Nomor 77/G/2020/PTUN.SMD
Antara:
Melawan
Kepada
Dengan hormat,
Bahwa untuk dan atas nama Gubernur Kalimantan Timur , Dr. Ir. H. Isran Noor,
M.Si. selaku Tergugat dalam perkara No. 77/G/2020/PTUN.SMD, bersama ini Kuasa
Hukum Tergugat berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 31/G-PTUN/IX /2020 tanggal
27 September 2020 kami yang namanya tersebut dibawah ini:
Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, advokat pada kantor Edith Law & Co yang
beralamat di Jl. Merdeka 3 No 51 RT 87 Sungai Pinang Dalam Samarinda , Telp (028)
811988., selanjutnya bertindak selaku Tergugat , dengan ini hendak mengajukan
kesimpulan atas perkara sengketa Tata Usaha Negara Nomor 77/G/2020/PTUN.SMD.
Mengawali kesimpulan ini, kiranya patut kita ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang selalu memberikan kesehatan bagi kita semua, hingga kita semua bisa
melalui proses persidangan yang cukup panjang. Kami ucapkan terima kasih kepada
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang menangani perkara nomor
77/G/2020/PTUN.SMD yang telah menyidangkan perkara a quo dan terus memberikan
kesempatan kepada para pihak untuk membuktikan dalil-dalilnya. Semoga melalui proses
panjang dan melelahkan ini, serta ditutup dengan kesimpulan masing-masing pihak,
Majelis Hakim dapat menggunakan kemampuan, hati nurani dan keadilan dalam
memberikan pertimbangan serta putusan perkara a quo.
Kami juga berterima kasih kepada Penggugat, termasuk di dalamnya para kuasa hukum
yang telah mengikuti proses persidangan ini dengan baik dan lancar. Semoga proses yang
telah dijalani ini memberikan manfaat besar kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Bahwa setelah mengikuti proses persidangan dalam perkara ini di Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Samarinda, proses jawab menjawab, pengajuan bukti-bukti, baik surat
maupun saksi-saksi ahli dari kedua belah pihak serta memperhatikan jalannya persidangan
maka dengan ini Tergugat melalui kuasa hukumnya akan mengajukan konklusi dalam
perkara sebagai berikut:
5. Bahwa KTUN dalam hal ini Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor
540/781/TSDM tertanggal 10 Agustus 2020 tentang berakhirnya usaha
pertambangan PT. Cemerlang yang dikeluarkan Tergugat telah secara nyata sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
terutama tentang asas-asas umum pemerintahan yang baik;
1. Surat Keputusan Direktorat Jendral Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
No.BPN-746342588.TR.23.04 tanggal 12 April 2020
Membuktikan bahwa pada tahun 2020 terdapat keputusan baru terkait penataan
Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang mengakibatakn perlu diaturnya Kembali Izin
Usaha Pertambangan utuk melakukan penyesuaian dengan keputusan Menteri
tersebut.
2. Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. SDM424246.07.10
tanggal 1 Mei 2020
Membuktikan bahwa dalam melaksanakan usaha pertambangan batu bara terdapat
standar izin AMDAL baru untuk meyesuaikan dengan UU MINERBA tahun 2020.
3. Laporan Riset Lembaga Penelitian Lingkungan Hidup Kalimantan Timur No.
72/TKA/VII/2020 tanggal 12 Mei 2020
Membuktikan bahwa tingkat terjadi kerusakan terhadap kontur tanah dan
memburuknya tingkat PH tanah di sekitar wilayah pertambangan serta menurunya
Kualitas Air di Desa Muara Ritan, Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Telah berada dibawah setandar kelayakan air pada Bulan Mei 2020.
4. Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 335/999/TSDM tentang Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi PT. Cemerlang hingga tahun 2020,
tertanggal 30 September 2017.
Membuktikan bahwa masa berlaku IUP kegiatan pertambangan PT. Cemerlang akan
berakhir pada tahun 2020, sehingga PT. Cemerlang terikat hak dan kewajiban
hukum untuk melaksanakan prinsip umum pertambangan yang baik selama masa
berlaku IUP tersebut.
5. Surat Ketetapan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 443/774/TSDM tentang
Perpanjangan IUP PT. Cemerlang hingga tahun 2023, tertanggal 20 Desember 2018.
Membuktikan bahwa PT. Cemerlang mendapat perpanjangan IUP hingga tahun 2023
dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan dan melaksanakan ketentuan
terkait pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar WIUP selama
kegiatan usaha pertambangan berlangsung.
SAKSI :
1. Reiner Subagyo, S.T., selaku petugas analisis Sistem Informasi Geografis pada
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
Memberikan kesaksian bahwa data geospasial yang didapatkan dari penginderaan
jauh dalam Sistem Informasi Geografis di atas wilayah Desa Muara Ritan, Tabang,
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada tanggal 10 April 2020 menunjukkan
kontur wilayah yang landai dan tekstur yang halus. Hal ini menunjukkan adanya
perubahan penampang wilayah Desa Muara Ritan, Tabang, Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur dari yang sebelumnya terjal (berbukit) dan teksturnya dalam
penginderaan jauh cenderung kasar (keterangan: tekstur halus menunjukkan
permukaan tanah yang kosong dan tidak terdapat banyak vegetasi. Tekstur kasar
menunjukkan permukaan tanah memiliki vegetasi dan tidak rata).
2. Jaswadi Ali Sera, S.H., selaku Kepala Desa Muara Ritan, Tabang, Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur.
Memberikan kesaksian bahwa benar pada tahun 2018 PT. Cemerlang telah
melakukan sosialisasi perpanjangan IUP Operasi Produksinya dan warga setempat
memberikan persetujuan. Namun terhitung sejak pertengahan tahun 2019, PT.
Cemerlang mulai tidak melakukan kegiatan pasca tambang/reklamasi yang
dibutuhkan seperti penimbunan kembali lubang- lubang galian dan reboisasi yang
menyebabkan degradasi kualitas lingkungan hidup di wilayah Desa Muara Ritan,
Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
3. Fadli Paulus Zon, selaku warga Desa Muara Ritan, Tabang, Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur.
Memberikan kesaksian bahwa akibat tidak dilaksanakannya kegiatan pasca
tambang/reklamasi oleh PT. Cemerlang, ketersediaan air tanah di wilayah Desa
Muara Ritan, Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai berkurang secara
drastis. Sementara air tanah merupakan sumber utama air bersih bagi warga
setempat untuk kebutuhan primer sehari-harinya.
SAKSI AHLI :
Dr. Aru Dewangga, S.Si., M.Si., selaku Peneliti dan Ahli Lingkungan Menjelaskan
bahwa berdasarkan hasil penelitiannya di Wilayah Usaha Pertambangan Batubara PT.
Cemerlang yang berlokasi di Desa Muara Ritan,Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur benar adanya lubang-lubang operasi tambang dan kadar air tanah yang sangat
rendah. Beliau menjelaskan bahwa PT. Cemerlang tidak memenuhi prinsip pengelolaan
lingkungan hidup pertambangan sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 20
ayat (2), 21 ayat (2), dan Pasal 22 Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara, yaitu:
Beliau menjelaskan bahwa dari hasil sampel lokasi penelitian di wilayah pertambangan PT.
Cemerlang, kadar air tanah terutama air tanah freatis (air tanah dangkal) memiliki kadar
yang sangat rendah diakibatkan oleh kurangnya vegetasi di permukaan tanah ketika PT.
Cemerlang tidak melakukan kewajiban reklamasi. Berubahnya penampang topografi
wilayah Desa Muara Ritan, Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur juga berpotensi
meningkatkan kerentanan wilayah terhadap bencana alam seperti gempa akibat runtuhan
bekas galian, longsor, dan genangan air yang berbahaya bagi warga setempat ketika
musim penghujan.
Sehingga dari seluruh hasil penelitian di Desa Muara Ritan, Tabang, Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur, operasional PT Cemerlang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 96 dan
141 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
yang mengarahkan kepada pendekatan jangka panjang dan bijaksana untuk
mengembangkan dan memanfaatkan bahan galian tambang, terhitung sejak pertengahan
tahun 2019 dan terus berlanjut hingga tahun 2020.
Bahwa berdasarkan dalil dan bukti sebagaimana tersebut di atas, maka Tergugat
memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar
kiranya berkenan untuk memutuskan yang amarnya sebagai berikut:
Apabila majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memiliki pendapat lain,
Tergugat mohon putusan seadil-adilnya.
Demikian kesimpulan ini kami sampaikan, agar menjadi bahan pertimbangan bagi Majelis
Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara ini.
Hormat kami,