Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & MANAJEMEN BENCANA

“Tindakan Menghentikan Perdarahan (positioning, balut tekan, & tourniquet) dan


Tindakan Mengeluarkan Benda Asing”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Akmilda Regita Putri Aris (P07220119056)


Friska Anggela Patantan (P07220119075)
Muhammad Dihva Pramana (P07220119029)
Rita Julianti (P07220119039)
Vennny Floranssia (P07220119095)

D3 KEPERAWATAN SAMARINDA
POLTEKKES KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmat-
Nya penulis masih diberi kehidupan dan kemampuan untuk menyelesaikan penulisan
makalah Tindakan Menghentikan Perdarahan (positioning, balut tekan, & tourniquet)
dan Tindakan Mengeluarkan Benda Asing.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau
adalah petunjuk jalan keyakinan penulis untuk tetap menganut Islam dan teladan bagi
penulis untuk menjalankan kehidupan.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat & Manajemen Bencana, yang telah membimbing dalam
pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah Keperawatan Gawat Darurat & Manajemen Bencana
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Samarinda, 21 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….
A. Latar Belakang ……………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….
C. Tujuan ……………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Perdarahan……………………………………………………………
B. Teknik Menghentikan Perdarahan………………………………
C. Hal hal yang harus di perhatikan perawat……………………………………...
D. Tindakan mengeluarkan benda asing…………………………………………..
E. Benda Asing pada telinga………………………………………………………
F. Benda asing pada hidung……………………………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………………

G.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jumlahnya dapat


bermacam- macam, mulai dengan sedikit sampai yang dapat menyebabkan
kematian. Luka robekan pada pembuluh darah besar di leher, tangan dan paha dapat
menyebabkan kematian dalam satu sampai tiga menit. Sedangkan perdarahan dari
aorta atau vena cava dapat menyebabkan kematian dalam 30 detik.

Sedangkan menurut dr. Hamidi (2011) perdarahan adalah peristiwa keluarnya


darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami
kerusakan.Kerusakan ini bisa disebabkan karena benturan fisik, sayatan, atau
pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.

Benda asing terus menjadi masalah serius pada anak-anak dan dewasa dengan
angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi (cakir et al., 2012). Benda asing harus
di keluarkan segera mungkin sebelum menimbulkan komplikasi yang dapat
mengancam nyawa (sahadan et al., 2011). Peristiwa tertelan dan tersangkutnya
benda asing pada esophagus juga terus merupakan masalah utama pada semua umur
(yunizaf, 2011).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara tindakan menghentikan perdarahan?


2. Bagaimana cara tindakan mengeluarkan benda asing?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana cara Tindakan menghentikan perdarahan


2. Untuk mengetahui bagaimana cara Tindakan mengeluarkan benda asing
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perdarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jumlahnya dapat
bermacam- macam, mulai dengan sedikit sampai yang dapat menyebabkan kematian.
Luka robekan pada pembuluh darah besar di leher, tangan dan paha dapat
menyebabkan kematian dalam satu sampai tiga menit. Sedangkan perdarahan dari aorta
atau vena cava dapat menyebabkan kematian dalam 30 detik. Sedangkan menurut dr.
Hamidi (2011) perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah
karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan.Kerusakan ini bisa disebabkan karena
benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.
Pendarahan juga menyebabkan hematoma pada lapisan kulit/memar, biasanya
terjadi setelah tubuh dipukul atau jatuh dari suatu ketinggian. Pendarahan adalah
peristiwa keluarnya ebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh
benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.

1. Perdarahan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Perdarahan Eksternal

Perdarahan eksternal yaitu perdarahan dimana darah keluar dari dalam tubuh.
Perdarahan eksternal dibagi menjadi tiga macam yaitu (Petra & Aryeh, 2012):
1). Perdarahan dari pembuluh kapiler

Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh kapiler antara lain:

a) Perdarahannya tidak hebat


b) Darah keluarnya secara perlahan-lahan berupa rembesan

c) Biasanya perdarahan akan berhenti sendiri walaupun tidak di obati

d) Perdarahan mudah dihentikan dengan perawatan luka biasa


e) Darah yang keluar umumnya berwarna merah terang

2). Perdarahan dari pembuluh darah balik (vena)

Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh darah vena antara lain:

a) Warna darah umunya merah tua (berupa darah kotor yang akan dicuci dalam paru-
paru, kadar oksigennya sedikit).

b) Pancaran darah tidak begitu hebat jika dibandingkan dengan pancaran darah arteri.

c) mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan meninggikan anggota badan yang
luka lebih tinggi dari jantung .

3). Perdarahan dari pembuluh darah arteri

Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh darah arteri antara lain:


a) Darah yang keluar umumnya berwarna merah muda (merupakan darah bersih karena
habis dicuci didalam paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh).
b) Darah keluar secara memancar sesuai irama jantung.
c) Perdarahan sulit untuk di hentikan.

b. Perdarahan Internal

Perdarahan internal yaitu perdarahan yang terjadi di dalam rongga dada,


rongga tengkorak dan rongga perut. Dalam hal ini darah tidak tampak mengalir keluar,
tetapi kadang-kadang dapat keluar melalui lubang hidung, telinga, mulut dan anus.
Perdarahan internal dapat diidentifikasi dari tanda-tanda pada korban sebagai berikut
(Hamidi, 2011):
1) Setelah cidera korban mengalami syok tetapi tidak ada tanda-tanda perdarahan dari
luar

2) Tempat cidera mungkin terlihat memar yang terpola


3) Lubang tubuh mungkin mengeluarkan darah
4) Hemoptysis dan hematemisis kemungkinan menunjukkan adanya perdarahan diparu-
paru atau perdarahan saluran pencernaan.
Perdarahan internal yang terjadi di rongga dada dapat menghambat pernafasan
dan akan mengakibatkan nyeri dada. Perdarahan pada rongga perut akan menyebabkan
kekakuan pada otot abdomen dan nyeri abdomen. Beberapa penyebab perdarahan
internal antara lain (Petra&Aryeh,2012):

a. keras, terbentur hebat.


b. Luka tusuk, kenapeluru.
c. Pecahnya pembuluh darah karena suatupenyakit.
d. Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah.

B. Teknik Menghentikan Perdarahan

Pengendalian perdarahan bisa bermacam-macam tergantung jenis dan


tingkat perdarahannya.

a. Perdarahan Eksternal

Secara umum teknik untuk menghentikan perdarahan eksternal antara


lain(Hamidi,2011):

1) Dengan penekanan langsung pada lokasi cidera


Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah, misalnya luka
sayatan yang tidak terlalu dalam. Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada daerah
pinggir luka. Setelah beberapa saat dengan teknik ini maka sistem peredaran darah akan
menutup luka tersebut.

2) Dengan teknik elevasi

Setelah luka dibalut, maka selanjutnya bisa dilakukan dengan teknik elevasi
yaitu mengangkat bagian yang luka sehingga posisinya lebih tinggi dari
jantung.Apabila darah masih merembes, maka diatas balutan yang pertama bisa diberi
balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama.
3) Dengan teknik tekan pada titik nadi

Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian
yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi yaitu temporal artery (di kening),
facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal leher, dekat tulang
selangka), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior
artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki).
4) Dengan tourniquet

Tourniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya


terhenti sama sekali. Saat keadaan mendesak di luar rumah sakit sehelai pita kain yang
lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat, atau sepotong karet ban sepeda dapat
dipergunakan untuk keperluan ini. Teknik hanya dilakukan untuk menghentikan
perdarahan di tangan atau di kaki saja. Panjang Tourniquet haruslah cukup untuk dua
kali melilit bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang
Tourniquet lima jari di bawah ketiak (untuk perdarahan lengan) dan lima jari di bawah
lipat paha (untuk perdarahan di kaki). Teknik ini merupakan pilihan terakhir, dan
hanya diterapkan jika kemungkinan ada amputasi. Bagian lengan atau paha atas diikat
dengan sangat kuat sehingga darah tidak bisa mengalir.

Tourniquet dapat menyebabkan kerusakan yang menetap pada saraf, otot dan
pembuluh darah dan mungkin berakibat hilangnya fungsi dari anggota gerak tersebut.
Sebaiknya teknik ini hanya dilakukan oleh mereka yang pernah mendapatkan
pelatihan. Jika keliru, teknik ini justru akan membahayakan. Saat penanganan di luar
rumah sakit, maka dahi korban yang mendapatkan tourniquet diberi tanda silang
sebagai penanda dan korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan
lebih lanjut. Jika korban tidak segera mendapatkan penanganan maka bagian yang luka
akan dapat membusuk. Cara melakukan teknik ini adalah sebagai berikut (Petra &
Aryeh,2012):
1) Buat ikatan di anggota badan yang cedera (sebelum luka) dengan verban yang
lebarnya 4 inci dan buatlah 6-8 lapis. Kalau tidak ada verban bisa pakai bahan yang
telah disebutkan diatas tadi. Kemudian buat simpul pada ikatantersebut

2) Selipkan sebatang kayu dibawah ikatan itu.

3) Kencangkan kedudukan kayu itu dengan cara memutarnya.

4) Agar kayu tetap erat dudukannya, ikat ujung yang satunya menurun.
Menurut M. Sholekhudin (2011) dalam Seri P3K perdarahan berat, maka teknik
menghentikan perdarahan saat melakukan pertolongan pertama adalah sebagai berikut:
a. Pastikan penderita selalu dalam keadaan berbaring. Perdarahan berat tidak boleh
ditangani sementara korban dalam keadaan duduk atau berdiri.
b. Jika mungkin, posisikan kepalanya sedikit lebih rendah daripada badan, atau angkat
bagian tungkai kaki. Posisi ini bisa mengurangi risiko pingsan dengan cara
meningkatkan aliran darah ke otak.
c. Angkat bagian yang berdarah setinggi mungkin dari jantung. Misalnya, jika
yang berdarah bagian betis, letakkan betis tersebut di atas tumpuan, sehingga posisinya
lebih tinggi dari badan.

d. Buang kotoran dari luka, tapi jangan mencoba mencabut benda yang menancap
dalam.

e. Berikan tekanan langsung di atas luka. Gunakan pembalut yang bersih. Jika tidak
ada, gunakan saputangan atau potongan kain. Jangan sekali-kali “memeriksa”
perdarahan dengan cara menyingkap pembalut.

f. Jika darah masih terus merembes, kuatkan tekanan. Tambahkan sapu tangan lagi di
atasnya, tanpa perlu membuang sapu tangan pertama. Hal ini dilakukan karena di
dalam darah yang keluar terdapat faktor-faktor pembekuan.

g. Pertahankan tekanan hingga perdarahan berhenti. Jika telah mampet, balut luka
dengan verban, langsung diatas kain penyerap. Jika tidak ada verban, gunakan
potongan kain biasa. Kemudian segera bawa korban ke rumah sakit.

b. Perdarahan eksternal

Berbeda dengan perdarahan external, penanganan perdarahan internal pada korban bisa
dilakukan dengan cara sebagai berikut (Hamidi, 2011):

1) Rest

Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin.


2) Ice

Bagian yang luka dikompres es hingga darahnya membeku. Darah yang membeku ini
lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui sirkulasi dan metabolisme tubuh.

3) Compression

Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses
penutupan lubang atau bagian yang rusak pada pembuluh darah.

4) Elevation

Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.

5) Bawa korban ke rumah saki terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

C. Hal-hal yang Harus Di perhatikan Perawat

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat saat memberikan


pertolongan dalam menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:
a. Jika peristiwa terjadi diluar rumah sakit,maka seorang perawat dalam memberikan
pertolongan pertama sebelum menghentikan perdarahan pastikan dulu kondisinya
aman baik korban, penolong (perawat) maupun lingkungannya. Selain itu tetap
menghubungi ambulance supaya cepat mendapatkan penanganan di rumah sakit

b. Memastikan dahulu kondisi Airway, Breathing dan Circulation korban tidak


terganggu.

c. Perawat harus teliti dan akurat dalam melakukan pengkajian luka dan sumber
perdarahan, apakah perdarahan eksternal ataupun internal.

d. Jika perdarahan eksternal perawat harus bisa memahami/ mengetahui tipe


perdarahannya,apakah perdarahan arteri, vena atau kapiler.

e. Perawat bisa menggunting atau melepas pakaian korban yang tebal karena
kemungkinan perdarahan eksternal tidak terlihat (tertutup pakaian tebal).
f. Melakukan teknik penghentian perdarahan sesuai dengan jenis perdarahan dan tipe
perdarahannya.

g. Jika terpaksa dengan pilihan terakhir menggunakan tourniquet maka


pemasangannya dilakukan oleh perawat yang sudah mendapatkan pelatihan dan tiap
15 menit, ikatannya harus dikendurkan selama 30 detik untuk memberi kesempatan
darah mengalir lagi. Tujuannya, mencegah matinya jaringan akibat tidak mendapat
suplai darah.

h. Jika ada kotoran pada luka harus dibersihkan dan perawat harus selalu proteksi diri
dengan APD yang ada.

i. Jika membawa alat-alat lengkap, maka perawat bisa mencoba untuk menjahit
lukanya.

D. TINDAKAN MENGELUARKAN BENDA ASING

Definisi

Corpus alienum (benda asing) di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar
tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada,

Jenis-jenis

Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen. biasanya masuk
melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda
asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. Benda
asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti kacang-kacangan (yang berasal dari
tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik
seperti paku, jarum. peniti, batu, dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam
benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu
cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau
bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan, membran difteri, bronkolit, Cairan amnion,
mekonium dapat masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan.
E. BENDA ASING PADA TELINGA
A. Etiologi

Liang telinga luar terdiri dari cartilago dan tulang yang dilapisi oleh periosteum
dan kulit. Bagian tulang merupakan bagian yang sangat sensitif. Karena itulah
percobaan mengeluarkan benda asing di telinga terasa sangat sakit. Liang
telinga luar menyempit pada bagian persambungan antara cartilago dan tulang.
Benda asing yang ditemukan di liang telinga bervariasi. Bisa berupa benda mati
atau benda hidup, binatang, komponen tumbuh-tumbuhan atau mineral. Pada
anak kecil sering ditemukan kacang hijau, manik, mainan, karet penghapus dan
terkadang baterai. Pada orang dewasa relatif sering ditemukan kapas cotton bud
yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, kadang- kudang ditemukan
serangga kecil seperti kecoa, semut atau nyamuk.

Gambar letak predileksi benda asing di telinga

B. Patofisiologi

Masuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius


eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga pasien
akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan yang
pasien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat
semakin terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga
menyebabkan laserasi kulit dan melukai membran timpani. Akibat dari laserasi
kulit dan lukanya membran timpanai, akan menyebabkan gangguan
pendengaran, rasa nyeri telinga/otalgia dan kemungkinan adanya resiko
terjadinyainfeksi.

C. Gejala

Efek dari masukya benda asing kedalam telinga dapat tanpa gejala atau dengan
gejala sampai berupa rasa nyeri telinga / otalgia, merasa tidak enak ditelinga,
tersumbat, dan adanya penurunan pendengaran.

D. Diagnosa

Benda asing dalam telinga dapat dilihat oleh dokter yang kompeten dengan
langsung melihat ke dalam telinga menggunakan otoskop. Pada anak- anak
perlu dicurigai adanya benda asing yang jumlahnya lebih dari satu ataupun
lubang lain yang juga terlibat (mulut, dan hidung) yang juga harus diperiksa.

Gambar pemeriksaan telinga dengan otoskop


Gambar benda asing dalam liang telinga

E. Penatalaksanaan

Pada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara hati-
hati, Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan benda
asing dapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda asing
masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten. Tidak
dianjurkan untuk mengorek telinga sendiri karena dapat mendorong lebih
kedalam dan menyebabkan ruptur membran timpani atau dapat melukai liang
telinga. Bila masih hidup, binatang di liang telinga harus dimatikan lebih dahulu
dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan
(misalnya larutan rivanol atau obat anestesi lokal) lebih kurang 10 menit,
setelah binatang mati, dikeluarkan dengan pinset atam irigasi dengan air bersih
yang hangat. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan pangait scrumen,
sedangkan yang kecil bisa diambil dengan cunam atau pengait. Beberapa tehnik
di klinik pada pengeluaran benda asing di telinga:

A. Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil


benda dengan bantuan otoskop
B. Suction dapat digunakan untuk menghisap benda
C. Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat
benda-benda keluar dari liang telinga dan membersihkan debris.
Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari logam
D. Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa sakit
dan takut.
E. Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak,
lalu diirigasi dengan air hangat.
F. Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari
sampai seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga.

F. BENDA ASING PADA HIDUNG

Benda asing sebagai penyebab sumbatan hidung hampir selalu ditemukan


pada anak-anak usia 1-4 tahun. Anak-anak cenderung memasukan benda-benda kecil
dalam hidung. Benda asing yang lazim ditemukan adalah manik-manik. kancing,
kacang, kelereng, dan karet penghapus. Bila benda tersebut belum lama dimasukkan,
maka tidak atau hanya sedikit mengganggu, kecuali bila benda tersebut tajam atau
sangat besar.

a. Gejala

Gejala yang lazim adalah obstruksi unilateral dan secret yang berbau, Benda
asing umumnya ditemukan di anterior vestibulum atau pada meatus inferior
sepanjang dasar hidung. Tidak satupun benda asing boleh dibiarkan dalam
hidung olch karena bahaya nekrosis dan infeksi sekunder yang mukin timbul,
dan kemungkinan aspirasi kedalam saluran pernapasan bawah.

Gambar letak predileksi benda asing di hidung


b. Diagnosa

Untuk memeriksa hidung bagian dalam dapat digunakan speculum hidung dan penlight.
Pada inspeksi akan telihat benda asing yang terjepit dalam hidung.

Gambar pemeriksaan rhinoskopi anterior

Gambar benda asing dalam hidung

c. Penatalaksanaan

Pengangkatan dapat dilakukan di klinik pada anak yang kooperatif, setelah


sebelumnya dioleskan suatu anastetik topikal dan vasokonstriktor misalnya kokain. Cara
mengeluarkan benda asing di hidung ialah memakai pengait ( hook) yang dimasukkan ke
dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring.
Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan. Dengan cara ini benda asing
akan ikut terbawa keluar. Dapat juga menggunakan forsep alligator, cunam Nortman atau
"wire loop". Bila benda asing berbentuk bulat, maka sebaiknya digunakan pengait yang
ujungnya tumpul. Pemberian antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada
kasus benda asing di hidung yang telah menimbulkan pada hidung maupun sinus.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan :

Jika Anda mendapati teman atau orang lain mengalami perdarahan akibat kecelakaan
kecil maupun serius, cobalah melakukan pertolongan pertama terhadapnya. Pertolongan
sederhana yang dapat dilakukan adalah menghentikan darah dengan cara menekan luka.

Luka yang ditekan secara terus menerus sedikit banyak mengurangi kucuran darah.
Jangan pernah melepas tekanan hingga beberapa menit. Apabila luka tersebut terdapat di kaki
atau tangan, naikkan posisinya lebih tinggi dari kepala. Cara ini tidak bahaya karena dapat
mengurangi aliran darah.

Benda asing adalah masalah yang lazim pada bidang THT, khususnya pada bidang THT
anak, seringkali diikuti berbagai komplikasi, beberapa mengalami keparahan. Pada tahun awal
kehidupan anak mengalami penjelajahan dan interaksi dengan lingkungan. Ketika anak mulai
dapat merangkak dan berjalan, anak mulai berinterkasi dengan banyak benda yang biasanya
anak suka memasukan benda-benda tersebut ke dalam lubang mulut, telinga, hidung, dan sampai
tenggorokan.

Pada pasien dewasa masalah benda asing biasanya terjadi akibat kesengajaan atau tidak
sengaja yang biasanya dapat diakibatkan oleh serangga, ataupun benda asing lainnya. Karena
benda asing bisa menjadi suatu keadaan yang darurat maka perlu segera dilakukan tindakan
untuk mengangkat benda asing tersebut. Namun terkadang terjadi kesulitan dalam pengangkatan
benda asing dalam THT. Pengangkatan benda asing bergantung pada faktor-faktor dari benda
asing sendiri, dokter yang kompeten dengan alat-alat yang memadai, dan kerjasama dari pasien

Saran :

Perawat diharapkan dapat meningkatkan pemahamannya mengenai Tindakan menghentikan


perdarahan dan mengeluarkan benda asing serta peka terhadap permasalahan yang ada agar
upaya pencegahan permasalahan dapat dilakukan.
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/421053743/Gadar-SOP-Klp-6-docx

https://id.scribd.com/document/376346601/Benda-Asing

Anda mungkin juga menyukai