Anda di halaman 1dari 3

Analisa obat-obat yang diberikan pada trauma dada

Pertolongan Awal

Patensi jalan napas harus adekuat dengan penilaian integritas dinding dada dan status sirkulasi
karena tamponade jantung dapat memiliki gejala mirip pneumothorax tension. Posisi duduk
tegak bermanfaat kecuali jika terdapat kontraindikasi seperti cedera spinal. Luka tusuk
membutuhkan penutupan luka segera yang tertutup atau perban kedap udara. Pasang perban
oklusif steril untuk menutupi luka terbuka, (misalnya menggunakan plastik wrap atau petrolatum
gauze) dengan menempelkan perekat pada ketiga sisi. Tindakan ini dapat mencegah udara ruang
memasuki rongga pleura tetapi udara dapat keluar dari rongga pleura ke ruangan saat proses
ekspirasi melalui tepi yang tidak ditempel perekat.

Observasi ketat seluruh pasien pneumothorax apalagi pneumothorax terbuka karena tension
pneumothorax atau keadaan emergensi pernapasan yang mengancam jiwa dapat terjadi.
Hemothorax dapat terjadi pada pneumothorax traumatik sehingga perlu dipasang akses intravena
dengan kanul yang besar untuk resusitasi cairan jika pasien mengalami perburukan menjadi
syok. Selain akibat perdarahan, syok obstruktif dapat timbul akibat pergeseran mediastinum ke
sisi kontralateral, menekan paru kontralateral dan menurunkan aliran balik vena.

Airway:

Saat memeriksa jalan napas, perhatikan apakah terdapat sumbatan jalan napas seperti adanya
bunyi napas tambahan seperti gargling yang mengindikasikan adanya perdarahan di saluran
napas, atau stridor yang mengindikasikan adanya obstruksi saluran napas atas.

Breathing:
Saat menilai usaha bernapas (breathing) yang diperhatikan adalah ekspansi dada, laju
pernapasan, saturasi oksigen perifer. Ekspansi dada yang tidak simetris dengan laju pernapasan
cepat dapat ditemukan pada pneumothorax. Pada pneumothorax traumatik, lakukan juga
penilaian terhadap tanda trauma pada dada, seperti memar, luka, atau emfisema subkutan.

Circulation:

Kegagalan sirkulasi dengan ditemukannya tanda syok seperti hipotensi, takikardia, akral dingin
atau sianosis menunjukan kemungkinan terjadinya pneumothorax tension ataupun tamponade
jantung.

Terapi Oksigen

Segera berikan o ksigen 100% dan pertahankan pemberian oksigen selama masa perawatan.
Pemberian suplementasi oksigen aliran tinggi mempercepat absorpsi udara pleural secara klinis.
Dengan menghirup oksigen 100% dibandingkan udara bebas, tekanan alveolar nitrogen akan
menurun dan nitrogen secara bertahap akan bersih dari jaringan dan oksigen akan masuk ke
sistem vaskular. Dengan suplementasi oksigen konsentrasi tinggi, normalnya 1,2% volume akan
terserap dalam 24 jam, 10% akan diabsorpsi dalam 8 hari dan 20% dalam 16 hari berikutnya.
Perbedaan gradien nitrogen yang terjadi antara jaringan kapiler dan ruang pneumothorax akan
meningkatkan absorpsi rongga pleural 4 kali lipat.

Aspirasi Sederhana

Titik untuk aspirasi adalah pada sela iga 2 di linea midklavikula. Dapat juga dilakukan di sela iga
linea aksilaris anterior untuk mencegah perdarahan yang mengancam nyawa. American
College of Chest Physician (ACP) dan British Thoracic Society (BTC)
mengatakan aspirasi jarum dan/atau insersi kanul intravena efektif, nyaman, aman, dan ekonomis
pada beberapa pasien.

Selang Torakostomi/Kateter Interkostal

Prosedur ini dianjurkan jika aspirasi sederhana tidak efektif dan torakoskopi tidak tersedia. Titik
pemasangan kateter/selang sama dengan titik pemasangan jarum aspirasi sederhana. Prosedur ini
menyebabkan ekspansi paru yang cepat sehingga lama perawatan akan berkurang. Risiko dari
reekspansi paru yaitu edema paru akan lebih besar jika reekspansi terjadi terlalu
cepat sehingga pemasangan water-seal dianjurkan pada 24 jam pertama. Saat ini pemasangan
kateter lebih banyak diganti dengan selang plastik (18-24 Fr) dibandingkan dengan trokar metal
karena risiko cedera. Letak selang yang tepat dapat terlihat dari adanya gelembung saat ekspirasi
dan saat batuk serta kenaikan level air pada water seal pada saat inspirasi.

Anda mungkin juga menyukai