Anda di halaman 1dari 11

Anak Anak Kandung Nabi

Muhammad
‫هَّللا‬
ِ ‫ِبسْ ِم ِ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ح‬
‫ِيم‬

Seluruh ahli sejarah Islam sepakat bahwa Nabi Muhammad memiliki 4 anak


perempuan.
Yakni

1. Zaynab,

2. Ruqayyah,

3. Ummu Kultsum dan

4. Fatimah.
Sedang untuk berapa jumlah anak lelaki, disini terjadi beberapa pendapat. Ada yang
beranggapan anak lelaki beliau jumlahnya 2,3 atau 4. LIhat Anak Anak Rasulullah.
Yakni :

1. Qasim

2. Abdullah

3. Ibrahim
Dari ke 4 anak perempuan Rasulullah, hanya Fatimah yang lebih lama tinggal
bersama ayahnya, Rasulullah. Dan ketika Nabi wafat, fatimah adalah satu satunya
anak yang masih hidup.
Itulah yang menyebabkan Fatimah lebih mengetahui bagaimana derita Rasulullah saat
diganggu bahkan disiksa oleh kaum kafir Quraisy.  Fatimah juga yang paham
bagaimana suasana hati ayahnya, apakah sedang senang, bahagia, sedih dan gundah
gulana.  Fatimah menyaksikan sendiri bagaimana Rasulullah menerima wahyu dari
Jibril.  Bahkan ketika wafat, Fatimah ada di samping beliau.
Dan dari keseluruhan anak anak perempuan Rasulullah, hanya Fatimah yang mirip
secara fisik dan sikap dengan Rasulullah.
Namun, betulkah Fatimah adalah anak yang lebih disayangi Rasulullah ketimbang
anak perempuan lainnya?  Betulkah Fatimah adalah anak istimewa, spesial dan lebih
mulia dibanding Zaynab, Ruqayyah dan Ummu Kultsum?
Dari catatan sejarah,kita melihat bahwa Rasuullah tidak pernah membeda bedakan
anak anaknya.  Semua anak anak Nabi, memiliki tempat tersendiri dalam
hati Rasulullah.  Begitu pula cucu cucu beliau. Tidak ada yang lebih istimewa
dibanding lainnya.
Perihal ada anak anak Nabi yang tidak memiliki keturunan, dan ada yang hingga kini
keturunan itu masih ada, itu sama sekali tidak menunjukkan arti apapun.  Itu tidak
membuktikan bahwa yang memiliki keturunan lebih istimewa dibanding yang tidak,
misalnya.  Itu sama sekali tidak betul.  Karena semua itu hanyalah takdir semata.
Baiklah, sekarang, mari kita lihat  kupas satu satu perjalanan hidup empat anak
perempuan Rasulullah.  Sehingga kita semua bisa mendudukkan masalah ini dengan
benar dan tepat.
Tahun 599 M
Qasim  adalah anak [kandung] pertama Rasulullah dan Khadijah yang lahir pada
tahun 599 M atau  empat tahun setelah Muhammad SAW menikah dengan Khadijah.
Waktu itu usia Rasulullah sekitar 29 tahun. Jadi Qasim lahir  11 tahun sebelum
tahun bi’tsah [ tahun kenabian ] atau 24 tahun sebelum Hijrah.
Qasim meninggal diperkirakan pada usia balita.  Nabi amat bersedih dengan
wafatnya Qasim
Tahun 600 M
Zaynab adalah anak kedua Rasulullah.  Tapi Zaynab adalah anak perempuan yang
pertama, tertua.  Beliau  lahir 600 M – wafat 630 M atau 8 H.
Dan Zainab menikah dengan sepupunya yakni  Abi Al Ash bin Rubai Laqit yang
merupakan sepupunya [ dari jalur Khadijah ].
Jadi jelas, bukan hanya Fatimah yang menikah dengan sepupu, tapi Zainab juga
menikah dengan sepupu. Hanya jalurnya saja yang berbeda.  Jika Fatimah menikah
dengan Ali bin Abi Thalib, sepupu dari jalur ayah, sedang Zaynab menikah
dengan  Abi Al Ash bin Rubai Laqit dari jalur ibu.
Tahun 601 M
Abdullah lahir dan wafat pada usia kecil.
Tahun 602 M
Rugayyah [ Lahir 602 M – wafat 624 M atau 2 H ]
Tahun 603 M
Ummu Kultsum [ Lahir 603 M – wafat 631 M atau 9 H ]
Tahun 605 M
Fatimah lahir [ 605 M – wafat 633 M atau 11 H ]
Tahun 610 M
Tahun 610 M Zaynab menikah dengan Abi Al Ash bin Rubai Laqit , atau di tahun
yang sama pada tahun ketika Muhammad diangkat menjadi Nabi.
Dan pernikahan itu terjadi beberapa bulan sebelum Rasulullah diangkat
menjadi Nabi. Zaynab pindah dari rumah ayah ibunya, dan memiliki rumah sendiri
bersama Al Ash. Pernikahan keduanya mengalami pasang surut, karena sejak awal Al
Ash menolak agama baru yang diajarkan mertuanya, Rasulullah.  Namun kedua
pasangan itu masih tetap bersama, meski Al Ash juga dibujuk oleh kafir Quraisy
untuk mau menceraikan Zaynab.
Tahun 611 M?
Ruqayyah dan Ummu Kultsum bagaikan kembar.  Karena selisih usia mereka hanya
satu tahun.  Itulah sebabnya mereka menikah di tahun yang sama. Setelah tahun 610
M Zaynab menikah, tak lama kemudian Ruqayyah dan Ummu Kultsum menikah pula
dengan paman paman mereka,  dari jalur ayah.
Mereka dijodohkan dengan anak kakak dari kakek mereka, Abu
Lahab . Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abu Lahab Sedang Ummu
Kultsum menikah dengan   Utaibah bin Abi Lahab
Sayang sekali sejarah tidak mencatat dengan terang kapan tahun pernikahan mereka.
Namun yang jelas mereka menikah tidak berapa lama setelah Zaynab menikah.
Pernikahan itu bisa saja terjadi pada tahun yang sama, yakni tahun 610 M atau tahun
berikutnya.
Kebencian  Abu Lahab dan istrinya  Ummu
Jamil terhadap Muhammad,  menyebabkan terjadinya perceraian
Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Padahal mereka belum lama melangsungkan
pernikahan.  Usia pernikahan mereka masih muda, masih sekitar 3 tahun. Setelah
turunnya Surat Al Lahab pada tahun ke 3 Bi’tsah,  Mereka memerintahkan
Utbah dan Utaibah untuk menceraikan Ruqayyah dan Ummu Kultsum. “Kepalaku dan
kepala kalian haram bersentuhan jika kalian berdua tidak mentalak kedua
putri Muhammad” Utbah merasa sangat berat untuk menceraikan isterinya Ruqayyah,
karena dia sangat menyayangi isterinya itu.
Dikhabarkan Ruqayyah memiliki wajah yang cantik dan menyenangkan prilakunya.
Begitu juga sang adik Ummu Kultsum.  Namun sikap berbeda ditampilkan Utaibah,
dia dengan senang hati menceraikan Ummu Kultsum, karena hatinya juga keras
seperti hati ayahnya.
Tahun 612 M
Sehingga pada tahun 612 Masehi atau tahun 3 Bi’tsah, Ruqayyah dan Ummu
Kultsum kembali ke rumah ayah ibunya.
Tahun 613 M
Pada tahun 613 M atau Tahun ke 4 Bitsah, lahirlah  Ali bin Abi Al Ash.  Sang kakek,
amat mencintai cucu pertamanya ini.
Ketika selesai di susui oleh seorang perempuan dari suku Badui, sang ayah masih
belum mau memeluk Islam.  Kemudian Rasulullah yang khawatir akan pendidikan
akidah dan akhlak cucunya, ma.engambil sang cucu untuk dipelihara di bawah asuhan
kakek neneknya.
Saat Fathu Mekah pada tahun 630 M atau 8 H, Rasulullah memasuki
kota Mekah dengan membonceng Ali dibelakangnya.  Saat itu Ali sudah berusia 17
tahun.  Sudah menjadi pemuda yang gagah berani.  Namun Ali bin Abi Al Ash tidak
memiliki keturunan, namun apakah ia memiliki istri atau tidak, tidak ada catatan
sejarah tentang itu.  Sejarah hanya mencatat ia wafat pada tahun 636 M pada masa
Kahlifah Umar bin Khattab.
Tahun 614 M
Tahun 614 M Rasulullah menikahkan Ruqayyah dengan Ustman bin Affan.  Mereka
menikah dan beberapa bulan kemudian hijrah ke Habasyah.  Ini adalah hijrah
pertama yang dilakukan kaum Muslim.
Di Habasyah, Ruqayyah mealhirkan anak yang kemudian diberi nama Abdullah bin
Ustman. Cucu kedua [atau ketiga, karena tidak ada catatan pasti tahun berapa
Abdullah dilahirkan saat di Habasyah ini] ini tidak sempat bertemu dengan kakek
neneknya di Mekah.
Abdullah wafat di Habasyah pada usia balita. Kini di rumah
tinggal Khadijah, Fatimah, Ummu Kultsum, Zaid bin Haritsah dan Ali bin Abu
Thalib.
Tentu saja beserta anak anak  kandung Khadijah dari suami terdahulu, yakni Karena
ketika Khadijah menikah dengan Rasulullah, sejumlah anak anak Khadijah dari
pernikahan yang lalu ikut serta. Mereka adalah :

1. Hindun bin Abu Halah 

2. Halah bin Abu Halah bin Nabbasy [ anak tiri Khadijah ]

3. Hindun binti Atiq bin Aidz bin Abdullah bin Amr bin Makhzum.
Tahun 6161 – 619 M
Tahun 616 M terjadi pemboikotan hingga tahun 619 M.

Tahun 619 M
Setelah usai pemboikotan, di tahun 619 M, Khadijah wafat.  Ia wafat
didampingi Rasulullah, Zaynab, Ummu Kultsum, Fatimah dan Ali bin Al Ash, sang
cucu.
Hanya Ruqayyah yang tidak ada karena masih di Habasyah bersama suaminya
Ustman dan banyak kaum muslim lainnya.
Saat itu, Ummu Kultsumlah yang menjadi ibu rumah tangga.  Ia yang
merawat ayahnya, Fatimah dan Ali bin Abi Al Ash.
Karena Zaynab sudah memiliki rumah tangganya sendiri.

Tahun 620 M
Tahun 620 M, Abu Thalib meninggal.
Tahun 620 M atau tahun ke  11 B  [ 3 tahun sebelum
Peristiwa Hijrah ] Zaynab melahirkan  Umamah binti Abi Al Ash : tidak memiliki
keturunan
Kelahiran Umamah bagaikan pelipur lara bagi Nabi yang masih bersedih karena
wafatnya Khadijah dan sang paman, Abu Thalib. pun sangat menyayangi Umamah..
Beliau tidak juga pernah berpisah darinya meski sedang shalat.  Bila shalat dan
Umamah ada dalam gendongan beliau, Nabi akan shalat sambil
menggendong Umamah.
Dan seperti sang kakak, Ali, Umamah juga diasuh oleh sang kakek, Rasulullah.
Tahun 621 M
Tahun 621 M, Rasulullah menikah dengan Saudah binti Zam’ah dan Aisyah.
Namun Aisyah belum dicampur.  Jadilah Saudah yang tinggal di rumah Rasulullah.
Menjadi ibu bagi Ummu Kultsum, Fatimah, Ali bin Abi Al Ash dan Umamah binti
Abi Al Ash.
Tahun 623 M
Tahun 623 M peristiwa Hijrah.  Seluruh umat Islam hijrah ke Madinah.  Begitu
juga Saudah, Ummu Kultsum, Fatimah, Ali bin Abi Al Ash dan Umamah binti Abi Al
Ash. Tapi Zaynab masih tetap bersama Al Ash di Mekah.
Pada tahun pertama hijrah itu Rasul menikah dengan Aisyah dan Fatimah menikah
dengan Ali bin Abu Thalib.  Saat itu usia Fatimah 18 tahun dan Ali 23 tahun.
Setelah itu Fathimah [ Lahir 605 M – Wafat 633 M atau 11 H ]  menempati rumah
barunya  dengan Ali bin Abi Thalib.
Tahun 624 M
Tahun 624 M, saat perang Badar, Ruqayyah wafat.
Saat itulah turun surat At Taubah ayat 9 yang melarang perempuan muslim menikah
dengan laki lkai non muslim.  Zaynab akhirnya bercerai dengan  Al
Ash dan hijrah ke Madinah.
Di Madinah Zaynab menempati rumah sendiri, bersama Ali dan Umamah. Anak anak
yang lama diasuh sang kakek, akhirnya kembali ke pangkuan ibunya lagi.
Tahun 625 M Nabi menikahkan Ustman dengan Ummu Kultsum. Dan mereka segera
memiliki rumah sendiri.
Dengan menikahnya Ummu Kultsum, maka Rasulullah sudah tidak lagi
tinggal serumah dengan anak dan cucunya.

Tahun 625 M
Hasan bin Ali lahir pada tahun 625 M atau  tahun ke 3 H.  Hasan adalah anak
pertama Fatimah dan Ali.
Rasulullah menyambut cucu ke 4nya dengan penuh syukur.  Beliau bersyahadat di
telinga Hasan, men Tahnik dan memberinya nama Al Hasan, mencukur rambbutnya
dan bersedekah perak pada ornag2 fakir seberat timbangan rambutnya.
Tahun 626 M
Tahun berikutnya, tahun 626 M atau 4 H, lahirlah cucu ke 5, yakni Husain bin Ali.
Tahun 629 M
Tahun 629 M atau 7 H, Al Ash masuk Islam, hijrah ke Madinah dan menikah kembali
dengan Zaynab. Rasulullah menerima dengan penuh sukacita menantu yang amat
disayanginya itu.
Beliau bersyukur hidayah telah hadir dalam dada Al Ash. Namun takdir memang
tidak bisa diduga.  Baru 1 tahun mereka berkumpul kembali, Zaynab jatuh sakit.
Tahun 630 M
Diperkirakan tahun kelahiran Ibrahim, cucu terkahir Nabi Muhammad dari Maria
Qibtiyah.
Tahun 630 M atau 8 H Zaynab wafat.  Betapa sedihnya Rasulullah.  Ini adalah
kematian ke 3 dari keluarga inti Rasulullah.  Setelah Khadijah dan Ruqayyah wafat,
kini Rasulullah juga harus melepas kepergian Zaynab.
Kepergian Zaynab menyebabkan Al Ash tak berhenti menangis.  Ia menyesal karena
tidak sejak awal membuka hatinya untuk menerima Islam, sehingga ia tidak
dipisahkan oleh kekasih yang amat dicintainya itu. Zaynab meninggalkan 2 anak, Ali
bin Abi Als Ash dan Umamah binti Abi Al Ash.
DItengah suasana duka itu, datanglah kabar gembira dari Fatimah.
Fatimah melahirkan anak perempuan pertamanya tahun 630 M.
Oleh Rasulullah diberi nama Zaynab  untuk mengenang sang kakak yang baru
saja wafat.  Zaynab binti Ali adalah cucu ke-6 dan cucu ke-2 perempuan.
Tahun 631 M
Tahun 631 Ummu Kultsum sakit parah dan kemudian wafat.  Inilah kematian ke 4
keluarga inti Rasulullah.  Padahal baru saja 2 tahun lalu anak
tertua, Zaynab meninggal. Sekarang menyusul Ummu Kultsum.
Wafatnya Ummu Kultsum, itu berarti hanya tinggal Fatimah satu
satunya anak Rasulullah yang masih hidup.

Namun atas kehendak Allah juga, pada tahun yang itu Fatimah melahirkan anak


perempuan. Rasulullah memberi nama cucunya ini  dengan Ummu Kultsum binti Ali, 
untuk mengenang sang kakak.
Ummu Kultsum binti Ali adalah cucu ke 7 Nabi dan cucu ke 3 perempuan.
Tahun 633 M
Tahun 633 M atau 11 H, adalah tahun duka cita bagi seluruh umat muslim.  Saat
itulah Rasulullah tercinta wafat.  Nabi wafat ketika berada
dirumah Aisyah dan Fatimah sempat dipanggil menemani Rasulullah di detik detik
terakhir wafatnya Nabi.
6 bulan kemudian Fatimah menyusul untuk bertemu dengan ayah ibu dan seluruh
kakak kakaknya.
Ketika Rasulullah dan Fatimah wafat, cucu yang masih hidup adalah :

1. Ali bin Abi Al Ash,


2. Umamah binti Abi Al Ash,

3. Hasan bin Ali,

4. Husain bin Ali,

5. Ummu Kultsum binti Ali dan

6. Zaynab binti Ali.
Ali dan Umamah tidak mememiliki keturunan.  Begitu juga Zaynab. Untuk Ummu
Kultsum binti Ali, penulis masih belum menemukan catatan sejarah dari sumber yang
valid perihal keturunan dari Ummu Kultsum binti Ali ini. Sedang Hasan dan Husain,
keturunan keturunan mereka masih ada hingga kini.   Hasan menikah denagn  9
istri dan Husain menikah dengan 7 istri.
 

Anak Kandung Nabi Muhammad
Qasim  *  Zaynab  *  Ruqayyah  *  Ummu Kultsum  *  Fatimah  *   Abdullah  *
Ibrahim
Anak Angkat Nabi Muhammad
Zaid bin Tsabit
Anak Tiri Nabi Muhammad  [ anak bawaan Khadijah ]
Halah bin Abu Halah  *  Hindun bin Abu Halah  *  Zainab binti Abu Halah  *
Abdullah bin Atiq  *  Jariyah bin Atiq  *  Hindun binti Atiq
Menantu Menantu Nabi Muhammad
Abi Al Ash bin Rubai Laqit.  *  Utbah bin Abu Lahab   *     Utaibah bin Abu Lahab  *
Ustman bin Affan  *  Ali bin Abu Thalib
Cucu cucu Nabi Muhammad :
 Ali bin Abi Al Ash  *  Abdullah bin Ustman bin Affan  *  Umamah binti Abi Al Ash 
*  Hasan bin Ali  *  Husain bin Ali  *  Ummu Kultsum binti Ali  *  Zaynab binti
Ali  *  Usamah bin Zaid bin Tsabit
Wallahu a’lam bil showab

‫آل إِب َْراهِي َم ♥ إِ َّن َك َحمِي ٌد َم ِجي ٌد‬ َ ‫صلَّي‬


ِ ‫ْت َعلَى إِب َْراهِي َم ♥ َو َعلَى‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
ِ ‫ص ِّل َعلَى م َُح َّم ٍد ♥ َو َعلَى‬
َ ‫آل م َُح َّم ٍد ♥ َك َما‬

Anda mungkin juga menyukai