Kata thariqah berasal dari bahasa arab, yang secara bahasa berarti jalan, metode / tata cara. Adapun
thariqah dalam istilah ulama sufi menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili, dalam kitab Tanwir
al- Qulub adalah;
”Tarekat ialah beramal dengan syariat dengan memilih yang berat daripada yang ringan, menjauhkan diri
dari semua larangan syariat lahir dan batin; melaksanakan semua perintah Allah swt, dan meninggalkan
semua laranganNya baik yang haram, makruh ataupun hal mubah yang tidak bermanfaat, melaksanakan
ibadah fardlu dan sunah; yang kesemuanya itu di bawah bimbingan seorang guru/syekh yang “arif billah”
yang telah mencapai maqam (derajat) “Syekh Mursyid.”
Maka posisi guru di sini adalah seperti seorang penunjuk jalan yang tahu persis seluk beluk jalan dan
pernah melalui jalan itu sehingga jika kita dibimbingnya akan dipastikan kita tidak akan tersesat dan
sebaliknya jika kita berjalan sendiri dalam sebuah tujuan yang belum diketahui, maka kemungkinan besar
kita akan tersesat apalagi jika kita tidak membawa peta petunjuk. Namun Syekh Mursyid dalam tarekat
tidak hanya membimbing lahiriah saja, tapi juga batiniah, bahkan juga berfungsi sebagai wasilah
(perantara) antara sang murid dengan Rasulullah saw dan Allah swt
Thoriqoh (tarekat) adalah salah satu wujud nyata dari tasawuf. Ia lebih bermakna tuntunan hidup sehari-
hari daripada corak konseptual yang filosofis. Jika salah satu tujuan tasawuf adalah “sampai kepada
Allah” (ma’rifat), maka tarekat adalah cara atau jalan yang perlu ditempuh untuk mencapai tujuan
tasawuf tersebut.
Karena itu, seorang Syaikh Mursyid haruslah sempurna dalam hal keilmuan dan pengamalan syariat dan
hakekat. Di samping itu, seorang Syaikh Mursyid memiliki syarat- syarat tertentu yang mencerminkan
kepribadian yang berakhlak mulia dan budi pekerti yang luhur sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
baginda Rasulullah saw.
Salah satu Thariqah yang masyhur terutama dikalimantan selatan dan mempunyai rantai sanad yang
musalsal kepada pendirinya adalah Thariqah al-Sammaniyah, pendirinya adalah al-Arif Billah al-Syekh
Muhammad bin Abdul Karim al-Sammani al-Madani al-Qadiri al-Hasani yang telah dipopulerkan oleh al-
Allamah al-Arif Billah al-Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau yang lebih dikenal
Guru Ijai (abah guru sekumpul).
Beliau (abah guru sekumpul) adalah satu-satunya ulama di indonesia yang mendapat ijin untuk
membai`at dan mengijazahkan Thariqah al-Sammaniyyah, maka dari itu dimasa beliau banyaklah orang-
orang berdatangan dari berbagai daerah untuk berbai`at kepada beliau. (dikutip dari kitab manakib al-
Allamah al-Arif Billah al-Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari) Allahu Yarham.
1. Menghormati ulama
2. Baik sangka terhadap muslimin
3. Murah diri
4. Murah harta
5. Manis muka
6. Jangan menyakiti orang
7. Memaafkan kesalahan orang
8. Jangan bermusuh-musuhan
9. Jangan tamak
10. Berpegang pada Allah ta`ala pada kabul segala hajat
11. )Yakin keselamatan itu berada pada benar (kebenaran
12. Jangan merasa baik daripada orang lain
13. Tiap-tiap orang yang hiri (iri) dengki atau aduasah (adu domba) jangan dilayani (diladeni),
serahkan saja kepada Allah ta`ala.
Dan inilah amaliyah Thariqah al-Sammaniyyah :
ْالفَاتِ َ
حة× 100 سُوْ َرة
كوْ ثر× 100 سُوْ َرة ْال َ
ق ْال ُمبِيْن× 100 ك ْا َ
لح ُّ هللا ،اَ ْل َملِ ُ
الَ اِلهَ اِالَّ ْ
ك صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ
ار ْك عَلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َع ْب ِدكَ َونَبِيِّكَ َو َحبِ ْيبِ َ
ك َو َرسُوْ لِ َ اَللّهُ َّم َ
سلِّ ْم × 100 النَّبِ ِّي ْاالُ ِّم ِّي َو َعلَى آلِ ِه َو َ
صحْ بِ ِه َو َ
Dan ini doa dibaca setiap selesai shalat Subuh 4 x berturut-turut:
wassalam..