Anda di halaman 1dari 3

Nama : Resti Pujiyanti

NPM : 172154056
Kelas : 3C
Resume : Bahasan 2 (Antroposentris)

Resume Antroposentris
 Manusia telah menjadi kekuatan ekologi yang dominan di bumi, yang terus membentuk pola
interaksi semua spesies. Hal ini dapat dicontohkan dengan transisi stratigrafik yang mendadak dari
sedimen glasial pada materi organik nonglasial yang disebabkan karena pemanasan global dan sebab
antropogenik yang lain yang sekarang terbukti pada starta geologi.
 Awal mula antroposentris: pemanasan iklim, perluasan budidaya ternak yang dimulai lebih dari 5000
tahun yang lalu dan lonjakan aktivitas pertambangan lebih dari 3000 tahun yang lalu.
 Penyebab terjadinya antropogenik dalam sedimen geologi adalah indikator perubahan yang
dilakukan manusia dan proses ekologi bumi sendiri.
 Tanda-tanda antropogenik: perkembangan teknologi yang pesat, pertumbuhan manusia yang pesat
dan peningkatan sumber daya.
 Manusia memberikan efek yang langsung dan tidak langsung pada sistem bumi.
 Ekosistem baru merupakan suatu kombinasi spesies baru di bawah kondisi abiotik baru. Dapat terjadi
karena berubahnya sistem alami pada alam menjadi sistem yang di atur oleh manusia seperti dibuat
dan ditinggalkannya sistem pertanian.
 Proses terbentuknya ekosistem baru dengan cara ekosistem asli mengalami penurunan ciri-ciri
ekologis untuk keuntungan manusia yang menyebabkan ekosistem menjadi terdampak, kemudian
manusia membuat sistem untuk memulihkan ekosistem yang teregradasi atau mengalami penurunn
yang disebut desig ecosystem. Dan manusia juga memanipulasi sistem alam untuk keuntungannya
yang disebut juga disig ecosystem.
 Ekosistem baru akan memiliki biomassa, produktifitas permukaan tanah atas, peralihan unsur hara
dan penyimpanan karbon di bawah tanah yang tinggi bahkan melampaui ekosistem sebelumnya.
 Baik buruknya ekosistem baru disesuaikan dengan pengelolaan yang diberlakukan untuk ekosistem
tersebut.
 Pendekatan yang dipakai dalam mengelola ekosistem baru yaitu pada pengelolaan adaptif, ekosistem
baru menjadi model eksperimen yang menghasilkan suatu hasil yang menginfomasikan tindakan
selanjutnya. Dan hal tersebut dapat merubah pola pikir para konservasioner untuk melestarikan
sesuatu yang perlu dilestarikan, serta ekosistem baru berperan dalam pembangunan dan pendidikan
di atas dasar bioma antropogenik.
 Penyebaran spesies invasif juga menjadi penyebab terbentuknya ekosistem baru. Dampak dari
spesies invasif akan terlihat pada nilai sumber daya konservasi, sumber daya konservasi sebagai
komponen ekosistem dan penggunaan berkelanjutan dari sumber daya konservasi.
 Penyebaran spesies invasif dapat terjadi melalui perdagangan, perjalanan, alat-alat buatan manusia,
kendaraan dari manusia, melalui spora, larva dll
 3 karakteristik suksesnya penyebaran spesies invasif adalah spesies dapat memberikan benih,
bertahan lama di tempat baru, dan spesies dapat beradaptasi dengan lingkungan.
 Spesies invasif tidak hanya dapat mengubah proses ekologis, tetapi mengubah jalur evolusi jangka
panjang melalui pengecualian kompetitif, perpindahan relung, hibridisasi, introgression, predasi, dan,
pada akhirnya, kepunahan.
 Biometrik J. G. Skellam, dalam makalah klasiknya "Random Dispersal in Theoretical Populations"
(1951), menggambarkan penyebaran organisme menyerang sebagai jenis persamaan reaksi-difusi,
memprediksi bahwa maju depan organisme harus melakukan perjalanan sebagai gelombang pada
kecepatan (V) dinyatakan sebagai Di mana r adalah tingkat peningkatan intrinsik populasi dan D
adalah koefisien difusi. Persamaan yang terbentuk adalah V= 2 √ raDh atau V= 2 √ rD Kedua nilai
dapat dihitung jika seseorang mengetahui tingkat pertumbuhan dan penyebaran dalam jumlah patch habitat
yang cukup untuk menghitung rata-rata yang dapat diandalkan. Model ini juga telah berkinerja baik ketika
mengalami tes eksperimental.
 Model IDE (persamaan pebedaan integro)

Dimana Nt + 1 (x) adalah kepadatan penduduk di beberapa titik tujuan x, yang merupakan fungsi
pertumbuhan populasi pada setiap titik sumber y (f[Nt(y)]) dan pergerakan individu dari titik sumber y ke titik
tujuan x adalah fungsi dari bentuk dispersi "kernel," k. Menariknya, model IDE mengungkapkan bahwa itu
adalah komponen dispersi jarak jauh yang pada akhirnya mengatur kecepatan invasif, bahkan ketika dispersi
jarak jauh jarang terjadi
 (Kueffer dan Daehler 2009), yang mengusulkan kerangka klasifikasi habitat berdasarkan empat jenis
habitat, dengan kategori yang didefinisikan oleh perbedaan tingkat modifikasi habitat manusia dan
penilaian habitat 1. Habitat Antropogenik "Murni“ , 2. Habitat Referensi, 3. Habitat Yang Ditinggalkan, 4.
Habitat Yang Dirancang
 Keempat klasifikasi ini sesuai dengan empat strategi utama yang digunakan dalam konservasi alam saat
ini. Ini adalah (1) menjaga keanekaragaman hayati dalam lanskap budaya dan perkotaan, (2) melindungi
kawasan alam, (3) mempraktikkan konservasi alam di lahan terbengkalai, atau (4) secara aktif memulihkan
habitat yang telah terdegradasi restorasinya. Skema klasifikasi empat habitat ini juga cocok untuk
mengklasifikasikan spesies invasif sesuai dengan empat kategori paralel sejarah hidup.
 Hampir dari 55% yaitu hampir 8 miliar orang tinggal di daerah perkotaan. Sehingga terjadilah dampak dari
urbanisasi yaitu peningkatan kepadatan populasi manusia, kepadatan jalan, polusi udara dan tanah, suhu
lingkungan rata-rata, curah hujan tahunan rata-rata, pemadatan tanah, alkalinitas tanah, dan indikator lain
dari gangguan antropogenik. Para ilmuan memandang perkotaan tidak memiliki ekologi khusus sperti pada
daerah non perkotaan.
 Salah satu alat paling umum untuk menafsirkan efek urbanisasi pada ekosistem dan keanekaragaman
hayatinya adalah penggunaan RUG (rural-to-urban Gradient). Pola dari RUG yaitu pada ekologi perkotaan
jumlah spesies mengalami perubahan (kekayaan spesies), juga pola penggantian spesies terjadi sedemikian
rupa sehingga spesies di inti perkotaan secara unik diadaptasi untuk mengeksploitasi karakteristik tertentu
dari lingkungan perkotaan. Salahsatu metodeyg lebih efektif dari RUG adalah Salah satu alternatif RUG
adalah pendekatan Dynamic Urban Framework (DUF)
 Penurunan spesies asli yang muncul sebelumnya sering kali disebabkan oleh hilangnya habitat dan
transformasi yang terkait dengan penggunaan lahan perkotaan, yang pada gilirannya memberikan kondisi
yang menguntungkan bagi spesies introduksi.
 Skema kategorisasi umum untuk mendeskripsikan respons spesies terhadap kota terdiri dari
mengklasifikasikannya sebagai penghindar perkotaan, adaptor perkotaan, atau pengeksploitasi perkotaan
(synanthropes) (McKinney 2002).
 Strategi konservasi untuk daerah perkotaan adalah dengan membuat taman atau cagar alam di kota.
Pendidikan lingkungan menjadi salah satu solusi konservasi pada daerah perkotaan.
 Strategi konservasi sebagian besar bertujuan untuk: Melestarikan ekosistem asli dengan membatasi
pertumbuhan perkotaandan hilangnya habitat Melestarikan habitat alami di dalam kota atau memulihkan
spesies asli di habitat perkotaan.
 Enam strategi untuk praktisi konservasi yang bekerja diperkotaan yaitu: menerapkan management adaptif,
memperhatikan konsep ekosistem, meninggalkan dikotomi abu-abu atau hijau, Menggunakan faktor sosial
ekonomi atau budaya dalam perencanaan, Memahami dan terlibat dengan kekuatan, dan Memanfaatkan
teknologi.
 E.O. Wilson mengusulkan sebuah rencana “Setengah Bumi” yaitu dengan mendedikasikan setengah bagian
bumi untuk alam dan proses alam. Dengan menggunakan aturan hubungan antara luas habitat dan jumlah
spesies yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang, yaitu dengan meningkatkan luas tempat
perlindungan, dari 15% lahan mereka saat ini dan 3% dari laut sampai separuh daratan. Metode ini telah
diuji pada skala yang jauh lebih kecil di tingkat taman nasional. Rencana tersebut telah digambarkan
sebagai salah satu strategi neo proteksionisme. Seperti proteksionisme tradisional, neo proteksionisme
beroperasi pada asumsi dasar bahwa konservasi adalah cara untuk melindungi alam dari manusia.
 Kareiva dan Marvier memiliki pandangan konservasi yang menekankan hak asasi manusia pada pijakan
yang setara atau lebih tinggi dengan hakhak alam. Mereka menganjurkan visi konservasi yang kooperatif
dengan kapitalisme dan pembangunan dengan mengutamakan pentingnya alam untuk ekonomi yang
berkembang.
 Konservasi ramah lingkungan menekankan "alam sehari-hari" dan "alam lokal" daripada "alam sebagai
tontonan." Ini menganjurkan agar masyarakat lokal, daripada organisasi konservasi atau otoritas
pemerintah, menjadi pengambil keputusan konservasi utama.

Anda mungkin juga menyukai