Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI SOSIAL 1

JUDUL: Perubahan Sikap terhadap Lingkungan (Penggunaan Kemasan Ramah


Lingkungan bagi Pedagang)

Makalah ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial 1

Dosen Pengampu: Ade Irma Suryani

Kelas : 2PA02

DISUSUN OLEH

Nama Kelompok : Saffa Agatha Faradilla 10520923


Shabila shafarah 10520972
Silmi Kaaffah 10520989
Tiea Budi Kusuma 11520052
Triyana Trisdiyanti 11520063
Vanya Odelia Tarigan 11520077
Zachrani Aulia Mahizah 11520125

JURUSAN PSIKOLOGI / FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya
berupa nikmat iman dan kesehatan, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Sosial 1.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ade Irma Suryani
selaku dosen mata kuliah Psikologi Sosial yang telah memberikan kepercayaan untuk
menyelesaikan tugas ini.

Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga
wawasan menyangkut perubahan sikap pada masyarakat. Kami pun menyadari bahwa
didalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami terbuka dengan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan
kami buat di masa mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan. Terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Bogor, 3 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Sikap Pedagang terhadap Lingkungan .............................................................................. 3

B. Target Kelompok ............................................................................................................... 3

C. Target Perubahan Sikap ..................................................................................................... 4

D. Harapan Dilakukannya Kampanye .................................................................................... 5

E. Teknik dan Proses .............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya kebutuhan pangan di Indonesia menjadi pendukung


berlangsungnya pusat perdagangan terutama daerah jakarta, dimana banyak penduduk
melakukan transaksi jual beli bahkan banyaknya masyarakat yang merantau untuk
melakukan kegiatan perdagangan, menurut survei sebagian besar dari mereka membuka
usaha kaki lima. Maraknya pedagang yang berjualan dikaki lima atau dipinggir jalan
maupun trotoar memicu masyarakat serta para pedagang yang kurang memperhatikan
efektifitas dalam pengemasan pangan yang ramah lingkungan. Sebagian dari mereka
tidak memperhatikan pengemasannya, banyak yang masih menggunakan bahan seperti
kemasan plastik dan styrofoam.
Seperti yang sudah kita ketahui, para pedagang masih banyak menggunakan
kemasan plastik. Ternyata kemasan plastik memiliki banyak efek negatif terhadap
lingkungan. Karena plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai bahkan ketika
dipendam di dalam tanah. Sampah plastik membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan
hingga ratusan tahun untuk dapat terurai dengan baik. Tidak hanya itu, sampah plastik
yang berasal dari kemasan plastik bisa menimbulkan polusi udara akibat dari
pembakaran sampah dan menimbulkan masalah pernafasan. Selain itu diantara para
pedagang juga dominan menggunakan bahan berbahaya seperti styrofoam.
Styrofoam merupakan kemasan pangan yang berwarna putih bersih serta
bentuknya yang simple dan ringan. Styrofoam banyak digunakan oleh pedagang kaki
lima karena dinilai sangat praktis, harga terjangkau bahkan tidak mudah bocor. Akan
tetapi banyak dampak buruk yang akan terjadi jika penggunaan styrofoam terus
dilakukan dalam jangka panjang. Penggunaan styrofoam dapat berdampak buruk untuk
lingkungan karena tidak sesuai dengan keamanan pangan yang berlaku. Hal ini dapat
mengakibatkan pencemaran biologis maupun kimia, serta dapat membahayakan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun styrofoam dapat lebih mudah ditemui serta di perjual belikan bahkan
dapat dengan praktis mempertahankan serta menjaga agar makanan tetap hangat dan
dingin, masyarakat juga harus melihat berbagai kandungan yang ada pada bahan
styrofoam. Di dalam styrofoam ditemukan zat yang mengandung styrene. Styrene
merupakan zat kimia berbahaya yang memiliki sifat karsinogenik, sehingga dapat
1
memicu resiko sel kanker di dalam tubuh. Selain itu, di dalam proses pembuatan styrene
juga menggunakan benzene. Di mana penggunaan benzene dapat mengakibatkan resiko
gangguan syaraf bahkan dampak yang paling mengerikan kanker prostat maupun kanker
payudara hingga berujung kematian. Maka dari itu seharusnya kemasan tersebut tidak
layak untuk dijadikan sebagai kemasan pangan oleh para pedagang melihat banyaknya
dampak buruk yang akan terjadi.
Kurangnya pengetahuan serta kesadaran para pedagang yang memicu para
pedagang masih belum memperhatikan pengemasan makanan yang mereka gunakan.
Diperlukan perubahan sikap untuk dalam diri masing-masing individu agar dapat lebih
bijak dalam penggunaan kemasan untuk berjualan. Dampak bahaya dari kemasan plastik
dan styrofoam memang tidak sepenuhnya berdampak langsung, sebagian besar
berdampak dan baru dapat dirasakan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu,
sudah saatnya para pedagang memperhatikan pentingnya penggunaan kemasan mereka
yang ramah lingkungan dan sesuai dengan standar kemanan pangan.

B. Tujuan

Tujuan atau alasan makalah ini memilih mengenai perubahan sikap terhadap
lingkungan (khususnya kemasan sekali pakai) karena berdasarkan data lapangan
penggunaan sampah plastik dan styrofoam yang terus melonjak serta lingkungan yang
sudah mulai tercemar karena dampak dari sampah plastik dan styrofoam. Dan untuk
mengurangi sampah plastik dan lebih menggunakan kemasan yang lebih ramah
lingkungan, sampah plastik saat ini menjadi perhatian seluruh dunia karena dampaknya
terhadap lingkungan yang sangat parah. Oleh karena itu, salah satu cara untuk
mengurangi dampak tersebut adalah menggunakan kemasan yang lebih ramah
lingkungan. sebagai bentuk perubahan pola pikir masyarakat dalam melestarikan alam,
mengubah perilaku masyarakat kearah positif dalam bentuk pengelolaan sampah,
edukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan kemasan.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Sikap Pedagang terhadap Lingkungan

Para pedagang kaki lima di tingkat bawah masih kurang mendapatkan


sosialisasi terkait pengunaan kemasan ramah lingkungan agar mengurangi sampah -
sampah plastik dan stryofoam sekali pakai. Pedagang-pedagang kaki lima baik itu
pedagang makanan ataupun non makanan masih banyak yang menggunakan kantong
plastik dan stryofoam sekali pakai untuk barang yang dijualnya. Beberapa alasan yang
muncul diantaranya karena barang dagangannya tidak bisa dibungkus menggunakan
kantong plastik ramah lingkungan dan pembelinya pun tidak membawa kantong belanja
ramah lingkungan ataupun tempat makan sendiri untuk makanan yang dijual para
pedagang.
Kondisi perekonomian pedagang kaki lima rata-rata berpenghasilan rendah
yang disebabkan faktor alamiah yaitu bergantung pada hasil dagangan. Oleh karena itu
untuk mengganti kantong plastik sekali pakai yang relative murah terasa sulit karena
terbatasnya biaya untuk menggunakan plastik ramah lingkungan. Kampanye penggunaan
kemasan ramah lingkungan untuk pedagang kaki lima ini tentunya akan lebih maksimal
jika dapat dikaji dan dilaksanakan secara kerja sama baik dari, pedagang serta
pembelinya agar dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Sebagai penggantinya,
masyarakat bisa menggunakan kantong belanja (totebag) yang ramah lingkungan seperti
yang terbuat dari polyester, kain, kertas dan lain-lain yang bisa didaur ulang.

B. Target Kelompok

Target kelompok yang ditujukan pada makalah ini adalah pedagang kaki lima.
Kampanye ini di tujukan kepada pedagang agar menggunakan kemasan yang ramah
lingkungan untuk wadah makanannya. Sering kali kita menemukan pedagang yang
menggunakan kemasan berbahan plastik dan styrofoam sebagai wadah untuk
makanannya. Alasan mengapa pedagang memilih menggunakan kemasan tersebut yaitu
karena harga jualnya yang murah, tahan air, ringan, serta penggunaannya lebih praktis.
Namun di balik semua kelebihan tersebut juga terdapat banyak dampak negatif bagi
kesehatan tubuh. Maka dari itu, penggunaan kemasan tersebut harus dikurangi dan di
ganti dengan wadah makanan yang ramah lingkungan serta dapat digunakan berulang
kali.
3
C. Target Perubahan Sikap

Target perubahan sikap terhadap lingkungan pada kampanye ini secara umum
merupakan kegiatan persuasif (komunikasi Persuasif) yang bertujuan mempengaruhi
pola berpikir, bersikap, dan berperilaku orang lain seperti yang diharapkan.Sebagai salah
satu bentuk komunikasi persuasif, yang secara umum berarti suatu kegiatan psikologis,
yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku terhadap kemasan ramah lingkungan untuk
pedagang kaki lima, yang dilakukan secara halus dan lebih mengandung unsur
manusiawi. Sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai penghayatan terhadap objek tersebut (Mar’at, 1994 : 12 ).
Dengan adanya kampanye ini sikap yang kami harapkan dari pedagang dan
masyarakat misalnya seperti mulai menggunakan bahan yang dapat dengan mudah di
daur ulang, serta aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Adanya perubahan sikap
dari para pedagang kita sebagai konsumen dapat memulai pola hidup yang sehat dan
mengurangi produk yang dapat merusak lingkungan.
Tujuan yang diharapkan dari target perubahan sikap kemasan terhadap
lingkungan :

1. Hemat Biaya: Mengurangi produk berbahan plastik sama saja dengan mengurangi
biaya produksi kemasan yang terus menerus kita gunakan untuk mengemas produk
kita yang nantinya akan menyebabkan sampah plastik yang menumpuk dan membuat
lingkungan menjadi kotor. Dengan menggunakan kemasan yang mudah di daur ulang,
kita dapat mengajak masyarakat untuk memulai pola hidup sehat dan tidak lagi
menggunakan produk kemasan yang dapat merusak lingkungan.

2. Dapat di Daur Ulang: Pasti sangat menyenangkan ketika kita menggunakan kemasan
yang bisa kita gunakan kembali untuk hal-hal lain yang bisa digunakan di sekitar kita.
Contohnya, seperti bisa kita gunakan untuk membuat kemasan produk yang baru
untuk pelanggan, dapat digunakan untuk kerajinan-kerajinan tangan yang ramah
lingkungan.

3. Baik untuk Kesehatan: Kemasan sehat yang ramah lingkungan baik digunakan
sebagai wadah untuk produk makanan. Hal ini telah terbukti sehat dan aman
4
meskipun bersentuhan dengan makanan, bahkan makanan yang baru masak atau
masih dalam keadaan panas.

4. Adanya perubahan pola pikir dan tindakan dari target kelompok: hal ini
merupakan tujuan utama dari kampanye yang dilakukan dalam suatu perubahan sikap.
Dengan pola pikir yang sesuai maka segala kegiatan yang dijalankan dalam sebuah
kampanye akan berjalan positif dan target kelompok akan melakukan tindakan sesuai
tujuan yang telah diberikan pada kegiatan kampanye.

D. Harapan Dilakukannya Kampanye

Plastik dan styrofoam memberikan dampak buruk bagi penggunanya dan


lingkungan di sekitarnya. Tidak hanya itu, perekonomian dan citra pedagang pun
dipertaruhkan melalui penggunaan plastik dan styrofoam sebagai bagian dari kegiatannya
yang sehari-hari berjualan.
Maka, dengan diadakannya kampanye ini sangat diharapkan dapat
memberikan dampak positif. Di antaranya yaitu:

1. Pedagang menyadari bahwa penggunaan plastik dan styrofoam dapat menghindarkan


individu dari intaian penyakit berbahaya.
2. Pedagang menyadari bahwa penggunaan plastik dan styrofoam harus dihentikan dan
digantikan dengan bahan lain yang lebih ramah bagi kesehatan dan lingkungan.
3. Mengubah kultur masyarakat khususnya pedagang yang sebelumnya dapat dikatakan
apatis karena membuat lingkungan menjadi tercemar dan kesehatan terancam menjadi
pedagang yang peduli akan kesehatan dan lingkungan.

Bagi penulis, kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran dan semangat


untuk terus berkampanye hingga pengurangan penggunaan plastik dan styrofoam dapat
terealisasikan dengan baik. Sedangkan bagi pembaca dan pendengar, kampanye ini dapat
menjadi acuan untuk membantu penulis merealisasikan pengurangan penggunaan plastik
dan styrofoam. Dengan kampanye sederhana ini, diharapkan dapat membuahkan hasil
yang luar biasa bagi kesejahteraan masyarakat serta keindahan lingkungan.

5
E. Teknik dan Proses

Teknik yang digunakan dalam melakukan perubahan sikap terhadap


lingkungan (pedagang) adalah melakukan penyuluhan (pendekatan edukatif) atau seminar
dan program pengurangan kemasan sekali pakai. Hal tersebut dilakukan untuk
memberikan pemahaman, perubahan pola pikir dan perilaku, serta menciptakan kesadaran
terhadap para pedagang untuk tetap menjalankan ekonomi sekaligus tetap menjaga
lingkungan sekitar. Proses yang dilakukan, yaitu:

1. Target : Pedagang kaki lima. Sektor ini biasanya memberikan kemasan sekali pakai
kepada konsumen, sehingga mereka dapat dilibatkan untuk membatasi banyaknya
kemasan sekali pakai yang diberikan kepada konsumen dan mengajak konsumen untuk
mengurangi kemasan sekali pakai.

2. Sesi Pelatihan/Edukasi (seminar): Mengedukasi pedagang untuk memahami tujuan


mengurangi kemasan sekali pakai yang berlebihan. Target sasaran (pedagang) dapat
diberikan informasi mengenai bahaya dari penggunaan kemasan sekali pakai, sehingga
mereka dapat menyampaikan informasi tersebut sebagai bagian kampanye ini dan
sebagai pengingat untuk selalu menanyakan kepada konsumen sebelum menyediakan
material kemasan sekali pakai.

3. komunikasi persuasif: Hal ini dilakukan sebagai tindakan untuk mengajak, membujuk,
atau merangkul masyarakat yang menjadi target sasaran (pedagang) untuk mengikuti
serangkaian kegiatan perubahan sosial yang akan dilakukan.

4. Alternatif kemasan: Mendiskusikan aksi untuk mengurangi penggunaan kemasan sekali


pakai yang berlebihan dengan mengganti kemasan lain yang lebih reusable.
Contohnya, menyediakan sedotan, box makan, sendok, garpu yang dapat dibeli oleh
konsumen. Selain itu, pedagang yang menggunakan box makanan sekali pakai untuk
makanan yang dibawa pulang dapat menggantinya dengan box yang dapat terurai di
alam, sementara restoran yang menggunakan kemasan sekali pakai untuk makan di
tempat dapat menggantinya dengan alat makan yang dapat digunakan berulang.

5. Menyediakan reward sebagai suatu bentuk apresiasi dalam mendukung perubahan yang
sedang dilakukan. Contohnya: sertifikasi

6
6. Memberikan punishment atau hukuman terhadap pelanggar untuk menjadikan hal
tersebut suatu jeraan agar tidak melakukannya lagi.

7. Melakukan evaluasi: Hal ini dapat berguna sebagai sarana penilaian, apakah kegiatan
yang dilakukan berjalan sesuai tujuan dan juga sebagai perbaikan jika terdapat hal
yang dirasa kurang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Azi., R. A. (2017). Penggunaan Styrofoam pada Kemasan Pangan sebagai Pelanggaran


Terhadap Hak Konsumen (Studi Kasus Pada SD Swasta Unwanus Saadah
Jakarta Utara). LexJurnalica

Karuniastuti, N. (2016). Bahaya Plastik terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Jurnal


Forum Teknologi

Purwanta, M. A. (2012). Pelanggaran Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap


Penggunaan Produk Plastik Berbahaya Sebagai Kemasan Makanan Dan
Minuman. Jurnal Hukum Dan Peradilan

Febrianti, A. (2014). Pengaruh Styrofoam sebagai Bahan Kemasan Makanan terhadap


Kesehatan Manusia.

Muyasaroh, S. Kampanye Perubahan Sosial (Kesadaran Masyarakat, Aspek Perubahan


Kognitif dan Perilaku)

Anda mungkin juga menyukai