Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Kelompok 6

Mohammad arfan (4014030012)


Muhammad oki (4014030024)
Syahrum Alams (4014030020)
Zakiah Mutia (4014030023)

PROGRAM SARJANA TERAPAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2015
DISKUSI KELOMPOK

1. Apa saja tantangan MSDM yang dihadapi industri konstruksi di masa depan,
khususnya di Indonesia. Apa bedanya dengan di masa lalu?

2. Jelaskan elemen-elemen dari struktur industri, budayanya dan operasionalnya yang


dapat mendorong efektifnya pengelolaan dan pengembangan SDM pada industri
konstruksi?

3. Apa saja tantangan lainnya yang terdapat pada proyek konstruksi dibandingkan
dengan sektor industri berbasis proyek lainnya?

1. Tantangan manajemen sumber daya ke depan semakin meningkat dan kompleks.


Pasar konstruksi semakin kondusif baik di dalam negeri maupun diluar negeri, dengan
nilai kapitalisasi yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Imbas dari peningkatan
nilai kapitalisasi konstruksi ini adalah meningkatnya permintaan/kebutuhan tenaga
kerja konstruksi baik dalam maupun luar negeri.
Hal ini tentunya membutuhkan kesiapan tenaga kerja konstruksi di berbagai
tingkatan.Kebutuhan tenaga kerja konstruksi akan semakin meningkat, dilihat dari
jumlah tenaga kerja konstruksi dari 4,7 juta (BPS 2006) menjadi 6,9 juta (BPS 2013)
dengan pertumbuhan sekitar 6% pertahun.
Tantangan di masa depan yang nyata akan kita hadapi dalam waktu dekat adalah
pemberlakuan ASEAN Community 2015 dengan konsekuensi masuknya tenaga kerja
asing di bidang industri konstruksi yang akan sulit dibendung & berpotensi dapat
mengambil alih peran tenagalokal. Serbuan tenaga kerja asing ini cukup
menghawatirkan karena di dalam negeri, data BPS tahun 2011 menyebutkan dari
sekitar 6 juta tenaga kerja konstruksi Indonesia, yang bersertifikat baru 400.000 orang
dengan perincian 100.000 (tenaga ahli), dan 300.000 (tenaga terampil)
2. Salah satu konsep dalam budaya industri adalah budaya 5R. Konsep ini
sederhana mudah dipahami, dan merupakan langkah awal penyebarluasan budaya
industry. 5R yang dikembangkan di Jepang, disebut sebagai 5S ( Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, dan Shirsuke ).
Kemudian berbagai Negara maju melakukan adaptasi guna melakukan
revitalisai industry mereka, Di Inggris dan amerika, 5R disebut 5C( Clear-out,
Configure, Clean, conform, Custom ), sedang di Jerman dikenal seabagi 5A
(Aussrtieren unnotiger Dinge, Arbeitsplatz sauber halten, Anordnungen zur REgel
machen, Alle Punkte einhalten, undstanding verbessern ), dan di Indonesia kita kenal
dengan 5R alias ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin ). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa 5R merupakan budaya industry yang bersifat universal dan
internasional.
Konsep yang sangat sederhana ini, sering diabaikan. Namun dalam kenyataan,
industri tanpa 5R tidak akan mampu berprestasi secara layak. Pada Industri jepang 5R
adalah sebagai fondasi bagi semua industri.
5R merupakan budaya tentang bagaimana seorang memperlakukan tempat
kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan
bekerja dapat diciptakan dan tentunya sasarn pokok industry yang berupa:
· Efisiensi kerja
· Produktivitas kerka
· Kualitas kerja
· Keselamatankerja

PEMBAHASAN

R-1 : RINGKAS
Ringkas merupakan langkah awal untuk melaksanakan 4R yang lainnya yaitu
dengan cara menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan ditempat kerja agar
tempat kerja tidak tersita oleh banyaknya barang yang berakibat sempit, susah
bergerak dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Empat langkah menuju ringkas
adalah penjelasan untuk peyeragaman pengertian, kegiatan meringkas ditempat kerja,
pemeriksaan berkala dan standarisasi ringkas.
R-2 : RAPI
Pengertian rapi disini adalah setiap barang harus ada wadahnya dan setiap
wadah harus pada tempatnya sehingga mudah untuk mencari dan setiap barang yang
berada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti. Lima langkah menuju rapi
adalah pengelompokkan barang, persiapan tempat, beri tanda batas, buat tanda label
atau indikasi dan buat peta peletakan barang.
R-3 : RESIK
Pada dasarnya manusia dilahirkan menyukai keadaan bersih dan indah,
tempat gelap dan kumuh sangat mengganggu pemandangan dan proses kerja. Secara
makro adalah membersihkan segala sesuatu dan menangani penyebab secara
keseluruhan, secara individual adalah membersihkan tempat kerja atau bagian khusus
mesin dan secara mikro adalah membersihkan bagian dan alat khusus serta penyeba
kotoran diidentifikasi dan diperbaiki. Empat langkah menuju resik adalah sarana
kebersihan, pembersihan, peremajaan dan pelestarian.
R-4 : RAWAT
Pengertian rawat adalah menjaga agar barang, tempat kerja atau apa saja
yang ada ditempat kerja terjaga dengan kondisi yang baik dan dapat digunakan jika
dibutuhkan. Sasaran rawat yang lebih utama adalah adanya standar kerja, keselamatan
kerja dan kualitas tinggi. Disamping memelihara peralatan juga menambah nilai
manajemen visual. Lima langkah menuju rawat adalah penentuan butir pengendalian,
penetapan kondisi tidak wajar, mekanisme pemantauan, pola tindak lanjut dan
pemeriksaan.
R-5 : RAJIN
Secara umum pengertian dari rajin adalah melakukan apa yang harus
dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan. Pengendalian visual
ditempat kerja merupakan langkah awal dari rajin sehingga menciptakan tempat kerja
dimana masalah dapat segera dikenali dan tindakan perbaikan dapat segera diambil.
Rajin harus dimulai dengan standar yang ketat yaitu standar jelas dan tidak
membingungkan, pimpinan memeriksa tempat kerja secara berkala, system dapat
terlaksana dengan sendirinya, dapat dikembangkan menjadi peraturan dan dapat
membuat kerjasama kelompok. Empat langkah menuju rajin adalah penetapan target
bersama, teladan dari atasan perlu dikembangkan, pembinaan hubungan karyawan dan
kesempatan belajar bagi karyawan.
3. Tantangan lainnya yang terdapat pada proyek konstruksi dibandingkan dengan sektor
industri berbasis proyek lainnya diantara lain adalah penggunaan teknologi. Pada industri
berbasis proyek lainnya kemajuan teknologi dapat mengurangi sebagian besar peran
manusia dalam pelaksanaannya, hampir seluruhnya menggunakan mesin manusia hanya
sebagai operator yang menjalankan. Industri konstruksi tidak luput dari penggunaan
teknologi, tetapi tetap membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah besar untuk
menyelesaikan suatu proyek.
Iklim juga menjadi tantangan dalam proyek konstrksi industri lainnya sebagian besar
dikerjakan di dalam pabrik yang tidak akan tepengauh oleh kondisi alam di luar, tetapi
dalam proyek konstruksi iklim berperan cukup penting terutama pada proyek konstruksi
jalan, jembatan, dan strutur hidrolik yang sangat dipengaruhi oleh musim hujan.

Anda mungkin juga menyukai