Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK

Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang paling fundamental untuk mewujudkan masyarakat
sejahtera, adil, dan makmur. Dalam hal penyelenggaraan pendidikan, negara tidak hanya berkewajiban
memberikan akses, tetapi juga harus menjamin pemerataan pendidikan berkualitas bagi setiap warga
negaranya. Pemerataan pendidikan dapat didefinisikan menjadi dua aspek, yaitu keadilan dan inklusi
(OECD, 2012).

Sistem pendidikan di Indonesia sendiri secara umum berada dalam kategori sistem berkinerja di bawah
rata-rata di antara negara-negara di Asia Timur dan Pasifik berdasarkan hasil skor penilaian internasional,
seperti PISA, TIMSS, dan EGRA. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap telah mampu membenahi
persoalan mendasar, seperti penyediaan akses pendidikan, tetapi belum mampu meningkatkan mutu
pendidikan.

Dalam konteks pemerataan, tantangan pendidikan di Indonesia adalah angka kemiskinan yang tinggi.
Siswa yang berasal dari kelas ekonomi bawah sering kali berada dalam situasi yang kurang
menguntungkan. Selain memiliki akses terbatas kepada sumber belajar, siswa yang berasal dalam kategori
ini juga berada pada satuan pendidikan dengan kualitas rendah (OECD, 2008).

Berbagai kebijakan peningkatan mutu pendidikan seperti Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI),
Sekolah Rujukan, dan Sekolah Model telah mendorong terselenggaranya layanan pendidikan yang lebih
berkualitas, tetapi belum mampu memberikan dampak lebih luas dan merata ke lebih banyak sekolah dan
daerah.

Keterbatasan dampak tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, intervensi yang dilakukan sering
menyasar kepada sekolah-sekolah dengan mutu yang “sudah baik” sehingga, alih-alih mendorong
pemerataan mutu pendidikan, justru dapat menambah disparitas mutu dengan sekolah-sekolah di
sekitarnya. Kedua, program yang diberikan bersifat bantuan dana atau bantuan sarana fisik sehingga proses
pengimbasan ke sekolah lain sulit dilakukan. Ketiga, keberlanjutan program peningkatan mutu tidak
didukung oleh ekosistem yang memadai baik di tingkat nasional maupun daerah. Regulasi yang menjamin
keberlanjutan program di tingkat nasional tidak tersedia, begitu pula upaya adopsi dan perluasan program
(scale out) di tingkat daerah belum optimal dilakukan. Ekosistem pengembangan mutu dapat terbentuk
apabila didukung oleh regulasi, kebijakan, dan penganggaran yang berkelanjutan, serta kerja sama antara
pemerintah pusat dan daerah.

Visi pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Profil
Pelajar Pancasila merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menunjukkan karakter dan identitas
bangsa, tetapi juga mampu berpikir kritis, memiliki pandangan terbuka, serta mampu bersaing dalam
lingkup global.

Dalam rangka mewujudkan visi pendidikan Indonesia yaitu Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan reformasi pendidikan melalui
kebijakan Merdeka Belajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selain berupaya meningkatkan akses, saat ini berupaya untuk
fokus meningkatkan kualitas pembelajaran bagi semua anak di seluruh satuan pendidikan melalui program
Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara
holistik dengan berupaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi (literasi dan
numerasi) dan karakter. Penguatan kemampuan literasi, numerasi, dan karakter merupakan fondasi penting
dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

1
Dalam rangka mengumumkan secara resmi Program Sekolah Penggerak, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia menyelenggarakan peluncuran Program
Sekolah Penggerak sebagai kelanjutan kebijakan merdeka belajar episode ke-7 pada Tahun 2021.
Komitmen bersama antara Kemendikbud dengan pemerintah daerah dalam mensukseskan program
sekolah penggerak akan diselenggarakan pada:
Hari, tanggal : Senin, 1 Februari 2021
Waktu : 13:30 s.d. 15:00 WIB
Lokasi : Zoom Webinar
Moderator : Sekretaris Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud
Bapak Ainun Na’im

Narasumber:
1. Ketua Komisi X DPR RI, Bapak H. Syaiful Huda
2. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.;
3. Menteri Dalam Negeri Bapak Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs. Muhammad Tito Karnavian, M.A.,
Ph.D.

Peserta:
1. Kepala daerah provinsi, kota, dan kabupaten
2. Dinas Pendidikan provinsi, kota, dan kabupaten
3. Media

Susunan Acara
Waktu Fasilitator Keterangan
13:36 - 14:01 Menteri Pendidikan dan Menyampaikan paparan mengenai
Kebudayaan, Program Sekolah Penggerak
Bapak Nadiem Anwar Makarim,
B.A., M.B.A.
14:02 - 14:12 Menteri Dalam Negeri, Menyampaikan tanggapan dan
Bapak Jenderal Polisi (Purn.) Prof. dukungan atas Program Sekolah
Drs. Muhammad Tito Karnavian, Penggerak, khususnya mengenai
M.A., Ph.D. pentingnya komitmen Pemda untuk
menyukseskan program
14:12 - 14:15 Pemutaran video
14:16 - 14:26 Ketua KOMISI X DPR RI, Bpk H. Menyampaikan tanggapan dan
Syaiful Huda dukungan atas Program Sekolah
Penggerak
14:28 – 15.00 Sesi tanya jawab Narasumber:
 Mendikbud
 Sesjen
 Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen
 Dirjen GTK
 Ka. Balitbangbuk

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun untuk menjadi landasan pelaksanaan kegiatan sesuai
ketentuan.

Jakarta, 13 Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai