MATERI 69
a. AYAT
َ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ َّ ُ ُ ُ َ َّ ُ َ
وأمهاتكم الَّل يِت أرضعنكم وأخواتكم مين الرضاع ية
“…dan ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuan sepersusuan…” (QS. An
Nisa’: 23)
ْ ُ َْ َ َْ ُ ُ ُ َ َّ ُ
Syarah:
َّ
- Firman Allah ta’ala: “( َوأمهاتكم الَّل يِت أرضعنكمdan ibu-ibumu yang menyusui kamu”). Yakni
ibu-ibumu dari (sebab) persusuan bukan karena melahirkan. Karena ibu-ibu karena sebab
ُ telah disebutkan
ْ ْ ُ ََ
melahirkan َ َ ُ
ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َّ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َّ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ
pada permulaan ayat ;
ح ِّرمت عليكم أمهاتكم َوبناتكم َوأخواتكم َوعماتكم َوخاَلتكم َوبنات اْل يخ َوبنات اْلخ ي
ت
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-
saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-
saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-
َ dari saudara-saudaramu
laki; anak-anak perempuan
ْ ُ َْ َ ْ ُ َّ
yang perempuan…” kemudia Allah
ُ ُ ُ َ َّ
ta’ala berfirman; “( َوأمهاتكم الَّل يِت أرضعنكمdan ibu-ibumu yang menyusui kamu”), yaitu
termasuk perempuan yang dilarang atas kalian menikahinya adalah ibu-ibumu yang
َ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ
menyusui kamu.
- Firman Allah ta’ala: “( وأخواتكم مين الرضاع يةdan saudara perempuan sepersusuan”). Mereka
adalah setiap anak perempuan bagi orang yang menyusuimu, sama saja baik ia menyusui
darinya sebelum menyusuimu atau setelahnya. Demikian juga anak-anak perempuan
suaminya dari selain dirinya, semua dianggap saudara perempuan sepersusuanmu. “Karena
susu itu untuk anak keturunan” (At Tamhid, Ibnu Abdil Baar juz 8 hal. 242, 243, 246, 248),
sebagaimana perkataan tersebut. Dan agar diketahui bahwa diharamkan sebab persusuan
sebagaimana diharamkan sebab nasab. Maka anak perempuan saudara perempuan
sepersusuanmu tidak halal bagimu. Dan saudara anak perempuan saudara laki-laki
sepersusuanmu juga demikian. Dan ibumu persusuan seperti ibumu dalam keharamannya.
Dan ibu dari bapak persusuanmu juga tidak halal bagimu seperti ibu dari bapakmu dari sebab
nasab, yaitu nenekmu. Dan saudara perempuan ibu persusuanmu tidak halal bagimu karena
ia adalah bibimu (dari jalur ibu). Dan saudara perempuan dari bapak persusuanmu juga tidak
halal bagimu karena ia adalah bibimu (dari jalur bapak). Semua ini ditunjukkan dalam sabda
Nabi shallallahu alaihi wa sallam;
حيرم من الرضاع ما حيرم من النسب
“Diharamkan sebab persusuan apa-apa yang diharamkan dari sebab nasab” (HR. Al Bukhari:
2645 juz 2 hal. 249, penerbit As Salafiyah 1400 H)
Diterjemahkan oleh : Ust. H. Abdurrozzaq dari Kitab “Al Masjid wa Baitul Muslim” karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy 1
Seri Tafsir Tematik: Mengaji Ayat dan Hadits sebagai Penolong
yang menyusui. Adapun sekali atau dua kali isapan, maka tidaklah menjadikan mahram,
sesuai kesepakatan ulama’. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Mau bagaimana lagi, wanita itu sudah
mengatakannya". Maka 'Uqbah menceraikan isterinya itu lalu menikahi wanita lain. Perkataan
ini, duduk perkaranya adalah bahwa ‘Uqbah bin Harits telah menikahi anak perempuan Ihab
bin Aziz. Maka datanglah kepadanya seorang wanita dan berkata, “Aku pernah menyusui
‘Uqbah dan wanita yang dinikahinya.” Maka ‘Uqbah berkata kepadanya, “Aku tidak tahu bahwa
engkau telah menyusuiku dan engkau juga tidak memberitahuku.” Lalu dia mengendarai
tunggangan untuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah lalu dia bertanya
kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mau bagaimana lagi,
wanita itu sudah mengatakannya" (HR. Al-Bukhari: 2659-2660 juz 2 hal. 253)
Syarah;
َ َْ ََْ
Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam : ( كيف َوقد قييلMau bagaimana lagi, wanita itu sudah
mengatakannya) Yakni, “Bagaimana kamu menikahinya?” Padahal telah dikatakan bahwa dia
adalah saudaramu sepersusuan.” Hadits mulia ini adalah kaidah pokok dalam meninggalkan
syubhat dan komitmen dalam hal wara’ (menjaga diri) dalam usaha menyelamatkan
kehormatan (harga diri) dan agama. Walaupun sekedar ucapan seorang wanita, “Sungguh,
aku pernah menyusui Uqbah dan wanita yang dinikahinya.” Dan Uqbah bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata
kepadanya, “Mau bagaimana lagi, wanita itu sudah mengatakannya.” Dan beliau tidak
mengatakan, “Pergilah kepadanya dan mintalah dia bersumpah” atau “Datangkan saksi atas
persusuannya kepada isterimu itu.” Tetapi cukup hanya dengan perkataan wanita yang
menyusui bahwa ia telah menyusui wanita itu dan suaminya, (yaitu) Uqbah. Dan ini dikuatkan
dengan hadits, “Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Dan di antara
keduanya terdapat perkara-perkara syub-hat (samar, belum jelas) yang tidak diketahui oleh
kebanyakan orang. Maka barangsiapa yang menjaga (dirinya) dari syub-hat, ia telah berlepas
diri (demi keselamatan) kehormatan dan agamanya. Dan barangsiapa yang terjerumus ke
dalam syub-hat, ia pun terjerumus ke dalam (hal-hal yang) haram.” (HR. Al-Bukhari: 52 juz 1
hal. 34, penerbit As Salafiyyah: 1400H)
Diterjemahkan oleh : Ust. H. Abdurrozzaq dari Kitab “Al Masjid wa Baitul Muslim” karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy 2
Seri Tafsir Tematik: Mengaji Ayat dan Hadits sebagai Penolong
Diterjemahkan oleh : Ust. H. Abdurrozzaq dari Kitab “Al Masjid wa Baitul Muslim” karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy 3