Anda di halaman 1dari 6

ILMU NEGARA:

Unsur dan Sifat Negara

Dhia Al Uyun, SH.MH


Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya

MODUL
A. Judul Pokok Bahasan: Unsur dan Sifat Negara

B. Deskripsi Singkat

berarti
Negara selalu memiliki unsur dan sifat. Unsur dari negara
komponen-komponen yang membentuk negara.
2
Sedangkan sifat negara adalah watak yang melekat pada negara,
yang dengan kekuasaannya tersebut dapat melakukan sesuatu.
Namun saat ini, pengaturan unsur dan sifat itu berkembang lebih
variatif. Hal ini terkait dengan perkembangan manusia dan
tuntutan untuk membentuk negara yang lebih baik. Negara dalam
ilmu negara digambarkan sebagaimana makhluk hidup.
Sebenarnya hal ini erat hubungannya dengan representasi negara,
entah itu perilaku warga negaranya ataupun perilaku pejabat
negaranya. Negara bagaikan organisasi yang cerminannya adalah
perilaku orang-orang yang menggerakkan organisasi tersebut.

C. Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa mampu membedakan antara sifat dan unsur


negara, antara sifat negara memaksa, monopoli dan mencakup
semua dan mampu mendeskripsikan unsur negara.
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012

D. Isi Pokok Bahasan


 Unsur-unsur negara adalah elemen (bagian-bagian yang
penting dari kesatuan yang besar) dari suatu organisasi
negara, atau hal-hal yang dianggap perlu untuk terbentuknya
suatu negara.

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


 Secara klasik, unsur negara terdiri dari wilayah, rakyat atau
bangsa dan pemerintahan yang berdaulat. Wilayah
merupakan syarat mutlak suatu negara ada. Sekalipun
sekumpulan negara dan pemerintahan yang berdaulat ada
apabila tidak menetapkan pada wilayah tertentu, tidak dapat
mengklaim sudah ada negara. Bangsa yang nomadis tidak
mungkin mendirikan negara.

 Secara modern, menurut Oppenheimer, unsur negara


ditambahkan dengan unsur pengakuan dari negara lain. Jadi
unsur negara dianggap ada 4 (empat) yaitu wilayah, rakyat
atau bangsa, pemerintah berdaulat dan pengakuan dari

(SPEED)
negara lain.

 Unsur-unsur tersebut dapat terhubung berdasar syarat,


bahwa unsur klasik harus dilengkapi unsur lainnya untuk
dapat dikategorikan sebagai negara (declaratory theory atau
evidentiary theory), hukum internasional (Konperensi
Mengenai Hak-Hak Dan Kewajiban-Kewajiban Negara (Rights
and Duties of States) di Montevideo Tahun 1933) akan
mengakui suatu negara apabila unsur negara secara klasik
tersebut telah mendapat pernyataan sedemikian dari negara-
negara lainnya (pengakuan).

 Namun secara mutlak, bahwa dengan adanya unsur klasik,


sudah diangap terbentuk negara. Bahwa hukum internasional
secara ipso facto (faktual), jika unsur negara secara klasik
telah dipenuhi, maka negara tersebut harus diakui secara
Internasional. (constitutive theory)

 Menurut Kelsen, pemahaman itu berkembang menjadi the


territory of the state, time elemen of the state, the people of
the state, the competence of the state as the material sphere
of validity of the national legal order, conflict of laws, so called
fundamental Rights dan duties of the states. Berbeda dengan
teori klasik, rumusan yang diberikan Kelsen ini membaurkan
teori klasik dengan teori tentang negara hukum.

 Sifat negara berasal dari dua kata. Sifat berarti keadaan yang
tampak atau keadaan menurut kodratnya. Jadi, sifat negara
dapat didefinisikan sebagai karakteristik atau sesuatu yang
pasti adanya dari suatu negara

 Negara memiliki 3 (tiga) sifat utama yaitu sifat memaksa,


memonopoli dan mencakup semua

 Negara memiliki sifat memaksa berarti negara dapat


dibenarkan menggunakan kekuasaan untuk memakai
kekerasan fisik secara sah, sarana untuk itu dengan alat-alat
Page 2 of 6
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
perlengkapan negara yang ada, seperti menghukum mati
diputus oleh pengadilan dan dilaksanakan oleh alat
perlengkapan negara lainnya. Berbeda dengan organisasi lain
yang punya peraturan, tetapi tidak memiliki daya pelaksanaan
sebagaimana negara.

Contoh 1:Sifat Memaksa Negara

Negara Bisa Memaksa Pindah


Senin, 1 November 2010 | 17:22

Presiden SBY-SP/Ignatius Liliek

[JAKARTA] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, negara bisa


memaksa penduduk untuk pindah jika daerah tersebut dinilai rentan terhadap bencana
alam.

“Demi keselamatan warga, negara bisa memaksa warga untuk pindah. Ada otoritas
memaksa. Ini memaksa yang baik untuk keselamatan warga,” kata Presiden  SBY, saat
membuka Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden RI, Senin (1/11).

Presiden menyatakan, warga sebaiknya patuh terhadap berbagai upaya yang tengah
dilakukan pemerintah dalam penanganan bencana. “Ini semata-mata untuk
keselamatan,” katanya.

Menurutnya, bangunan tersebut harus cukup kuat sehingga dapat memberikan waktu bagi
penduduk untuk menyelamatkan diri saat gempa terjadi lagi. “Bukan berarti kalau
digoyang gempa nggak roboh ya, tapi bangunan yang kalau terjadi gempa tidak (runtuh)
'brek' gitu. Jadi orang masih ada kesempatan untuk lari,” katanya.Djoko menambahkan,
pemindahan penduduk bukanlah perihal gampang. Pemerintah harus mensosialisasikannya
terlebih dulu. “Perlu ada penjelasan, penerangan kepada mereka, perlu diimbau, dirayu,
diberi penjelasan baik-baik, baru mereka mau kan,” katanya. (dikutip dari
Suara Pembaharuan)

 Negara memiliki sifat monopoli berarti dalam suatu negara


yang telah menentukan tujuan negaranya berkaitan dengan
ideologi, maka ideologi negara yang sudah ada harus menjadi
dasar sesuai dengan keinginan negara yang bersangkutan, di
luar ideologi negara tersebut jelas-jelas dilarang, karena tidak
sejalan dengan tujuan negara yang dikehendaki
warganegaranya.

Page 3 of 6
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
Contoh 2: Sifat Monopoli Negara

Kasus Monopoli yang Dilakukan Oleh Perusahaan Listrik Negara

PT. Perusahaan Listrik Negara Persero (PT. PLN) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki
kewajiban untuk menyediakan kebutuhan listrik di Indonesia. Namun faktanya, masih banyak kasus di mana mereka
malah justru merugikan masyarakat. Di satu sisi kegiatan monopoli mereka dimaksudkan untuk kepentingan
mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai UUD 1945 Pasal 33, namun di sisi lain,
tindakan PT. PLN ini justru belum atau bahkan tidak menunjukkan kinerja yang baik dalam pemenuhan kebutuhan
listrik masyarakat[1].

Wacana mengenai krisis listrik ini sebenarnya telah muncul sejak awal tahun 2002 atau akhir tahun 2001. Pada
waktu itu hingga sekarang muncul pemikiran untuk keterlibatan pihak swasta terhadap pengelolaan ketenagalistrikan
di Indonesia yang selama ini dimonopoli oleh PLN. Keadaan krisis listrik yang parah ditunjukkan oleh fenomena
listrik padam serentak se-Jawa Bali pada Rabu, 20 Februari 2008 karena terjadi defisit pasokan listrik hingga 1.044
MW. Saat itu, pemerintah bersiap untuk mengumumkan keadaan darurat jika defisit mencapai 1.500 MW. Krisis
listrik di Indonesia bisa dikatakan sudah berada dalam tahap yang mengkhawatirkan. Di beberapa wilayah, tiada hari
tanpa pemadaman berlgilir. Sistem Jawa-Bali yang paling maju dan terinterkoneksi juga masih sering mengalami
masalah.

Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara
bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah
oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-
Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih
pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara
pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta
Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak
(BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang[2].

Minimnya pasokan listrik sebagian besar dipicu stagnasi produksi PLN. PLN sebagai pemasok 90% kebutuhan
listrik nasional sulit meningkatkan produksi karena minimnya keuangan perusahaan sehingga sulit diharapkan dapat
melakukan ekspansi. Produksi PLN yang sudah ada juga tidak optimal dan mahal karena sebagian besar pembangkit
sudah tua, boros bahan bakar, kekurangan pasokan energi primer, dan sering mengalami kerusakan. PLN juga
dikenal tidak efisien, seperti susut daya listrik yang besar, mahalnya harga pembelian listrik swasta, tingginya kasus
pencurian listrih hingga korupsi. Stagnasi ini juga dipicu oleh pembangunan listrik yang tidak bervisi ke depan
akibat subsidi BBM regresif membuat sebagian besar pembangkit PLN adalah pembangkit termal yang kini kian
mahal. Selain mahal, konversi energi bahan bakar fosil menjadi listrik juga sangat tidak efisien (hanya sekitar 30%)
dan tidak ramah lingkungan.

Hingga kini, sebagian besar produksi listrik nasional masih mengandalkan bahan bakar fosil. Kodisi PLN yang
demikian ini akan menjadi semakin terpuruk apabila tidak dibenahi, karena permintaan listrik akan terus meningkat
seiring dengan pertambahan penduduk. Pertumbuhan konsumsi listrik diperkirakan 8-10% per tahun hingga 2013.
Dengan demikian krisis yang disebabkan kesenjangan (gap) antara permintaan dan pawaran sudah terprediksi sejak
lama. Jika tidak ada tambahan kapasitas yang berarti, krisis pada sistem Jawa-Bali dan sistem interkoneksi Sumatra
hanya tinggal menunggu waktu.

Beberapa dekade ini, fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah. Swasta
diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap
ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens,
General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath
Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang
harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri. Artinya bahwa pihak swasta sangat dibutuhkan
untuk ikut serta dalam usaha penyediaan tenaga listrik di samping PLN sebagai salah satu pelaksana kegiatan usaha
penyediaan tenaha listrik di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam koridor kepentingan masyarakat luas terutama dalam
hal menetapkan tarif yang dapat dijangkau masyarakat sesuai dengan kemampuan ekonomi dan tingkat pendapatan
masyarakat. Keberadaan PLN saat ini sangat mendominasi dan memonopoli ketenagalistrikan di Indonesia. Tetapi
keberadaannya tersebut malah tidak mampu melayani masyarakat pengguna listrik tersebut sementara keterlibatan
swasta dalam bisnis listrik secara langsung (menjadi kompetitor PLN) sulit dilakukan karena terdapat preseden
putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 001-021-022/PUU-I/2003 yang menyatakan bahwa UU No. 20 Tahun
2002 tentang Ketenagalistrikan tidak memiliki kekuatan mengikat. UU No. 20 Tahun 2002 tentang
Ketenagalistrikan memiliki perbedaan signifikan dengan UU No. 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan yang
lama

(dikutip dari http://nenygory.wordpress.com/2011/05/30/kasus-monopoli-yang-dilakukan-oleh-perusahaan-listrik-


negara-pt-pln/)

Page 4 of 6
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
 Negara memiliki sifat mencakup semua berarti diberlakukan
peraturan negara bagi semua warga negaranya tanpa kecuali,
sehingga tidak ada perlakuan diskriminasi atau istilah tebang
pilih, semua diperlakukan sama, hal ini berbeda dengan
organisasi sosial lainnya. Kekuasaan negara yang meliputi dan
mengatasi semua organisasi totalitas dan menyeluruh, semua
yang ada dalam wilayah negara, baik orang atau benda pada
hakekatnya dikuasai negara dan harus tunduk pada otoritas
negara, semuanya itu negara yang mengurusnya

Semua Bisa Jadi Wamen


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam uji materiil Pasal 10
UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara menurut Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(GNPK) memberikan banyak keuntungan.

"Kami sambut baik apa yang telah menjadi putusan MK. Sekarang seluruh warga negara memiliki
kesempatan menjabat wamen," kata ketua GNPK, Adi Warman saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa
petang (5/6/2012) kemarin.

Dengan dihapuskannya penjelasan pada Pasal 10 UU Kementerian Negara yang menyatakan bahwa
wakil menteri harus pejabat karier struktural, kini UU Kementerian Negara sudah memenuhi Pasal 28D
ayat (1) dan (3) UUD 1945.

"Putusan ini sudah sesuai dengan hak warga negara yang diatur dalam UUD 1945," kata Adi.

Dalam pertimbangannya, majelis hakim MK yang diketuai Mahfud MD menimbang, mengenai orang
yang bisa diangkat sebagai wakil menteri dapat berasal dari PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, bahkan
warga negara biasa.

E. Referensi

 Basah, Sjachran. 1987. Ilmu Negara: Pengantar, Metode Dan


Sejarah Perkembangan. Jakarta: Alumni.
 Cholis, John M dan Hassan Shadily. 1975. Ilmu Negara.
Jakarta: Gramedia
 Djokosutono. 1958. Ilmu Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Budiardjo, Miriam 1983. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:
Gramedia.
 Fadjar, A Mukhtie dan Isrok. 2001. Ilmu Negara. Malang:
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
 Hutauruk. 1983. Azas-azas Ilmu Negara. Jakarta:Erlangga
 Isjwara. 1999. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Putra
Abardin.
 Isrok dan Dhia Al Uyun, 2010. Ilmu Negara. Malang: UB
Press.
 Hamzah, Teuku Amir dkk. 1966. Ilmu Negara. Jakarta: FH-
UI.
 Kranenburg. 1982. Ilmu Negara Umum. Jakarta: Pradnya
Paramita
 Koesnardi dan Bintan R. Saragih. 1984. Ilmu Negara. Jakarta:
Perintis Press
 Samidjo. 1984. Ilmu Negara. Jakarta: ARMICO
 Suryono, Hassan. 2005. Ilmu Negara. Surakarta: LPP-UNS
Page 5 of 6
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
Press.
 Soetomo. 1993. Ilmu Negara. Jakarta: Usaha Nasional.
 Wahjono, Padmo. 1996. Ilmu Negara. Jakarta: Fakultas
Hukum Universitas Indonesia.
 Wiryono P. 1969. Ilmu Negara dan Politik. Jakarta: Grafindo

F. Propagasi

1. Evaluasi Diri
1. Apa yang dimaksud dengan negara memiliki sifat memaksa?
2. Apa beda sifat memaksa dengan sifat memonopoli? Berikan
contoh!
3. Sebutkan unsur-unsur negara!
4. Apakah saat ini dengan unsur-unsur tersebut negara bisa
diakui secara Internasional?
5. Buatlah skema prioritas unsur apa yang harus dimiliki
negara! Berikan alasannya!

2. Quis
1. Walaupun rakyat menentangnya kenaikan harga BBM akan
tetap diberlakukan dengan kenaikan bertahap. Menurut
anda, sifat apa yang diterapkan negara dalam hal ini?
Berikan alasannya!
2. Pada ketentuan peralihan atau penutup dalam undang-
undang terdapat kalimat “undang-undang ini berlaku sejak
ditetapkan”. Apa implikasi yuridis pernyataan tersebut?
Menurut anda, sifat apa yang diterapkan negara dalam hal
ini?
3. Perda Tangerang Tentang Anti Pelacuran menjadikan salah
seorang buruh perempuan mati. Menurut anda, sifat apa
yang diterapkan negara dalam hal ini?
4. Israel adalah negara yang tidak memiliki wilayah pada
awalnya namun negara ini secara internasional diakui
keberadaannya. Jelaskan pendapat anda tentang hal ini!

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai