Anda di halaman 1dari 56

TINDAKAN MENGHENTIKAN

PERDARAHAN (POSITIONING DAN


TORNIQUET)
Kelompok : VIII (Delapan)

Murazatul Aini
Mursidi Silva
Nabila Rivana
Putri Alfi Yasri
DEFINISI

 Tourniquet adalah alat untuk mengerutkan (constricting) dan menekan


(compressing) di bagian tertentu pada tubuh manusia, contohnya
tungkai atau lengan. Tourniquet berfungsi untuk mengontrol aliran
darah pada vena atau arteri dengan cara menekan dan melepas
dalam rentang waktu tertentu.
APA ITU PERDARAHAN???
DEFINISI

 Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jumlahnya


dapat bermacam-macam, mulai dengan sedikit sampai yang dapat
menyebabkan kematian. Luka robekan pada pembuluh darah besar di
leher, tangan dan paha dapat menyebabkan kematian dalam satu
sampai tiga menit. Sedangkan perdarahan dari aorta atau vena cava
dapat menyebabkan kematian dalam 30 detik.
 Sedangkan menurut dr. Hamidi (2011) perdarahan adalah peristiwa
keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut
mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan karena benturan
fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.
DEFINISI

 Pendarahan juga menyebabkan hematoma pada lapisan


kulit/memar, biasanya terjadi setelah tubuh dipukul atau
jatuh dari suatu ketinggian. Perdarahan adalah peristiwa
keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh
tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa
disebabkan oleh benturan fisik, sayatan atau pecahnya
pembuluh darah yang tersumbat.
MACAM-MACAM PERDARAHAN
MACAM-MACAM PERDARAHAN

 Perdarahan External
Perdarahan external yaitu perdarahan dimana darah keluar dari
dalam tubuh. Perdarahan external dibagi menjadi tiga macam yaitu (Petra &
Aryeh, 2012) :
 Perdarahan dari pembuluh kapiler

Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh kapiler antara lain:


 Perdarahannya tidak hebat
 Darah keluarnya secara perlahan-lahan berupa rembesan
 Biasanya perdarahan akan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
 Perdarahan mudah dihentikan dengan perawatan luka biasa
 Darah yang keluar umumnya berwarna merah terang
MACAM-MACAM PERDARAHAN

 Perdarahan dari pembuluh darah balik(vena)


Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh darah vena antara lain:
 Warna darah umumnya merah tua (berupa darah kotor yang akan
ducuci dalam paru-paru, kadar oksigennya sedikit)
 Pancaran darah tidak begitu hebat jika dibandingkan dengan
pancaran darah arteri
 Perdarahan mudah unutuk dihentikan dengan cara menekan dan
meninggikan anggota badan yang luka lebih tinggi dari jantung
MACAM-MACAM PERDARAHAN

 Perdarahan dari pembuluh darah arteri


Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh darah arteri
antara lain:
 Darah yang keluar umumnya berwarna merah muda
(merupakan darah bersih karena habis dicuci didalam paru-
paru unutuk diedarkan ke seluruh tubuh)
 Darah keluar secara memancar sesuai irama jantung

 Biasanya perdarahan sulit unutuk dihentikan


MACAM-MACAM PERDARAHAN

 Perdarahan Internal
Perdarahan internal yaitu perdarahan yang terjadi di dalam rongga dada,
rongga tengkorak dan rongga perut. Dalam hal ini darah tidak tampak
mengalir keluar, tetapi kadang-kadang dapat keluar melalui lubang hidung,
telinga, mulut dan anus. Perdarahan internal dapat diidentifikasi dari tanda-
tanda pada korban sebagai berikut (Hamid, 201):
 Setelah cidera korban mengalami syok tetapi tidak ada tanda-tanda
perdarahan dari luar
 Tempat cidera mungkin terlihat memar yang terpola
 Lubang tubuh mungkin mengeluarkan darah
 Hemoptysis dan hematemisis kemungkinan menunjukkan adanya
perdarahan di paru-paru atau perdarahan saluran pencernaan.
MACAM-MACAM PERDARAHAN

Perdarahan internal yang terjadi di rongga dada dapat menyebabkan


pernafasan dan akan mengakibatkan nyeri dada. Perdarahan pada rongga
perut akan menyebabkan kekakuan paad otot abdomen dan nyeri
abdomen.
Beberapa penyebab perdarahan innternal antara lain (Petra & Aryeh,
2012):
 Pukulan keras, terbentur hebat.

 Luka tusuk, kena peluru.

 Pecahnya pembuluh darah karena suatu penyakit.

 Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah.


MACAM-MACAM PERDARAHAN
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

 Perdarahan External
Secara umum teknik untuk menghentikan perdarahan
external antara lain (Hamid, 2011):
 Dengan penekanan langsung pada lokasi cidera

Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu


parah, misalnya luka sayatan yang tidak terlalu dalam.
Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada daerah
pinggir luka. Setelah beberapa saat dengan teknik ini
makan sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut.
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

 Dengan teknik elevasi


Setelah luka dibalut, maka selanjutnya bisa dilakukan dengan teknik elevasi
yaitu mengangkat bagian yang luka sehingga posisinya lebih tinggi dari
jantung. Apabila darah masih merembes, maka diatas balutan yang pertama
bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama.
 Dengan teknik tekan pada titik nadi
Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju
bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi yaitu temporal
artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery
(di pangkal leher, dekat tulang selangka), femoral artery (di lipatan paha),
popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata kaki),
dan dorsalis pedis artery (di pinggung kaki).
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

 Dengan teknik immobilisasi


Teknik ini bertujuan unutuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang
luka.
Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian luka tersebut
dapat
 Dengan tourniquet
Tourniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah darah
dibawahnya terhentisama sekali. Saat keaaan mendesak di luar rumah sakit
sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat, atau
sepotong karet ban sepeda dapat dipergunakan untuk keperluan ini. Teknik
hanya dilakukuan untuk menghentikan perdarahan di tangan atau di kaki
saja. Panjang tourniquet hasruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang
hendak dibalut.
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

 Tempat yang terbaik untuk memasang tourniquet lima jari di bawah ketiak
(untuk perdarahan lengan) dan lima jari dibawah lipat paha (untuk
perdarahan di kaki). Teknik ini merupakan pilihan terakhir, dan hanya
diterapkan jika kemungkinan ada amputasi. Bagian lengan atau paha atas
diikat dengan sangat kuat sehingga darah tidak bisa mengalir. Tourniquet
dapat menyebabkan kerusakan yang menetap pada saraf, otot dan pembuluh
darah dan mungkin berakibat hilangnya fungsi dari anggota gerak tersebut.
Sebaiknya teknik ini hanya dilakukan oleh mereka yang pernah
mendapatkan pelatihan. Jika keliru, teknik ini justru akan membahayakan.
Saat penanganan di luar ruma sakit, maka dahi korban yang mendapatkan
tourniquet diberi tanda silang sebagai penanda dan korban harus segera
dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

Jika korban tidak segera mendapatkan penanganan maka bagian yang


luka akan dapat membusuk. Cara melakukan teknik ini adalah sebagai
berikut (Petra & Aryeh, 2012):
 Buat ikatan di anggota baan yang cedera (sebelum luka) dengan

verban yang lebarnya 4 inci dan buatlah 6-8 lapis. Kalau tidak ada
verban bisa pakai bahan yang telah disebutkan diatas tadi. Kemudian
buat simpul pada kain tersebut
 Selipkan sebatang kayu dibawah ikatan itu.

 Kencangkan kedudukan kayu itu dengan cara memutarnya.

 Agar kayu tetap erat dudukannya, ikat ujung yang satunya menurun.
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

Menurut M. Sholekhudin (2011) dalam Seri P3K peraraha berat, maka teknik
menghentikan perdarahan saat melakukan pertolongan pertama adalah sebagai
berikut:
 Pastikan penderita selalu dalam keadaan berbaring. Perdarahan berat tidak
boleh ditangani sementara korban dalam keadaan duduk atau berdiri.
 Jika mungkin, posisikan kepalanya sedikit lebih rendah daripada badan, atau
angkat bagian tungkai kaki. Posisi ini bisa mengurangi risiko pingsan
dengan cara meningkatkan aliran darah ke otak.
 Angkat bagian yang berdarah setinggi mungkin dari jantung. Misalnya jika
yang berdarah bagian betis, letakkan betis tersebut di atas tumpuan, sehingga
posisinya lebih tinggi dari badan.
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

 Buang kotoran dari luka, tapi jangan mencoba mencabut benda yang
menancap dalam.
 Berikan tekanan langsung dia atas luka. Gunakan pembalut yang bersih. Jika
tidak ada, gunakan sapu tangan atau potongan kain.jangan sekali-kali
“memeriksa” perdarahan dengan cara menyingkap pembalut.
 Jika darah masih terus merembes, kuatkan tekanan. Tambahkan sapu tangan
lagi di atasnya, tanpa perlu membuang sapu tangan pertama. Hal ini
dilakukan karena di dalam darah yang keluar terdapat faktor-faktor
pembekuan.
 Pertahankan tekanan hingga perdarahan berhenti. Jika telah mampet, balut
luka dengan verban, langsung di atas kain penyerap. Jika tidak ada verban,
gunakan potongan kain biasa. Kemudian segera bawa korban ke rumah sakit.
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN
TEKNIK MENGHENTIKAN
PERDARAHAN
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
PERAWAT
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN PERAWAT

 Jika peristiwa terjadi diluar rumah sakit, maka seorang perawat


dalam memberikan pertolongan pertama sebelum menghentikan
perdarahan pastikan dulu kondisinya aman baik korban,
penolong (perawat) maupun lingkungannya. Selain itu tetap
menghubungi ambulance supaya cepat mendapatkan penanganan
di rumah sakit.
 Memastikan dahulu kondisi Airway, Breathing dan Circulation
korban tidak terganggu.
 Perawat harus teliti dan akurat dalam melakukan pengkajian luka
dan sumber perdarahan, apakah perdarahan external ataupun
internal
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN PERAWAT

 Jika perdarahan external perawat harus bisa memhami/


mengetahui tipe perdarahannya, apakah perdarahan arteri, vena
atau kapiler
 Perawat bisa menggunting atau melepas pakaian korban yang
tebal karena kemungkinan perdarahan external tidak terlihat
(tertutup pakaian tebal)
 Melakukan teknik penghentian perdarahan sesuai dengan jenis
perdarahan dan tipe perdarahannya
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN PERAWAT

 Jika terpaksa dengan pilihan terakhir menggunakn tourniquet


maka pemasangannya dilakukan oleh perawat yang sudah
mendapatkan pelatihan dan siap 15 menit, ikatannya harus
dikendurkan selama 30 detik untuk memberi kesempatan darah
mengalir lagi. Tujuannya, mencegah matinya jaringan akibat
tidak mendapat suplai darah.
 Jika ada kotoran pada luka harus di bersihkan dan perawat harus
selalu proteksi diri dengan APD yang ada
 Jika membawa alat-alat lengkap, maka perawat bisa mencoba
untuk menjahit lukanya.
KLASIFIKASI
PERDARAHAN
KLASIFIKASI PERDARAHAN

Standar American College of Surgeons’ Advanced Trauma Life Support


ATLS membuat klasifikasi pendarahan berdasarkan presentase volume
kehilangan darah, sebagai berikut:
 kelas I, dengan kehilangan volume darah hingga maksimal 15% of

blood volume.
 Kelas II, dengan kehilangan volume darah antara 15-30% dari total

volume
 Kelas III, dengan kehilangan darah antara 30-40% dari volume pada

sirkulasi darah.
 Kelas IV, dengan kehilangan yang lebih besar daripada 40% volume

sirkulasi darah.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

Berdasarkan letak keluarnya darah, pendarahan dibagi menjadi 2 macam,


yaitu pendarahan terbuka dan pendarahan tertutup. Pada pendarahan
terbuka, arah keluar dari dalam tubuh. Tekanan dan warna darah pada
saat keluar tergantung dari jenis pembuluh darah yang rusak. Jika yang
rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh nadi), maka darah memancar
dan berwarna merah terang. Jika yang rusak adalah pembuluh vena
(pembuluh balik), maka arah mengalir dan berwarna merah tua. Jika
yang rusak adalah pembuluh kapiler (pembuluh rambut), maka darah
merembes seperti titik embun dan berwarna merah terang. Pada
pendarahan tertutup, arah keluar dari pembuluh darah dan mengisi
daerah disekitanya, terutama dalam jaringan otot.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

Pendarahan ini dapat diidentifikasi dengan adanya memar pada korban.


Bentuk lain dari pendarahan tertutup adalah pendarahan dalam. Pada
pendarahan dalam, darah yang keluar dari pembuluh darah mengisi
rongga dalam tubuh, seperti rongga dalam perut. Pendarahan ini dapat
diidentifikasi dari tanda-tanda pada korban, seperti:
 Setelah cidera korban mengalami syok, tapi tidak ada tanda-tanda

pendarahan
 Tempat cidera mungkin terlihat memar yang terpola

 Lubang tubuh mungkin mengeluarkan darah


KLASIFIKASI PERDARAHAN

Pengendalian pendarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada


jenis dan tingkat pendarahannya. Untuk pendarahan terbuka ,
pertolongan yang bisa diberikan antara lain:
 Tekan langsung pada cidera

Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah


beberapa saat, sistem peredaran darah akan menutup luka
tersebut. Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu

parah (luka sayatan yang tidak terlalu dalam).


KLASIFIKASI PERDARAHAN

 Elevasi
Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (tentunya setelah
dibalut) sehingga lebih tinggi dari jantung. Apabila darah masih merembes,
diatas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan
yang pertama.
 Tekan pada titik nadi
Penekanan nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian
yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di
kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal
leher, dekat tulang selangka), brachial artery (di lipatan siku), radial artery (di
pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan
lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di
punggung kaki).
KLASIFIKASI PERDARAHAN

 Immobilisasi
Immobilisasi bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka.
Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian yang luka
tersebut menurun.
 Tourniquet
Pembahasan:
Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya
terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang
dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda dapat dipergunakan untuk
keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian
yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah
lima jari dibawah ketiak (untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah
lipatan paha (untuk perdarahan di kaki).
KLASIFIKASI PERDARAHAN

Caranya:
Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih baik lagi apabila
sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet
di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain masih perlu
dikencangkan dengan sepotong kayu. Caranya eratkan torniket
dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu diatas
simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan simpul mati.
Kemudian
putar kayu itu seperti memutar keran air untuk mengencangkan
torniket. Tetapi jangan diputar terlalu keras karena dapat melukai
jaringan-jaringan di bawahnya. Tanda torniket sudah kencang ialah
menghilangnya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket dan
warna kulit di daerah itu menjadi pucat kekuningan.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

Bagian yang ditorniket tidak boleh ditutupi atau diselimuti benda


apapun. Biarkan saja dalam keadaan terbuka. Juga tidak boleh
dipanaskan dengan cara apapun. Hal ini untuk tidak mempercepat
kematian jaringan yang dialiri oleh darah. Setiap 10 menit torniket boleh
dikendorkan (dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat. Selama
torniket kendor, luka ditekan dengan kasa steril.
Biasanya dilakukan pada:
 Perdarahan hebat

 Tangan/ kaki putus


KLASIFIKASI PERDARAHAN

Tempat yang baik melakukan pemasangan torniket : 5 jari di atas luka.


Jenis tourniquets:
 Bedah tourniquets
Bedah tourniquets sering digunakan dalam bedah ortopedi. Tourniquet bedah
dengan lengan perlindungan ekstremitas dalam persiapan untuk operasi. Bedah
tourniquets mencegah aliran darah ke ekstremitas dan memungkinkan ahli
bedah untuk bekerja dalam bidang operasi berdarah. Hal ini memungkinkan
prosedur pembedahan yang akan dilakukan dengan presisi perbaikan,
keselamatan dan kecepatan. Tourniquets yang banyak digunakan dalam bedah
ortopedi dan plastik, serta dalam anestesi regional intravena (Bier anestesi blok)
di mana mereka melayani fungsi tambahan untuk mencegah bius lokal di dalam
dari memasuki sirkulasi umum.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

 Darurat tourniquets
Tourniquets darurat digunakan dalam keadaan darurat pendarahan,
kontrol untuk mencegah kehilangan darah yang parah dari trauma
ekstremitas. Tourniquets darurat biasanya digunakan sebagai upaya
terakhir, terutama dalam apliaksi sipil, karena bisa membunuh jaringan,
dan menyebabkan kerusakan ekstremitas bawah.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

Darurat Tourniquet Bedah Tourniquet


KLASIFIKASI PERDARAHAN

Berbeda dengan pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada


korban yang mengalami pendarahan dalam adalah sebagai berikut:
 Rest

Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin.


 Ice

Bagian yang luka di kompres dengan es hingga darahnya membeku. Darah


yang membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui
sirkulasi dan metabolisme tubuh.
 Commpression

Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses
penutupan lubang/ bagian yang rusak pada pembuluh darah.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

 Elevation
Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.
Pendarahan berat maupun ringan jika tidak segera dirawat bisa
berakibat fatal. Bila pendarahan terjadi, penting bagi penolong untuk
menghentikannya secepat mungkin. Ada dua jenis pendarahan;
pendarahan luar (pendarahan dari luka) dan pendarahan
dalam(pendarahan di dalam tubuh). Pendarahan dalam lebih
berbahaya dan lebih sulit untuk diketahui daripada pendarahan luar.
Oleh karena itu tanda-tanda berikut harus diperhatikan.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

Cara penanganan pendarahan dalam:


 Baringkan korban dengan nyaman dan longgarkan pakaiannya

yang ketat.
 Angkat dan tekuk kakinya, kecuali ada bagian yang retak.

 Segera cari bantuan medis.

 Jangan memberi makanan atau minuman

 Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami syok (shock).


KLASIFIKASI PERDARAHAN

Cara penanganan pendarahan luar (pendarahan dari luka)


 Baringkan korban dalam posisi pemulihan, kecuali bila ada luka di dada
 Periksa apakah luka berisi benda asing atau tulang yang menonjol. Jika
ada, jangan sentuh luka; gunakanlah bantalan pengikat. Untuk keterangan
lebih lanjut lihat bagian sebelumnya, “Merawat luka”.
 Jika luka tidak disertai tulang yang menonjol, segera tekan bagian tubuh
yang terluka. Jika tidak ada pembalut yang steril, gunakan gumpalan kain
atau baju bersih atau tanagn untuk mengontrol pendarahan sampai
menemukan pembalut dan bantalan yang steril. Jika korban dapat
menekan sendiri, suruh korban menekan lukanya, untuk mengurangi
risiko infeksi silang.
KLASIFIKASI PERDARAHAN

 Balut luka dengan erat


 Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung
korban.
 Jika darah membasahi pembalut, lepaskan pembalut dan gantilah
bantalan. Walaupun pendarahan telah berhenti, jangan terburu-buru
melepaskan pembalut, bantalan atau perban untuk menghindari
terjadinya hal yang tak terduga.
 Jangan memberi makanan atau minuman kepada korban yang
mengalami pendarahan.
 Periksa korban setiap saat kalau-kalau dia mengalami syok (shock).
 Segera cari bantuan medis.
KLASIFIKASI PERDARAHAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN
PERDARAHAN (POSITIONING DAN
TORNIQUET)
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Pengertian
Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus
bedah maupun non bedah.

Tujuan
Mencegah terjadinya syok.
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Persiapan
 Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
 Balut tekan
 Kain kasa steril
 Sarung tangan
 Tourniquet
 Plester
 Set untuk menjahit luka
 Obat desinfektan
 Spuit 20-50cc
 Waskom berisi air/NaCl 0,9% dingin
 Jelly
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Prosedur Kerja
 Fase Orientasi

 Memberi salam
 Memperkenalkan diri
 Memvalidasi identitas klien
 Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
 Menjelaskan prosedur
 Mempersiapkan pasien
 Mengatur lingkungan
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Fase Kerja
 Mendekatkan alat dan bahan

 Mencuci tangan

 Memakai masker, sarung tangan, scort

 Perawat I

 Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat


dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.
 Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Perawat II
 Mengatur posisi pasien

 Memakai sarung tangan kecil

 Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan


dengan ujung-ujung jari.
 Meletakkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang
pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarahan
masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang
ada.
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Menekan balutan
 Meletakkan kain kasa steril di atas luka

 Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda


keras (verband atau kayu balut) diatas luka
 Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat


dan trumatik amputasi
 Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan
menggunakan kain kasa steril
 Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal
luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
 Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara
periodik
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan


tourniquete:
 Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika
tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada
keadaan amputasi atau sebagai “livesaving”
 Selama melakukan tindakan, perhatikan: kondisi pasien dan
tanda-tanda vital , ekspresi wajah, perkembangan pasien.
 Cuci tangan
(SOP)
TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
(POSITIONING DAN TORNIQUET)

 Fase Terminasi
 Menanyakan respon pasien
 Menyampaikan kontrak selanjutnya
 Mendokumentasikan tindakan

Anda mungkin juga menyukai