Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ANALISIS AIR DAN MAKANAN

“LAPORAN PRAKTIKUM UJI KALSIUM”

DISUSUN OLEH:
MIA ATMAWATI.R
19.901.019

DOSEN PEMBIMBING:
DITA ELLYANA ARTHA S.PD.,M.PD

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN


MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
TAJUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kalsium merupakan salah satu makromineral yang memiliki peran Penting


diantaranya untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi, faktor Pembantu dan
pengatur reaksi bioimia dalam tubuh serta mencegah terjadinya Osteoporosis
(Percival, 2000). Selain kalsium, magnesium sangat diperlukan Dalam tubuh karena
terlibat dalam lebih 300 reaksi metabolik esensial,Diantaranya untuk metabolisme
energi, penggunaan glukosa, sintesis protein, Sintesis dan pemecahan asam lemak,
kontraksi otot, seluruh fungsi ATPase,Hampir seluruh reaksi hormonal dan menjaga
keseimbangan ionik seluler. Magnesium juga diperlukan untuk fungsi pompa Na/K-
ATPase. Defisiensi Magnesium menyebabkan peningkatan sodium intraseluler dan
potasium Banyak ke ekstraseluler yang dapat mengakibatkan hipokalemia pada sel
(Gum, 2004). Pemenuhan kebutuhan terhadap kalsium dan magnesium dapat
Diperoleh dari sumber pangan hewani maupun nabati. Salah satu sumber Pangan
tersebut adalah susu sapi segar (Bakken, 2010).
Menurut data dari USDA yang dikutip oleh Alfian, sekitar 1 cup atau 244 gram
(setara 1 gelas Belimbing atau gelas kecil) susu segar mengandung sekitar 300 mg
kalsium Dan 27 mg magnesium (Rahayu, 2007).

Metode lain yang lebih efektif untuk penetapan kadar kalsium dan Magnesium
adalah spektroskopi UV-Vis derivatif. Penggunaan metode Spektroskopi UV-Vis
derivatif dapat mendeteksi kalsium dan magnesium Secara simultan. Metode
spektrofotometri UV-Vis derivatif pernah dilakukan Dalam penetapan kadar mineral
Pb(II), Fe(III), dan Bi(III) secara simultan Menggunakan pereaksi 1,2-
Diaminocyclohexane-N,N,N’,N’-Tetraacetic Acid (DACT) (Krzek et al.,2007).
Penetapan kadar kalsium dan magnesium Memakai metode spektrofotometri UV-Vis
berdasarkan pada reaksi kompleks Antara mureksid dengan kedua mineral tersebut
membentuk senyawa Kompleks berwarna. Ikatan komplek yang terbentuk
menyebabkan larutan Berubah warna dari merah menjadi ungu kemerahan (Atay &
Varnali, 2002).

B. Tujuan penulisan

Untuk mengetahui kadar kalsium yang terdapat dalam sebuah bahan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi kalsium

Kalsium merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan
Dibentuk serta berwarna putih perak. Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk
kalsium hidroksida dan hidrogen. Di alam kalsium ditemukan dalam bentuk senyawa-
senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kalsit pualam dan batu
kapur,kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau gypsum, kalsium fluorida
(CaF2) dalam fluorit, serta kalsium fosfat (Ca3(PO4)2 dalam batuan fosfat dan silikat.
Kalsium bereaksi lambat dengan oksigen diudara pada temperatur kamar tetapi
terbakar hebat pada pemanasan.

Kalsium terbakar hanya menghasilkan oksidanya (Svehla, 1985). Kalsium


merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh yaitu 1,5% - 2% dari
berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99%
berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Didalam cairan ekstraseluler dan
intraseluler kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel seperti
transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas
membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon – hormon dan faktor pertumbuhan
(Almatsier, 2004).

B. Fungsi dan peranan kalsium

Kalsium mempunyai peranan penting didalam tubuh, yaitu dalam pembentukan


Tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraseluler dan
Intraseluler, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalam darah dan
Menjaga permeabilitas membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan
Hormon – hormon dan faktor pertumbuhan (FKM UI, 2007).

- Pembentukan tulang

Almatsier (2004) menyebutkan bahwa kalsium dalam tulang mempunyai dua fungsi :
a). bagian integral dari struktur tulang, (b) sebagai tempat menyimpan Kalsium.
Proses pembentukan tulang dimulai pada perkembangan janin, dengan Membentuk
matriks yang kuat, tetapi masih lunak dan lentur yang merupakan cikal Bakal tubuh.
Matriks yang merupakan sepertiga dari bagian tulang terdiri dari serabut Yang terbuat
dari kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin. Setelah lahir matriks Segeralah
mulai menjadi kuat dan mengeras melalui proses klasifikasi, yaitu Terbentuknya kristal
mineral yang mengandung senyawa kalsium. Karena kalsium Merupakan mineral
yang utama dalam ikatan ini, keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup
didalam cairan yang mengelilingi matriks tulang. Batang tulang yang merupakan
bagian keras matriks mengandung kalsium, fosfat, magnesium,seng, natrium
bikarbonat, dan fluor, selain hidroksipatit (Almatsier, 2004). Selama kehidupan, tulang
selalu mengalami perubahan baik dalam bentuk maupun kepadatan, sesuai dengan
usia dan perubahan berat badan. Menurut Krummel (1996),faktor yang
mempengaruhi klasifikasi/penulangan adalah genetik (untuk menentukan massa
tulang); hormon seks dan aktivitas fisik (untuk mempengaruhi metabolisme tulang);
dan berat badan berbanding terbalik dengan risiko patah tulang.
- Pembentukan gigi
Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan
luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu
hidroksiapatit. Namun, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah.
Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah kolagen.
Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung dengan lambat dan
terbatas pada kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran mungkin
juga terjadi diantara saliva dan email gigi. Kekurangan kalsium selama masa
pembentukan gigi dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap
kerusakan gigi (Almatsier, 2004).
- Pembekuan darah
Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida
tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini mengkatalisis
perubahan protrombin bagian darah normal menjadi trombin, kemudian membantu
perubahan fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi pibrin yang merupakan
gumpalan darah (Sherwood, 2001).
- Kontraksi otot
Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein didalam
otot,yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari normal, otot tidak bisa
mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.
Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transfor membran
sel,kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran, dan transmisi ion
melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAAN

A. Alat dan bahan

- Beaker Glass 500 ml Pyrex


- Elektroda conduktivitimeter LutronYK-43 CD
- Conduktivitimeter
- Labu Erlenmeyer 250 ml Pyrex
- Titrette (Buret digital) Duran
- Pipet volume 10 ml Pyrex
- Bola karet
- Labu takar 1000 ml Pyrex
- Gelas ukur 50 ml Pyrex
- Neraca analitik HWH
- Alu dan lumpang
- Sumber mata air AMDK “AQUA”
- Larutan standart NaOH 1 N
- Indikator murexid
- Larutan Standart EDTA 0,01 N

B. Langkah kerja

- Dimasukkan sampel kedalam Labu Erlenmeyer sebanyak 100 ml


- Ditambahkan larutan NaOH 1 N 2 ml
- Ditambahkan Indikator murexid 1 sendok
- Dititrasi dengan EDTA 0,01 N
- Diamati perubahan yang terjadi yaitu dari merah muda menjadi warna ungu
- Dicatat volume titran yang diperoleh
- Dihitung kadar kalsiumnya
- Diulangi prosedur kerja untuk hari berikutnya selama 5 hari berturut- turut
BAB VI
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Tabel pengamatan
B. Pembahasan

Tujuan dilakukannya pengawasan mutu yaitu untuk menentukan kualitas air


Minum dalam kemasan yang akan dipasarkan. Secara langsung maupun tidak
langsung, pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar
pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengolahan terhadap manusia
sebagai air minum berpedoman pada standart kualitas air. Oleh karena itu sebelum
air minum dalam kemasan dipasarkan maka terlebih dahulu harus dianalisa secara
fisika, kimia dan mikrobiologi sesuai dengan yang ditetapkan oleh WHO dan
memenuhi standart SNI dan MENKES. Berdasarkan world health organization, kadar
minimum kalsium yang dianjurkan dalam air minum adalah 20 mg/L dan kadar
optimum adalah 40-50 mg/L. Sedangkan kadar maksimal kalsium yang dianjurkan
sesuai persyaratan kualitas air minum di dalam baku mutu air minum menurut meskes
RI No. 01/birhukmas/I/1975 adalah 75 mg/L dan kadar maksimal kalsium diperbo Dari
analisa yang diperoleh, kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas pada sumber air
di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara masih memenuhi standart. Dalam hal
ini penulis meneliti kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas selama lima hari
berturut-turut dengan hasil yang diperoleh yaitu, pada kalsium sumber 2 = 12,30 mg/L
,sumber 3 = 26,32 mg/L, sumber 4 = 13,98 mg/L, pada magnesium yaitu sumber 2 =
5,50 mg/L, sumber 3 = 28,39 mg/L, sumber 4 = 47,57 mg/L, dan konduktivitas yang
diperoleh yaitu sumber 2 = 115,2 mg/L, sumber 3 = 150,8 mg/L, sumber 4 = 130,8
mg/L.

BAB V
PENUTUP

- Kesimpulan

- Penentuan kadar kalsium pada sumber air di PT. Tirta Investama


Langkat,Sumatera Utara yang diperoleh yaitu sumber 2 = 12,30 mg/L, sumber
3 = 26,32 mg/L, sumber 4 = 13,98 mg/L.
- Penentuan kadar magnesium pada sumber air di PT. Tirta Investama
Langkat, Sumatera Utara yang diperoleh yaitu sumber 2 = 5,50, sumber 3 =
28,39 mg/L, sumber 4 = 47,57 mg/L.
- Penentuan kadar konduktivitas pada sumber air di PT. Tirta Investama
Langkat, sumatera utara yang diperoleh yaitu sumber 2 = 115,2
µs/cm,Sumber 3 = 150,8 µs/cm, sumber 4 = 130,8 µs/cm, dari hasil penelitian
kadar Kalsium, magnesium dan konduktivitas yang diperoleh dari percobaan
masih Sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan oleh PT. Tirta Investama
Langkat, Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1975. Baku Mutu Air Minum Menurut Meskes RI No. 01/Birhukmas/I/1975.
Alamsyah, S. 1997. Alat Penjernih Air untuk Untuk Rumah Tangga. Jakarta Gramedia
pustaka
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Effendi, H. 2003. Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
Depkes, RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan, Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit
Hipokrates.
Gandjar, I. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Krummel and kris, E. (1996). Nutrition in women’s Health. An Aspen Publication aInc.
Gaitersburg Maryland.
Sherwood. L. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Slamet, J. S. 1994. Kesehatan lingkungan. Bandung : UGM( Press).
Soemirat, 2003. T. Teksikologi Lingkungan . Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Svehla, 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jakarta : Kalman
Media Pusaka.
Sutrisno, C. T. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai