Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah : Pemasaran Sosial

Dosen : Sulasmi SKM., M.Kes.

PEMASARAN SOSIAL

PEMILAHAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK

Oleh :

Fensky SR Langganido (PO713221181013)

Ferawati (PO713221181014)

Inna Isnaniah (PO713221181017)

Kiki Nirmala Sari (PO713221181020)

Nurfatima Mardjuni (PO713221181030)

Rini Anggaraeni (PO713221181037)

Riskawati (PO713221181037)

TINGKAT III.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN SANITASI

PRODI D.III

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidaya-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
mata kuliah Pemasaran Sosial. Selain itu, makalah ini juga betujuan untuk menambah
wawasan tentang Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik bagi para pembaca dan juga
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Sulasmi SKM., M.Kes selaku dosen
mata kuliah Pemasaran Sosial yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidangnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari Dosen maupun para pembaca
makalah ini agar dapat membuat makalah dan tugas selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

Jeneponto,21 September 2020

Kelompok I

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i

DAFTAR ISI
ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
C. Manfaat
2

BAB II PEMBAHASAN

A. Lingkungan Pemasaran
3
B. Perilaku Konsumen
6
C. Segmentasi
7
D. Targeting
8
E. Penempatan Produk
9
F. Strategi
10
G. Taktik dan Marketing Mix(4P)
11
H. Organisasi dan Pelaksanaan
11
I. Pengendalian
12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
14
B. Saran
14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak
digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah
terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah
organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah
kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi sampah
bila tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang
sedap hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat.

Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit
terurai. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran
tanah karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan
tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan tanah.

Jenis – Jenis Sampah Organik


Berdasarkan jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 antara lain
sampah organik basah dan kering.
1. Sampah Organik Basah
Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung air.
Sampah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang
busuk, kulit bawang dan sejenisnya. Inilah yang saya katakan bahwa sampah
organik dapat menimbulkan bau tidak sedap sebab kandungan air tinggi yang
menyebabkan sampah jenis ini cepat membusuk.
2. Sampah Organik Kering
Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air.
Contoh sampah organik misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun
kering. Kebanyakan sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih sering dibakar
untuk memusnahkannya.

Contoh Sampah Organik


Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran busuk,
ampas teh / kopi, bangkai hewan, dan kotoran hewan / manusia
Contoh Sampah Anorganik
Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman,
kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan
plastik. Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi dapat anda manfaatkan
kembali, jangan sampai dibiarkan begitu saja.

1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pemilahan sampah organik dan anorganik
2. Untuk Mengetahui hubungan pemasaran sosial denga pemilahan sampah
3. Untuk mengetahui hubungan pemasaran sosial dengan kesehatan lingkungan
C. Manfaat
Agar kita bisa lebih memahami pengertian dari pemasaran sosial, mengetahui
hubungan pemasaran sosial dengan pemilahan sampah serta mengetahui cara
pemilahan sampah yang benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LINGKUNGAN PEMASARAN

Menurut para ahli pengertian lingkungan pemasaran adalah kombinasi


berbagai macam peluang dan ancaman ancaman bagi perusahaan yang berdiri
pada suatu tempat dimana perusahaan tersebut melangsungkan kegiatan usahanya
termasuk pemasaran. Dalam lingkungan pemasaran terdapat pelaku - pelaku dan
kekuatan - kekuatan yang dapat mempengaruhi kemampuan dari sebuah
perusahaan untuk melakukan kegiatan usahanya secara efektif dan efisien.

Setiap pemasar memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi


berbagai perubahan yang signifikan dan terjadi pada lingkungan perusahaannya.
Dalam operasinya, aktivitas perusahaan/produsen dipengaruhi baik lingkungan
mikro dan lingkungan makro.

Macam - Macam Lingkungan Pemasaran

Lingkungan mikro pada umumnya terdiri atas kekuatan - kekuatan yang


dekat dengan perusahaan/produsen yang mempengaruhi kemampuan melayani
pelanggan, para pemasok, perusahaan jalur pemasaran, pasar pelanggan, pesaing
dan masyarakat, sedangkan lingkungan makro terdiri atas kekuatan-kekuatan
sosial yang lebih besar yang mempengaruhi lingkungan mikro, kekuatan
demografis, ekonomi, alam, teknologi, politik dan budaya.

1) Lingkungan Pemasaran Mikro

a. Penyedia/pemasok 
Penyedia/pemasok (suppliers) merupakan penghubung penting dalam
keseluruhan sistem pemberian nilai pada pelanggan dan mampu memberikan
sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa.
Manajer pemasaran harus mengamati keadaan penyedia. Apabila terjadi
keterlambatan atau kekurangan pemasok akan dapat menyebabkan adanya
tambahan biaya dalam jangka pendek. Manajer pemasaran juga harus memonitor
perkembangan harga dari input-input pemasok. Peningkatan biaya pasokan dapat
mengakibatkan kenaikan harga yang akhirnya akan mempengaruhi pencapaian
tujuan perusahaan.

b. Perantara Pemasaran 

Perantara pemasaran (marketing intermediaries) berperan membantu


perusahaan dalam mempromosikan dan mendistribusikan produknya kepada
konsumen akhir. Perantara pemasaran antara lain reseller, perusahaan distributor
fisik, agen pelayanan pemasaran, perantara keuangan dan sebagainya.

3
Reseller adalah perusahaan jalur distribusi yang membantu perusahaan
menemukan pelanggan antara lain pedagang besar dan pengecer. Keberadaan
reseller ikut menentukan keberhasilan dari perusahaan untuk memilihnya bukan
pekerjaan mudah. Perusahaan distributor fisik berperan membantu perusahaan
menyimpan dan memindahkan barang-barang dari asal ke tempat tujuan.
Perusahaan perlu memutuskan cara yang terbaik dalam menyimpan dan
mengirim produknya disesuaikan dengan faktor-faktor seperti biaya, kecepatan
dan keamanan.

c. Pelanggan 

Setiap perusahaan harus selalu mempelajari pasar pelanggannya lebih


dekat. Pelanggan disini dapat berupa pasar konsumen yang terdiri atas individu
atau rumah tangga yang membeli barang atau jasa yang dikonsumsi sendiri untuk
memenuhi kepuasan. Pemasar harus mengetahui bagaimana konsumen akan
bereaksi terhadap perubahan, misalnya terhadap perubahan harga produk (price
elasticity of demand).

Pelanggan juga dapat berupa pasar produsen yang membeli produknya


untuk diproses lebih lanjut dalam usaha mencari keuntungan dan dapat pula
berupa pasar penjual atau pasar reseller yang membeli produk untuk dijual lagi
dengan tingkat keuntungan tertentu. Selain itu, pelanggan dapat berupa pasar
pemerintah atau pasar internasional yang memiliki ciri-ciri tertentu yang perlu
dipelajari sehingga dapat menunjang tujuan dari perusahaan.

d. Pesaing 

Pemasar harus mempertimbangkan sifat persaingan dimana perusahaan


bersaing dengan menetapkan strategi pemasaran menurut jenis dan sifat
persaingan. Dengan lebih spesifik pemasar harus selalu memperhitungkan jumlah
pesaing yang harus dihadapi karena pesaing dapat menjadi ancaman terhadap
produknya dan para pesaing selalu merespon dan menghadapi setiap aktivitas
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Secara konseptual, bahwa keberhasilan perusahaan dalam pemasaran


apabila perusahaan tersebut dapat memberikan nilai dan kepuasan yang lebih
besar dari pesaingnya, sehingga pemasar tidak hanya sekedar beradaptasi pada
kebutuhan sasaran/konsumen tetapi juga harus dapat menciptakan keunggulan
strategi dengan menempatkan posisi penawaran perusahaan yang lebih kuat
dalam pikiran konsumen dibandingkan dengan penawaran pesaing.

e. Masyarakat 

Pengertian masyarakat disini adalah kelompok manapun yang memiliki


kepentingan aktual ataupun potensial yang dapat mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam mencapai tujuannya antara lain masyarakat keuangan,
masyarakat media, masyarakat pemerintah, masyarakat gerakan warga,
masyarakat lokal, masyarakat umum dan masyarakat internal perusahaan.

4
Setiap perusahaan harus dapat menyiapkan rencana untuk merespon dan
memenuhi keinginan masyarakat dengan merancang penawaran yang menarik
kepada masyarakat sehingga menghasilkan tanggapan yang positif dari
masyarakat.

2) Lingkungan Pemasaran Makro

Manajemen pemasaran memandang bahwa lingkungan makro pemasaran


merupakan elemen yang tidak bisa dikendalikan, sehingga perusahaan akan
selalu beradaptasi terhadap adanya perubahan lingkungan makro tersebut.
Beberapa lingkungan makro pemasaran agribisnis yang tidak dapat dikendalikan
oleh perusahaan antara lain: lingkungan perekonomian, lingkungan demografi,
lingkungan sosial dan budaya, lingkungan alam, lingkungan teknologi,
lingkungan politik.

a. Lingkungan Perekonomian 

Lingkungan perekonomian terdiri atas faktor-faktor ekonomi yang secara


tidak langsung berpengaruh terhadap aktivitas pemasaran antara lain berupa
tingkat pendapatan, tingkat inflasi, resesi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tahapan
pembangunan ekonomi dan sebagainya. Terjadinya perubahan tingkat
pendapatan masyarakat akan berdampak pada persepsi konsumen terhadap
produk.

Produk yang awalnya tergolong barang mewah misalnya TV, dengan


semakin tingginya pendapatan masyarakat merubah persepsi masyarakat yang
awalnya barang mewah akan berubah menjadi barang kebutuhan disetiap rumah
tangga, sehingga sudah tidak dianggap barang mewah. Terjadinya inflasi akan
mendorong semakin tingginya tingkat bunga, menurunnya pendapatan riil,
mempengaruhi nilai tukar mata uang asing dan sebagainya. Terjadinya tingkat
bunga yang meningkat, pemasar akan kesulitan dalam penggunaan kredit atau
pembayaran yang tertunda untuk meningkatkan penjualannya.

b. Lingkungan Demografi 

Pada prinsipnya demografi mempelajari tentang populasi manusia dalam


hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, mata pencaharian dan statistik
lainnya atau dengan kata lain demografi merupakan studi statistik tentang
kependudukan beserta karakteristik distribusinya. Kondisi demografi di suatu
wilayah sangat berpengaruh terhadap aktivitas pemasaran karena pemasaran
selalu melibatkan penduduk dan penduduk itulah yang membentuk pasar dengan
syarat memiliki uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya.
Oleh karena itu, pemasar harus selalu memantau perkembangan demografi ini
baik dari jumlahnya yang terkait dengan penyediaan produk, jenis kelamin dari
penduduk yang membutuhkan produk yang berbeda sehingga pemenuhan
pasarnya juga berbeda.

5
Umur penduduk akan sangat menentukan dalam proses pemasaran
terutama dalam penyediaan produk yang sesuai dengan tingkatan umur yang ada.
Selera yang merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan dari penduduk
sangat ditentukan umur penduduk tersebut. Produk yang pasarnya ditujukan pada
remaja akan berbeda dengan produk yang sama tetapi untuk pasar orang tua. Oleh
karena itu, perusahaan/produsen perlu mengadakan penyesuaian atas perencanaan
yang akan dibuat terhadap faktor demografi ini.

c. Lingkungan Sosial dan Budaya 

Lingkungan sosial budaya dibentuk oleh lembaga-lembaga dan kekuatan


lain yang mempengaruhi nilai-nilai dasar, persepsi, dan perilaku masyarakat.
Dengan tumbuhnya masyarakat, akan diikuti oleh perkembangan nilai-nilai dasar
dari masyarakat yang akhirnya mempengaruhi pengambilan keputusan pemasaran
terutama dilihat dari segi masyarakat sebagai konsumen.

Pada umumnya nilai sosial bduaya dalam suatu kelompok masyarakat


sulit untuk diubah. Namun demikian, bukan berarti tidak bisa berubah, artinya
dapat terjadi adanya pergeseran sosial budaya. Oleh karena itu, pemasar perlu
mengikuti perubahan tersebut sehingga dapat menciptakan dan menyediakan
produk yang sesuai dengan trend perubahan akibat adanya pergeseran sosial
budaya masyarakat. Beberapa faktor budaya masyarakat yang perlu diperhatikan
oleh pemasar anatar lain cara hidup, nilai-nilai sosial, kepercayaan, dan
kesenangan dari konsumen.

d. Lingkungan Teknologi 

Adanya penemuan-penemuan baru dan perkembangan dibidang


teknologi memiliki pengaruh yang besar terhadap pola kehidupan konsumen
terutama cara hidup dan pola konsumsinya, sehingga secara langsung akan dapat
menciptakan kegiatan pasar. Perubahan teknologi ini selalu mengikuti kebutuhan
dan keinginan konsumen yang selalu berubah.

Setiap teknologi baru menggantikan teknologi lama yang sudah kurang


diminati atau bahkan sudah tidak diminati oleh konsumen. Apabila pemasar tetap
mempertahankan produk yang dipasarkan tergolong lama, kegiatan
pemasarannya akan menurun seiring dengan turunnya minat konsumen untuk
membeli produk tersebut. Oleh karena itu, pemasar harus mengamati perubahan
lingkungan teknologi secara cermat. Bagi perusahaan yang tidak mengikuti
perubahan teknologi, maka produk tersebut akan ketinggalan jaman yang
mengakibatkan hilangnya kesempatan pasar.

B. PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen diantaranya:
1. Masyarakat tidak acuh terhadap proses pengelolaan sampah yang benar
2. Kebiasaan masyarakat membuang sampah tanpa melakukan pemilahan
antara sampah organik dan sampah anorganik

6
C. SEGMENTASI

Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang


memiliki perbedaan kebutuhan, karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di
dalam suatu pasar tertentu. Segmentasi pasar bisa juga diartikan sebagai
pengidentifikasian analisis perbedaan para pembeli di pasar. Segmentasi
pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah pembagian sebuah pasar
menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar dapat
dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi
kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa
ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.

Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:

1. Dapat diukur (measurable) Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat
diukur dengan tingkat tertentu.

2. Dapat dijangkau (accessible) Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani


secara efektif.

3. Cukup besar (substantial) Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi
laba yang dapat dilayani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang
cukup bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai.

4. Dapat dibedakan (differentiable) Differentiable berarti segmen tersebut dapat


dibedakan dengan jelas.

5. Dapat dilaksanakan (actionable) Actionable berarti segmen tersebut dapat


dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

D. TARGETTING

Bertepatan dengan Hari Tanpa Kantong Plastik Internasional (Plastic Bag


Free Day), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan
kampanye Kendalikan Sampah Plastik yang menjadi tema Indonesia untuk

7
memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2018. Direktur Jenderal Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien
Ratnawati, dalam Press Discussion yang mengambil tema Kolaborasi Dunia Usaha,
Masyarakat, dan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah Plastik di Jakarta, Selasa
(3/7/2018), mengatakan bahwa KLHK telah melakukan uji coba konsep kantong
plastik tidak gratis di ritel modern di 23 kota pada periode Februari-Juni 2016.

"Uji coba ini telah sukses menghasilkan data pengurangan timbunan sampah
kantong plastik sebesar 55 persen, dan hal ini disebutkan juga dalam dokumen UN
Environment," katanya seperti dilansir dari Antara. Pemerintah telah menetapkan
target dalam pengurangan sampah plastik mengacu pada Perpres Nomor 97 Tahun
2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, yaitu jumlah pengurangan sampah
plastik 30 persen pada 2025. "Untuk itu, KLHK telah menyusun Peraturan Menteri
(Permen) Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen dengan sasaran industri ritel
dan industri manufaktur (brand owner). Saat ini KLHK juga tengah menyusun
rancangan Permen Pengurangan Sampah Kantong Plastik yang bertujuan untuk
mengubah perilaku penggunaan kantong plastik sekali pakai oleh masyarakat sebagai
aturan lebih lanjut peta jalan pengurangan sampah oleh industri ritel," jelas Rosa
Vivien.

Untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, pemerintah melakukan


tahapan pengurangan sampah plastik dengan prioritas penanganan menurut jenisnya
berdasarkan jumlah timbulan eksisting dan kesulitan penanganan. Tahapan tersebut
dilakukan secara bertahap dibatasi timbulannya, dimulai dari kantong plastik dan
menggunakan alternatif yang bisa dipakai berkali-kali. Plastik sekali pakai lainnya,
yaitu kemasan minuman, kemasan makanan, dan plastik lainnya didaur ulang dan
dimanfaatkan kembali.

Lebih lanjut Rosa Vivien mengatakan bahwa KLHK juga melakukan


kampanye pengurangan sampah kantong plastik dengan melakukan pendampingan
kepada Kabupaten/Kota. Sejumlah daerah sudah memiliki peraturan dan menerapkan
pembatasan kantong plastik, di antaranya di Balikpapan, Kabupaten Badung, dan
Banjarmasin. Asisten Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin,
Hamdi, mengatakan bahwa sejak 1 Juni 2016, kota Banjarmasin berhasil mengurangi
timbulan sampah kantong plastik sebesar 52 juta lembar per bulan.

E. PENEMPATAN PRODUK

Penempatan tempat sampah agar sesuai area.

8
1. Area Luar Rumah

Biasanya, tempat sampah diluar rumah merupakan tempat penampungan


sementara segala jenis sampah rumah tangga Anda sebelum dibawa oleh petugas
kebersihan. Tempat sampah di area luar rumah ini haruslah berukuran besar. Selain
itu, material pembuatannya juga penting. Gunakanlah tempat sampah berbahan
fiberglass. Keunggulan dari fiberglass adalah memiiki bobot yang ringan, kuat, dan
dapat bertahan dalam segala cuaca. Disarankan, meletakkan tempat sampah yang
mempunyai penutup. Dengan begitu akan terhindar dari guyuran hujan, paparan
langsung sinar matahari, terpaan angin, dan juga untuk meredam bau sampah. Ada
baiknya juga Anda melapisi tempat sampah dengan trashbag/ plastik sampah hitam
yang besar. Tujuannya agar mudah dibersihkan, juga akan membantu petugas sampah
mengangkutnya.

2. Area Dapur

Untuk meletakkan tempat sampah di area dapur, Anda bisa menggunakan


material plastik. Bentuk dan warna tempat sampah plastik sangatlah beraneka ragam.
Dengan begitu Anda dapat menyesuaikan warna dan bentuk tempat sampah dengan
interior dapur Anda. Pilihlah tempat sampah yang memiliki penutup dengan ukuran
sedang. Tempat sampah berbahan plastik sangat mudah untuk diangkat atau
dipindahkan karena ringan. Hal itu bertujuan agar memudahkan Anda membuang
sampah dari dapur ke tempat sampah yang ada di luar rumah.

3. Area Kamar Mandi

Meletakkan tempat sampah di kamar mandi sebaiknya menggunakan yang


berbahan baja tahan karat atau plastik polipropilena. Jika menggunakan bahan
tersebut, tempat sampah dapat tahan lama jika terkena air terus-menerus, dan
membersihkannya juga mudah, Anda hanya perlu menggunakan tisu atau lap saja.
Sangat disarankan memilih tempat sampah yang ada pedalnya. Anda juga perlu
menyesuaikan bentuk dan warna dengan tema kamar mandi Anda.

4. Area Kamar Tidur

Dikamar tidur, biasanya hanya ada sampah kering seperti rontokan rambut,
sampah kertas dan tisu. Sangat jarang ditemukan sampah basah. Dengan begitu,
kamar tidur Anda maupun anak Anda bisa meletakkan tempat sampah yang terbuka
tanpa penutup. Anda bisa memilih tempat sampah yang terbuat dari bahan baja
berlapis serbuk epoxy/polyester, rotan atau kayu. Modelnya pun bisa Anda tentukan
sendiri menurut selera. Penempatan tempat sampah dengan model berjaring atau
celah kecil masih aman digunakan dalam kamar tidur Anda.

5. Area Ruang Keluarga

9
Tempat sampah dengan model yang lebih elegan bisa Anda letakkan di ruang
keluarga. Tempat sampah dengan model minimalis dan modern juga bisa Anda
gunakan, dan biasanya terbuat dari bahan stainless steel. Model dan bentuk yang bisa
dipilih pun sangat beragam, ada yang berbentuk lingkaran, oval, setengah lingkaran,
atau minimalis memanjang. Anda hanya perlu menyesuaikannya dengan tema ruang
keluarga Anda. Beda ruangan, beda juga tempat sampahnya. Anda dapat meletakkan
Lion Star C-2 Dustbin 20 Litres sebagai tempat sampah di area dapur atau depan area
kamar mandi Anda. Dengan material plastik yang berkualitas, bobotnya pun ringan,
dan mudah untuk diangkat atau dipindahkan.

F. STRATEGI
Menurut Munarika (2018) strategi didefinisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Sedangkan Glueck dan Jauch (Qomariah, 2014) strategi adalah
rencana yang disatukan. UNM Environmental Journals, Vol.1 No.3 Agustus 2018
hal. 86 – 90 89 luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi
dengan tantangan lingkungan, dirancang untuk memastikan tujuan utama dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Anam (2013) menyatakan
bahwa strategi adalah penetapan sasaran jangka panjang organisasi, serta penerapan
serangkaian tindakan dan alokasi daya yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut.
Fitotin (2014) mengemukakan bahwa strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (terus meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan dimasa
depan. Berdasarkan uraian diatas maka strategi adalah suatu rencana yang
disusun dengan serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berbagai strategi pengelolaan sampah sebagai berikut.

Dalam Trina et al (2016), strategi yang digunakaan dalam pengelolaan


limbah elektronik melalui pengembangan infrastruktur ramah lingkungan diketahui
bahwa strategi prioritas yang harus dilakukan saat ini adalah mengembangkan
infrastruktur pengelolaan limbah elektronik ramah lingkungan sehingga sistem
pengolahan dan daur ulang dapat berjalan dengan skema ramah lingkungan. Kurniati
et al (2016), strategi pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah
anorganik dan sampah organik. Pada sampah anorganik akan di daur ulang
sedangkan sampah organik dibuat pupuk dan bioenergi. Atriningsih (2008), strategi
pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat dilakukan dengan konsep
3R yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah
yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.. Recycle
berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru
yang bermanfaat.

10
Sumarto (2016) menyatakan strategi mempercepat proses pengomposan
dapat dipercepat dengan beberapa strategi. Secara umum strategi untuk
mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

1. Memanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses


pengomposan,
2. Menambahkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan
seperti mikroba pendegradasi bahan organik dan vermikompos (cacing)
dan
3. Menggabungkan strategi pertama dan kedua.

G. TAKTIK DAN MARKETING

Tampilan Fisik (Physical Evidence). Tampilan fisik tempat usaha akan


menjelaskan bagaimana penataan bangunan dari suatu perusahaan. Apakah
perusahaan menggunakan interior yang unik, lightning system yang menarik, desain
ruangan yang menarik perhatian, dan lain sebagainya. Perusahaan tentu akan
menyadari bahwa penataan bangunan di suatu perusahaan tentu akan memengaruhi
mood pengunjung. Desain interior yang terkesan berantakan tentu akan membuat
konsumen merasa agak sedikit tidak nyaman dengan keadaan di perusahaan tersebut.
Bangunan harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga
memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai tambah.

H. ORGANISASI DAN PELAKSANAAN

Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI), lembaga ini tentu tak se-tenar
organisasi olahraga atau lembaga persekutuan lainnya. Tetapi, lembaga ini pun
mempunyai peran penting dalam gerakan pengolahan sampah di tanh air. Bank
sampah terlahir dari sebuah kesadaran tentang sebuah revolusi paradigma dan tata
kelola sampah yang sebelumnya dipandang sebagai parasit tak berguna. Kehadiran
Bank Sampah di sejumlah daerah di Indonesia menandai satu era baru.

Era partisipasi dan kolaborasi pengelolaan sampah. Bila sebelumnya, sampah


diurusi sektor pemerintah terkait, dengan bank sampah terdapat aktor lain berbasis
kewargaan dan keswadayaan yang ikut andil mengelola sampah. Bank sampah telah
menjelma sebagai sebuah praktik cerdas yang dengan cepat diadopsi di banyak kota
di Indonesia. Kota-kota besar seperti Makassar, Surabaya, Tegal dan lainnya telah
membuktikan betapa komunitas ini sukses berkontribusi besar terhadap dua hal;
pengurangan sampah dan perubahan minset warga perihal sampah. Nah, di tengah
menjamurnya bank sampah di Indonesia, komunitas ini pun kemudian mendirikan
satu organisasi induk yang bernama ASOBSI. Dalam sejarahnya, ASOBSI resmi
berdiri pada tangga 15 Maret 2017. Tujuan berdirinya sangat jelas yakni untuk

11
meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Indonesia melalui pengelolaan sampah
dari sumber melalui bank sampah.

Sebagai organisasi perkumpulan, ASOBSI menaungi seluruh komunitas bank


sampah di Indonesia. Visi utamanya adalah menjadi organisasi bank sampah yang
handal dan profesional. Melalui peningkatan kualitas anggota dan penyelenggaraan
program pengelolaan sampah berkelanjutan. Mitra pemerintah ASOBSI juga menjadi
mitra pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK). Terutama dalam hal pembinaan, pemantauan dan verfikasi program
Adipura. Organisasi ini juga bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten/kota dan
provinsi dalam memberikan edukasi pada masyarakat mengenai tata kelola bank
sampah. Sebagaimana organisasi besar lainnya, ASOBSI secara struktural juga terdiri
dari pengurus pusat (DPP) yang berkantor di Jakarta, Pengurus Wilayah DPW
(Provinsi) dan Pengurus Daerah (DPD). Salah satu gerakan mutakhir ASOBSI saat
ini adalah membangun dan mengembangkan database sistem bank sampah yang
didukung teknologi informasi yang berkelanjutan. Saat ini pengurus ASOBSI pusat
dipimpin oleh Saharuddin Ridwan, seorang pegiat lingkungan dan salah satu pelopor
bank sampah di Indonesia. Saharuddin dikenal luas berkat gagasannya
mengembangkan bank sampah di Kota Makassar, juga sejumlah aksi kolaboratifnya
di yayasan Peduli Negeri (YPN).

I. PENGENDALIAN

Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak
digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai. Ada 2
jenis sampah yaitu sampah organik dan anorganik.

Adapun pengendalian sampah dengan cara mengolah sampah agar sampah tidak
mencemari lingkugan dan dapat memiliki nilai ekonomis yaitu mengelola sampah
dengan prisnsip 3R. (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Pengelolaan sampah
dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dan kapan saja. Sebab menangani
sampah dengan prinsip 3R hanya membutuhkan meluangkan waktu dan kepedulian
akan timbulnya penyakit dari sampah.

a. Reuse (penggunaan kembali)

Reuse adalah mengunakan kembali sampah secara langsung, dengan


fungsi yang masih sama ataupun fungsi yang beda.

Contoh kegiatan reuse (penggunaan kembali) sehari-hari:

● Menggunakan kembali wadah yang sudah kosong untuk fungsi yang lain.
● Memakai kertas yang masih kosong untuk keperluan menulis

12
b. Reduce (Pengurangan)

Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan sampah

Contoh kegiatan reduce (penggurangan) sehari-hari:

● Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang


● Hindari pengunaan dan pemakaian produk yang menimbulkan banyaknya
sampah
● Menggunakan produk yang bisa diisi ulang kembali
● Menghindari penggunaan barang yang tidak peru

c. Recycle (daur ulang)

Recyle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan


pengolahan.

Contoh kegiatan recyle (daur ulang) sehari-hari:

● Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan


● Olah sampah organik untuk kompos

Dalam mengelola sampah bisa dengan di daur ulang supaya memiliki nilai
yang bermanfaat lagi. Daur ulang adalah suatu cara untuk mengelola sampah
dengan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan produk sampai
bernilai guna lagi.

Manfaat dari daur ulang antara lain:

1. Penghematan SDA ( Sumber Daya Alam)


2. Penghematan Energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan menjadi lebih asri
5. Pengurangan biaya belanja

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemasaran sosial pemilahan sampah organik anorganik merupakan suatu
hal yang sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia karena pemasaran
sosial dapat memenuhi kebutuhan hidup serta pemilahan sampah dapat
menjaga keseimbangan dan kebersihan lingkungan.
B. SARAN
Dalam pembuatan dan isi makalah ini tentunya masi banyak kesalahan dan
kekurangan oleh karena nya kami sangat menerima apabilah ada
masukkan saran demi lebih baik dan bermanfaatnya makalah ini untuk
pembacanya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. Tentang asobsi dan perjuangan komunitas bank sampah di Indonesia
https://klikhijau.com/read/tentang-asobsi-dan-perjuangan-komunitas-bank-
sampah-di-indonesia/ . (Di akses 21 September 2020)

Anonim. 2019 Pengertian dan pengelolaan sampah organik dan anorganik


https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-dan-pengelolaan-
sampah-organik-dan-anorganik-13 (Di akses 21 September 2020)

Anonim. 2015. Segmentasi Pasar Beserta Pengelompokan dan Contohnya.


http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-pengelompokan-
dan-contoh. (Di akses 21 September 2020)

Ayuni, Triana, dkk. 2017. Strategi Pengelolaan Limbah Elektronik Melalui


Pengembangan Infrastruktur Ramah Lingkungan.
https://www.researchgate.net/publication/335929670_Kajian_Strategi_Pengelola
an_Sampah. (Di akses 21 September 2020)
Dustbin. 2019. Tips Meletakkan Tempat Sampah di Area Rumah. https://lionstar.id/tips-
meletakkan-tempat-sampah-di-area-rumah/. (Di akses 21 September 2020)
Pipit, Mbak. 2020. Pengertian Lingkungan Pemasaran (Mikro, Makro, internal,
Eksternal) Menurut Para Ahli. https://www.kudupinter.com/2020/01/lingkungan-
pemasaran.html?m=1. (Di akses 21 September 2020)
Rossa, Vania. 2018. Pemerintah Tetapkan Target Pengurangan Sampah Plastik.
https://amp-suara-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.suara.com/news/2018/07/04/071159/pemerintah
-tetapkan-target-pengurangan-sampah-plastik?usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D&amp_js_v=0.1#aoh=16008330231235&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.suara.com%2Fnews
%2F2018%2F07%2F04%2F071159%2Fpemerintah-tetapkan-target-
pengurangan-sampah-plastik. (Di akses 21 September 2020)
Utami, Novia Widya. 2020. 7 Marketing Mix yang Harus Diketahui untuk Bisnis Anda.
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-7-konsep-mix-marketing-dalam-
perusahaan-jasa/#:~:text=Marketing%20Mix%20atau%20bauran
%20pemasaran,mengejar%20profit%20atau%20keuntungan
%20maksimal.&text=Konsep%20ini%20tentunya%20berbeda%20dengan,place
%2C%20price%2C%20dan%20promotion. (Di akses 21 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai