Dosen Pembimbing :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tepat waktu.
Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik khususnya dari Dosen
pembimbing mata kuliah serta pembaca demi kemajuan makalah ini kedepannya.
Semoga Tuhan senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan………………………………………………………………
1.3 Manfaat……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Akibat medula spinalis akibat trauma adalah paling sering terjadi dan menjadi
penyebab ketidak kemampuan dan kematian di united states. Kira-kira 10 %
trauma sistem saraf mengenai medula spinalis. Diperkirakan lebih dari 100 ribu
oarang menderita paralise Akibat cidera medula spinalis dan 10 ribu oarang atau
lebih terkena cidera dalam satahun. Kebanyakan orang yang cedera medula
spinalis adalah pria berumur 18 sampai 25 tahun
Lesi trauma yang berat dari medula spinalis dapat menimbulkan transaksi dari
medula spinalis atau merobek medula spinalis dari satun tepi ketepi yang lain
pada tingkat tertentu disertai hilangnya fungsi. Transaksi juga disebut cidera
Akibat medula spinalis lengkap. Quadriplegi terjadi pada pasien yang cidera pada
salah satu segmendari servikal Akibat medula spinalis. Pada tingkat awal semua
cidera Akibat medula spinalis belakang terjadi periode fleksi paralise dan hilang
semua reflek dibawah lagi. Fungsi sensori dan autonom juga hilang, medula
spinalis juga bisa menyebabkan gangguan sistem perkemihan, disrefleksi otonom
atau hiperefleksi juga fungsi seksual juga dapat terganggu
Perawatan awal setelah terjadi cidera kepala medula spinalis ditujukan pada
pengembalian kedudukan tulang dari tempat yang patah atau dislokasi. Langkah-
langkahnya terdiri dari immobilisasi sederhana, traksi skeletal, tindakan bedah
untuk membebaskan kompresi spina. Sangat penting untuk mempertahankan
tubuh dengan tubuh dipertahankan lurus dan kepala rata. Kantong pasir mungkin
diperlukan untuk mempertahankan kedudukan tubuh.
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi pengertian, etiologi, patofisiologi dan penatalaksanaan pada
klien Trauma Medula Spinalis
1.3 Manfaat
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan agar hasil makalah ini dapat
dipergunakan sebagai: Bahan bacaan agar menambah wawasan bagi pembaca dan
manfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan peyakit Trauma Medula Spinalis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Trauma Medulla Spinalis adalah suatu fraktur atau pergeseran dari satu/lebih
tulang vertebra yang menyebabkan kerusakan medulla spinalis dan akar-akar saraf
sehingga mengakibatkan defisit neurologis dan perubahan persepsi sensori / paralisis
atau keduanya.
2.2 Patofisiologi
2.3 Etiologi
Pada penderita Trauma Medulla Spinalis adalah kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
tempat yang tinggi, kecelakaan karena olahraga, pukulan yang sangat keras dan
luka tusuk atau luka tembak pada daerah vertebra.
2.4 Gejala Klinis
Gejala klinis pada klien dengan Trauma Medulla Spinalis adalah disebabkan
karena cedera pada servikal, thoracal dan lumbal sehingga menyebabkan kehilangan
kontrol kandung kemih, kehilangan kontrol dalam defekasi, nyeri punggung, terjadi
kelemahan atau penurunan kekuatan tonus otot ( motorik ), hipotensi, bradikardi dan
parestesia.
kontusio, laserasi dan kompresi substansi medulla sampai transeksi lengkap medulla
spinalis.
Cedera parah dan keras, rotasi bersama dengan kelemahan relatif sendi-sendi
vertebra menyebabkan dislokasi anatar kolumna vertebralis yang relatif mobil dengan
ruas yang relatif terfiksasi yaitu antara segmen torakal bagian bawah dan segmen
lumbal bagian atas; antara segmen lumbal bagian bawah dan segmen sacrum.
akibat berkurangnya aliran darah medulla spinalis dan hipoksia. Hipoksia substansia
Apabila medulla spinalis putus total maka semua sensasi integritas lintasan asendens
Perjalanan Penyakit Pada Penderita Trauma Medulla Spinalis adalah sebagai berikut :
Trauma Vertebra
Paraparese/Paraplegi
2.6 Komplikasi
Kompliasi yang dapat terjadi pada penderita Trauma Medulla Spinalis adalah
autonomik disrefleksia, neurologik bladder, kelumpuhan dan disfungsi sexual ( pada
laki-laki dapat menyebabkan impotensi dan pada wanita dapat menyebabkan persepsi
kenikmatan sexualnya dapat berubah
1). Konservatif
cc/jam.
ukuran kaki untuk menghindari benturan dan gesekan kaki, memakai kaos
kaki yang terbuat dari bahan katun dan melakukan masase dengan teratur.
e). Obat-obatan
vertebra.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas klien, meliputi nama, usia, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register,
dan diagnosis medis.
b. Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan
kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas,
inkontinensia urine dan inkontinensia alvi, nyeri tekan otot, hiperestesia
tepat di atas daerah trauma, dan deformitas pada daerah trauma.
c. Riwayat penyakit sekarang. Kaji adanya riwayat trauma tulang belakang
akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industri,
jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena
tali pengaman (fraktur chance), dan kejatuhan benda keras. Pengkajian
yang didapat meliputi hilangnya sensibilitas, paralisis (dimulai dari
paralisis layu disertai hilangnya sensibilitas secara total dan melemah/
menghilangnya refleks alat dalam) ileus paralitik, retensi urine, dan
hilangnya refleks-refleks.
d. Riwayat kesehatan dahulu. Merupakan data yang diperlukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan klien sebelum menderita penyakit
sekarang , berupa riwayat trauma medula spinalis. Biasanya ada trauma/
kecelakaan.
e. Riwayat kesehatan keluarga. Untuk mengetahui ada penyebab herediter
atau tidak
f. Masalah penggunaan obat-obatan adiktif dan alkohol.
g. Riwayat penyakit dahulu. Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi
adanya riwayat penyakit degeneratif pada tulang belakang, seperti
osteoporosis dan osteoartritis.\Pengkajian psikososiospiritual.
h. Pemeriksaan fisik.
1. Aktivitas isterahat
Tanda : kelumpuhan otot ( terjadi kelemahan selama syok spinal )
pada/ dibawah lesi. Kelemahan umum/kelemahan otot ( trauma dan
adanya kompresi saraf)
2. Sirkulasi
Gejala: Berdebar –Debar, pusing saat melakukan perubahan posisi
atau bergerak.
Tanda : hipotensi, hipotensi postural, bradikardi, ektremias dingin dan
pucat. Hilangnya keringat pada daerah yang terkena.
3. Eliminasi
Tanda : inkontinensia defekasi dan berkemih. Retensi urine. Distensi
abdomen, peristaltic usus hilang. Melena, emesis berwarna seperti
kopi tanah/hematemesis
4. Integritas Ego
Gejala : Menyangkal, tidak percaya, sedih, marah.
Tanda : takut, cemas, gelisah , menari diri.
5. Makanan/ Cairan
Tanda : mengalami distensi abdomen, peristaltic usus hilang ( ileus
paralitik)
6. Higyene
Tanda : sangat ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
7. Neurosensori
Gejala : kebas, kesemutan, rasa terbakar pada lengan /kaki. Paralysis
flaksid/spastisitas dapat terjadi saat syok spinal teratasi, tergantung
pada area spinal yang sakit.
Tanda : Kelumpuhan, kelemahan (kejang dapat berkembang saat
terjadi perubahan pada syok spinal.Kehilangan sensasi, kehilangan
tonus otot/ vasomotor, kehilangan refleks/ refleks asimetris termasuk
tendon dalam. Perubahan reaksi pupil,ptosis, kehilangan keringat dari
bagian tubuh yang terkena karena pengaruh trauma spinal.
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala ; Nyeri tekan otot, hiperestesia tepat diatas daerah trauma
Tanda : Mengalami deformitas, postur,nyeritekan vertebral.
9. Pernapasan
Gejala : napas pendek, “ lapar udara” sulit bernapas.
Tanda : pernapasan dangkal/labored,periode apnea, penurunan bunyi
napas, ronki,pucat, sianosis.
10. Keamanan
gejala : suhu yang berfluktuasi
11. Seksualitas
gejala : keinginan untuk kembali seperti fungsi normal.
Tanda : Ereksi tidak terkendali (pripisme), menstruasi tidak teratur.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan Kaji nyeri
yang dialami klien
2. Resti injuri / cedera korda spinalis b/d kompres korda sekunder dari cedera
spinal servikal tidak stabil.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur lumbalis
4. Inkontinensia defekasi bd kerusakan saraf motorik bawah
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan Kaji nyeri
yang dialami klien
- kaji faktor yang menurunkan toleransi nyeri
- kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
- Pantau tanda- tanda vital
- Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
- Kolaborasi dalam pemberian obat Analgetik
2. Resti injuri / cedera korda spinalis b/d kompres korda sekunder dari cedera
spinal servikal tidak stsbil.
- Monitor TTV
- Monitor tiap jam akan adanya syok spinal pada fase awal cedera
selama 48 jam.
- Lakukan Teknik Pengangkatan cara log rolling atau long back boord
pada setiap transportasi klien.
- Imobilisasi leher terutama pada klien yang mengalami cedera spinal
tidak stabil.
- Beri penjelasan tentang kondisi klien.
- Kolaborasi dengan Tim medis.
- Pemeriksaan radiologi
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur lumbalis
- Tingkatkan mobilitas dan pergerakan yang optimal
- Tingkatkan mobilitas ekstremitas atau Latih rentang pergerakan sendi
pasif
- Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi
- Anjurkan keluarga untuk memandikan klien dengan air hangat.
- Ubah posisi minimal setiap 2 jam sekali
- inspeksi kulit terutama yang bersentuhan dengan tempat tidur
4. Inkontinensia defekasi bd kerusakan saraf motorik bawah
- Kaji adanya gangguan pola eliminasi (BAB)
- observasi adanya peses di pampers klien
- Anjurkan kepada klien untuk memberi tahu perawat atau keluarga
kalau terasa BAB
- Anjurkan kepada keluarga untuk sering mengawasi klien
- Jelaskan kepada klien tentang adanya gangguan pola eliminasi
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
- Kaji tingkat pengetahuan klien
- Kaji latar belakang pendidikan klien
- Berikan penkes kepada klien dan keluarga tentang penyakit dan diit
makanan yang dapat mempercepat penyembuhan
- Berikan kesempatan klien untuk bertanya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trauma medula spinalis adalah trauma yang bersifat kompresi akibat trauma indirek
dari atas dan dari bawah.
4.2 Saran
http://online-ners.blogspot.com/2013/02/asuhan-keperawatan-cedera-medula.html
http://irsalcimura.blogspot.com/2012/11/askep-cedera-medula-spinalis.html