Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS FKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONDILOMA

AKUMINATA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK


BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

Arif Effendi1, Eka Silvia2, Merry Putri Hernisa3


1
Dosen Fakultas kedokteran Universitas Malahayati
2
Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Malahayati

ABSTRAK

Latar Belakang: Kondiloma Akuminata (KA) adalah kelainan kulit berupa vegetasi
bertangkai dengan permukaan berjonjot oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu.
Penyakit ini tergolong penyakit Infeksi menular Seksual yang penyebaran kosmopolit
melalui hubungan seksual. Predileksi tersering yang dijumpai pada wanita adalah di vulva,
labia mayora, labia minora dan serviks sedangkan pada laki-laki kutil sering ditemukan di
sulcus coronaria, preputium penis, glans penis, korpus penis dan anus. Faktor-faktor
penyebab yang mempengaruhi kejadian KA diantaranya adalah usia, jenis kelamin, aktivitas
seksual, merokok, kehamilan, riwyat IMS dan penurunan daya tahan tubuh.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidiikan dan
status perkawinan dengan kejadian Kondiloma Akuminata di poliklinik kulit dan kelamin
RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2016.
Metode Penelitian: Deskriptif analitik melalui studi rekam medik pasien yang berobat
ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2016.
Populasi penelitian ini adalah semua pasien IMS yang berobat ke poli kulit dan kelamin.
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis bivariat
dilakukan dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil Penelitian: Pada pasien KA yang tercatat di data rekam medik RSUD Dr. H.
Abdul Moeleok Bandar Lampung tahun 2016 memperlihatkan kelompok umur terbanyak
adalah usia 20-40 tahun sebanyak 42 orang (51,9%) pada jenis kelamin laki-laki sebanyak
54 orang (66,7%) dengan pendidikan rendah sebanyak 66 orang (81,5%) dengan status
kawin sebanyak 62 orang (76,5%) .
Kesimpulan: Ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan dan status
perkawinan dengan kejadian Kondiloma Akuminata pada pasien IMS yang berobat di
poliklinik kulit dan kelamin RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2016.
Kata Kunci : Kondiloma Akuminata, HPV, IMS.
adalah melalui meningkatkan Program
Pendahuluan Pencegahan.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kesehatan reproduksi menurut merupakan masalah kesehatan didunia
WHO (World Health Orgnization) adalah baik negara maju maupun negara
suatu keadaan fisik, mental dan sosial berkembang dan menjadi salah satu
secara menyeluruh dalam semua hal penyebab utama morbiditas dan
berkaitan dengan sistem reproduksi, mortalitas di dunia baik secara langsung
fungsi dan prosesnya. Setiap pria dan melalui dampaknya terhadap reproduksi
wanita berhak mendapatkan informasi dan dan kesehatan anak maupun secara tidak
pelayanan kesehatan reproduksi yang langsung berperan dalam memfasilitasi
meliputi kesehatan seksual dengan tujuan penularan infeksi human
untuk memajukan kehidupan dan immunodeficiency virus (HIV). Kondiloma
hubungan pribadi agar terhindar dari Akuminata merupakan salah satu penyakit
penyakit Infeksi Menular seksual (IMS).1 Infeksi Menular Seksual.1
Strategi utama untuk mengontrol IMS

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 8


Kondiloma Akuminata (KA) adalah Faktor-faktor penyebab yang
kelainan kulit berbentuk vegetasi mempengaruhi banyaknya kejadian KA
bertangkai dengan permukaan berjonjot adalah aktivitas seksual, mempunyai
dan disebabkan oleh virus yaitu Human pasangan lebih dari 1 orang (multiple),
Papilloma Virus (HPV) jenis tertentu yang merokok, kehamilan, riwayat IMS dan
menyebabkan kelainan berupa penurunan daya tahan tubuh juga akan
fibroepiteloma pada kulit dan mukosa.2 mempermudah terjadinya infeksi
Prevalensi infeksi HPV di dunia kondiloma akuminata.5
dilaporkan terus meningkat dalam 35 Berdasarkan penelitian
tahun terakhir. Insidens kumulatif infeksi sebelumnya mengenai Hubungan
HPV secara umum pada populasi dewasa Kondiloma Akuminata dengan Kejadian
muda sebesar 40% dengan prevalensii HIV di Kota Bandar Lampung yang
mencapai 75-80%. Suatu tinjauan dilakukan oleh Tania (2016), didapatkan
sistematik oleh patel (2013) mengenai hasil penelitian yaitu adanya hubungan
insidens dan prevalensi KA di seluruh antara kejadian KA dengan kejadian HIV.
dunia menunjukkan insidens KA pertahun Hasil penelitian tersebut didukung oleh
berkisar antara 160-289 per 100.000 penelitian Amo (2005) yang mengatakan
orang pertahun.3 Di Indonesia bahwa seseorang dengan riwayat KA
berdasarkan data yang dilaporkan oleh dapat menurunkan sistem kekebalan
Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual tubuh dan memudahkan transmisi HIV.
Indonesia (KSIMSI) dari 13 rumah sakit Selain itu juga seseorang yang mengidap
(RS) pusat pendidikan spesialis kulit dan virus HIV positif dapat menyerang sistem
kelamin di Indonesia, terdapat pertahanan tubuh. Penurunan daya tahan
kecenderungan peningkatan proporsi KA tubuh akan mempermudah terjadinya
dibandingkan dengan Infeksi Menular infeksi KA.6
Seksual (IMS) lainnya dalam 5 tahun
terakhir (2007-2011), yaitu sebagai Metode Penelitian
berikut: 2007 (21,25%), 2008 (33,81), Jenis penelitian yang digunakan
2009 (33,66), 2010 (29,25%) dan 2011 adalah deskriptif analitik. Data yang
(30,58%). Di Rumah Sakit dr. Cipto digunakan berupa data sekunder yang
Mangunkusumo (RSCM), proporsi kasus diambil dari rekam medik pasien IMSdi
baru KA dibandingkan dengan IMS lain bagian rekam medik RSUD Dr.H.Abdul
selama lima tahun terakhir (2007-2011) Moeloek Bandar Lampung Tahun 2016.
berkisar antara 21,25% sampai dengan Teknik pengambilan sampel pada
33,66%. Sejak tahun 2008 KA penelitian ini menggunakan teknik
menempati urutan pertama kasus IMS purposive sampling dengan besarnya
yang datang ke Poliklinik Kulit dan sampel sebanyak 125 pasien.
Kelamin divisi IMS RSCM. Di Poliklinik
Kulit dan Kelamin divisi IMS RSCM, pada Kriteria Inklusi
tahun 2011 tercatat 63 kasus baru KA dan 1. Pasien IMS yang berobat di
total kasus baru dan lama sebanyak 125 poliklinik kulit dan kelamin yang
kasus, sedangkan pada tahun 2012 tercatat dalam rekam medis RSUD
tercatat 81 kasus baru dan total kasus Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
baru dan lama seebanyak 343 kasus. Lampung periode 2016.
Di kota Bandar Lampung pada 2. Penderita KA dengan data rekam
tahun 2015 terdapat 632 kasus penyakit medik yang lengkap, termasuk
IMS (Badan Pusat Statistik Provinsi didalamnya keterangan usia, jenis
Lampung, 2015). Dari semua pasien IMS kelamin, pendidikan dan status
yang datang berobat ke poliklinik kulit dan perkawinan.
kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun
2016 sebanyak 81 pasien terdiagnosis
sebagai KA.4

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 9


Kriteria Eksklusi Hasil Penelitian
Pasien KA dengan komplikasi Proses pengambilan data ini telah
HIV dan dengan data yang tidak dilakukan sampai bulan Februari - Maret
lengkap. 2017 di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung. Berdasarkan penelitian
pada 81 orang pasien KApada tahun 2016
berdasarkan rekam medis diperoleh data
sebagai berikut:

Usia

Table 1. Distribusi Frekuensi Pasien KA berdasarkan Usia


Usia Frekuensi Persentase (%)
<20 tahun 9 11,1%
20-40 tahun 42 51,9%
41-60 tahun 27 33,3%
>60 tahun 3 3,7%
Jumlah 81 100%
orang (51,9%). Kelompok usia >60 tahun
merupakan kelompok usia dengan
Berdasarkan table 1 dapat dilihat responden paling sedikit yaitu sebanyak 3
bahwa usia responden dari 81 subjek orang (3,7%).Didapakan responden
yang di teliti. Responden terbanyak yang termuda berusia 15 tahun dan responden
menjadi subjek penelitian adalah tertua berusia 75 tahun.
kelompok usia 20-40 tahun sebanyak 42

Jenis kelamin

Tabel 2. Distribusi Frekuensi pasien KA Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki laki 54 66,7%
Perempuan 27 33,3%
Jumlah 81 100.0

Berdasrkan tabel 2 dapat dilihat orang (66,7%) dan jenis kelamin


bahwa 81pasien kondiloma akuminata perempuan sebanyak 27 orang (33,3%).
yang menjadi subjek penelitian. Responden terbanyak yang menjadi
Responden dengan jenis kelamin laki-laki subjek penelitian yaitu jenis kelamin laki-
sebanyak 54 laki.

Pendidikan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pasien KA Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


Pendidikan Tinggi 15 32.1
Pendidikan Rendah 66 67.9
Jumlah 81 100.0
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Berdsarkan tabel 3 dapat dilihat yang menjadi subjek penelitian.
bahwa 81 pasien kondiloma akuminata Responden dengan riwayat pendidikan

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 10


tinggi sebanyak 15 orang (18,5%) dan kondiloma akuminata memiliki riwayat
riwayat pendidikan rendah sebanyak 66 pendidikan rendah yaitu <9 tahun.
orang (81,5%). Rata-rata pasien

Status Perkawinan

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pasien KA Berdasarkan Status Perkawinan


Status Perkawinan Frekuensi Persentase (%)
Kawin 62 76,5%
Belum Kawin 19 23,5%
Jumlah 81 100.0
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat sebanyak 62 orang (76,5%) dan status
bahwa 81 pasien kondiloma akuminata belum kawin sebanyak 19 orang (23,5%).
yang menjadi subjek penelitian. Rata-rata pasien kondiloma akuminata
Responden dengan status kawin yang diteliti sudah berstatus kawin.

Hubungan Usia dengan Kondiloma Akuminata

Tabel 5. Hubungan Usia dengan Kondiloma Akuminata


Kondiloma Akuminata
Usia KA NON KA % P-value OR

N % N % ∑N

≤ 40 tahun 51 63.0 13 29.5 64 100 4.054


> 40 tahun 30 37.0 31 70.5 61 100 0.000 (1.841-
8.925)

Jumlah 81 100.0 44 100.0 125 100

Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil uji akuminata. Selain itu nilai OR = 4,054
korelasi chi-square dengan nilai p-value yang berarti faktor usia ≤40 tahun
0,000. karena nilai p-value 0.005 <0,005, mempunyai 4,054 kali lebih besar untuk
maka hal ini menunjukan bahwa terkena kondiloma akuminata
terdapatnya hubungan yang bermakna dibandingkan usia >40 tahun.
antara usia dengan kejadian kondiloma

Hubungan Jenis Kelamin dengan kondiloma Akuminata

Tabel 6. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kondiloma Akuminata


Kondiloma Akuminata
Jenis KA NON KA % P-Value OR
Kelamin
N % N % ∑N
Laki-laki 54 66.7 15 34.1 69 100 3.867
Perempuan 27 33.3 29 65.9 56 100 0.001 (1.780-
8.400)

Jumlah 81 100.0 44 100.0 125 100

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 11


Berdasarkan tabel 6 diperoleh hasil kondiloma akuminata. Selain itu nilai OR
uji korelasi chi-square dengan nilai p- = 3,867 yang berarti faktor jenis kelamin
value 0,001. karena nilai p-value 0.005 laki-laki mempunyai 3,867 kali lebih besar
<0,005, maka hal ini menunjukkan bahwa untuk terkena kondiloma akuminata
terdapatnya hubungan yang bermakna dibandingkan jenis kelamin perempuan.
antara jenis kelamin dengan kejadian

Hubungan Pendidikan dengan kondiloma Akuminata

Tabel 7. Hubungan Pendidikan dengan Kondiloma Akuminata


Kondiloma Akuminata
Pendidikan KA NON KA % P- OR
N % N % ∑N value
Pendidikan Tinggi 15 18.5 22 50.0 37 100
Pendidikan
Rendah 66 81.5 22 50.0 88 100 0.000 4.400 (1.948-
9.936)

Jumlah 81 100.0 44 100.0 125 100

Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil kondiloma akuminata. Selain itu nilai OR


uji korelasi chi-square dengan nilai p- = 4,400 yang berarti faktor pendidikan
value 0,000. karena nilai p-value 0.005 rendah mempunyai 4,400 kali lebih besar
<0,005, maka hal ini menunjukkan bahwa untuk terkena kondiloma akuminata
terdapatnya hubungan yang bermakna dibandingkan orang dengan riwayat
antara pendidikan dengan kejadian pendidikan tinggi.

Hubungan Status Perkawinan dengan Kondiloma Akuminata

Tabel 8. Hubungan Status Perkawinan dengan Kondiloma Akuminata


Kondiloma Akuminata
Status KA Non KA n % P- OR
perkawin Valu
an n % n % e
Belum 19 23.5 1 2.27 81 100 13.177
Kawin 0.002 (1.700-
Kawin 62 76.5 43 97.3 44 100 102.172)

Jumlah 81 100.0 40 100.0 125 100

Berdasarkan tabel 8 diperoleh hasil kondiloma akuminata. Selain itu nilai OR =


uji korelasi chi-square dengan nilai p-value 13,177 yang berarti faktor status kawin
0,002. karena nilai p-value 0.005 <0,005, mempunyai 13,177 kali lebih besar untuk
maka hal ini menunjukkan bahwa terkena kondiloma akuminata
terdapatnya hubungan yang bermakna dibandingkan orang yang belum kawin.
antara status perkawinan dengan kejadian

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 12


Pembahasan subjek penelitian dengan jenis kelamin
Berdasarkan data dari hasil laki-laki sebanyak 54 orang (66,7%) dan
penelitian yang diperoleh mengenai jenis kelamin perempuan sebanyak 27
distribusi frekuensi menurut usia, jenis orang (33,3%). Responden terbanyak
kelamin, pendidikan dan status yang menjadi subjek penelitian adalah
perkawinan pada pasien kondiloma jenis kelamin laki-laki.
akuminata di poliklinik kulit dan kelamin Hasil penelitian ini sesuai dengan
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar teori yang dikemukaan oleh Faharuddin
Lampung pada bulan Februari-Maret 2017 dkk tahun 2004 dalam Buku Ajar Penyakit
serta perhitungan statistik dan teori Infeksi Menular Seksual bahwa jenis
penelitian terdahulu, maka penelitian kelamin merupakan salah satu faktor
dapat dibahas sebagai berikut : risiko untuk terjadinya kondiloma
akuminta dan perbndingan insiden pada
1. Usia perempuan dengan laki-laki adalah 1:1,4.8
Berdasarkan table 1 dapat dilihat Penelitian ini juga sejalan dengan
bahwa distribusi frekuensi dari 81 pasien penelitian yang dilakukan oleh Silitonga
kondiloma akuminata yang menjadi tahun 2009 di RSUP H. Adam malik Medan
subjek penelitian berdasarkan usia yang mendapatkan hasil penelitian berupa
tertinggi adalah kelompok usia 20-40 angka kejadian kondiloma akuminata
tahun terdapat 42 orang (51,9%) dan yaitu sebesar 1,3%.10
terendah kelompok usia >60 tahun
terdapat 3 orang (3,7%). Usia pasien 3. Pendidikan
kondiloma akuminata yang paling tinggi Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa
adalah 75 tahun dan usia yang paling distribusi frekuensi dri 81 pasien
rendah adalah 15 tahun. kondiloma akuminata yang menjadi
subjek penelitian. Responden dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan riwayat pendidikan tinggi sebanyak 15
hasil penelitian yang dilakukan oleh orang (18,5%) dan riwayat pendidikan
Muslimin (2011) di RS Akademis Jaury rendah sebanyak 66 orang (81,5%). Rata-
Makasar yang menyebutkan bahwa rata pasien kondiloma akuminata memiliki
berdasarkan kelompok usia terbanyak riwayat pendidikan rendah yaitu <9
yang mengalami kejadian kondiloma tahun.
akuminata adalah usia >20 tahun dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
paling tinggi pada kelompok usia 20-40 penelitian oleh Wahyuni tahun 2003 di
tahun.7 Surabaya yang mendapatkan hasil
Namun penelitian ini bertolak penelitian bahwa tingkat pendidikan
belakang dengan hasil penelitian yang seseorang berasosiasi kuat dengan
dilakukan oleh Amo (2005) yang kejadian KA terutama pada seseorang
menyatakan bahwa umur <20 tahun dengan tingkat pendidikan rendah.11
berisiko 2,3 kali terkena KA. Hal ini Berdasarkan laporan hasil Survey
disebabkan variabel umur <20 tahun Survailens Perilaku (SSP) oleh BPS dan
dipengaruhi oleh variabel lain yang lebih Depkes di Jawa Tengah tahun 2003 pada
kuat dalam analisis penelitian ini.6 penderita Kondiloma Akuminata
Usia merupakan salah satu faktor kebanyakan dengan tingkat pendidikan
yang sangat berperan dalam penularan rendah.12
IMS. Penderita IMS terbesar adalah Namun hasil penelitian ini bertolak
kelompok umur produktif dan seksual belakang dengan hasil penelitian yang
aktif yaitu usia >20 tahun.7 dilakukan olehn Aprillianingrum tahun
2010 di kota Semarang yaitu tingkat
2. Jenis Kelamin pendidikan tidak terbukti sebagai fakor
Berdasarkan table 2 dapat dilihat risiko KA. Perbedaan ini disebabkan
bahwa distribusi frekuensi dari 81 pasien responden control mempunyai status
kondiloma akuminata yang menjadi tingkat pendidikan yang lebih tinggi

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 9


dibandingkan kasus, sehingga telah organ genitalia dan bagi seseorang yang
mendapatkan informasi tentang melakukan hubungan seksual khusunya
bpencegahan IMS dan telah mengetahui dengan multipatner harus selalu memakai
cara pencegahan KA.5 kondom dan memeriksakan kedaannya
Pendidikan rendah berpengaruh sedini mungkin dengan screening penyakit
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku IMS di klinik-klinik terdekat agar tidak
seksual seseorang dan sangat berasosiasi menularkannya ke individu lainnya.6
kuat dengn kejadian kondiloma akuminata Kesimpulan
sehingga orang dengan tingkat pendidikan Dari hasil dan pembahasan
rendah risiko terinfeksi KA meningkat penelitian analisis faktor-faktor yang
secara signifikan.11 berhubungan dengan kondiloma
4. Status Perkawinan akuminata di poliklinik kulit dan kelamin
Dari table 4 dapat dilihat bahwa RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar
distribusi frekuensi dari 81 pasien lampung tahun 2016 dapat disimpulkan :
kondiloma akuminata yang menjadi Faktor-faktor risiko yang berhungan
subjek penelitian. Responden dengan dengan kondiloma akuminata pada pasien
status kawin sebanyak 62 orang (76,5%) IMS yang berobat ke poliklinik kulit dan
dan status belum kawin sebanyak 19 kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
orang (23,5%). Rata-rata pasien Bandar Lampung tahun 2016 adalah usia,
kondiloma akuminata yang diteliti jenis kelamin, pendidikan dan status
menyandang status kawin. perkawinan.
Hasil penelitian dengan teori yang Distribsi frekuensi pasien berusia 20-40
dikemukakan oleh Wen tahun 1999, Miller tahun dengan jenis kelamin laki-laki,
tahun 2001 dan Amo tahun 2005 yang tingkat pendidikan rendah dan status
menyatakan bahwa orang dengan status kawin adalah pasien terbanyak mengalami
kawin berisiko terinfeksi KA 3 kali kejdian kondiloma akuminta yang berobat
terutama orang yang memiliki ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD DR.
multipartner pasangan seksual.6,13 H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun
Namun penelitian ini bertolak 2016.
belakang dengan penelitian yang Ada hubungan antara usia, jenis kelamin,
dilakukan oleh Aprillianingrum tahun 2010 pendidikan dan status perkawinan dengan
di kota Semarang yang menyatakan kejadian kondiloma akuminata di poliklinik
bahwa sttus perkawinan tidak terbukti kulit dan kelamin RSUD DR. H. Abdul
sebagai faktor risiko KA, perbedaan ini Moeloek Bandar lampung tahun 2016
disebabkan oleh responden sebagian telah dengan nilai uji statistik p-value 0.000,
bercerai atau bahkan yang berstatus 0.000, 0.000 dan 0.002.
menikah hayalah sekedar status.6
Status perkawinan seseorang DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi pola penyebaran IMS
melalui hubungan seksual sehingga orang 1. World Health Organization
yang telah menikah terutama yang sering (WHO).2014. Sexually Transmitted
bergonta-ganti pasangan seksual memiliki Infections Prevalance Sudy
risiko terkena kondiloma akuminata. Methodology: Guidelines for the
,Semakin banyak faktor risiko yang Implementation of STI Prevalance
ada pada seseorang maka akan semakin Surveys.
cepat terjadinya infeksi KA pada orang 2. Handoko,R.P. 2010.Penyakit Virus.
tersebut. Oleh karena itu, himbauan untuk In A. Djuanda, M.Hamzah, & S.
seluruh masyarakat khussunya pada Aisah (Eds.), Ilmu Penyakit Kulit
orang yang belum berstatus kawin untuk dan Kelamin. FKUI.Jakarta.110-126.
tidak melakukan hubungan seksual dan 3. Patel, H., Wagner, M., Singhal, P.,
khusus bagi orng yang telah berstatus Kotharik, S.2013.Systemic review of
kawin untuk setia kepada pasangannya, the incidence and prevalkance of
selalu menjaga kebersihan dan kesehatan

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 10


genitakl warts. BMC infect Dis. Amiruddin M, editor. Penyakit
13(39): 1-014. Menular Seksual. Bagian Ilmu
4. Badan Pusat Statistik Provinsi Kesehatan Kulit dan Kelamin
Lampung (BPS).2015.Jumlah Kasus fakultas Kedokteran Universitas
IMS di kota Bandar Lampung tahun Hasanuddin,199-210.
2015. 9. Handoko, P.R. Kondiloma
5. Apriliangrum, Farida. 2010. Faktor Akuminata,In: Ilmu Penykit Kulit
risiko kondiloma akuminata pada dan Kelamin. Edisi VII. Bagian Ilmu
Pekerja Seks Komersial (study Penyakit Kulit dan
kasus pada PSK Resosialisasi Kelamin.FKUI.Jakarta.481.
Argorejo Kota Semarang, Tesis, 10. Silitonga, J. T. 2009.Gambaran
Program Pasca Sarjana, Universitas Infeksi Menular Seksual (IMS) di
Diponogoro.Semarang. RSUP H. Adam Malik Medan. FK
6. Amo J, Gonzales, Losana, dkk. 2005. USU.
Sex Workers : Influence of age and 11. Wahyuni., Chatarina.2003. Faktor-
geographical origin in the prevalence Faktor yang Mempengaruhi
of high risk human papillomavirus in Terjadinya Infeksi HPV 16/18.2003.
migrant female sex workers in spain. http://adln.lib.unair.ac.id
Sex Transm Infect.81:79-84. 12. BPS & Depkes. 2003. Laporan Hasil
7. Muslimin, T. D, dkk.2011. Profil Survei Survailens Perilaku (SSP)
Kondiloma akuminata di RS Tahun 2003 Jawa Tengah. Jawa
Akademis Jaury Makasar study Tengah: PKBI Kota Semarang.
Retrospektif.Bagian Ilmu Kesehatan 13. Wen, L.M., Estcourt C.S. et
Kulit dan Kelamin, Fakultas al.1999.Risk Factor for the
Kedokteran.Universitas Hasanudin Acquisition of Genitall Warts : are
Periode Oktober 2010-September condoms protective?. Sex Transmm
2011. Inf.75:312-316.
8. Faharuddin, A., Adriani, A., Tabri,
F.2004. Kondiloma Akuminata. In:

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2017 11

Anda mungkin juga menyukai