Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HAMA DAN PENYAKIT IKAN

STUDI KASUS INFEKSI TILAPIA LAKE VIRUS (TiLV) PADA IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)

Nama :

MOHAMAD FEBRIANTO EKO SASMITO


18.3.07.035

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN JEMBRANA

JEMBRANA

2019
Tilapia Lake Virus (TiLV) merupakan virus yang menginfeksi populasi nila liar
maupun akuakultur. Ini adalah satu-satunya spesies dalam genus monotipe
Tilapinevirus, yang pada golongannya adalah satu-satunya genus dalam famili
Orthomyxoviridae. Sejauh ini telah tercatat di berbagai wilayah di Asia, Afrika, dan
Amerika Selatan. Virus ini pertama kalinya ditemukan dan diidentifikasi pada tahun
2014 ketika Laut Galilea (Danau Kinneret) di Israel mengalami penurunan yang
nyata dalam jumlah tangkapan nila.

Ciri-Ciri Infeksi

Adapun secara fisik gejala yang terlihat adalah warna kulit bagian tubuh
merubah menjadi lebih gelap atau menghitam, adanya luka pada kulit,
pembengkakan rongga perut, sedangkan pada bagian mata mengalami exophtalmia
dan buram/katarak. Sedangkan secara tingkah laku ikan nila kehilangan kemauan
memangsa pakan, berkelompok di dasar perairan, pergerakan lamban, tidak aktif,
dan pada akhirnya mengalami mortalitas.

Gambar1: Ikan nila yang mengalami kematian akibat terjangkit TiLV

Metode Deteksi

Tilapia Lake Virus (TiLV) dapat dideteksi dengan Metode Semi-nested


Reverse Transcriptase-Polymease Chain Reaction (RT-PCR). Pada masing-masing
organ seperti otak, hati, ginjal, dan limpa yang didapat, diekstrak menggunakan Kit
RNA solution dari IQ 2000 System, selanjutnya konsentrasi RNA diukur
menggunakan Nanodrop. RNA kemudian diamplifikasi menggunakan spesifik primer
untuk TiLV, amplifikasi dilakukan secara semi-nested RT-PCR. Pada proses semi-
nested RT-PCR dilakukan dengan menggunakan primers forward pada amplifikasi
pertama

Teknik Identifikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke-4 jenis organ yang digunakan
sebagai bahan uji ternyata organ otak adalah target infeksi TiLV. Hal ini terbukti dari
hasil analisis RT-PCR dengan tampilan elektroforesis menunjukkan bahwa organ
otak sudah terdeteksi pada tahap amplifikasi pertama (first round)

Karakteristik Patogen

TiLV merupakan virus yang menyerang ikan ikan jenis tilapia, Penyakit itu
disebabkan oleh serangan "Orthomyxo-like" virus. Tilapia lake virus merupakan
spesies baru yang memiliki 10 segmen dengan ssRNA, negatif sense RNA genome,
dan beramplop dengan partikel icosahedral berukuran 55-75 nm. Sembilan dari
segmen gen virus ini tidak memiliki kesamaan dengan virus lainnya, hanya satu
segmen yang sangat mirip dengan protein virus Influenza tipe C. Hibridisasi secara
in situ menunjukan TiLV ini bereplikasi dan tertranskripsi pada hati dan pusat saraf
ikan nila. TiLV sensitif terhadap eter dan kloroform (Bacharach et al., 2016).

Teknik Penanganan

Penanganan yang dilakukan apabila ikan sudah terjangkit TiLV antara lain
pengasingan. Pengasingan atau isolasi dilakukan untuk mengantisipasi
kemungkinan penyakit yang memerlukan waktu lama untuk sampai muncul gejala.
Contohnya, inkubasi Koi Herpes Virus (KHV) memakan waktu 3 hari setelah terjadi
infeksi sampai gejalanya dapat teramati. Isolasi membantu agar penyakit tidak
menyebar ke ikan yang sehat. Jika terbukti sehat, ikan boleh dilepas ke media
budidaya, jika tidak maka ikan harus dimusnahkan.
Pemusnahan. Tujuan dari pemusnahan adalah memutus rantai penyebaran
penyakit. Hal ini mungkin dilihat sebagai tindakan yang merugikan tapi jika tidak
dilakukan maka akan menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Ikan yang
dimusnahkan termasuk ikan hidup (segar atau beku) dan ikan mati.

Langkah Pencegahan

Penyakit yang diakibatkan Tilapia lake virus termasuk penyakit baru, belum
banyak data mengenai pengobatan maupun pengendaliannya, namun pada studi
yang dilakukan oleh Eyngor et al., (2014) bahwa ikan yang bertahan hidup dari
serangan penyakit ini memiliki imunitas dan menjadi kebal terhadap infeksi penyakit
TiLV. Vaksin yang digunakan untuk pencegahan hingga saat ini masih dalam tahap
penelitian dan pengembangan. Manfred Weidmann (2017) dari Stirling University
menyatakan bahwa secara global, tidak ada sistem akuakultur yang bebas dari risiko
penyakit kecuali mampu untuk mengelola penyakit itu sendiri, meminimalisir
dampaknya dan menurunkan tingkat prevalensi serta insidensi dari penyakit TiLV.
Salah satu cara pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan
mengelola suhu air dibawah 25 °C, menggunakan bibit nila yang berasal dari
indukan Specific Pathogen Free (SPF) penyakit TiLV, menghindari stress pada ikan
dengan mengurangi kepadatan ikan nila yang dipelihara, melaksanakan biosecurity
dengan penerapan Good Hygene Practices (GHP), melakukan monitoring dan
surveillan terhadap penyakit TiLV, pelarangan pemasukan jenis ikan nila spesies
Sarotherodon galilaeus, Tilapia zilli, Oreochromis auratus, Tristamella simonis
intermedia, persilangan Orechromis niloticus X Oreochromis auratus hybrid dari
negara atau antar area yang sedang terjadi wabah.

Kondisi Lingkungan dan Dampak Kerugian

Dampak yang terjadi adalah kematian massal ikan. Presentase kematian ikan
dalam suatu tempat budidaya akibat virus ini mencapai 80-100 persen. Di negara
asal, virus ini telah menyebabkan hancurnya budidaya Tilapia yang menjadi salah
satu komoditas andalan usaha bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai