Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“ TRAUMA MEDULA SPINALIS”

Dosen Pembimbing :

Ns. Hendri Heriyanto, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 11:

1. Aria Maici Yosepa


2. Inda Anderani
3. Nurul Afni
4. Ocha Lesti
5. Parti Kurnia sari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tepat waktu.

Penulis menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik


materi maupun bahasa. Namun demikian, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik khususnya dari Dosen
pembimbing mata kuliah serta pembaca demi kemajuan makalah ini kedepannya.
Semoga Tuhan senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Aamiin.

Bengkulu, 27 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................

1.2 Tujuan………………………………………………………………

1.3 Manfaat……………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Trauma medula spinalis..................................................

2.2 Patofisiologi Trauma medula spinalis .............................................

2.3 Etiologi Trauma medula spinalis.......................................................

2.4 Gejala Klinis Trauma medula spinalis .............................................

2.5 Proses penyakit Trauma medulla spinalis………………………

2. 6 Komplikasi Trauma medula spinalis………………………………

2.7 Penatalaksanaan Medis Trauma medula spinalis……………………

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Trauma medula spinalis ................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .......................................................................................

4.2 Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma medula spinalis adalah trauma yang mengenai sumsum tulang


belakang (spinal cort/medula spinalis) yang pada umumnya terletak pada intra-
dural ekstra meduler. Selain itu juga ada yang terjadi pada ekstra dural serta intra-
durel walaupun jumlahnya tidak banyak

Akibat medula spinalis akibat trauma adalah paling sering terjadi dan menjadi
penyebab ketidak kemampuan dan kematian di united states. Kira-kira 10 %
trauma sistem saraf mengenai medula spinalis. Diperkirakan lebih dari 100 ribu
oarang menderita paralise Akibat cidera medula spinalis dan 10 ribu oarang atau
lebih terkena cidera dalam satahun. Kebanyakan orang yang cedera medula
spinalis adalah pria berumur 18 sampai 25 tahun

Kecelakaan medula spinalis terbesar disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas,


tempat yang paling sering terkena cidera adalah regio servikalis dan
persambungan thorak dan regio lumbal.

Lesi trauma yang berat dari medula spinalis dapat menimbulkan transaksi dari
medula spinalis atau merobek medula spinalis dari satun tepi ketepi yang lain
pada tingkat tertentu disertai hilangnya fungsi. Transaksi juga disebut cidera
Akibat medula spinalis lengkap. Quadriplegi terjadi pada pasien yang cidera pada
salah satu segmendari servikal Akibat medula spinalis. Pada tingkat awal semua
cidera Akibat medula spinalis belakang terjadi periode fleksi paralise dan hilang
semua reflek dibawah lagi. Fungsi sensori dan autonom juga hilang, medula
spinalis juga bisa menyebabkan gangguan sistem perkemihan, disrefleksi otonom
atau hiperefleksi juga fungsi seksual juga dapat terganggu
Perawatan awal setelah terjadi cidera kepala medula spinalis ditujukan pada
pengembalian kedudukan tulang dari tempat yang patah atau dislokasi. Langkah-
langkahnya terdiri dari immobilisasi sederhana, traksi skeletal, tindakan bedah
untuk membebaskan kompresi spina. Sangat penting untuk mempertahankan
tubuh dengan tubuh dipertahankan lurus dan kepala rata. Kantong pasir mungkin
diperlukan untuk mempertahankan kedudukan tubuh.

1.2 Tujuan
Mengidentifikasi pengertian, etiologi, patofisiologi dan penatalaksanaan pada
klien Trauma Medula Spinalis

1.3 Manfaat
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan agar hasil makalah ini dapat
dipergunakan sebagai: Bahan bacaan agar menambah wawasan bagi pembaca dan
manfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan peyakit Trauma Medula Spinalis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Trauma Medulla Spinalis adalah suatu fraktur atau pergeseran dari satu/lebih
tulang vertebra yang menyebabkan kerusakan medulla spinalis dan akar-akar saraf
sehingga mengakibatkan defisit neurologis dan perubahan persepsi sensori / paralisis
atau keduanya.

Trauma Medulla Spinalis adalah suatu fraktur vertebra yang mengakibatkan


disfungsi neurologis pada daerah servikal, thoracal dan lumbal yang menyebabkan
kelumpuhan extremitas bawah, disfungsi defekasi dan berkemih.

2.2 Patofisiologi

Trauma Medulla Spinalis biasanya diakibatkan trauma vertebra yang


diakibatkan oleh benturan langsung/tidak langsung yang dapat menyebabkan
fraktur/dislokasi pada medulla spinalis. Kerusakan berkisar dari komotio sampai
kontusio, kompresi tulang yang mengakibatkan pemotongan komplete atau
inkomplete. Daerah yang sering dilibatkan adalah daerah servikal, torakal dan lumbal.
Pada awalnya oleh paralisis, meskipun tidak ada perubahan mikroskopis atau jelas
sekali terputusnya medulla spinalis. Kemudian perdarahan kecil nampak pada
substansia kelabu dan meningkatnya perdarahan / nekrotik.

2.3 Etiologi

Pada penderita Trauma Medulla Spinalis adalah kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
tempat yang tinggi, kecelakaan karena olahraga, pukulan yang sangat keras dan
luka tusuk atau luka tembak pada daerah vertebra.
2.4 Gejala Klinis

Gejala klinis pada klien dengan Trauma Medulla Spinalis adalah disebabkan
karena cedera pada servikal, thoracal dan lumbal sehingga menyebabkan kehilangan
kontrol kandung kemih, kehilangan kontrol dalam defekasi, nyeri punggung, terjadi
kelemahan atau penurunan kekuatan tonus otot ( motorik ), hipotensi, bradikardi dan
parestesia.

2.5 Proses Penyakit

Proses penyakit pada penderita Trauam Medulla Spinalis adalah setelah

trauma mengakibatkan kerusakan medulla spinalis berkisar dari komotio sampai

kontusio, laserasi dan kompresi substansi medulla sampai transeksi lengkap medulla

spinalis.

Cedera parah dan keras, rotasi bersama dengan kelemahan relatif sendi-sendi

vertebra menyebabkan dislokasi anatar kolumna vertebralis yang relatif mobil dengan

ruas yang relatif terfiksasi yaitu antara segmen torakal bagian bawah dan segmen

lumbal bagian atas; antara segmen lumbal bagian bawah dan segmen sacrum.

Perubahan primer menyebabkan perdarahan kecil dalam substansia grisea

akibat berkurangnya aliran darah medulla spinalis dan hipoksia. Hipoksia substansia

grisea merangsang pelepasan katekolamin yang mendukung perdarahan dan nekrosis

pada daerah toracal dan lumbal sehingga menyebabkan paraparese / paraplegi.

Apabila medulla spinalis putus total maka semua sensasi integritas lintasan asendens

medulla spinalis berkurang / hilang sehingga dapat menyebabkan arefleksia spinalis


atau syok spinal. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan Skema Proses

Perjalanan Penyakit Pada Penderita Trauma Medulla Spinalis adalah sebagai berikut :

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT TRAUMA MEDULLA SPINALIS

Trauma Vertebra

Dislokasi Koluimna Vertebralis

Perdarahan Kecil Dalam Substansia Grisea

Hipoksia Substansia Grisea

Disfungsi Medulla Spinalis Thoracal Lumbal Yang Menyeluruh

Paraparese/Paraplegi

Sumber : Sylvia Wilson, et.al, 1995, Patofisiologi Klinis-klinis Penyakit.

2.6 Komplikasi

Kompliasi yang dapat terjadi pada penderita Trauma Medulla Spinalis adalah
autonomik disrefleksia, neurologik bladder, kelumpuhan dan disfungsi sexual ( pada
laki-laki dapat menyebabkan impotensi dan pada wanita dapat menyebabkan persepsi
kenikmatan sexualnya dapat berubah

2.7 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan pada penderita trauma medulla spinalias adalah sebagai berikut :

1). Konservatif

Penatalaksanaan konservatif terdiri atas :


a). Penatalaksanaan Perkemihan

Penatalaksanaan perkemihan pada trauma medulla spinalis adalah

pemasangan kateter urine dengan tujuan mempertahankan sedikitnya 30

cc/jam.

b). Penatalaksanaan Pernafasan

Penatalaksanaan Pernafasan pada Trauma Medulla Spinalis adalah

dengan menggunakan ventilator mekanis, mengajarkan tehnik batuk efektif

untuk membantu membersihkan jalan nafas.

c). Latihan Usus

Tujuan dari latihan usus ini adalah untuk mempertahankan dan

mencapai kontinensia usus.

d). Perawatan Kulit

Perawatan kulit pada penderita trauma medulla spinalis adalah

menggunakan krim / lotion, menggunakan alas untuk mencegah lembabnya

kulit di bawah permukaan tubuh, menggunakan sepatu yang cukup dengan

ukuran kaki untuk menghindari benturan dan gesekan kaki, memakai kaos

kaki yang terbuat dari bahan katun dan melakukan masase dengan teratur.

e). Obat-obatan

Pemberian farmakoterapi pada penderita Trauma Medulla Spinalis

adalah pemberian kortikosteroid dosis tinggi khususnya metil prednison untuk

memperbaiki prognosis dan mengurangi kecacatan bila diberikan dalam 8 jam


cedera. Kemudian pemberian steroid dosis tinggi seperti Mannitol ( diberikan

untuk menurunkan edema ), Dextran ( diberikan untuk mencegah tekanan

darah menurun dan memperbaiki aliran daerah kapiler ).

f). Reduksi dan Traksi Skeletal

Penatalaksanaan Trauma medulla spinalis memerlukan immobilisasi

dan reduksi dislokasi ( memperbaiki posisi normal ) dan stabilisasi columna

vertebra.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas klien, meliputi nama, usia, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register,
dan diagnosis medis.
b. Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan
kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas,
inkontinensia urine dan inkontinensia alvi, nyeri tekan otot, hiperestesia
tepat di atas daerah trauma, dan deformitas pada daerah trauma.
c. Riwayat penyakit sekarang. Kaji adanya riwayat trauma tulang belakang
akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industri,
jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena
tali pengaman (fraktur chance), dan kejatuhan benda keras. Pengkajian
yang didapat meliputi hilangnya sensibilitas, paralisis (dimulai dari
paralisis layu disertai hilangnya sensibilitas secara total dan melemah/
menghilangnya refleks alat dalam) ileus paralitik, retensi urine, dan
hilangnya refleks-refleks.
d. Riwayat kesehatan dahulu. Merupakan data yang diperlukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan klien sebelum menderita penyakit
sekarang , berupa riwayat trauma medula spinalis. Biasanya ada trauma/
kecelakaan.
e. Riwayat kesehatan keluarga. Untuk mengetahui ada penyebab herediter
atau tidak
f. Masalah penggunaan obat-obatan adiktif dan alkohol.
g. Riwayat penyakit dahulu. Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi
adanya riwayat penyakit degeneratif pada tulang belakang, seperti
osteoporosis dan osteoartritis.\Pengkajian psikososiospiritual.
h. Pemeriksaan fisik.
1. Aktivitas isterahat
Tanda : kelumpuhan otot ( terjadi kelemahan selama syok spinal )
pada/ dibawah lesi. Kelemahan umum/kelemahan otot ( trauma dan
adanya kompresi saraf)
2. Sirkulasi
Gejala: Berdebar –Debar, pusing saat melakukan perubahan posisi
atau bergerak.
Tanda : hipotensi, hipotensi postural, bradikardi, ektremias dingin dan
pucat. Hilangnya keringat pada daerah yang terkena.
3. Eliminasi
Tanda : inkontinensia defekasi dan berkemih. Retensi urine. Distensi
abdomen, peristaltic usus hilang. Melena, emesis berwarna seperti
kopi tanah/hematemesis
4. Integritas Ego
Gejala : Menyangkal, tidak percaya, sedih, marah.
Tanda : takut, cemas, gelisah , menari diri.
5. Makanan/ Cairan
Tanda : mengalami distensi abdomen, peristaltic usus hilang ( ileus
paralitik)
6. Higyene
Tanda : sangat ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
7. Neurosensori
Gejala : kebas, kesemutan, rasa terbakar pada lengan /kaki. Paralysis
flaksid/spastisitas dapat terjadi saat syok spinal teratasi, tergantung
pada area spinal yang sakit.
Tanda : Kelumpuhan, kelemahan (kejang dapat berkembang saat
terjadi perubahan pada syok spinal.Kehilangan sensasi, kehilangan
tonus otot/ vasomotor, kehilangan refleks/ refleks asimetris termasuk
tendon dalam. Perubahan reaksi pupil,ptosis, kehilangan keringat dari
bagian tubuh yang terkena karena pengaruh trauma spinal.
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala ; Nyeri tekan otot, hiperestesia tepat diatas daerah trauma
Tanda : Mengalami deformitas, postur,nyeritekan vertebral.
9. Pernapasan
Gejala : napas pendek, “ lapar udara” sulit bernapas.
Tanda : pernapasan dangkal/labored,periode apnea, penurunan bunyi
napas, ronki,pucat, sianosis.
10. Keamanan
gejala : suhu yang berfluktuasi
11. Seksualitas
gejala : keinginan untuk kembali seperti fungsi normal.
Tanda : Ereksi tidak terkendali (pripisme), menstruasi tidak teratur.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan Kaji nyeri
yang dialami klien
2. Resti injuri / cedera korda spinalis b/d kompres korda sekunder dari cedera
spinal servikal tidak stabil.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur lumbalis
4. Inkontinensia defekasi bd kerusakan saraf motorik bawah
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan Kaji nyeri
yang dialami klien
- kaji faktor yang menurunkan toleransi nyeri
- kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
- Pantau tanda- tanda vital
- Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
- Kolaborasi dalam pemberian obat Analgetik
2. Resti injuri / cedera korda spinalis b/d kompres korda sekunder dari cedera
spinal servikal tidak stsbil.
- Monitor TTV
- Monitor tiap jam akan adanya syok spinal pada fase awal cedera
selama 48 jam.
- Lakukan Teknik Pengangkatan cara log rolling atau long back boord
pada setiap transportasi klien.
- Imobilisasi leher terutama pada klien yang mengalami cedera spinal
tidak stabil.
- Beri penjelasan tentang kondisi klien.
- Kolaborasi dengan Tim medis.
- Pemeriksaan radiologi
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur lumbalis
- Tingkatkan mobilitas dan pergerakan yang optimal
- Tingkatkan mobilitas ekstremitas atau Latih rentang pergerakan sendi
pasif
- Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi
- Anjurkan keluarga untuk memandikan klien dengan air hangat.
- Ubah posisi minimal setiap 2 jam sekali
- inspeksi kulit terutama yang bersentuhan dengan tempat tidur
4. Inkontinensia defekasi bd kerusakan saraf motorik bawah
- Kaji adanya gangguan pola eliminasi (BAB)
- observasi adanya peses di pampers klien
- Anjurkan kepada klien untuk memberi tahu perawat atau keluarga
kalau terasa BAB
- Anjurkan kepada keluarga untuk sering mengawasi klien
- Jelaskan kepada klien tentang adanya gangguan pola eliminasi
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
- Kaji tingkat pengetahuan klien
- Kaji latar belakang pendidikan klien
- Berikan penkes kepada klien dan keluarga tentang penyakit dan diit
makanan yang dapat mempercepat penyembuhan
- Berikan kesempatan klien untuk bertanya
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Trauma medula spinalis adalah trauma yang mengenai sumsum tulang


belakang (spinal cort/medula spinalis) yang pada umumnya terletak pada intra-dural
ekstra meduler. Selain itu juga ada yang terjadi pada ekstra dural serta intra-durel
walaupun jumlahnya tidak banyak.

Trauma pada medula spinalis adalah cedera yang mengenai servikalis,


vertebra, dan lumbal akibat trauma, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu
lintas, kecelakaan olahraga, dan sebagainya.

Trauma medula spinalis adalah trauma yang bersifat kompresi akibat trauma indirek
dari atas dan dari bawah.

Penyebab dari cedera medula spinalis adalah :

1. kecelakaan lalu lintas.


2. Jatuh dari tempat yang tinggi
3. Kecelakaan karena olahraga
4. Pukulan yang sangat keras dan luka tusuk atau luka tembak pada daerah vertebra.

4.2 Saran

Demikianlah makalah ini yang penulis susun dengan penuh keikhlasan.


Diharapkan dengan adanya makalah opini mahasiswa dapat menambah wawasan
mengenai penyakit Trauma Medula Spinalis . Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki penulisan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit Edisi 6. Jakarta

Tutuapri Lariani, 2012. Sistem Neoro BEHA Vior. Selemba Medika.Jakarta

http://online-ners.blogspot.com/2013/02/asuhan-keperawatan-cedera-medula.html

http://irsalcimura.blogspot.com/2012/11/askep-cedera-medula-spinalis.html

Anda mungkin juga menyukai