Anda di halaman 1dari 10

BILANGAN IRRASIONAL

1. PENARIKAN AKAR

Definisi 1.5

Apabila a suatu bilangan asi, a > 1 dan b bilangan cacah, maka akar hitung
dari a dan b adalah suatu bilangan c yang lebih besar dari atau sama
dengan nol, dimana pangkat ke-n nya sama dengan b, dituliskan:

dimana

a disebut eksponen akar dan b dinamakan bilangan pokok

Operasi bilangan menetapkan akar dari suatu bilangan di sebut


menarik akar bilangan tersebut.

Contoh :

a.

b.

c.

Definisi 2.5

Suatu akar pangkat dua dari suatu bilangan n, dilambangkan dengan

, adalah satu dari dua factor yang hasil perkaliannya adalah n

Contoh :

a.

b.

Bilangan Irrasional
1
c.

d.

Suatu hasil perkalian yang salah satu faktornya adalah akat suatu

bilangan, disebut juga akar, misalnya dan sebagainya.

Akar-akar yang mempunyai eksponen yang sama disebut akar


semasa.Sedangkan akar-akar yang mempunyai bilangan pokok yang sama
dinamakan akar sejenis.

Contoh:

a. Akar sejenis :

b. Akar semasa :

Sifat-sifat penarikan akar

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Bilangan Irrasional
2
i.

2. BILANGAN IRRASIONAL

Bilangan irrasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalm bentuk


pecahan decimal, tetapi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
biasa a/b (a,b) bilangan bulat, b ≠ 0.

Contoh:

a.

b.

c.

d. ℮ = 2,71828…

e. dan sebagainya

3. MENENTUKAN NILAI APROKSIMASI AKAR PANGKAT DUA


SUATU BILANGAN

Menarik akar pangkat dua suatu bilangan rasional n, akan


menghasilakan suatu bilangan rasional, apabila bilangan itu merupakan
suatu kuadrat bilangan rasional. Apabila n bukan kuadrat dari suatu
bilangna rasional, maka haslnya adalah suatu bilangan irrasional.

Menentukan nilai aproksimasi akar pangkat dua dari bilangan yang


bukan merupakan kuadrat pangkat dua bilangan rasional, dapat dilakukan
dengan 3 cara;

a. Cara pertama

Bilangan Irrasional
3
Cara ini dilakukan seperti mencari akar suatu bilangan dengan cara
biasa.

Contoh:

b. Cara kedua

Misalkan kita ingin mencari nilai aproksimasi dari

3 terletak antara 1² dan 2² atau 1 < 3 < 4, jadi 1< < 4. Selanjutnya:

(1,7)²= 2,69<3<3,24=(1,8)², jadi 1,7< < 1,8

(1,73)²= 2,9929<3<3,0276=(1,74)², jadi 1,73< < 1,74

(1,732)²= 2,99824<3<3,003289=(1,733)², jadi 1,732< < 1,733

(1,73205)²= 2,9999972<3<3,001704=(1,7321)², jadi 1,73205< <


1,7321

Dengan melakukan cara ini terus menrus, maka akan diperoleh nilai

aproksimasi ang mendekati

c. Cara ketiga

1) Tentukan suau bilangan yang kuadratnya mendekati bilangan yang


ingin dicari nilai aproksimasinya. Tidak penting, apakah bilangan
itu lebih besar atau lebih kecil

2) Bagilah bilangan yang ingin dicari akarnya itu dengan bilangan


yang dipilih tadi

Bilangan Irrasional
4
3) Jumlahkan hasilnya dengan bilangan-bilangan yang dipilih tadi,
lalu dibagi dua

4) Hasil dari 3 adalah merupakan nilai aproksimasi yang mendekati


harga yang ingin dicari tadi

Cara metode ini disebut dengan metode rata-rata.

4. SIFAT-SIFAT BILANGA IRRASIONAL

Hampir semua sifat-sifat bilangan rasional berlaku untuk bilangan


irrasional, kecuali sifat tertutup pembagian dan sifat tetutu pengurangan

a. Sifat tertutup

1) Sifat tertutup penjumlahan

Apabila a dan b bilangan irrasional, maka a + b bilangan irrasional

2) Sifat tertutup pengurangan

Apabila a dan b bilangan irrasional, maka a - b bilangan irrasional

b. Sifat komutatif

1) Sifat komutatif penjumlahan

Apabila a dan b bilangan irrasional, maka a + b = b + a bilangan


irrasional

2) Sifat komutatif perkalian

Apabila a dan b bilangan irrasional, maka a . b = b . a bilangan


irrasional

c. Sifat assosiatif

Bilangan Irrasional
5
1) Sifat assosiatif penjumlahan

Apabila a, b dan c bilangan irrasional, maka a + (b + c) = (b + a) +


c bilangan irrasional

2) Sifat assosiatif perkalian

Apabila a, b dan c bilangan irrasional, maka a . (b . c) = (b . a) . c


bilangan irrasional

d. Sifat distributive

Apabila a, b dan c bilangan irrasional, maka:

1) a . (b + c) = (a . b) + (a . c)
2) a . (b - c) = (a . b) - (a . c)
3) (a + b) : c) = (a : c) + (b : c)
4) (a - b) : c) = (a : c) - (b : c)

e. Sifat penghapusan

Apabila a, b dan c bilangan irrasional, maka:

1) a + c = b + c maka a = b
2) a . c = b . c maka a = b
3) a - c = b - c maka a = b
4) a : c = b : c maka a = b

f. Sifat elemen identitas

1) Sifat identitas penjumlahan

Apabila a bilangan irrasional, maka: a + 0 = 0 + a = a

2) Sifat identitas perkalian

Bilangan Irrasional
6
Apabila a bilangan nyata, maka: a . 1 = 1 . a = a

g. Sifat perkalian dengan nol

Apabila a bilangan nyata, maka: a . 0 = 0 . a = 0

h. Sifat invers

1) Sifat invers penjumlahan

Apabila a bilangan irrasional, maka terdapat bilangan irrasional


lainya –a, sedemikian sehingga a + (-a) = 0

2) Sifat invers perkalian

Apabila a bilangan irrasional, maka terdapat bilangan irrasional


lainya 1/a, sedemikian sehingga a . 1/a = 1

i. Sifat-sifat urutan

1) Sifat trichotomi

Apabila a dan b bilangan irrasional, maka hanya berlaku salah satu


dari tiga kemungkinan berikut:

• a>b

• a=b

• a<b

2) Sifat Transitif

Apabila a, b dan c bilangan irrasional, a < b dan b < c, maka a < c

3) Sifat penjumlahan

Apabila a, b dan c bilangan nyata, a < b maka:

Bilangan Irrasional
7
• a. c < b . c, apabila c > 0

• a. c > b . c, apabila c < 0

Dalam matematika, bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi
(hasil baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa
dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama
dengan nol. Jadi bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh

yang paling populer dari bilangan irasional ini adalah bilangan π, , dan
bilangan e.

Bilangan π sebetulnya tidak tepat, yaitu kurang lebih 3.14, tetapi

= 3,1415926535.... atau
= 3,14159 26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510...

Untuk bilangan :

= 1,4142135623730950488016887242096.... atau
= 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694
80731 76679 73798..

dan untuk bilangan e:

= 2,7182818....

1. Sejarah Blangan Irrasional

Bilangan Irrasional
8
Bilangan adalah bilangan irasional.

Menurut sejarah, penemu bilangan irasional adalah Hippasus dari


Metapontum (ca. 500 SM). Sayangnya, penemuannya tersebut justru
menyebabkan ia dihukum mati oleh Pythagoras karena dianggap
penganut ajaran sesat.

Dalam doctorate in Absentia-nya di tahun 1799, A new proof of


the theorem that every integral rational algebraic function of one
variable can be resolved into real factors of the first or second degree,
Gauss memberikan bukti teorema fundamental aljabar yang
menyatakan bahwa setiap-tiap dari polinomial variabel tunggal bukan-
konstanta dengan koefisien kompleks memiliki paling sedikit atau
setidaknya satu akar kompleks. Namun banyak matematikawan
termasuk Jean le Rond d'Alembert yang memberikan bukti yang salah
pada awalnya,dan disertasi Gauss juga banyak mengkritik kerja
d'Alembert.

Namun sekali lagi, ironisnya, dengan menggunakan standar


sekarang percobaan milik Gauss tidak dapat diterima, yang
menyebabkan penggunaan secara implisit teorema Kurva Jordan di
dalam kurva fraktal. Bagaimanapun, dia secara berkelanjutan
memberikan tiga bukti yang lain,yang terakhir pada 1849 yang dikenal
sukar. Upayanya dalam mengklarifikasi konsep mengenai bilangan
kompleks memang banyak dibicarakan (dari contoh bilangan irasional

paling terkenal : ,memecahnya dengan menempatkan


minus pada satu tingkat dibawah sumbu imajiner dan x pada sumbu
positif real,Gauss mengubah bilangan irasional yang sebelumnya
dianggap bilangan antara ada dan tiada menjadi dapat diperhitungkan,
lihat secara khusus polar kompleks).

Bilangan Irrasional
9
Gauss juga memberikan kontribusi sangat penting bagi teori
bilangan. Di dalam bukunya di tahun 1801, Disquisitiones
Arithmeticae (bahasa Latin:, Investigasi Aritmetika), yang mana,
dalam banyak hal, Gauss memperkenalkan penggunaan notasi ≡ untuk
kekongruenan dan menggunakannya dalam presentasi yang baik di
dalam aritmetika modular.

Abad ke-19 menyaksikan perkembangan cepat konsep bilangan


imajiner di tangan Abraham de Moivre,dan secara khusus Leonhard
Euler, yang menjadikannya lebih berdaya guna. Penyelesaian teori
mengenai bilangan kompleks di abad ke-19 membedakan bilangan
irasional menjadi bilangan aljabar dan transenden. Bukti keberadaan
bilangan transenden, dan menjamurnya studi-studi saintifik mengenai
teori bilangan irasional telah lama dipikirkan sejak Euclid. Tahun 1872
menyaksikan publikasi dari teori-teori dari Karl Weierstrass (oleh
muridnya, Ernst Kossak), Eduard Heine (Crelle's Journal, 74), Georg
Cantor (Annalen, 5), dan Richard Dedekind. Meray memulai pada
1869,sama dengan Heine, tetapi teorinya dikutip secara umum pada
1872.

Pecahan kontinyu, yang berhubungan dekat dengan bilangan


irasional, mendapat perhatian di tangan Euler, dan akhirnya,fajar abad
ke-19 benar-benar dibawa menuju keagungan lewat tulisan-
tulisan Joseph Louis Lagrange. Dirichlet juga menambahkan dalam
teori umumnya, seperti juga banyak sekali kontributor untuk
penerapan mengenai subyek ini.

Bilangan Irrasional
10

Anda mungkin juga menyukai