Oleh :
1. I Wayan Juliarsa
1311031041
1311031051
1311031054
1311031057
1311031058
Kelas C/III
Anton
Budi
Konsep Pembagian 4 : 2
Diberikan lagi
Budi
1 buah ( Budi
Budi
1 buah ( Budi
Setelah kelereng itu habis dibagi, maka masing-masing orang telah menerima 2
kelereng.
Jadi, 4 : 2 = 2
3.
Konsep Pembagian 6 : 2
Jadi, 6 : 2 = 3
Cara di atas dapat dimantapkan dengan pendekatan lain, yaitu pembagian sebagai
pengurangan berulang-ulang yaitu pada 6 : 2 sama dengan 6 2 2 2 = 0, ada
tiga kali pengurangan. Jadi 6 : 2 = 3.
4. Tahap selanjutnya adalah menghubungkan antara pembagian dan
perkalian. Pengetahuan siap anak tentang perkalian sampai 100 akan
sangat membantu pengetahuan siapnya dalam pembagian. Latihan yang
cukup dan terus menerus, akan membantu pengetahuan siap siswa.
Misalnya :
3 x 2 = 6;
6:3=2
8:4=2
6:2=3
8:2=4
x . = 6
. x 2 = 6
atau
6 : . = 2
. : 2 = 3
111
5 555
5
Seperti pada contoh, dalam hal ini yang penting tahap ini
menekankan pengajarannya dimana proses pembagian
bilangan yang dibagi dengan pembaginya sama dan
05
5
05
5
0
112
6 672
07
6
12
12
0
8:4=2
(delapan dibagi empat sama
dengan dua)
Tanyakan kepada siswa berapa kali mereka mengambil atau ada berapa
kelompok empatan yang mereka peroleh. Ucapkan secara jelas bahwa apa yang
baru mereka lakukan adalah membagi 8 oleh 4 dan hasilnya adalah 2, kemudian
ucapkan kalimat pembagian 8 : 4 = 2 ( delapan dibagi empat sama dengan dua ).
Cara lain adalah dengan menggunakan model garis bilangan. Pertama
gambarlah garis bilangan di papan tulis, setelah gambar selesai kemudian
katakana pada siswa bahwa kita akan menyelesaikan kalimat pembagian 8 : 4 =
. . Penyelesainnya adalah dengan cara loncat 4 langkah mundur dari angka 8
pada garis bilangan sampai mencapai nol. Hasil berapa kali loncatan yang
dilakukan akan menjadi jawaban dari kalimat pembagian 8 : 4 = 2, seperti pada
gambar di bawah ini
Ke - 1
6
2
Ke - 2
4
2
2
2
0
Ke - 3
Ke - 4
Contoh 2 :
Menunjukan hasil bagi dari 78 : 6 dengan acak (sembarang). Berikut ini
disajikan cara membagi bilangan di atas
10 + 3 = 12
78
10
60
78
60
18
18
18
18
0
13 dijumlahkan
Jadi 78 : 6 = 13
Contoh 3
Menampilkan hasil 90 : 6 dengan cara seperti di bawah
1
a) 6 90
14
b) 6 90
30
30
30
0
Pada contoh di atas angka puluhan bilangan yang dibagi oleh bilangan
pembagi (hasilnya bilangan asli) bila angka puluhan bilangan yang dibagi lebih
kecil dari bilangan pembagi misalnya 36 : 6 maka pengerjaan ini tidak lagi
menentukan hasil bagi 3 : 6, karena hasilnya bukan bilangan asli ( 3 tidak bisa
dibagi 6). Oleh karena itu pembagian dilakukan secara langsung 36 : 6. Sehingga
36 : 6 = 6. Untuk bilangan yang lebih besar, misalnya ribuan, puluhan ribu, tahap
penyelesainnya adalah sama seperti di atas.
Menentukan hasil bagi pada bilangan cacah dengan cara singkat seperti di
atas memerlukan pemahaman fakta dasar pembagian. Fakta dasar pembagian
adalah dasar pembagian pada bilangan pembagi dan hasil baginya haruslah
bilangan 0 sampai 9. Jadi jika a : b = c dimana a adalah bilangan yang dibagi, b
adalah pembagi dan c adalah hasil bagi maka fakta dasar pembagian 0 c 81, 0
b 9 dan 0 c 9, a tidak boleh bilangan prima lebih besar atau sama dengan
11 dan a harus habis dibagi b. Misalnya 81 : 9 ; 9 : 1 ; 12 : 4 dan sebagainya
adalah merupakan fakta dasar, sedangkan 81 : 3 ; 24 : 2 ; 36 : 3 bukan fakta dasar
pembagian.
3. Algoritma pembagian
Cara mengajar algoritma pembagian dengan pengurangan berulang. Bila
murid telah diperkenalkan pada makna pembagian panjang dan telah mencoba
berbagai tahap, berarti mereka telah siap mengembangkan atau mempelajari
algoritma pembagian panjang. Ketika bekerja dengan algoritma ini, mereka
mengembangkan berbagai cara menaksir banyaknya angka dalam hasil bagi
danmenyempurnakan suatu pola kerja yang sistematis, agar dapat menyelesaikan
soal dengan cepat dan tepat. Dalam mengikuti algoritma ini, latihan diserahkan
menuju penyempurnaan caradi bawah ini diilustrasikan untik 24/1488
1. Taksirkanlah hasil bagi dan tentukan banyaknya
a. 24 1488
2400).
Jadi
hasil
baginya
6
24
c.
1488
6
24
1488
144
d.
6
24
1488
144
4
e.
6
24
1488
144
48
siswa telah mengenal fakta pembagian yang lebih sederhana. Karena siswa telah
mengenal sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan maka pertama mereka
perlu diberi soal soal yang dapat membimbing mereka menemukan sifat ini.
Siswa dianggap telah mengetahui bahwa 16 : 4 = 4
16
4 =
(8+8):4 =(8:4)+(8:4)=
Jadi 16 : 4 = ( 8 + 8 ) : 4 = ( 8 : 4 ) + ( 8 : 4 ) =
4. Sifat-sifat Pembagian
=7
terbukti
= 1 terbukti
Contoh
0:4=0
4 : 0 = tidak terdefinisi
0 : 0 = tidak terdefinisi
= 4 terbukti
= 4
terbukti
10
= 3 terbukti
= 2 terbukti
= 1 terbukti
11
Nama Alat
Gambar Alat :
2:2
0:2
4:2
6:2
8:2
10 : 2
12 : 2
0:3
3:3
6:3
9:3
12 : 3
15 : 3
18 : 3
0:4
4:4
8:4
12 : 4
16 : 4
18 : 4
20 : 4
0:5
5:5
10 : 5
15 : 5
20 : 5
25 : 5
30 : 5
0
12
6:3
6:3 bukan 3 melainkan dua pertanyaan yang harus dijawab oleh pemain lain
sesuai dengan kartu yang dimilikinya.
Kegunaan :
Peraga Kartu Pembagian ini berguna untuk melatih ketrampilan siswa dalam
memahami operasi hitung pembagian yang bilangan pembaginya dan hasil
baginya yaitu bilangan 0 sampai 9 (sesuai fakta dasar pembagian) . Dalam hal ini
Peraga Kartu Pembagian ini bilangan pembaginya dan hasil baginya yaitu
bilangan 0 sampai 6 (sesuai dengan jumlah kartu domino).
8: 2
5
(Misalkan pemain lawan mengeluarkan kartu ini)
di atas ini)
13
8: 2
(Misalkan pemain lawan mengeluarkan kartu ini)
di atas ini)
5
0:4
2:2
8:4
6:2
3
2
16 : 4
20 : 4
10 : 2
5
4
0
6
14
i. Apabila pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka pemain tersebut
harus mengucapkan kata pas atau lewat sehingga pemain tersebut
dilewati, dilanjutkan oleh pemain berikutnya.
j. Pemain dinyatakan menang apabila :
1) Semua Kartu yang dimiliki telah habis terpasang
Bila seorang pemain telah habis kartunya, maka dia dinyatakan sebagai
pemenang. Sedangkan yang lain tetap melanjutkan permainannya.
Urutan pemenang ditentukan oleh urutan pemain dalam menghabiskan
kartu miliknya
2) Sisa Kartu yang dimiliki paling sedikit
Hal ini terjadi bila permainan terhenti karena tidak ada lagi kartu-kartu
milik pemain yang cocok untuk dipasangkan. Urutan pemenang
ditentukan oleh sisa kartu yang masih dipegang oleh masing-masing
pemain.
k. Permainan Peraga Kartu Pembagian ini dapat dilaksanakan pada saat
kegiatan belajar mengajar (KBM) maupun di luar KBM, yaitu pada saat
guru harus meninggalkan kelasnya karena berbagai hal.
15
Selain alat peraga di atas, juga tersapat alat peraga timbangan bilangan
untuk meningkatkan ketrampilan siswa melakukan operasi pembagian, berikut
disajikan contoh permainan matematika dengan desain alat peraga beserta cara
penggunaannya :
Nama Alat
Gambar Alat :
Pasak-pasak untuk
Poros
Lengan Timbangan
menggantung anak
timbangan
10 9
5 4
2 1
1 2 3
9 10
Anak
Timbangan
Tiang
Alas timbangan,
dilengkapi tempat anak
timbangan.
16
Kegunaan :
Alat peraga ini digunakan untuk menunjukkan hasil pembagian pada 2 (dua)
bilangan satu angka hingga dua angka dengan perkiraan dan cara coba-coba (trial
and error). Jika benar lengan timbangan akan seimbang dan jika salah lengan
timbangannya tidak seimbang.
Catatan
Alat peraga ini tidak digunakan untuk penanaman konsep operasi dasar
(penjumlahan,pengurangan,perkalian, dan pembagian) pada dua bilangan dan cara
memperoleh hasilnya. Sebab konsep seperti membagi adalah menjadikan sebuah
kumpulan benda menjadi beberapa kumpulan benda sama banyak (artinya
masing-masing kumpulan benda mempunyai jumlah anggota yang sama) harus
dengan menggunakan benda konkret.
Cara Penggunaan :
Misalnya akan menghitung hasil dari 9 : 3.
Langkah peragaan alat
a. Guru mengajak siswa untuk memasangkan anak timbangan pada angka 9
pada salah satu batang skala timbangan bilangan tersebut.
b. Kemudian guru mengajak siswa kembali untuk memasangkan satu anak
timbangan di angka 3 pada lengan yang berbeda dengan letak anak
timbangan terdahulu.
10 9
5 4
2 1
1 2
4 5
17
10
10 9
5 4
2 1
1 2
4 5
10
Terdapat 3
anak
timbangan
18