45 90 1 SM
45 90 1 SM
Abstrak
Famili Fabaceae merupakan Famili yang memiliki 1800 jenis dan 630 marga yang tersebar di seluruh dunia dan famili
ini merupakan famili terbanyak ketiga di dunia. Hutan Pantai Tabanio Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu
hutan pantai yang ada di Kalimantan Selatan. Hutan ini terdapat berbagai macam tumbuhan, mulai dari tumbuhan
tingkat rendah hingga tumbuhan tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman genus dari
famili Fabaceae yang tumbuh di kawasan Hutan Pantai Tabanio Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan
adalah deskriptif dengan teknik jelajah pada kawasan tepian hutan pantai Tabanio Kabupaten Tanah Laut seluas 1500
m x 100 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan ini memiliki beragam genus tumbuhan dari famili Fabaceae
diantaranya adalah genus Adenanthera, yakni terdapat 1 jenis tumbuhan yaitu Saga pohon (Adenanthera pavonina).
Caesalpinia terdapat 3 jenis tumbuhan yakni Biji Gorek (Caesalpinia bonduc), Kembang Merak (Caesalpinia
pulcherrima), dan Sibipiruna (Caesalpinia pluviosa.) , Cassia terdapat 2 jenis tumbuhan yakni Gulinggang (Cassia alata
L) dan Kasingat Cassia occidentalis), Mimosa terdapat 1 jenis tumbuhan yakni Putri Malu (Mimosa pudica), Leucaena
terdapat 1 jenis tumbuhan yakni Lamtoro (Leucaena glauca dan Clitoria 1 jenis tumbuhan yakni kembang telang
(Clitoria ternatea L)
berbentuk segitiga tumpul, keras dan berwarna 50, lepas atau bersatu, biasanya sebagian tidak
merah mengkilap. Berdasarkan hasil pengamatan sempurna; kepala sari beruang dua. Bakal buah
dan Suita (2013) tumbuhan dengan ciri-ciri di atas menumpang, beruang 1. Kepala putik di ujung atau
adalah saga Pohon (Adenanthera pavonina). di bawah ujung tangkai putik. Polongan tidak
membuka. Memilki biji yang banyak.
3.2 Genus Caesalpinia Menurut Steenis (2013), kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima) adalah tumbuhan
Menurut Steenis (2013) genus Caesalpinia memiliki berkayu dengan habitus berbentuk
ciri-ciri yakni, habitus pohon, perdu atau semak perdu, tingginya mencapai 2-4 meter. Mempunyai
daun berseling atau tersebar, kerap kali menyirip sistem perkarana tungang (radix primaria) dengan
atau menyirip rangkap, kadang-kadang tunggal. berbentuk bulat berwana kemeerahan. Batang
Memiliki daun penumpu, kerapkali cepat rontok. bercabang cabang dengan arah
Memiliki bunga yang berkelamin 2. Dalam tandan, percabanga monopodial batang berbentuk bilat
malai rata atau malai, jarang berdiri sendiri, (teres), permukaan batang rata (laevis), berwarna
baiasanya zygomorph. Kelopak berdaun lekat, coklat keputihan dan pada kulit batang terdapat duri.
bergigi atau bertaju 4-5. Daun mahkota lepas, Merupakan daun menyirip rangkap dua
biasanya ada 5, kerapkali sebagian tidak ada atau (bippinnatus), tiap anak daun pada tangkai ibu daun
rudimenter. Benang sari 1-50, lepas atau bersatu, terdapat 10 pasang, daun berbentuk bulat telur
biasanya sebagian tidak sempurna; kepala sari (ovatus), ujung daun retusus,pangkal daun tumpul
beruang dua. Bakal buah menumpang, beruang 1. (obtusus), tepi daun rata (integer), tulang daun
Kepala putik di ujung atau di bawah ujung tangkai menyirip (penninervis), tata letak daun daun
putik. Polongan membuka atau tidak membuka. berhadapan (folia opposita). Daun berwarna hijau.
Memilki biji 1 atau banyak. Merupakan bunga majemuk dengan karangan
Genus Caesalpinia yang ditemukan di bunga berbentuk tandan (racemus) terletak pada
kawasan hutan pantai Tabanio terdiri atas biji gorek ujung batang, termasuk ke dalam
(Caesalpinia bonduc), sibipiruna (Caesalpinia bunga bisexualis, simetris bunga zygomorph,
pluviosa), dan kembang merak (Caesalpinia perhiasan bunga merupakan corolla dan calyx.
pulcherrima). Karakteristik ketiga spesies itu Corolla terdiri atas 5 petal yang saling lepas,
sebagai berikut. calyx terdiri atas 5 sepal lepas satu sama lain
Biji gorek (Caesalpinia bonduc) merupakan ukurannya tidak sama. Kelamin bunga terdiri atas
tumbuhan merambat berbentuk semak yang sangat benang sari 10 termasuk ke dalam diadelphus terdiri
berduri, cabang berwarna abu-abu berbulu halus atas 9 besatu sedangkan 1 lepas, letak anthera
dilengkapi dengan duri berwarna kuning yang keras, versatilis. Putik berjumlah satu dengan
tinggi rata-rata 10-20 m, batang berdiameter sampai letak ovarium superum, terdiri atas
5 cm (Steenis 2013). Biasanya terdapat beberapa 1 loculus, 1 carpellum dan ovolum banyak dengan
duri pada batangnya. Daunnya lebar berwarna hijau, letaknya parietalis. Bijinya kecil berwarna coklat
Buahnya memiliki kulit yang dilengkapi dengan duri- kehitaman.
duri yang kaku, berisi 1-2 biji. Biji berkulit keras
berwarna abu-abu kehijauan, terdapat garis-garis 3.3 Genus Cassia
sirkuler di permukaan kulit luar biji, kulit luar biji
terdiri atas tiga lapisan, inti biji mengandung dua Menurut Steenis (2013) genus Cassia memiliki ciri-
kotiledon, berbentuk sirkuler atau oval, diameter ciri sebagai berikut, benang sari tidak melekat.
1,23 -1,75 cm, rasanya sangat pahit, berbau tidak Kebanyakan bunganya berwarna kuning, menurut
enak dan membuat mual. Tumbuhan ini terdistribusi Kusmaningtyas (2017) genus Cassia merupakan
banyak di beberapa negara seperti India, Sri Lanka, tumbuhan tropis, yang termasuk famili Fabaceae
Myanmar dan Indonesia. (Leguminosae) dengan penyebaran yang sangat
Sibipiruna (Caesalpinia pluviosa) mampu luas. Di Indonesia, kelompok tumbuhan ini dikenal
tumbuh setinggi 8 - 16 meter. batang yang biasanya sebagai polong-polongan. Masyarakat Indonesia
bengkok bisa berdiameter 30 - 40cm dengan kulit sering memanfaatkan tumbuhan ini untuk bahan
kayu pengelupas. Steenis (2013) menyebut ciri bangunan, alat rumah tangga, obat tradisional,
lengkap Caesalpinia pluviosa. Daunnya berwarna pupuk hijau, dan untuk reklamasi tanah. Pada survei
hijau. Daun majemuk menyirip. Bunga berwarna awal kawasan hutan pantai Tabanio, Kabupaten
kuning. Kelopak berdaun lekat, bertaju 4-5. Daun Tanah Laut ditemukan tumbuhan genus Cassia,
mahkota tidak melekat, biasanya ada 5, kerapkali yaitu Cassia alata L (gulinggang) dan Cassia
sebagian tidak ada atau rudimenter. Benang sari 1- occidentalis (kasingat).
Menurut Kandowangko et al. (2011) yang arahnya miring ke bawah dan terdapat duri
gulinggang sangat cepat tumbuh dengan sinar yang menempel pada batangnya. Berbentuk
matahari di berbagai jenis tanah. Tumbuhan ini silindris, berkayu. Batang ada yang berwarna hijau
merupakan tumbuhan perdu besar dengan daun dan ada pula, yang berwarna coklat kemerahan.
berukuran besar. Daun berbentuk bulat telur, letak Permukaan batang tertutup oleh bulu-bulu halus
berhadapan, dan terurai melalui ranting daun berwarna putih. Pada batang juga terdapat duri,
(bersirip genap). Bunganya memiliki mahkota tepatnya tumbuh pada bagian bawah dari pangkal
berwarna kuning di bagian bawah dan berujung daun majemuk. Daun penumpunya berbentuk lanset,
kuncup berwarna cokelat muda. Buah polong, panjangnya 1 cm. Apabila daun disentuh maka dia
berbentuk pipih, bersayap dan berwarna hitam. akan menguncupkan diri, dan daunya menyirip.
Sedangkan menurut Steenis (2013), tumbuhan Setiap anak daun terdapat 5-26 pasang, dan pada
Gulinggang berhabitus perdu. Akar tunggang. tepi daun biasanya berwarna ungu. Buahnya bertipe
Batang berkayu, bulat, berwarna cokelat. Tinggi 1 - polong dan pipih. Bunganya bertipe bongkol, pada
5 m. Daun penumpu pangkal lebar, ujung tangkainya terdapat duri. Memiliki kelopak yang
meruncing, seperti kulit, warna merah cokelat. sangat kecil, benang sarinya ada 4 dan tidak
Bentuk daun memanjang sampai bulat telur terbalik. melekat. Bunganya berwarna ungu. Tumbuhan ini
Tandan tidak bercabang, daun pelindung pendek, mampu hidup pada ketinggian 1-1200 mdpl. Dan
warna oranye. Daun mahkota berwarna kuning biasanya tumbuh di negara tropis. Dan bisa tumbuh
cerah. Polongan berwarna hitam, berbiji. Menurut pada tanah yang kering.
Murni (2014) Tumbuhan Gulinggang merupakan
tumbuhan perdu yang tingginya sampai 3 meter. 3.5 Genus Leucaena
Tumbuh liar di ladang-ladang atau di tempat-tempat
lain yang permukaan tanahnya agak lembab, Genus Leucaena yang ditemukan di kawasan hutan
sampai setinggi kira-kira 1.400 meter di atas pantai Tabanio, Kabupaten Tanah Laut adalah
permukaan laut. Daun ketepeng sebagai obat kudis lamtoro (Lucaena glauca). Menurut Steenis (2013)
dan obat malaria. tumbuhan ini memiliki ciri-ciri habitus perdu atau
Kasingat (Cassia occidentalis) termasuk pohon, tingginya mencapai 2-10 m. Memiliki ranting
tumbuhan perdu setahun yang tumbuh tegak bulat silindris, pada ujungnya terdapat rambut rapat.
dengan tinggi 1-2 meter, pada pangkal cabang Daunnya menyirip rangkap. Memiliki sirip 3-10
tumbuhan berkayu. Tumbuhan banyak mengasilkan pasang, pada anak daun tiap sirip terdapat 5-29
biji, berdaun majemuk, menyirip genap dengan 5 pasang, bentuk garis lanset, runcing atau dengan
pasang anak daun yang berbentuk bulat telur bagian ujung yang runcing, dengan pangkal yang
dengan panjang 2-6 cm dan lebar 1-2 cm, ujung tidak sama berambut rapat. Dalam satu tangkai
daun runcing, pangkal daun membulat dengan terdapat 5 bunga. Memiliki tipe bunga bongkol
warna hijau tua. Ukuran anak daun dibagian ujung bertangkai panjang. Tabung kelopak berbentuk
lebih besar daripada anak daun dibagian pangkal lonceng, dan bergerigi pendek, tingginya 3 mm.
tangkai daun, dengan tangkai daun pendek. Batang Daun mahkota tidak melekat dan berbentuk solet,
tumbuhan bersegi, warna hijau dengan alur panjangnya 5 mm. Memiliki benang sari 10 buah
berwarna merah tengguli, dipenuhi rambut halus. dengan panjang mencapai 1cm. Memiliki tipe buah
Bunga majemuk, berwarna kuning terletak di ketiak polong yang bentuknya seperti pita, pipih dan tipis.
daun atau diujung ranting. Buah berupa buah Memiliki buah yang panjangnya 10-18 cm dengan
polong. Biji gepeng, lonjong, tengahnya agak lebar 2 cm. Terdapat sekat-sekat diantar biji-biji.
cekung. Berdasarkan hasil pengamatan dan Steenis Memiliki biji 15-30 didalam buahnya. Dengan bentuk
(2013) tumbuhan dengan ciri-ciri diatas adalah biji bulat telur, berwarna coklat tua.
Kasingat (Cassia occidentalis).
3.6 Genus Clitoria
3.4 Genus Mimosa
Genus Clitoria yang ditemukan di kawasan hutan
Genus Mimosa yang ditemukan di kawasan hutan pantai Tabanio, Kabupaten Tanah Laut adalah
pantai Tabanio Kabupaten Tanah Laut adalah putri kembang telang (Clitoria ternatea L). Tumbuhan
malu (Mimosa pudica. L). Menurut Steenis (2013) berhabitus herba ini memiliki tipe batang
tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yakni, habitusnya herbaceous. Bentuk batang bulat dan pada
herba memanjat atau berbaring atau setengah permukaannya memiliki rambut-rambut kecil. Arah
perdu, tingginya sekitar 0,3-1,5 m. Memiliki akar tumbuhnya membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis)
pena yang kuat. Pada batang terdapat bulu sikat karena arah belitan yang berlawanan arah putaran
jarum. Batang tumbuhan ini naik ke atas dengan benang sari. Putik pada bunga ini berbentuk
menggunakan cabang pembelit dan meliliti lembaran pipih seperti daun. Kelopak bunga
penunjangnya yang jika kita ikuti jalannya batang berjumlah 5 buah yang berdekatan dengan dua
yang membelit itu, maka penunjang akan selalu lingkaran sedangka mahkota bunga berjumlah 3
berada di sebelah kiri kita. Cabang-cabangnya buah dan berlekatan.
merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai
ruas-ruas yang cukup panjang atau bersifat sirung 4. SIMPULAN
panjang. Percabangan pada pisang adalah
monopodial. Cara percabangan monopodial yaitu Enam genus dari Fabaceae yang ditemukan di
jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih kawasan hutan Pantai Tabanio Kabupaten Tanah
besar dan lebih panjang (lebih cepat Laut adalah Adenanthera, Caesalpinia, Cassia,
pertumbuhannya) daripada cabang- Mimosa, Leucaena, dan Clitoria.
cabangnya. Pada pengamatan didapat juga bagian-
bagian kembang telang, yaitu batang, daun, bunga, 5. DAFTAR PUSTAKA
buku-buku batang, dan ruas-ruas batang.
Menurut Tjitrosoepomo (1985), arah tumbuh Danarto SA. 2013. Keragaman Dan Potensi Koleksi
batang kembang telang adalah membelit ke kiri Polong-Polongan (Fabaceae) Di Kebun Raya
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan anual, yaitu Purwodadi. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun
tumbuhan yang berumur pendek, yakni umurnya Raya Purwodadi, Malang.
kurang dari 1 tahun. Kembang telang adalah Indriyanto. 2012. Ekologi Hutan. Sinar Grafika Offset,
tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di Jakarta.
Irsyam, Dwipa AS, Priyanti. 2016. Suku Fabaceae Di
pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan anggota
Kampus Universitas Islam Negeri (Uin) Syarif
polong-polongan ini berasal dari Asia tropis, namun Hidayatullah, Jakarta, Bagian 1: Tumbuhan Polong
sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika. Berperawakan Pohon. Program Studi Biologi
Bunga telang merupakan tipe bunga majemuk Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
berbatas dengan bentuk bunga majemuknya yaitu Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
anak payung menggarpu. Pada bunga Kandowangko et al.. 2011. Kajian Etnobotani Tanaman
telang mahkotanya berwarna ungu yang Obat oleh Masyarakat Kabupaten Bonebolango
mempunyai ciri khas yaitu putik dan benang sari Provinsi Gorontal. FMIPA Universitas Negeri
yang tersembunyi atau tidak nampak dari Gorontalo, Gorontalo.
luar. Pada mahkota bunganya ada beberapa Lewis EG, Schrire B, Mackinder B. 2005. Legume Of The
World. Kew Publishing, London.
mahkota bunga yang terletak di tengah mengalami
Murni. 2014. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Ketepeng
modifikasi sehingga menjadi sebuah mahkota (Cassia Alata L.) dan Ketepeng Kecil (Cassia Tora
pelindung, dan apabila mahkota tersebut kita buka L.) terhadap Plasmodium Falciparum Secara in
maka di dalamnya terdapat semacam tangkai atau Vitro. Balai Litbang P2B2 Donggala.
yang disebut stilus, stilus ini terdapat membengkok NRCS. 2011. Invasive Species Fact Sheet Pacific Islands
di dalam mahkota pelindung dan apabila diluruskan Area Invasive Species Fact.
maka akan terlihat benang-benang sari yang Steenis VCCTGI. 2013. Flora. Paradya Pratama, Jakarta.
menempel pada stilus tersebut dan di puncak stilus Suita E. 2013. Seri Teknologi Perbenihan Tanaman
terdapat satu buah kepala putik. Pada bunga ini Hutan. Kementerian Kehutanan, Bogor.
benang sarinya berjumlah 10 buah, tersusun atas Tjitrosoepomo G. 1993. Taksonomi Umum. Gajah Mada
University, Yogyakarta.
dua berkas, berkas pertama tersusun dari 7 benang
sari sedangkan berkas kedua tersusun atas 3
-----