2
DAN KINERJA BUM DESA #
TATA KELOLA DAN SPI
BADAN USAHA MILIK DESA
Laporan
Keuangan
Tata
Kelola
SPI
NOMOR: PED-22/D5/05/2016
TANGGAL: 30 DESEMBER 2016
DEPUTI BIDANG
Kecepatan, Ketepatan, Kualitas AKUNTAN NEGARA
2016 1
Petunjuk Teknis Tata Kelola dan Sistem Pengendalian Intern BUM Desa
KATA PENGANTAR
Gatot Darmasto
NIP 19591121 198503 1 001
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BUM Desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa. Untuk mencapai tujuan tersebut BUM Desa sudah
seharusnya dikelola secara akuntabel dan profesional.
C. Dasar Hukum
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis ini adalah meliputi struktur dan proses tata
kelola BUM Desa, serta sistem pengendalian intern BUM Desa.
E. Metodologi Penyusunan
F. Sistematika Penyajian
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan petunjuk teknis, dasar hukum penerapan tata kelola di BUM
Desa, ruang lingkup petunjuk teknis, metodologi penyusunan
petunjuk teknis, sistematika penyajian.
BAB II Gambaran Umum Tata Kelola BUM Desa
Pada bab ini dijelaskan secara singkat mengenai arti penting tata
kelola BUM Desa, pengertian tata kelola, landasan teori tata
kelola, dan prinsip-prinsip tata kelola BUM Desa.
BAB III Struktur dan Proses Tata Kelola BUM Desa
Pada bab ini dijelaskan mengenai struktur tata kelola dan proses
tata kelola di BUM Desa.
BAB IV Perangkat Tata Kelola BUM Desa
Pada bab ini dijelaskan mengenai perangkat tata kelola yang
seharusnya dibangun oleh BUM Desa dan prototip perangkat tata
kelola yang meliputi pedoman umum tata kelola, pedoman
perilaku, pedoman pengawas, penasihat, dan pelaksana
operasional.
BAB V Sistem Pengendalian Intern BUM Desa
Pada bab ini dijelaskan mengenai landasan teori sistem
pengendalian intern BUM Desa dan proses membangun
pengendalian intern di BUM Desa.
BAB VI Penutup
Pada bab ini disimpulkan hal-hal terkait tata kelola BUM Desa dan
sistem pengendalian intern BUM Desa.
BAB II
GAMBARAN UMUM TATA KELOLA BUM DESA
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
Manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan tata kelola BUM Desa yang
baik, antara lain sebagai berikut:
Tata kelola organisasi adalah suatu sistem atau cara maupun proses yang
mengatur dan mengendalikan hubungan antara pihak manajemen
(pengelola) dengan seluruh pihak yang berkepentingan terhadap
organisasi (stakeholders) mengenai hak-hak dan kewajiban mereka, yang
bertujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Teori utama yang terkait dengan tata kelola (corporate governance) adalah
Agency Theory, Stewardship Theory, dan Stakeholder Theory.
1. Agency Theory
2. Stewardship Theory
3. Stakeholder’s Theory
1. Participation (Partisipasi)
2. Responsibility (Pertanggungjawaban)
3. Independency (Kemandirian)
4. Fairness (Keadilan)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Diharapkan fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat
memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil diantara
beragam kepentingan dalam perusahaan. Fairness merujuk adanya
perlakuan yang setara (equal) terhadap semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan kriteria dan proporsi
yang seharusnya. Penegakan prinsip fairness ini terutama ditujukan
terhadap Pemegang Saham mayoritas maupunminoritas. Fairness juga
perlu diperluas pada pola hubungan/perlakuan kepada stakeholders
lainnya, misalnya pola hubungan dengan buruh/karyawan.
5. Accountability (Akuntabilitas)
6. Transparency (Transparansi)
Agar prinsip-prinsip tata kelola BUM Desa dapat diwujudkan oleh BUM
Desa, maka perlu adanya pemahaman tentang partisipan atau pihak-pihak
yang berperan dan terkait dalam penerapan tata kelola BUM Desa.
Partisipan BUM Desa dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu organ BUM
Desa dan stakeholder’s lainnya.
a. Penasihat
b. Pelaksana Operasional
c. Pengawas
2. Stakeholder’s Lainnya
a. Pemerintah
Pemerintah Pusat terkait dengan berbagai kebijakan dan peraturan
mengenai BUM Desa termasuk dalam bidang perpajakan.
Pemerintah daerah dapat berasal dari pemerintah kabupaten/kota
BAB III
STRUKTUR DAN PROSES TATA KELOLA BUM DESA
Membangun tata kelola yang baik pada BUM Desa yang diartikan sebagai
penciptaan aturan main dan praktik penyelenggaraan usaha secara sehat dan
beretika, dapat diterjemahkan dan diwujudkan dengan penciptaan struktur dan
proses-proses yang ideal di dalam dan diantara organ-organ BUM Desa.
Struktur dan proses-proses tersebut haruslah berjalan diatas landasan
komitmen dari BUM Desa secara keseluruhan dan juga komitmen dari unsur-
unsur penyelenggaranya.
BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum. Unit
usaha yang berbadan hukum dapat berupa lembaga bisnis yang
kepemilikan sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat.
Sekretaris Bendahara
Tata kelola BUM Desa sangat terkait dengan tata kelola Pemerintahan
Desa, hal ini tergambar dalam pendirian BUM Desa, penyusunan AD/ART
dan penunjukan Pengawas dan Pelaksana Operasional, yang
dilaksanakan melalui mekanisme musyawarah desa.
Struktur tata kelola BUM Desa dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu organ
a. Penasihat
1) Personil Penasihat
b. Pengawas
a) Ketua;
b) Wakil Ketua merangkap anggota;
c) Sekretaris merangkap anggota; dan
d) Anggota.
2) Kewajiban Pengawas
3) Wewenang Pengawas
c. Pelaksana Operasional
a) Meninggal dunia;
b) Telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa;
c) Mengundurkan diri;
d) Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga
menghambat perkembangan kinerja BUM Desa; dan
e) Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai
tersangka.
b. Karyawan
Proses tata kelola BUM Desa menguraikan bagaimana proses tata kelola
(governance) dari partisipan GCG dalam pengaturan dan pengelolaan
BUM Desa, antara lain:
a. Pemerintah Desa;
b. Anggota Badan Permusyawaratan Desa;
c. Lembaga Kemasyarakatan Desa;
d. Lembaga Desa Lainnya;
e. Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan gender.
BUM Desa dapat berdiri sendiri dan dapat terdiri dari unit-unit usaha
yang berbadan hukum. BUM Desa dapat membentuk unit usaha
meliputi:
BUM Desa dapat menerima pinjaman dan/atau bantuan yang sah dari
pihak lain. BUM Desa yang melakukan pinjaman harus mendapatkan
persetujuan Pemerintah Desa.
perencanaan usaha;
e. Pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk
kerjasama BUM Desa antar Desa atau kerjasama dengan pihak
swasta, organisasi sosial-ekonomi kemasyarakatan, dan atau
lembaga donor;
f. Diversifikasi usaha dalam bentuk BUM Desa yang berorientasi pada
bisnis keuangan dan usaha bersama; dan
g. Pendirian unit-unit usaha BUM Desa sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa, dalam
hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah
Desa.
b. Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai
kepailitan.
c. Kepailitan BUM Desa hanya dapat diajukan oleh Kepala Desa.
b. Kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih dibuat dalam naskah
perjanjian kerjasama. Isi dari naskah perjanjian kerjasama 2 (dua)
BUM Desa atau lebih paling sedikit memuat:
1) Subyek kerjasama;
2) Obyek kerjasama;
3) Jangka waktu;
4) Hak dan Kewajiban;
5) Pendanaan;
6) Keadaan memaksa;
7) Pengalihan aset; dan
8) Penyelesaian perselisihan.
c. Naskah perjanjian kerjasama 2 (dua) BUM Desa atau lebih
ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dari masing-masing BUM
Desa yang bekerjasama.
BAB IV
1. Umum
a. Pendahuluan
1) Latar Belakang
Pada bagian ini diuraikan visi, misi dan nilai-nilai pada BUM
Desa. Adanya visi, misi dan nilai-nilai BUM Desa akan
menentukan arah pengelolaan BUM Desa baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka panjang.
Pada bagian ini diuraikan beberapa hal terkait struktur tata kelola di
BUM Desa bersangkutan, antara lain:
1) Penasihat
2) Pelaksana Operasional
3) Pengawas
Beberapa hal terkait struktur BUM Desa telah diuraikan pada Bab II
Struktur dan Proses Tata Kelola BUM Desa, namun tidak menutup
kemungkinan adanya struktur yang berbeda dan perlu diuraikan
lebih rinci.
Pada bagian ini diuraikan hal-hal utama terkait proses tata kelola
yang menggambarkan hubungan antar partisipan utama di BUM
Desa. Hal-hal utama terkait proses tata kelola telah diuraikan pada
Bab II Struktur dan Proses Tata Kelola BUM Desa, namun tidak
menutup kemungkinan adanya proses lain yang perlu dirinci lebih
lanjut seperti pengangkatan dan pemberhentian pelaksana
operasional dan pengawas; penyusunan dan pengesahan rencana
jangka panjang BUM Desa; penyusunan dan pengesahan rencana
kerja dan anggaran tahunan BUM Desa; rapat-rapat, pengambilan
keputusan dan pendokumentasian hasil rapat terkait organ utama
BUM Desa.
1. Umum
BUM Desa sebagai salah satu pelaku bisnis di daerah, hidup dan
berkembang di tingkat desa. Pengelolaan BUM Desa tidak dapat
dilepaskan dari aturan main yang harus ditaati, baik aturan hukum
maupun aturan moral atau etika. Dengan makin berkembangnya
pengelolaan BUM Desa agar dapat menjadi sumber Pendapatan Asli
Desa dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat,
timbul dorongan agar bisnis diselenggarakan dengan tata kelola yang
baik.
Salah satu aset yang sangat berharga bagi perusahaan adalah citra
yang baik. Pembentukan citra/image perusahaan terkait erat dengan
bagaimana perusahaan berperilaku dalam berinteraksi atau
berhubungan dengan stakeholders. Hal ini juga dikaitkan dengan
a. Pendahuluan
1) Landasan Hukum
3) Pengertian Umum
Pada bagian ini dijelaskan visi, misi, dan nilai-nilai BUM Desa
untuk menggambarkan harapan-harapan yang ingin dicapai dan
nilai-nilai yang dilakukan oleh individu BUM Desa untuk
mencapai harapan-harapan tersebut.
4) Sistematika
b. Etika Bisnis
Pada bagian ini diuraikan beberapa hal terkait etika dalam berbisnis
di BUM Desa bersangkutan, antara lain:
2) Benturan Kepentingan
1) Prinsip Dasar
e. Penutup
1. Umum
a. Pendahuluan
1) Latar Belakang
3) Landasan Penyusunan
b. Pengawas
c. Penasihat
d. Pelaksana Operasional
Perangkat tata kelola BUM Desa tersebut di atas merupakan hal yang ideal,
dalam implementasinya dapat dituangkan dalam bentuk satu buku panduan
(format buku saku) tata kelola yang sederhana sesuai dengan kondisi BUM
Desa masing-masing yang menjadi pedoman bagi seluruh insan BUM Desa.
BAB V
SISTEM PENGENDALIAN INTERN BUM DESA
A. Landasan teori
Ada tiga pihak yang terlibat dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa,
sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 6 Tahun 2014. Pihak-pihak
tersebut adalah:
Pengawas
Penasihat
Pelaksana Operasional
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Aktivitas Pengendalian
5. Pemantauan
BAB VI
PENUTUP
Petunjuk teknis asistensi tata kelola dan sistem pengendalian intern BUM
Desa ini diharapkan dapat dijadikan panduan bagi seluruh tim asistensi dari
BPKP dalam melaksanakan penugasan di daerah masing-masing. Tujuan
utama penyusunan petunjuk teknis ini adalah untuk menyeragamkan
pelaksanaan asistensi tata kelola dan sistem pengendalian intern BUM Desa
dan menjaga kualitas pemberian asistensi yang diberikan oleh BPKP kepada
BUM Desa.
Dalam petunjuk teknis ini dijelaskan mengenai pengaturan terkait tata kelola
dan sistem pengendalian intern BUM Desa, pengertian dan prinsip tata kelola
dan landasan teori sistem pengendalian intern untuk BUM Desa, struktur dan
proses tata kelola BUM Desa, serta perangkat yang perlu diadakan dalam
penerapan tata kelola dan sistem pengendalian intern BUM Desa.
Penyusun
Penanggung Jawab:
Tim Penyusun:
Onalia Pabunga, SE
Daftar Pustaka