Oleh
PERAWATAN REM
PADA TRUK ISUZU ELF
Oleh
PERAWATAN REM
PADA TRUK ISUZU ELF
Oleh
Mengetahui:
Ketua Program Studi D3 Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali
ii
KATA PENGANTAR
Saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena
atas berkat-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa di
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.
Sejak dimulainya Praktik Kerja Lapangan hingga penyusunan laporan ini,
kami mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
A. Bapak I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom., selaku Direktur Politeknik Negeri Bali
B. Bapak Dr. Ir. I Gede Santosa, M.Erg., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
C. Bapak I Kadek Ervan Hadi Wiyanta, S.T., M.T., selaku Sekretais Jurusan
Teknik Mesin
D. Bapak , I Wayan Suastawa, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi D3 Teknik
Mesin
E. Bapak , Ir. I. Wayan Suirya, M.T., selaku Dosen Pembimbing
F. Bapak I Wayan Juliarta selaku pembimbing lapangan yang telah mengijinkan
kami melaksanakan PKL sekaligus mengarahkan, membina dan memberi
masukan selama pelaksanaan PKL.
G. Orang Tua yang telah memberi dukungan moral secara materil.
H. Para Dosen, Staf Administrasi, dan teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bali yang juga telah banyak membantu.
Saya berharap agar pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan mendatang dapat
terlaksana dengan lebih baik, dan semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
dapat diterima dengan baik serta bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari
bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan masih ada kekurangan oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna perbaikan di
kesempatan berikutnya.
iii
Daftar Isi
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Daftar Gambar........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup Materi........................................................................................2
1.4 Prosedur Pelaksanaan.........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4
2.1 Pengertian Sistem Rem.......................................................................................4
2.2 Prinsip Kerja Sistem Rem Pada Truk.................................................................6
2.2.1 Prinsip Kerja Sistem Rem Tromol (Drum Brake).............................6
2.2.2 Prinsip Kerja Sistem Exhaust Brake..................................................7
2.3 Sistem Pengereman.............................................................................................8
2.3.1 Sistem Rem Tromol ( Drum Brake )..................................................8
2.3.2 Sistem Exhaust Brake........................................................................9
2.4 Komponen Sistem Rem....................................................................................11
2.4.1 Komponen Sistem Rem Tromol ( Drum Brake ).............................11
2.4.2 Komponen Sistem Rem Exhaust Brake...........................................16
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................22
3.1 Profil Perusahaan..............................................................................................22
3.1.1 Sejarah Perusahaan..........................................................................22
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................23
iv
3.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab dari Setiap Jabatan..............................23
3.2 Spesifikasi Truk Isuzu Elf.................................................................................24
3.3 Sistem Rem Truk Isuzu Elf...............................................................................24
3.3.1 Perawatan Sistem Rem Truk Isuzu Elf............................................25
BAB IV PENUTUP...............................................................................................31
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................31
4.2 Saran.................................................................................................................31
Daftar Pustaka
BAB I
v
BAB IIDaftar Gambar
vi
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................23
Gambar 3.3 Spesifikasi Truk Isuzu Elf................................................................24
vii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang wajib
dipertanggungjawabkan dan ditempuh oleh mahasiswa khususnya program D3
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Diharapkan dengan kegiatan
tersebut mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang dunia industri serta
bisa mengikuti perkembangan teknologi saat ini, Oleh karena itu, kemampuan
akurat setiap objek permasalahan yang ada pada ruang lingkup dunia industri yang
dijalaninya denga mendapat bimbingan dari pembimbing.
1
b. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2
d. Prosedur Pelaksanaan
1. Lokasi
2. Waktu Pelaksanaan
3. Jadwal Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan setiap hari Senin sampai hari Sabtu,
mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Hari Minggu dan Hari Raya Hindu libur.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem rem adalah suatu sistem pada pada kendaraan yang bergerak untuk
memperlambat dan menghentikan laju kendaraan. Prinsip kerjanya dengan cara
bagian kampas rem menekan bagian komponen rem yang bergerak dan terjadi
gesekan, sehingga roda kendaraan mengalami perlambat atau berhenti. Gesekan
dapat menimbulkan panas. Oleh karena itu komponen pada sistem rem harus
tahan panas.
Pada sistem pengereman terdapat beberapa jenis rem, seperti rem cakram
dan rem tromol. Rem cakram atau yang dikenal dengan sebutan disc brake, rem
ini punya komponen utama yang terdiri dari piringan cakram dan kaliper rem
yang berisi piston serta kampas. Sama seperti namanya, sistem kerja rem ini
mengandalkan penjepitan piringan cakram pada roda mobil. Sedangkan rem
tromol atau yang di kenal dengan sebutan drum brake ini memiliki komponen
utama yaitu silinder roda, kampas rem, dan tromol rem. Tromol adalah komponen
yang berbentuk serupa mangkuk. Komponen ini bakal berputar sesuai putaran
roda pada kendaraan.
4
Sistem rem cakram atau disc brake lebih cocok digunakan pada mobil-
mobil modern, mobil sport, dan mobil lainnya dengan CC yang besar, karena rem
cakram atau disc brake mempunyai peforma pengereman yang lebih konsisten,
rotor dan kaliper terekspos udara jadi rem lebih cepat dingin. Rem cakram juga
punya daya pakai yang lebih lama dibanding rem tromol. Sedangkan rem tromol
atau drum brake lebih cocok digunakan pada mobil-mobil besar seperti Truk dan
Bus, karena kinerja pengeraman pada rem tromol lebih lembut dan penampang
pengereman dapat dibuat lebih lebar untuk memaksimalkan pengereman. Selain
itu rem tromol juga mampu menahan beban yang cukup besar, itu sebabnya rem
tromol masih banyak digunakan pada kendaraan berat seperti Truk atau Bus.
Sistem rem tromol atau drum brake yang tertutup justru menghambat
udara untuk mendinginkan gesekan. Jadi rem tromol atau drum brake lebih cepat
panas, bila rem tromol mengalami panas berlebih akan mempengaruhi sistem
pengereman pada kendaraan besar seperti truk dan bus, yang akan mengakibatkan
gangguan-gangguan sebagai berikut :
a. Merusak karet rem yang terdapat pada silinder rem yang menyebabkan
rem menjadi bocor.
b. Karena panas berlebih akan berpengaruh ke velg dan membuat velg roda
retak.
c. Bisa membuat shield pada roda rusak dan mengakibatkan gemuk di roda
masuk ke sistem rem.
5
f. Prinsip Kerja Sistem Rem Pada Truk
Prinsip kerja rem yaitu dari mulanya mesin mengubah energi panas
menjadi energi kinetik (eneri gerak) untuk menggerakkan kendaraan.
Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk
menghentikan kendaraan. Dan pada pengertian lain rem dapat diartikan Tenaga
gerak putar roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga
panas itu segera dibuang ke udara luar. Pengereman dilakukan dengan cara
menekan sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol (break drum) yang
berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan dan kendaraan melambat
untuk berhenti.
6
Prinsip Kerja Sistem Exhaust Brake
( Sumber : www.mobilunik.com )
Prinsip kerja Exhaust break ialah menggunakan tekanan gas buang dari
mesin yang disumbatkan di dalam pipa knalpot, besarnya tekanan gas buang
inilah yang akan menahan putaran piston di dalam mesin serta secara perlahan
kecepatan kendaraan pula akan menurun. sistem pengereman ini hanya membantu
memperlambat kendaraan saja.
7
g. Sistem Pengereman
Rem drum atau disebut juga rem tromol adalah rem yang bekerja atas
dasar gesekan antara sepatu rem dengan drum yang ikut berputar dengan putaran
roda kendaraan. Agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik,
sepatu rem dibuat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
8
d. Konstruksinya yang tertutup sehingga lebih bersih karena tidak mudah
terkena debu dan kotoran dari luar.
9
dengan otomatis. gas buang yang bertekanan tadi akan kembali ke dalam mesin
serta menahan putaran mesin sehingga berdampak pada melambat nya putaran
roda pula, tetapi sistem ini pula memerlukan RPM ataupun putaran mesin yang
besar buat memanfaatkannya jika sasis mesin dalam RPM yang besar Maka gas
buang yang dihasilkan pula sangat besar serta exhaust brake sistem di aktifkan
akan memberikan Dampak pengereman yang besar pula. semakin menurunnya
RPM mesin hingga dampak pengirimannya juga turut menurun karena gas buang
yang dihasilkan dan disumbat kan juga akan sedikit
Kekurangan dari sistem exhaust brake adalah Penggunaan rem ini tidak
boleh berlebihan dan pengemudi harus benar-benar paham akan suara mesin. Jika
hal ini diabaikan, maka kerusakan pada mesin kemungkinan bisa terjadi.
10
h. Komponen Sistem Rem
A. Backing Plate
11
Gambar 2.6 Backing Plate
( Sumber : google.com )
Backing plate adalah piringan berbahan logam tipis yang berada teoat
dibelakang sistem rem tromol. Backing plate ini berfungsi sebagai rangka
sekaligus pelindung komponen rem tromol lainnya.
B. Silinder Rem
12
Silinder rem adalah untuk mengubah tekanan fluida menjadi gerakan
mekanis. Pada sistem rem tromol, ada beberapa tipe silinder rem yang digunakan.
Namun yang banyak digunakan saat ini adalah tipe wheel cylinder tipe dual piston
yang diaplikasikan pada tromol jenis leading dan trailing. Tipe ini memiliki ciri
silinder rem yang terikat oleh baut ke backing plate dengan dua buah piston.
Brake shoe atau sepatu rem adalah tempat untuk meletakan kampas rem
pada sistem rem tromol. Brake shoe berbentuk setengah lingkaran berjumlah dua
yang apabila digabungkan akan membentuk sebuah lingkaran.Dua sepatu rem
13
berbentuk lingkaran tersebut nantinya akan berada di sisi dalam tromol rem yang
berbentuk lingkaran. Sehingga pengereman bisa berlangsung.
D. Return Spring
14
Fungsinya sebagai penyetel celah antara kampas rem tromol dengan
permukaan tromol saat pedal rem tidak ditekan.Prinsip kerja penyetelan ini,
menggunakan prinsip sekrup. Dimana ada dua buah komponen utama yang terdiri
dari baut dan mur. Saat kota putar baut penyetel sesuai jarum jam maka baut akan
masuk. Ini menyebabkan panjang adjuster mengecil atau celah rem longgar.
15
sehingga kapanpun kendaraan bergerak pasti tromol akan bergerak. Ketika
kampas rem menyentuh permukaan tromol akibatnya timbul gesekan karena
tromol rem bersifat dinamis (berputar) dan kampas rem statis (diam).
( Sumber : www.lksotomotif.com )
16
A. Saklar Utama ( Main Switch )
17
Gambar 2.15 Silinder Vacum
( Sumber : pacbrake.com )
Silinder ini berfungsi untuk menambah tekanan balik dalam mesin dengan
cara menutup katup kupu-kupu yang terpasang pada Exhaust Pipe, agar Exhaust
Break dapat bekerja. Bila silinder dalam keadaan vakum, maka akan menutup katup kupu-
kupu. Bila tekanan pada silinder vakum dengan udara luar maka Exhaust Break tidak
bekerja.
D. Katup Selenoid
18
Bekerja dengan adanya tanda yang diberikan oleh break relay, katup
solenoid merubah kondisi di dalam silinder vakum, kemudian dari vakum
ketekanan atmosfer.
E. Saklar Akselerator
Sakelar ini dipasang pada pedal gas. Bila pedal gas ditekan maka Exhaust
Break tidak bekerja.
F. Saklar Kopling
19
Gambar 2.19 Saklar Netral
( Sumber : isuzu-club.net )
Saklar ini dipasang pada transmisi, yang dipasangkan pada posisi netral.
Bila transmisi diposisi netral maka Exhaust Break tidak bekerja.
Relay pengatur bahan bakar ini menentukan pengiriman bahan bakar yang
sesuai dengan kondisi kerja kendaraan dan mengirimkan tanda-tanda yang penting ke EDIC
dalam sistem exhaust brake berfungsi untuk menghentikan pengiriman bahan bakar
pada saat sistem exhaust brake bekerja.
I. Motor EDIC ( Elektrical Diesel Injection Control )
20
Gambar 2.21 Motor EDIC
( Sumber : id.aliexpress.com )
Motor EDIC dihubungkan ke tuas pengatur pompa injeksi dan mengatur
pemberian bahan bakar melalui putaran motornya.
K. Katup Butterfly
21
II.1 Profil Perusahaan
II.1.1Sejarah Singkat
22
Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum Perusahaan Negara diubah
menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai merupakan Bandar
Udara yang memberi kontribusi terbesar kepada PT. Angkasa Pura I
(Persero). Oleh karena konstribusinya yang sangat vital, dan menjaditulang
punggung PT. Angkasa Pura I (Persero), maka Bandar Udara Internasional I
Gusti Ngurah Rai mendapat sebutan sebagai Cabang Bandar Udara Cabang
Utama. Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai ini terletak di Desa
Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, yang jaraknya 13 Km atau 7,1
NM arah barat daya dari Kota Denpasar.
Pesona alam, seni dan budaya Bali yang begitu kuat menjadi magnet
dan terus memikat wisatawan dari waktu ke waktu untuk mengunjungi
pulau dengan berbagai sapaan “The Last Paradise, Island of God, The
Thousand of Temple, The Magic Island in The World, dan The Morning in
The World”.
Kesan yang positif juga berpengaruh langsung terhadap Bandar Udara
I Gusti Ngurah Rai.Dengan demikian meningkatnya kunjungan wisatawan,
khususnya mancanegara dari waktu ke waktu, menuntut PT. Angkasa Pura I
(Persero) selaku pengelola Bandar Udara untuk mengembangkan fasilitas
pelayanan untuk memberi kenyamanan bagi para penumpang.
Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara,
berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986, nama Perum
Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I. Hal ini
sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang sebelumnya
bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, secara khusus
bertugas untuk mengelola Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.
Kemudian, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum
diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki
sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT
Angkasa Pura I (Persero). Saat ini, Angkasa Pura Airports mengelola
15 (lima belas) bandara di Indonesia, yaitu:
1. Bandara I Gusti Ngurah Rai – Denpasar
2. Bandara Juanda – Surabaya
3. Bandara Sultan Hasanuddin – Makassar
4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan
5. Bandara Frans Kaisiepo – Biak
23
9. Bandara Adisutjipto – Yogyakarta
10. Bandara Adi Soemarmo – Surakarta
11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah
12. Bandara Pattimura – Ambon
13. Bandara El Tari – Kupang
14. Bandara Internasional Yogyakarta - Kulon Progo
15. Bandara Sentani - Jayapura
Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak
perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT
Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.
II.1.2Bidang Usaha
II.1.3Lokasi Perusahaan
24
Gambar III.2 Bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali
Sumber : http://transportasi.co/bandara_ngurah_rai_dibuka_lebih_cepat_2386.htm
25
Gambar III.3 Sruktur Organisasi PT Angkasa Pura I (Persero)
Sumber : PT Angkasa Pura I |(Persero)
Diatas adalah Struktur Organisasi Kantor Cabang PT ANGKASA
26
PURA I (PERSERO) I Gusti Ngurah Rai – Bali. Dipimpin oleh seorang
General Manager, dibawah General manager ada Co. General Manager
dan Co. General Manager Commercial. Lalu ada Airport Duty Manager
dan Communication & Legal Manager. Setelah itu dibawahnya ada Senior
Manager Equipment yang dibantu oleh Manager Section.
27
4. Airport Safety and Quality Management Departement
5. Airport Security Departement
6. Information Communication Technology Departement
7. Sales Departement
8. Finance Departement
9. Shared Service Departement
Unit pelayanan fasiltas bandar udara yang menjadi tempat PKL adalah
Airport Equipment Readiness Department yang memiliki 3 unit kerja yaitu,
unit Mekanikal,unit BHPMS (Baggage Handling & Passenger Movement
System), dan unit Electrical.
II.2 Pelaksanaan
I. Chiller
28
Gambar III.6 Monitor compressor water temperature
Sumber : PT Angkasa Pura I |(Persero)
J. Cooling Tower
Servis pada cooling tower :
1. Mematikan panel untuk motor fan cooling tower
2. Pengurasan air pada cooling tower
3. Pengecekan kekencangan V-Belt dan pembersihan pully fan cooling
tower.
29
Gambar III.8Servis Cooling Tower
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
30
Gambar III.10 Pemasangan Water Filter
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
1. Matikan panel untuk motor centrifugal fan pada air handling unit
(AHU).
2. Lepaskan tutup AHU dan lepaskan air filter dari AHU.
31
Gambar III.12Filter AHU
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
3. Bersihkan air filter dan colling coil AHU dengan cara ditembak air
bertekanan.
32
Gambar III.14 Pembersihan C Coil AHU
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
33
Gambar III.16 Pengukuran Voltase dan Pengukuran Ampere Motor AHU
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
L. Pompa Sirkulasi
6. Pengecekan panel harian, cek voltase dan ampere pada pompa yang
sedang beroprasi.
34
Gambar III.18 Pengecekan Voltase dan Pengecekan Ampere Motor Pompa Sirkulasi
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
35
Gambar III.20 Oli Gardan
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
36
Gambar III.22 Filter Bahan Bakar dan Filter Oli
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
B. Traktor
37
1. Pembongkaran mesin traktor
38
Gambar III.26 Overhaul Mesin Traktor
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
39
Gambar III.28 Poros Mesin Hidrostatik Mobil Rubber Deposit
Sumber : PT Angkasa Pura I (Persero)
3.1.1 Pompa
40
3. Penyemprotan cairan anti karat pada baut-baut yang
ada di motor pompa maupun valve.
A. Ultrafiltrasi
41
1. Perawatan atau pemeliharaan sistem UF :
a. Mesin dan peralatan yang rusak, dapat menyita waktu dan
diperlukan tenaga kerja untuk perbaikan dengan biaya yang tidak
murah. Oleh karena itu mengadakan pemeliharaan setiap harinya
untuk mencegah kemungkianan terjadi kerusakan pada sistem.
b. Sasaran pemeliharaan yaitu agar peralatan yang ada pada unit
Ultrafiltrasi, dapat beroperasi sebagaimana mestinya secara
berkesinambungan. Dalam pemeliharaan harus diperhatikan lama
operasi (life-time), dimana alat-alat dijalankan tidak melebihi dari
waktu yang telah ditentukan.
c. Kerusakan pada peralatan akan membutuhkan banyak waktu
tenaga dan biaya untuk perbaikan. Untuk itu perlu dilakukan
perawatan dan pengawasan secara terus menerus terhadap sistem
UF.
d. Jika terjadi mati listrik pada area sistem UF maka harus segera
diperbaiki agar sistem tidak berhenti berjalan dalam waktu yang
lama karena akan berdampak pada terminal keberangkatan
internasional maupun domestic di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
2. Cleaning In Peace
42
meniji CIP tank. Tutup butterfly valve permate menuju tangki
storage. Tangki CIP akan mulai terisi air permate hasil
ultrafiltrasi. Jika terdapat kotoran atau debu, buang air
pencucian. Akan lebih efisien apabila pengisian air pencucian
ini dari jalur yang khusus dibuat dari tangki permate ke
tangki CIP, karena poros pencucian memerlukan air permate
Ultrafiltrasi untuk pembuatan larutan pencuci.
2. Tutup butterfly valve inlet feedwater dan buka butterfly valve
inlet CIP. Aliran permate dan reject harus dialihkan ke tangki
CIP untuk sistem sirkulasi.
3. Hidupkan pompa backflush/CIP kemudian lakukan proses
pencucian kurang lebih selama 30 menit. Jangan melakukan
proses cleaning pada temperature lebih dari 40ºC.
4. Matkan pompa backflush/CIP dan diamkan selama 5
menit.
5. Untuk membilas unit Ultrafiltrasi dan sisa larutan
cleaning, tutup butterfly valve dari tangki CIP, dan
buka Valve feed water, kemudian alihkan permate dan
reject ke pembuangan. Mesin telah selesai dicuci jika
pressure permate yang dihasilkan sudah mendekati
pressure permate awal.
6. Selama proses pembilasan larutan pencuci, lakukan
drain larutan pencuci dari tangki CIP melalui saluran
drain tangki CIP.
7. Untuk dapat mengoprsikan kembali system
Ultrafiltrasi, tutup butterfly valve permate dan reject
yang menuju pembuangan, dan operasikan unit
Ultrafiltrasi seperti pada pembahasan petunjuk
pengoperasian sebelumnya.
B. Reverse Osmosis
1. Menu main auto, maka proses operasi flusing dan service berjalan
secara auto.
a. Pastikanlah main menu panel Reverse Osmosis pada posisi auto
b. System akan beroperasi servis secara auto dengan timer yang
diinginkan.
c. System akan beroperasi flushing secara auto sesuai dengan timer
yang diinginkan.
43
d. Merubah posisi selector switch pada posisi manual untuk
menghentikan sistem saat beroperasi secara auto
e. System akan beroperasi flushing secara auto sesuai dengan timer
yang diinginkan.
f. Merubah posisi selector switch pada posisi manual untuk
menghentikan sistem saat beroperasi secara auto
3. Proses servis atau flushing pada saat auto dapat disetting/dirubah atau
disesuaikan dengan kondisi air baku yang akan diperoses, dengan cara
setting timer pada panel control Reverse Osmosis.
4. Urutan proses operasi secara auto
44
melakuan flushing dalam jangka waktu 3 – 5 menit tergantung cepat
atau lambatnya tekanan air yang turun pada sistem. Sedangkan 60 atau
45 menit servis adalah jangka waktu melakuakn flushing berkisar
antara 60 atau 45 menit servis tergantung cepat atau lambatnya
tekanan air yang naik pada sistem.
5. RO juga pada dasarnya memi;iki kelemahan terhadap clorine dan jika
ada 0.1 ml saja yang masuk kedalam sistem RO maka itu akan
berpengaruh terhadap kerja dari pada membrane RO itu sendiri.
II.3.1Ultrafiltrasi (UF)
Trouble Shooting
-Airbakuhabis -
Cekpastikanairbakudala
m kondisitidakterpenuhi
45
4. Pompatidakbekerja -Powersupplyterjadi -CekpowersupplyHPP
(paneldalam hubungsingkat pastikandalamkondisibaik,
keadaanaktif)
- -
Motorpompaover cekflowratedanmekan
load(bebanterlal is pompa
uberat)
-
-Hilangphasa Ceksupply3phasapastika
n ada,
-
Cekrelaycontrol3pha
sapastikandalamkead
5. System dan control - Hilangphasa -
panelaktiftetapifeed Pastikanphasaline1,phasa
pump danCIP pump line2danphasaline3dalam
tidakaktif kondisinormal,
-Voltageantarphasa:
a.Line1&2=380VACb.
Line2&3=380VACc.Li
ne3&1=380VAC
6. Turbiditypermeate, - KerusakanValve -CekdanpastikanValve
Turbidityrejectdan antar permeat- penghubungjalurreject-
Turbidityfeedwatertid reject permeatdalamkondisilay
akadaperubahan(me ak pakai,
ndekati kesamaan) - Kerusakan
membraneUF -
Cekdanpastikanmembra
nedalamkeadaanlayakpa
kai (tidakadakerusakan)
Tabel III.1 Troouble Shooting UF
Sumber : Manual Book UF PT Angkasa Pura I (Persero)
Trouble Shooting
46
1. System -Systemtidak -Cekpowersupplylistrik
tidakdapatberoperasi mendapatkan pastikansystemsudahme
powersupplylistrik, ndapatkanpowersupply,
-Pressureswitchtidak -Pre-filtertersumbat,
aktif, -Lowpressureswitchrusak,
-Tekananairtidak -
mencukupitekananke Tekananairtidakme
rja. n-cukupi(min2bar).
-
-Airbakuhabis
Cekpastikanairbakudala
-Airpermeatepenuh m kondisitidakterpenuhi,
-Pastikankondisiairpermeate
dalamkondisipenuh.
2. System tidakmati -Pressureswitchtidak - Cekpressureswitch
pada saathigh aktif, pastikandalamkeada
pressure anlayakpakai,
-Perubahankondisi
ReverseOsmosisterc
highpressureswitch
apai. - Calibration.
darisettingawal.
47
-Hilangphasa -
Ceksupply3phasapastik
an ada,
-Cekrelaycontrol3phasa
pastikandalamkeada
an layakpakai
-
Tabel III.2 Troouble Shooting RO Cekdanpastikanmembr
Sumber : Manual Book RO PT Angkasa Pura I (Persero)
48
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Adapun saran yang bisa penulis sampaikan terkait dengan isi laporan
PKL tentang “Sistem Kerja Ultrafiltrasi dan Reverse Osmosis Air Bawah
Tanah Untuk Keperluan Cooling” di Bandar Udara Internasional I Gusti
Ngurah Rai yaitu :
49