahap akhir atau tahap peleraian menampilkan adagan tertentu akibat klimaks. Pada bagian ini, dimunculkan akhir dari cerita. (b)
Tahapan plot menurut Richard Summers.Richard Summers membagi plot menjadi lima tahapan yaitu tahap situation (tahap penyituasian) yaitu tahap yang berisi
pengenalan tokoh serta situasi yang ada dalam cerita, tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik), tahap rising action (tahap peningkatan konflik),
tahap climax (klimaks) yaitu titik intensitas puncak konflik yang dialami tokoh, tahap denouement (tahap penyelesaian).
Dari uraian pendapat yang telah dikemukakan, dapat dinyatakan bahwa plot mengandung indikator-indikator berikut: (a) plot adalah kerangka atau struktur cerita
yang merupakan jalin-menjalinnya cerita dari awal sampai akhir, (b) dalam plot terdapat hubungan kausalitas (sebab akibat) dari peristiwa-peristiwa, baik dari
tokoh, ruang, maupun waktu. Jalinan sebab akibat itu bersifat logis (masuk akal/dapat diterima akal sehat/mungkin terjadi), (c) jalinan cerita dalam plot erat
kaitannya dengan perjalanan cerita tokoh-tokohnya, (d) konflik batin pelaku adalah sumber terjadinya plot dan berkaitan dengan tempat, dan waktu kejadian cerita,
dan (e) plot berkaitan dengan perkembangan konflik antara tokoh antagonis dengan tokoh protagonist.
4. Latar (setting)
Latar atau biasa disebut dengan setting merujuk pada pengertian tempat¸ hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar
memberikan kesan realistis kepada pembaca. Latar dibedakan dalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu dan sosial. Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya
peristiwa, latar waktu berhubungan dengan masalah kapan peristiwa terjadi dan latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan
sosial masyarakat dalam cerita.
Latar adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung yang mencakup tempat dan dalam waktu serta kondisi psikologis dari semua yang terlibat dalam
kegiatan (Henry Guntur Tarigan, 1984: 187). Sesuai pendapat tersebut, Sudjiman (1988: 44) mengatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang
berkaitan dengan waktu, ruang, suasana terjadinya peristiwa dalam karya sastra membangun latar cerita. Sedangkan menurut Kenney (1966: 40) latar meliputi
penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi, pemandangan, sampai kepada perincian sebuah ruangan, pekerjaan atau kesibukan sehari-hari tokoh, waktu
berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial dan emosional para tokoh.
5. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandang yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai
peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, dalam Burhan Nurgiantoro, 1995: 248). Dengan demikian, sudut pandang
pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang
dikemukakan dalam karya fiksi, memang milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi
disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kaca mata tokoh cerita (Burhan Nurgiantoro, 1995: 248).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pada hakikatnya pembagian jenis point of view mempunyai kesamaan yakni: (1) pengarang sebagai aku (gaya akuan),
dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omnicient (serba tahu) dan dapat juga sebagai limited (terbatas), (2) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam
hal ini ia dapat bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat bertindak limited (terbatas), (3) point of view gabungan, artinya pengarang
menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan kedua.
6. Gaya
Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya. Keduanya saling berhubungan, yaitu
gaya seorang pengarang dalam bercerita akan terlihat juga dalam bahasa yang digunakannya (Jabrohim, 1986: 528).
Gaya bahasa adalah ekspresi personal keseluruhan respon pengarang terhadap persitiwa-peristiwa melalui media bahasa seperti: jenis bahasa yang digunakan, kata-
katanya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur, dan irama kalimat-kalimatnya.
Menurut Waluyo dan Nugraheni (2008) gaya pengarang satu dengan yang lainnya berbeda. Oleh karena itu, bahasa karya sastra bersifat ideocyncratic artinya
sangat individual. Perbedaan gaya itu disebabkan karena perbedaan pemikiran dan kepribadian. Gaya bercerita juga berfungsi untuk membentuk kesatuan (unity)
dari karya sastra.
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Hal ini tercermin dalam cara pengarang menyusun dan memilih kata-kata, tema, memandang tema, atau meninjau
persoalan, pendeknya gaya mencerminkan pribadi pengarang. Hal ini sesuai dengan pendapat yakob Sumardjo (1984: 37) yang menyatakan bahwa hasil karya
sastra adalah potret pengarangnya. Gaya pengarangnya adalah kaca bening jiwanya. Pengarang yang religious akan tampak pada karya sastranya. Pengarang yang
matang pengalaman akan menampakkan pandangannya yang matang tentang kehidupan ini. Dengan mempelajari gaya pengarang akan dapat memahami pribadi
pengarang daripada membaca biografi yang ditulis orang lain.
Gaya pengarang termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana retorik, bentuk kalimat, bentuk paragraf, panjang pendeknya, serta setiap pemakaian aspek
bahasa oleh pengarang. Namun, gaya bahasa (majas) dapat diartikan penggunaan kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk melukiskan suatu maksud
guna membentuk plastik bahasa. Gaya bahasa dapat dibagi menjadi bahasa perbandingan, penegas, pertentangan, dan pertautan/sindiran. Jadi, gaya bahasa itu
merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan suatu pengertian dalam kata, kelompok kata, dan kalimat.
7. Amanat
Amanat adalah suatu ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang. Panuti Sujiman (1988: 51) menyatakan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasari karya
sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Menurut Suharianto (1982: 71) amanat dapat disampaikan secara tersurat dan tersirat. Tersurat,
artinya pengarang menyampaikan langsung kepada pembaca melalui kalimat, baik itu berupa keterangan pengarang atau pun berbentuk dialog pelaku. Seorang
pengarang dalam karyanya tidak hanya sekedar ingin memgungkapkan gagasannya tetapi juga mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Pesan tertentu itulah yang disebut amanat.
Amanat dalam sebuah karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan berbagai
hal yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan hal tertentu
yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca.
Berdasarkan uraian mengenai amanat di atas, jelas bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca yang terdapat dalam karya fiksi baik
secara tersurat maupun tersirat.
Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur yang secara langsung terdapat dalam karya sastra yang berwujud teks drama, seperti: plot, tokoh, karakter, latar,
tema, dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog.
1. Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus mempunyai tema atau dasar, dan dasar inilah yang paling penting dari seluruh cerita. Cerita yang tidak
memiliki dasar tidak ada artinya sama sekali atau tidak berguna (Lubis, 1981: 15). Tema sebagai central idea and sentral purpose merupakan ide dan tujuan sentral
(Stanton, 1965: 16). Tema dapat timbul dari keseluruhan cerita, sehingga pemahaman antara seorang penikmat dengan penikmat lain tidak sama (Jones, 12968: 31).
Ada pula yang berpendapat bahwa tema merupakan arti dan tujuan cerita (Kenny, 1966: 88).
Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema dapat dipandang sebagai gagasan dasar umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah
ditentukan sebelumnya oleh pengarang dan dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain cerita harus mengikuti gagasan utama dari suatu karya
sastra.
Pendapat di atas dapat menggambarkan simpulan bahwa: (1) tema merupakan dasar suatu cerita rekaan; (2) tema harus ada sebelum pengarang mulai dengan
ceritanya; (3) tema dalam cerita atau novel tidak ditampilkan secara eksplisit, tetapi tersirat di dalam seluruh cerita; dan (4) dalam satu cerita atau novel terdapat
tema dominan atau tema sentral dan tema-tema kecil lainnya.
2. Plot
Plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk dalam tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang utuh. Plot disusun tidak lepas dari tema. Jalan
cerita yang disusun atau dijalin tidak boleh meloncat ke lain tema. Tiap-tiap kejadian akan berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
Lubis (1981: 18) menyampaikan cara memulai dan menyusun cerita yang disampaikan oleh Tasrif yang dibagi menjadi lima tahapan, yakni penggambaran situasi
awal (exposition), peristiwa mulai bergerak menuju krisis diwarnai dengan konflik-konflik (complication), keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan
mencapai puncak penggawatan (klimaks), kemudian pengarang memberikan pemecahan atau jalan keluar permasalahan sehingga cerita berakhir (denouement).
Cara memulai dan menyusun cerita seperti di atas dinamakan plot atau dramatic conflict.
4. Amanat
Amanat merupakan unsur cerita yang berhubungan erat dengan tema. Amanat akan berarti apabila ada dalam tema, sedangkan tema akan sempurna apabila di
dalamnya ada amanat sebagai pemecah jalan keluar bagi tema tersebut. Sudjiman (dalam Alwi, 1998: 08) manyatakan bahwa amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit atau eksplisit. Amanat dinyatakan secara implisit jika jalan keluar atau
ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku menjelang cerita berakhir. Sementara itu, amanat dilukiskan secara eksplisit apabila pengarang pada tengah atau
akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya.
Pengertian amanat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang, baik secara implisit atau
eksplisit kepada pembaca. Di dalam drama, ada amanat yang langsung tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat dalam naskah drama
yang bersangkutan. Hanya penonton yang profesional yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.
Sumber
Wibowo, Hari. dkk. 2017. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa
Pak Badu seorang petani yang rajin. Setiap hari dia pergi ke sawah. Jarak sawah yang jauh tak menghalangi langkah kaki Pak Badu untuk bekerja. Matahari pagi
membuat dia bersemangat. Panas matahari siang juga membuat dia semakin giat bergelut dengan lumpur sawah. Saat Sinar matahari mulai meredup, Pak Badu
baru duduk beristirahat di pematang sawah.
Kata berlambang/simbol/kias adalah kata-kata tertentu yang mewakili suatu hal yang ingin disampaikan.
Macam-Macam Kata Berlambang
Kata berlambang dalam karya sastra, khususnya puisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Lambang benda
Perhatikan contoh berikut.
Burung dara jantan
Yang dulu kau pelihara
Kini telah terbang menemui jodohnya
(WS Rendra)
Baris burung dara jantan merupakan lambang/simbol yang berarti anak laki-laki.
b. Lambang warna
Pada contoh di bawah ini lambang warna hitam digunakan untuk mengungkapkan perasaan duka.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi
Salemba
(Karangan Bunga karya Taufik Ismail)
c. Lambang bunyi
Lambang bunyi berarti makna khusus bunyi alat musik atau perpaduan bunyi-bunyi tertentu.
Seruling di pasir ipis, merdu
Antara gundukan pohonan pina
Tembang menggema di dua kaki
Burangrang-Tangkubanperahu
(Priangan Si Jelita karya Ramadhan K.H.)
d. Lambang suasana
Lambang suasana berarti menggambarkan suatu peristiwa atau keadaan dengan hal lain. Perhatikan contoh berikut.
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
(Doa karya Chairil Anwar)
Pada baris yang ditandai dengan garis bawah, penyair mencoba mengungkapkan suasana kegelisahan karena jauh dari Tuhan. Kegelisahan itu dilambangkan
dengan mengembara di negeri yang asing (http://bahasapedia.com/kata-konotasi-dan-lambang-dalam-puisi/).
Contoh soal dan pembahasan
1. Perhatikan puisi berikut.
Sepuluh November
Saat itu
Api yang membakar dadamu
Mengukuhkan semangat juangmu
Saat ini
Meskipun jasmanimu cacat
Jiwamu, pahlawan
Memihak yang benar
Semangat yang benar
Semangat itu bergemuruh di dada
Di hati para pemuda
Makna kata yang dicetak tebal dalam
puisi di atas adalah . . . .
A. semangat
B. zat yang panas
C. suara
D. perjuangan
Sahabat
15. Menggali Informasi Tersirat Dalam Karya Sastra (Menyimpulkan/ Memaknai Bagian Teks )
MENGGALI INFORMASI TERSIRAT DALAM KARYA SASTRA (MENYIMPULKAN/ MEMAKNAI BAGIAN TEKS )
Informasi tersirat adalah informasi yang tersembunyi. Menggali informasi tersirat dalam karya sastra artinya mencari dan menentukan informasi yang tidak tertulis
dengan jelas atau tersembunyi dalam teks sastra.
Contoh soal dan pembahasan
1. Perhatikan teks cerita berikut.
Fahima murid kelas VI SD Mutiara. Ia tergolong anak rajin. Sepulang sekolah, ia membantu ibu membersihkan rumah. Sekalipun banyak pekerjaan di rumah,
ia tidak pemah lupa menyelesaikan tugas sekolah. Prestasi Fahima di sekolah juga tetap memuaskan. Itu sebabnya, Fahima sering mendapatkan pujian dari
guru dan disukai oleh teman-teman.
Raden Abimanyu terkepung prajurit Korawa. Kesatria Pandawa itu bertempur tanpa bala bantuan. Raden Abimanyu terdesak dan gugur di medan Kurusetra. Dewi
Subadra terdiam dengan tatap matu sendu saat mendengar kabar anak semata wayangnya itu.
Seorang pengemis datang ke rumah kepala desa untuk meminta makan dan sedikit uang. Bukannya memberi makan, sang kepala desa justru mengusir pengemis
itu. Keesokan harinya, saat bangun tidur, kepala desa yang kikir itu merasakan tangannya lumpuh dan tidak dapat digerakkan. Ia pun membuat sayembara. Siapa
pun yang dapat menyembuhkannya, akan diberi setengah dari kekayaannya. Pengemis yang kemarin diusirnya datang, “Hai, orang kaya! Ini adalah akibat dari sifat
sombong dan kikirmu! Hanya ada tiga hal yang dapat menyembuhkanmu! Pertama, kau harus mengubah sifat sombong dan kikirmu. Kedua, bertapalah di sebuah
batu cekung di Gunung Karang selama tujuh hari tujuh malam. Ketiga, jika kau sembuh, penuhilah janjimu. Bagikan setengah harta kekayaanmu kepada orang-
orang tidak mampu!”
Kepala desa yang kaya itu pun melakukan hal-hal yang disebutkan oleh pengemis. Ia pergi ke Gunung Karang dan melewati perjalanan yang melelahkan. Ia
bertapa dan berdoa selama tujuh hari tujuh malam melewati berbagai cobaan. Pada hari ketujuh, tiba-tiba batu cekung itu menyemburkan sumber mata air panas.
Sang kepala desa itu segera mandi. Secara ajaib, ia pun sembuh dari kelumpuhannya. Ia kembali ke desa dan memenuhi janjinya, mendermakan hartanya kepada
orang-orang tidak mampu. Akhirnya, kepala desa yang kaya raya itu dikenal sebagai orang yang dermawan. Warga pun sangat menyayanginya.
Maksud pernyataan yang bercetak miring dalam cerita tersebut adalah . . .
A. Kepala desa memberikan setengah dari harta kekayaannya kepada pengemis yang diusirnya waktu itu.
B. Kepala desa segera kembali ke desa dan merayakan kesembuhannya dengan mengundang orang-orang ke rumahnya.
C. Setelah sembuh, kepala desa mengingkari janjinya untuk memberikan setengah hartanya kepada orang-orang tidak mampu.
D. Setelah kepala desa sembuh, ia menepati janjinya dengan memberikan setengah dari harta kekayaannya kepada orang-orang tidak mampu.
Memprediksi kejadian berdasarkan isi cerita artinya memperkirakan peristiwa yang akan terjadi berdasarkan isi cerita.
Kejadian-kejadian dalam cerita tidaklah berdiri sendiri. Dengan kata lain, kejadian-kejadian itu saling berkaitan yang kemudian membentuk alur/plot. Kejadian-
kejadian itu biasanya memiliki hubungan sebab akibat. Kejadian satu dapat menjadi sebab bagi peristiwa berikutnya.
1. Setiap hari Akbar terlambat datang ke sekolah. Ia tidak suka memakai seragam dengan rapi.
Berulang-ulang Akbar mendapat peringatan. Akbar pun sering mendapat bimbingan dari guru
konseling. Akan tetapi, Akbar belum bisa mengubah kebiasaan buruknya. Hingga suatu hari orang tua Akbar dipanggil ke sekolah. Setelah mengetahui perbuatan
Akbar,…
Nilai cerita yang sering ditanyakan dalam soal antara lain nilai moral.
Contoh soal dan kunci jawaban
1. Bacalah teks berikut.
Anggi baru pulang sekolah siang itu. la bergegas ke kamar, berganti baju lalu makan siang. Setelah makan, ia harus segera mencuci kedelai untuk dibuat tempe.
Barulah kemudian dia bisa beristirahat. Pukul 15.00 W1B dia melaksanakan kegiatan yang lain yaitu belajar kelompok bersama Sabrina, Nayla, dan Winda.
Sekalipun lelah, ia melakukannya dengan bersemangat. Ia tidak pernah melalaikan tugas, baik tugas sekolah maupun tugas membantu orang tua.
Nilai moral positif pada cerita tersebut adalah ....
A. bertanggung jawab
B. berdemokrasi
C. kepedulian
D. tenggang rasa
2. Raja Kahuripan mempunyai dua orang putra, yaitu Raden Panji dan Raden Anom. Raden Anom lebih cerdas daripada Raden Panji. Selain cerdas, Raden Anom
juga dikenal ramah. Raden Panji merasa iri hati melihat kecerdasan Raden Anom. Karena itu ia ingin mencelakakan saudaranya. Dia menyuruh pembantunya agar
membubuhkan racun ke dalam makanan Raden Anom.
Nilai moral positif yang bisa kita ambil dari cerita di atas adalah....
A. Ramah
B. Suka menolong
C. Menghormati orang lain
D. Penurut
A. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu
(https://kbbi.web.id/istilah)
Contoh
B. Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya sering kali menjadi kabur);
Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
Contoh:
-tinggi hati : 'sombong'
-ringan kepala : 'mudah belajar'
-darah daging : 'anak kandung'
-dingin hati : 'tidak bersemangat
-uang panas : 'uang tidak halal'
-panas rezeki : 'sukar mencari rezeki'
Contoh
Memang tidak tahu diri anak itu. Sudah disoraki penonton masih tertawa juga. Bahkan, ia tampak sangat percaya diri. Padahal penampilannya jauh dari kata
menarik. Ah, benar-benar … anak itu.
Contoh
Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua. ( Budi baik itu tidak akan dilupakan orang).
Seperti air dengan tebing.(persahabatan yang kokoh dan tolong-menolong).
Contoh
Peter seorang pelajar yang pandai, bahkan ia pernah meraih medali emas tingkat internasional di Bali dalam lomba fisika. Namun, ia tidak sombong dengan
kepandaiannya itu. Ia selalu sopan dan baik kepada siapa saja. Ia memiliki prinsip hidup…
A. besar hati.
B. rendah hati.
C. besar kepala.
D. hati emas.
Deskripsi adalah teks yang bertujuan memberikan gambaran atau kesan kepada pembaca/pendengar terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya
yang ingin disampaikan penulis. Dengan teks ini, pembaca/pendengar dapat dibuat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau terlibat dalam peristiwa yang
diuraikan penulis/pembicara baik secara indera, logika, maupun emosi.
Contoh
Ia terlentang seharian di atas trotoar panas itu. Tubuhnya yang tinggal tulang terbalut kulit itu tertutup oleh pakaian kotor dan dekil yang telah robek di sana sini,
sehingga perutnya yang kempis itu menyeringai dari sela-sela baju. Bau anyir menyeruak dari borok di borok di kedua kakinya yang melebar dengan warna merah
Narasi adalah teks yang bertujuan mengisahkan atau bercerita. Dalam teks ini peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu ( kronologis), memiliki tokoh, dan
terdapat konflik.
Contoh
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami sampai di sebuah
rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya.
Contoh soal dan kunci jawaban
1. Perhatikan ilustrasi berikut.
Iklan adalah 1 berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan; 2 pemberitahuan kepada khalayak
mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum;
Pidato adalah 1 pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak; 2 wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak;
B. Contoh Soal dan Kunci jawaban Melengkapi Teks Pidato, Iklan, dan Pidato
Untuk menunjang proses pembelajaran, TK Nasima Jalan Pusponjolo Tengah Raya 69 Semarang menggelar kunjungan profesi ke Skadron 31 Bandara Ahmad
Yani Semarang. Anak-anak diajak menonton film macam-macam helikopter di aula . . . Mereka merasa kegirangan berada di dalam helicopter.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi laporan tersebut adalah . . . .
A. Setelah itu, mereka diajak langsung masuk helikopter dan diperkenalkan beberapa perlengkapan beserta fungsinya.
B. Mereka sangat senang meskipun hanya diberikan kesempatan menonton gambar helicopter.
C. Salah seorang pilot yang juga wali siswa, Joko Budiyanto mengaku senang teman-teman anaknya dapat juga mengamati langsung bandara helicopter.
D. Bandara Ahmad Yani Semarang selalu ramai dikunjungi oleh sekolah-sekolah terutama berasal dari Taman Kanak-kanak.
Memperbaiki penggunaan istilah/kata adalah mengganti penggunaan istilah/kata yang tidak tepat pada kalimat/teks dengan istilah/kata yang tepat. Sedangkan
memperbaiki penulisan istilah/kata adalah memperbaiki penulisan kata/istilah sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, mengubah
kata tidak baku menjadi kata baku.
A. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu
Contoh
Setiap siswa harus berintropeksi dalam kegiatan tersebut.
Kata/istilah berintropeksi tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut.
Agar menjadi kalimat yang baik, kata/istilah berintropeksi diganti dengan berpartisipasi.
B. Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa
Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia ini lebih dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Selain itu, kamus bahasa Indonesia juga menjadi salah satu
rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya suatu kata.
Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada pidato atau ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata
tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman atau anggota keluarga. Kata tidak baku dapat dikenali salah satunya dari
penulisannya.
Beberapa penentuan kata baku dapat dilihat dari ciri-cirinya. Ciri ciri kata baku antara lain:
1. Kata baku tidak dapat berubah setiap saat
2. Tidak terpengaruh bahasa daerah
3. Bukan bahasa percakapan sehari-hari
4. Tidak terpengaruh bahasa asing
5. Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
6. Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu
7. Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)
8. Pemakaian imbuhan pada kata baku secara eksplisit
Kami juga mensampaikan permintaan maaf atas semua kesalahan yang pernah
kami perbuat selama ini.
Perbaikan kata yang bergaris bawah pada bagian kalimat tersebut adalah . . . .
A. mesampaikan
B. mengsampaikan
C. menyampaikan
D. mengesampaikan
Menyunting dapat diartikan memperbaiki karangan berdasarkan kaidah-kaidah yang benar, yang meliputi ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat,
paragraf, sistematika penyajian, keterbacaan, dan kebenaran konsep. Kalimat, ejaan, pilihan kata, dan tanda baca harus sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan.
Tujuan menyunting adalah memperhalus dan memperbaiki tulisan agar enak dibaca, mudah dipahami, dan sesuai dengan kaidah bahasa.
Menyunting adalah suatu kegiatan mengedit, mengubah, atau merapikan susunan letak atau penggunaan bahasa sebuah naskah tanpa mengubah
makna.
Menyunting tulisan juga dapat diartikan memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah
penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian.
1. Penulisan kata depan yang tidak tepat terdapat dalam kalimat …
A. Kemarin Aira Aftani bertamasya ke Pulau Buton.
B. Ia pulang dari Jakarta.
C. Ayah berangkat keluar negeri.
D. Tikus itu bersembunyi di bawah meja.
Pembahasan: keluar negeri seharusnya ditulis ke luar negeri (kata depan ditulis terpisah dengan kata lain)
(1) Kegiatan pramuka diadakan pada hari sabtu pukul 13.00. (2) Kegiatan pramuka ini dimulai dengan upacara pembukaan. (3) Upacara dilakukan di halaman
sekolah. (4) Setelah upacara, anggota pramuka kembali ke kelas untuk mendapat pengarahan dari pembina pramuka.
RINGKASAN MATERI
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna “anak dari”, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
5.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat
Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau
sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain
yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
(Permendikbud nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
28. Menunjukkan Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
Sehubungan dengan akan diadakannya perpisahan kelas VI, kami mengundang Bapak/Ibu dalam rapat persiapan acara tersebut.
Pembahasan: tanda baca yang tepat setelah singkatan Yth adalah titik (.)
Menggunakan artinya memakai atau melakukan sesuatu dengan. Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca;
Menggunakan ejaan artinya memakai kaidah-kaidah kebahasaan (ejaan) dalam kegiatan berbahasa (menyusun kata, kalimat, paragraf, dan sebagainya.
Ketahuilah, bahwa kebiasaan ramah lingkungan dapat dilakukan di rumah. Misalnya, saat memasak sayuran. Potong bahan makanan menjadi bagian-bagian kecil,
gunakan panci kecil dengan air secukupnya, dan gunakan penutup panci saat mendidihkan air. Ini akan membantu mempersingkat waktu memasak, sehingga gas
yang digunakan juga lebih sedikit. Hal ini menjadi cara yang . . . . untuk mengatasi pemborosan energi di rumah.
A. higienis
B. efektif
C. kreatif
D. aman
RINGKASAN MATERI
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa
Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia ini lebih dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Selain itu, kamus bahasa Indonesia juga menjadi salah satu
rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya suatu kata.
Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada pidato atau ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata
tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman atau anggota keluarga. Kata tidak baku dapat dikenali salah satunya dari
penulisannya.
Menggunakan artinya memakai atau melakukan sesuatu dengan. Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua)
Menggunakan tanda baca artinya memakai tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua) dalam kegiatan berbahasa. Misalnya dalam
menyusun kalimat, paragraf, dan sebagainya.
1. Lengkapilah tanda kurung di bawah ini dengan tanda baca yang tepat!
Kami mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri acara penamatan yang Insya Allah akan
dilaksanakan pada:
hari / tanggal (…) Senin/12 Juni 2012
pukul (…) 08.30 – selesai
tempat (…) Aula Sekolah
Tanda baca yang tepat sesuai kalimat suratyang disajikan adalah ....
A. koma (,)
B. tanda hubung (-)
C. titik dua (:)
D. tanda titik (.)
31. Memperbaiki Kesalahan Penggunaan Ejaan
Memperbaiki artinya membetulkan kesalahan atau kekeliruan . Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca;
Memperbaiki kesalahan penggunaan ejaan artinya membetulkan kesalahan atau kekeliruan penggunaan kaidah-kaidah kebahasaan/ejaan. Kesalahan pengguanaan
ejaan dapat terjadi pada pembentukan kata, kalimat, dan paragraf.
Pada hari Sabtu, 3 November 2012 kami mengadakan kunjungan ke Museum Kereta Api. Museum tersebut berada di kawasan Kota Ambarawa. Kami tidak
sekedar melakukan kunjungan, tetapi juga belajar banyak hal tentang perlengkapan sarana transportasi Kereta Api. Kami sangat senang sekali dikarenakan kami
dapat mengetahui berbagai macam perlengkapan sarana transportasi Kereta Api.
Memperbaiki artinya membetulkan kesalahan atau kekeliruan . Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua)
Memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca artinya membetulkan kesalahan penggunaan tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua).
Kesalahan penggunaan tanda baca dapat terjadi antara lain saat menyusun kalimat atau paragraf.
Perbaikan penulisan singkatan kata yang bergaris bawah dengan menggunakan tanda baca yang tepat adalah ....
A. s/d
B. s-d
C. s.d
D. s.d.
RINGKASAN MATERI
Tanda Baca pada Kalimat Langsung
Pemakaian tanda baca pada kalimat langsung antara lain sebagai berikut.
1. Tanda petik (“…”) dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan.
Misalnya:
"Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya. "Besok akan dibahas dalam rapat."
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.