Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN JIWA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


HALUSINASI

Dosen Pembimbing :
Sariman Pardosi, S.Kp, M.Si (Psi)
Disusun Oleh Kelompok : 3
Helsa Mayora
Mayastra
Mederline
Melzi Alzani
Mitha Natalia
Nava Nofitriani
Nosi Ramita
Nurul Afni
Ocha Lesti Pratama
Kelas 2B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
HALUSINASI

 Masalah : Halusinasi
 Pertemuan 1
 Pemeran :
Perawat : Helsa Mayora (PE)
Pasien : Mayastra (PA)
A. Proses Keperawatan
1) Pra Orientasi
1. Kondisi klien : Klien terlihat bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, dan
menutup telinga. Klien mengatakan mendengar suara-suara , mendengar suara
bercakap-cakap dan mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.
2 . Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi halusinasi
3. SP 1 Pasien
 Mengenal halusinasi :
 Isi
 Frekuensi
 Waktu terjadinya
 Situasi pencetus
 Perasaan saat terjadi halusinasi
 Latih mengontrol halusinasi dengan cara :
 Menghardik
 Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


2) Fase Orientasi
Salam Terapeutik
PE : “Selamat pagi Mbak”
PA : Pagi….
PE : Perkenalkan nama saya, Helsa Mayora mbak bisa panggil saya Helsa.
PE : Nama mbak siapa?
PA : Nama saya Mayastra
PE : Senang dipanggil apa?
PA : Maya
PE : Saya yang akan merawat mbak selama 2 minggu ini

Evaluasi/Validasi
PE : Bagaimana perasaan mbak sekarang?
PA : Merasa gelisah dan takut mbak
PE : Mengapa mbak? Tidurnya bagaimana tadi malam?
PA : Agak Terganggu dan membuat saya tidak bisa tidur
PE : Apa keluhan bapak saat ini?
PA : Saya merasa takut

Kontrak
PE : Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini mbak dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?
PA : Iya mbak
PE : kita duduk di ruang tamu aja ya mbak
PE : Waktunya 20 menit ya mbak
3) Fase Kerja
PE : Apakah mbak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang
dikatakan suara itu?”
PA : ada suara yang menyuruh saya untuk bunuh diri
PE : Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan mbak
paling sering mendengar suara itu? Berapa kali sehari mbak alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
PA : saat aku sedang sendiri dan suara itu terus terdengar menyuruhku untuk
bunuh diri
PE : Apa yang mbak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang mbak
lakukan saat mendengar suara itu?
PA : Aku merasa takut
PE : Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul?”
PA : Baik mbak
PE : Ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukakan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
yang keempat minum obat dengan teratur.”
PE: Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung mbak bilang, pergi saya
tidak mau dengar… saya tidak mau dengar! Kamu suara palsu! Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba mbak peragakan!
PA : Pergi saya tidak mau dengar… saya tidak mau dengar! Kamu suara
palsu!
PE : Nah begitu, …bagus! Coba lagi! Ya bagus, mbak sudah bisa.”
4) Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
PE : Bagaimana perasaan mbak setelah memeragakan latihan tadi?
PA : Cukup tenang mbak
b. Evaluasi Objektif
PE : Ada berapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul mbak?
PA : ada empat cara
PE : Ya bagus” Tadi kita belajar cara apa mbak?
PA : cara menghardik…
c. Rencana Tindak Lanjut
PE : Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya besok jam 2 siang ya
mbak..
d. Kontrak
PE : Baiklah besok kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua ya mbak?”
PE : Tempatnya di sini saja, Baiklah, sampai jumpa besok mbak
PA : Baik terimakasih ya mbakk…
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
HALUSINASI

 Masalah : Halusinasi
 Pertemuan 2
 Pemeran :
Perawat : Melzi Alzani (PE)
Pasien : Mederline (PA)

5) Proses Keperawatan
1) Pra Orientasi
1. Kondisi klien
Klien nampak cemas, kontak mata kurang, klien nampak sering berteriak
sendiri, klien terlihat sangat aktif.
2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Persepsi Halusinasi


3. SP 2 Pasien
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
 Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
 Masukkan jadwal

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


2) Fase Orientasi
Salam Terapeutik :
PE : “Selamat siang, Mbak!”
PE : “Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkah
suara-suaranya?
PA : Cukup tenang, sudah berkurang mas bahkan jarang terdengar lagi
PE : Bagus!”

Kontrak
PE : “Sesuai janji kita kemaren saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.”
Tempatnya Disini saja. Waktunya kurang lebih 20 menit ya mbak
PA : Baik mass…

3) Fase Kerja
PE :“Cara kedua untuk mencegah/ mengontrol halusinasi adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau mbak mulai mendengar suara-
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk
ngobrol dengan mbak. Contohnya begini, “Tolong, saya mulai dengar suara-
suara. Ayo ngobrol dengan saya!” atau kalau ada orang dirumah, misalnya
kakak bapak, katakan, “kak, ayo ngobrol aku sedang dengar suara-suara.”
Begitu mbak. Coba mbak lakukan seperti saya tadi lakukan.
PA : Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
PE : Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi!
PA : Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
PE : Bagus! Nah, latih terus ya mbak !” disini mbak dapat mengajak perawat
atau pasien lain untuk bercakap-cakap.”
4) Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
PE : “Bagaimana perasaan mbak setelah latihan ini?”
PA : Sangat tenang mass, dan tidak terdengar bunyi-bunyian lagi cukup rileks

Evaluasi Objektif
PE : “Jadi, sudah ada berapa cara yang mbak pelajari untuk mencegah suara-
suara itu?
PA : Ada 2 mass..
PE : Bagus, cobalah kedua cara ini dilakuakan saat mbak medengarkan suara
yang membahayakan diri mbak”
PA : baik mas
PE : “Nah, nanti lakukan secara teratur sewaktu-waktu suara itu muncul!
Besok pagi saya akan kesini lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga
yaitu melakukan aktivitas terjadwal?” Tempatnya: Disini lagi ya mbak. Jam 8
ya mbak…
PA : Baik mass, terimakasih…
PE : Baiklah saat pamit dulu ya mbak.. permisi…
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
HALUSINASI

 Masalah : Halusinasi
 Pertemuan 3
 Pemeran :
Perawat : Mitha Natalia (PE)
Pasien : Nava Novitriani (PA)

A. Proses Keperawatan
1) Pra Orientasi
Kondisi klien
Klien mau melakukan kontak mata baik, tertawa dan tersenyum, mengerti
alur pembicaraan, mau menyapa.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
SP 3 Pasien
 Evaluasi SP 2 pasien
 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktiitas
terjadwal
 Peragakan komunikasi
 Masukkan jadwal

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


2) Fase Orientasi
Salam Terapeutik
PE : Selamat pagi mbak!”
PA : Pagi…
Evaluasi/Validasi
PE : “Bagaimana perasaan mbak hari ini?Apakah suara-suaranya masih
muncul?

PA : Baik mbak dan suara itu sudah jarang terdengar

PE : Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih?


PA : Sudah mbak..
PE : Bagus!”

Kontrak

PE : “Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Tempatnya disini
aja mbak cukup nyaman. Waktunya 20 menit ya mbak..

PA : Baik mbak.”

3) Fase Kerja
PE : “Apa saja yang biasa mbak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya?
PA : Biasanya saya olahraga pagi seperti lari sambil mendengarkan lagu
setelah itu saya beres-beres.
PE : “Wah kegiatan yang menarik , bagus sekali jika mbak bisa lakukan!”
Kegiatan ini dapat mbak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
4) Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
PE : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap cara yang
ketiga untuk mencegah suara-suara?
PA : Senang sekali mbak membuat saya cukup rileks
PE Bagus sekali!”

Evaluasi Objektif
PE : “Coba sebutkan tiga cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-
suara.
PA : Yang pertama cara menghardik. Kedua bercakap-cakap dengan orang
lain, ketiga melakukan kegiatan terjadwal
PE : Bagus sekali!”

Rencana Tindak Lanjut


Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian mbak. Coba lakukan
sesuai jadwal ya mbak?” (perawat dapat melatih aktivitas yang lain pada
pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas )”

Kontrak

PE : “Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti kita membahas cara


minum obat yang baik serta guna obat?” tempatnya diruang makan jam 12
siang ya mbak.. sampaii jumpaa
PA : Baik mbakk…. Sampai jumpa
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
HALUSINASI

 Masalah : Halusinasi
 Pertemuan 4
 Pemeran :
Perawat : Nurul Afni (PE)
Pasien : Nosi Ramita (PA)

Proses Keperawatan
1) Pra Orientasi
Kondisi klien
Klien mau melakukan kontak mata baik, tertawa dan tersenyum, mengerti
alur pembicaraan, mau menyapa Klien tampak tenang, Klien tampak
kooperatif, Raut muka klien tampak bergairah.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
SP 4 Pasien
 Evaluasi SP 3 pasien
 Melatih pasien minum obat secara teratur
 Masukkan jadwal

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

2) Fase Orientasi
Salam Terapeutik
PE : “Selamat siang mbak!”
PA : siang..
Evaluasi/Validas
PE : “Bagiamana perasaan mbak siang ini?”Apakah suara-suaranya masih
muncul?”
PA : baik mbakk, alhamdulillah sudah jarang mbak
PE : “Apakah sudah digunakan 3 cara yang telah kita latih?
PA : Sudah mbak..
PE : “Apakah pagi tadi sudah minum obat?
PA : Sudah…..
PE : Bagus mbak”sesuai dengan janji kita tadi, kita akan mendiskusikan
tentang obat-obatan yang mbak minum”Tempatnya disini aja .kita
diskusikan selama 20 menit sambil menunggu makan siang ya mbak
PA : Iyaa..

3) Fase Kerja
PE : mbak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah
suara-suarany berkurang? Minum obat sangat penting agar suara-suara yang
mbak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam
obat yang mbak minum?
PA :Ada 3 mbak..
PE : (perawat menyiapkan obat pasien.) baiklah ini yang warna oren
gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Obat yang putih ini gunanya
agar mbak merasa rileks dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu
berfungsi untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara-suara.
Semua obat ini diminum 3 kali sehari, setiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7
malam. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan.
Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, mbak akan
kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula. Kalau obat habis, mbak
bisa minta kedokter untuk mendapatkan obat lagi. mbak juga harus teliti
saat minum obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya mbak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya mbak. jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah
makan dan tepat jamnya. Mbak juga harus perhatikan berapa jumlah obat
sekali minum dan mbak juga harus cukup minum 10 gelas per hari.”
PA : Baik mbak…
4) Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
PE : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap mengenai
obat?
PA : sekarang saya paham dan senang mengetahui cara minum obat dan
mengetahui kegunaanya mbakk..
PE : bagus mbak..

Evaluasi Objektif
PE : “ Mbak sudah berapa cara yang kita latih untuh mencegah suara-suara?
PA : sudah 4 mbakk, saya senang mengetahuinya
PE : Bagus!” apa saja itu?
PA : ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukakan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
yang keempat minum obat dengan teratur.”

Rencana Tindak Lanjut


PE : “Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan
mbak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau keluarga
kalau dirumah. Nah,makanan sudah datang! Mbak silakan makan dulu dan
setelah itu langsung minum obat”
PA : Baik mbakk..
Kontrak
PE : “Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat empat cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan. Tempatnya di ruang tamu ya mbak, jam 8
pagi. Sekarang saya pamit dulu mbak , selamat makan siang sampai
jumpa…
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
HALUSINASI
 Masalah : Halusinasi
 Pertemuan 5
 Pemeran :
Perawat : Ocha Lesti (PE)
Pasien : Helsa Mayora (PA)
Keluarga : Mayastra (keluarga)
A. Proses Keperawatan
1) Pra Orientasi
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
SP 1 Keluarga
Keluarga memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi,
jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, dan cara –
cara merawat pasien halusinasi.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
2) Fase Orientasi
Salam Terapeutik
PE : “Selamat pagi mbak, ibu! saya oca, perawat yang merawat anak ibu.”
KELUARGA : Pagi mbak oca. Terimakasih telah merawat anak saya

Evaluasi/Validasi
PE : “Bagaimana perasaaan ibu hari ini? Apa pendapat ibu tentang anak
ibu? KELUARGA: Sangat senang dan berterimakasih kepada mbak oca,
karna anak saya bnyak sekali perubannya dan sudah jarang mndengarkan
suara yang membahayakan dirinya..
PE : Wahh perubahann yang sangat bagus..
Kontrak
PE : “Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak ibu alami
dan bantuan apa yang Ibu berikan.“Kita diskusi di sini saja, waktunya 30
menit ya bu..
KELUARGA : Iya mbak..

3) Fase Kerja
PE : “Masalah apa yang ibu alami dalam merawat anak ibu? Apa yang ibu
lakukan?” gejala yang dialami oleh anak ibu disebut halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab.
Jadi, jika anak ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu
tidak ada. Kalau ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya
bayangan itu tidak ada. Oleh karena, itu kita diharapkan dapat
membantunya dengan beberapa cara. Terdapat beberapa cara untuk
membantu anak ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut
adalah: pertama, dihadapan anak ibu, jangan membantah atau mendukung
halusinasi. Katakan saja ibu percaya bahwa anak ibu memang mendengar
suara atau melihat bayangan, tetapi ibu sendiri tidak mendengar atau
melihatnya. Kedua, jangan biarkan anak ibu melamun dan sendiri karena
kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau
bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama
dan ibadah bersama.Terkait dengan kegiatan, saya telah melatih anak ibu
untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong ibu pantau
pelaksanaannya dan berikan pujian jika ia berhasil melaksanakannya!
ketiga, bantu anak ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan
obat tanpa konsultasi.Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih anak
ibu untuk minum obat secara teratur. ibu dapat mengingatkan kembali.
Obatnya ada 3 macam, yang berwarna orange gunanya untuk
menghilangkan suara-suara atau bayangan - bayangan. Yang berwarna putih
berfungsi untuk membuat tenang dan tidak kaku.Yang berwarna biRU
gunanya menenangkan pikiran.Semua obat ini harus anak minum 3 kali
sehari pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Obat harus selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan. Terakhir, jika ada tanda-tanda halusinasi muncul,
putus halusinasi dengan cara menepuk punggung anak ibu, kemudian suruh
untuk melakukan cara menghardik suara tersebut. Dia sudah saya ajarkan
untuk menghardik halusinasi sekarang, mari kita latihan memutus
halusinasinya. Sambil menepuk punggung anak ibu, katakan : sedang apa
kamu! “ kamu ingatkan apa yang diajarkan perawat jika suara-suara itu
datang? Ya, usir suara itu, !tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu
saya tidak mau dengar! ucapkan berulang-ulang. sekarang ibu praktikkan
cara yang baru saya ajarkan.
KELUARGA : sedang apa kamu! “ kamu ingatkan apa yang diajarkan
perawat jika suara-suara itu datang? Ya, usir suara itu, !tutup telinga kamu
dan katakan pada suara itu saya tidak mau dengar
PE : Bagus Ibu !
4) Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
PE : Bagaimana perasaan ibu berdiskusi dan latihan memutuskan
halusinasi anak ibu?
KELUARGA : Sangat senang.. terimakasih ya mbak ilmunya sangat
bermanfaat dan semoga anak saya cepat membaik dan tidak terdengar lagi
suara-suara aneh
PE : hhe iya bu, ibu bisa sebutkan cara yang telah saya jelasi tadi? Ada
berapa dan apa saja?
KELUARGA : ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukakan kegiatan yang sudah
terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.”
PE : Bagus! Bener ibu..
PE: baik ibu, waktunya telah selesai semoga anak ibu cepat sembuh saya
pamit dulu ya buk. Sampai jumpaa…
KELUARGA : Baik terimakasih mbak oca..

Anda mungkin juga menyukai