Anda di halaman 1dari 19

Pemahaman Konsep Pembagian Bilangan Cacah

(Mata Kuliah Pendidikan Matematika I)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Drs. I Gusti Ngurah Japa, M.Pd.

Oleh :

1. I Wayan Juliarsa

1311031041

2. Pande Made Hendra Kesuma

1311031051

3. I Wayan Adi Gunawan

1311031054

4. I Made Yudha Pranata

1311031057

5. I Gede Putu Suryawan

1311031058

Kelas C/III

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014

1. Pemahaman Konsep Pembagian


Konsep pembagian pada bilangan cacah sangat perlu diberikan kepada
siswa sekolah dasar. Bila dibandingkan dengan operasi hitung lainnya operasi
pembagian merupakan pengajaran yang sangat sulit dipahami, dengan demikian
diharapkan kita perlu memperhatikan cara di bawah ini.
1. Manambahkan pengertian

pembagian dengan dibagi dua, konsep

pembagian yang sederhana ini mungkin telah dikenal siswa sebelumnya


dalam kehidupan sehari-hari.
2. Misalnya : Ada 4 buah kelereng dibagi 2 sama banyak, yaitu kepada
Anton dan Budi, berapa buah kelereng masing-masing?
Dapat digambarkan sebagai berikut :

Anton
Budi
Konsep Pembagian 4 : 2

Anton mendapatkan 2 buah kelereng dan Budi juga mendapatkan 2 buah


kelereng.
Jadi 4 : 2 = 2.
Cara di atas juga dapat dilakukan dengan mendistribusikannya. Ada 4 kelereng
dibagi satu persatu kepada Anton dan Budi secara bergantian.
Diberikan kepada

Diberikan lagi

Anton 1 buah ( Anton

Budi

1 buah ( Budi

Anton 1 buah ( Anton

Budi

1 buah ( Budi

Setelah kelereng itu habis dibagi, maka masing-masing orang telah menerima 2
kelereng.
Jadi, 4 : 2 = 2

3.

Pembagian dengan pengelompokan


Misalnya, 6 : 2 =
Siapkan 6 benda, kemudian kelompokkan dua-dua, maka terdapat 3

kelompok seperti berikut.

Konsep Pembagian 6 : 2
Jadi, 6 : 2 = 3
Cara di atas dapat dimantapkan dengan pendekatan lain, yaitu pembagian sebagai
pengurangan berulang-ulang yaitu pada 6 : 2 sama dengan 6 2 2 2 = 0, ada
tiga kali pengurangan. Jadi 6 : 2 = 3.
4. Tahap selanjutnya adalah menghubungkan antara pembagian dan
perkalian. Pengetahuan siap anak tentang perkalian sampai 100 akan
sangat membantu pengetahuan siapnya dalam pembagian. Latihan yang
cukup dan terus menerus, akan membantu pengetahuan siap siswa.
Misalnya :
3 x 2 = 6;

4 x 2 = 8 , bentuk pembagiannya adalah:

6:3=2

8:4=2

6:2=3

8:2=4

Salah satu faktor tidak diketahui


3

x . = 6

. x 2 = 6

atau

6 : . = 2
. : 2 = 3

Selanjutnya untuk pembagian-pembagian bilangan besar keterampilan


membagi secara bersusun perlu dimantapkan, karena dalam kenyataan hidup
sehari-hari pembagian bilangan besar ini sering muncul, sedangkan pembagian
bilangan sampai 100 dapat dihitung di luar kepala. Pengajaran pembagian
bersusun ini pun harus memperhatikan tahap-tahap kesukarannya.

111
5 555
5

Seperti pada contoh, dalam hal ini yang penting tahap ini
menekankan pengajarannya dimana proses pembagian
bilangan yang dibagi dengan pembaginya sama dan

05
5

selisihnya sama dengan 0, dan hasil pengurangannya sama


dengan 0, maka proses pembagian selesai.

05
5
0

112
6 672

Bilangan pertama tepat dapat dibagi dengan pembagi dimana


bilangan 6 dapat dibagi 6 dan bilangan 7 dapat dibagi 6,

kemudian, 1 tidak dapat dibagi 6 maka diturunkan bilangan

07
6

2 sehingga 12 habis dibagi 6.

12
12
0

2. Penyajian Konsep Pembagian


Sesuai taraf berfikir anak sekolah dasar yang masih dalam tahap berfikir
konkret, semi konkret, semi abstrak, dan abstrak maka di dalam mengerjakan
konsep pembagian ini digunakan benda-benda konkret atau alat peraga. Hal ini
dapat menimbulkan minat anak dan membantu pemahaman anak. Berbagai model
dapat dilakukan dalam mengajarkan fakta pembagian. Yang pertama (paling
terkenal/bayank digunakan) adalah model pengukuran. Bermacam-macam alat
peraga dapat digunakan dalam model ini antara lain : manic-manik, kartu, dan
kubus. Misalkan kita menggunakan kartu untuk mengajarkan 8 : 4 = 2. Bagikan
kartu tersebut sehingga setiap siswa mendapat 8 kartu di meja masing-masing.
Kemudian suruh setiap siswa untuk mengambil empat-empat sampai habis dan
menempatkannya di sebelah lain, seperti gambar di bawah ini

8:4=2
(delapan dibagi empat sama
dengan dua)

Tanyakan kepada siswa berapa kali mereka mengambil atau ada berapa
kelompok empatan yang mereka peroleh. Ucapkan secara jelas bahwa apa yang
baru mereka lakukan adalah membagi 8 oleh 4 dan hasilnya adalah 2, kemudian
ucapkan kalimat pembagian 8 : 4 = 2 ( delapan dibagi empat sama dengan dua ).
Cara lain adalah dengan menggunakan model garis bilangan. Pertama
gambarlah garis bilangan di papan tulis, setelah gambar selesai kemudian
katakana pada siswa bahwa kita akan menyelesaikan kalimat pembagian 8 : 4 =
. . Penyelesainnya adalah dengan cara loncat 4 langkah mundur dari angka 8
pada garis bilangan sampai mencapai nol. Hasil berapa kali loncatan yang
dilakukan akan menjadi jawaban dari kalimat pembagian 8 : 4 = 2, seperti pada
gambar di bawah ini

Penyajian dengan model abstrak dapat dilakukan dengan pengurangan


berulang sampai sisanya nol atau sisanya lebih kecil dari pembagi, juga dapat
diajarkan melalui pembagian secara acak maupun pembagian secara singkat,
seperti contoh di bawah ini.
Contoh 1 :
Menunjukan hasil bagi dari 8 : 2 dengan cara pengurangan berulang.
Dengan melakukan pengurangan terhadap 8 dengan 2 secara terus menerus
sehingga hasilnya 0 atau lebih kecil dari 2. Langkah-langkahnya bisa dilakukan
sebagai berikut
8
2

Ke - 1

6
2

Ke - 2

4
2
2
2
0

Ke - 3
Ke - 4

Karena untuk sampai ke sisa 0 (sisanya lebih kecil dari2) pengurangan


terhadap 8 dengan 2 dilakukan sebanyak 4 kali maka ini berarti 8 : 2 = 4

Contoh 2 :
Menunjukan hasil bagi dari 78 : 6 dengan acak (sembarang). Berikut ini
disajikan cara membagi bilangan di atas
10 + 3 = 12
78

10

60

78
60

18

18

18

18

0
13 dijumlahkan

Jadi 78 : 6 = 13

Contoh 3
Menampilkan hasil 90 : 6 dengan cara seperti di bawah
1
a) 6 90

14
b) 6 90

30

30
30
0

Pada langkah a) melakukan pengerjaan 9 : 6 = 1 sisa 3, angka 1 ditulis


tepat di atas puluhan bilang yang di bagi (karena 1 berarti sepuluh), sedangkan
sisanya 3 tepat ditulis di bawah angka puluhan bilangan yang dibagi. Angka 6
yang ditulis di bawah angka puluhan bilangan yang dibagi adalah hasil kali antara
1 ( bilangan hasil bagi 9 : 6) dengan bilangan 6 (bilangan pembagi). Sehingga
sisanya 3 itu sebenarnya hasil dari 9 6 = 3 karena 3 tidak bisa dibagi 6 (hasilnya
bukan bilangan asli), maka angka 0 pada satuan bilangan yang dibagi, diturunkan
dan ditulis dibelakang angka 3 (angka sisa dari 9 : 6). Pada langkah (b) kita
meluruskan pengerjaan 30 : 6 = 5, ternyata sisanya nol. Angka 5 tersebut
dituliskan dibelakang angka 1 (hasil 9 :6). Jadi 90 : 6 = 15 dan ternyata 90 habis
dibagi 6 karena sisanya nol.

Pada contoh di atas angka puluhan bilangan yang dibagi oleh bilangan
pembagi (hasilnya bilangan asli) bila angka puluhan bilangan yang dibagi lebih
kecil dari bilangan pembagi misalnya 36 : 6 maka pengerjaan ini tidak lagi
menentukan hasil bagi 3 : 6, karena hasilnya bukan bilangan asli ( 3 tidak bisa
dibagi 6). Oleh karena itu pembagian dilakukan secara langsung 36 : 6. Sehingga
36 : 6 = 6. Untuk bilangan yang lebih besar, misalnya ribuan, puluhan ribu, tahap
penyelesainnya adalah sama seperti di atas.
Menentukan hasil bagi pada bilangan cacah dengan cara singkat seperti di
atas memerlukan pemahaman fakta dasar pembagian. Fakta dasar pembagian
adalah dasar pembagian pada bilangan pembagi dan hasil baginya haruslah
bilangan 0 sampai 9. Jadi jika a : b = c dimana a adalah bilangan yang dibagi, b
adalah pembagi dan c adalah hasil bagi maka fakta dasar pembagian 0 c 81, 0
b 9 dan 0 c 9, a tidak boleh bilangan prima lebih besar atau sama dengan
11 dan a harus habis dibagi b. Misalnya 81 : 9 ; 9 : 1 ; 12 : 4 dan sebagainya
adalah merupakan fakta dasar, sedangkan 81 : 3 ; 24 : 2 ; 36 : 3 bukan fakta dasar
pembagian.

3. Algoritma pembagian
Cara mengajar algoritma pembagian dengan pengurangan berulang. Bila
murid telah diperkenalkan pada makna pembagian panjang dan telah mencoba
berbagai tahap, berarti mereka telah siap mengembangkan atau mempelajari
algoritma pembagian panjang. Ketika bekerja dengan algoritma ini, mereka
mengembangkan berbagai cara menaksir banyaknya angka dalam hasil bagi
danmenyempurnakan suatu pola kerja yang sistematis, agar dapat menyelesaikan
soal dengan cepat dan tepat. Dalam mengikuti algoritma ini, latihan diserahkan
menuju penyempurnaan caradi bawah ini diilustrasikan untik 24/1488
1. Taksirkanlah hasil bagi dan tentukan banyaknya

a. 24 1488

angka dalam hasil bagi. Dalam 1480 terdapat


lebih dari sepuluh 2-an tetapi kurang dari
seratus-an

2400).

Jadi

hasil

baginya

mempunyai dua angka.


b.

6
24

c.

1488
6

24

1488
144

d.

6
24

2. Tentukan hasil bagi yang pertama : Ada berapa


3-an dalam148
3. Kalikan 6 X 24. Hasilnya 144, ditempatkan di
bawah
4. Kurangkan 144 dari 148

1488
144
4

e.

6
24

5. Bandingkan selisihnya, 4, dengan pembaginya,


24 unttuk memastikan bahwa sisanya kurang

1488
144

6. Tentukan angka berikutnya

48

Sekarang tiba saatnya kita memperhatikan cara mengajar fakta


pembagian dengan menggunakan pola. Misalnya kita hendak menggunakan pola
distributif pembagian terhadap penjumlahan. Cara ini dapat dipergunakan apabila

siswa telah mengenal fakta pembagian yang lebih sederhana. Karena siswa telah
mengenal sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan maka pertama mereka
perlu diberi soal soal yang dapat membimbing mereka menemukan sifat ini.
Siswa dianggap telah mengetahui bahwa 16 : 4 = 4

16

4 =

(8+8):4 =(8:4)+(8:4)=
Jadi 16 : 4 = ( 8 + 8 ) : 4 = ( 8 : 4 ) + ( 8 : 4 ) =

Setelah siswa menemukan sifat ini, kegiatan selanjutnya adalah memantapkan


penemuan siswa tersebut dengan mengerjakan soal latihan seperti pada gambar di
bawah ini.
12 : 3 = ( 6 + 6 ) : 3 =
36 : 9 = ( 18 + 18 ) : 9 =
40 : 5 = ( 20 + 20 ) : 5 =

4. Sifat-sifat Pembagian

1) Sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan:


(a + b) : c = [a/c] + [b/c] syarat : c faktor dari a dan b
Contoh
(8 + 6) : 2 = [8/2] + [6/2]
7

=7

terbukti

2) Sifat distributif pembagian terhadap pengurangan:


(a b) : c = a/c b/c syarat : a > b dan c faktor dari a dan b
Contoh
( 8 6) : 2 = 8/2 6/2
1

= 1 terbukti

3) Sifat bilangan nol dalam pembagian


Untuk setiap a, b, c, p, q, dan r, bilangan cacah berlaku
0 : a = 0 untuk a 0
a : 0 = tidak didefinisikan
0 : 0 = tidak terdefinisi

Contoh
0:4=0
4 : 0 = tidak terdefinisi
0 : 0 = tidak terdefinisi

4) (a : b) : c = a : (b : c) syarat: b faktor dari a dan c faktor dari b.


Contoh
(16 : 4) : 1 = 16 : (4 : 1)
4

= 4 terbukti

5) a : b = (ca) : (cb) syarat : c 0, dan b faktor dari a


Contoh
8 : 2 = 4x8 : 4x2
4

= 4

terbukti

10

6) a : b = [a/c] : [b/c] syarat : b faktor dari a dan c faktor dari b


Contoh
6 : 2 = 6/3 : 2/3
3

= 3 terbukti

7) (a : b) : c = a : (b : c) syarat : b dan c faktor-faktor dari a


Contoh
(10 : 5) : 1 = 10 : (5:1)
2

= 2 terbukti

8) (a : b) : c = (a : c) : b syarat : b dan c faktor-faktor dari a


Contoh
(8 : 4) : 2 = (8 : 2) : 4
1

= 1 terbukti

9) Jika a < b, c faktor dari a dan b, maka a/c < b/c


Contoh
6/2 < 8/2
3 < 4 terbukti bahwa a kurang dari b

11

5. Penguasaan Fakta Dasar dan Keterampilan dalam Pembagian


Fakta dasar pembagian adalah dasar pembagian pada bilangan pembagi
dan hasil baginya haruslah bilangan 0 sampai 9. Jadi jika a : b = c dimana a adalah
bilangan yang dibagi, b adalah pembagi dan c adalah hasil bagi maka fakta dasar
pembagian 0 c 81, 0 b 9 dan 0 c 9, a tidak boleh bilangan prima lebih
besar atau sama dengan 11 dan a harus habis dibagi b. Misalnya 20 : 4 ; 9 : 3 ; 12 :
2 dan sebagainya adalah merupakan fakta dasar, sedangkan 81 : 3 ; 24 : 2 ; 36 : 3
bukan fakta dasar pembagian.
Untuk meningkatkan ketrampilan siswa melakukan operasi pembagian
atau penguasaan fakta dasar, berikut disajikan contoh permainan matematika
dengan desain alat peraga beserta cara penggunaannya :

Nama Alat

: Peraga Kartu Pembagian

Gambar Alat :
2:2

0:2

4:2

6:2

8:2

10 : 2

12 : 2

0:3

3:3

6:3

9:3

12 : 3

15 : 3

18 : 3

0:4

4:4

8:4

12 : 4

16 : 4

18 : 4

20 : 4

0:5

5:5

10 : 5

15 : 5

20 : 5

25 : 5

30 : 5

0
12

Kartu Permainan terdiri dari dua bagian :


-Bagian atas disebut kalimat pembagian

6:3

-Bagian bawah disebut bilangan hasil


-Bagian atas dan bawah kartu tidak memiliki
hubungan. Seperti gambar disamping bahwa

6:3 bukan 3 melainkan dua pertanyaan yang harus dijawab oleh pemain lain
sesuai dengan kartu yang dimilikinya.

Kegunaan :
Peraga Kartu Pembagian ini berguna untuk melatih ketrampilan siswa dalam
memahami operasi hitung pembagian yang bilangan pembaginya dan hasil
baginya yaitu bilangan 0 sampai 9 (sesuai fakta dasar pembagian) . Dalam hal ini
Peraga Kartu Pembagian ini bilangan pembaginya dan hasil baginya yaitu
bilangan 0 sampai 6 (sesuai dengan jumlah kartu domino).

Cara penggunaan dan aturan permainan :


a. Satu Set Kartu Pembagian ini terdiri dari 28 Kartu (sesuai dengan jumlah
kartu Domino).
b. Banyak pemain yang bermain dalam permainan ini tidak ditentukan
(bebas), namun disarankan pemainnya berjumlah 4 orang supaya merata
mendapatkan masing-masing 7 kartu.
c. Sebelum permainan dimulai, 1 set kartu sebaiknya dikocok terlebih dahulu
dan kemudian dibagi habis untul semua pemain.
d. Salah satu pemain membuka 1 kartu misalnya.

8: 2

5
(Misalkan pemain lawan mengeluarkan kartu ini)
di atas ini)

13

e. Maka pada saat bermain, setiap pemain dapat memilih memasangkan

8: 2
(Misalkan pemain lawan mengeluarkan kartu ini)
di atas ini)
5

0:4

2:2

8:4

6:2

3
2

16 : 4

20 : 4
10 : 2

5
4

0
6

(Misalkan anda memegang 7 kartu di atas ini)


Maka kartu yang anda keluarkan adalah kartu yang kalimat pembagiannya 8: 2
atau yang bilangan hasilnya adalah angka 5. Dalam hal ini pemain bebas
mengeluarkan diantara kartu yang dipegang tersebut tetapi harus sesuai dengan
kalimat pembagian atau bilangan hasilnya.

f. Cara memasangkan kartu yaitu dengan meletakkan kartu yang dimiliki


pemain tepat pada bagian yang bersesuaian darin kartu yang telah
terpasang.
g. Pemasangan kartu dapat diatur secara bergiliran untuk semua pemain,
misalnya digunakan aturan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam.
h. Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu dari dua sisi
(bagian ujung-ujung kartu) dipasangkan dengan kartu yang senilai.

14

i. Apabila pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka pemain tersebut
harus mengucapkan kata pas atau lewat sehingga pemain tersebut
dilewati, dilanjutkan oleh pemain berikutnya.
j. Pemain dinyatakan menang apabila :
1) Semua Kartu yang dimiliki telah habis terpasang
Bila seorang pemain telah habis kartunya, maka dia dinyatakan sebagai
pemenang. Sedangkan yang lain tetap melanjutkan permainannya.
Urutan pemenang ditentukan oleh urutan pemain dalam menghabiskan
kartu miliknya
2) Sisa Kartu yang dimiliki paling sedikit
Hal ini terjadi bila permainan terhenti karena tidak ada lagi kartu-kartu
milik pemain yang cocok untuk dipasangkan. Urutan pemenang
ditentukan oleh sisa kartu yang masih dipegang oleh masing-masing
pemain.
k. Permainan Peraga Kartu Pembagian ini dapat dilaksanakan pada saat
kegiatan belajar mengajar (KBM) maupun di luar KBM, yaitu pada saat
guru harus meninggalkan kelasnya karena berbagai hal.

15

Selain alat peraga di atas, juga tersapat alat peraga timbangan bilangan
untuk meningkatkan ketrampilan siswa melakukan operasi pembagian, berikut
disajikan contoh permainan matematika dengan desain alat peraga beserta cara
penggunaannya :

Nama Alat

: Peraga Timbangan Bilangan

Gambar Alat :

Pasak-pasak untuk

Poros

Lengan Timbangan

menggantung anak
timbangan

10 9

5 4

2 1

1 2 3

9 10

Anak
Timbangan

Tiang

Alas timbangan,
dilengkapi tempat anak
timbangan.

16

Kegunaan :
Alat peraga ini digunakan untuk menunjukkan hasil pembagian pada 2 (dua)
bilangan satu angka hingga dua angka dengan perkiraan dan cara coba-coba (trial
and error). Jika benar lengan timbangan akan seimbang dan jika salah lengan
timbangannya tidak seimbang.
Catatan
Alat peraga ini tidak digunakan untuk penanaman konsep operasi dasar
(penjumlahan,pengurangan,perkalian, dan pembagian) pada dua bilangan dan cara
memperoleh hasilnya. Sebab konsep seperti membagi adalah menjadikan sebuah
kumpulan benda menjadi beberapa kumpulan benda sama banyak (artinya
masing-masing kumpulan benda mempunyai jumlah anggota yang sama) harus
dengan menggunakan benda konkret.

Cara Penggunaan :
Misalnya akan menghitung hasil dari 9 : 3.
Langkah peragaan alat
a. Guru mengajak siswa untuk memasangkan anak timbangan pada angka 9
pada salah satu batang skala timbangan bilangan tersebut.
b. Kemudian guru mengajak siswa kembali untuk memasangkan satu anak
timbangan di angka 3 pada lengan yang berbeda dengan letak anak
timbangan terdahulu.

10 9

5 4

2 1

1 2

4 5

17

10

c. Guru membimbing siswa untuk mencoba memasangkan satu anak


timbangan pada angka 3. Kemudian guru menanyakan siswa apakah
timbangan bilangan sudah seimbang?
d. Bila belum seimbang guru membimbing siswa untuk mengulang kembali
petunjuk pada langkah c) di atas. Kemudian guru menanyakan kepada
siswa apakah timbangan bilangan sudah seimbang ?
e. Bila sudah seimbang guru menjelaskan pada siswa bahwa banyaknya anak
timbangan yang harus dipasangkan pada angka 3 (yaitu 3 anak timbangan)
merupakan hasil dari 9 : 3.
Jadi, 9 : 3 = 3
f. Guru mengulang memberikan soal kepada siswa untuk menentukan hasil
pembagian dari bilangan-bilangan yang lain.

10 9

5 4

2 1

1 2

4 5

10

Terdapat 3
anak
timbangan

18

Anda mungkin juga menyukai