Anda di halaman 1dari 1

Nama: Gilang Adam Darmawan

Kelas : XII MIPA 2

Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung


Penulis: Purwana Adi Saputra

Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya sendiri,
kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika,
juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang
menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa. Di
setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik kesimpulan
picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Mereka melihat tradisi
hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan sebagai
bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya
khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling
berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis
bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung
adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya sendiri.
Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren adalah institut
tempat para kiai dengan dibantu para ustadnya menempa kepala para santri dengan
palu godam paksa.

Anda mungkin juga menyukai