MODUL
A. Judul Pokok Bahasan: Unsur dan Sifat Negara
B. Deskripsi Singkat
berarti
Negara selalu memiliki unsur dan sifat. Unsur dari negara
komponen-komponen yang membentuk negara.
2
Sedangkan sifat negara adalah watak yang melekat pada negara,
yang dengan kekuasaannya tersebut dapat melakukan sesuatu.
Namun saat ini, pengaturan unsur dan sifat itu berkembang lebih
variatif. Hal ini terkait dengan perkembangan manusia dan
tuntutan untuk membentuk negara yang lebih baik. Negara dalam
ilmu negara digambarkan sebagaimana makhluk hidup.
Sebenarnya hal ini erat hubungannya dengan representasi negara,
entah itu perilaku warga negaranya ataupun perilaku pejabat
negaranya. Negara bagaikan organisasi yang cerminannya adalah
perilaku orang-orang yang menggerakkan organisasi tersebut.
(SPEED)
negara lain.
Sifat negara berasal dari dua kata. Sifat berarti keadaan yang
tampak atau keadaan menurut kodratnya. Jadi, sifat negara
dapat didefinisikan sebagai karakteristik atau sesuatu yang
pasti adanya dari suatu negara
“Demi keselamatan warga, negara bisa memaksa warga untuk pindah. Ada otoritas
memaksa. Ini memaksa yang baik untuk keselamatan warga,” kata Presiden SBY, saat
membuka Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden RI, Senin (1/11).
Presiden menyatakan, warga sebaiknya patuh terhadap berbagai upaya yang tengah
dilakukan pemerintah dalam penanganan bencana. “Ini semata-mata untuk
keselamatan,” katanya.
Menurutnya, bangunan tersebut harus cukup kuat sehingga dapat memberikan waktu bagi
penduduk untuk menyelamatkan diri saat gempa terjadi lagi. “Bukan berarti kalau
digoyang gempa nggak roboh ya, tapi bangunan yang kalau terjadi gempa tidak (runtuh)
'brek' gitu. Jadi orang masih ada kesempatan untuk lari,” katanya.Djoko menambahkan,
pemindahan penduduk bukanlah perihal gampang. Pemerintah harus mensosialisasikannya
terlebih dulu. “Perlu ada penjelasan, penerangan kepada mereka, perlu diimbau, dirayu,
diberi penjelasan baik-baik, baru mereka mau kan,” katanya. (dikutip dari
Suara Pembaharuan)
Page 3 of 6
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
Contoh 2: Sifat Monopoli Negara
PT. Perusahaan Listrik Negara Persero (PT. PLN) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki
kewajiban untuk menyediakan kebutuhan listrik di Indonesia. Namun faktanya, masih banyak kasus di mana mereka
malah justru merugikan masyarakat. Di satu sisi kegiatan monopoli mereka dimaksudkan untuk kepentingan
mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai UUD 1945 Pasal 33, namun di sisi lain,
tindakan PT. PLN ini justru belum atau bahkan tidak menunjukkan kinerja yang baik dalam pemenuhan kebutuhan
listrik masyarakat[1].
Wacana mengenai krisis listrik ini sebenarnya telah muncul sejak awal tahun 2002 atau akhir tahun 2001. Pada
waktu itu hingga sekarang muncul pemikiran untuk keterlibatan pihak swasta terhadap pengelolaan ketenagalistrikan
di Indonesia yang selama ini dimonopoli oleh PLN. Keadaan krisis listrik yang parah ditunjukkan oleh fenomena
listrik padam serentak se-Jawa Bali pada Rabu, 20 Februari 2008 karena terjadi defisit pasokan listrik hingga 1.044
MW. Saat itu, pemerintah bersiap untuk mengumumkan keadaan darurat jika defisit mencapai 1.500 MW. Krisis
listrik di Indonesia bisa dikatakan sudah berada dalam tahap yang mengkhawatirkan. Di beberapa wilayah, tiada hari
tanpa pemadaman berlgilir. Sistem Jawa-Bali yang paling maju dan terinterkoneksi juga masih sering mengalami
masalah.
Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara
bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah
oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-
Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih
pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara
pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta
Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak
(BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang[2].
Minimnya pasokan listrik sebagian besar dipicu stagnasi produksi PLN. PLN sebagai pemasok 90% kebutuhan
listrik nasional sulit meningkatkan produksi karena minimnya keuangan perusahaan sehingga sulit diharapkan dapat
melakukan ekspansi. Produksi PLN yang sudah ada juga tidak optimal dan mahal karena sebagian besar pembangkit
sudah tua, boros bahan bakar, kekurangan pasokan energi primer, dan sering mengalami kerusakan. PLN juga
dikenal tidak efisien, seperti susut daya listrik yang besar, mahalnya harga pembelian listrik swasta, tingginya kasus
pencurian listrih hingga korupsi. Stagnasi ini juga dipicu oleh pembangunan listrik yang tidak bervisi ke depan
akibat subsidi BBM regresif membuat sebagian besar pembangkit PLN adalah pembangkit termal yang kini kian
mahal. Selain mahal, konversi energi bahan bakar fosil menjadi listrik juga sangat tidak efisien (hanya sekitar 30%)
dan tidak ramah lingkungan.
Hingga kini, sebagian besar produksi listrik nasional masih mengandalkan bahan bakar fosil. Kodisi PLN yang
demikian ini akan menjadi semakin terpuruk apabila tidak dibenahi, karena permintaan listrik akan terus meningkat
seiring dengan pertambahan penduduk. Pertumbuhan konsumsi listrik diperkirakan 8-10% per tahun hingga 2013.
Dengan demikian krisis yang disebabkan kesenjangan (gap) antara permintaan dan pawaran sudah terprediksi sejak
lama. Jika tidak ada tambahan kapasitas yang berarti, krisis pada sistem Jawa-Bali dan sistem interkoneksi Sumatra
hanya tinggal menunggu waktu.
Beberapa dekade ini, fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah. Swasta
diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap
ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens,
General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath
Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang
harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri. Artinya bahwa pihak swasta sangat dibutuhkan
untuk ikut serta dalam usaha penyediaan tenaga listrik di samping PLN sebagai salah satu pelaksana kegiatan usaha
penyediaan tenaha listrik di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam koridor kepentingan masyarakat luas terutama dalam
hal menetapkan tarif yang dapat dijangkau masyarakat sesuai dengan kemampuan ekonomi dan tingkat pendapatan
masyarakat. Keberadaan PLN saat ini sangat mendominasi dan memonopoli ketenagalistrikan di Indonesia. Tetapi
keberadaannya tersebut malah tidak mampu melayani masyarakat pengguna listrik tersebut sementara keterlibatan
swasta dalam bisnis listrik secara langsung (menjadi kompetitor PLN) sulit dilakukan karena terdapat preseden
putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 001-021-022/PUU-I/2003 yang menyatakan bahwa UU No. 20 Tahun
2002 tentang Ketenagalistrikan tidak memiliki kekuatan mengikat. UU No. 20 Tahun 2002 tentang
Ketenagalistrikan memiliki perbedaan signifikan dengan UU No. 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan yang
lama
Page 4 of 6
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
Negara memiliki sifat mencakup semua berarti diberlakukan
peraturan negara bagi semua warga negaranya tanpa kecuali,
sehingga tidak ada perlakuan diskriminasi atau istilah tebang
pilih, semua diperlakukan sama, hal ini berbeda dengan
organisasi sosial lainnya. Kekuasaan negara yang meliputi dan
mengatasi semua organisasi totalitas dan menyeluruh, semua
yang ada dalam wilayah negara, baik orang atau benda pada
hakekatnya dikuasai negara dan harus tunduk pada otoritas
negara, semuanya itu negara yang mengurusnya
"Kami sambut baik apa yang telah menjadi putusan MK. Sekarang seluruh warga negara memiliki
kesempatan menjabat wamen," kata ketua GNPK, Adi Warman saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa
petang (5/6/2012) kemarin.
Dengan dihapuskannya penjelasan pada Pasal 10 UU Kementerian Negara yang menyatakan bahwa
wakil menteri harus pejabat karier struktural, kini UU Kementerian Negara sudah memenuhi Pasal 28D
ayat (1) dan (3) UUD 1945.
"Putusan ini sudah sesuai dengan hak warga negara yang diatur dalam UUD 1945," kata Adi.
Dalam pertimbangannya, majelis hakim MK yang diketuai Mahfud MD menimbang, mengenai orang
yang bisa diangkat sebagai wakil menteri dapat berasal dari PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, bahkan
warga negara biasa.
E. Referensi
F. Propagasi
1. Evaluasi Diri
1. Apa yang dimaksud dengan negara memiliki sifat memaksa?
2. Apa beda sifat memaksa dengan sifat memonopoli? Berikan
contoh!
3. Sebutkan unsur-unsur negara!
4. Apakah saat ini dengan unsur-unsur tersebut negara bisa
diakui secara Internasional?
5. Buatlah skema prioritas unsur apa yang harus dimiliki
negara! Berikan alasannya!
2. Quis
1. Walaupun rakyat menentangnya kenaikan harga BBM akan
tetap diberlakukan dengan kenaikan bertahap. Menurut
anda, sifat apa yang diterapkan negara dalam hal ini?
Berikan alasannya!
2. Pada ketentuan peralihan atau penutup dalam undang-
undang terdapat kalimat “undang-undang ini berlaku sejak
ditetapkan”. Apa implikasi yuridis pernyataan tersebut?
Menurut anda, sifat apa yang diterapkan negara dalam hal
ini?
3. Perda Tangerang Tentang Anti Pelacuran menjadikan salah
seorang buruh perempuan mati. Menurut anda, sifat apa
yang diterapkan negara dalam hal ini?
4. Israel adalah negara yang tidak memiliki wilayah pada
awalnya namun negara ini secara internasional diakui
keberadaannya. Jelaskan pendapat anda tentang hal ini!
Page 6 of 6