Anda di halaman 1dari 147

Sahabat Anak

BAHAN PELAJARAN SEKOLAH MINGGU


EDISI JANUARI-JUNI 2020

Diterbitkan oleh:

TIM SAHABAT ANAK


Komisi Kategorial Bidang Anak - Departemen Pembangunan Gereja
Badan Pekerja Majelis Sinode Wilayah
Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Tengah

0
SAHABAT ANAK
Bahan Pelajaran Sekolah Minggu, Edisi JANUARI-JUNI 2020

DITERBITKAN OLEH
Komisi Kategorial Bidang Anak - Departemen Pembangunan Gereja
Badan Pekerja Majelis Sinode Wilayah
Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Tengah

PENULIS
Pdt. Kristiani Santoso
Pdt. Wisnu Sapto Nugroho
Pdt. Yuniar Kartika Hapsari
Pdt. Yussac Cahya Khristianto
Sdri. Emanuella Febrima Yuliana Mouwlaka
Sdri. Grace Devina
Ibu. Sri Aryanti Kristianingsih
Bruder Yohan & Bruder Ghislain dari Taize

EDITOR
Pdt. Yussac Cahya Khristianto
Pdt. Rinta Kurniawati Gunawan
Sdri. Grace Devina

ILUSTRATOR COVER
Jessy Welly (IG: @ww.jessy)

LAY OUT
Michael Daniel Kurniawan

DISTRIBUTOR DAN LAPORAN


(KONFIRMASI PENGIRIMAN UANG)
Leni Widyastuti / Aprilia Subekti
Kantor Sinode Wilayah GKI SW Jawa Tengah
d/a. Wisma Sejahtera, Jl. Menowosari 23-A, Magelang - 56114
Telp. (0293) 364734 ; Faks. (0293) 310485
No. HP dan WA 0857.2926.2374

TRANSFER UANG (SUMBANGAN BIAYA PRODUKSI)


Bank Mandiri Magelang, a/c. 1360015920421 a/n. BPMSW GKI SW Jateng

INFORMASI DAN PEMESANAN ONLINE


www.gkiswjateng.org
MENU Penerbitan | SUB MENU Terbitan
Catatan : selama persediaan masih ada

1
FORUM SAHABAT

Salam jumpa para Sahabat Anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Patutlah kita bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena Sahabat Anak edisi
Januari – Juni 2020 dapat diselesaikan dan beredar pada waktunya. Edisi kita kali ini masih
menggunakan tema besar “TAAT”. Kita akan mengajak anak-anak Sekolah Minggu melihat
bagaimana ketaatan dan ketidak-taatan orang-orang di dalam Kitab Perjanjian Lama
beserta segala konsekwensinya. Guru Sekolah Minggu diharapkan dapat memberikan
contoh-contoh tambahan dari kehidupan nyata masa kini, sehingga ketaatan kepada Tuhan
lebih dapat diserap dan dilakukan oleh anak Sekolah Minggu dalam kehidupannya.
Bagi para pengguna Sahabat Anak yang telah mengirimkan uang, baik untuk
sumbangan biaya pembuatan Sahabat Anak dan atau persembahan guna mendukung
pembiayaan pembuatan Sahabat Anak, kami mohon kesediaannya untuk memberi kabar
kepada kami melalui SMS dan atau WhatsApp (WA) terkait laporan transfer dana tersebut
melalui no. HP 0857.2926.2374 (Up. Leni Widyastuti / Aprilia Subekti).
Kami masih tetap mengharapkan tanggapan dan masukan dari para pengguna Sahabat
Anak untuk perbaikan dan peningkatan kualitas. Kami mempersilahkan para pengguna
Sahabat Anak berkirim tanggapan dan masukan Anda ke yussacceka@gmail.com.
Tim Sahabat Anak juga bersedia melayani pelatihan bagi guru sekolah Minggu. Bagi
jemaat yang berminat silakan menghubungi kami, Yussac Cahya K, dengan email di atas
atau via sms ke 08993908157.
Akhir kata, kami mengucapkan, “Selamat melayani DIA melalui anak-anak. Selamat
menyambut dan merayakan Paskah 2020”.
Terimakasih atas kepercayaan dan kesetiaan Anda menggunakan Sahabat Anak, Tuhan
memberkati pelayanan kita.

Salam,

Sahabat-mu

2
DAFTAR ISI

Sahabat Anak (Tim dan Informasi) ............................................................ 1


Forum Sahabat ............................................................ 2
Kurikulum Sahabat Anak Januari – Juni 2019 ............................................................ 4
Penjelasan Tema Sahabat Anak Januari – Juni 2019 ............................................................ 5

5 Januari 2020 Lukas 2: 21-24, 39-40......................................................................... 6


12 Januari 2020 Lukas 2:41-52 ........................................................................................ 11
19 Januari 2020 Matius 3:13-17 .......................................................................................16
26 Januari 2020 Matius 4:1-11 ........................................................................................ 20

2 Februari 2020 Yohanes 1:35-42................................................................................. 26


9 Februari 2020 Lukas 4:16-31 ...................................................................................... 30
16 Februari 2020 Matius 22:34-40.................................................................................34
23 Februari 2019 Lukas 8 : 4-15 ...................................................................................... 38

1 Maret 2019 Markus 14:3-11 .................................................................................... 44


8 Maret 2019 Lukas 22:39-4 .................................................................................... 50
15 Maret 2020 Lukas 22 : 54-62 ................................................................................54
22 Maret 2020 Lukas 23 : 13 - 25 .............................................................................. 60
29 Maret 2019 CERITA BEBAS MINGGU V.............................................................66

05 April 2020 Lukas 23: 33-43 .................................................................................70


10 April 2019 Lukas 23: 44-56 ................................................................................. 75
12 April 2020 Lukas 24:1-12 ........................................................................................ 81
19 April 2019 Lukas 24: 13 – 35 ...............................................................................86
26 April 2020 Lukas 24:36-49 ...................................................................................91

3 Mei 2020 Filipi 2:1-11 ............................................................................................96


10 Mei 2020 Yohanes 14:1-11 .................................................................................. 101
17 Mei 2019 Yohanes 15 : 1 – 8............................................................................. 106
21 Mei 2020 LUKAS 24 : 50 - 53 .......................................................................... 112
24 Mei 2020 Yohanes 14:15-31 ............................................................................... 116
31 Mei 2019 CERITA BEBAS MINGGU V ......................................................... 122

7 Juni 2020 Kisah Rasul 4:32-37 ........................................................................ 125


14 Juni 2019 Kisah Rasul 6:1-7 .............................................................................. 130
21 Juni 2020 Kisah Rasul 6:8-15, 7:54-60.......................................................... 136
28 Juni 2020 Kisah Rasul 9:1-18 ............................................................................. 141

3
KURIKULUM SAHABAT ANAK
EDISI JANUARI – JULI 2020

TEMA : TAAT

TANGGAL TEMA BAHAN BACAAN AYAT HAFALAN


5 Jan 2020 Siap Taat, Siap Ribet Luk. 2:21-24; 39-40 1 Petrus 1 : 14
12 Jan 2020 Taat Walau Tak Sepakat Lukas 2: 41-52 Keluaran 20 : 12
19 Jan 2020 Taat Maka Selamat Matius 3: 13-17 Matius 24 : 13
26 Jan 2020 Taat Belajar Firman Matius 4:1-11 Mazmur 19 : 8
2 Feb 2020 Ayo Kenal Yesus! Yohanes 1: 35-42 Yohanes 1 : 36
9 Feb 2020 Mari Merenungkan Firman Lukas 4: 16-31 Markus 16 : 15b
16 Feb 2020 Taat Mengasihi Matius 22:34-40 1 Korintus 13 : 13
23 Feb 2020 Menjadi Tanah yang Subur Lukas 8: 4-15 Lukas 8 : 15
1 Maret 2020 Meneladani Perempuan Markus 14:3-11 Yakobus 5 : 10
yang Mengurapi Yesus
8 Maret 2020 Yuks, Rajin Berdoa! Lukas 22: 39-46 1 Tesalonika 5 : 17
15 Maret 2020 Aku Pejuang Taat Lukas 22: 54-62 1 Timotius 6: 11
22 Maret 2020 Aku Pembela Kebenaran Lukas 23: 13-25 Mazmur 45 : 4a
29 Maret 2020 Marthin Luther King Jr
5 April 2020 Aku Bisa Memaafkan Lukas 23: 33-43 Lukas 23 : 34a
10 April 2020 JUMAT AGUNG Lukas 23:44-56 Mazmur 119 : 159
Berkarya Dengan Cinta
12 April 2020 MINGGU PASKAH Lukas 24:1-12 Roma 6 : 9
Yesus Bangkit, Aku Percaya
19 April 2020 Ia Hidup, ada Sukacita Lukas 24:13-25 Amsal 15 : 13
26 April 2020 Mempersaksikan Pertobatan Lukas 24:36-49 Kisah 3 : 19
3 Mei 2020 Aku Mau Rendah Hati Filipi 2:1-11 Efesus 5 : 21
10 Mei 2020 Percaya Pada Yesus Yohanes 14:1-11 Mazmur 37 : 5
17 Mei 2020 Berbuah Banyak Dalam Yesus Yohanes 15:1-8 Yohanes 15 : 15
21 Mei 2020 KENAIKAN TUHAN YESUS Lukas 24:50-53 Bilangan 6 : 24
Berkarya Dalam Berkat Tuhan
24 Mei 2020 Taat Menurut Perintah Tuhan Yohanes 14:15-31 Galatia 5 : 25
31 Mei 2020 PENTAKOSTA
Komunitas Taize
7 Juni 2020 Ayo Berbagi Kis 4: 32-37 2 Korintus 9 : 7
14 Juni 2020 Taat Melakukan Kis 6:1-7 Yohanes 15 : 14
Tugas Masing-Masing
21 Juni 2020 Taat Sampai Akhir Hayat Kis 6:8-15; 7:54-60 Amsal 3 : 5
28 Juni 2020 Dipanggil Untuk Bertobat Kis 9:1-18 Wahyu 3: 19

4
PENJELASAN TEMA SAHABAT ANAK
EDISI JULI – DESEMBER 2019

TAAT
Sahabat Anak merupakan kurikulum yang berulang dalam empat tahun dengan Tema
Besar Tahunan dan tahun gerejawi setiap tahunnya. Periode ini merupakan tahun ketiga dari
rangkaian tahunannya. Pembagian tema tahunan sebagai berikut :
Juli 2016 - Juni 2017 : IMAN
Juli 2017 - Juni 2018 : PENGHARAPAN
Juli 2018 - Juni 2019 : KASIH
Juli 2019 – Juni 2020 : TAAT
Penggunaan Tema Besar ini dimaksudkan agar pelajaran-pelajaran selama setahun menjadi
lebih terfokus dan berkesinambungan. Bahan bulan Juli – Desember membahas Perjanjian
Lama dan khusus di bulan Desember mulai masuk bahan Perjanjian Baru sehingga bahan pada
akhir Desember sudah membahas kelahiran Tuhan Yesus. Bahan bulan Januari – Juni
membahas Perjanjian Baru mulai dari karya pelayanan Tuhan Yesus sampai Kisah Para Rasul.
Keempat tema di atas sebenarnya saling berkaitan. Diharapkan melalui Tema Besar
Tahunan ini, Anak-anak dibina menuju keserupaan dengan Kristus.
Tahun Pertama: Melalui tema ini, anak-anak diharapkan dapat mengerti dan percaya
IMAN kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Penolong. Dengan
beriman, anak-anak diharapkan berani menghadapi kehidupan yang
penuh godaan dan tantangan, sehingga tidak diombang-ambingkan
oleh berbagai pengaruh dunia/ ajaran.
Tahun Kedua: Melalui tema ini, anak-anak belajar selalu berharap hanya kepada Tuhan
PENGHARAPAN Yesus Kristus - karena orang yang berharap kepada Tuhan tidak akan
dikecewakan (Yeremia 17:7-8). Dengan memiliki pengharapan, anak-
anak tidak akan mudah berputus asa sekalipun menghadapi
permasalahan, kegagalan, dan dukacita dalam hidupnya.
Tahun Ketiga: Melalui tema ini anak-anak diharapkan dapat merasakan kasih Yesus
KASIH kepada diri mereka, sehingga mereka merasakan bahwa diri mereka
berharga di mata Tuhan. Dengan kasih yang diperolehnya itu, anak-
anak dapat belajar mengasihi Yesus dan sesamanya.
Tahun Keempat: Melalui tema ini anak-anak diharapkan selalu lebih taat kepada
TAAT Tuhan dalam segala situasi, sama seperti Yesus Kristus taat kepada
Bapa-Nya. Dengan ketaatan kepada Yesus Kristus, anak-anak dapat
menjadi semakin serupa dengan-Nya.

Semoga penjelasan ini lebih membantu Guru-guru Sekolah Minggu dalam mengarahkan
pelajaran-pelajaran. Semua masukan dan saran sangat kami harapkan.
Selamat mengajar. Tuhan memberkati kita semua.
Terima kasih.

5
5 JANUARI 2020 LUKAS 2: 21-24, 39-40

Di perempatan jalan raya, banyak kita jumpai lampu alat pemberi isyarat lalu
lintas (APILL). Di beberapa tempat, lampu APILL dilengkapi dengan penunjuk
waktu untuk mengetahui berapa lama waktu sebuah lampu masih menyala.
Tidak jarang kita jumpai ketika lampu menyala merah dan penunjuk waktu
menunjukkan angka 3 atau 2 detik, pengguna jalan sudah mulai melajukan
motor/mobilnya karena kendaraan di seberang jalan sudah berhenti.
Menunggu lampu hijau menyala sekian detik lagi menjadi hal yang sulit
dilakukan. Bahkan ada banyak orang yang melanggar APILL demi
kepentingannya sendiri. Maria dan Yusuf mempunyai sikap yang berbeda,
meskipun aturan-aturan dalam hidup mereka membuat mereka ribet, Maria
dan Yusuf menunjukkan ketaatan sesuai dengan aturan yang berlaku pada
waktu itu.
Melalui pelajaran hari ini, anak belajar taat pada peraturan-peraturan
yang ada di sekitarnya.

PENJELASAN BAHAN
1. Pada bagian ini kita melihat bagaimana Yesus (atau dalam hal ini orang tua Yesus)
menjalani tata cara Yahudi dengan taat yaitu: sunat, pentahiran sesudah kelahiran dan
penebusan anak sulung. Aturan-aturan ini secara jelas tercatat dalam Imamat 12:3
2. Ketika seorang anak laki-laki berusia delapan hari, ia harus disunatkan. Upacara ini sangat
sakral sehingga boleh dilakukan pada hari Sabat, meskipun hukum melarang untuk tidak
melakukan hampir semua pekerjaan pada hari itu. Pada hari itu juga anak laki-laki tersebut
diberi nama.
3. Sesudah seorang wanita melahirkan, ia harus menjalani masa pentahiran; 40 hari bagi
wanita yang melahirkan anak laki-laki dan 80 hari bagi yang melahirkan anak perempuan
(Imamat 12:4-5). Dalam masa pentahiran itu, seorang wanita dianggap najis, ia dapat
mengerjakan pekerjaan sehari-hari tetapi tidak boleh masuk ke dalam Bait Suci atau
mengambil bagian dalam upacara-upacara keagamaan. Pada akhir masa itu, ia harus
membawa domba untuk korban bakaran dan seekor merpati muda untuk korban
penghapusan dosa di dalam Bait Suci. Apabila ia tidak sanggup membawa domba, maka ia
boleh membawa burung dara. Persembahan dua ekor burung merpati menggambarkan
keadaan keluarga yang sederhana.
4. Menurut Hukum Taurat, semua anak sulung laki-laki, baik dari manusia maupun binatang,
adalah kudus bagi Allah (Keluaran 13:2). Karena itu, diadakan suatu upacara yang disebut
Penebusan Anak Sulung (Bilangan 18:16). Ditetapkan korban sejumlah 5 syikal seolah-olah
orangtua membeli kembali anak sulungnya itu dari Allah. Jumlah ini harus dibayarkan
kepada imam dan tidak boleh dibayarkan sebelum 31 hari sesudah kelahiran, namun tidak
boleh ditunda terlalu lama.
5. Kita tidak lagi menjalankan tradisi yang demikian, tetapi kita melihat kesungguhan orang
tua Yesus menjalankan setiap aturan keagamaan dengan taat. Dalam kehidupan kita saat
ini, ada banyak aturan yang dibuat, baik itu di rumah, di sekolah, di gereja dan di
masyarakat. Menaati aturan bisa jadi menjengkelkan karena membuat kita ribet dan repot,
namun setiap aturan pasti dibuat untuk tujuan yang baik. Dengan taat terhadap peraturan,

6
kehidupan kita menjadi lebih nyaman, lancar, dan tenteram. Sudah sepantasnyalah kita
menaati aturan-aturan yang ada meskipun ada hal-hal ribet yang menyertainya.
AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG
“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan 1. T.A.A.T
jangan turuti hawa nafsu yang menguasai 2. TAAT Jadilah anak Taat
kamu pada waktu kebodohanmu” (https://www.youtube.com/watch?v=C
(I Petrus 1:14) 0zpp7ToECM)

ALAT PERAGA
1. Gambar anak meminum obat
2. Gambar anak menggosok gigi.
3. Gambar anak tidur siang.

PEMBUKAAN
(Dua orang Guru Sekolah Minggu memainkan drama singkat di depan kelas.)
A : (Memasuki ruang kelas dengan berperan seperti orang yang sedang sakit: mengigil,
mengenakan jaket, koyo, dll.)
B : Lhooo...Kakak kenapa? Kelihatannya sedang sakit..
A : Iya...sudah satu minggu ini saya demam, batuk dan pilek juga.
B : Belum ke dokter?
A : Sudah. Kemarin juga sudah mendapat obat dari dokter, tapi obatnya belum saya
minum.
B : Kenapa tidak diminum? Pantas saja belum sembuh.
A : Saya tidak suka obat. Rasanya pahit. Apalagi yang bentuknya bubuk, bikin mau
muntah saja.
B : Lho jangan salah, obat memang tidak enak, tetapi dengan meminumnya, kita bisa
sembuh. Yuk kita dengarkan cerita tentang tokoh hari ini yang juga menghadapi
kesulitan. Kira-kira, apakah mereka tetap mau taat melakukan kewajibannya ya?

POKOK PELAJARAN
Yusuf dan Maria sangat berbahagia dengan kelahiran bayi Yesus dalam keluarga mereka.
Sebagai orang tua baru, mereka diharuskan melakukan beberapa aturan keagamaan yang
berlaku saat itu. Yesus masih berusia 8 hari. Ia masih belum lama lahir. Badannya masih kecil
dan lemah. Tetapi aturan pada waktu itu mengharuskan bayi yang berusia 8 hari untuk disunat.
Yusuf dan Maria juga harus memberikan persembahan korban di Bait Allah. Untuk itu, mereka
bukan saja harus mempersiapkan persembahannya, tetapi juga menempuh perjalanan menuju
Bait Allah bersama bayi Yesus.
Banyak kesulitan yang ditemui Yesus dan Maria, tidak sedikitpun membuat mereka
melalaikan kewajiban yang harus mereka jalani. Kita pun bisa seperti Yusuf, Maria dan bayi
Yesus dengan cara mau taat meskipun tidak enak/nyaman, misalnya: berhenti bermain untuk
tidur siang, meminum obat walau tidak enak, memakan sayuran, rajin menggosok gigi.

7
Ketaatan orang tua Yesus membawa pola asuh yang baik juga bagi Yesus. Sehingga Yesus
semakin besar, penuh hikmat dan kasih karunia Allah melimpah pada-Nya.
PENERAPAN
1. Siapkan kertas manila berukuran 5 x 16 cm dan beri tanda garis seperti di bawah ini:

1 cm 5 cm 5 cm 5 cm

2. Lipat pada bagian garis dan rekatkan antar ujungnya sehingga membentuk prisma segitiga.
3. Cetak dan perbanyak gambar peraga sesuai ukuran masing-masing kotak pada manila.
4. Minta anak untuk memberi warna pada gambar peraga dan menempelkan pada manila tadi.

ALAT PERAGA
1. Gambar anak meminum obat
2. Gambar anak menggosok gigi.
3. Gambar anak tidur siang.

PEMBUKAAN
(Dua orang Guru Sekolah Minggu memainkan drama singkat di depan kelas.)
A : (Memasuki ruang kelas dengan berjalan tertatih. Di beberapa bagian tubuhnya
terdapat luka gores, atau dapat juga menggunakan plester luka.)
B : Lhooo...ada apa ini? Mengapa badan Pak A penuh luka?
A : Iya...tadi di perjalanan ke sini, saya terserempet sepeda motor.
B : Di mana kejadiannya?
A : Di Jalan XXX... (menyebutkan salah satu nama jalan satu arah). Jadi tadi saya sudah
terlambat untuk berangkat Sekolah Minggu. Dari pada berjalan memutar, supaya
lebih cepat, saya melawan arus.
B : Wah...itu sih salah Bapak sendiri karena ‘ngga mau repot... Sekarang saya mau
bercerita dulu ke adik-adik di sini. Pas banget ceritanya dengan tokoh kita hari ini...

8
POKOK PELAJARAN
Adik-adik, menurut adat-istiadat orang Yahudi, ada aturan-aturan yang harus dilakukan oleh
para orang tua yang baru memiliki anak. Aturan ini berlaku juga bagi Maria dan Yusuf setelah
Yesus hadir dalam kehidupan mereka. Sebagai orang Yahudi yang taat, setidaknya ada 3 hal
yang harus dilakukan oleh Maria dan Yusuf yaitu: (1) Menyunatkan Yesus pada usia delapan
hari; (2) Membayar korban sejumlah 5 syikal kepada imam 31 hari sesudah kelahiran; (3)
Membawa korban bakaran seekor domba dan seekor merpati muda untuk korban penghapusan
dosa di dalam Bait Suci. Dalam hal ini, Yusuf dan Maria membawa dua ekor burung merpati
karena mereka berasal dari keluarga yang sederhana.
Semua itu dilakukan Yusuf dan Maria (juga bayi Yesus) dengan taat. Kondisi Maria yang baru
saja melahirkan, maupun keadaan keluarga yang sederhana, tidak menjadi alasan Yusuf dan
Maria untuk menghindari aturan keagamaan yang harus mereka jalani. Mereka melakukan
seperti apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan.
Kita pun diajak untuk meneladani Yusuf dan Maria, yang bersedia taat. Sekalipun ada harga
yang harus dibayar untuk sebuah ketaatan, misalnya: mengganggu kenyamanan, melawan
keinginan diri sendiri dan memerlukan usaha lebih. Menaati aturan bisa jadi menjengkelkan
karena membuat kita ribet dan repot, namun setiap aturan pasti dibuat untuk tujuan yang baik.
Dengan taat terhadap peraturan, kehidupan kita menjadi lebih baik.

PENERAPAN
1. Siapkan kertas manila berukuran 5 x 16 cm dan beri tanda garis seperti di bawah ini:

1 cm 5 cm 5 cm 5 cm
2. Lipat pada bagian garis dan rekatkan antar ujungnya sehingga membentuk prisma segitiga.
3. Cetak dan perbanyak gambar peraga sesuai ukuran masing-masing kotak pada manila.
4. Minta anak untuk memberi warna pada gambar peraga dan menempelkan pada manila tadi.

ALAT PERAGA
1. Gambar orang menyeberang sembarangan.
2. Gambar orang menyeberang di zebra cross.

9
PEMBUKAAN
1. Tunjukkan peraga 1 dan 2 berdampingan.
2. Sampaikan kepada anak bahwa masing-masing tindakan memiliki kemudahan dan
tantangannya.
3. Beri kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya.
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar sesuatu yang berharga walaupun
terlihat ribet dalm melakukannya

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 2: 21-24, 39-40.
2. Jelaskan aturan keagamaan yang harus dijalankan oleh Yusuf dan Maria sebagai penganut
Yahudi. Berikan penjelasan tentang kesulitan-kesulitan yang mungkin dijumpai Yusuf dan
Maria saat menjalankan aturan itu (misal: menyunatkan Yesus saat berumur 8 hari,
perjalanan yang harus ditempuh menuju Bait Allah, jumlah korban persembahan yang harus
mereka persiapkan.)
3. Sampaikan kepada anak bahwa Yusuf dan Maria bersedia melakukan aturan keagamaan
dengan taat meskipun ada tantangan yang dihadapi.

PENERAPAN
1. Siapkan selembar kertas kerja.
2. Minta anak mendaftarkan sebanyak mungkin contoh taat pada aturan dan usaha yang harus
dilakukan demi ketaatan itu.
Contoh:
i. AGAR datang ke sekolah tepat waktu, AKU HARUS bangun lebih pagi.
ii. AGAR tertib berlalu-lintas, AKU HARUS menyeberang melalui zebra cross.
iii. AGAR tertib di keramaian, AKU HARUS bersedia mengantri.
3. Ajak anak membuat komitmen bahwa mereka mau taat walaupun terasa ribet

10
12 JANUARI 2020 LUKAS 2:41-52

Manusia memiliki kecenderungan untuk mengutamakan dirinya lebih


daripada yang lain. Oleh karena itu, kerendahan hati menjadi hal yang sulit
dimiliki karena bertentangan dengan kecenderungan alamiah manusia.
Bacaan hari ini mengisahkan tentang Yesus yang meskipun mengetahui jati
diri-Nya sebagai Anak Allah, bersedia tunduk pada kewenangan Yusuf dan
Maria sebagai orang tua-Nya. Yesus tetap hidup dalam asuhan mereka.
Melalui pelajaran hari ini, anak diajak untuk taat dan hormat kepada
orang tua meskipun berbeda pendapat dengan mereka.

PENJELASAN BAHAN
1. Menurut hukum Taurat selain kewajiban merayakan hari raya Paskah, umat Israel juga
merayakan hari raya Tujuh Minggu (Pentakosta) dan hari raya Pondok Daun (Tabernakel).
Sebenarnya hanya pria dewasa saja yang wajib mengikuti perayaan hari raya Paskah di
Yerusalem (Kel. 23:17). Namun dalam konteks Injil Lukas 2:41-52, Yusuf membawa Maria dan
Yesus ke Bait Allah. Jadi walaupun bukan merupakan kewajiban bagi Maria dan Yesus yang
masih berumur 12 tahun, mereka bersedia melakukan perjalanan dari Nazaret ke Yerusalem
yang jaraknya sekitar 151 km.
2. Perjalanan pada waktu itu ditempuh hanya dengan kereta kuda atau berjalan kaki sehingga
membutuhkan beberapa hari untuk sampai di Yerusalem. Tanpa kerinduan dan kasih
kepada Allah sangat sulit bagi anak usia 12 tahun dari Nazaret ke Yerusalem dengan
berjalan kaki, serta mengikuti seluruh perayaan Paskah selama delapan hari. Ternyata
seluruh rangkaian perayaan Paskah tersebut tidak membuat Yesus segera pulang bersama
Maria dan Yusuf. Tetapi Ia tertinggal di Yerusalem sementara Maria dan Yusuf telah kembali
ke Nazaret. Mereka baru menyadari bahwa Yesus masih tertinggal di Yerusalem setelah
mereka sampai di Nazaret. Karena itu Maria dan Yusuf kembali lagi ke Yerusalem selama
tiga hari perjalanan untuk mencari Yesus.
3. Akhirnya Maria dan Yusuf menjumpai Yesus di salah satu ruang Bait Allah. Mereka heran
karena Yesus memilih berada di Bait Allah daripada mengikuti mereka pulang ke Nazaret.
Sepertinya Yesus tidak peduli dengan kerepotan Maria dan Yusuf yang mencari Dia selama
beberapa hari. Lalu Yesus menjawab: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu,
bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk. 2:49). Sikap Yesus menegaskan
bahwa tempat-Nya bukan di Nazaret bersama Maria dan Yusuf, namun di Bait Allah yaitu
rumah Bapa-Nya.
4. Di Lukas 2:51 menyatakan: “Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap
hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.”
Walau Yesus menyadari bahwa Ia harus tinggal di rumah Bapa-Nya yaitu Bait Allah namun
Ia tetap taat kepada Maria dan Yusuf sehingga bersedia pulang ke Nazaret dan hidup dalam
asuhan mereka. Karena itu Yesus semakin dikasihi Allah dan manusia karena kerendahan-
hati-Nya yang begitu besar dan dinyatakan dengan sikap yang taat dalam asuhan orang-
tua-Nya.

11
5. Ketaatan membutuhkan kerendahan hati. Bersedia taat berarti bersedia tunduk pada
kewenangan yang lebih tinggi, sekaligus juga menunjukkan penghargaan bahwa kita
menghormati orang yang berwenang itu. Dalam perjalanan hidup kita kelak, bisa jadi
jenjang pendidikan kita lebih tinggi daripada jenjang pendidikan orang tua kita, apabila hal
itu terjadi, kita perlu tetap menempatkan mereka sebagai orang yang pernah berwenang
dalam hidup kita dengan taat dan menurut pada didikan orang tua.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya 1. Anak Taat
lanjut umurmu di tanah yang diberikan 2. Terimakasih untuk cinta
TUHAN, Allahmu, kepadamu”
Keluaran 20 : 12

ALAT PERAGA
1. Yesus berumur 12 th
2. Yusuf & Maria mencari Yesus
3. Yesus bersama ahli agama
4. Yusuf, Maria & Yesus pulang bersama

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak tentang pengalaman mereka pergi bersama dengan kedua orang
tuanya?
2. Minta beberapa anak untuk menceritakan dengan ringkas perjalanan yang pernah mereka
lakukan dengan orang tua mereka.
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari seorang tokoh yang
melakukan perjalanan bersama dengan kedua orang tuanya.

POKOK PELAJARAN
(Tunjukkan peraga 1, gambar Yesus yang berusia remaja).
Anak-anak, ini adalah gambar Yesus yang berumur 12 tahun. Sudah besar ya…. Hari itu
bapak Yusuf dan ibu Maria mengajak Yesus pergi ke Yerusalem. Yesus senang sekali. Meskipun
harus berjalan kaki selama lima hari Yesus tetap senang. Lho……. kok ke Yerusalem, ada apa di
Yerusalem? Di Yerusalem ada bait Allah dan di situ perayaan Paskah dilaksanakan. Perayaan
Paskah akan diikuti oleh banyak orang. Pada saat perayaan Paskah, orang-orang akan
berkumpul di bait Allah. Wah… pasti kalau banyak orang, bait Allah menjadi penuh. Kalau bait
Allah penuh, mereka bisa berdesak-desakan. Ya, itulah yang biasa terjadi di Yerusalem pada
saat perayaan Paskah. Meskipun mereka berdesak-desakan, mereka semua senang.

12
Setelah perayaan Paskah selesai, semua orang kembali ke daerahnya masing-masing. Bapak
Yusuf dan ibu Maria juga pulang ke daerahnya. Nama daerah mereka adalah kampung Nazaret.
Bapak Yusuf dan ibu Maria ikut berjalan bersama rombongan. Setelah sehari berjalan, mereka
bingung…lho, kok Yesus tidak ada. Di mana Dia? (tunjukkan peraga 2). Mereka mengira Yesus
berjalan bersama teman-temannya, ternyata tidak. Mereka cemas dan mencari Yesus. Teman-
teman Yesus, orang tua, dan juga banyak orang ditanya apakah mereka melihat Yesus?
Ternyata tidak ada satupun yang melihat Dia. Aduh, di mana Yesus ya? Akhirnya, Maria dan
Yusuf berjalan kembali ke Yerusalem. Mereka mencari Yesus hingga di bait Allah.
(Tunjukkan peraga 3, Gambar Yesus berada di bait Allah bersama ahli agama).
Wah, ternyata Yesus ada di sini. Hati Maria dan Yusuf lega. Mereka mendekat pada Yesus
dan melihat apa yang terjadi di bait Allah itu. Ternyata Yesus sedang duduk bersama orang-
orang yang kemarin memimpin perayaan Paskah di bait Allah. Yesus tampak gembira sekali
duduk bersama mereka. Ia sering bertanya pada orang-orang itu. Yesus juga bisa menjawab
semua pertanyaan dari orang-orang itu. Orang-orang yang mendengar perkataan Yesus senang
sekali karena Yesus baik dan pandai. Ibu Maria dan bapak Yusuf mendekati Yesus. Hore…
akhirnya mereka bertemu lagi dengan Yesus. Setelah itu ibu Maria dan bapak Yusuf mengajak
Yesus pulang ke Nazaret. Yesus taat dengan ajakan orang tuanya (Tunjukkan peraga 5).
Berikan penegasan pada anak bahwa Yesus menunjukkan ketaatan-Nya pada Maria dan
Yusuf. Ia pandai dan taat. Kebiasaan taat pada orang tua adalah kebiasaan yang baik dan harus
diutamakan dalam hidup sehari-hari. Ketaatan pada orang tua merupakan wujud kasih pada
orang tua. Anak-anak juga mau taat pada orang tua kan?

PENERAPAN
1. Ajak anak untuk menggambar pola tangan dengan menggunakan tangan mereka. GSM
dapat membantu mengguntingkan pola tersebut.
2. Minta anak untuk mewarnai pola tangan tersebut. Setelah selesai tempelkan tulisan

Ibu Jari Ya, Mama!


Jari Telunjuk Ya, Papa!
Jari Tengah Siap! Laksanakan!
Jari Manis Oke!
Jari Kelingking Aku Berjanji!
Telapak Tangan Tangan Taat

3. Sampaikan kepada anak bahwa gambar tangan tersebut adalah contoh dari jawaban yang
dapat diberikan oleh anak kepada orang tua. Ajak anak untuk melafalkan jawaban tersebut.
4. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka siap menjadi anak-anak Taat.

ALAT PERAGA
1. Yesus berumur 12 th
2. Yusuf & Maria mencari Yesus
3. Yesus bersama ahli agama
4. Yusuf, Maria & Yesus pulang bersama

13
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, situasi apa yang membuat kalian sering tidak menurut pada perintah
orang tua?
2. Guru meminta anak menceritakan situasi apa yang sering membuat mereka tidak menurut
perintah orang tua. Dengarlah jawab anak tanpa perlu memberi catatan apapun terhadap
apa yang mereka lakukan.
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar bersikap pada orang tua meski
berbeda pendapat.

POKOK PELAJARAN
1. (Tunjukkan peraga 1, gambar Yesus yang berusia remaja). Sampaikan pada anak bahwa usia
anak ini adalah 12 tahun. Mintalah anak menebak siapa nama anak itu? Di usia 12 tahun
Yesus diajak oleh Maria dan Yusuf pergi ke Yerusalem. Saat itu mereka tinggal di kampung
Nazaret. Jarak antara Nazaret ke Yerusalem sangat jauh. Dengan berjalan kaki orang-orang
Nazaret sampai di Yerusalem sekitar 4-5 hari perjalanan. Ada apa di Yerusalem? Di
Yerusalem ada bait Allah. Setiap kali perayaan Paskah, Pentakosta atau Pondok Daun
orang-orang berduyun-duyun datang ke Yerusalem. Mereka yang datang itu dari berbagai
tempat. Bahkan ada yang datang dari luar negeri. Pada hari Paskah Yesus diajak oleh orang
Maria dan Yusuf ke Bait Allah untuk merayakan Paskah.
2. Sampaikan pada anak bahwa seusai perayaan Paskah semua orang kembali ke daerahnya
masing-masing. Yusuf dan Maria juga pulang ke Nazaret. Dengan berjalan bersama
rombongan, Yusuf dan Maria pulang. Setelah berjalan selama satu hari, mereka tidak
menemukan Yesus dalam rombongan (tunjukkan gambar peraga 2). Mereka cemas dan
mencari Yesus. Teman-teman Yesus dan orang tuanya serta banyak orang yang lain ditanya
apakah mereka melihat Yesus? Ternyata tidak ada satupun yang melihat Dia. Akhirnya,
Maria dan Yusuf berjalan kembali ke Yerusalem. Mereka mencari Yesus hingga di bait Allah.
3. .Wah, ternyata ada di sini.(Tunjukkan peraga 3, gambar Yesus berada di bait Allah bersama
ahli agama) Hati Maria dan Yusuf lega. Mereka mendekat pada Yesus dan melihat apa yang
terjadi di bait Allah itu. Ternyata Yesus sedang mendengar ajaran para alim ulama. Ia juga
aktif bertanya jawab. Banyak orang yang mendengar pertanyaan dan jawaban-jawaban dari
Yesus menjadi heran. “Anak itu cerdas sekali! ”Maria dan Yusuf mendekati Yesus. Mereka
bertemu lagi dengan Yesus. Maria bertanya pada Yesus tentang apa yang dilakukan-Nya di
bait Allah. Yesus mengatakan bahwa Ia di bait Allah karena itu adalah rumah Bapa-Nya.
Jawaban Yesus itu tidak dimengerti oleh Maria. Tetapi Maria tetap sabar. Orang-orang di
sekitar Yesus mengatakan bahwa Yesus tidak nakal. Mereka senang bertemu dengan Yesus
yang cerdas. Maria lega… Karena itu Maria mengajak Yesus pulang ke kampung Nazaret.
Yesus taat pada ajakan orang tuanya (tunjukkan peraga 4).
4. Berikan penegasan pada anak bahwa Yesus menunjukkan ketaatan-Nya pada Maria dan
Yusuf. Ia cerdas dan taat. Kebiasaan taat pada orang tua adalah kebiasaan yang baik dan
harus diutamakan dalam hidup sehari-hari meskipun terkadang anak berbeda pendapat
dengan orang tua. Ketaatan pada orang tua merupakan wujud kasih pada orang tua.

PENERAPAN
1. Mintalah anak membaca Keluaran 20:12.
2. Ajak anak menjabarkan Keluaran 20:12 dan membuat kreatifitas. Bentuk kreatifitas bisa
berupa pembatas buku, boneka atau poster yang bisa ditempel di kamar atau pintu kamar
anak.
3. Usai anak membuat kreativitas, minta anak menyampaikan kaitan kreatifitas dengan pokok
pelajaran hari ini.

14
PEMBUKAAN
1. Mintalah anak menceritakan pengalaman saat berbeda pendapat dengan orang tua.
2. Tanyakan pada anak, apa yang membuat anak tetap taat pada orang tua mereka? Guru
meminta anak satu persatu menyebutkan hal-hal yang membuat mereka taat pada orang
tua.Jawaban bisa dituliskan guru di whiteboard atau kertas flap.
3. Terima jawaban anak tanpa memberi penilaian.
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini kita akan belajar bagaimana bersikap pada orang tua
meski berbeda pendapat dengan mereka.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 2:41-52. Mintalah anak membayangkan suasana sekitar bait Allah
di Yerusalem pada hari raya Paskah. Sebelum anak menceritakan, guru bisa memberi
gambaran pada anak bahwa pada hari raya tertentu [Paskah, Pondok Daun dan
Pentakosta], banyak orang datang ke Yerusalem.
2. Sampaikan pada anak bahwa pada masa Paskah Yusuf, Maria dan Yesus berangkat ke
Yerusalem. Mereka datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah bersama dengan orang-
orang Yahudi lainnya. Pusat perayaan Paskah adalah Bait Allah [lihat penjelasan
bahan].Seusai perayaan Paskah, semua orang kembali ke rumahnya masing-masing. Tak
terkecuali dengan Yusuf dan Maria [lihat penjelasan bahan]. Setelah sehari berjalan, mereka
baru menyadari bahwa ternyata Yesus tidak bersama dengan mereka. Maria dan Yusuf
sangat cemas karena tidak melihat Yesus di sekitar mereka. Karena itu mereka mencari
Yesus. Pencarian mereka tidak hanya di jalan-jalan, tetapi juga di bait Allah. Di bait Allah
mereka melihat Yesus sedang berbincang dengan para alim ulama. Alim ulama adalah
orang-orang yang memiliki pengetahuan keagamaan, dalam hal ini agama Yahudi. Banyak
orang kagum dengan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban kritis dari Yesus.
3. Ajak anak memperhatikan apa yang dikatakan Maria saatbertemu Yesus. "Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau".
Perkataan itu adalah teguran dari orang tua yang mengasihi. Atas teguran itu Yesus
menjawab bahwa Ia berada di Bait Allah karena Bait Allah adalah rumah Bapa.
4. Berikan penjelasan pada anak bahwa sikap Yesus yang kritis itu bukan suatu kenakalan
[lihat fokus]. Ia kritis karena ingin menyampaikan semua hal yang berasal dari Bapa kepada
banyak orang. Ia bukan nakal. Hal itu terlihat ketika Ia diajak pulang ke kampungnya di
Nazaret, Ia taat pada perintah Yusuf dan Maria.
5. Berikan penegasan pada anak bahwa taat pada perintah orang tua merupakan bentuk kasih
kepada orang tua. Ketaatan pada orang tua harus dibiasakan. Meskipun kadang berbeda
pendapat dengan orang tua, lihatlah bahwa sesungguhnya mereka mengasihi anak-
anaknya.

PENERAPAN
1. Mintalah anak membaca Keluaran 20:12.
2. Ajak anak menjabarkan Keluaran 20:12 dan membuat kreatifitas. Bentuk kreatifitas bisa
berupa pembatas buku, boneka atau poster yang bisa ditempel di kamar atau pintu kamar
anak.
3. Usai anak membuat kreativitas, minta anak menyampaikan kaitan kreatifitas dengan pokok
pelajaran hari ini.

15
19 JANUARI 2020 MATIUS 3:13-17

Peristiwa pembaptisan Yesus menunjukkan ketaatan Yesus kepada kehendak


Allah, bahwa Ia harus dibaptiskan untuk menggenapinya. Pada peristiwa ini,
kita juga melihat peran Yohanes Pembaptis yang mengikuti kata-kata Yesus.
Meskipun awalnya Yohanes menolak, pada akhirnya Yohanes bersedia taat
dan melakukan apa yang diminta Yesus. Ketaatan ini membawa Yohanes
pada sebuah pengalaman spektakuler karena menyaksikan sendiri bagaimana
Allah menyingkapkan jati diri Yesus.
Melalui pelajaran hari ini, anak bersedia taat karena meyakini ada
kebaikan yang bisa mereka alami.

PENJELASAN BAHAN
1. Dalam Matius 3 kita dapat menemukan karya pelayanan yang dilakukan oleh Yohanes
Pembaptis. Ia hadir dalam penampilan yang unik yakni memakai jubah bulu unta dan ikat
pinggang kulit, serta makanannya belalang dan madu hutan (ayat 4). Selain itu, ia
membawa berita yang tegas, seruan pertobatan karena Kerajaan Sorga sudah dekat. Ia
bahkan menyebut orang Farisi dan orang Saduki sebagai keturunan ular beludak. Dari sini
kita melihat dengan jelas bahwa sasaran Yohanes Pembaptis adalah orang-orang
membutuhkan pertobatan.
2. Maka ketika Yesus datang kepadanya untuk dibaptis, Yohanes menolak. Yohanes mengenal
siapa Yesus, dan Yohanes tahu bahwa Yesus tidak membutuhkan pertobatan. Justru
Yohanes lah yang merasa perlu dibaptis oleh Yesus. Dari jawaban Yesus, kita mengetahui
bahwa kedatangan-Nya di Sungai Yordan bukan sebagai bentuk pertobatan melainkan
untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah. Yesus menunjukkan belarasa terhadap
manusia yang berdosa.
3. Pada ayat 15b, kita mengetahui respon Yohanes selanjutnya. Ia menuruti perkataan Yesus.
Respon ini menunjukkan ketaatan Yohanes meskipun mungkin ia tidak sepenuhnya
memahami perkataan Yesus. Pengenalan Yohanes tentang pribadi Yesus, membuatnya
percaya dan taat akan kata-kata Yesus.
4. Setelah Yesus dibaptis dan keluar dari air, ada tiga peristiwa luar biasa yang terjadi: langit
terbuka, Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas Yesus, dan terdengar suara dari
sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
(ayat 17). Peristiwa pembaptisan Yesus menjadi saat penyataan bahwa Yesus adalah Anak
Allah. Pernyataan yang tidak berasal dari mulut manusia melainkan dari Allah sendiri.
5. Dalam ketidak mengertiannya, Yohanes memilih untuk percaya pada perkatan Yesus, dan
melakukan apa yang Yesus minta. Karena itulah Yohanes mendapatkan kesempatan untuk
mengalami peristiwa luar biasa dari Allah. Dalam hidup keseharian, saat kita tidak
sepenuhnya mengerti untuk melakukan hal baik tertentu, kita dapat meneladani Yohanes
Pembaptis yang tetap taat. Dari situlah Allah akan menunjukkan keagungan karya-Nya bagi
kita.

16
AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut 1. T.A.A.T
bekerja dalam segala sesuatu untuk 2. Indah Pada Waktunya
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah”
(Roma 8 : 28)

ALAT PERAGA
1. Gambar Yohanes.
2. Gambar Yesus.
3. Gambar Yesus dibaptis oleh Yohanes.
4. Gambar Yesus selesai dibaptis.

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak, kapan biasa nya mereka mendapatkan hadiah?
2. Tanyakan kepada anak bagaimana perasaan mereka ketika mendapatkan hadiah?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari seseorang yang
mendapatkan hadiah karena ia taat.

POKOK PELAJARAN
1. Berceritalah menggunakan alat peraga:
(Tunjukkan peraga 1) Pak Yohanes berdiri di tepi sungai Yordan, berkata dengan
suara keras, “hai kamu sekalian, yang pernah mencuri, jangan mencuri lagi, lalu
datanglah ke sini, aku akan membaptiskanmu. Siapa yang pernah memukuli orang lain,
jangan lakukan lagi, setelah itu kemarilah, aku akan membaptiskanmu di sungai
Yordan ini!”
Ya anak-anak, pak Yohanes mengajak orang-orang yang pernah berbuat jahat
untuk berhenti dan tidak mengulangi kejahatannya lagi. Sebagai tanda bahwa orang
itu tidak akan mengulangi perbuatan jahatnya, orang itu akan dibaptiskan oleh pak
Yohanes.
Hari itu pak Yohanes bersemangat mengajak orang-orang bertobat dan dibaptis.
Kemudian, ada satu Orang yang mendekati pak Yohanes (tunjukkan peraga 2,
berhadapan dengan peraga 1),
“Pak Yohanes, Saya mau dibaptis,” kata Orang ini.
“Eh..., oh..., sa... saya membaptis Bapak?” tanya pak Yohanes kaget.
“Iya, baptislah Saya sekarang,” kata Orang ini lagi.
“Eh, tidak, eh, jangan..., jangan saya. Saya tidak pantas melakukannya,” kata pak
Yohanes.
“Yohanes, lakukanlah permintaan-Ku. Kamu harus membaptis Aku sekarang,”
kata-Nya lagi.

17
“Yesus, Kamu tidak pernah berbuat jahat. Kamu sangat baik. Kamu tidak usah
dibaptis. Jadi, Kamu-lah yang harus membaptis aku,” kata pak Yohanes lagi.
“Yohanes, biarlah orang-orang ini melihat Aku dibaptis, agar Aku tampak seperti
mereka. Aku mau dibaptis olehmu supaya kita melakukan kehendak Allah,” kata Yesus
menjelaskan.
“Iya, Yesus. Aku juga mau melakukan kehendak Allah. Aku mau membaptis-Mu,”
kata Yohanes.
“Benar, Yohanes,” kata Yesus lagi.
“Mari, kita ke tengah sungai Yordan,” ajak Yohanes.
“Kita sudah di tengah sekarang. Baptislah Aku, Yohanes,” perinah Yesus kepada
Yohanes.
Dengan patuh Yohanes membaptiskan Yesus di sungai Yordan (tunjukkan peraga
3), dan setelah Yesus keluar dari air, tiba-tiba langit sangat terang, dan ada seperti
burung merpati terbang di atas Yesus (tunjukkan peraga 4), kemudian terdengar suara
dari langit,
"Inilah Anak-Ku yang ‘Ku kasihi. Ia menyenangkan hati-Ku."

2. Tegaskan pada anak bahwa karena ketaatannya, Yohanes mengalami karya Allah yang
ditunjukkan setelah peristiwa pembaptisan Yesus.

PENERAPAN
1. Minta anak mewarnai gambar sesuai petunjuk angka
2. Tegaskan bahwa ketika mereka taat maka mereka akan mendapatkan kebaikan

ALAT PERAGA
1. Gambar Yohanes.
2. Gambar Yesus.
3. Gambar Yesus dibaptis oleh Yohanes.
4. Gambar Yesus selesai dibaptis.

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak, kapan biasa nya mereka mendapatkan hadiah?
2. Tanyakan kepada anak bagaimana perasaan mereka ketika mendapatkan hadiah?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari seseorang yang
mendapatkan hadiah karena ia taat.

POKOK PELAJARAN
1. Minta anak membaca Matius 3:13-17
2. Bagi kelas dalam beberapa kelompok sesuai jumlah anak
3. Berikan pada masing-masing kelompok 4 gambar peraga dalam ukuran kecil
4. Minta anak menempelkan gambar secara berurutan sesuai kisah dalam teks

18
5. Ceritakan kembali kisah Yesus dibaptis dengan menggunakan gambar yang dibuat salah
satu anak.
6. Tegaskan pada anak bahwa karena ketaatannya, Yohanes mengalami karya Allah yang
ditunjukkan setelah peristiwa pembaptisan Yesus.

PENERAPAN
1. Minta anak mewarnai gambar sesuai petunjuk angka
2. Tegaskan bahwa ketika mereka taat maka mereka akan mendapatkan kebaikan

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak apakah mereka pernah menjadi saksi peristiwa baptisan?
2. Apa yang dilakukan oleh seorang pendeta ketika membaptis?
3. Sampaikan kepada anak bahwa pada hari ini mereka akan belajar dari cerita tentang
seseorang yang dibaptis.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Matius 3 : 13 – 17.
2. Diskusikan beberapa hal ini dengan anak:
a. Apa yang menyebabkan Yohanes menolak permintaan Yesus untuk membaptis diri-
Nya? (ay.14)
b. Mengapa Yesus harus dibaptis? (ay.15)
c. Kejadian apa saja yang terjadi setelah Yesus dibaptis? (ay. 16-17)
d. Menurut mereka mengapa akhirnya Yohanes mau membaptis Yesus
3. Jelaskan kepada anak bahwa Yesus harus dibaptis untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya.
Yesus diutus ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia yang berdosa. Oleh karena itu
dalam keadaannya sebagai manusia, Yesus harus dianggap seperti orang berdosa,
sekalipun Ia sama sekali tidak berdosa, supaya Ia bisa menjadi penebus bagi dosa-dosa
seluruh umat manusia. Orang yang berdosa memerlukan baptisan sebagai tanda
pertobatannya. Oleh karena itulah maka Yesus minta dibaptis oleh Yohanes dan Yohanes
mau membaptis Yesus, supaya mereka memenuhi kehendak Allah.
4. Tegaskan pada anak bahwa karena ketaatannya, Yohanes mengalami karya Allah yang
ditunjukkan setelah peristiwa pembaptisan Yesus.

PENERAPAN
1. Ajak anak untuk merefleksikan pokok pelajaran dengan membuat quotes atau kata-kata
mutiara tentang ketaatan, bisa juga dengan memakai judul pelajaran.
2. Ajak anak untuk membagikan tulisan tersebut
3. Akhiri dengan doa bersama

19
20
26 JANUARI 2020 MATIUS 4:1-11

Berusaha mengikuti jalan Tuhan bukanlah pekerjaan yang mudah. Berbagai


kesulitan akan menghadang langkah orang percaya dalam menaati
kehendakNya. Budaya instan yang berkembang saat ini membuat banyak
orang ingin sesuatu serba mudah dipenuhi. Akibatnya, banyak orang tergoda
untuk mengambil jalan pintas bagi penyelesaian masalahnya walaupun hal itu
berlawanan dengan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus pernah mengalami
pencobaan iblis yang menggoda Dia untuk melakukan jalan pintas. Namun
Yesus tetap taat pada Allah sewaktu dicobai iblis. Dengan berpegang pada
Firman, Yesus mengalahkan cobaan iblis.
Melalui pelajaran hari ini anak diajak untuk mau tekun mempelajari
Firman Tuhan agar bisa menang melawan Iblis.

PENJELASAN BAHAN
1. Peristiwa ini terjadi setelah Yesus dibaptis. Dia dibawa ke atas, ke sebelah barat sungai
Yordan, yaitu tempat yang bergunung-gunung antara Yerusalem sampai dengan laut mati.
Dalam perjanjian lama padang gurun tersebut bernama Yeshimmon yang berarti
pembinasaan. Padang gurun ini terbentang dengan ukuran 50 km x 20 km di mana di arah
Laut Mati berupa lereng curam sedalam 400m lebih. Padang gurun ini merupakan area
yang tanahnya coklat berkapur, berdebu tebal dengan semak yang menyeruak kesana-sini,
batu-batu berserakan dengan suhu permukaan yang tinggi sehingga sering menimbulkan
fatamorgana. Di tempat itu tentunya Tuhan Yesus merasa sendirian dan sepi. Yesus
memang perlu menyendiri dan menyepi untuk menggumulkan karya pelayanan yang akan
Dia lakukan dengan berdoa dan berpuasa. Padang gurun menjadi tempat pembinaan dan
persiapan bagi Tuhan Yesus.
2. Pencobaan datang setelah Yesus dapat bertahan sampai tuntas dalam doa dan puasa-Nya,
dan pencobaan itu berusaha menyerang pada titik lemah yang ada. Saat itu tentunya rasa
lapar dan haus lah yang sangat dirasakan Yesus dan iblis hendak mencobai dalam hal
makanan dengan mengubah batu menjadi roti. Iblis hendak mencobai Yesus supaya Ia
menggunakan kuasa-Nya untuk kepentingan sendiri. Kata-kata yang dipakai juga sangat
licin yaitu dengan mengatakan ‘jika Engkau Anak Allah’. Kata-kata ini seolah-olah menuntut
pembuktian dari apa yang terjadi pada waktu Yesus dibaptis dimana saat itu suara Allah
berkata ‘Engkaulah Anak yang kukasihi’. Namun saat itu Yesus dapat melawan pencobaan
itu dengan kekuatan Firman Tuhan.
3. Pencobaan kedua juga masih menggunakan kata-kata licin ‘jika Engkau Anak Allah’ dan kali
ini mempertaruhkan janji pemeliharaan Allah yang didasarkan dari Mazmur 91:11-12. Namun
Yesus mengenali tipu daya iblis dan mampu menangkalnya dengan tepat, yaitu dengan
mengutip dari Ulangan 6:16. Bubungan Bait Allah memang tempat yang tinggi, dan
jaraknya beberapa puluh meter di atas tanah. Jarak ini semakin besar jika bagian Bait Allah
yang dipakai adalah bagian yang berada di atas tebing terjal. Saat itu salah satu bagian
bangunan Bait Allah berada di atas lembah Kidron yang dalamnya sekitar 200 m.

21
4. Pada cobaan yang ketiga si iblis berusaha mengajak Yesus melakukan kompromi, yaitu
dengan berlutut mengakui si iblis sebagai penguasa. Namun Yesus tidak mau kompromi
karena Tuhan Allahlah yang layak disembah. Ketiga jawaban Yesus menunjukkan bahwa Dia
tidak mau mengambil jalan pintas dan Dia mendasarkan semuanya dari Firman Tuhan.
Keputusan Yesus adalah menaati kehendak Allah meskipun Dia harus menempuhnya
melalui jalan penderitaan.
5. Ketika pencobaan datang, Tuhan Yesus menunjukkan ketaatan dan kesetiaan yang luar
biasa pada Sang Bapa. Dia mempunyai keyakinan teguh pada kuasa Tuhan dan
mengandalkan Firman-Nya. Dengan kesemuanya itu Dia sudah mengalahkan setiap cobaan
yang menyerang titik lemah yang ada. Pada masa ini, iblis juga masih terus berusaha
menjatuhkan kita, orang-orang percaya, dengan berbagai pencobaan. Oleh karena itu, kita
perlu terus mempelajari Firman Tuhan agar bisa menang atas godaan.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan 1. Baca Kitab Suci (Nyanyian Anak-anak
jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, Interdenominasi 79).
memberikan hikmat kepada orang yang tak 2. Tuhan Yesus Aku Berjanji (Pujilah Tuhan
berpengalaman.” Hai Jiwaku 114).
(Mazmur 19:8) 3. Ketika Yesus Menahan Lapar (Kidung
Sekolah Minggu 58)

ALAT PERAGA
1. Gambar Yesus.
2. Gambar Iblis.
3. Gambar Yesus berdiri di bubungan Bait Allah.
4. Gambar Yesus berdiri di atas gunung

PEMBUKAAN
1. Ajak anak untuk menyanyikan lagu Baca Kitab Suci.

Baca Kitab Suci, doa tiap hari, doa tiap hari, doa tiap hari
Baca Kitab Suci, doa tiap hari kalau mau tumbuh
Kalau mau tumbuh, kalau mau tumbuh
Baca Kitab Suci, doa tiap hari kalau mau tumbuh.

2. Diskusikan lagu itu: Apa hasilnya bila kita rajin membaca Alkitab dan berdoa setiap hari?
(Jawab: supaya iman kita pada Tuhan bertumbuh).
3. Ungkapkan pada anak bahwa ada lagi manfaat membaca Alkitab yang akan dibahas pada
kisah hari ini.

22
POKOK PELAJARAN
Berceritalah dengan menggunakan alat peraga
Anak-anak, pada awal pelayanan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus berpuasa 40 hari 40 malam.
Wah bayangkan betapa lapar dan hausnya Tuhan Yesus setelah berpuasa sekian lamanya.
(Tempelkan Peraga 1)
Saat itu, iblis ingin menggoda Tuhan Yesus agar Tuhan Yesus jatuh dalam dosa.
(Tempelkan Peraga 2 di samping kanan Peraga 1) Dia berkata kepada Tuhan Yesus, “Kalau
Engkau Anak Allah, ubahlah batu itu menjadi roti.”
Menurutmu, apakah Tuhan Yesus mau melakukan nasehat iblis? Tidak! Meskipun Tuhan
Yesus berkuasa untuk melakukannya, Dia tidak mau menggunakan kuasanya hanya untuk
mengenyangkan diriNya sendiri... Tuhan Yesus berkata: “ Ada tertulis: Manusia hidup tidak
hanya dari roti saja, melainkan dari firman Tuhan juga.” Wah, iblis kalah...! (Singkirkan Peraga 2)
Iblis mencoba lagi untuk mencobai Tuhan Yesus. Dia membawa Tuhan Yesus ke atas Bait
Allah. Kira-kira seperti ke atap atau menara gereja, anak-anak. (Tempelkan Peraga 3) Iblis lalu
mengatakan, “Kalau Engkau Anak Allah, terjunlah ke bawah, maka malaikat-malaikat akan
menangkap-Mu sehingga Engkau tidak terluka sedikit pun.” (Tempelkan Peraga 2 di samping
kanan Peraga 3)
Apakah Tuhan Yesus mau melakukannya? Meskipun Tuhan Yesus percaya bahwa Allah
memelihara dan melindungiNya, Tuhan Yesus tidak mau sengaja melakukan kebodohan itu. Dia
menjawab, “Ada tertulis: Jangan mencobai Tuhan, Allahmu.” Wah, iblis kalah lagi....! (Singkirkan
Peraga 2 dan 3.)
Iblis belum puas juga mencobai Tuhan Yesus. Dia membawa Tuhan Yesus ke atas gunung
(Tempelkan Peraga 4.), lalu menunjukkan seluruh dunia yang indah kepada Tuhan Yesus.
(Tempelkan Peraga 2 di sebelah kanan Peraga 4)
“Semua ini akan diberikan kepada-Mu, bila Engkau mau menyembah aku.”
Memperoleh seluruh dunia ini? Wow! Apakah Tuhan Yesus mau, anak-anak?
Dia tidak mau menyembah iblis! Maka Dia membentak iblis, “Ada tertulis: Jangan
menyembah siapa pun kecuali Tuhan, Allahmu!” (Singkirkan Peraga 2)
Nah, anak-anak, iblis gagal terus mencobai Tuhan Yesus ya? Apa sebabnya? Karena Tuhan
Yesus mengerti betul isi firman Tuhan, jadi dia tidak bisa dibohongi dan dibujuk untuk
melakukan hal yang tidak benar. Ketika kita diajak untuk melakukan hal yang buruk?
Bagaimana kita menghadapinya? Ya, kita terus belajar firman Tuhan, sehingga kita bisa
menggunakannya pada saat yang tepat.

PENERAPAN
1. Ajak anak untuk kembali menyanyikan lagu Baca Kitab Suci
2. Berikan potongan gambar Alkitab dengan tulisan “Aku Senang Firman Tuhan”
3. Minta anak menghias gambar tersebut sebagai pengingat bagi mereka pentingnya Firman
Tuhan bagi hidup mereka

23
ALAT PERAGA
1. Gambar Yesus.
2. Gambar Iblis.
3. Gambar Yesus berdiri di bubungan Bait Allah.
4. Gambar Yesus berdiri di atas gunung

PEMBUKAAN
1. Ajak anak untuk menyanyikan lagu Baca Kitab Suci.

Baca Kitab Suci, doa tiap hari, doa tiap hari, doa tiap hari
Baca Kitab Suci, doa tiap hari kalau mau tumbuh
Kalau mau tumbuh, kalau mau tumbuh
Baca Kitab Suci, doa tiap hari kalau mau tumbuh.

2. Diskusikan lagu itu: Apa hasilnya bila kita rajin membaca Alkitab dan berdoa setiap hari?
(Jawab: supaya iman kita pada Tuhan bertumbuh).
3. Ungkapkan pada anak bahwa ada lagi manfaat membaca Alkitab yang akan dibahas pada
kisah hari ini.

POKOK PELAJARAN
Berceritalah dengan menggunakan alat peraga
Anak-anak, pada awal pelayanan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus berpuasa 40 hari 40 malam.
Wah bayangkan betapa lapar dan hausnya Tuhan Yesus setelah berpuasa sekian lamanya.
(Tempelkan Peraga 1)
Saat itu, iblis ingin menggoda Tuhan Yesus agar Tuhan Yesus jatuh dalam dosa.
(Tempelkan Peraga 2 di samping kanan Peraga 1) Dia berkata kepada Tuhan Yesus, “Kalau
Engkau Anak Allah, ubahlah batu itu menjadi roti.”
Menurutmu, apakah Tuhan Yesus mau melakukan nasehat iblis? Tidak! Meskipun Tuhan
Yesus berkuasa untuk melakukannya, Dia tidak mau menggunakan kuasanya hanya untuk
mengenyangkan diriNya sendiri... Tuhan Yesus berkata: “ Ada tertulis: Manusia hidup tidak
hanya dari roti saja, melainkan dari firman Tuhan juga.” Wah, iblis kalah...! (Singkirkan Peraga 2)
Iblis mencoba lagi untuk mencobai Tuhan Yesus. Dia membawa Tuhan Yesus ke atas Bait
Allah. Kira-kira seperti ke atap atau menara gereja, anak-anak. (Tempelkan Peraga 3) Iblis lalu
mengatakan, “Kalau Engkau Anak Allah, terjunlah ke bawah, maka malaikat-malaikat akan
menangkap-Mu sehingga Engkau tidak terluka sedikit pun.” (Tempelkan Peraga 2 di samping
kanan Peraga 3)
Apakah Tuhan Yesus mau melakukannya? Meskipun Tuhan Yesus percaya bahwa Allah
memelihara dan melindungiNya, Tuhan Yesus tidak mau sengaja melakukan kebodohan itu. Dia
menjawab, “Ada tertulis: Jangan mencobai Tuhan, Allahmu.” Wah, iblis kalah lagi....! (Singkirkan
Peraga 2 dan 3.)
Iblis belum puas juga mencobai Tuhan Yesus. Dia membawa Tuhan Yesus ke atas gunung
(Tempelkan Peraga 4.), lalu menunjukkan seluruh dunia yang indah kepada Tuhan Yesus.
(Tempelkan Peraga 2 di sebelah kanan Peraga 4)

24
“Semua ini akan diberikan kepada-Mu, bila Engkau mau menyembah aku.”
Memperoleh seluruh dunia ini? Wow! Apakah Tuhan Yesus mau, anak-anak?
Dia tidak mau menyembah iblis! Maka Dia membentak iblis, “Ada tertulis: Jangan
menyembah siapa pun kecuali Tuhan, Allahmu!” (Singkirkan Peraga 2)
Nah, anak-anak, iblis gagal terus mencobai Tuhan Yesus ya? Apa sebabnya? Karena Tuhan
Yesus mengerti betul isi firman Tuhan, jadi dia tidak bisa dibohongi dan dibujuk untuk
melakukan hal yang tidak benar. Ketika kita diajak untuk melakukan hal yang buruk?
Bagaimana kita menghadapinya? Ya, kita terus belajar firman Tuhan, sehingga kita bisa
menggunakannya pada saat yang tepat.

PENERAPAN
1. Ajak anak untuk bermain ‘Alkitab Berantai’
2. Guru mengajak ASM untuk menyebutkan nama-nama kitab dalam Alkitab
3. untuk katagori usia ini, anak diajak untuk menyebutkan dari Perjanjian Baru saja
4. Ingatkan anak untuk rajin mendengar Firman Tuhan

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak apakah mereka punya kata mutiara yang mereka hafalkan. Misalnya:
‘open your mind before open your mouth’, ‘hidup penuh pilihan – apa yang kamu pilih hari
ini menentukan hari depanmu’.
2. Bisa juga dari kutipan ayat, misalnya Yosua 1:9 Janganlah kecut dan tawar hati sebab Tuhan
Allahmu menyertai engkau kemanapun engkau pergi
3. Tanyakan pada anak bagaimana pengalaman mereka dengan kata mutiara itu, pernahkah
mereka dikuatkan dengan mengingat kata-kata itu
4. Ungkapkan bahwa hari ini mereka akan belajar dari seorang yang mengingat banyak kata-
kata mutiara dari firman Tuhan dan menggunakannya dengan baik.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Matius 4:1-11. Mintalah mereka membuat gambar atau drama perikop
ini.
2. Diskusikan dengan mengajukan pertanyaan dan menjelaskan sebagai berikut:
a. Sebutkan 3 pencobaan yang dialami oleh Yesus. (Jawab: Mengubah batu menjadi
roti, menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah, dan mendapatkan seluruh dunia dan
isinya bila mau menyembah iblis.)
b. Mengapa iblis pertama-tama mencobai Yesus untuk mengubah batu menjadi roti?
Mengapa iblis tidak terlebih dulu mencobai Yesus dengan pencobaan yang lain?
(Jawab: iblis tahu titik kelemahan Yesus saat itu: Dia sedang kelaparan karena baru
saja berpuasa 40 hari 40 malam.)

25
c. Tunjukkan pada anak bahwa 3 pencobaan itu pada dasarnya adalah: menggunakan
kekuasaan untuk kepentingan pribadi, menyalahgunakan pemeliharaan Tuhan, dan
memperoleh apa yang diinginkan dengan menyembah iblis sebagai gantinya.
Pancinglah dari anak contoh-contoh ketiga pencobaan itu dalam konteks dunia
anak. Misal : sebagai ketua kelas menggunakan kesempatan untuk keuntungan
sendiri,
d. Bagaimana cara Yesus memenangkan setiap pencobaan yang dia alami? (Jawab:
dengan berpedoman pada firman Tuhan yang dipahamiNya dengan sungguh-
sungguh, sehingga Ia tidak terkecoh pada cara iblis yang juga mengutip firman
Tuhan.)
3. Simpulkan bersama anak-anak bahwa setiap orang pasti akan mengalami pencobaan,
namun kita dapat memenangkan pencobaan itu bila kita terus mendalami firman Tuhan
dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian sudah selayaknya kita terus menekuni firman
Tuhan sepanjang hidup kita.

PENERAPAN
1. Tanyakan pada anak, pencobaan apa yang paling sering mereka alami: apakah godaan
untuk main game terus-menerus, berbelanja, menyontek, tidak mau bekerja keras (mau
gampangnya saja), kebut-kebutan, atau yang lain. Sadarkan anak, bahwa iblis mencobai
anak dengan memanfaatkan titik lemah mereka. (Tunjukkan kembali kisah Yesus yang titik
lemahnya saat itu adalah kelaparan.)
2. Seperti Yesus yang mengalahkan setiap pencobaan dengan berpegang pada kebenaran
firman Tuhan, minta anak untuk memikirkan kebenaran firman Tuhan yang dapat mereka
manfaatkan untuk melawan godaan, dan mempertahankan kesetiaan mereka pada Tuhan.
Gunakan 3 firman yang tercantum pada Ayat Hafalan, atau ayat lain, apabila anak dapat
menemukannya.
3. Sediakan kertas kardus dan kertas warna sesuai kebutuhan. Minta mereka membuat hasta
karya berupa senjata berdasar Efesus 6:13-18 yang relevan dengan pencobaan yang paling
sering mereka alami.
4. Minta anak menuliskan ayat hapalan pada gambar senjata yang mereka buat.

26
2 FEBRUARI 2020 YOHANES 1:35-42

Setiap kita pasti mengenal Yesus, dan cara kita mengenal-Nya bermacam-
macam. Ada yang dikenalkan orang tua, ada yang mengenal dari teman, ada
yang mengenal dari buku, dan lain-lain. Begitu juga pada jaman sebelum
Yesus berkarya, ada orang yang bertugas untuk mengenalkan nama-Nya
kepada orang banyak, orang itu adalah Yohanes Pembaptis.
Melalui pelajaran hari ini anak belajar untuk menjadi taat dan setia dalam
mengenalkan nama Yesus kepada orang-orang di sekitarnya.

PENJELASAN BAHAN:
1. Pada ayat 35 disebutkan nama Yohanes. Yohanes yang dimaksudkan di sini adalah Yohanes
Pembaptis. Yohanes Pembaptis dikenal sebagai pembuka jalan kedatangan Tuhan Yesus
Kristus ke dunia. Ia dikenal kerap membaptis orang dan melakukan pengajaran-pengajaran.
Inti dari pengajaran Yohanes Pembaptis adalah mengenai kedatangan Yesus yang sering ia
sebut sebagai Anak Domba Allah (Yoh. 1:29, 36).
2. Sebagai seorang pembaptis dan pengajar, Yohanes Pembaptis memiliki murid-murid yang
setia. Hal yang luar biasa dari seorang Yohanes Pembaptis adalah kesetiaan dan
ketaatannya untuk terus memperkenalkan kedatangan Sang Anak Domba Allah, dan ia
menanamkan dengan baik tentang Yesus tersebut kepada para muridnya. Hal ini dibuktikan
ketika Yesus sungguh hadir di tengah-tengah mereka. Ketika Yohanes mengatakan kepada
dua murid yang sedang mengikutinya bahwa Anak Domba Allah ada di hadapan mereka,
kedua murid pun langsung pergi mengikuti Yesus. Sikap kedua murid ini dimungkinkan
terjadi ketika Yohanes Pembaptis sudah mengenalkan dengan baik siapa Yesus ini kepada
para muridnya. Kedua murid tersebut tidak perlu bertanya lagi kepada Yohanes tentang
siapa Yesus ini. Mereka percaya kepada Yohanes dan langsung memilih mengikut Yesus.
Kedua murid ini kemudian dikenal sebagai Andreas dan Simon Petrus, dua orang
bersaudara (ay. 40). Kesetiaan dan ketaatan Yohanes diikuti oleh dua orang murid tersebut
yang membuat kemudian keduanya diundang oleh Yesus sendiri untuk menjadi murid-Nya.
3. Ketaatan Yohanes Pembaptis kepada Allah, membawanya dengan setia melakukan tugas
dan tanggungjawabnya untuk memperkenalkan siapa Yesus kepada orang-orang di
sekitarnya. Diundangnya Andreas dan Simon Petrus menjadi murid Yesus, memungkinkan
terjadi karena mereka telah mengenal dengan baik siapa Yesus itu melalui Yohanes
Pembaptis. Kita pun diundang juga untuk memperkenalkan siapa Yesus itu kepada orang-
orang di sekitar kita dengan berbagai macam cara, dan itu membutuhkan ketaatan dan
kesetiaan kita untuk melakukan pekerjaan bagi Allah.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia 1. Yesus Itulah Satu-satunya
berkata: “Lihatlah Anak Domba Allah!” 2. Ada Satu Sobatku
Yohanes 1:36 3. Kasih Yesus Sungguh Indah

27
ALAT PERAGA
1. Gambar Yohanes Pembaptis yang sedang membaptis orang banyak
2. Gambar Yohanes Pembaptis dan dua muridnya bertemu Yesus
3. Tulisan ‘Ayo Kenal Yesus!’

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak apakah mereka mengenal teman di samping mereka
2. Tanyakan pada anak bagaimana mereka mengenal teman mereka (dari sekolah/ tetangga/
kerabat)
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan berkenalan dengan tokoh yang
istimewa.

POKOK PELAJARAN
Adik-adik, adakah yang bisa menebak siapakah tokoh istimewa itu? Tokoh ini adalah
seseorang yang hebat, Ia dapat menyembuhkan orang sakit, Ia juga dapat meredakan angina
yang sangat kencang, whuss.. whusss.. Siapakah Dia? Betul, Dia adalah Tuhan Yesus. Darimana
ya kita mengenal Tuhan Yesus? Dalam Alkitab ada seorang yang mengenalkan Yesus, apakah
adik-adik tahu siapa orang itu? Namanya adalah Yohanes Pembaptis. Namanya begitu karena ia
memiliki tugas pelayanan untuk membaptis orang-orang dan mengajarkan kepada mereka
tentang Yesus (tunjukkan peraga 1). Yohanes Pembaptis melakukan tugasnya itu dengan taat
dan setia.
Buah dari ketaatan dan kesetiaan Yohanes mengenalkan kepada orang tentang Yesus
adalah mereka jadi mengikut Yesus. Seperti yang terjadi pada dua orang murid Yohanes yang
bernama Andreas dan Simon Petrus, dua orang bersaudara. Begitu melihat Yesus untuk
pertama kalinya, mereka langsung mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya. Mereka tahu bahwa
Yesus inilah yang diceritakan oleh Yohanes Pembaptis. Ia yang berkuasa atas dunia ini.
Adik-adik, mari kita belajar dari Bapak Yohanes, kita mau mengenalkan Tuhan Yesus
kepada teman-teman kita. Kita dapat mengenalkan Tuhan Yesus dengan mengajak papa, mama
atau kakak untuk berdoa bersama. Kita mengajak teman yang sudah lama tidak sekolah
minggu untuk kembali dating sekolah minggu.

PENERAPAN
1. Siapkan Alat Peraga 1
2. Ajak anak menghubungkan garis-garis sesuai nomor
3. Ajak anak mewarnai gambar tersebut

28
ALAT PERAGA
1. Gambar Yohanes Pembaptis yang sedang membaptis orang banyak
2. Gambar Yohanes Pembaptis dan dua muridnya bertemu Yesus
3. Gambar Yesus dan dua orang murid dari Yohanes Pembaptis

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak apakah mereka mengenal nama Yesus
2. Tanyakan pada anak dari siapa mereka mengenal nama Yesus
3. Tanyakan pada anak apa mereka tahu sebutan-sebutan untuk Yesus

POKOK PELAJARAN
Adik-adik, kita tahu bahwa Tuhan Yesus kita adalah hebat. Ia datang ke dunia untuk
menyelamatkan kita umat manusia dari dosa. Tapi tahukan kalian bahwa sebelum Yesus
sebelum Yesus lahir, ada seseorang yang lahir lebih dulu daripada Yesus, dan kemudian orang
itu juga menjadi pembuka jalan bagi orang-orang di sekitarnya untuk mengenal Yesus.
Siapakah dia? Perkenalkan adik-adik, namanya adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes anak
dari Imam Zakharia dan ibu Elisabet. Yohanes dilahirkan dengan tujuan untuk mengajarkan
kepada orang banyak tentang siapa itu Yesus. Yohanes mengenalkan kepada orang-orang
supaya suatu waktu saat mereka sendiri bertemu dengan Yesus, mereka sudah tahu siapa
Yesus itu. Mengapa Yohanes disebut Yohanes Pembaptis? Karena Yohanes melakukan
pembaptisan kepada orang-orang yang memilih untuk menjalani hidup baru bersama dengan
Yesus, yang disebut Yohanes sebagai Anak Domba Allah (tunjukkan peraga 1). Yohanes
membaptis mereka di Sungai Yordan.
Pada suatu hari, ketika Yesus ada di hadapan Yohanes, Yohanes mengatakan kepada dua
muridnya, “Lihatlah Dia, Yesus, Sang Anak Domba Allah” (tunjukkan peraga 2). Tanpa bertanya
apa-apa lagi, kedua murid itupun segera mengikuti Yesus. Mereka sudah tahu pasti bahwa
Orang yang mereka ikuti tersebut adalah yang selama ini Yohanes perkenalkan kepada mereka.
Dan akhirnya Yesus pun memanggil dua orang murid tersebut yang bernama Andrean dan
Simon Petrus untuk menjadi murid-Nya (tunjukkan peraga 3).
Adik-adik, mengapa Andreas dan Simon Petrus bisa begitu saja mengikuti Yesus padahal
mereka baru pertama kali bertemu, jawabannya adalah karena Yohanes dengan taat dan setia
memperkenalkan tentang Yesus kepada orang-orang. Ketaatan dan kesetiaan Yohanes pada
tugasnya tersebut, membawa orang-orang untuk semakin mengenal Yesus bahkan menjadi
pengikut-Nya. Apa yang Yohanes lakukan ini sangat mulia. Yuk, kita sama-sama meneladani
Bapak Yohanes dengan memperkenalkan Tuhan Yesus kepada keluarga atau teman-teman kita.
Kita dapat memulai dengan mengajak papa, mama, opa atau oma untuk berdoa bersama,
mengajak teman yang sudah lama tidak ke gereja untuk bisa kembali ke gereja.

PENERAPAN
1. Siapkan alat peraga 2
2. Ajak anak mewarnai gambar tersebut sesuai dengan warna dan nomor yang sudah
ditentukan

29
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak apakah mereka mengenal siapa itu Yohanes Pembaptis
2. Tanyakan pada anak apakah tugas Yohanes Pembaptis
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan melihat betapa pentingnya tugas
Yohanes Pembaptis.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Yohanes 1:35-42
2. Sampaikan pada anak bahwa Yohanes Pembaptis dikenal sebagai pembuka jalan
kedatangan Yesus ke dunia
3. Sampaikan pada anak bahwa Yohanes Pembaptis membaptis orang yang ingin mengenal
Mesias, dan mengajarkan tentang Sang Anak Domba Allah
4. Tekankan pada anak bahwa Yohanes Pembaptis melakukan tugas pengajaran tentang
Yesus dengan taat dan setia, sampai orang banyak sungguh-sungguh memahami Sang
Mesias
5. Sampaikan pada anak bahwa pengajaran Yohanes Pembaptis berhasil ketika dua orang
muridnya memilih untuk mengikut Yesus saat mereka melihat Yesus pertama kali. Yohanes
berhasil membuat kedua murid-Nya mengenal dan mengikut Yesus.

PENERAPAN
1. Siapkan lembar penerapan dan beberapa pensil warna atau krayon, atau pewarna lainnya.
2. Ajak anak untuk memberikan warna pada tulisan tersebut.
3. Anak dapat membagikan gambar yang sudah diberi warna kepada temannya, atau dapat
mengambil gambar dan mengunggahnya di media sosial anak.

30
9 FEBRUARI 2020 LUKAS 4:16-31

Membaca dan merenungkan Firman Tuhan adalah salah satu hal penting
yang harus orang percaya lakukan. Namun Firman Tuhan ini sebaiknya tidak
hanya kita simpan untuk diri kita sendiri saja. Allah ingin kita membagikannya
kepada orang-orang di sekitar kita sama seperti Yesus yang pantang
menyerah mewartakan Firman di mana pun Dia berada.
Melalui pelajaran hari ini anak belajar untuk taat dan pantang menyerah
memberitakan firman.

PENJELASAN BAHAN:
1. Teks ini menceritakan bagian dari karya Yesus di Galilea, di mana Ia kembali ke kampung
halaman tempat Ia dibesarkan, yakni Nazaret. Yesus datang di hari Sabat. Sabat adalah hari
ketujuh dalam satu pekan. Di hari ini orang-orang Yahudi beristirahat, sama seperti Allah yg
beristirahat pada hari ketujuh setelah melakukan penciptaan dunia. Di hari Sabat ini
biasanya orang-orang Yahudi pergi ke rumah ibadat yang disebut Sinagoga untuk
beribadah. Salah satu bagian dalam ibadah orang Yahudi adalah pembacaan Alkitab seperti
yang disebutkan pada ayat ke 16. Alkitab yang dimaksud di sini adalah kitab orang Yahudi
atau Taurat, atau sekarang kita sebut dengan Perjanjian Lama.
2. Di dalam sinagoge Yesus melakukan pembacaan kitab yang merupakan ayat atau nas dari
perkataan nabi Yesaya (dalam Perjanjian Lama kita dapat menemukan ayat ini di kitab
Yesaya 61:1-2). Setelah membaca nas yang tertulis dalam bentuk gulungan kitab tersebut,
Yesus menyerahkannya kepada pejabat sinagoge dan Ia memulai pengajaran-Nya. Awal
mulanya orang-orang menyukai apa yang Yesus ajarkan. Akan tetapi ketenangan mereka
mulai terganggu setelah salah seorang dari mereka menyinggung asal-usul Yesus yang
merupakan anak Yusuf si tukang kayu. Yesus merespons dengan memberikan pengajaran
yang tegas kepada jemaat di Nazaret tersebut. Yesus menyadari bahwa nabi seringkali
tidak dihargai di tempat asalnya, dan mereka justru dipakai di kota atau malah bangsa
lainnya. Yesus memberikan contoh nabi Elia dan Elisa. Elia tidak berkarya bagi janda-janda
di Israel. Ia malah menunjukkan kuasa Allah bagi seorang janda di Sarfat, di tanah Sidon
(Fenisia, Lebanon). Sementara Elisa tidak mentahirkan orang Israel yang sakit kusta, ia
justru menyembuhkan Naaman yang merupakan panglima dari Siria (sekarang Suriah).
Contoh-contoh ini membuat orang Nazaret di sinagoge itu murka. Mereka pun mengusir
Yesus.
3. Sebelum Yesus mulai membaca kitab dan mengajar di sinagoge pada hari Sabat itu, tentu Ia
sudah tahu apa yang akan terjadi terhadap-Nya dari perlakukan orang-orang Nazaret di
sana. Meskipun tahu akan ditolak, Yesus tetap taat dan setia melakukan pemberitaan
firman. Risiko yang menghadang tidak menyurutkan-Nya untuk memberitakan hal-hal yang
harus diketahui orang-orang di sana. Ia bahkan melanjutkan pemberitaan Firman ke kota
berikutnya (ay. 31). Sikap seperti inilah yang harusnya menjadi teladan bagi kita, yakni
pantang menyerah dalam pemberitaan firman.

31
AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG
Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil 1. Firman Tuhan Ada Di Hatiku
kepada segala makhluk. 2. Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku
Markus 16:15b 3. Tabur Firman-Mu

ALAT PERAGA
1. Gambar sinagoge
2. Gambar Yesus membaca gulungan kitab
3. Gambar Yesus melewati banyak orang

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak siapa saja yang sudah bisa membaca
2. Tanyakan pada anak siapa yang sudah mulai membaca Alkitab
3. Tanyakan pada anak cerita Alkitab apakah yang menjadi favorit mereka
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar tentang seseorang yang pantang
menyerah memberitakan Firman Tuhan

POKOK PELAJARAN
Anak-anak, kita semua tentu mengenal Tuhan Yesus. Sebelum Yesus mulai berkeliling ke
kota-kota, ada sebuah kampung halaman tempat Yesus dibesarkan, namanya kampung
Nazaret. Pada suatu hari di hari Minggu, atau hari Sabat disebutnya, Yesus datang ke kampung
halaman-Nya yang bernama Nazaret tersebut dan masuk ke sebuah rumah ibadah yang disebut
dengan sinagoge atau rumah ibadah orang Yahudi (tunjukkan peraga 1). Di dalam sinagoge
tersebut, sama seperti kita saat ini, orang-orang mendengarkan pembacaan Firman Tuhan dan
mendengarkan pengajaran atau khotbah atau penjelasan cerita Alkitab.
Pada saat Yesus masuk ke dalam sinagoge itu, Ia membuka Alkitab dalam bentuk gulungan
tua dan membacakan ayat nas dari Yesaya (tunjukkan peraga 2). Setelah membacakan ayat
tersebut Yesus melakukan pengajaran kepada orang-orang Nazaret di sinagoge itu. Tiba-tiba
terdengar ada seorang yang menyinggung asal-usul Yesus. Orang itu menganggap Yesus
hanya anak tukang kayu dan tidak seharusnya Ia membacakan kitab dan mengajar. Meskipun
ada orang yang berbuat demikian, Yesus tetap menyampaikan Firman. Bahkan ketika Ia diusir
dari sinagoge itu (tunjukkan peraga 3), Ia tetap berjalan ke kota berikutnya untuk kembali
membagikan Firman Tuhan.
Anak-anak, Yesus tahu saat Ia datang ke kota-Nya, Ia akan ditolak. Namun Yesus pantang
menyerah dan tetap menceritakan Firman Tuhan kepada orang banyak. Seperti itu juga
seharusnya kita sebagai anak Tuhan, pantang menyerah untuk menceritakan tentang Alkitab.

PENERAPAN
1. Sediakan gambar Alkitab besar, salib kecil dan hati, lem dan pensil warna
2. Ajak anak menempelkan gambar hati di tengah gambar salib, kemudian menempelkan
gambar salib tersebut pada gambar Alkitab

32
3. Sampaikan kepada anak bahwa aktivitas ini menjadi pengingat bagi anak untuk
menyampaikan Firman Tuhan.

ALAT PERAGA
1. Gambar sinagoge
2. Gambar Yesus membaca gulungan kitab
3. Gambar Yesus melewati banyak orang

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak siapa yang sudah mulai rutin/rajin membaca Alkitab di rumah
2. Tanyakan pada anak pernahkah mereka menceritakan cerita-cerita di Alkitab kepada
orang-orang di sekitarnya
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar tentang seseorang yang pantang
menyerah memberitakan Firman Tuhan

POKOK PELAJARAN
Anak-anak, pada suatu hari di hari Sabat, atau sekarang kita mengenalnya dengan hari
Minggu, Yesus datang ke kampung halaman-Nya , Nazaret, Ia memasuki sebuah rumah ibadah
di sana yang disebut dengan sinagoge. Sinagoga adalah rumah ibadah orang Yahudi. Di dalam
rumah ibadah itu, Yesus membuka sebuah gulungan kitab dan mulai membacanya. Ayat yang
Yesus baca adalah Yesaya 61:1-2. Setelah membaca gulungan kitab itu dan mengembalikannya
kepada petugas di sinagoge, Yesus mulai berkhotbah atau mengajar orang-orang Nazaret di
dalam sinagoge tersebut.
Pada saat Yesus berkhotbah, salah seorang dari mereka mengatakan sesuatu tentang asal-
usul Yesus. Orang itu mengatakan bukankah Yesus adalah anak Yusuf si tukang kayu.
Pernyataan itu sesungguhnya mau menunjukkan status sosial Yesus yang hanya anak tukang
kayu tidak mungkin bisa mengajar di dalam Bait Allah. Yesus mendengar hal itu dan justru
mengatakan contoh riil dari Elia dan Elisa yang dipakai Tuhan bukan untuk bangsanya Israel,
melainkan untuk bangsa lain, yaitu Sidon dan Siria.
Mendengar perkataan Yesus itu, orang-orang di sinagoge marah, dan mengusir Yesus dari
kampung Nazaret (tunjukkan peraga 3). Bagi Yesus, tidak masalah bagi-Nya apabila Ia diusir.
Maka Ia pun tetap melanjutkan pekerjaan pemberitaan Firman di tempat berikutnya.
Anak-anak, sebagai anak Tuhan seharusnya kita berbuat demikian juga, pantang menyerah
dalam pemberitaan Firman. Itulah yang Tuhan kehendaki kita lakukan. Amin.

PENERAPAN
1. Sediakan kertas samson (atau jenis kertas lain yang berwarna
coklat), lem, spidol hitam, dan tali atau pita warna hitam
untuk membuat contoh gulungan kitab (scroll).
2. Ajak anak menuliskan ayat hafalan hari ini di permukaan
kertas samson di bagian tengah kertas tersebut. Hias atau
gulung bagian atas dan bawah kertas tersebut.
3. Pasang tali atau pita warna hitam di bagian atas kertas
sebagai gantungan

33
PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak, sudahkah mereka memiliki waktu pribadi untuk membaca Alkitab?
Minta anak untuk membagikan pengalamannya, baik yang sudah rutin membaca Alkitab
maupun yang belum (GSM menyimak apa yang disampaikan oleh anak tanpa memberikan
komentar)
2. Tanyakan kepada anak, apa yang menjadi tantangan untuk membaca Alkitab setiap hari?
3. Tanyakan kepada anak, adakah dari antara mereka yang pernah membagikan cuplikan ayat
Alkitab atau renungan harian kepada orang lain? Jika ada, tanyakan bagaimana perasaan
dan pengalaman anak.
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar sikap Yesus dalam hal
pemberitaan Firman

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 4:16-31
2. Sampaikan pada anak bahwa Yesus datang kembali ke kampung halaman tempat Ia
dibesarkan
3. Sampaikan pada anak Yesus membaca gulungan nas Yesaya di rumah ibadah sinagoge, dan
melanjutkannya dengan pengajaran
4. Sampaikan pada anak bahwa pada awalnya orang-orang mendengarkan dengan baik
pengajaran Yesus, namun mereka berubah menjadi meremehkan Yesus saat salah seorang
dari mereka menyinggung asal-usul Yesus yang bagi mereka hanya anak tukang kayu
terlalu berani mengajar di rumah ibadah (sampaikan penjelasan bahan no 2).
5. Sampaikan pada anak bahwa meskipun Ia diusir di kampung halaman-Nya, Yesus tetap
pantang menyerah mewartakan Firman dengan datang ke kota berikutnya

PENERAPAN
1. Ajak anak untuk mengeluarkan telepon genggam mereka
2. Ajak anak untuk membuka aplikasi Note dan menuliskan ayat hafalan mereka hari ini
3. Ajak anak untuk membagikan ayat emas tersebut melalui aplikasi pengirim pesan di telepon
genggam kepada orang-orang terdekat mereka
4. Ajak anak melakukan ini setiap hari dengan memakai ayat-ayat emas lainnya

34
16 FEBRUARI 2020 MATIUS 22:34-40

Kita sering mendengar jika kasih adalah ciri utama orang Kristen. Akan tetapi
sudahkah kita melakukan kasih tersebut dengan taat setiap hari setiap waktu
dan kepada siapa saja yang sudah kita temui? Hukum Kasih kembali
mengingatkan kita akan panggilan untuk mengasihi.
Melalui pelajaran hari ini anak belajar untuk melakukan kasih dengan taat
dan setia dalam kehidupan mereka sehari-hari.

PENJELASAN BAHAN:
1. Matius 22:34-40 kita kenal sebagai Hukum Kasih. Hukum Kasih ini menjadi pegangan utama
bagi kita semua orang percaya karena merupakan inti dari pengajaran Tuhan Yesus Kristus.
2. Disebutkan pada ayat 34 ada orang Farisi dan orang Saduki. Orang Farisi adalah mereka
yang mengabdikan dirinya untuk mempelajari secara mendalam Kitab Taurat. Sementara
orang Saduki adalah sekelompok orang Yahudi yang hidup dalam strata sosial yang tinggi,
atau dapat dikatakan memiliki kehidupan yang makmur dan sejahtera. Keduanya, orang
Farisi dan orang Saduki, cenderung hidup berkelompok dan menutup diri. Dalam teks ini,
orang Farisi yang adalah seorang ahli Taurat mencoba untuk menguji Yesus, karena mereka
penasaran bagaimana Yesus bisa membuat orang Saduki bungkam saat mereka mencoba
menguji Yesus di teks sebelumnya.
3. Hukum Kasih terdiri menjadi dua bagian. Pertama, kewajiban kita untuk mengasihi Allah,
dan ini merupakan hukum yang pertama dan yang terutama. Kedua, kewajiban kita untuk
mengasihi sesama, sebagaimana kita juga mengasihi diri kita sebagai hal yang berharga.
Kedua bagian ini harus dipegang teguh dan dilakukan oleh kita umat beriman.
4. Menjalankan Hukum Kasih sesungguhnya menunjukkan bagaimana ketaatan kita kepada
Allah. Sebagai hukum yang terutama dalam kehidupan orang percaya, kita diuji apakah kita
bisa taat melakukan Hukum Kasih ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita berhasil
melakukannya, maka kita adalah umat yang taat dan setia kepada Tuhan Allah kita.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu 1. K A S I H
iman, pengharapan dan kasih, dan yang 2. Kasih Pasti Lemah Lembut
paling besar di antaranya ialah kasih.
3. B’rikanku Hati
1 Korintus 13:13

35
ALAT PERAGA
1. Gambar orang berdoa
2. Gambar orang memberikan roti kepada orang lain

PEMBUKAAN
1. Tuliskan di papan tulis/kertas: K A S I H
2. Ajak anak-anak untuk mengeja dan membaca kata tersebut

POKOK PELAJARAN
Anak-anak, kita ini adalah orang Kristen atau kadang kita disebut sebagai orang percaya.
Sebagai orang Kristen, kita memiliki hukum/perintah yang sangat penting dan harus kita belajar
untuk melakukannya. Hukum/perintah ini disebutkan oleh Tuhan Yesus sendiri di kitab Matius.
Pada waktu itu Ia diuji oleh orang-orang Farisi atau para ahli Taurat. Yesus diuji/dites apakah Ia
sungguh-sungguh hafal dan mengerti isi dari Kitab Taurat. Yesus mengetahui isi pikiran orang-
orang Farisi tersebut, dan Ia menyebutkan hukum/perintah yang utama bagi kita orang
percaya. Apa isi hukum/perintah tersebut?
Pertama, kita belajar mengasihi Allah. Itu adalah perintah yang pertama dan yang paling
utama (tunjukkan peraga 1). Bagaimana cara mengasihi Allah? Caranya adalah dengan kita rajin
berdoa, mengenal cerita-cerita Alkitab, menyanyikan lagu-lagu pujian bagi Allah, datang ke
Sekolah Minggu, dan lain sebagainya.
Kedua, kita belajar untuk mengasihi sesama kita. Itu adalah perintah yang kedua
(tunjukkan peraga 2). Bagaimana cara mengasihi sesama? Caranya adalah dengan membantu
orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan; membantu orang tua, kakak, adik,
teman, dan lain sebagainya.
Dengan kita melakukan Hukum Kasih atau perintah Tuhan tersebut, maka kita telah
menunjukkan ketaatan kita kepada Tuhan. Tuhan sangat senang melihat anak-anak yang taat
kepada-Nya. Maka, mari kita melakukan perintah Allah untuk mengasihi ini di kehidupan kita
sehari-hari.

PENERAPAN
1. Siapkan dua gambar hati, pembolong kertas, pita
kecil berukuran 10 cm.
2. Perbanyak gambar peraga dalam ukuran yang lebih
kecil (diameter 10 cm). Ajak anak menempelkan dua
gambar tersebut pada masing-masing hati.
3. Buatlah dua lubang pada tepi gambar hati, gunakan
pita untuk mengikat antar hati.
4. Sampaikan kembali kepada anak, bahwa mereka
diajak untuk mengasihi Allah dan sesama manusia.

36
ALAT PERAGA
1. Gambar orang berdoa
2. Gambar orang memberikan roti kepada orang lain

PEMBUKAAN
1. Tuliskan di papan tulis/kertas: K A S I H
2. Ajak anak-anak untuk mengeja dan membaca kata tersebut
3. Tanyakan pada anak apa arti dari kata Kasih tersebut

POKOK PELAJARAN
Anak-anak, tadi kita sudah mengeja bersama kata KASIH. Kasih seringkali kita gambarkan
dengan gambar hati/love. Kasih ini memiliki arti yang penting sekali bagi kita orang
Kristen/orang percaya. Di mana kita dapat menemukan perintah kasih ini di Alkitab?
Jawabannya adalah di Matius 22:34-40.
Pada waktu itu Yesus sedang diuji oleh orang Farisi dan orang Saduki. Ujian pertama,
orang Saduki menguji Yesus tentang kebangkitan. Namun jawaban Yesus berhasil membuat
orang-orang Saduki diam. Kedua, orang Farisi atau kita mengenalnya sebagai ahli (kitab)
Taurat, juga mencoba menguji Yesus tentang hukum di Kitab Taurat. Yesus mengetahui niat
mereka untuk menyudutkan Yesus. Maka ketika mereka bertanya hukum manakah yang paling
utama dalam Taurat, Yesus menjawab “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (tunjukkan peraga 2, ajak anak
membaca bersama secara perlahan). Karena memang mengasihi dan taat kepada Allah adalah
inti utama dari Kitab Taurat. Setelah itu Yesus menyebutkan hukum terpenting yang kedua,
yaitu “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (tunjukkan peraga 3, ajak anak untuk
membaca bersama secara perlahan).
Dua perintah inilah yang utama dan harus kita lakukan sebagai orang Kristen/orang
percaya; mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Bagaimana cara melakukannya? Mengasihi
Tuhan dapat kita tunjukkan dengan rajin berdoa, membaca Firman, datang ke Sekolah
Minggu/ke gereja (tunjukkan peraga 1). Lalu, mengasihi sesama dapat kita tunjukkan dengan
cara membantu orang tua, menolong teman yang kesulitan, dan lain sebagainya (tunjukkan
peraga 2). Kalau kita sudah mengetahui hukum yang utama dalam hidup kita sebagai orang
Kristen, yuk, kita mulai lakukan dalam hidup kita sehari-hari.

PENERAPAN
1. Siapkan dua gambar hati, pembolong kertas, pita kecil berukuran 10 cm
2. Perbanyak gambar peraga dan cetak dalam ukuran yang lebih kecil (diameter 10 cm)
3. Ajak anak menempelkan dua gambar (gambar orang berdoa & memberikan roti)
peraga pada masing-masing hati
4. Buatlah dua lubang pada tepi gambar hati, gunakan pita untuk mengikat antar hati
5. Sampaikan kembali kepada anak, bahwa mereka diajak untuk mengasihi Allah dan sesama
manusia

37
PEMBUKAAN
1. Bagikan kertas dan alat tulis ke anak-anak
2. Ajak anak untuk membuat list/daftar sikap yang menunjukkan mereka mengasihi Allah
(tuliskan minimal 5)
3. Ajak anak untuk membuat list/daftar sikap yang menunjukkan mereka mengasihi sesama
(tuliskan minimal 5)
4. Tanyakan pada anak apakah mereka tahu kedua daftar tersebut merujuk pada hal apa di
Alkitab (untuk menguji apakah mereka mengetahui dan memahami Hukum Kasih)
5. Minta anak untuk menyimpan sementara daftar tersebut

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Matius 22:34-40
2. Sampaikan dan tekankan kepada anak bahwa ayat tersebut memuat hukum yang paling
penting bagi orang Kristen/orang percaya, yaitu Hukum Kasih.
3. Ceritakan bagaimana orang Farisi/ahli Taurat menguji Yesus tentang Kitab Taurat, dan
membuat Yesus menyebutkan dua hal penting yang kemudian dikenal sebagai Hukum
Kasih
4. Tekankan mengasihi Allah adalah sebagai hukum yang pertama dan terutama
5. Tekankan mengasihi manusia adalah sebagai hukum yang kedua, yang harus juga dilakukan
oleh orang percaya
6. Sampaikan kepada anak bahwa Hukum Kasih ini harus dilakukan oleh orang Kristen karena
menjadi perwujudan ketaatan orang percaya kepada Allah

PENERAPAN
1. Ajak anak melihat kembali daftar yang sudah mereka tulis tadi
2. Ajak anak menambah daftar sikap kasih tersebut jika mereka mengingat/menemukan sikap
lainnya
3. Ajak anak untuk memberikan tanda centang (atau diberi garis/pewarna) pada daftar yang
sudah mereka lakukan dengan taat/secara rutin
4. Ajak anak membuat Awan Kasih, dengan bahan kertas gambar, benang wol, lem pensil
warna.
Cara membuat:
a. Buat dan gunting satu bentuk awan besar dan tuliskan Kasih di tengah awan tersebut
b. Buat dan gunting beberapa bentuk hati dan awan dengan ukuran yang lebih kecil,
tuliskan di setiap hati dan awan tersebut masing-masing daftar sikap yang sudah anak-
anak tulis). Hati untuk sikap yang merupakan perwujudan dari mengasihi Allah, dan
awan untuk sikap yang merupakan perwujudan dari tindakan mengasihi sesama.
c. Tempelkan gambar hati dan awan kecil pada gambar awan besar
d. Ajak anak untuk mengisi bagian kosong di gambar awan besar dengan benang wol
e. Hasil karya ini dapat dipajang oleh anak sebagai pengingat untuk senantiasa mengasihi
Allah dan sesama

38
23 FEBRUARI 2019 LUKAS 8 : 4-15

Hidup manusia memiliki banyak tantangan dalam memberlakukan firman


Tuhan. Tantangan itu bisa berasal dari luar diri maupun dari dalam diri
bahkan juga dari lingkungan di sekitar. Setiap orang perlu memroses diri
untuk siap menjadi tempat dimana benih firman bertumbuh dan
menghasilkan buah. Perumpamaan seorang penabur menjadi gambaran yang
lengkap tentang hal ini.
Melalui pelajaran hari ini anak mau menjadi seperti tanah yang subur
bagi bersemainya benih Firman Tuhan.

PENJELASAN BAHAN
1. Perikop ini didahului dengan pelayanan dari kota ke kota dan dari desa ke desa untuk
memberitakan injil. Berarti sudah banyak orang yang mendengar tentang pengajaran Yesus.
Pelayanan-Nya didukung juga oleh perempuan-perempuan yang kaya. Pada bacaan kita
ditunjukkan bahwa banyak orang yang mendatangi Yesus untuk mendengar lebih banyak
lagi tentang pengajaran Yesus. Kali ini Yesus mengunakan perumpamaan untuk
menegaskan pengajaran-Nya.
2. Perumpamaan tentang penabur sudah banyak dikenal oleh orang percaya. Pada bagian ini
berbagai simbol dipakai Yesus untuk mengajar orang banyak tentang pentingnya
melakukan firman Tuhan dalam kehidupan ini. Penabur yang menabur benih adalah Tuhan
sendiri yang menaburkan firman yang disimbolkan dengan benih. Benih yang ditaburkan
tidak semuanya jatuh di tanah yang subur sehingga bisa menghasilkan buah yang berguna
bagi banyak orang.
3. Ada tiga tempat yang digambarkan Yesus sebagai tempat yang salah bagi jatuhnya benih
itu. Tiga tempat tersebut adalah di pinggir jalan, di bebatuan dan di semak-semak. Masing-
masing tempat memiliki tantangan masing-masing bagi si benih untuk bisa tumbuh. Benih
yang jatuh di pinggir jalan akan segera lenyap karena dimakan burung, benih yang jatuh di
bebatuan segera mati karena hanya sedikit tanah yang menopang akarnya dan benih yang
jatuh di semak segera mati karena kalah terhadap himpitan pertumbuhan semak yang
secara alami punya kekuatan tumbuh yang lebih kuat. Benih pertama menggambarkan
bagaimana si jahat punya kuasa mengambil firman dari hidup orang percaya. Benih kedua
merupakan gambaran orang yang memiliki firman hanya di permukaan saja dan segera
padam ketika pencobaan datang. Benih ketiga menjadi gambaran firman yang dikalahkan
oleh himpitan kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup. Pada dasarnya ketiga benih ini
punya kesamaan yaitu ceteknya akar yang menopang hidup tanaman yang bertumbuh.
4. Benih keempat menjadi gambaran ideal bagi orang percaya dalam menerima Firman Tuhan.
Benih ini mendapat tempat yang baik bagi akar untuk kuat menopang tanaman yang
diatasnya sehingga bisa menghasilkan buah seratus kali lipat. Hal ini merupakan gambaran
orang percaya yang dengan sungguh hati menerima firman, menyimpan dalam hati,
merenungkannya siang dan malam, bahkan dengan ketekunan menerapkan firman itu
dalam hidup keseharian sehingga buah yang dihasilkan menjadi berkat bagi banyak orang.

39
5. Dalam realita kehidupan kita perlu terus melihat bahwa si jahat selalu berusaha merebut
firman Tuhan dari hidup kita. Hal ini menjadi bagian kita untuk terus waspada dengan
segala trik yang digunakannya. Di sisi lain, ceteknya nilai hidup yang kita miliki juga bisa
membuat firman itu kurang mendapat dukungan untuk berkembang dalam diri kita, dalam
hal ini kita perlu terus bertumbuh dalam pengenalan akan kasih Tuhan. Hal berikutnya yang
menjadi tantangan kita adalah permasalahan kehidupan, tiga masalah yang disebut adalah
kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup. Kekuatiran bisa menjauhkan kita dari
keberserahan diri pada Tuhan, kekayaan bisa seolah-olah membuat kita bisa memiliki
segala sesuatu di dunia ini tanpa Tuhan sementara kenikmatan hidup menjadi zona nyaman
yang enggan kita tinggalkan demi mengikut Tuhan. Sementara itu ada tuntutan besar
supaya Firman Tuhan bertumbuh dalam hati kita, ketulusan menerimanya dilanjutkan
dengan menyimpan dalam hati dan merenungkannya dan dilanjutkan dengan
melakukannya dengan tekun. Tentu perlu kesiapan hati untuk menjadi tanah yang subur
sehingga kita bisa menghasilkan buah seratus kali lipat.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah 1. Kisah Seorang Penabur
orang, yang setelah mendengar firman itu, 2. Baca Kitab Suci, Doa Tiap Hari
menyimpannya dalam hati yang baik dan
3. Adalah Seorang Menaburkan Benih
mengeluarkan buah dalam ketekunan.
(PKJ 226)
Lukas 8:15
4. Iblis itu Musuh Kita

ALAT PERAGA
1. Tanaman subur
2. Biji tanaman
3. Tanaman kering
4. Gambar seorang penabur

PEMBUKAAN
1. Tunjukkan kepada anak biji tanaman
2. Tanyakan pada anak apa yang sedang dipegang guru dan jelaskan jika anak tidak tahu apa
itu
3. Tunjukkan tanaman subur dan tanaman kering serta sampaikan kepada anak bahwa biji
tersebut bisa jadi tanaman subur atau tanaman kering.
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar bagaimana menjadikan tanaman
menjadi subur dan berbuah banyak

40
POKOK PELAJARAN
1. Ceritakan kisah berikut:
Anak-anak, Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya diikuti oleh banyak orang. Pengikut
yang terutama adalah para murid Tuhan Yesus sendiri. Selain itu ternyata ada juga banyak
orang lain, diantaranya adalah para perempuan yang mendukung pelayanan Tuhan Yesus.
Saat melihat orang banyak mengikutinya, Tuhan Yesus ingin mengajarkan sesuatu pada
mereka dan Tuhan Yesus menggunakan contoh yang dekat dengan mereka.
Tuhan Yesus menggunakan kisah seorang penabur yang sedang menaburkan benih.
Diantara benih yang ditaburkan itu ada yang jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di
bebatuan, ada yang jatuh di semak-semak dan tentu saja benih yang hendak ditanam itu
jatuh di tanah pertanian yang subur tempat petani hendak menanam. (tunjukkan gambar
peraga)
(Ajak anak menyanyi ‘Iblis itu Musuh Kita’) Nah anak-anak, benih yang jatuh di pinggir
jalan itu biasanya dimakan burung. Itu seperti firman Tuhan yang direbut oleh si iblis. Kita
menyanyi ‘Iblis itu musuh kita’ supaya kita selalu berusaha memegang Firman Tuhan
sebaik-baiknya.
Benih yang jatuh di batu-batu (tunjukkan di gambar) hanya mendapat sedikit tanah
untuk menumbuhkan akar sehingga ia hanya tumbuh sebentar dan tanamannya kemudian
mati. Itu seperti firman Tuhan yang didengarkan asal-asalan, hanya ingat sebentar saja lalu
lupa.
Benih yang jatuh di semak duri (tunjukkan gambar) tumbuh bersama dengan semak
duri. Semak-semak punya akar yang sangat kuat, tanpa ditanam saja dia bisa tumbuh.
Sementara benih yang baik perlu ditanam dan dirawat. Kalau keduanya tumbuh bersama
tentu tanaman yang tumbuh akan kalah kuat dengan semak duri hingga akhirnya tanaman
itupun mati. Hal itu seperti orang yang mendengar firman Tuhan tapi kemudian gampang
takut, gelisah, khawatir yang membuat firman Tuhan terlupakan.
Benih terakhir inilah yang paling diharapkan, dia jatuh di tanah yang subur (tunjukkan
gambar) sehingga tanaman mendapat makanan yang cukup sehingga bertambah besar dan
menghasilkan buah yang banyak. Petani tentu mengharapkan tanaman yang ditanamnya
menghasilkan buah yang banyak sehingga saat panen hasilnya berlimpah. Hal ini
menggambarkan kita yang mau mendengar firman, merenungkannya dan juga melakukan
firman Tuhan. Dimanapun kita berada kita senantiasa menjadi orang yang melakukan firman
Tuhan
2. Ajak anak menyanyi ‘Baca kitab suci, doa tiap hari’

PENERAPAN
1. Siapkan gelas plastik, kapas, air, dan biji kacang hijau secukupnya sesuai jumlah anak. Satu
anak bisa mendapat lebih dari satu kacang hijau.
2. Minta anak untuk membasahi kapas dan meletakkannya dalam gelas plastic, kemudian
menaruh biji di kapas tersebut.
3. Ajak anak untuk membawa pulang dan merawat biji tersebut. Ingatkan mereka bahwa
pertumbuhan biji itu seperti halnya pertumbuhan iman anak, jika benih firman tersebut
ditabur pada tanah yang subur. Jika perlu, ajak anak membawa tanaman yang sudah
mereka rawat dalam pertemuan sekolah minggu selanjutnya. Diskusikan dengan anak
tentang pengamatan mereka dan apa yang membuat biji tersebut tumbuh.
4. Ajak anak menyanyi lagi ‘Baca kitab suci, doa tiap hari’
5. Ajak anak terus berusaha menghasilkan buah yang baik dalam hidupnya

41
ALAT PERAGA
1. Biji tanaman
2. Gambar seorang penabur

PEMBUKAAN
1. Minta anak mencari di luar kelas tanaman yang subur dan tanaman yang mati. Tanaman
biar di tempatnya yang penting tahu lokasinya
2. Ajak kelas bersama-sama melihat tanaman yang subur dan yang mati tersebut kemudian
bahas bersama anak penyebabnya.
3. Tunjukkan kepada anak biji tanaman dan jelaskan bahwa biji tersebut bisa jadi tanaman
subur atau tanaman kering seperti yang mereka lihat.
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar bagaimana menjadikan tanaman
menjadi subur dan berbuah banyak

POKOK PELAJARAN
1. Ceritakan kisah berikut:
Anak-anak, Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya diikuti oleh banyak orang. Pengikut
yang terutama adalah para murid Tuhan Yesus sendiri. Selain itu ternyata ada juga banyak
orang lain, diantaranya adalah para perempuan yang mendukung pelayanan Tuhan Yesus.
Saat melihat orang banyak mengikutinya, Tuhan Yesus ingin mengajarkan sesuatu pada
mereka dan Tuhan Yesus menggunakan contoh yang dekat dengan mereka.
Tuhan Yesus menggunakan kisah seorang penabur yang sedang menaburkan benih.
Diantara benih yang ditaburkan itu ada yang jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di
bebatuan, ada yang jatuh di semak-semak dan tentu saja benih yang hendak ditanam itu
jatuh di tanah pertanian yang subur tempat petani hendak menanam. (tunjukkan gambar
peraga)
(Ajak anak menyanyi ‘Iblis itu Musuh Kita’) Nah anak-anak, benih yang jatuh di pinggir
jalan itu biasanya dimakan burung. Itu seperti firman Tuhan yang direbut oleh si iblis. Kita
menyanyi ‘Iblis itu musuh kita’ supaya kita selalu berusaha memegang Firman Tuhan
sebaik-baiknya.
Benih yang jatuh di batu-batu (tunjukkan di gambar) hanya mendapat sedikit tanah
untuk menumbuhkan akar sehingga ia hanya tumbuh sebentar dan tanamannya kemudian
mati. Itu seperti firman Tuhan yang didengarkan asal-asalan, hanya ingat sebentar saja lalu
lupa.
Benih yang jatuh di semak duri (tunjukkan gambar) tumbuh bersama dengan semak
duri. Semak-semak punya akar yang sangat kuat, tanpa ditanam saja dia bisa tumbuh.
Sementara benih yang baik perlu ditanam dan dirawat. Kalau keduanya tumbuh bersama
tentu tanaman yang tumbuh akan kalah kuat dengan semak duri hingga akhirnya tanaman
itupun mati. Hal itu seperti orang yang mendengar firman Tuhan tapi kemudian gampang
takut, gelisah, khawatir yang membuat firman Tuhan terlupakan.

42
Benih terakhir inilah yang paling diharapkan, dia jatuh di tanah yang subur (tunjukkan
gambar) sehingga tanaman mendapat makanan yang cukup sehingga bertambah besar dan
menghasilkan buah yang banyak. Petani tentu mengharapkan tanaman yang ditanamnya
menghasilkan buah yang banyak sehingga saat panen hasilnya berlimpah. Hal ini
menggambarkan kita yang mau mendengar firman, merenungkannya dan juga melakukan
firman Tuhan. Dimanapun kita berada kita senantiasa menjadi orang yang melakukan firman
Tuhan
2. Ajak anak menyanyi ‘Baca kitab suci, doa tiap hari’

PENERAPAN
1. Siapkan gelas plastik, kapas, air, dan biji kacang hijau secukupnya sesuai jumlah anak. Satu
anak bisa mendapat lebih dari satu kacang hijau.
2. Minta anak untuk membasahi kapas dan meletakkannya dalam gelas plastic, kemudian
menaruh biji di kapas tersebut.
3. Ajak anak untuk membawa pulang dan merawat biji tersebut. Ingatkan mereka bahwa
pertumbuhan biji itu seperti halnya pertumbuhan iman anak, jika benih firman tersebut
ditabur pada tanah yang subur. Jika perlu, ajak anak membawa tanaman yang sudah
mereka rawat dalam pertemuan sekolah minggu selanjutnya. Diskusikan dengan anak
tentang pengamatan mereka dan apa yang membuat biji tersebut tumbuh.
4. Ajak anak menyanyi lagi ‘Baca kitab suci, doa tiap hari’
5. Ajak anak terus berusaha menghasilkan buah yang baik dalam hidupnya

PEMBUKAAN
1. Buatlah sebuah bagan di depan kelas untuk menuliskan jawaban anak atas pertanya
berikut:
a) Hal-hal apa saja yang membuat tanaman tumbuh subur
b) Hal-hal apa yang membuat tanaman menjadi kering
c) Terima tanggapan anak tanpa menyalahkan
2. Sampaikan bahwa hari ini kita akan belajar menjadi tempat sehingga tanaman bisa tumbuh
subur.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 8:4-15.
2. Minta anak membuat kelompok masing-masing 3 orang dan menuliskan 4 cara biji jatuh
dan perkembangannya .
3. Minta anak menceritakan artinya dan membuat contoh masing-masing di dunia nyata saat
ini
4. Minta masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya.

43
PENERAPAN
1. Minta anak membuat karya yang menunjukkan bahwa dia mau menjadi seperti tanah yang
subur bagi tumbuhnya benih firman Tuhan (bisa berupa gambar, puisi, lagu, pantun dsb)
2. Ajak anak berdoa bergiliran, meminta Tuhan memberi kemampuan untuk mewujudkan
tekad mereka

44
1 MARET 2019 MARKUS 14:3-11

Respon merupakan tanggapan atau reaksi seseorang terhadap sesuatu


yang dialaminya. Kisah perempuan yang mengurapi Yesus di Betania
merupakan bentuk respon dari perempuan itu karena mengalami karya kasih
Tuhan Yesus. Ia rela menggunakan minyak wangi berharga mahal untuk
merespon ketaatan Tuhan Yesus di jalan keselamatan-Nya bagi dunia.
Rupanya sikap perempuan itu berkebalikan dengan Yudas Iskariot. Ia telah
melihat Tuhan Yesus dan karya-Nya. Namun ia seolah tidak merasakannya,
sehingga Yudas menyerahkan Dia kepada imam-imam kepala untuk
disalibkan. Kisah dalam Injil Markus 14:3-11 mengajak kita menghayati hal itu.
Melalui pelajaran ini anak diharap dapat memahami keteladanan dari
perempuan yang mengurapi Yesus dan mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

PENJELASAN BAHAN
1. Membaca kisah perempuan mengurapi kepala Yesus dalam Injil Markus 14:3-11 mesti
dikaitkan dengan rencana pembunuhan Yesus oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat
(Markus 14:1-2). Mereka berencana menangkap Yesus di waktu yang tepat yaitu bukan
pada saat perayaan (Paska) sebab hal itu akan menimbulkan keributan di antara rakyat.
2. Setelah menceritakan rencana imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, Injil Markus
menceritakan Yesus berada di Betania, di rumah Simon kusta. Beberapa penafsir menyebut
bahwa Simon yang pernah mengidap sakit kusta dan telah sembuh itu adalah seorang
Farisi. Rupanya Simon mengadakan pesta perjamuan dalam rangka menyambut
kedatangan Yesus di rumahnya.
3. Saat Yesus sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli
pualam berisi minyak. Injil Markus tidak menyebutkan identitas perempuan itu. Agar kita
dapat menemukan pesan dengan jelas, kita dapat membaca Injil Yohanes 12:1-8. Dari sana
dapat disimpulkan adanya kesamaan kisah. Bedanya, dalam Injil Yohanes disebutkan bahwa
peristiwa itu terjadi enam hari sebelum Paska dan Maria meminyaki kaki Yesus dan
menyeka dengan rambutnya. Sekalipun tampak terdapat beberapa perbedaan dalam
narasi, banyak penafsir menyebut peristiwa itu sama. Perbedaanya dalam kisah itu kecil.
Perbedaan antara kedua kisah tersebut sebagian besar merupakan rincian kisah. Dari
murid-murid yang bersungut-sungut, Yohanes menyebut hanya Yudas. Dalam Injil Yohanes,
yang diurapi bukan kepala melainkan kaki dan Maria mengelap dengan rabutnya. Namun,
mungkin saja keduanya yang diurapi (kepala dan kaki). Yang membuat kita benar-benar
yakin bahwa kedua kisah itu sama adalah penggambaran pada satu peristiwa (menjelang
penyaliban) yaitu perkataan Yesus mengenai orang miskin dan mengenai “hari
penguburan-Ku”.

45
4. Peristiwa pengurapan Yesus di Betania menjelaskan tentang dimulainya jalan penderitaan.
Apa makna berita dari kisah pengurapan di Betania ini? Terdapat dua pesan yang dapat
ditemukan. Pesan pertama adalah tindakan pengurapan pada Yesus untuk mempersiapkan
jalan derita-Nya. Ia taat dengan jalan yang harus dilalui-Nya. Di antara para pemimpin
agama yang bersiap untuk menangkap dan menyalibkan Yesus, terdapat seorang
perempuan yang mengurapi-Nya. Perempuan itu seolah siap menerima kenyataan kematian
Yesus dan membalasnya dengan cinta kasih. Cinta kasih perempuan itu diwujudkan dengan
membawa buli-buli (botol atau guci kecil yang dibuat dari kaca dengan harga mahal) berisi
minyak wangi berharga tinggi. Menurut catatan dalam Injil Yohanes 12:3 isi buli-buli itu satu
liter. Jumlah minyak wangi sejumlah itu sangatlah banyak. Wanita itu memecahkan leher
botolnya (padahal botolnya saja mahal) dan tidak hanya meneteskan minyak wangi pada
Yesus melainkan menggunakan seluruhnya. Dari sisi tindakan, perempuan itu tampak
melakukan pemborosan. Karena itu beberapa orang melampiaskan rasa jengkel pada
perempuan itu. Mereka menyampaikan bahwa minyak itu bisa diberikan untuk orang miskin.
Namun Yesus berkata,”Biarkanlah dia…. Ia telah melakukan sesuatu yang baik pada-Ku.
Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka (ayat 6-
7). Jawab ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Yesus telah mengajarkan pada para murid
agar peduli pada orang-orang miskin dan Ia menunjukkan bahwa tindakan perempuan itu
sudah pantas sebab berkenaan dengan karya Yesus. Dari sini kita menemukan pesan bahwa
terdapat penyambutan terhadap ketaatan Yesus oleh perempuan itu. Perempuan itu
merespon ketaatan Yesus dengan cara yang tepat. Pesan kedua dari kisah ini adalah respon
Yudas. Pada ayat 10-11 dikisahkan tentang Yudas yang pergi kepada imam-imam kepala
dengan maksud meyerahkan Yesus kepada mereka dan imam-imam kepala gembira
menyambut tawaran Yudas Iskariot.
5. Injil Markus 14:3-11 menceritakan pengurapan pada Yesus untuk menyambut kematian-Nya
kemudian dilanjutkan dengan tindakan Yudas. Melalui pengisahan ini Markus seolah ingin
menunjukkan sikap kontras antara perempuan itu dan Yudas. Perempuan itu menerima
kematian Yesus dan Yudas merespon dengan cara menyerahkan Yesus pada para imam.
Dua sikap yang sangat berbeda. Sikap-sikap itu menunjukkan respon umat terhadap karya
Tuhan Yesus. Melalui hal ini kita dapat merefleksikan diri. Atas karya keselamatan yang
dinyatakan oleh Tuhan Yesus, apa respon kita? Apakah respon kita seperti perempuan itu
yang menyatakan cintanya pada Yesus dengan mengurapinya. Ataukah tindakan kita
seperti Yudas yang merespon karya Yesus dengan menyerahkan-Nya pada imam-imam
kepala untuk disalibkan? Kiranya kita dapat belajar dari perempuan itu dengan mengasihi
Tuhan Yesus untuk mensyukuri ketaatan-Nya menyusuri jalan derita demi keselamatan
dunia.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG:


“Saudara-saudara, turutilah teladan 1. Kasih Yesus manis dan Indah
penderitaan dan kesabaran para nabi yang 2. Tetap Setia
telah berbicara demi nama Tuhan” (https://www.youtube.com/watch?v=E
Yakobus 5:10 pe9QvN47_A)

46
ALAT PERAGA
1. Gambar botol buli-buli
2. Gambar Tuhan Yesus diurapi oleh perempuan

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, apa yang dilakukan terhadap orang yang memberikan sesuatu
kepadanya?
2. Sampaikan pada anak bahwa berterimakasih adalah hal baik yang perlu dibiasakan dalam
hidup sehari-hari. Ungkapan terimakasih bisa dilakukan dengan banyak cara. Bisa melalui
ucapan: terimakasih atau dengan cara lain seperti meneladani, menuruti perintah dari orang
yang mengasihi kita.
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini anak akan belajar dari seorang perempuan yang
berterimakasih kepada Tuhan Yesus karena merasakan dikasihi Tuhan.

POKOK PELAJARAN
Hari itu Tuhan Yesus ada di sebuah kampung bernama Betania. Di kampung itu Ia berada
di rumah bapak Simon. Di kampungnya, bapak Simon disebut sebagai bapak Simon si kusta.
Mungkin dulu ia pernah sakit kusta dan sudah sembuh. Karena itu orang-orang yang
mengingatnya memberi julukan itu kepadanya.
Bapak Simon mengadakan pesta. Ia mengajak banyak orang untuk makan bersama. Mari
kita bayangkan, apa yang terjadi saat makan bersama itu dilakukan? Pesta makan membuat
banyak orang merasa senang. Saat pesta diadakan, datanglah seroang perempuan ke tempat
itu. Ia membawa sebuah botol yang bagus (tunjukkan peraga 1). Botol itu berisi minyak
narwastu murni yang sangat wangi. Di lihat dari botolnya, minyak itu sangat mahal. Perempuan
itu mendekati Tuhan Yesus dan segera memecahkan leher botolnya (tunjukkan peraga 2).
Setelah itu ia mencurahkan minyak itu ke kepala Tuhan Yesus. Apakah minyak itu juga
dicurahkan ke bagian tubuh lain selain kepala? Sangat mungkin. Bukankah minyak itu mengalir
dari atas ke bawah? Bisa jadi kaki Tuhan Yesus juga terkena curahan minyak. Hmmmm….. wangi
sekali.
Melihat hal itu, banyak orang marah kepada perempuan itu. Mereka bertanya,”Mengapa
minyak yang mahal harus dibuang? Bukankah minyak itu bisa dijual dan uangnya bisa
dibagikan pada orang-orang miskin?” Mendengar kemarahan orang-orang itu Tuhan Yesus
berkata, “Hai kalian semua, apa yang dilakukan perempuan ini sudah baik. Ia mencurahkan
minyak kepada-Ku karena Ia mengasihi Aku. Ia tahu bahwa sebentar lagi Aku akan disalibkan.
Karena itu perempuan ini melakukan yang sangat baik. Ia mengasihi-Ku. Apakah kalian juga
mau mengasihi-Ku seperti perempuan ini?”
Perempuan itu berterimakasih pada Tuhan Yesus dengan cara mengurapi Tuhan Yesus. Ia
sudah dikasihi Tuhan, karena itu ia mengucap terimakasih pada Tuhan bukan hanya dengan
berkata: terimakasih Tuhan…. Ia mau memberikan minyak mahalnya untuk Tuhan Yesus.
Bagaimana dengan adik-adik semua? Tuhan Yesus sangat mencinta kita. Ia mencintai kita
hingga mati disalib. Karena kita semua dikasihi-Nya, kita mesti menysukuri kasih Tuhan. Kita
dapat meneladani perempuan itu. Ia sudah memberi yang terbaik. Karena itu kita bisa
melakukan yang terbaik dengan berbagai cara. Apa saja caranya? Bisa dengan rajin bersekolah
minggu, taat pada orang tua, menyayangi kakak – adik, rajin dan sebagainya. Yuk, kita
melakukannya dengan senang.

47
PENERAPAN
1. Siapkan manik-manik atau kertas warna sesuai kebutuhan.
2. Cetak gambar buli-buli pada kertas tebal (karton, atau cetak dengan kertas aster di tempat
percetakan digital).
3. Mintalah anak menghias botol dengan potongan atau sobekan kertas warna atau manik-
manik.

ALAT PERAGA
1. Gambar botol buli-buli
2. Gambar Tuhan Yesus diurapi oleh perempuan
3. Gambar Yudas bersepakat dengan imam-imam kepala untuk menangkap Yesus

PEMBUKAAN
1. Ajak anak menyanyikan lagu “Kasih Yesus Manis dan Indah”. Setelah anak menyanyikan
lagu itu, mintalah mereka menyebutkan apa bentuk kasih Tuhan Yesus yang mereka alami.
Usai anak menyebut wujud kasih Yesus, tanyakan pada anak: apa respon mereka sebagai
orang yang dikasihi Tuhan?
2. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari seorang perempuan yang
berterimakasih karena dicinta olah Tuhan. Sampaikan juga bahwa ada orang yang sulit
berterimakasih meski sudah dikasihi Tuhan Yesus.

POKOK PELAJARAN
Hari itu Tuhan Yesus ada di sebuah kampung bernama Betania. Di kampung itu Ia berada
di rumah bapak Simon. Di kampungnya, bapak Simon disebut sebagai bapak Simon si kusta.
Mungkin dulu ia pernah sakit kusta dan sudah sembuh. Karena itu orang-orang yang
mengingatnya memberi julukan itu kepadanya.
Bapak Simon mengadakan pesta. Ia mengajak banyak orang untuk makan bersama. Mari
kita bayangkan, apa yang terjadi saat makan bersama itu dilakukan? Pesta makan membuat
banyak orang merasa senang. Saat pesta diadakan, datanglah seroang perempuan ke tempat
itu. Ia membawa sebuah botol yang bagus (tunjukkan peraga 1). Botol itu berisi minyak
narwastu murni yang sangat wangi. Di lihat dari botolnya, minyak itu sangat mahal. Perempuan
itu mendekati Tuhan Yesus dan segera memecahkan leher botolnya (tunjukkan peraga 2).
Setelah itu ia mencurahkan minyak itu ke kepala Tuhan Yesus. Apakah minyak itu juga
dicurahkan ke bagian tubuh lain selain kepala? Sangat mungkin. Bukankah minyak itu mengalir
dari atas ke bawah? Bisa jadi kaki Tuhan Yesus juga terkena curahan minyak. Hmmmm….. wangi
sekali.
Melihat hal itu, banyak orang marah kepada perempuan itu. Mereka bertanya,”Mengapa
minyak yang mahal harus dibuang? Bukankah minyak itu bisa dijual dan uangnya bisa
dibagikan pada orang-orang miskin?” Mendengar kemarahan orang-orang itu Tuhan Yesus
berkata, “Hai kalian semua, apa yang dilakukan perempuan ini sudah baik. Ia mencurahkan
minyak kepada-Ku karena Ia mengasihi Aku. Ia tahu bahwa sebentar lagi Aku akan disalibkan.
Karena itu perempuan ini melakukan yang sangat baik. Ia mengasihi-Ku. Apakah kalian juga
mau mengasihi-Ku seperti perempuan ini?” Perempuan itu berterimakasih pada Tuhan Yesus
dengan cara mengurapi Tuhan Yesus. Ia sudah dikasihi Tuhan, karena itu ia mengucap
terimakasih pada Tuhan bukan hanya dengan berkata: terimakasih Tuhan…. Ia mau memberikan
minyak mahalnya untuk Tuhan Yesus.

48
Apakah semua orang bertindak seperti perempuan itu? Ternyata tidak. Bahkan ada orang
yang sulit berterimakasih. Meski orang itu sudah dikasihi, namun tidak merasakan dirinya
dikasihi. Di situ ada seorang bermana Yudas Iskariot. Ia adalah murid Tuhan Yesus. Setelah ikut
pesta di rumah bapak Simon, ia pergi menemui imam-imam kepala. Ada apa Yudas ke sana? Di
situ Yudas menyerahkan Tuhan Yesus pada imam-imam kepala untuk disalibkan (tunjukkan
peraga 3). Wah…. Itu sungguh terlalu ya…. Sudah dikasihi namun tidak merasakan dikasihi.
Dari kisah dua orang itu (perempuan dan Yudas), siapa yang pantas diteladani?kita dapat
meneladani perempuan itu. Tuhan Yesus sangat mencinta kita. Ia mencintai kita hingga mati
disalib. Karena kita semua dikasihi-Nya, kita mesti menysukuri kasih Tuhan. Kita dapat
meneladani perempuan itu. Ia sudah memberi yang terbaik. Karena itu kita bisa melakukan
yang terbaik dengan berbagai cara. Apa saja caranya? Bisa dengan rajin bersekolah minggu,
taat pada orang tua, menyayangi kakak – adik, rajin dan sebagainya. Yuk, kita melakukannya
dengan senang.

PENERAPAN
1. Siapkan manik-manik atau kertas warna sesuai kebutuhan.
2. Cetak gambar buli-buli pada kertas tebal (karton, atau cetak dengan kertas aster di tempat
percetakan digital).
3. Tuliskan di tengah badan buli-buli, komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan. Misalnya,
‘Aku mau berdoa setiap hari.’
4. Mintalah anak menghias botol dengan potongan atau sobekan kertas warna atau manik-
manik.

PEMBUKAAN
1. Ajak anak membuat ungkapan terimakasih dengan berbagai cara mereka. Bisa dengan
gerakan, tuturan kata-kata atau ice breaking tentang terimakasih.
2. Berikan penegasan pada anak bahwa berterimakasih merupakan sebuah respon yang baik
untuk diberikan buat orang lain. Sayang, kadangkala berterimakasih sulit dilakukan.
3. Sampaikan bahwa hari ini mereka akan melihat dua tipe orang yaitu orang yang biasa
berterimakasih dan orang yang sulit berterimakasih.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Injil Markus 14:3-11.
2. Usai membaca Injil Markus 14:3-11, sampaikan pada anak konteks kisah dalam Injil itu.
Berikan penekanan tentang tindakan perempuan yang mengurapi Yesus dengan minyak
narwastu sebagai responnya terhadap cinta kasih dari Tuhan Yesus. Sampaikan juga
tindakan Yudas yang menyerahkan Tuhan Yesus pada imam-imam kepala untuk disalibkan
(penceritaan dapat manggunakan penjelasan bahan dan pokok pelajaran anak kelas 1-3
SD).
3. Usai Mintalah anak memberi komentar terhadap dua respon itu. Sikap seperti siapa yang
dapat dikembangkan dan diteladani? Berikan penekanan bahwa sikap perempuan itu perlu
diteladani.

49
PENERAPAN
1. Siapkan manik-manik atau kertas warna sesuai kebutuhan.
2. Cetak gambar buli-buli pada kertas tebal (karton, atau cetak dengan kertas aster di tempat
percetakan digital).
3. Tuliskan di tengah badan buli-buli, komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan. Misalnya,
‘Aku mau berdoa setiap hari.’
4. Mintalah anak menghias botol dengan potongan atau sobekan kertas warna atau manik-
manik.
5. Akhiri dengan mengajak anak menyanyi NKB 116: Siapa yang Berpegang

50
8 MARET 2019 LUKAS 22:39-4

Sebagai anak Tuhan, berdoa menjadi satu bagian yang penting dalam
kehidupan keseharian kita. Dan kisah Yesus berdoa di taman menjadi
panduan bagi kita untuk membangun kehidupan pribadi dengan Allah melalui
doa.
Melalui pelajaran hari ini anak belajar untuk taat berdoa karena doa
mendatangkan kekuatan.

PENJELASAN BAHAN
1. Lukas 22:39-46 adalah bagian teks Injil yang merujuk pada hari-hari terakhir Yesus sebelum
Ia meninggalkan dunia ini. Pada saat itu Yesus mengajak murid-murid-Nya menuju ke Bukit
Zaitun. Bukit Zaitun merupakan bukit yang memanjang sekitar 4 kilometer ke arah timur
Lembah Kidron dan Yerusalem. Matius dan Markus menyebutkan lebih spesifik tempat yang
dituju Yesus dan murid-murid-Nya adalah Getsemani, sebuah taman di Bukit Zaitun (Mat.
26:36; Mrk.14:32).
2. Tujuan Yesus membawa murid-murid-Nya ke tempat itu adalah untuk menemani-Nya
berdoa. Kembali Matius dan Markus menyebutkan lebih spesifik bahwa murid yang
kemudian Yesus ajak untuk lebih dekat lagi dengan tempat-Nya berdoa adalah Petrus serta
Yakobus dan Yohanes, dua anak Zebedeus (Mat.26:37; Mrk. 14:33).
3. Kata kunci yang Yesus berulang tekankan dalam teks ini kepada para murid dan kita semua
adalah berdoa (ay. 40, 41, 44, 46). Yesus pada saat itu ingin menunjukkan kepada para
murid betapa pentingnya berdoa. Di saat mereka memilih untuk tidur, sebenarnya mereka
bisa memakai waktu yang ada untuk berdoa. Itulah yang ingin Yesus telandakan kepada
mereka lewat jam doa-Nya. Karena sesungguhnya saat itu para murid sedang ada dalam
situasi yang berduka/bersedih. Mereka bersedih karena Yesus akan segera ditangkap, mati
dan kemudian meninggalkan mereka. Dalam situasi yang demikian, Yesus justru
mengajarkan kepada murid untuk berdoa, berkomunikasi dengan Allah meminta kekuatan
yang dari Allah untuk mereka menghadapi kehidupan selanjutnya tanpa Yesus. Yesus juga
sangat menekankan hal berdoa ini karena dengan berdoa bisa menjauhkan para murid dari
pencobaan (ay.46). Apabila di kemudian hari mereka harus hidup tanpa Yesus di dunia,
dengan ketaatan dalam hal berdoa diharapkan para murid tidak gampang goyah dan
gampang dicobai oleh tawaran dan godaan dunia.
4. Belajar dari sikap berdoa yang Yesus tegaskan kepada para murid, menunjukkan kepada
kita betapa pentingnya berdoa dengan taat. Taat berdoa akan membuat kita semakin kuat
menghadapi kesulitan-kesulitan di hadapan kita. Taat berdoa juga akan membuat kita
dijauhkan dari berbagai macam cobaan yang hendak menghadang kita.

AYAT HAFALAN
Tetaplah berdoa. LAGU PENDUKUNG
1 Tesalonika 5:17 1. Baca Kitab Suci Doa Tiap Hari

51
2. Doa Mengubah Segala Sesuatu 3. Mari Kita Berdoa

ALAT PERAGA
1. Gambar Yesus dan murid-murid-Nya di Bukit Zaitun
2. Gambar Yesus berdoa di taman
3. Gambar Yesus menemukan murid-murid tertidur

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak sudahkah mereka rajin berdoa
2. Tanyakan pada anak pada waktu apa saja mereka berdoa
3. Sampaikan pada anak hari ini mereka akan belajar bagaimana pentingnya berdoa

POKOK PELAJARAN
Anak-anak, tahukah kalian bahwa Yesus sendiri yang mengajarkan kita untuk berdoa
dengan taat dan sungguh-sungguh? Pada hari itu, Yesus mengajak murid-murid-Nya ke Bukit
Zaitun (tunjukkan peraga 1). Setelah agak menjauh dari para murid, Yesus mulai berdoa kepada
Allah (tunjukkan peraga 2). Apa doa-Nya? Yesus meminta pertolongan Allah supaya memberi-
Nya kekuatan saat nanti menghadapi peristiwa terkait penyaliban.
Setelah selesai berdoa, Yesus kembali ke tempat para murid berada. Yesus sungguh
terkejut karena malah mendapati para murid tertidur (tunjukkan peraga 3). Yesus berharap
mereka memakai waktu yang ada untuk berdoa, bukan malah tidur. Oleh sebab itu Yesus
menegur mereka dengan tegas supaya mereka berdoa. Sebab dengan berdoa dapat
memberikan kekuatan, seperti yang Yesus alami.
Anak-anak, belajar seperti Yesus, seharusnya kita juga taat berdoa untuk kehidupan kita.
Berdoa dapat mendatangkan kekuatan atas pergumulan-pergumulan yang kita hadapi. Amin.

PENERAPAN
1. Sediakan aktivitas 1 dan pensil warna
2. Ajak anak mewarnai gambar Yesus yang sedang berdoa di taman

52
ALAT PERAGA
1. Gambar Yesus dan murid-murid-Nya di Bukit Zaitun
2. Gambar Yesus berdoa di taman
3. Gambar Yesus menemukan murid-murid tertidur

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak sudahkah mereka rajin berdoa
2. Tanyakan pada anak pada waktu apa saja mereka berdoa
3. Sampaikan pada anak hari ini mereka akan belajar bagaimana pentingnya berdoa
4.
POKOK PELAJARAN
Anak-anak, sebagai anak Tuhan tugas penting yang harus kita lakukan adalah berdoa. Di
Firman Tuhan hari ini, di Injil Lukas, Yesus menunjukkan kepada kita seberapa pentingnya
berdoa. Ia mengajak para murid untuk naik ke Bukit Zaitun (tunjukkan peraga 1). Di sana Yesus
hendak berdoa secara pribadi kepada Allah. Setelah agak menjauh dari para murid, Yesus
memulai doa-Nya. Ia berdoa untuk memohon kekuatan Allah karena sebentar lagi Ia akan
menjalani rangkaian peristiwa penyaliban (tunjukkan peraga 2). Hal ini menunjukkan kepada
kita bahwa berdoa sangatlah penting, dan bisa memberikan kita kekuatan terutama saat
menjalani situasi yang sulit di kehidupan kita.
Setelah selesai berdoa Yesus kembali kepada para murid. Betapa terkejutnya Yesus saat
menemukan mereka malah tertidur (tunjukkan peraga 3). Seharusnya mereka berdoa dan
berjaga-jaga, bukannya malah tertidur. Yesus ingin mereka jg menjadi orang-orang yang
memiliki waktu pribadi dengan Allah dengan cara taat berdoa.
Begitu juga dengan kita semua, Allah juga menghendaki kita untuk menjadi anak-anak
Tuhan yang taat berdoa. Dengan berdoa kita dapat membangun hubungan yang semakin dekat
dengan Allah. Tuhan memampukan anak-anak semua. Amin.

PENERAPAN
1. Sediakan kertas warna yang cukup tebal, kemudian minta anak membuat pola kedua
telapak tangan mereka. Potong gambar telapak tangan tersebut.
2. Siapkan dan bagikan potongan kertas persegi panjang yang dapat digunakan sebagai latar
untuk menempel kedua telapak tangan.
3. Ajak anak menuliskan judul “Orang-Orang yang Mau Aku Doakan” di kedua telapak
tersebut (bisa dipisah atau dibagi kata-kata sesuai ukuran telapak tangan) dan minta
mereka menuliskan sepuluh nama orang yang akan didoakan di sekitar judul tersebut.
4. Ajak anak untuk mendoakan satu—dua nama dalam satu hari

53
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak apakah doa itu.
2. Tanyakan pada anak bagaimana jam doa mereka setiap hari.
3. Sampaikan pada anak bahwa doa memiliki peran yang penting dalam kehidupan orang
beriman seperti yang Yesus teladankan.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 22:39-46.
2. Sampaikan pada anak bahwa seorang Yesus pun memiliki jam doa/waktu pribadi bertemu
dengan Allah, yang artinya berdoa adalah suatu hal yang penting.
3. Sampaikan pada anak bahwa Yesus berdoa di taman di Bukit Zaitun itu untuk meminta
kekuatan dari Allah karena sebentar lagi Ia akan menghadapi rangkaian peristiwa
penyaliban.
4. Sampaikan pada anak bahwa Yesus menegur dengan tegas para murid yang justru tertidur
daripada berdoa dan berjaga-jaga.
5. Sampaikan pada anak bahwa Allah ingin kita menjadi anak-anak-Nya yang taat berdoa
untuk memohon kekuatan yang dari pada-Nya.

PENERAPAN
1. Sediakan kertas manila yg agak tebal, potong ukuran 10x3 cm. Sediakan juga tali, alat tulis,
dan pensil warna atau pewarna lainnya.
2. Ajak anak untuk membuat pembatas Alkitab yang bertuliskan jadwal jam doa setiap hari.
Setiap anak menentukan jam doanya masing-masing di rumah. Tuliskan juga pokok doa
utama setiap anak.
3. Ajak anak untuk menyalakan alarm untuk jam doa di telepon genggam masing-masing,
misal jam 20.00.
4. Ajak anak untuk melakukan jam doa itu dengan taat seperti yang Yesus telah ajarkan.

54
15 MARET 2020 LUKAS 22 : 54-62

Semua bisa bilang cinta, namun ta semua dapat membuktikan cinta. Kalimat
tersebut tidak hanya berlaku dalam hal yang bersifat picisan saja, dalam
kehidupan beriman pun kalimat tersebut bisa berlaku. Mencintai Kristus dapat
kita ucapkan, namun menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh mencintai
Kristus adalah hal yang penuh tantangan. Seringkali kita gagal membuktikan
cinta kita, bahkan menyangkali cinta kita demi kepuasan dan keamanan diri.
Ketakutan mengalahkan perjuangan kita dalam membuktikan cinta kepada
Kristus. Sehingga bukan ketaatan yang kita lakukan, melainkan
pengkhianatan. Petrus pernah berada pada titik yang sama, rasa takut
membuatnya memilih untuk menyangkal Kristus.
Melalui pelajaran hari ini anak-anak diajak untuk taat di tengah tantangan.

PENJELASAN BAHAN
1. Narasi Lukas 22:54-62 menceritakan setelah ditangkap, Tuhan Yesus dibawa ke rumah
Imam Besar. Berbeda dengan Injil Yohanes yang memberikan gambaran kepada siapa
Yesus dibawa (Yoh 18:13), Injil Lukas tidak mencantumkan keterangan ini. Nampaknya Injil
Lukas ingin menyoroti tindakan yang dilakukan oleh Petrus, dalam ayat 54 dikatakan bahwa
Petrus mengikut dari jauh. Kata mengikut dalam frasa Yunaninya akolutheo menggunakan
ragam kalimat imperfect yang mengindikasikan jika Petrus tetap mengikuti Yesus dari
kejauhan, sampai Yesus tiba di rumah Imam Besar. Petrus ingin mengetahui kondisi Yesus,
tetapi ia juga takut, takut ditangkap dan dihukum sama seperti Yesus, oleh sebab itu ia
mengikuti Sang Guru dari kejauhan.
2. Di halaman rumah Imam besar, ada orang yang memasang api karena cuaca malam yang
dingin, dan Petrus duduk bersama dengan mereka. Petrus turut ke dalam halaman rumah
Imam Besar untuk tetap dapat melihat Yesus. Sebetulnya tindakan yang dilakukan oleh
Petrus adalah tindakan yang beresiko, karena ada kemungkinan para prajurit yang
menangkap Yesus mengenali ia dan menangkapnya. Seorang hamba perempuan melihat
Petrus dan mengatakan bahwa Petrus adalah orang yang biasa bersama-sama dengan
Yesus (was with him). Tetapi Petrus menyangkal apa yang dikatakan oleh hamba
perempuan itu. Kata menyangkal berarti mengatakan hal yang tidak benar; menyatakan
bahwa dirinya tidak memiliki keterikatan apapun dengan pribadi;peristiwa atau kejadian
tertentu.
3. Tak berapa lama orang lain juga melihat dan mengenali Petrus, untuk kedua kali Petrus
menyatakan bahwa ia tidak memiliki keterikatan dengan Yesus. Satu jam setelah
penyangkalan kedua, seorang lain juga mengenali Petrus sebagai bagian dari kelompok
Yesus. Untuk ketiga kali, Petrus menyangkali Yesus. Tiba-tiba ayam berkokok, lalu
berpalinglah Tuhan Yesus memandang Petrus. Pandangan ini membuat Petrus mengingat
kembali (hupomimnesko) apa yang ia ucapkan kepada Yesus dan peringatan Yesus
kepadanya pada saat Perjamuan Makan Malam (ayat 34).

55
4. Injil Lukas memotret dengan apik gejolak batin yang dialami oleh Petrus, ia pernah
mengatakan ikrarnya kepada Tuhan Yesus, ketika Tuhan Yesus berdoa agar iman nya tidak
gugur (ay 32), Petrus mengatakan bahwa ia bersedia untuk masuk penjara dan mati
bersama-sama dengan Yesus. Dalam perikop 22: 54-62 dikisahkan hanya Petrus yang tetap
mengikut Yesus, sekalipun dari jauh. Ia ingin mengetahui keadaan Yesus, sampai melakukan
tindakan yang cukup beresiko. Namun ketakutan, kegelisahan dan kekhawatiran Petrus
untuk ditangkap menjadi tantangan yang belum dapat ia menangkan. Akhirnya Petrus
tidak dapat menaati ikrarnya kepada Tuhan, ia menyangkali Tuhan Yesus tiga kali.
5. Kegagalan Petrus dalam menaati ikrarnya kepada Yesus, dapat dikatakan sebagai cuplikan
kehidupan beriman manusia. Keinginan untuk taat seringkali kandas oleh ketakutan dan
keinginan untuk menyelamatkan diri sendiri. Kita menyangkali Yesus melalui tindakan kita
yang tidak menunjukkan sikap seorang pengikut Kristus. Senantiasa memandang kepada
Kristus melalui doa dan sembahyang menjadi momen penting bagi setiap kita untuk
mengingat kembali janji iman yang pernah kita ucapkan kepada Tuhan. Momen untuk
kembali mengingat ini menjadi kekuatan bagi kita untuk dapat memenangkan tantangan
iman yang ada di depan kita. Taat adalah perjuangan, namun janganlah kita lupa bahwa
kasih Kristus senantiasa menghadirkan kekuatan dan semangat untuk berjuang.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah 1. Mengikut Yesus Keputusanku (Pujilah
semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah Tuhan Hai Jiwaku 190).
kesetiaan, kasih, kesabaran dan 2. Dengar Suara Tuhan (Kidung Anak-anak
kelembutan” 106).
1 Timotius 6 : 11 3. Jalan Serta Yesus(Pujilah Tuhan Hai
Jiwaku 94).

ALAT PERAGA
1. Gambar Petrus
2. Gambar Yesus ditangkap
3. Gambar Petrus mengikuti dari jauh
4. Gambar Petrus duduk di perapian
5. Gambar ayam berkokok & Petrus menangis
6. Gambar pola kunci 4 lembar

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak, apakah mereka pernah merasakan rasa takut? Minta anak untuk
membagikan pengalaman nya.
2. Sampaikan kepada anak, apa yang mereka lakukan ketika mereka takut?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan mendengar kisah tentang seseorang
yang sedang ketakutan.

56
POKOK PELAJARAN
Adik-adik, ada seorang laki-laki yang menangis tersedu-sedu. Dia sangat sedih dan
menyesal. (tunjukkan peraga 1).Siapa dia ya? (biarkan anak menjawab) Mengapa bapak ini
menangis? Adik-adik mau tahu karena apa?
Dia ini salah satu murid Tuhan Yesus. Tuhan Yesus pernah mengingatkan dia bahwa dia
akan menyangkal mengenal Tuhan Yesus sebelum ayam berkokok. Tapi dia tidak mengingat/
menuruti peringatan itu. Siapa dia? Dia adalah Petrus.
Ketika Yesus di tangkap (peraga 2) Petrus menjadi sangat takut. Ia takut untuk ditangkap
juga, sehingga dia mengikuti Tuhan Yesus dari jauh ketika Yesus diadili di rumah Imam Besar
(peraga 3). Ia tidak berani untuk mendekat, ia takut orang-orang di sana mengenali nya dan
kemudian menangkap ia juga. Sampai di rumah Imam Besar, ada banyak orang duduk di sekitar
api unggun karena udara waktu itu dingin (letakkan peraga 4 di tengah ruangan dan ajak anak-
anak duduk mengelilinginya) Coba peragakan kalau dingin seperti apa gerakannya? (brrrrr.....)
Saat dingin di malam itu, Petrus tiba-tiba ditanya seorang perempuan yang dari tadi
memperhatikannya, “Hey, bukankah kamu sering bersama-sama dengan Yesus?”. Petrus yang
ketakutan menjawab, “Tidak, aku tidak kenal Dia!”
Kemudian Petrus pindah tempat duduk (guru juga memperagakan pindah posisi tempat
duduk), tapi tidak berapa lama, seorang bertanya kepada dia lagi, ”Hey, kamu salah satu murid-
Nya ya?”. Petrus menjawab lagi dengan ketakutan, “Tidak, aku tidak kenal Dia!”
Adik-adik sekali lagi Petrus pindah tempat duduk untuk menghindar (guru ikut
memperagakan pindah tempat duduk). Tapi tidak berapa lama ada orang bertanya untuk
keberapa kali adik-adik? Iya untuk yang ketiga kali, ”Hey, betul, aku yakin, kamu sering bersama
Yesus ya?”. Dan untuk ketiga kalinya Petrus pun mengatakan, “Tidak, aku tidak kenal Dia!”
Tidak berapa lama adik-adik, terdengarlah suara ayam berkokok dan Tuhan Yesus
berpaling dan memandangnya. Pada waktu itu, Petrus baru ingat bahwa Tuhan Yesus pernah
memperingatkannya.
Itulah yang membuat Petrus menangis sedih penuh penyesalan. Karena apa? Karena dia
takut jika banyak orang tahu dirinya adalah murid Yesus. Karena takut, Petrus tidak mau
mengakui bahwa Ia adalah murid Tuhan Yesus.

PENERAPAN
1. Sediakan kertas manila, pewarna makanan yang mudah dihapus/dibersihkan, air, dan lap
atau kain untuk membersihkan/mengeringkan.
2. Larutkan pewarna makanan dengan air dalam piring plastik.
3. Minta anak untuk mencelupkan kakinya ke dalam pewarna, kemudian mengecapkan kaki
tersebut pada kertas.
4. Beri tempelan/sticker atau tulisan ‘Aku Pejuang Taat’
5. Sampaikan kepada anak-anak bahwa kita semua diajak berjuang untuk taat kepada Kristus.

57
PEMBUKAAN
1. Ajak anak untuk bermain ‘Taat atau Kabur’
2. Siapkan kartu yang berisi bermacam-macam instruksi dari yang paling mudah hingga sulit,
seperti : memakan permen, memakan biscuit, menggambar cartoon dalam 2 menit,
menyanyikan balonku ada lima dengan vocal o (GSM dapat mengembangkan sendiri isian
instruksi). Beri nomor pada kartu instruksi. Lalu buatlah undian nomor.
3. Aturan main : Minta anak-anak untuk mengambil nomer undian, lalu anak mendapatkan
tugas sesuai dengan kartu yang telah dibuat oleh GSM. Anak memiliki hal untuk TAAT :
melakukan tindakan sesuai instruksi. Kabur : ia terbebas dari melakukan perintah, dan
instruksinya dilemparkan ke teman di sebelah kanan/kiri.
4. Selesai bermain ajak anak untuk masuk dalam materi pembelajaran (penjelasan game
dibahas diakhir)

POKOK PELAJARAN
Sampaikan dengan memilih beberapa anak untuk bermain peran
Narator : Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke
rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh. Di tengah-
tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk
mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia
mengamat-amatinya lalu berkata,
Hamba Perempuan
(Seorang lain I) : "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia."
Narator : Tetapi Petrus menyangkal, katanya:
Petrus : "Bukan, aku tidak kenal Dia!"
Narator : Tak berapa lama kemudian, seorang lain melihat Petrus dan berkata:
Seorang lain II : “Engkau juga seorang dari mereka!”
Narator : Petrus berkata kepada orang itu:
Petrus : “Bukan, aku tidak!”
Narator : Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas:
Seorang lain III : "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga
orang Galilea."
Narator : Tetapi Petrus berkata:
Petrus : "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan."
Narator : Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. Lalu
berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus
bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok
pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Lalu ia pergi
ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Tanyakan kepada anak, mengapa Petrus memilih untuk menjadi pejuang yang kabur dengan
menyangkal Yesus? (Sampaikan penjelasan bahan 1). Sampaikan kepada anak, bahwa dalam
mengikut Kristus ada banyak tantangan, terkadang kondisi ini membuat kita ingin kabur, sama
seperti dalam permainan tadi. Namun kita kembali dipanggil untuk TAAT.

58
PENERAPAN
1. Sediakan kertas manila, pewarna makanan yang mudah dihapus/dibersihkan, air, dan lap
atau kain untuk membersihkan/mengeringkan.
2. Larutkan pewarna makanan dengan air dalam piring plastik.
3. Minta anak untuk mencelupkan kakinya ke dalam pewarna, kemudian mengecapkan kaki
tersebut pada kertas.
4. Beri tempelan/sticker atau tulisan ‘Aku Pejuang Taat’
5. Sampaikan kepada anak-anak bahwa kita semua diajak berjuang untuk taat kepada Kristus.

PEMBUKAAN
1. Ajak anak untuk bermain ‘Taat atau Kabur’
2. Siapkan kartu yang berisi bermacam-macam instruksi dari yang paling mudah hingga sulit,
seperti : memakan permen, memakan biscuit, jongkok berdiri 5x, menyanyikan balonku ada
lima dengan vocal o (GSM dapat mengembangkan sendiri isian instruksi). Beri nomor pada
kartu instruksi. Lalu buatlah undian nomor.
3. Aturan main : Minta anak-anak untuk mengambil nomer undian, lalu anak mendapatkan
tugas sesuai dengan kartu yang telah dibuat oleh GSM. Anak memiliki hal untuk TAAT :
melakukan tindakan sesuai instruksi. Kabur : ia terbebas dari melakukan perintah, dan
instruksinya dilemparkan ke teman di sebelah kanan/kiri.
4. Selesai bermain ajak anak untuk masuk dalam materi pembelajaran (penjelasan game
dibahas diakhir)

BAHAN AJAR
1. Ajak anak untuk membaca perikop Lukas 22 : 54 – 62 dengan cepat.
2. Ajak anak untuk bermain tebak-tebakan
a. Setelah ditangkap, Yesus dibawa dan digiring ke mana? Rumah imam besar
b. Di manakah orang memasang api? Di halaman rumah itu
c. Lalu apa yang mereka lakukan? Duduk mengelilinginya.
d. Siapakah orang yang pertama kali bertanya kepada Petrus? Hamba perempuan
e. Salah satu orang yang bertanya kepada Petrus mengenalinya sebagai orang dari?
Galilea
f. Berapa orang yang bertanya kepada Petrus? 3 orang.
g. Kapan Petrus mengingat peringatan Tuhan Yesus? Saat Tuhan Yesus berpaling dan
memandang Petrus.
3. Sampaikan kepada anak, mengapa Petrus mengikuti Yesus dari jauh (penjelasan bahan 1)
4. Tanyakan kepada anak, apabila mereka berada dalam posisi seperti Petrus, tindakan apa
yang akan mereka lakukan, Taat dengan mengakui identitas sebagai pengikut Kristus atau
Kabur : dengan menyangkali Kristus? Sama seperti dalam permainan pada saat pembukaan,
ketika mendapatkan tantangan yang sulit, seringkali kita memilih untuk kabur katimbang
menghadapi tantangan tersebut.

59
5. Sampaikan kepada anak, bahwa dalam mengikut Kristus ada banyak tantangan, terkadang
kondisi ini membuat kita ingin kabur, sama seperti dalam permainan tadi. Namun kita
kembali dipanggil untuk TAAT.
6. Sampaikan kepada anak untuk bisa Taat, kita perlu senantiasa ingat kepada Tuhan, salah
satunya dengan cara berdoa, membaca Alkitab dan bersekutu (datang Sekolah Minggu).
Ketaatan juga perlu dipelajari melalui tindakan yang sederhana di rumah, misalnya
menyiapkan seragam sekolah sendiri, taat kepada orang tua, membersihkan kamar sendiri.

AKTIVITAS
1. Siapkan empat buah pola/gambar kunci (lihat contoh pola terlampir di lembar penerapan)
2. Untuk kunci yang pertama, minta anak menempelkan sticker bertulisan ‘Pejuang Taat’
3. Tiga kunci yang lain dituliskan tiga hal yang akan diperjuangkan oleh anak dalam rangka
taat, misalnya (1) taat membaca Alkitab, (2) taat belajar matematika, dan (3) mencuci piring
makan sendiri
4. Akhiri dengan menyanyikan lagu ‘Mengikut Yesus Keputusanku’ dan doa bersama

60
22 MARET 2020 LUKAS 23 : 13 - 25

Mengerti apa yang benar tidak secara otomatis membuat kita melakukan
apa yang benar. Kebenaran menjadi alternatif, ketika jalan
memperjuangkannya mempertemukan kita dengan beragam
ketidaknyamanan. Kita memilih untuk membungkam kebenaran selama kita
aman. Menyatakan apa yang benar tak lagi jadi soal, hal yang paling penting
kita tenang dan nyaman. Tindakan ini dipilih oleh Pilatus ketika mengadili
Yesus, katimbang membahayakan hidup dan kariernya, ia memilih untuk
menciderai kebenaran yang ada.
Melalui pelajaran hari ini anak berani menyatakan kebenaran meskipun
ada banyak rintangan.

PENJELASAN BAHAN
1. Siapakah Pontius Pilatus? Sejarah mencatat bahwa ia adalah orang Romawi yang diangkat
oleh Kaisar Tiberius menjadi Wali negeri (lihat Lukas 3:1) yang kelima atas wilayah Yudea.
Pilatus membawa istrinya ke Yudea dalam melakukan tugasnya (lihat Matius 27:19). Sebagai
wali negeri ia memegang kekuasaan penuh atas wilayahnya.Ia mempunyai kekuasaan
penuh untuk menentukkan hidup mati seseorang. Ia juga yang mengesahkan keputusan
Sanhedrin (Mahkamah Agama yaitu badan keagamaan tertinggi umat Yahudi yang terdiri
dari 70 anggota dan dikepalai Imam Besar. Mereka mempunyai kewibawaan penuh di
bidang agama) dan bahkan bisa mengubahnya. Ia juga yang mengangkat imam besar dan
mengawasi Bait Suci.
2. Yesus dihadapkan pada Pilatus dua kali. Pada sidang yang pertama (lihat Lukas 23 : 1- 7)
dituduhkan 3 hal pada Yesus yaitu menyesatkan orang Yahudi, melarang membayar pajak
pada kaisar dan menyatakan bahwa diri-Nya adalah Kristus (Raja). Dengan tuduhan-
tuduhan itu imam-imam kepala dan para ahli taurat berharap Pilatus menjatuhkan hukuman
yang berat yaitu hukuman mati pada Yesus, namun Pilatus mengatakan bahwa dia tidak
mendapati kesalahan Yesus (ayat 4). Para imam kepala dan ahli taurat mendesakkan bahwa
tuduhan mereka beralasan dengan mengatakan bahwa Yesus berasal dari Galilea dimana
disanalah sarang orang-orang Zelot yang suka melawan pemerintahan Romawi. Pilatus
kemudian melemparkan masalah pada Herodes (ayat 7) karena Yesus berasal dari wilayah
Galilea yang dipimpin Herodes. Namun Herodes juga tidak mau mengambil keputusan atas
kasus Yesus sehingga dia mengembalikan Yesus pada Pilatus.
3. Pilatus harus mengambil keputusan karena Yesus dikembalikan lagi padanya dan sekali lagi
Pilatus menegaskan pada orang-orang Yahudi saat itu bahwa dia tidak menemukan
kesalahan Yesus yang setimpal dengan hukuman mati dan Herodes juga tidak menemukan
kesalahan-Nya sehingga mengembalikan pada Pilatus. Sebagai kompromi Pilatus terhadap
desakan orang-orang Yahudi saat itu, dia menghajar Yesus dengan harapan bisa
melepaskan Yesus sesudah penghajaran itu.

61
4. Tradisi saat itu, wali negeri akan membebaskan 1 orang tahanan pada hari raya itu dan
Pilatus hendak melepaskan Yesus sesuai dengan tradisi tersebut. Namun orang banyak saat
itu tahu apa yang akan dilakukan Pilatus sehingga mendesakkan supaya Barabas saja yang
dibebaskan bagi mereka.Barabas adalah seorang pemberontak dan juga pembunuh (ayat
19), namun lebih dipilih untuk dibebaskan dibanding Yesus yang tidak melakukan kesalahan.
Disatu sisi para pemuka agama sudah gelap mata ingin membunuh Yesus, disisi lain mereka
tidak sepenuhnya menganggap Barabas bersalah dengan melakukan pemberontakan
karena dengan memberontak itupun seseorang bisa menjadi pahlawan jika
pemberontakannya berhasil.
5. Sekali lagi Pilatus berusaha menunjukkan pada orang banyak bahwa Yesus tidak bersalah,
dia berbicara dengan suara keras pada mereka dan sekali lagi dia menghajar Yesus karena
ingin melepaskan Yesus. Namun orang banyak terus berteriak-teriak untuk menyalibkan
Yesus. Hukuman mati dengan salib adalah hukuman cara orang Romawi, hukuman mati
cara orang Yahudi adalah dengan rajam. Tuduhan-tuduhan kesalahan Yesus (lihat no 2)
mengarahkan pada hukuman mati cara Romawi yakni salib sehingga teriakan orang banyak
saat itu adalah supaya Yesus disalibkan. Pilatus harus mengambil keputusan apakah dia
hendak menegakkan kebenaran dengan membebaskan Yesus atau memenuhi tuntutan
orang banyak dengan menyalibkan Yesus. Pilatus akhirnya memilih untuk menyangkal
kebenaran dengan menyerahkan Yesus pada orang banyak. Pilatus tidak menjatuhkan
hukuman mati pada Yesus tetapi membiarkan Dia dibawa orang banyak untuk diperlakukan
semau-maunya (ayat 25) yang berujung pada kematian Yesus di kayu salib. Pilatus rela
mengorbankan kebenaran demi menyelamatkan kedudukannya. Dia tidak mau
pemerintahannya dianggap tidak berhasil karena tidak bisa menangani suasana ricuh saat
itu. Dia ingin mendapat penilaian yang baik dari kaisar sehingga membiarkan Yesus
menerima perlakuan yang tidak adil.
6. Pilatus adalah contoh bagaimana orang seringkali memilih untuk menyangkal kebenaran
demi kepentingannya sendiri. Ia tidak berani menjunjung nilai-nilai keberaran karena tidak
berani menanggung konsekuensi mendapat perlawanan orang banyak. Ia juga takut
mendapat penilaian yang kurang baik dari atasannya sehingga membiarkan Yesus menjadi
korban ketidakadilan tersebut. Pilatus tidak berani membayar harga bagi kebenaran. Pada
masa sekarangpun banyak orang yang memilih bersikap tidak mau menanggung
konsekuensi karena memperjuangkan apa yang benar tetapi mencari keamanan diri sendiri
dengan membiarkan orang lain menjadi korban. Setiap orang percaya dipanggil untuk
menghindari sikap semacam itu, memperjuangkan kebenaran adalah tanggungjawab yang
harus diperjuangkan sungguh-sungguh dengan kesiapan menanggung konsekuensi dari
perjuangan tersebut.

AYAT HAFALAN: LAGU PENDUKUNG


“Dalam semarakmu itu majulah demi 1. Hati-hati Gunakan Mulutmu
kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan!” 2. Laskar Kristus
Mazmur 45:4a

62
ALAT PERAGA
1. Gambar Yesus diadili Pilatus.
2. Gambarorang banyak yang berteriak-teriak.
3. Gambar Yesus diikat dan diseret orang banyak untuk disalibkan.

PEMBUKAAN
Sampaikan kepada anak ilustrasi berikut :
Cici dan Lala adalah sahabat karib, mereka selalu bermain bersama, berbagi makanan
dan bersenang-senang bersama. Suatu hari Lala memulai pertengkaran dengan adik karena
berebut mainan. Cici melihat Lala mengambil mainan adik, sehingga adik mulai berteriak
dan menangis. Mama Lala yang mendengar suara adik menangis, kemudian datang dan
bertanya, mengapa adik menangis? Lala mengatakan bahwa adik menangis karena ia tidak
diperbolehkan Lala merebut mainan Lala. Kemudian mama Lala bertanya kepada Cici,
karena takut Lala tidak mau bermain lagi dengan Cici, Cici mengatakan bahwa adik yang
terlebih dahulu mengambil mainan Lala. Padahal Cici tahu bahwa Lala yang terlebih dahulu
mengganggu adik.
Menurut adik-adik apa yang dilakukan oleh Cici baik atau tidak? Cici tidak berani
berkata benar. Adik-adik, sekarang kita juga mau mendengar cerita tentang seorang bapak
yang takut untuk mengatakan kebenaran.

POKOK PELAJARAN
Ceritakan pada anak cerita berikut:
Pada waktu itu ada kerumunan orang di sebuah rumah. Rumah itu didiami oleh
keluarga Pilatus. Siapa Pilatus itu? Pilatus adalah seorang pemimpin di daerah itu. Tugas
pemimpin adalah memimpin masyarakat dan menjadi hakim untuk memutuskan mana
yang benar dan mana yang salah. (tunjukkan peraga 1) Pada hari itu Pilatus mengadili
Yesus. Apa sebabnya? Yesus diadili karena Ia dituduh melakukan perbuatan tercela. Imam-
imam kepala mengatakan bahwa Yesus melakukan penyesatan pada banyak orang. Selain
itu, Yesus juga dituduh akan melakukan pemberontakan terhadap negeri. Apakah tuduhan
itu benar? Tidak. Pontius Pilatus selaku hakim di pengadilan itu tahu persis bahwa Yesus
tidak bersalah. Oleh karena itu Pilatus tidak mau menghukum Yesus. Apa yang terjadi?
Saat orang-orang yang berkerumun di rumah Pilastus mendengar bahwa ia tidak
mendapati kesalahan dalam diri Yesus, mereka marah. Kemarahan mereka dilakukan
dengan tindakan berteriak-teriak (tunjukkan peragar 2). Mereka telah mendengar hasutan
imam-imam kepala yang menuduh Yesus sebagai orang tercela. Mereka berteriak-teriak
meminta supaya Yesus dihukum. Peristiwa pengadilan Yesus terjadi menjelang Paskah
orang Yahudi. Menurut kebiasaan orang-orang Yahudi, pada saat perayaan Paskah, mereka
akan membebaskan seorang tawanan. Untuk itu Pilatus akan menghajar Yesus dan
melepaskan Dia sebab hari itu menjelang Paskah. Tetapi orang-orang yang ada di sekitar
pengadilan itu menolak seruan Pillatus. Mereka meminta agar Barabas yang dilepaskan.
Siapa Barabas? Barabas adalah seorang pemberontak. Ia juga dikenal sebagai seorang
jahat karena banyak melakukan pembunuhan.
Lalu Pilatus berbicara dengan keras pada mereka supaya Yesus bisa dibebaskan,
tetapi orang banyak semakin keras berteriak….. bahkan mereka meminta supaya Pilatus
menyalibkan Yesus. “Salibkan Dia…… salibkan Dia” teriakan itu terus terdengar.

63
Untuk ketiga kalinya Pilatus bicara pada orang banyak “tidak ada kesalahan pada
orang ini yang setimpal dengan hukuman mati di kayu salib, aku akan menghajar dia dan
melepaskanNya “. Tapi orang banyak terus mendesak Pilatus supaya Yesus disalibkan.
Pilatus tidak berani menghadapi kemarahan orang banyak, mereka berteriak dan terus
berteriak.
Mendengar teriakan-teriakan itu, Pilatus tidak mau mengorbankan dirinya. Ia
memenuhi keinginan mereka yang meminta supaya Yesus disalibkan dan Barabas
dibebaskan. Dia membebaskan Barabas dan menyerahkan Yesus pada orang banyak untuk
diperlakukan semau-mau mereka. Yesus diikat dan dibawa orang banyak untuk disalibkan.
Pilatus, seorang penguasa negeri yang juga menjadi penentu kebenaran dan keadilan
pada akhirnya menyerah pada ketidakadilan. Ia takut menyatakan kebenaran. (tunjukkan
peraga 3).

PENERAPAN
1. Print pola mahkota sejumlah anak (pola terlampir).
2. Tuliskan kata ’Duta Kebenaran’ pada mahkota tersebut. Jelaskan kepada anak arti kata
’duta’, yaitu pembawa pesan.
3. Minta anak untuk menghias dan memberi warna mahkota.
4. Kenakan pada anak, sampaikan bahwa anak-ank diminta untuk menunjukkan perilaku adil di
mana pun mereka berada.

PEMBUKAAN
Sampaikan kepada anak ilustrasi berikut :
Jojo dan Bobo adalah teman karib, mereka duduk bersama di kelas, bermain sepak bola
bersama, membeli makanan di kantin bersama. Saat ulangan matematika Bobo mengetahui
bahwa Jojo dan beberapa teman mencontek saat ulangan. Ketika Bu Guru tahu, Bu Guru
memberi hukuman kepada yang ketahuan mencontek. Bu Guru ingin menghukum Jojo
karena ia mencontek, namun Jojo mengatakan bahwa ia tidak pernah mencontek, jika ibu
guru tidak percaya, ibu guru bisa bertanya kepada Bobo, karena Bobo duduk di samping
Jojo. Ketika Ibu Guru bertanya kepada Bobo, Bobo mengatakan bahwa Jojo tidak
mencontek. Bobo takut jika Jojo tidak mau lagi menjadi teman bermainnya.
Menurut adik-adik apa yang dilakukan oleh Bobo baik atau tidak? Bobo tidak berani
berkata benar. Adik-adik, sekarang kita juga mau mendengar cerita tentang seorang bapak
yang takut untuk mengatakan kebenaran.

64
POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 23:13-25.
2. Tunjukkan pada anak ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan kesalahan
dalam diri Yesus pada ayat 14, 15, 22.
3. Mintalah anak menemukan ayat sesuai dengan apa yang dilakukan Pilatus berikut ini :

No Tindakan Pilatus Ayat


1 Mengumpulkan imam-imam kepala, pemimpin-pemimpin
dan rakyat
2 Mengatakan pada orang banyak bahwa dia tidak
menemukan kesalahan Yesus
3 Akan menghajar Yesus
4 Berbicara keras karena ingin melepaskan Yesus
5 Mengatakan untuk ketiga kalinya bahwa dia tidak
menemukan kesalahan Yesus
6 Memutuskan untuk mengabulkan tuntutan orang banyak
7 Melepaskan Barabas
8 Menyerahkan Yesus kepada orang banyak untuk
diperlakukan semau-maunya

Jawab : No 1. Ayat 13, No 2. Ayat 14, No 3. Ayat 16, No 4. Ayat 20, No 5. Ayat 22, No 6. Ayat 24, No
7. Ayat 25, No 8. Ayat 25.

4. Tunjukkan pada anak bahwa Pilatus tidak menemukan kesalahan Yesus tetapi tidak berani
melepaskan Yesus karena desakan orang banyak yang ingin menyalibkan Yesus.
5. Tunjukkan pada anak bahwa proses pengadilan yang terjadi tidak berjalan baik. Keputusan
dalam pengadilan tersebut tidak adil. Pilatus menutupi kebenaran untuk kepentingan diri
sendiri (karena ia takut kepada orang banyak).
6. Tegaskan pada anak bahwa tindakan Pilatus tidak patut ditiru.
7. Ajak anak untuk berani menyatakan kebenaran meskipun ada konsekuensi berat yang harus
mereka tanggung.

PENERAPAN
1. Print pola mahkota sejumlah anak (pola terlampir).
2. Tuliskan kata ’Duta Kebenaran’ pada mahkota tersebut. Jelaskan kepada anak arti kata
’duta’, yaitu pembawa pesan.
3. Minta anak untuk menghias dan memberi warna mahkota.
4. Kenakan pada anak, sampaikan bahwa anak-ank diminta untuk menunjukkan perilaku adil di
mana pun mereka berada.

65
PEMBUKAAN
1. Ceritakan pada anak bahwa dalam kehidupan ini ada tempat yang disebut ‘Gedung
Pengadilan’. Tanyakan pada anak, tahukah fungsi tempat itu?
2. Sampaikan pada anak bahwa fungsi pengadilan adalah menjadi tempat bagi orang-orang
untuk mencari keadilan. Kalau di sini tidak ada keadilan, maka tempat itu tidak dapat
disebut dengan pengadilan.
3. Sampaikan kepada anak dalam perkara yang adil, sesuatu yang benar dinyatakan benar.
Tidak ada yang ditutupi. Ketika kebenaran ditutupi, maka ketidakadilan akan terjadi—orang
yang benar bisa menjadi salah, demikian pula sebaliknya.
4. Hari ini kita akan belajar dari tokoh yang gagal dalam menyatakan kebenaran.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 23:13-25 minta anak untuk mencermati :
a. Mengapa Pilatus hendak melepaskan Yesus? (karena Pilatus maupun Herodes tidak
mendapati kesalahan atas diri Yesus)
b. Siapakah yang menolak kebijakan yang dibuat oleh Pilatus? (imam kepala, pemimpin-
pemimpin serta rakyat)
c. Mengapa mereka menolak kebijakan yang dibuat oleh Pilatus? (karena kelompok ini
ingin menyingkirkan Yesus)
d. Mengapa Pilatus menuruti keinginan rakyat? (Pilatus takut kepada orang banyak)
2. Tanyakan kepada anak-anak, apa yang mereka pahami tentang sikap Pilatus dalam narasi
tersebut?
3. Sampaikan pada anak bagaimana perilaku Pontius Pilatus yang jauh dari nilai-nilai dan
tindakan kebenaran, sehingga kemudian hasil dari peradilan Pilatus tidaklah adil.
4. Tegaskan pada anak bahwa tindakan Pilatus merupakan bentuk pengingkaran terhadap
nilai-nilai kebenaran dan hal itu mesti dihindari oleh anak-anak.
5. Ajak anak untuk berani menegakkan kebenaran meskipun ada konsekuensi berat yang
harus mereka tanggung.

PENERAPAN
1. Minta anak untuk membuat gambar atau quote tentang kebenaran berdasarkan pelajaran
yang mereka terima hari ini menggunakan aplikasi di handphone mereka.
2. Ajak anak untuk membagikan gambar atau quote tersebut melalui media sosial yang
mereka punya.
3. Akhiri dengan doa bersama agar kita senantiasa dimampukan untuk berlaku benar
sekalipun dalam kondisi sulit.

66
29 MARET 2019 CERITA BEBAS MINGGU V

Dapatkah seorang pendeta berkiprah di sebuah bangsa dan membuat


perubahan bagi bangsa itu? Jawabnya adalah sangat mungkin. Pendeta
Martin Luther King Jr. adalah contoh pendeta yang berkiprah di Amerika
Serikat untuk membawa perubahan bagi negeri itu. Apa yang dilakukan
pendeta Martin Luther King Jr? Saat itu beliau sangat prihatin melihat kondisi
negerinya karena di sana terjadi pembedaan ras. Orang-orang Amerika
keturunan Afrika diperlakukan tidak adil. Atas dasar itu Pendeta Martin Luther
King Jr menjadi sangat prihatin. Keprihatinannya menjadikan beliau tampil
untuk menyuarakan keadilan bagi semua. Impiannya adalah negeri Amerika
bebas dari diskriminasi rasial. Perjuangan Pendeta Martin Luther King Jr
tidaklah mudah. Beliau mengalami tekanan-tekanan dan pertentangan.
Bahkan untuk menyuarakan keadilan bagi semua beliau harus mengorbankan
nyawanya. Meski demikian, beliau pantang menyerah. Beliau taat hingga
pada akhir hayatnya.
Melalui bahan ini, anak diharapkan memahami makna ketaatan dalam
mewujudkan impian menjadi kenyataan sebagaimana diteladankan oleh
pendeta Martin Luther King Jr.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Beginilah firman TUHAN: Taatilah hukum 1. TAAT
dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar
2. Penuh harapan – Superkids
lagi akan datang keselamatan yang dari
pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan”
Yesaya 56:1

PENJELASAN BAHAN
Martin Luther King Jr, terlahir dengan nama Michael Luther King Jr, pada 15 Januari 1929 di
Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Beliau merupakan anak kedua dari pasangan Martin Luther
King Sr dan Alberta Williams King. Ayahnya adalah seorang pendeta, sedangkan
ibunya seorang mantan guru sekolah. Lahir di tengah keluarga pendeta membuat King Jr
tumbuh sebagai anak yang taat dalam kehidupan beriman. Karena ketaatannya dalam iman itu
membuat beliau prihatin dengan kehidupan masyarakat selatan AS yang saat itu masih lekat
dengan rasisme. Menurut Pramoedya Ananta Toer pengertian Rasisme adalah pemahaman
yang menolak suatu golongan masyarakat yang berdasarkan atau berbeda ras. Martin Luther
King Jr sedih dengan rasisme karena beliau sering mengalami sejak kecil. Beliau ingat peristiwa
pembedaan ras yang dialaminya saat berusia enam tahun. Saat itu ada orangtua temannya
yang merupakan ras kulit putih melarang mereka berteman, hingga keduanya masuk ke sekolah
yang berbeda.

67
Martin Luther King Jr bersekolah di di sekolah menengah Booker T Washington di Atlanta.
Di sekolah ini beliau dikenal sebagai siswa berbakat, khususnya dalam bidang berbicara dan
berpidato di hadapan banyak orang. Hal itu membuatnya masuk dalam tim debat sekolah dan
memenangi sejumlah kompetisi.
Sebagaimana di masa kanak-kanak, masa selanjutnya Martin Luther King Jr juga
mengalami diskriminasi rasial. Saat kembali dari sebuah kompetisi debat di Georgia menuju
Atlanta, Martin Luther King Jr ditemani gurunya menggunakan bus. Dalam perjalanan, beliau
dan gurunya diminta berdiri dari tempat duduknya agar seorang penumpang kulit putih dapat
menempati kursi mereka.
Di sekolah, Martin Luther King Jr termasuk siswa yang pintar. Karena itu beliau berhasil
lolos seleksi dan diterima di Perguruan Tinggi Morehouse di usia 15 tahun. Empat tahun
berselang, beliau meraih gelar sarjana sosiologi dan bergabung dengan sekolah seminari
teologi Crozer di Pennsylvania. Kemudian Martin Luther King Jr melanjutkan studi pasca sarjana
di Universitas Boston.
Pada tahun 1953, Martin Luther King Jr menikah dengan Coretta Scott dan memiliki empat
anak dari pernikahan mereka. Pada tahun 1955, study doktornya diselesaikan di usia yang masih
sangat muda, yakni 25 tahun. Setahun sebelumnya, Martin Luther King Jr resmi mengikuti jejak
sang ayah dan menjadi pendeta di Gereja Baptis Dexter Avenue di Montgomery, Alabama.
Satu tahun kemudian, seorang wanita berkulit hitam, Ny. Rosa Parks, mengambil sebuah
langkah yang mengubah hidup King. Meskipun orang-orang kulit hitam diharuskan menumpang
hanya di bagian belakang bus umum, ia duduk di depan. Semua tempat duduk di belakang
telah terisi, dan ia mengambil tempat duduk pertama di bagian depan. Ia ditangkap karena
melanggar undang-undang pemisahan (segretation law).
Martin Luther King Jr. mendukungnya dengan memimpin boikot pada sistem bus
Montgomery. Sebenarnya orang-orang hitam lah penumpang terbanyak sistem bus tersebut,
dan mereka diperlakukan dengan tidak adil, maka orang-orang kulit hitam pun menolak naik
bus selama diskriminasi masih berlanjut. Mereka merasa "lebih terhormat berjalan kaki daripada
menumpang bus dengan kehinaan".
Terpengaruh dengan cara-cara tanpa kekerasannya Gandhi, Martin Luther King Jr dan yang
lain melakukan protes. "Kami akan mengimbangi kapasitas Anda yang menyebabkan
kesengsaraan ... Perbuatlah kepada kami apa yang Anda inginkan dan kami akan terus-menerus
mengasihi Anda," kata King merespons penyerang-penyerangnya. Mengikuti jejak Yesus, ia
menyerukan, "Yesus menegaskan dari kayu salib sebuah hukum yang lebih tinggi. Ia tahu
bahwa filsafat kuno mata ganti mata akan membuat semua orang buta. Ia tidak berupaya
mengatasi kejahatan dengan kejahatan. Ia mengatasi kejahatan dengan kebaikan. Meskipun
disalibkan karena kebencian, Ia menanggapinya dengan kasih yang agresif."
Dengan diorganisasikannya Southern Christian Leadership Conference (Konferensi
Kepemimpinan Kristen Selatan) yang diketuainya, King berkampanye di kota-kota bagian
selatan: Jackson, Selma, Meridian, dan Birmingham. Namun, pengaruhnya meluas lebih jauh
ketika ia memimpin serangan-serangan terhadap ketidakadilan sosial di kota-kota bagian utara.
Sekelompok pendeta Protestan kulit hitam terdekat, termasuk Jesse Jackson, mendukung
Martin Luther King Jr, dan orang-orang kulit putih, Katolik serta Yahudi tidak lama kemudian
juga bergabung dalam barisannya. Metode-metode tanpa kekerasan digunakan untuk
menghadapi serangan selang, pentungan, anjing dan pemukul. Meskipun banyak orang Kristen
mendukungnya, namun beberapa lawan Martin Luther King Jr yang paling vokal juga menyebut
nama Kristus. Pada musim semi 1963, Martin Luther King Jr ditangkap karena memimpin
gerakan protes di Birmingham, Alabama. Para rohaniawan di Atlanta mengkritiknya karena
meninggalkan gerejanya di Montgomery. "Apa haknya terlibat di tempat lain, di mana dia
bukan warganya?" tanya mereka.
Dalam "Surat dari Penjara Birmingham", Martin Luther King Jr memberikan tanggapan
bahwa "ketidakadilan di mana pun mengancam keadilan". Bagi mereka yang ada di luar "panah

68
pemisah yang menyengat" dan yang menasihatinya untuk menunggu, ia menjawab: ".... Bila
Anda disiksa pada siang hari dan dihantui pada malam hari karena Anda seorang Negro,
senantiasa hidup dalam kecemasan, tanpa sepenuhnya mengetahui apa yang harus diharapkan
berikutnya; dan jika digerogoti ketakutan di dalam hati dan amarah di luar; jika Anda senantiasa
bergumul dengan perasaan yang terus memburuk bahwa Anda 'bukan apa-apa' -- barulah anda
akan mengerti mengapa kami tidak sabar menunggu."
Gerakan protes atas Washington pada tahun 1963 merupakan salah satu peristiwa paling
penting dalam sejarah perjuangan hak sipil karena pengaruhnya telah berjasa bagi lahirnya
Undang-undang Hak Sipil pada tahun 1964 dan Undang-undang Hak Pilih pada tahun 1965.
Pada gerakan protes tersebut, Martin Luther King Jr. menampilkan impiannya:
"Saya mempunyai impian bahwa keempat anak saya yang masih kecil pada satu hari akan
hidup di dalam suatu bangsa, di mana mereka tidak akan dinilai dari warna kulit mereka tetapi
dari kandungan karakternya ... Dengan iman ini kami dapat mengubah suara-suara tidak
harmonis di negeri kita menjadi simponi persaudaraan yang indah. Dengan keyakinan ini kita
dapat bekerja sama, berdoa bersama dengan kesadaran bahwa kita akan bebas pada suatu hari
kelak."
Pada tahun 1964, Martin Luther King Jr menerima hadiah Nobel Perdamaian, suatu
penghargaan yang mewujudkan sebagian impian itu.
Martin Luther King Jr pergi ke Memphis, Tennessee, untuk mendukung pemogokan para
pekerja pengangkut sampah pada tahun 1968. Pada tanggal 4 April, ketika ia sedang berdiri di
lorong lantai dua di motelnya di Mulberry Street, saat bercakap-cakap dengan rekan-rekannya,
ia ditembak seorang pembunuh. Peluru itu merenggut nyawanya, tetapi tidak mengakhiri
impiannya yang sedang berlanjut.
Sebagai tanggapan atas keberanian dan kesaksian yang merupakan tekad pendeta ini, hari
Senin ketiga bulan Januari ditetapkan sebagai Hari Martin Luther King Jr. Dialah satu-satunya
rohaniawan (pendeta) Amerika yang namanya dicantumkan pada kalender sebagai
penghormatan.
Keberanian pendeta Martin Luther King Jr menginspirasi banyak orang dan bangsa-bangsa
untuk menyuarakan keadilan dan penegakan hak asasi manusia. Ketaatan pendeta King Jr
mewujudkan impiannya patut diteladani. Ungkapan “I Have A Dream” dikumandangkannya
pada 28 Agustus 1963. Ungkapan itu menjadi sebuah pidato yang dikenang sepanjang masa
karena apa yang diimpikan Martin Luther King Jr saat itu masih relevan hingga masa kini.

Sumber:
https://kaltim.tribunnews.com/2019/04/04/sejarah-hari-ini-martin-luther-king-jr-tewas-
ditembak-peti-jenazahnya-ditarik-2-keledai?page=2.
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-rasisme
http://misi.sabda.org/martin_luther_king_jr
https://kids.nationalgeographic.com/explore/history/martin-luther-king-jr/

69
ALAT PERAGA
1. Foto rumah tempat kelahiran Martin Luther King Jr
2. Foto King Jr berpidato di hadapan banyak orang
3. Foto King Jr mendapat hadiah nobel perdamaian

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, apa yang kalian bayangkan dengan pekerjaan seorang pendeta?
Mintalah anak menuturkan apa yang mereka pahami tentang pekerjaan pendeta.
2. Sampaikan pada anak bahwa hari ini kita akan belajar dari seorang pendeta yang
melakukan pekerjaan besar bagi bangsanya, bahkan bagi dunia.

POKOK PELAJARAN
1. Sampaikan pada anak bahwa saat itu Amerika Serikat merupakan negara dengan rasisme
yang tinggi. Apa rasisme itu? (lihat di penjelasan bahan). Menjadi orang yang dibeda-
bedakan atas dasar ras sangat tidak menyenangkan.
2. Tunjukkan gambar foto Martin Luther King Jr berpidato di hadapan banyak orang.
Ceritakan bahwa orang ini bernama Martin Luther King Jr. Beliau seorang pendeta yang
prihatin melihat sesama manusia saling membedakan atas dasar ras. Selain itu, beliau
pernah mengalami sendiri seperti apa rasanya diperlakukan tidak adil.
3. Tunjukkan foto tempat kelahiran Martin Luther King Jr. Sampaikan biografinya (di bahan
pelajaran).
4. Ceritakan bagaimana perjuangan Pendeta Martin Luther King Jr. mewujudkan impiannya. Ia
memimpikan negerinya menjadi negeri adil di mana semua orang saling menghormati,
menghargai, tidak memandang ras.
5. Tunjukkan peraga 3. Atas perjuangan pendeta Martin Luther King Jr., beliau mendapat
nobel perdamaian. Nobel ini merupakan penghargaan bagi sosok yang memiliki jasa dalam
bidang perdamaian.
6. Berikan pemahaman pada anak bahwa mewujudkan impian menjadi kenyataan
sebagaimana dilakukan Martin Luther King Jr. bukanlah hal mudah. Ada tantangan dan
hambatan. Pendeta Martin Luther King Jr. meninggal karena ditembak (ada di bahan
pelajaran).
7. Akhiri dengan menunjukkan ketaatan pendeta King Jr. Ketaatan sangat terkait dengan
imannya pada Tuhan Yesus. Ketaatannya menghasilkan perubahan bagi Amerika, bahkan
dunia. Ajak anak untuk meneladani ketaatan pendeta King Jr.

PENERAPAN
Perbanyak lembar kerja seperti terlampir di lembar penerapan. Minta anak-anak menuliskan
impian dan doa mereka untuk beberapa poin yang ada. Untuk anak TK, GSM dapat menuliskan
doa di masing-masing poin, kemudian membagikannya dan meminta orang tua anak untuk
mendorong anak-anak mendoakan poin-poin tersebut setiap harinya.

70
05 APRIL 2020 LUKAS 23: 33-43

Banyak orang sering mengalami kesulitan untuk mengampuni atau


memaafkan orang yang sudah melakukan kesalahan padanya. Apalagi jika
orang-orang itu sudah melakukan tindakan yang menimbulkan luka secara
fisik. bekas luka yang terlihat akan membuat kemarahan bisa muncul pada
orang yang menimbulkan luka. Yesus menunjukkan teladan yang luar biasa
dalam hal mengampuni. Kata-kata pengampunan yang Dia ucapkan di kayu
salib menunjukkan besarnya hati mengampuni yang dimiliki Yesus.
Melalui pelajaran hari ini anak diajak untuk mau memaafkan kesalahan
orang lain.

PENJELASAN BAHAN
1. Yesus disalibkan bersama dengan dua orang penjahat yang mendapatkan hukuman mati.
Injil Lukas menggunakan kata kakaourgos: seseorang yang melakukan tindak kejahatan
serius, dalam Injil lain (Matius 27:38; Markus 15:17) digunakan kata lestes yang merujuk
kepada seorang perampok. Kata lestes ini juga merujuk kepada perampok yang tidak
segan-segan melakukan tindak kekerasan kepada para korbannya, seperti yang terjadi
dalam kisah Orang Samaria yang Murah Hati sehingga kedua orang ini kemudian dijatuhi
hukuman mati.
2. Di kayu salib Yesus memanjatkan doa kepada Bapa “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (ay.34), apa yang diucapkan oleh Yesus ini
adalah bentuk konkret dari apa yang pernah Ia katakan kepada para murid-Nya untuk
“Kasihilah musuhmu…berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (Lukas 6: 27 – 28). Orang
yang hadir dalam peristiwa penyaliban Yesus mengejek, mengolok-olok dan mencibir Yesus
agar Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri. Dalam kondisi yang sulit Yesus tidak berdoa untuk
diri-Nya sendiri, namun Ia memohon pengampunan dari Bapa kepada setiap orang yang
turut andil dalam penyaliban-Nya. Seorang penjahat di sisi-Nya mendengar apa yang
dikatakan orang tentang-Nya, kemudian menghujat (blasphemeo) Dia, jika Yesus adalah
Mesias yang terjanjikan, ia meminta Yesus untuk menyelamatkan mereka (ay 39).
3. Injil Lukas menambahkan kisah yang tidak terdapat dalam Injil lain, dikisahkan seorang
penjahat yang lain menegor ia “Tidakkah engkau takut, juga kepada Allah…”(ayat 40).
Penambahan ini semakin menguatkan garis besar dalam narasi Injil Lukas, bahwa Mesias
datang untuk orang-orang yang terhilang, orang-orang sesat dan orang-orang yang
membutuhkan pertobatan. Penjahat ini memberikan respons yang berbeda dari orang-
orang lain yang tidak mempercayai Yesus bahkan mengolok, menghujat dan membuang
undi atas pakaian-Nya. Ia percaya akan ke-Mesias-an Yesus dan membela
ketidakbersalahan Yesus, bahkan ia menyatakan pengakuan iman-Nya kepada Yesus (ayat
42). Yesus merespons apa yang dikatakan oleh penjahat ini dengan memberikan janji yang
indah “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus”. Firdaus (Yunani : paradeisios) dikaitkan dengan kehidupan paska kematian
(kehidupan kekal). Yesus tidak hanya mengampuni kesalahan dan dosa dari orang ini, tetapi
Ia memberikan jaminan iman akan kehidupan selanjutnya.

71
4. Narasi Lukas 23: 33-43 dapat disimpulkan dengan satu kata, yaitu pengampunan. Dalam
perikop ini kita membaca bahwa Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia
dan mendoakan mereka agar mendapatkan pengampunan dari Bapa. Tak hanya itu, Yesus
juga mengampuni dan memberikan keselamatan kepada seorang penjahat yang mengaku
imannya. Pengampunan diberikan Yesus dalam kondisi yang secara manusia akan sulit
memberikan ampunan (dianiaya, dicaci, dicela, dihujat), namun kasih membuktikan bahwa
pengampunan dapat diberikan. Sebagai murid Yesus, kita diminta untuk taat mengikuti
teladan Yesus, salah satunya teladan dalam hal mengampuni. Terkadang kita dihakimi dan
dilukai oleh orang lain, karena mereka hanya menilai kita melalui sekilas pengamatan. Saat
itulah kita diajak untuk memanjatkan doa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat”.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab 1. Hati Bapa
mereka tak tahu apa yang mereka 2. K.A.S.I.H
perbuat”
3. Mengampuni Lebih Sungguh
Lukas 23 : 34a
4. Kasih-Mu Sungguh Termegah

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak, apakah orang lain pernah melakukan tindakan yang tidak mereka
sukai?
2. Tanyakan kepada anak, apa yang anak-anak lakukan ketika orang tersebut meminta maaf
kepada mereka?
3. Sampaikan kepada anak, bahwa hari ini mereka akan belajar dari seseorang yang mau
memberikan pengampunan.

POKOK PELAJARAN
GSM 1 Selamat pagi adik-adik, bagaimana kabar adik-adik hari ini? Kakak saat ini sedang
marah, kemarin teman kakak memarahi kakak ketika bermain, kata-katanya membuat
kakak menangis. Jahat sekali dia!
GSM 2 Wah, nampaknya kakak sangat kecewa ya kak?
GSM 1 Betul sekali, aku tidak mau memaafkan dia, betul gak adik-adik? (menunggu respon
anak)
GSM 2 Hmmm, kakak boleh marah, tapi sekarang kakak coba dengar cerita tentang Tuhan
Yesus ya kak. Ketika Tuhan Yesus disalib di bukit tengkorak, ada orang lain yang
disalib juga bersama dengan Dia. Anak-anak adakah yang mengingat siapa yang
disalib bersama dengan Tuhan Yesus? Ada dua orang penjahat. Penjahat adalah orang
yang melakukan tindakan yang buruk dan sangat menyakitkan bagi orang lain,
sehingga mereka dihukum. Salah satu dari penjahat itu kemudian mengejek Yesus,
karena orang banyak juga mengejek Yesus. Mereka menuduh Yesus berbohong, jika
Yesus adalah Allah mengapa Ia harus disalib, ia meminta Yesus menunjukkan
kekuatan-Nya dengan melepaskan dia dari kayu salib. Kira-kira bagaimana apa yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus?

72
GSM 1 Tuhan Yesus memarahi penjahat itu dan orang-orang yang mengejek Dia. Harus
dibalas, tidak boleh diam saja.
GSM 2 Tuhan Yesus tidak melakukan itu kak. Karena kasih, Tuhan Yesus mendoakan orang
yang telah mengejek-Nya. Tuhan Yesus memaafkan mereka, karena Tuhan Yesus
berpikir mungkin saja mereka sebetulnya tidak berniat untuk sungguh-sungguh
melukai hati Yesus. Maka Tuhan Yesus memaafkan mereka.
GSM 1 Apakah aku juga bisa memaafkan temanku?
GSM 2 Tentu bisa kak, semua orang bisa memaafkan. Sama seperti Tuhan Yesus yang sudah
memaafkan, kita juga bisa belajar untuk memaafkan.
GSM 1 Jika aku sudah memaafkan, apakah aku masih boleh membalas kak?
GSM 2 Ketika kita memaafkan kita tidak membalas perbuatan yang buruk dengan perbuatan
yang buruk. Kita memberikan kebaikan, dengan mendoakan, tetap berteman dengan
mereka. Aku yakin, kakak bisa melakukan itu.
GSM 1 Indah ya, jika kita bisa belajar memaafkan, dan tidak saling membalas, sama seperti
Tuhan Yesus.

PENERAPAN
1. Sediakan kertas berukuran (lebar 1,5cm x panjang 12 cm). Akan lebih baik jika kertas
berwarna-warni. Kertas ini akan menjadi gelang untuk dipakai anak-anak.
2. Tuliskan ’Aku Bisa Memaafkan’ pada kertas tersebut.
3. Sedikan pensil warna/crayon, gliter dan manik-manik, yang dapat digunakan anak untuk
menghias.
4. Setelah selesai, lingkarkan pada pergelengan tangan anak, dan tegaskan kembali bahwa
setiap anak dapat mengampuni.

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak, apakah orang lain pernah melakukan tindakan yang tidak mereka
sukai?
2. Tanyakan kepada anak, apa yang anak-anak lakukan ketika orang tersebut meminta maaf
kepada mereka?
3. Sampaikan kepada anak, bahwa hari ini mereka akan belajar dari seseorang yang mau
memberikan pengampunan.

POKOK PELAJARAN
GSM 1 Selamat pagi adik-adik, bagaimana kabar adik-adik hari ini? Kakak saat ini sedang
marah, kemarin teman kakak memarahi kakak ketika bermain, kata-katanya
membuat kakak menangis. Jahat sekali dia!
GSM 2 Wah, nampaknya kakak sangat kecewa ya kak?
GSM 1 Betul sekali, aku tidak mau memaafkan dia, betul gak adik-adik? (menunggu respon
anak)

73
GSM 2 Hmmm, kakak boleh marah, tapi sekarang kakak coba dengar cerita tentang Tuhan
Yesus ya kak. Ketika Tuhan Yesus disalib di bukit tengkorak, ada orang lain yang
disalib juga bersama dengan Dia. Anak-anak adakah yang mengingat siapa yang
disalib bersama dengan Tuhan Yesus? Ada dua orang penjahat. Penjahat adalah
orang yang melakukan tindakan yang buruk dan sangat menyakitkan bagi orang
lain, sehingga mereka dihukum. Salah satu dari penjahat itu kemudian mengejek
Yesus, karena orang banyak juga mengejek Yesus. Mereka menuduh Yesus
berbohong, jika Yesus adalah Allah mengapa Ia harus disalib, ia meminta Yesus
menunjukkan kekuatan-Nya dengan melepaskan dia dari kayu salib. Kira-kira
bagaimana apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus?
GSM 1 Tuhan Yesus memarahi penjahat itu dan orang-orang yang mengejek Dia. Harus
dibalas, tidak boleh diam saja.
GSM 2 Tuhan Yesus tidak melakukan itu kak. Karena kasih, Tuhan Yesus mendoakan orang
yang telah mengejek-Nya. Tuhan Yesus memaafkan mereka, karena Tuhan Yesus
berpikir mungkin saja mereka sebetulnya tidak berniat untuk sungguh-sungguh
melukai hati Yesus. Maka Tuhan Yesus memaafkan mereka.
GSM 1 Apakah aku juga bisa memaafkan temanku?
GSM 2 Tentu bisa kak, semua orang bisa memaafkan. Sama seperti Tuhan Yesus yang
sudah memaafkan, kita juga bisa belajar untuk memaafkan.
GSM 1 Jika aku sudah memaafkan, apakah aku masih boleh membalas kak?
GSM 2 Ketika kita memaafkan kita tidak membalas perbuatan yang buruk dengan
perbuatan yang buruk. Kita memberikan kebaikan, dengan mendoakan, tetap
berteman dengan mereka. Aku yakin, kakak bisa melakukan itu.
GSM 1 Indah ya, jika kita bisa belajar memaafkan, dan tidak saling membalas, sama seperti
Tuhan Yesus.
Akhiri dengan mengajak anak untuk menonton video pendek, ‘What is Forgiveness?’ dari link
https://youtu.be/FFuHL6Izk6E

PENERAPAN
1. Siapkan kartu dengan gambar salib dan plester penutup luka sesuai jumlah anak. Bagikan
kartu dan plester kepada anak-anak.
2. Minta anak untuk menuliskan nama teman atau orang yang baru-baru ini melukai hatinya di
salib tersebut. Kemudian ajak anak menempel plester menutupi nama tersebut sebagai
simbolisasi bahwa mereka mau memaafkan orang itu.
3. Minta anak menghias atau mewarnai kartu tersebut.
4. Setelah itu, ajak anak untuk berdoa bersama agar diberikan kekuatan dari Tuhan dalam hal
memberikan pengampunan.

74
PEMBUKAAN
1. Ajak anak untuk menonton video https://youtu.be/dHX85pHsVLk kemudian minta anak
untuk mengutarakan pendapatnya terkait dengan video tersebut
2. Minta anak untuk menyampaikan pengalamannya (boleh kesulitan/tantangan) dalam
memberikan maaf kepada orang lain.
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari tokoh yang berhasil
memberikan pengampunan

POKOK PELAJARAN
1. Minta anak untuk membaca Lukas 23 : 33 – 43
2. Ajak anak untuk berkelompok (3 – 4 orang), mintalah anak untuk menuliskan tindakan yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus dan pelajaran apa yang mereka dapatkan dari tindakan
tersebut.
3. Sampaikan penjelasan bahan nomor 2 & 4
4. Ajak anak untuk bersama-sama meneladani tindakan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus,
yaitu dengan berusaha memberikan pengampunan.
5. Akhiri dengan nyanyian ’Hati Bapa’ dan doa bersama

Hati Bapa
Ketika hatiku, t’lah disakiti,
ajar ku memberi hati mengampuni
Ketika hidupku t’lah dihakimi,
ajar ku memberi hati mengasihi

Ampuni bila kami,


tak mampu mengampuni
yang bersalah kepada kami
Seperti hati Bapa,
Mengampuni, mengasihi tiada akhir

75
10 APRIL 2019 LUKAS 23: 44-56

Banyak orang dalam hidup ini melakukan sesuatu karena rutinitas atau
terkadang karena terpaksa. Seringkali hal seperti itu menjadi kurang efektif
dalam mencapai apa yang diharapkan. Motivasi yang benar perlu dilakukan
supaya setiap pribadi mendapatkan makna terdalam dari tindakannya. Cinta
menjadi dasar terdalam bagi setiap tindakan manusia. Yusuf Arimatea
menunjukkan bagaimana dia berkarya dengan cinta.
Melalui pelajaran hari ini anak mau melakukan karya dengan cinta.

PENJELASAN BAHAN
1. Lukas menggambarkan bahwa dalam peristiwa penyaliban Tuhan Yesus terjadi fenomena
yang sulit untuk dijelaskan secara ilmiah. Pada ayat 44 - 45, ditunjukkan bahwa matahari
tidak bersinar sehingga kegelapan menyelimuti kota selama 3 jam dan peristiwa ini bukan
peristiwa gerhana matahari, karena waktu itu bulan bersinar penuh di malam hari. Hari raya
Paskah orang Yahudi selalu pada saat bulan purnama. Matahari yang tidak bersinar ini
sebagai gambaran bahwa alam pun ikut berduka atas penyaliban itu. Selain itu tanda lain
yang ditunjukkan adalah tabir Bait Allah terbelah menjadi dua dari bawah ke atas. Tabir Bait
Allah terbuat dari kain yang sangat kuat, bahkan lebih kuat dari kain tenda-tenda suku di
padang gurun. Lukas menggambarkan bahwa tabir tersebut bukan robek melainkan
terbelah. Tentu diperlukan kekuatan yang besar untuk membelahnya. Hanya kekuatan Allah
saja yang mampu melakukannya. Tabir ini memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus.
Orang yang bisa memasuki ruang yang maha kudus, hanya para imam saja. Tabir Bait Allah
yang terbelah ini menggambarkan bahwa kematian Yesus menghilangkan batas sehingga
semua orang bisa langsung datang pada Tuhan.
2. Di kayu salib itu Yesus berseru dengan suara nyaring “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu
kuserahkan nyawa-Ku”, lalu Ia menghembuskan nafas terakhir. Perkataan Yesus
menggambarkan penyerahan diri-Nya sebagai kurban penebusan umat manusia dari dosa.
Ia tahu bahwa hanya Bapa yang berwenang atas nyawa setiap orang, bukan orang-orang
yang menyalibkan-Nya. Oleh karena itu, Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa, sebagai
tanda Ia telah menyelesaikan karya-Nya di dunia.
3. Kematian Yesus membawa perubahan pada orang-orang di sekitarnya. Ketika kepala
pasukan melihat hal tersebut, ia memuliakan Allah dan menyatakan bahwa Yesus adalah
orang benar (terjemahan lain mengatakan Ia tak bersalah). Tentunya bagi kepala pasukan,
pengalaman penyaliban ini bukan yang pertama kali. Namun peristiwa penyaliban Yesus ini
nampak berbeda dari penyaliban sebelumnya. Fenomena-fenomena pada detik-detik
terakhir kematian Yesus membawa kepala pasukan ini sampai pada kesimpulan bahwa
Yesus tidak bersalah, dan ia juga memuliakan Allah. Lukas menekankan bahwa pengakuan
akan kebenaran Yesus datang dari orang-orang yang sebelumnya tidak percaya, tidak
hanya dari kepala pasukan (yang bukan orang Yahudi) juga dari orang banyak yang pulang
sambil memukuli diri mereka, sebagai bentuk penyesalan diri.
4. Kemudian pada ayat ke 50 diceriterakan seorang bernama Yusuf dari Arimatea, yang
menghadap Pilatus untuk meminta mayat Yesus. Yusuf Arimatea baru disebutkan pada
perikop ini. Ia datang dan menghadap Pilatus untuk meminta mayat Yesus. Bisa dikatakan

76
bahwa Yusuf dari Arimatea ini adalah ‘murid terselubung’ Yesus (bandingkan Yohanes 19 :
38). Ia tidak secara terang-terangan mengaku bahwa ia murid Yesus, karena ia adalah
anggota dari Majelis Besar/Sanhendrin (bdk Markus 15 : 43), tentu ia akan diolok-olok dan di
cemooh jika ia mengaku sebagai murid Yesus, yang dianggap sebagai seorang penipu dan
pemberontak oleh anggota Sanhendrin yang lain. Yusuf digambarkan sebagai seorang yang
baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan tindakan dan putusan majelis, mengenai
persengkokolan untuk membunuh Yesus, akan tetapi ia tidak bisa melakukan apa pun
terhadap putusan itu, yang bisa ia lakukan ialah meminta mayat Yesus kepada Pilatus, jelas
ia mempertaruhkan harga dirinya, jika anggota Sanhendrin yang lain itu tahu. Yusuf juga
seorang yang terpandang karena hanya orang-orang kaya saja yang bisa memiliki kubur di
Yerusalem, sehingga Pilatus bersedia memberikan mayat Yesus kepadanya. Sebagai
seorang Yahudi yang saleh, tentunya ia tahu jika ia bersentuhan dengan mayat, akan
membuatnya najis tetapi ia bersedia melakukannya karena cintanya kepada Yesus. Ia
menurunkan mayat Yesus, mengkafaninya dan membaringkannya. Ia melakukan hal yang
bisa dan mampu ia lakukan sebagai wujud penghormatan terakhirnya kepada ‘Sang Guru’.
Ia membaringkan mayat Yesus dalam makam yang baru, bukan makam yang sudah pernah
digunakan. Makam di Yerusalem bisa digunakan berulang kali karena berupa gua dan
ditutup dengan batu, yang bisa dibuka kembali. Yusuf memberikan yang terbaik dari apa
yang bisa ia lakukan kepada orang yang ia sayangi.
5. Gambaran di atas menunjukkan bagaimana Yusuf Arimatea melakukan karyanya dengan
cinta. Yusuf Arimatea yang mempersembahkan makam yang baru bagi Yesus menjadi
tanda cintanya pada Yesus. Dalam hidup kita sekarang ini kita perlu mengembalikan diri
pada motivasi yang benar. Melakukan karya dengan cinta menjadi salah satu bentuk
ketaatan kita kepada Tuhan yang perlu terus kita jaga.

AYAT HAFALAN: LAGU PENDUKUNG


Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah- 1. Saya Cinta Tuhan Yesus
Mu! Ya Tuhan, hidupkanlah aku sesuai 2. Yesus Disalibkan Karena Cinta-Nya
dengan setia-Mu (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 176).
Mazmur 119 : 159 3. Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan
(Nyanyikanlah Kidung Baru 199).
4. Tanda Paku Di Kaki Dan Tangan (Pujilah
Tuhan Hai Jiwaku 174).

ALAT PERAGA
1. Gambar Yesus mati disalib
2. Kepala pasukan yang menghormati Yesus yang disalib

PEMBUKAAN
Tanyakan kepada anak-anak:
1. Apa yang mereka lakukan untuk orang yang mereka sayangi? Mengapa mereka mau
melakukannya?
2. Guru menanggapi cerita anak tanpa memberi penilaian (menyalahkan atau membenarkan).
3. Sampaikan pada anak hari ini mereka akan belajar hal mendasar saat melakukan sesuatu.

77
POKOK PELAJARAN
1. Ceritakan terlebih dahulu, tentang kematian Yesus, dan tanyakan apa yang terjadi setelah
Yesus wafat?
2. Sampaikan kisah berikut :
Waktu itu terlihat ada seorang yang sangat sedih, ia menangis karena guru yang
dicintainya sudah mati. Ia disalibkan karena kesalahan yang tidak dibuat-Nya. Orang ini
ingin berbuat sesuatu untuk gurunya? Waktu sang Guru diadili, ia tidak berani
menentang keputusan pengadilan itu, walaupun ia sangat tidak setuju. Sekarang,
gurunya telah mati di kayu salib. Tentu kalian tahu kan, siapa yang mati di kayu salib
itu? (bertanya kepada anak-anak).
Iya, Dia adalah Yesus. (tunjukkan gambar peraga 1)
Kematiannya terjadi secara luar biasa, ada banyak tanda-tanda ajaib yang menyertainya
hingga kepala pasukan yang memimpin penyaliban menaruh hormat kepadanya
(tunjukkan gambar peraga 2)
Yesus adalah guru banyak orang. Ia adalah orang yang sangat baik dan bijaksana. Tapi
sekarang ia telah tiada. Setelah berpikir cukup lama, orang itu akhirnya menemukan
cara mengungkapkan cintanya pada Sang Guru. Dia hendak menghadap Pilatus dan
meminta mayat-Nya, dan menguburkan Dia dalam kuburan baru miliknya sendiri.
Segera ia menghadap Pilatus karena hari Sabat sudah hampir tiba. Bila sabat tiba,
setiap orang akan diminta berhenti melakukan pekerjaan. Memakamkan jenazah
termasuk sebagai melakukan pekerjaan. Tahukah kalian, siapakah orang ini?
Dia adalah Yusuf Arimatea. Dia murid tersembunyi Tuhan Yesus karena dia memang
mengikuti Tuhan Yesus diam-diam. Dia juga anggota mahkamah agama sehingga tidak
bisa terang-terangan mengikuti Tuhan Yesus. Kematian Yesus menjadi kesempatan bagi
dia untuk menunjukkan cintanya pada Yesus.
Yusuf Arimatea telah mengkafani dan menguburkan Yesus sebagai wujud cintanya
kepada Yesus.
Kalau kalian, apa yang akan kalian lakukan kepada orang-orang yang kalian sayangi
seperti Tuhan Yesus, papa, mama, kakak atau nenek? Apapun yang akan kalian lakukan
atau berikan, lakukanlah semua itu dengan cinta. Cinta kepada Tuhan, cinta kepada
sesama dan pada siapapun juga.

PENERAPAN
1. Siapkan potongan gambar salib dan beberapa gambar hati, dan bagikan kepada anak-anak.
Masing-masing anak mendapat 3-4 hati. Hati pertama ditulis nama mereka, sedangkan hati
yang lain ditulis nama orang-orang terdekat dengan mereka.
2. Bagikan gambar salib, dan minta anak menempelkan hati dengan nama mereka di bagian
tengah salib. Ini sebagai simbol cinta anak kepada Allah.
3. Minta anak menyusun gambar hati yang lainnya dengan benang di bawah potongan salib.
Ini sebagai simbol bahwa anak-anak juga mau mencintai sesama.
4. Minta membawa pulang karya mereka dan digantungkan di kamar mereka.
5. Tegaskan kepada anak bahwa melakukan sesuatu dengan cinta merupakan wujud ketaatan
kita kepada Tuhan.

78
PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak-anak, pernahkah mereka menerima kasih sayang dari orang lain?
Dan bagaimana perasaan mereka?
2. Tanyakan kepada anak-anak, siapa saja orang yang mereka sayangi?
3. Tanyakan kepada anak-anak, hal apa yang sudah pernah mereka lakukan atau berikan
kepada orang yang menyayangi mereka seperti orang tua, guru, kakak/adik?
4. Tanyakan kepada anak-anak, mengapa mereka mau melakukan hal tersebut? (terima
jawaban anak tanpa memberikan komentar!)
5. Sampaikan pada anak hari ini kita akan belajar bagaimana melakukan sesuatu dalam hidup
kita.

POKOK PELAJARAN
1. Ceritakan terlebih dahulu, tentang kematian Yesus, dan tanyakan apa yang terjadi setelah
Yesus wafat?
2. Sampaikan kisah berikut :
Waktu itu terlihat ada seorang yang sangat sedih, ia menangis karena guru yang
dicintainya sudah mati. Ia disalibkan karena kesalahan yang tidak dibuat-Nya. Orang ini
ingin berbuat sesuatu untuk gurunya? Waktu sang Guru diadili, ia tidak berani
menentang keputusan pengadilan itu, walaupun ia sangat tidak setuju. Sekarang,
gurunya telah mati di kayu salib. Tentu kalian tahu kan, siapa yang mati di kayu salib
itu? (bertanya kepada anak-anak).
Iya, Dia adalah Yesus. (tunjukkan gambar peraga 1)
Kematiannya terjadi secara luar biasa, ada banyak tanda-tanda ajaib yang menyertainya
hingga kepala pasukan yang memimpin penyaliban menaruh hormat kepadanya
(tunjukkan gambar peraga 2)
Yesus adalah guru banyak orang. Ia adalah orang yang sangat baik dan bijaksana. Tapi
sekarang ia telah tiada. Setelah berpikir cukup lama, orang itu akhirnya menemukan
cara mengungkapkan cintanya pada Sang Guru. Dia hendak menghadap Pilatus dan
meminta mayat-Nya, dan menguburkan Dia dalam kuburan baru miliknya sendiri.
Segera ia menghadap Pilatus karena hari Sabat sudah hampir tiba. Bila sabat tiba,
setiap orang akan diminta berhenti melakukan pekerjaan. Memakamkan jenazah
termasuk sebagai melakukan pekerjaan. Tahukah kalian, siapakah orang ini?
Dia adalah Yusuf Arimatea. Dia murid tersembunyi Tuhan Yesus karena dia memang
mengikuti Tuhan Yesus diam-diam. Dia juga anggota mahkamah agama sehingga tidak
bisa terang-terangan mengikuti Tuhan Yesus. Kematian Yesus menjadi kesempatan bagi
dia untuk menunjukkan cintanya pada Yesus.
Yusuf Arimatea telah mengkafani dan menguburkan Yesus sebagai wujud cintanya
kepada Yesus.
Kalau kalian, apa yang akan kalian lakukan kepada orang-orang yang kalian sayangi
seperti Tuhan Yesus, papa, mama, kakak atau nenek? Apapun yang akan kalian lakukan
atau berikan, lakukanlah semua itu dengan cinta. Cinta kepada Tuhan, cinta kepada
sesama dan pada siapapun juga.

79
PENERAPAN
1. Siapkan potongan gambar salib dan beberapa gambar hati, dan bagikan kepada anak-anak.
Masing-masing anak mendapat 3-4 hati. Hati pertama ditulis nama mereka, sedangkan hati
yang lain ditulis nama orang-orang terdekat dengan mereka.
2. Bagikan gambar salib, dan minta anak menempelkan hati dengan nama mereka di bagian
tengah salib. Ini sebagai simbol cinta anak kepada Allah.
3. Minta anak menyusun gambar hati yang lainnya dengan benang di bawah potongan salib.
Ini sebagai simbol bahwa anak-anak juga mau mencintai sesama.
4. Minta membawa pulang karya mereka dan digantungkan di kamar mereka.
5. Tegaskan kepada anak bahwa melakukan sesuatu dengan cinta merupakan wujud ketaatan
kita kepada Tuhan.
6. Ajak anak menyanyi ‘Saya Cinta Tuhan Yesus’

PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak-anak, pernahkah mereka menerima kasih sayang dari orang lain?
Dan bagaimana perasaan mereka?
2. Tanyakan kepada anak-anak, siapa saja orang yang mereka sayangi?
3. Tanyakan kepada anak-anak, hal apa yang sudah pernah mereka lakukan atau berikan
kepada orang yang menyayangi mereka seperti orang tua, guru, kakak/adik?
4. Tanyakan kepada anak-anak, mengapa mereka mau melakukan hal tersebut? (terima
jawaban anak tanpa memberikan komentar!)
5. Sampaikan pada anak hari ini kita akan belajar bagaimana melakukan sesuatu dalam hidup
kita.

POKOK PELAJARAN
1. Ceritakan peristiwa kematian Tuhan Yesus secara singkat (penjelasan bahan no. 1 dan 2)
2. Tanyakan setelah Yesus wafat, apa yang terjadi pada mayat Yesus yang masih berada di
kayu salib, dan siapa yang akan menguburkannya?
3. Minta anak membaca Lukas 23 : 50 – 56, lalu tanyakan siapa yang menguburkan Tuhan
Yesus?
4. Lanjutkan dengan penjelasan tentang Yusuf dari Arimatea dan apa yang ia lakukan bagi
Yesus. (penjelasan bahan no 4 & 5).
5. Tegaskan bagaimana Yusuf dari Arimatea melakukan karya nya dengan cinta.

80
PENERAPAN
1. Ajak anak-anak untuk mengerti bahwa kita bisa melakukan tindakan apapun sebagai wujud
ungkapan cinta kita terhadap Tuhan Yesus juga orang-orang yang menyayangi kita,
sekalipun kita hanya bisa memberikan hal-hal yang kecil. Memberikan yang terbaik bukan
berarti kita harus memberikan sesuatu yang spektakuler dan besar, akan tetapi kita
memberikan apa yang kita mampu dengan hati yang tulus.
2. Ajak anak-anak untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada Tuhan Yesus dan orang yang
mereka sayangi (misal kepada orang tua, kakak, kakek-nenek) pada secarik kertas. Minta
mereka menuliskan komiten mengenai bagaimana mereka akan mengungkapkan cinta
mereka kepada orang-orang tersebut dalam kartu ucapan.
3. Siapkan bahan Salib yang terbuat dari sterofoam, kira-kira dengan panjang 30–40 cm,
kemudian ajak anak untuk menempelkan kartu yang sudah mereka tulisi pada salib
tersebut.
4. Ajak berdoa untuk komitmen yang sudah mereka tulis dan dorong mereka melakukannya.

81
12 APRIL 2020 LUKAS 24:1-12

Setiap orang percaya perlu memegang dasar-dasar hidup berimannya.


Salah satu hal penting dalam hidup beriman kita adalah percaya akan
kebangkitan Yesus. Pada awalnya memang tidak mudah bagi para murid
memercayai kebangkitan Yesus namun pada akhirnya Yesuslah yang
membawa mereka menjadi percaya. Paskah adalah momen dimana kita
memantapkan iman percaya kita akan kebangkitan Yesus.
Melalui pelajaran hari ini, anak-anak akan diajar untuk percaya bahwa
Yesus adalah Tuhan dalam kebangkitan-Nya.

PENJELASAN BAHAN
1. Para perempuan yang mengikut Yesus menunggu-nunggu kesempatan mengunjungi
makam Yesus setelah Sabat lewat. Hari setelah Sabat adalah ekhad yang sekarang kita
kenal sebagai hari Minggu. Segala rempah-rempah dan minyak telah mereka persiapkan
untuk mengurapi mayat Yesus sejak sebelum Sabat (Lukas 23:56). Ketika hari Sabat usai
mereka segera menuju ke kubur Yesus pagi-pagi benar.
2. Ketika para perempuan itu sampai ke makam Yesus, mereka dikejutkan ketika melihat batu
di kubur Yesus sudah terguling. Mereka adalah Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu
Yakobus, dan beberapa perempuan lain. Dalam kebingungan dan keheranan mereka masuk
ke dalam makam Yesus, dan mereka tidak menjumpai mayat Tuhan Yesus. Gelar Tuhan
secara resmi ditempatkan oleh penulis Injil Lukas pada ayat 3, hal ini menegaskan bahwa
Yesus bukan manusia biasa, akan tetapi Ia sungguh Anak Allah. Hal ini dipertegas dengan
pewartaan dari dua orang yang mengenakan pakaian berkilauan, yang menegur perempuan
– perempuan itu secara halus “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, diantara yang mati?
Ia tidak disini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia
masih di Galilea?” pewartaan ini sekali lagi menegaskan bahwa kebangkitan Yesus
berkaitan dengan kuasa dan karya Allah, yang membangkitkan-Nya dari antara orang mati.
Perempuan-perempuan itu segera menyadari siapa yang ada di hadapan mereka, bahwa
dua orang ini bukan manusia biasa, maka mereka takut dan menundukan kepala, dan
mereka kembali mengingat apa yang telah dikatakan Yesus kepada mereka di Galilea,
bahwa Ia akan mati dan bangkit pada hari yang ketiga. Dengan demikian pewartaan
tentang kebangkitan Yesus dari para wanita itu bukan hanya berdasarkan fakta kubur
kosong saja, akan tetapi juga pada perkataan melaikat, ingatan, dan pemahaman mereka
tentang nubuat Yesus sendiri.
3. Mereka memberitahukan kepada kesebelas murid namun kali ini bukan respon yang sama
seperti yang ditunjukan oleh para perempuan itu. Para murid tidak mempercayai berita
para perempuan itu. Mereka tidak hanya lupa akan apa yang pernah dikatakan Yesus, tetapi
mereka juga menganggap perempuan-perempuan itu tidak bisa dipercaya. Para murid yang
begitu dekat dengan Yesus dan mengiring perjalanan pelayanan-Nya, tidak mempercayai
bahwa Yesus telah bangkit. Mereka memilih untuk menenggelamkan diri dalam kesedihan
dan kekecewaan, sehingga mereka tak dapat melihat hal besar yang ada diluar diri mereka.

82
4. Petrus bereaksi berbeda, ia dengan cepat pergi menuju kubur. Saat ia menjenguk ke dalam,
ia tidak menjumpai apapun selain kain kapan saja. Apa yang dilihatnya rupanya belum
membuat ia percaya kebangkitan Yesus sebab dalam hatinya masih tersimpan berbagai
pertanyaan. Dalam kesedihannya, Petrus lupa apa yang dikatakan Yesus tentang
penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya.
5. Gambaran para perempuan dan para murid menjadi teladan bagi kita untuk memiliki iman
kepercayaan bahwa kita memiliki Tuhan yang hidup, Tuhan yang sudah bangkit. Demikian
juga dengan anak-anak sebagaimana para perempuan-perempuan itu beriman penuh
kepada Yesus, sehingga meskipun mereka kecewa dan sedih, mereka tetap dapat melihat
bahwa Yesus adalah Tuhan yang bangkit dari antara orang mati.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia 1. Yesus Bangkit (Nyanyian Anak-Anak
bangkit dari antara orang mati, tidak mati Interdenominasi 90).
lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 2. Dia Lahir Untuk Kami (Nyanyian Anak-
Roma 6:9 Anak Interdenominasi 478).
3. S’bab DIA Hidup (SS Thanksgiving)

ALAT PERAGA
1. Gambar beberapa perempuan berjalan ke kubur Yesus
2. Kubur yang terbuka batunya
3. Gambar dua malaikat di kubur Yesus

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, apakah mereka perlu melihat dulu baru percaya atau tidak selalu
melihat untuk percaya? Bisa menggunakan contoh nyata, misalnya percaya kalau guru
membawa makanan untuk anak-anak sekolah minggu
2. Bahas bersama anak tentang bagaimana mempercayai yang tidak terlihat.
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar memercayai hal yang penting
dalam hidup beriman mereka meskipun mereka tidak melihatnya.

83
POKOK PELAJARAN
Ceritakan pada anak:
Hari itu adalah hari pertama setelah sabat, hari masih subuh… pagi sekali…sejenak
setelah hari sabat lewat. Matahari belum juga terbit, jalanan masih gelap dan dingin. Dalam
situasi seperti itu terlihat ada beberapa orang berjalan. Sosok beberapa orang perempuan
berjalan menembus kegelapan pagi (tunjukkan gambar peraga 1). Mereka adalah Maria dari
Magdala, Maria ibu Yakobus, Yohana. Satu tujuan mereka, mereka berjalan menuju kubur
Tuhan Yesus, mereka tampak sedih, lelah namun mereka sangat ingin merempahi mayat
Yesus karena waktu memakamkan mereka belum merempahinya.
Namun alangkah kagetnya mereka saat tiba di depan makam, mereka melihat batu
yang menutup kubur sudah terguling (tunjukkan gambar peraga 2). Padahal tadi dalam
perjalanan mereka sudah mempercakapkan bagaimana mereka bisa membuka batu
penutup kubur, apakah ada orang yang bisa membantu mereka?
“Lihatlah kubur itu telah kosong…. Siapa yang membuka pintunya?? Bukankah
pintunya sangat berat?? Siapa yang masuk ke kubur Tuhan Yesus??” salah seorang berseru
kepada yang lainnya
Mereka semua bingung, mereka sedih. Tiba-tiba datanglah 2 orang dengan pakaian
berkilauan (tunjukkan peraga 3) “Mengapa kalian mencari Dia? Ketahuilah, Ia telah bangkit.
Bukankah Ia pernah berkata pada kalian bahwa Ia akan menderita, di salib, mati tetapi
bangkit pada hari yang ke tiga? Ini adalah hari yang ke tiga, hari kebangkitan-Nya.”
Mereka semua jadi ingat perkataan Tuhan Yesus. Dia tidak hilang, Ia tidak mati
selamanya, Ia bangkit. Kesedihan mereka berubah menjadi sukacita. Mereka segera berlari
dan menyampaikan semua yang dilihat itu pada murid-murid Tuhan Yesus yang lain.
Sayangnya murid-murid Tuhan Yesus yang lain tidak percaya dengan cerita para
perempuan yang telah melihat kubur kosong. Mereka lupa apa yang dikatakan Tuhan Yesus.
Satu dari mereka, Petrus, segera berlari menuju makam Yesus. Dia juga tidak
mendapati tubuh Yesus, yang dilihatnya tinggal kain kapan dan kubur yang kosong.
Meskipun banyak yang tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit, namun
perempuan-perempuan itu percaya dan mereka segera bersukacita karena Tuhan Yesus
bangkit.
Mari kita semua bersukacita bersama karena Tuhan kita bangkit dan hidup! Hore ....

PENERAPAN
1. Bagikan salinan gambar peraga 2 (kubur batu terbuka) pada tiap-tiap anak
2. Ajak anak mewarnainya
3. Tuliskan di bawah gambar ‘Aku Percaya Yesusku Bangkit’
4. Ajak anak untuk terus mengimani bahwa mereka memiliki Tuhan yang hidup.
5. Ajak anak menyanyikan lagu ‘Yesus Bangkit’.

84
ALAT PERAGA
1. Gambar beberapa perempuan berjalan ke kubur Yesus
2. Kubur yang terbuka batunya
3. Gambar dua malaikat di kubur Yesus

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, apakah mereka perlu melihat dulu baru percaya atau tidak selalu
melihat untuk percaya? Bisa menggunakan contoh nyata, misalnya percaya kalau guru
membawa makanan untuk anak-anak sekolah minggu
2. Bahas bersama anak tentang bagaimana mempercayai yang tidak terlihat.
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar memercayai hal yang penting
dalam hidup beriman mereka meskipun mereka tidak melihatnya.

POKOK PELAJARAN
Ceritakan pada anak:
Hari itu adalah hari pertama setelah sabat, hari masih subuh… pagi sekali…sejenak
setelah hari sabat lewat. Matahari belum juga terbit, jalanan masih gelap dan dingin. Dalam
situasi seperti itu terlihat ada beberapa orang berjalan. Sosok beberapa orang perempuan
berjalan menembus kegelapan pagi (tunjukkan gambar peraga 1). Mereka adalah Maria dari
Magdala, Maria ibu Yakobus, Yohana. Satu tujuan mereka, mereka berjalan menuju kubur
Tuhan Yesus, mereka tampak sedih, lelah namun mereka sangat ingin merempahi mayat
Yesus karena waktu memakamkan mereka belum merempahinya.
Namun alangkah kagetnya mereka saat tiba di depan makam, mereka melihat batu
yang menutup kubur sudah terguling (tunjukkan gambar peraga 2). Padahal tadi dalam
perjalanan mereka sudah mempercakapkan bagaimana mereka bisa membuka batu
penutup kubur, apakah ada orang yang bisa membantu mereka?
“Lihatlah kubur itu telah kosong…. Siapa yang membuka pintunya?? Bukankah
pintunya sangat berat?? Siapa yang masuk ke kubur Tuhan Yesus??” salah seorang berseru
kepada yang lainnya
Mereka semua bingung, mereka sedih. Tiba-tiba datanglah 2 orang dengan pakaian
berkilauan (tunjukkan peraga 3) “Mengapa kalian mencari Dia? Ketahuilah, Ia telah bangkit.
Bukankah Ia pernah berkata pada kalian bahwa Ia akan menderita, di salib, mati tetapi
bangkit pada hari yang ke tiga? Ini adalah hari yang ke tiga, hari kebangkitan-Nya.”
Mereka semua jadi ingat perkataan Tuhan Yesus. Dia tidak hilang, Ia tidak mati
selamanya, Ia bangkit. Kesedihan mereka berubah menjadi sukacita. Mereka segera berlari
dan menyampaikan semua yang dilihat itu pada murid-murid Tuhan Yesus yang lain.
Sayangnya murid-murid Tuhan Yesus yang lain tidak percaya dengan cerita para
perempuan yang telah melihat kubur kosong. Mereka lupa apa yang dikatakan Tuhan Yesus.
Satu dari mereka, Petrus, segera berlari menuju makam Yesus. Dia juga tidak
mendapati tubuh Yesus, yang dilihatnya tinggal kain kapan dan kubur yang kosong.
Meskipun banyak yang tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit, namun
perempuan-perempuan itu percaya dan mereka segera bersukacita karena Tuhan Yesus
bangkit.
Mari kita semua bersukacita bersama karena Tuhan kita bangkit dan hidup! Hore ....

85
PENERAPAN
1. Bagikan salinan gambar peraga 2 (kubur batu terbuka) pada tiap-tiap anak
2. Ajak anak mewarnainya
3. Tuliskan di bawah gambar ‘Aku Percaya Yesusku Bangkit!’
4. Ajak anak untuk terus mengimani bahwa mereka memiliki Tuhan yang hidup.
5. Ajak anak menyanyikan lagu “S’bab Dia Hidup”.

PEMBUKAAN
1. Tampilkan idiom berikut ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya’
2. Minta anak menanggapi kalimat tersebut
3. Terima pernyataan setiap anak tanpa menyalahkan
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar untuk percaya pada hal yang
paling mendasar dalam hidup orang percaya

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Lukas 24:1-12
2. Minta anak menyebutkan para tokoh yang ada dalam perikop
3. Mintalah anak menuliskan apa yang dilakukan tokoh dalam perikop dan hal penting apa
yang bisa mereka pelajari dari tokoh tersebut
4. Ajak anak menyoroti secara khusus arti kebangkitan Yesus bagi para tokoh tersebut
5. Ajak anak untuk mengimani bahwa kita memiliki Tuhan yang hidup.

PENERAPAN
1. Ajak anak melihat kembali kalimat dalam kata pembuka
2. Ajak anak mengaitkan hal tersebut dengan peristiwa kebangkitan Yesus.
3. Ajak anak menyanyikan lagu ‘S’bab Dia Hidup’ dan ajak anak melihat makna lagu tersebut
bagi hidup beriman mereka
4. Akhiri dengan berdoa bersama (setiap orang menaikkan doa masing-masing dengan
bersuara) untuk saling menguatkan iman mereka pada Yesus yang bangkit.

86
19 APRIL 2019 LUKAS 24: 13 – 35

Ketika mengalami kekecewaan, kesedihan dan patah hati, kita seringkali


hanya berfokus kepada perasaan itu yang kemudian dapat membuat kita
berjalan tanpa arah. Kleopas dan temannya yang sedang berjalan ke Emaus
terlalu larut dalam kesedihan dan keraguan. Namun semua berubah menjadi
sukacita ketika mereka mengetahui bahwa Yesus bangkit.
Melalui pelajaran hari ini anak-anak belajar memahami bahwa
Kebangkitan Kristus membawa sukacita.

PENJELASAN BAHAN
1. Setelah peristiwa kebangkitan Kristus, para perempuan datang kepada para murid untuk
mengabarkan apa yang mereka lihat dan alami. Akan tetapi para rasul tidak mempercayai
apa yang diucapkan oleh para perempuan ini (ay.11). Tidak ingin mencari tahu lebih dalam
tentang kabar kebangkitan Kristus, dua orang dari murid Yesus melakukan perjalanan ke
sebuah kampung bernama Emaus, seorang dari mereka bernama Kleopas. Kata Emaus
tidak memiliki arti tertentu, penulis Injil Lukas memberikan gambaran bahwa kedua murid
ini berjalan tanpa arah sehingga wajar saja ketika teks tidak menjelaskan mengenai tujuan
dari Kleopas dan temannya pergi ke Emaus. Kedua orang ini berjalan menuju Emaus dalam
kondisi yang gamang, galau, kecewa juga ragu akan kebangkitan Kristus. Dalam kesedihan,
Kleopas dan temannya memilih untuk menghindar dan menjauh dari kelompok murid yang
lain. Mereka terlalu larut dalam kesedihan sehingga merasa sepi dan kehilangan arti hidup.
Di tengah perjalanan, Yesus menghampiri mereka dan berjalan bersama mereka, akan
tetapi mereka tidak dapat mengenali kehadiran Yesus bersama dengan mereka (ay 16).
2. Dalam perjalanan tersebut, Yesus menanyakan kepada mereka tentang apa yang mereka
diskusikan sepanjang perjalanan. Maka berhentilah mereka dengan muka muram dan
kemudian mereka memberikan kesaksian kepada Yesus mengenai karya-Nya di dunia
(ay.19), kesedihan akan kematian Yesus (ay 20), harapan mereka yang pupus (ay 21) dan
berita mengenai kebangkitan yang masih mereka sangsikan (22-24). Kemudian Yesus
menegur mereka dan mengatakan bahwa Mesias harus menanggung semuanya itu, seperti
yang dinubuatkan para nabi dalam Perjanjian Lama (Yesaya 50:6;Yesaya 53;Zakaria 12:10).
3. Mendekati kampung yang mereka tuju, Yesus seolah-olah ingin meneruskan perjalanan-
Nya, tetapi kedua orang ini mendesak Yesus untuk tinggal bersama dengan mereka, karena
berbahaya untuk melanjutkan perjalanan seorang diri ketika hari mulai gelap. Bahaya akan
adanya perampok juga binatang buas membayangi perjalanan malam pada waktu itu.
Terlebih ketertarikan mereka akan penjelasan dari orang asing ini, membuat mereka
mengundang bahkan mendesak nya untuk tinggal bersama dengan mereka. Undangan
mereka kepada Yesus ini pada akhinya membawa kebaikan dan jawaban atas keraguan
mereka.

87
4. Ketika Yesus memecahkan roti dan mengucapkan berkat, terbukalah mata Kleopas dan
temannya, sehingga mereka bisa mengenali Yesus. Peristiwa perjamuan makan Yesus dan
para murid menjadi simbol dari hubungan yang dekat dan akrab, karena hanya mereka
yang memiliki kedekatan sosial dan emosional yang duduk makan bersama. Kekhasan
Yesus dalam memecahkan roti (ayat 35), membuat dua orang ini kembali terkenang akan
Yesus dan membuat mata mereka tercelikkan. Segera kedua orang ini kembali ke
Yerusalem dengan sukacita untuk memberitahukan perjumpaan mereka dengan Kristus
yang bangkit. Mereka bersukacita karena iman dan penantian mereka tidaklah sia-sia,
bahwa kebangkitan Kristus menjadi jawaban akan harapan mereka. Kebangkitan Kristus
membawa sukacita karena menyakinkan Kleopas dan temannya bahwa Kristus tidak pernah
meninggalkan mereka, Kristus tidak mati. Ia HIDUP.
5. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit, mematahkan keraguan mereka, menghilangkan
dukacita mereka dan menggantikannya dengan sukacita yang besar. Jiwa yang lesu dan
redup digantikan oleh sukacita dan ledakan semangat yang besar karena perjumpaan
dengan Kristus yang bangkit. Dalam kehidupan kita, bisa saja saat ini kita tengah menyusuri
jalan Emaus, ketika kita ragu, kecewa, bimbang karena kehidupan, perjumpaan dengan
Kristus yang bangkit memulihkan dan menyegarkan kembali semangat yang mulai sirna.
Apabila sukacita Paskah belum menyegarkan hati dan semangat kita, marilah kita meniru
Kleopas dan temannya. Undanglah Kristus yang bangkit itu untuk hadir dan singgah dalam
hidup kita!

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Hati yang gembira membuat muka 1. Halo, Helo, Ola ola
berseri-seri, tetapi kepedihan hati (https://www.youtube.com/watch?v=6
mematahkan semangat” k2hJpCW-LQ&t=45s)
Amsal 15 : 13 2. Yesus ku panggil
(https://www.youtube.com/watch?v=c
zyTq6RjgUc)
3. Tinggal Sertaku hari t’lah Senja

PEMBUKAAN
1. Ajak anak-anak untuk kembali menyanyikan lagu Halo, Helo, Ola ola
2. Tanyakan kepada anak-anak, apakah mereka pernah merasa sedih?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan mendengar cerita tentang
seseorang yang semula sedih dan kini kembali bersukacita

POKOK PELAJARAN
Seorang GSM berperan sebagai Kleopas, yang menceritakan pengalamannya kepada
anak-anak
Waktu itu saya bersama teman saya berjalan bersama hendak pulang ke kampung
saya yang bernama Emaus. Kami saat itu sedang sedih karena Tuhan Yesus, Guru yang
kami harapkan menjadi pembebas bagi kami, sudah meninggal. Pagi itu kami sebenarnya
heran dengan kabar dari teman-teman perempuan kami yang katanya bertemu dengan

88
guru kami yang sudah mati itu, katanya Dia sudah bangkit! Kami sih belum percaya
sepenuhnya bahwa guru kami itu sudah bangkit, kami mau pulang dulu ke Emaus.
Perjalanan kami lumayan jauh kira-kira 2-3 jam perjalanan kami. Sepanjang perjalanan kami
masih membicarakan kebangkitan Tuhan Yesus tersebut.
Ketika masih dalam perjalanan, tiba-tiba ada seseorang yang mendatangi kami dan
berjalan bersama kami. Kami tidak tahu siapa dia. Dia bertanya tentang apa yang kami
percakapkan. Hati kami menjadi sedih, kami teringat Tuhan Yesus guru kami yang baik itu.
kami gantian bertanya pada orang itu, apakah dia satu-satunya orang yang tidak tahu
tentang hebohnya berita kebangkitan Yesus? Kamipun kemudian menceritakan harapan-
harapan kami terhadap Tuhan Yesus dan perkembangan berita seputar kematiannya.
Setelah mendengar cerita kami, Dia menegur kami dan kemudian menjelaskan kepada
kami tentang Kitab Suci sehingga kami lebih mengerti siapa Yesus. Waktu mendengarkan
penjelasan orang itu, hati kami sangat bersemangat. Orang itu sangat memahami kitab suci
sehingga apa yang dijelaskannya membuat kami semakin mengerti.
Tanpa terasa kami sudah sampai di Emaus dan hari sudah mulai gelap. Orang itu
hendak berjalan terus tetapi kami mendesaknya supaya dia tinggal dulu bersama kami.
Perjalanan kami yang cukup jauh membuat kami merasa lapar, maka kamipun menyiapkan
makan untuk kami bersama. Ketika duduk makan, orang itu mengambil roti, mengucap
berkat, memecahkannya dan memberikannya pada kami. Saat Dia melakukan itu sadarlah
kami bahwa Dia guru kami, Dia Yesus, namun dia kemudian lenyap dari hadapan kami.
Ternyata Yesus sudah menampakkan diri pada kami dan menemani kami sepanjang
perjalanan tetapi kami tidak mengetahuinya. Ternyata Yesus benar-benar sudah bangkit
dan itu menjadikan kami bersukacita. Rasa lelah kami tiada lagi. Kami ingin segera
mengabarkan berita ini pada teman-teman kami. Malam itu juga kami kembali ke
Yerusalem dan menceritakan pada teman-teman kami apa yang kami alami. Yesus yang
bangkit sudah mengubah kesedihan kami menjadi sukacita dan kami tahu bahwa Dia ada
kapan saja bagi kami untuk menemani kami.
Begitulah anak-anak pengalaman saya…… saya berharap anak-anak di sini juga
bersukacita karena Tuhan Yesus sudah bangkit dan selalu ada untuk kita.

PENERAPAN
1. Ajak anak membuat tamborin sukacita dari piring
kertas.
2. Siapkan bahan-bahan: satu piring kertas untuk
masing-masing anak, pembolong kertas, lonceng
kecil/klintingan/kerincingan, pita, pensil warna
atau pewarna lainnya, dan lem atau double tape.
3. Tempelkan bagian dalam kedua piring plastik
dengan menggunakan lem atau double tape,
kemudian buatlah beberapa lubang pada bagian
tepinya sesuai jumlah kerincingan.
4. Minta anak untuk menghias piring tersebut
dengan gambar yang bernuansa sukacita seperti
ikon tertawa, matahari, dan lainnya.
5. Hias lubang pada bagian tepi dengan pita dan kerincingan.
6. Anak juga bisa menempelkan ayat hafalan pada tamborin sukacita.

89
PEMBUKAAN
1. Ajak anak-anak untuk kembali menyanyikan lagu Halo, Helo, Ola ola
2. Tanyakan kepada anak-anak, apakah mereka pernah merasa sedih?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan mendengar cerita tentang
seseorang yang semula sedih dan kini kembali bersukacita

POKOK PELAJARAN
1. Sampaikan kepada anak bahwa Kleopas dan temannya sedang dalam perjalanan ke Emaus
pada hari yang sama ketika para perempuan melihat kubur kosong.
2. Sampaikan kepada anak mengenai kegelisahan hati Kleopas, kesedihannya dan
ketakutannya karena Yesus yang menjadi junjungan mereka sudah wafat. Dalam perjalanan
ke Emaus, Kleopas dan temannya saling menceritakan kegundahan hati mereka.
3. Sampaikan kepada anak, Yesus hadir ketika mereka tengah bercakap-cakap. Akan tetapi
Kleopas dan temannya tidak mengenali Yesus karena mereka larut dalam berbagai
perasaan yang ada dalam hatinya. Mereka menjadi heran ketika orang yang bersama
dengan mereka tidak mengetahui apa yang telah terjadi di Yerusalem (peristiwa penyaliban
Yesus).
4. Dari percakapan Kleopas dan temannya nampak bahwa mereka sangat mengharapakan
Yesus sebagai Mesias secara politis dan mempertanyakan kebangkitannya. Melalui
pernyataan inilah Yesus menegor mereka dan menyatakan bahwa apa yang telah terjadi
dalam diri Yesus merupakan penggenapan dari kitab Musa dan para nabi.
5. Sampaikan kepada anak bagaimana Yesus membuka mata mereka dan menyadarkan
mereka bahwa Yesus sendirilah yang ada di hadapan mereka (point 4).
6. Setelah berjumpa dengan Yesus, Kleopas dan temannya kembali ke Yerusalem untuk
mengabarkan kabar sukacita ini kepada murid-murid yang lain.
7. Sampaikan kepada anak bahwa kebangkitan Yesus membawa sukacita bagi Kleopas dan
temannya karena Kristus tidak mati, Kristus senantiasa Hidup.

PENERAPAN
1. Ajak anak membuat tamborin sukacita dari piring
kertas.
2. Siapkan bahan-bahan: satu piring kertas untuk
masing-masing anak, pembolong kertas, lonceng
kecil/klintingan/kerincingan, pita, pensil warna
atau pewarna lainnya, dan lem atau double tape.
3. Tempelkan bagian dalam kedua piring plastik
dengan menggunakan lem atau double tape,
kemudian buatlah beberapa lubang pada bagian
tepinya sesuai jumlah kerincingan.
4. Minta anak untuk menghias piring tersebut
dengan gambar yang bernuansa sukacita seperti
ikon tertawa, matahari, dan lainnya.
5. Hias lubang pada bagian tepi dengan pita dan kerincingan.
6. Anak juga bisa menempelkan ayat hafalan pada tamborin sukacita.

90
PEMBUKAAN
1. Tanyakan kepada anak, apakah mereka pernah bersedih?
2. Apa yang mereka lakukan ketika mereka bersedih?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan mendengar tokoh yang dihibur oleh
Allah ketika mereka bersedih

POKOK PELAJARAN
1. Sampaikan kepada anak bahwa Kleopas dan temannya sedang dalam perjalanan ke Emaus
pada hari yang sama ketika para perempuan melihat kubur kosong.
2. Tanyakan kepada anak-anak, apabila mereka menjadi Kleopas bagaimana perasaan
mereka?
3. Sampaikan kepada anak mengenai kegelisahan hati Kleopas, kesedihannya dan
ketakutannya karena Yesus yang menjadi junjungan mereka sudah wafat. Dalam perjalanan
ke Emaus, Kleopas dan temannya saling menceritakan kegundahan hati mereka (point 1).
Dalam kesedihan, Kleopas dan temannya memilih untuk menghindar dan menjauh dari
kelompok murid yang lain. Mereka terlalu larut dalam kesedihan sehingga merasa sepi.
4. Sampaikan kepada anak, Yesus hadir ketika mereka tengah bercakap-cakap. Akan tetapi
Kleopas dan temannya tidak mengenali Yesus karena mereka larut dalam berbagai
perasaan yang ada dalam hatinya. Mereka menjadi heran ketika orang yang bersama
dengan mereka tidak mengetahui apa yang telah terjadi di Yerusalem (peristiwa penyaliban
Yesus).
5. Dari percakapan Kleopas dan temannya nampak bahwa mereka sangat mengharapakan
Yesus sebagai Mesias secara politis dan mempertanyakan kebangkitannya. Melalui
pernyataan inilah Yesus menegor mereka dan menyatakan bahwa apa yang telah terjadi
dalam diri Yesus merupakan penggenapan dari kitab Musa dan para nabi.
6. Sampaikan kepada anak bagaimana Yesus membuka mata mereka dan menyadarkan
mereka bahwa Yesus sendirilah yang ada di hadapan mereka (point 4).
7. Setelah berjumpa dengan Yesus, Kleopas dan temannya kembali ke Yerusalem untuk
mengabarkan kabar sukacita ini kepada murid-murid yang lain.
8. Sampaikan kepada anak bahwa kebangkitan Yesus membawa sukacita bagi Kleopas dan
temannya karena Kristus tidak mati, Kristus senantiasa Hidup.

PENERAPAN
1. Ajak anak membuat Lilin Sukacita.
2. Siapkan bahan-bahan: cangkang telur (atau telur
mainan plastik), cat air atau kertas berwarna, lem, busa
kering/ oase bekas (bisa diganti oleh bahan lain), lampu
kecil berbentuk lilin atau lilin taize (1 cm), dan spidol.
3. Minta anak menghias cangkang telur dengan cat air
atau kertas.
4. Potonglah busa oase, letakan di bagian bawah telur
sehingga bisa menjadi tatakan untuk lampu
5. Tuliskanlah ‘Bersukacita karena Kristus’ di cangkang telur.
6. Minta anak untuk membagikan telur sukacita tersebut kepada kawan atau kerabat untuk
mengingatkan bahwa kebangkitan Kristus membawa sukacita.

91
26 APRIL 2020 LUKAS 24:36-49

Kebangkitan Yesus merupakan pengharapan besar bagi dunia. Melalui


kebangkitan-Nya, kemesiasan Yesus dinyatakan. Ia berkuasa menyatakan
pengampunan dosa bagi dunia. Para murid yang percaya kepada-Nya
dipanggil menjadi saksi pertobatan dan kebangkitan. Menjadi saksi berarti
memberitakan pengalaman tentang Yesus yang bangkit untuk memberitakan
pertobatan serta pengampunan dosa. Itulah yang disampaikan oleh Yesus
pada murid-murid-Nya dalam Injil Lukas 24:36-46.
Melalui bahan ini, anak diharap dapat menyebutkan ciri-ciri orang
bertobat dan ciri-ciri orang yang mengampuni serta belajar mewujudkan
hal itu dalam hidup sehari-sehari.

PENJELASAN BAHAN
1. Kebangkitan Yesus menjadi polemik di antara para murid. Bagi mereka yang telah melihat
Dia yang bangkit, kebangkitan-Nya sangat meyakinkan. Sementara para murid yang belum
melihat Dia yang bangkit, cerita tentang kebangkitan Yesus menjadi tanda tanya besar.
Benarkah Dia bangkit?
2. Injil Lukas 24:36 menceritakan tentang kehadiran Yesus di hadapan para murid pada saat
mereka mempercakapkan kebangkitan Yesus. Ketika Yesus hadir di tengah-tengah para
murid, Ia menyapa dengan sapaan,”Damai sejahtera bagi kamu!” Namun sapaan itu tidak
ditangkap dengan baik oleh para murid. Hal itu terbukti dari keterkejutan dan munculnya
rasa takut di antara para murid. Mereka menyangka melihat hantu (ay. 37).
3. Yesus paham dengan perasaan para murid. Pertanyaan,”Mengapa kamu terkejut dan apa
sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?” digunakan-Nya untuk menjelaskan
identitas-Nya. Yesus menunjukkan kepada mereka tentang kebangkitan-Nya sebagai
sebuah kebenaran. Kebangkitan-Nya bukan hanya dalam wujud roh melainkan juga
kebangkitan tubuh-Nya. Ia meminta para murid melihat tangan dan kaki-Nya. Bahkan bila
para murid belum percaya, mereka diminta meraba dan melihat dengan cermat. “Akulah
ini….. rabalah Aku dan lihatlah, hantu tidak ada daging dan tulangnya..” (ay. 39).
Sebagaimana penyaliban Yesus adalah penyaliban tubuh dan kehidupan-Nya, kebangkitan
Yesus juga merupakan kebangkitan yang utuh.
4. Melihat penjelasan Yesus, perasaan para murid bercampur – aduk. Ada perasaan tidak
percaya, girang dan heran (ay. 41). Untuk memantapkan keyakinan para murid terhadap
peristiwa kebangkitan, Yesus meminta kepada mereka makanan. Para murid memberikan
sepotong ikan goreng dan Ia mengambil serta memakannya di depan mata para murid.
5. Setelah Yesus makan, Ia menjelaskan pada murid-murid-Nya bahwa sebelum kematian-Nya,
Yesus pernah berkata bahwa semua nubuat tentang Yesus sebagaimana ditulis dalam kitab
Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur harus digenapi (ay. 44). Agar para murid
kembali mengingat perkataan-perkataan Yesus, Ia membuka pikiran mereka, sehingga
mereka mengerti Kitab Suci (ay. 45).

92
6. Injil Lukas 24:46 bertutur tentang penegasan Yesus tentang diri-Nya. Kitab suci sudah
menulis tentang Dia dan semua nubuat kitab suci tentang Dia digenapkan. Ia adalah Mesia
yang menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga. Dalam nama Yesus,
berita tentang pertobatan dan pengampunan Dosa harus diwartakan kepada semua bangsa
mulai dari Yerusalem (ay. 48). Mengapa berita pertobatan dan pengampunan dosa
diwartakan mulai dari Yerusalem? Di Yerusalem para murid telah melihat peristiwa
kekerasan dan penyaliban Yesus. Dia yang tidak berdosa itu ditangkap, dicaci maki, diolok-
olok, disalibkan hingga mati di kayu salib. Namun Dia yang disalibkan itu mengampuni
semua kesalahan dari orang-orang yang telah memperlakukan Dia secara tidak adil.
Sebagaimana Yesus sudah menyatakan pengampunan pada orang-orang yang menganiaya
dan menyalibkan-Nya, demikian juga dengan para murid. Mereka harus bertobat dari
kebiasaan tidak mengampuni menjadi terbiasa memberikan pengampunan. Pada ayat 28,
Tuhan Yesus menyebut bahwa mereka adalah saksi dari semua itu. Saksi adalah orang yang
melihat dan menceritakan apa yang dilihatnya. Mereka telah melihat Yesus dan
pengampunan dari Allah bagi dunia. Maka semua murid dipakai-Nya menjadi saksi tentang
pengampunan Allah. Agar mereka dapat menjadi saksi yang baik, mereka akan
diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (ay. 49).
7. Peristiwa kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Mesias yang berkuasa
menyatakan pengampunan dosa. Para murid dipanggil menjadi saksi tentang Dia yang suda
menyatakan ampunan secara nyata. Memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa,
dapat dilakukan jika para murid hidup dalam pertobatan terlebih dulu serta merasakan
pengampunan Allah. Umat Tuhan pada masa kini (dari ASM hingga Usia Lanjut) mendapat
tugas yang sama yaitu memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa. Tugas itu dapat
diwujudkan dengan dimulai dari kesediaan untuk hidup dalam pertobatan dan merasakan
pengampunan dari Allah setiap hari.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Karena itu sadarlah dan bertobatlah, 1. Kristus Bangkit: Nyanyilah
supaya dosamu dihapuskan” 2. Yesus Bangkit dan Menang
Kisah Para Rasul. 3:19 (https://www.youtube.com/watch?v=r-
JLDvAqT_k)

PERAGA
Gambar Ikan untuk penerapan

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, pernahkah meminta maaf karena melakukan kesalahan?
2. Tanyakan pada anak apa yang mereka lakukan untuk meminta maaf? Apakah berjanji juga
untuk tidak mengulangi kesalahan
3. Sampaikan pada anak bahwa berjanji tidak melakukan kesalahan disebut sebagai
pertobatan. Bertobat itu artinya berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan
sungguh-sungguh.

93
4. Hari ini kita akan belajar bersama tentang orang-orang yang diampuni kesalahannya dan
setelah itu bertekad untuk tidak mengulangi kesalahannya.
POKOK PELAJARAN
1. Tunjukkan peraga 1 (para murid bercakap-cakap). Mari kita perhatikan gambar ini. Hari itu
para murid Tuhan Yesus berkumpul dalam kebingungan. Mereka masih teringat tentang
Tuhan Yesus yang disalib dan juga bingung karena mendengar berita dari berbagai orang
yang menyebut bahwa Tuhan Yesus bangkit. Seperti apa percakapan di antara mereka?
Kira-kira inilah percakapan itu:
Petrus Zebedeus, apakah kamu sudah mendengar cerita dari orang-orang
yang mengatakan bahwa mereka bertemu Tuhan Yesus?
Zebedues Iya… aku sudah mendengarnya.. namun aku belum percaya dengan
berita itu.
Petrus Aku juga begitu… aku belum yakin dengan berita itu. Apakah itu hoaks
atau berita yang benar, aku sungguh ragu.
Zebedeus Aku semakin tidak mengerti… apalagi hari ini ada dua orang saudara
kita dari Emaus menceritakan bahwa mereka bersama Tuhan Yesus
dalam perjalanan dari Yerusalem ke Emaus dan setelah di Emaus,
mereka sadar bahwa teman dalam perjalanan itu adalah Tuhan Yesus.
Di Emaus Tuhan Yesus memecah-mecahkan roti seperti yang dulu
pernah dilakukannya.
Di kala para murid bercakap-cakap tentang hal itu, tiba-tiba Tuhan Yesus hadir di tengah-
tengah mereka.
2. (tunjukkan pergara 2: Tuhan Yesus ada di tengah kerumunan para murid). “Damai sejahtera
bagi kamu”. Begitulah suara itu terdengar. Ketika mendengar suara itu, semua murid yang
berkumpul di situ terkejut. Karena kaget, mereka menyangka suara itu adalah suara hantu…
“Hai teman… ada hantu di sini…. Kabur….” Demikian seru salah satu murid dengan wajah
kaget dan cemas. Teriakan salah satu murid itu membuat murid-murid lain ingin lari.
Namun, Tuhan Yesus berkata pada mereka,”Mengapa kamu terkejut? Mengapa kamu semua
ragu-ragu? Coba lihat dengan baik. Jangan panik…. Ini Aku… kalau kamu tidak percaya,
cobalah sekarang rabalah aku. Ketahuilah, hantu tidak memiliki daging dan tulang. Lihat
dan rabalah, aku memiliki tulang dan daging.”
3. (tunjukkan peraga 3: Tuhan Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya). “Apakah kalian
belum percaya juga? Coba perhatikan dengan baik. Ini Aku… Aku Yesus… Kalau sekarang
kalian belum percaya, aku minta kepada kalian untuk mengambil makanan. Nanti makanan
itu akan ‘Ku makan”. Mendengar hal itu, para murid mengambil makanan berupa ikan
goreng. Tuhan Yesus memakan ikan goreng itu dan kembali berkata,”Inilah Aku… Kalian
sudah percaya bukan? Aku memang harus menderita. Beberapa saat lalu Aku disalib dan
mati. Tetapi saat ini Aku sudah bangkit. Mengapa Aku bangkit? Aku bangkit untuk
mengajak semua orang bertobat. Aku minta pada kalian semua agar memberitakan
pertobatan. Pertobatan itu artinya: semua yang diampuni kesalahannya tidak melakukan hal
yang sama.
4. Berikan penegasan pada anak tentang pertobatan yang harus diberitakan para murid.
Memberitakan pertobatan dimulai dari para murid terlebih dahulu. Mereka harus berjanji
tidak melakukan kesalahan yang dulu pernah dilakukan.

PENERAPAN
1. Bagikan potongan gambar-gambar ikan dengan tulisan-tulisan tekad baik: aku akan
membantu papa-mama, aku akan rajin, aku akan bangun pagi, dan aku mau mandi.

94
2. Minta anak-anak mewarnai ikan-ikan tersebut dan menempelkannya pada kartu dengan
gambar Yesus.

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak: pernahkah melakukan kesalahan, setelah itu meminta maaf dan
bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di waktu mendatang?
2. Mintalah anak menyebutkan arti dari pertobatan? Setelah ASM menyebut arti pertobatan,
GSM menyampaikan bahwa arti dari pertobatan adalah tekad untuk tidak mengulangi
kesalahan yang pernah dilakukan.
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini kita akan belajar tentang pertobatan.

POKOK PELAJARAN
(sama dengan pokok pelajaran anak TK)

PENERAPAN
1. Siapkan kertas berbentuk ikan seperti contoh yang
tersedia. Bagikan kepada anak-anak, dan minta mereka
menghiasnya. Jika memungkinkan, beli mata-mataan
(googly eyes) untuk menghias ikan tersebut.
2. Minta anak-anak menuliskan tekad yang akan dilakukan
setiap hari di bagian dalam gambar ikan tersebut.
Misalnya, ‘Aku akan membiasakan diri bangun pagi’,
‘Aku akan membiasakan diri berdoa’, ‘Aku mau rajin
membaca Alkitab’, atau ‘Aku mau rajin datang ke
Sekolah Minggu’.

95
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak: ketika mendengar kata pertobatan, apa yang kalian rasakan? GSM
juga bisa meminta anak untuk menuliskan apa yang anak hayati tentang pertobatan.
2. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar tentang perintah untuk
memberitakan pertobatan. Seperti apakah itu?

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak anak membaca Lukas 24:36-49
2. Ajak anak berdialog bersama:
a. Menurut kalian, apa yang dipercakapkan oleh para murid dalam Lukas 24:36?
b. Mengapa Tuhan Yesus berkata,”Damai sejahtera bagi kamu?”
c. Apa yang membuat para murid menyebut kehadiran Tuhan Yesus sebagai
kehadiran hantu?
d. Mengapa Tuhan Yesus meminta makanan pada para murid?
3. Sampaikan pada anak penjelasan (lihat penjelasan bahan)
4. Tanyakan pada anak: apa wujud pertobatan yang harus dilakukan pada masa kini.
Pertobatan merupakan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan atau dosa yang sama di
masa lalu.
5. Akhiri penyampaian dengan mengajak anak bertekad membiasakan diri melakukan hal-hal
baik sebagai wujud pertobatan. Bila semua melakukan dengan baik setiap hari, maka anak-
anak bisa menjadi teladan. Ketika anak-anak menjadi teladan, semoga anak-anak lain
mengikuti apa yang dilakukan. Itulah makna memberitakan pertobatan.

PENERAPAN
Bagikan lembar kerja, berisi tabel dan minta anak-anak melengkapinya.

Tindakan buruk yang kulakukan Rencana memperbaikinya

1. Menyontek pekerjaan teman 1.


2. Mengabaikan tugas dari mama 2.
3. Melalaikan tugas dari sekolah 3.
4. .. 4.
5. dst 5.

96
3 MEI 2020 FILIPI 2:1-11

Percaya kepada Kristus berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada


Dia, melakukan semua yang diperintahkan serta diteladankan Yesus. Salah
satu keteladanan-Nya adalah merendahkan diri. Hidup dengan merendahkan
hati berbeda dengan rendah diri. Merendahkan hati mengandung makna
mengutamakan kepentingan sesama dan kepentingan bersama. Rendah diri
adalah bentuk ketidakpercayaan pada diri sendiri sehingga menjadi minder
dan merasa tidak mampu dalam banyak hal. Kepada jemaat Filipi, Rasul
Paulus mengajarkan jalan kerendahan hati. Hal yang sama diperintahkan
Tuhan kepada umat di masa kini.
Melalui bahan ini, anak diharap mengerti makna merendahkan diri
sebagaimana dikehendaki Tuhan serta mewujudkan hal itu dalam hidup
sehari-hari.

PENJELASAN BAHAN
1. Kepada jemaat di Filipi, Rasul Paulus memberikan nasihat praktis untuk mewujudkan hidup
bersama yang lebih baik. Kata “jadi” pada ayat 1 menjadi semacam kesimpulan untuk
mempertegas nasihat Paulus dari pasal sebelumnya. Kata “jadi” dapat dimaknai dengan
“memang benar”. Memang benar dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada
persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan. Nasihat berarti: dorongan yang
membangun. Penghiburan bermakna: peneguhan yang didasarkan pada kasih Kristus.
Persekutuan Roh mengandung pengertian: persekutuan yang di dalamnya ada pimpinan
Roh Kudus. Kasih mesra dan belas kasih adalah kasih yang mendalam, belas kasih yang
tiada berkesudahan (ay. 1).
2. Atas dasar nasihat seperti yang tertulis pada ayat 1 itu Paulus meminta kepada jemaat
supaya menjadikan sukacitanya sempurna melalui hidup bersama yang dijalani dengan
sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Hal itu akan terjadi jika jemaat tidak
mencari kepentingan sendiri atau mengharapkan pujian atas semua tindakan yang
dilakukan. Untuk itu jemaat harus merendahkan hati. Kerendahan hati dilakukan dengan
cara mengutamakan orang lain, bukan mengutamakan diri sendiri (ay. 3-4).
3. Tindakan merendahkan hati dilakukan dengan menaruh pikiran dan perasaan Kristus (ayat
5). Pada ayat 6, Paulus menjelasakan tentang hidup dengan menaruh pikiran dan perasaan
Kristus. Di ayat 6 Yesus Kristus digambarkan sebagai sosok yang mulia dan terhormat. Ia
adalah perwujudan Allah yang hadir di dalam dunia ini. Sekalipun Ia penuh kuasa, Yesus
tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan. Ia telah berkenan mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa
seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia (ayat 7). Ia rela melepaskan segala
status keilahiannya, status tertinggi-Nya untuk turun menjadi status yang lebih rendah yaitu
sebagai manusia. Ia bahkan sampai pada status yang paling rendah dan paling hina, yaitu
sebagai budak yang mati di kayu salib. Ia telah mati untuk menebus dosa-dosa manusia
dalam kerendahan hati. Kematian-Nya tidak hanya melalui kesakitan dan penderitaan fisik
yang luar biasa, tetapi juga kematian yang dianggap paling hina.

97
4. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Yesus telah mengambil tempat orang lain,
menggantikan orang lain untuk menerima hukuman kayu salib. Ia telah menanggung beban
yang seharusnya dipikul oleh orang lain. Ia telah taat sampai mati di kayu salib. Oleh sebab
itulah Allah berkenan meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama. Ia kembali mendapatkan penghormatan yang maha tinggi, penghormatan sebagai
Tuhan atas langit dan bumi. Bahkan segala lidah mengaku: „Yesus Kristus adalah Tuhan“
bagi kemuliaan Allah Bapa (ayat 9-11).
5. Melalui suratnya kepada jemaat Filipi, Paulus mengajak umat untuk memiliki pikiran dan
perasaan yang sama seperti yang Yesus pikirkan dan rasakan, yaitu rendah hati, tidak
mencari kemuliaan dan kehormatan bagi dirinya sendiri serta memerhatikan kepentingan
orang lain. Sebagaimana Kristus tidak mempertahankan milik-Nya sendiri dan tidak
menikmati miliknya itu untuk diri sendiri, melainkan justru mau membagikannya kepada
yang lain, maka anak sekolah minggu diajar untuk hidup dengan rendah hati dengan
membiasakan diri untuk tidak dilayani, dimengerti, diutamakan. Anak-anak diajak untuk
melayani, mengutamakan dan memahami sesamanya.

AYAT HAFALAN: LAGU PENDUKUNG:


Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada 1. Rukun Cinta Satu Sama Lain
yang lain di dalam takut akan Kristus 2. Roti dan Mentega
(Efesus 5:21).

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, pernahkah melihat orang sombong?
2. Jika anak mengatakan pernah, tanyakan pada anak: menurutmu apa arti sombong? Setelah
anak menyampaikan arti sombong menurut pendapatnya, GSM dapat menyampaikan pada
anak ciri-ciri orang sombong. Orang sombong biasanya suka pamer. Orang sombong itu
susah mengucapkan terimakasih pada orang tua, teman, guru dan sebagainya. Orang
sombong susah meminta maaf sekalipun melakukan kesalahan. Selain itu, orang sombong
hanya suka dilayani, tidak mau melayani.
3. Hari ini kita akan mendengar nasihat tentang bagaimana menghindari sikap sombong.
Menghindari sikap sombong disebut juga dengan rendah hati. Yuk, sebelum kita belajar
tentang rendah hati, kita menyanyi lagu: rukun cinta satu sama lin (dinyanyikan bersama).

POKOK PELAJARAN
Tunjukkan peraga (Sebuah surat). Eh, ada surat… yuk kita lihat. Kira-kira surat ini dari siapa ya?
Ternyata… surat ini dari Rasul Paulus. Yuk kita baca:

98
Usai membaca surat, GSM bertanya pada ASM: menurut kalian, apa inti dari surat Rasul Paulus
kepada orang-orang Kristen di Filipi? Usai anak memberi jawab, berikan penegasan pada anak
bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua. Ia meminta agar semua belajar dari Tuhan Yesus yaitu
hidup dengan rendah hati alias tidak sombong.

PENERAPAN
1. Siapkan potongan gambar telapak kaki dengan tulisan ‘Aku Mau Rendah Hati’ seperti pola
terlampir.
2. Mintalah anak untuk menebalkan tulisan tersebut, dan menghias atau mewarnai telapak
kaki itu.
3. Kemudian tambahkan pita ke kartu yang ada.
4. Setelah penerapan, ajak anak berdoa dan memohon “Aku mau rendah hati seperti Tuhan
Yesus.”

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, pernahkah melihat orang sombong?
2. Jika anak mengatakan pernah, tanyakan pada anak: menurutmu apa arti sombong? Setelah
anak menyampaikan arti sombong menurut pendapatnya, GSM dapat menyampaikan pada
anak ciri-ciri orang sombong. Orang sombong biasanya suka pamer. Orang sombong itu
susah mengucapkan terimakasih pada orang tua, teman, guru dan sebagainya. Orang
sombong susah meminta maaf sekalipun melakukan kesalahan. Selain itu, orang sombong
hanya suka dilayani, tidak mau melayani.

99
3. Hari ini kita akan mendengar nasihat tentang bagaimana menghindari sikap sombong.
Menghindari sikap sombong disebut juga dengan rendah hati. Yuk, sebelum kita belajar
tentang rendah hati, kita menyanyi lagu: rukun cinta satu sama lin (dinyanyikan bersama).
POKOK PELAJARAN
1. Tanyakan pada anak: pernahkah kalian membaca surat?
2. Tunjukkan peraga 1 (sebuah surat).
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini kita akan membaca sebuah surat. Siapa pengirim surat
itu dan siapa yang mendapat kiriman surat?
4. Supaya kalian tidak penasaran, yuk surat itu kita baca bersama
5. GSM membaca surat (seperti yang ada di pokok pelajaran kelas 1-3 SD).
6. Setelah selesai membacakan surat, sampaikan pada anak inti surat itu. Semua orang
dikasihi Tuhan. Karena itu semua orang harus saling mengasihi dan tidak sombong. Tidak
sombong juga disebut dengan rendah hati. Yuk, kita belajar dari Tuhan Yesus yang rendah
hati.

PENERAPAN
1. Siapkan potongan gambar telapak kaki dengan tulisan ‘Aku Mau Rendah Hati’ seperti pola
terlampir.
2. Mintalah anak untuk menebalkan tulisan tersebut, dan menghias atau mewarnai telapak
kaki itu.
3. Kemudian tambahkan pita ke kartu yang ada.
4. Usai membuat penerapan, sampaikan pada anak bahwa setiap orang Kristen adalah orang
yang tidak sombong. Tidak sombong itu disebut juga dengan sebutan rendah hati. Mereka
yang rendah hati menghindari pamer, suka meminta dan memberi maaf, senang
berterimakasih dan senang melayani, bukan dilayani.
5. Ajak anak berdoa dan memohon “Aku mau rendah hati seperti Tuhan Yesus”.

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak pernahkah melihat orang sombong? Tanyakan pada mereka apa ciri-
ciri orang sombong itu?
2. Sampaikan pada anak bahwa lawan kata sombong adalah rendah hati. Hari ini, kita akan
belajar bersama tentang nasihat agar menjadi orang yang rendah hati.

POKOK PELAJARAN
1. Mintalah anak membuka Filipi 2:1-11
2. Sampaikan pada anak bahwa mereka diminta untuk membaca Filipi 2:1-11.
3. Usai anak membaca, bagikan selembar kertas dan alat tulis.
4. Mintalah masing-masing anak menuliskan apa yang mereka pahami dari bacaan itu dan
menuliskan pemahaman mereka di selembar kertas yang sudah dibagikan.
5. Setelah anak selesai menulis, GSM menyampaikan pokok pelajaran seperti yang terdapat
dalam penjelasan bahan. Dalam penyampaian pokok pelajaran, berikan penekanan tentang
nasihat Paulus pada jemaat Filipi agar mereka tidak sombong atau menjadi rendah hati.

100
6. Akhiri penyampaian pokok pelajaran dengan mengajak anak belajar dari Tuhan Yesus yang
rendah hati, tidak sombong.

PENERAPAN
1. Bagikan selembar kertas dan gambar Tuhan Yesus.
2. Mintalah anak menggunting dan menempel gambar Tuhan Yesus di kertas itu. Usai
menempelkan gambar, mintalah anak menuliskan Filipi 2:2-3.
3. Setelah itu, mintalah anak menghiasnya.
4. Kemudian, GSM memberikan penekanan tentang nasihat agar menjadi rendah hati. Setelah
penerapan, ajak anak berdoa dan memohon “Aku mau rendah hati seperti Tuhan Yesus”.

101
10 MEI 2020 YOHANES 14:1-11

Percaya berarti mempercayakan diri dan mau dipercaya. Demikian juga


dalam percaya kita pada Yesus. Wujud mempercayakan diri adalah dengan
memiliki keyakinan, pengharapan dan berserah dan bertindak sesuai dengan
semua yang difirmankan-Nya. Dipercaya berarti menjadikan seluruh hidup
kita benar di mata Allah. Dalam sabda-Nya pada para murid, Yesus
menyampaikan bahwa Ia adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup yang
menuju Bapa. Para murid diminta-Nya percaya kepada-Nya supaya dapat
menuju Bapa. Perintah Yesus itu tidak serta merta dilakukan para murid pada
waktu itu. Karena itu Yesus memantabkan mereka untuk mempercayakan diri
kepada Dia.
Melalui pelajaran ini, ASM diharap dapat menyebutkan arti percaya
pada Yesus dan belajar percaya pada-Nya.

PENJELASAN BAHAN
1. Perikop ini merupakan bagian dari kata-kata perpisahan yang disampaikan Yesus sebelum
Ia ditangkap dan disalibkan (pasal 14-17). Kepada murid-murid-Nya, Yesus memberitakan
bahwa kebersamaan-Nya dengan para murid akan berakhir. Ia akan pergi meninggalkan
mereka. Ketika menyampaikan hal itu, ada berbagai perasaan dalam diri para murid. Dari
ayat 1 dapat dilihat seperti apa perasaan para murid. Hati mereka gelisah. Kegelisahan itu
sangat manusiawi sebab setiap perpisahan pasti medatangkan ketakutan dan kegelisahan.
Karena Yesus memahami kegelisahan para murid, Ia menasihatkan supaya mereka percaya
kepada Allah dan percaya pada Yesus juga.
2. Ayat 2-3 menegaskan alasan mengapa para murid harus percaya. Ia akan pergi untuk
mempersiapkan tempat bagi mereka. Sesudah itu, Ia akan kembali untuk membawa para
murid ke mana Ia berada. Ia pergi kepada Bapa dan dari sanalah para murid mendapat jalan
kepastian tentang masa depan mereka. Kepergian-Nya kepada Bapa merupakan kepergian
dengan janji dan pengharapan. Para murid akan berpisah dengan Yesus. Namun suatu saat
Yesus akan menjumpai kembali para murid dan membawa mereka, sehingga di mana Yesus
berada, di sana juga para murid berada.
3. Ayat 4-7 berisi keterangan tentang para murid yang akan menjadi tahu ke mana Ia akan
pergi. Sebelumnya mereka tidak tahu makna pernyataan Yesus itu. Pernyataan pada ayat
4,”Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ” menunjukkan bahwa pada dasarnya
banyak orang tidak tahu tentang Yesus dan karya-Nya. Ketidaktahuan itu sangat jelas
ketika Tomas bertanya pada Yesus,”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi
bagaimana kami tahu jakan ke situ?” Pertanyaan itu membuka kesempatan bagi Yesus
untuk menjelaskan siapa diri-Nya. Ia adalah jalan dan kebenaran dan hidup (ay. 6). Ia adalah
jalan yang menghantar manusia kepada Bapa. Sebagai jalan, Ia juga sebagai Kebenaran dan
Hidup. Jalan itu benar karena menghantar kepada kehidupan yang sejati. Sekiranya
manusia mengenal Yesus, pasti mengenal Bapa. Melalui pengenalan tentang Yesus,
keselamatan dan hidup kekal dinyatakan (bdk. dengan Yohanes 17:3). Mengenal berarti
menerima di dalam kepercayaan dan mempercayai Dia sebagai jalan menuju Bapa.
4. Ayat 8-11 masih bercerita tentang ketidakpahaman para murid tentang tentang Yesus
sebagai jalan menuju Bapa. Pertanyaan permintaan Filipus,”Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu
kepada kami, itu sudah cukup bagi kami” (ay. 8) menunjukkan bahwa para murid tidak
mampu memahami makna kesatuan antara Yesus dengan Bapa. Mereka baru puas jika

102
Yesus dapat menunjukkan Bapa kepada mereka. Permintaan Filipus itu sesungguhnya
permintaan semua murid Yesus. Yesus menyesalkan permintaan para murid itu. Rupanya
sekian lama kebersamaan di antara mereka tidak menjadikan pengenalan tentang Yesus
terjadi. Atas dasar itulah Yesus kembali menyatakan bahwa “Aku di dalam Bapa dan Bapa
di dalam Aku” (ay. 10). Yesus meminta kepada mereka agar percaya. Kepercayaan pada
Yesus membuat mereka akan melihat kesatuan antara Bapa dan diri-Nya. Kesatuan antara
Bapa dan diri-Nya tampak dari pekerjaan yang dilakukan Yesus. Jika mereka tidak percaya
Yesus, mereka diminta untuk mempercayai pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh-Nya
(ay. 11).
5. Yesus memberikan pesan kepada para murid agar mereka percaya kepada-Nya dan semua
yang dikerjakan-Nya. Ia mengerjakan pekerjaan Bapa. Pekerjaan Bapa adalah memulihkan
dan menyelamatkan. Dengan berbagai tanda hal itu dilakukan-Nya. Memulihkan yang sakit,
menghidupkan orang mati, mencelikkan yang buta, dan sebagainya. Semua itu hendak
membuktikan bahwa Yesus bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan yang dibuat
Yesus tidak berhenti di bumi semata. Ia memberikan kekekalan bagi orang-orang yang
mengenal Dia dan karya-Nya. Kekekalan itu diwujudkan dengan memberikan rumah Bapa.
Agar para murid dapat menuju rumah Bapa, Ia harus pergi ke sana untuk
mempersiapkannya. Dengan percaya pada Yesus, semua akan di bawa ke sana. Mengapa
harus percaya pada Dia? Sebab Dialah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Sebagai pengikut
Yesus, kita diajak untuk mempercayakan diri kepada-Nya dengan berjalan di jalan
kebenaran.

AYAT HAFALAN: LAGU PENDUKUNG


“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan 1. Yesus itulah satu-satunya
percayalah kepada-Nya, dan Ia akan 2. Stop ‘Ku Mau Katakan
bertindak.”
Mazmur 37:5

103
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, apabila orang tuamu berjanji akan mengajak jalan-jalan di akhir pekan,
apakah kamu percaya pada janji orang tuamu?
2. Setelah mendengar respons anak, sampaikan pada anak bahwa percaya berarti yakin
bahwa apa yang dijanjikan oleh orang tua itu benar dan janji itu akan ditepati. Percaya juga
berarti melakukan dengan sebaik-baiknya hal-hal yang diyakini akan ditepati itu.
3. Sampaikan pada anak bahwa hari ini kita akan belajar dari sosok yang mengajak setiap
orang percaya kepada-Nya.

POKOK PELAJARAN
Tunjukkan pada anak peraga (Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya sedang berkumpul).
Sampaikan pada anak bahwa hari ini Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya sedang berkumpul dan
saat itu terdapat percakapan antara Tuhan Yesus dangen para murid.

Tuhan Yesus Murid-murid-Ku, jangan kamu gelisah. Supaya kamu tidak gelisah,
percayalah kepada Tuhan. Dengan percaya pada Tuhan, kamu tidak
akan takut lagi. Aku akan ke surga. Di sanalah tempat-Ku. Kamu
akan ‘Ku ajak ke sana. Aku menyediakan jalan ke sana. Apakah kamu
percaya kepada-Ku?
Tomas Tuhan, kami tidak tahu jalan itu. Kami ingin tahu Tuhan.
Tuhan Yesus Tomas, ketahuilah bahwa Aku adalah jalan dan kebenaran dan
hidup. Sudah lama kamu dan aku bersama-sama. Kamu harus
mengenal Aku. Jika kamu mengenal Aku, kamu akan meyakini
bahwa apa yang Aku katakana itu benar. Percayalah kepada-Ku dan
lakukanlah apa yang Aku katakan kepadamu.
Tomas Baik Tuhan, aku dan teman-temanku mau percaya kepada-Mu.

Setelah menyampaikan pokok pelajaran, GSM memberikan penekanan pelajaran pada para
murid tentang percaya pada Tuhan. Percaya berarti meyakini bahwa semua yang dikatakan
oleh Tuhan Yesus itu benar. Percaya bahwa Tuhan Yesus adalah juru selamat. Percaya bahwa
Tuhan Yesus mencintai anak-anak. Percaya bahwa Tuhan Yesus menyertai anak-anak.
Akhiri penyampaian dengan mengajak anak menyanyi Yesus itulah satu-satunya.

PENERAPAN
1. Bagikan potongan kertas yang akan disusun anak-anak untuk menjadi pembatas buku
berbentuk lampu pengatur lalu lintas.
2. Di bagian atas tuliskan Yohanes 14:6a, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”.
3. Gambar lampu merah bertuliskan ‘STOP dan jangan gelisah,’ lampu kuning, ‘Ingat Tuhan
selalu’, dan lampu hijau ‘Ikuti Tuhan Selalu’.

104
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak: apabila orang tuamu menjanjikan sesuatu kepadamu, apakah kamu
percaya pada janji itu?
2. Ajak anak bermain games kecil menulis kata percaya dengan menggunakan leher. Setelah
menuliskan kata percaya dengan menggunakan leher, sampaikan pada anak bahwa ada
sosok yang mengajak anak untuk percaya kepada-Nya.

POKOK PELAJARAN
Sampaikan pada anak peraga (Tuhan Yesus berkumpul bersama murid-murid-Nya).
Sampaikan pada anak bahwa hari ini Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya sedang berkumpul dan
saat itu terdapat percakapan antara Tuhan Yesus dengan para murid.
Hari itu Tuhan Yesus memperhatikan murid-murid-Nya. Mereka tampak gelisah. Melihat
wajah mereka yang gelisah, Tuhan Yesus berkata kepada mereka. Murid-murid-Ku, jangan
kamu gelisah. Supaya kamu tidak gelisah, percayalah kepada Tuhan. Dengan percaya pada
Tuhan, kamu tidak akan takut lagi. Aku akan ke surga. Di sanalah tempat-Ku. Kamu akan ‘Ku
ajak ke sana. Aku menyediakan jalan ke sana. Apakah kamu percaya kepada-Ku?
Mendengar hal itu Tomas bertanya,”Tuhan, kami tidak tahu jalan itu. Kami ingin tahu
Tuhan”. Tuhan Yesus memperhatikan Tomas dan berkata kepada Tomas, Tomas, ketahuilah
bahwa Aku adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Sudah lama kamu dan aku bersama-sama.
Kamu harus mengenal Aku. Jika kamu mengenal Aku, kamu akan meyakini bahwa apa yang
Aku katakan itu benar. Percayalah kepada-Ku dan lakukanlah apa yang Aku katakan kepadamu.
Tomas memperhatikan Tuhan Yesus dan ia berkata kepada Tuhan Yesus,”Baik Tuhan, aku
dan teman-temanku mau percaya kepada-Mu”.
Sampaikan pada anak bahwa Tuhan Yesus meminta kepada murid-murid-Nya untuk
percaya kepada-Nya. Percaya berarti yakin paa janji-Nya.
Akhiri penyampaian dengan mengajak anak menyanyi Yesus itulah satu-satunya.

PENERAPAN
1. Bagikan potongan kertas yang akan disusun anak-anak untuk menjadi pembatas buku
berbentuk lampu pengatur lalu lintas.
2. Di bagian atas, minta anak menulis Yohanes 14:6a, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”.
3. Di masing-masing potongan lampu, minta anak menuliskan kata-kata yang berbeda. Lmpu
merah bertuliskan ‘STOP dan jangan gelisah,’ lampu kuning, ‘Ingat Tuhan selalu’, dan lampu
hijau ‘Ikuti Tuhan Selalu’.

105
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak pernahkah kalian percaya pada teman yang menjanjikan sesuatu
kepada kalian? Tanyakan apa artinya percaya?
2. Sampaikan pada anak bahwa hari ini kita akan bekajar percaya pada sosok yang sangat bisa
dipercaya.

POKOK PELAJARAN
Sampaikan pada anak peraga (Tuhan Yesus berkumpul bersama murid-murid-Nya).
Sampaikan pada anak bahwa hari ini Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya sedang berkumpul dan
saat itu terdapat percakapan antara Tuhan Yesus dengan para murid.
Hari itu Tuhan Yesus memperhatikan murid-murid-Nya. Mereka tampak gelisah. Melihat
wajah mereka yang gelisah, Tuhan Yesus berkata kepada mereka. Murid-murid-Ku, jangan
kamu gelisah. Supaya kamu tidak gelisah, percayalah kepada Tuhan. Dengan percaya pada
Tuhan, kamu tidak akan takut lagi. Aku akan ke surga. Di sanalah tempat-Ku. Kamu akan ‘Ku
ajak ke sana. Aku menyediakan jalan ke sana. Apakah kamu percaya kepada-Ku?
Mendengar hal itu Tomas bertanya,”Tuhan, kami tidak tahu jalan itu. Kami ingin tahu Tuhan”.
Tuhan Yesus memperhatikan Tomas dan berkata kepada Tomas, “Tomas, ketahuilah bahwa
Aku adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Sudah lama kamu dan aku bersama-sama. Kamu
harus mengenal Aku. Jika kamu mengenal Aku, kamu akan meyakini bahwa apa yang Aku
katakan itu benar. Percayalah kepada-Ku dan lakukanlah apa yang Aku katakan kepadamu.”
Tomas memperhatikan Tuhan Yesus dan ia berkata kepada Tuhan Yesus,”Baik Tuhan, aku
dan teman-temanku mau percaya kepada-Mu”.
Sampaikan pada anak bahwa Tuhan Yesus meminta kepada murid-murid-Nya untuk percaya
kepada-Nya. Percaya berarti yakin pada janji-Nya.
Akhiri penyampaian dengan mengajak anak menyanyi Yesus itulah satu-satunya.

PENERAPAN
1. Sediakan kertas tebal untuk anak-anak menuliskan Tekad Percaya pada Tuhan Yesus, misal
‘Aku mau rajin berdoa karena aku percaya Tuhan Yesus’.
2. Usai menulisk, ajak anak menghias kartu itu dan menjadikan nya sebagai pembatas Alkitab
atau buku.

106
17 MEI 2019 YOHANES 15 : 1 – 8

Setiap orang yang mengusahakan tanaman buah pasti menginginkan


tanamannya berbuah banyak. Demikian juga Bapa kita di sorga yang
menginginkan kita berbuah banyak. Oleh karena itu kita perlu terus
berrefleksi akan tingkat keberbuahan kita dan mengusahakan untuk berbuah
banyak di dalam Tuhan.
Melalui pelajaran hari ini anak mau berusaha berbuah banyak dalam
Yesus untuk menjadi berkat bagi sesama.

PENJELASAN BAHAN
1. Yesus berulangkali mengajar dengan menggunakan perumpamaan, kali ini Dia
menggunakan tanaman anggur sebagai sarana pengajarannya. Banyaknya tanaman anggur
di sekeliling mereka membuat perumpamaan ini mudah dipahami oleh orang-orang yang
mendengarnya dan dengan demikian Yesus sudah memberikan pemahaman lebih bagi
mereka untuk berbuah banyak di dalam Dia.
2. Pengusaha kebun tentulah Bapa yang di sorga yang menginginkan setiap tanaman di
kebun-Nya berbuah banyak. Hal yang menarik dalam perumpamaan ini adalah bahwa
hanya ada satu pokok anggur yaitu Yesus sendiri. Pada umumnya dalam sebuah kebun ada
banyak pokok anggur yang masing-masing ranting dari pokok itu menghasilkan buah.
Dalam konteks pengajaran Yesus, Dia mengatakan ‘Akulah pokok anggur yang benar’ dan
tentunya ranting-ranting menempel pada pokok anggur itu. Orang-orang percayalah
rantingnya dan buah dihasilkan oleh ranting-ranting itu. Pada diri orang percayalah
diharapkan buah itu hadir dan menjadi berkat bagi banyak orang.
3. Dalam perumpamaan ini ada beberapa keadaan dimana ranting itu menghasilkan buah. Ada
yang tidak berbuah, ada yang berbuah. Dari yang berbuah diharapkan lebih banyak
berbuah dan akhirnya berbuah banyak. Tentu ada proses yang perlu dijalani oleh ranting
untuk bisa menghasilkan buah yang banyak.
4. Keadaan tidak berbuah merupakan hal yang tidak diinginkan. Mestinya ranting yang tidak
berbuah akan diusahakan supaya menjadi berbuah. Namun dalam bacaan ditunjukkan
bahwa ranting yang tidak berbuah akan dipotong (ayat 2). Jika ranting yang tidak berbuah
dipotong tentu akan menjadi masalah bagi pengusaha anggur karena akan ada banyak
ranting yang dipotong. Dalam bahasa asli kata yang diterjemahkan dipotong bisa juga
diterjemahkan dengan ‘diangkat’ dan rasanya ini lebih sesuai dengan pengelolaan tanaman
anggur. Ranting yang tidak berbuah, seringkali adalah ranting yang jatuh ke tanah.
Sebagian dirinya terkubur oleh tanah sehingga pertumbuhan tidak maksimal. Pengusaha
anggur akan mengangkat ranting semacam ini dan kemudian membersihkannya dengan air
dan mengaitkannya pada penyangga sehingga ia tidak jatuh lagi dan bisa menghasilkan
buah.

107
5. Bagi ranting yang menghasilkan buah akan dibersihkan (ayat 3) supaya hasilnya lebih
banyak lagi. Pengusaha anggur akan mengurangi daun pada ranting karena jika ada banyak
daun akan membuat ranting menghidupi daun itu, padahal yang diharapkan buahnya,
bukan daunnya. Oleh karena itu ranting akan dibersihkan dari daun-daun supaya sari-sari
makanan bisa diarahkan untuk menghasilkan buah. Ranting yang berbuah ini diharapkan
supaya tetap tinggal pada pokoknya (ayat 4, 5, 7). Pengulangan pada tiga ayat ini
menunjukkan sangat pentingnya tetap tinggal dalam Yesus supaya bisa berbuah banyak.
6. Setiap kita tentu berharap menjadi ranting yang menghasilkan banyak buah, namun hal
seperti itu tidak terjadi dengan sendirinya. Jika kita tidak berbuah maka kita perlu
menyiapkan diri untuk diangkat dan dibersihkan oleh Tuhan. Juga ketika kita sudah
berbuah tetapi masih banyak daun kita pun perlu menyiapkan diri terus dibersihkan oleh
Tuhan. Daun-daun yang tidak diperlukan akan dipangkas supaya kita lebih banyak berbuah.
Pada akhirnya kita diharapkan terus melekat pada Tuhan, tinggal di dalam Dia, supaya kita
menghasilkan banyak buah. Hidup yang berbuah banyak menjadi hal yang terus kita
upayakan sepanjang hidup.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


Akulah pokok anggur dan kamulah ranting- 1. Yesus Itulah Pokok Anggur yang Benar
rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam 2. Yesus Pokok dan Kita Carangnya
Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah
3. Pokok Anggur yang Benar
banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa.
Yohanes 15:5

ALAT PERAGA
1. Pohon anggur tidak berbuah
2. Pohon anggur berbuah beberapa butir
3. Pohon anggur berbuah cukup banyak
4. Pohon anggur berbuah sangat banyak

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak, apakah mereka punya tanaman di rumah mereka? Apakah tanaman
itu ada yang merawatnya?
2. Tanyakan juga mengapa tanaman itu dirawat? Terima semua jawaban anak
3. Ajak anak melihat bahwa setiap orang yang menanam tentu mengharapkan hasil yang baik
dari tanamannya
4. Tanyakan pada anak bagaimana seandainya mereka yang menjadi tanaman, apakah mau
menghasilkan buah yang banyak?
5. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar seperti tanaman yang bisa
berbuah banyak dalam hidupnya.

108
POKOK PELAJARAN
Ceritakan pada anak:
Anak-anak waktu itu Tuhan Yesus sedang mengajar murid-muridnya dan kali ini Dia
memakai perumpamaan. Tuhan Yesus menggunakan orang yang menanam anggur sebagai
cara mengajarnya.
Tuhan Yesus mengajar demikian : ‘Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-
Kulah pengusahanya’. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa diri-Nya adalah tanaman utama
dari pohon anggur yang merambat itu dan Bapa-Nyalah yang mengusahakan kebunnya.
Jika Tuhan Yesus adalah tanaman utama dari anggur berarti setiap orang percaya, kita
semua adalah ranting-rantingnya. Nah adik-adik ternyata ada macam-macam keadaan
ranting pohon anggur itu (tunjukkan semua gambar peraga). Ada ranting yang tidak
berbuah, ada yang berbuah sedikit, ada yang lebih banyak berbuah dan ada yang berbuah
banyak, kalau adik-adik boleh memilih, memilih yang mana ya? Ya tentu kita semua memilih
berbuah banyak, dan itu yang Tuhan Yesus inginkan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita
adalah murid-murid-Nya jika kita tinggal di dalam Dia dan berbuah banyak.
Sayangnya tidak semua ranting berbuah banyak, ada yang tidak berbuah. Jika kamu
pemilik kebun akan kamu apakan ranting yang tidak berbuah itu? Dipotong terus dibuang?
Dalam merawat pohon anggur, ada saja ranting yang merambat ke bawah dan terkubur
tanah. Ranting seperti inilah yang tidak berbuah (tunjukkan gambar peraga 1). Ranting
semacam ini perlu dibantu supaya dia bisa berbuah. Dia akan diangkat, dibersihkan dan
kemudian diarahkan supaya merambat dengan benar. Harapannya ranting ini akan
menghasilkan buah.
Nah, ada juga ranting yang berbuah, tetapi sedikit (tunjukkan peraga 2). Ternyata
dia punya terlalu banyak daun sehingga buahnya sedikit. Ranting seperti ini akan dipangkas
daun-daunnya supaya menghasilkan buah lebih banyak (tunjukkan gambar peraga 3).
Selanjutnya ranting ini diharapkan berbuah banyak (tunjukkan peraga 4). Tentu ranting ini
perlu melekat kuat pada tanaman utama. Ranting yang semakin besar melekat pada
pokoknya akan menghasilkan semakin banyak buah.
Anak-anak ranting-ranting itu menggambarkan hidup kita. Jika kita tidak berbuah
kita akan diangkat dan dibersihkan oleh Tuhan. Tentu kita perlu menyadari kesalahan kita
dan mau datang pada Tuhan supaya bisa berbuah. Setelah kita berbuah kita pun perlu
mengikuti cara Tuhan membentuk kita, barangkali ada sesuatu yang perlu dipangkas dalam
hidup kita. Keinginan-keinginan yang tidak perlu bisa kita hilangkan. Kita bisa menghasilkan
buah yang lebih banyak bagi Tuhan. Hal paling penting yang perlu kita lakukan adalah tetap
tinggal dalam Tuhan supaya kita berbuah banyak. Dengan banyak berdoa, rajin datang
sekolah minggu akan membuat kita seperti ranting pohon anggur yang semakin melekat
pada pokoknya.

PENERAPAN
1. Bagikan copy gambar peraga 4 pada tiap-tiap anak dan minta anak mewarnainya
2. Ajak anak menyanyikan ‘Yesus Itulah Pokok Anggur yang Benar’ atau ‘Yesus Pokok dan
Kitalah Carangnya’ dengan gerakannya.
3. Tekankan pada anak untuk terus tinggal di dalam Yesus supaya berbuah banyak.

109
ALAT PERAGA
1. Pohon anggur tidak berbuah
2. Pohon anggur berbuah beberapa butir
3. Pohon anggur berbuah cukup banyak
4. Pohon anggur berbuah sangat banyak

PEMBUKAAN
1. Tunjukkan tanaman pada anak, jika memungkinkan tanaman yang buahnya banyak,
misalnya kelengkeng. Jika ada tanaman anggur.
2. Tanyakan pada anak, jika mereka yang punya tanaman ini apakah mereka akan
merawatnya?
3. Tanyakan juga apa yang mereka harapkan jika tanaman itu dirawat? Terima semua jawaban
anak
4. Ajak anak melihat bahwa setiap orang yang menanam tentu mengharapkan hasil yang baik
dari tanamannya
5. Berikan gambaran bagaimana seandainya mereka yang menjadi tanaman, apakah mau
menghasilkan buah yang banyak?
6. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar seperti tanaman yang bisa
berbuah banyak dalam hidupnya.

POKOK PELAJARAN
Ceritakan pada anak:
Anak-anak waktu itu Tuhan Yesus sedang mengajar murid-muridnya dan kali ini Dia
memakai perumpamaan. Tuhan Yesus menggunakan orang yang menanam anggur sebagai
cara mengajarnya.
Tuhan Yesus mengajar demikian : ‘Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-
Kulah pengusahanya’. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa diri-Nya adalah tanaman utama
dari pohon anggur yang merambat itu dan Bapa-Nyalah yang mengusahakan kebunnya.
Jika Tuhan Yesus adalah tanaman utama dari anggur berarti setiap orang percaya, kita
semua adalah ranting-rantingnya. Nah adik-adik ternyata ada macam-macam keadaan
ranting pohon anggur itu (tunjukkan semua gambar peraga). Ada ranting yang tidak
berbuah, ada yang berbuah sedikit, ada yang lebih banyak berbuah dan ada yang berbuah
banyak, kalau adik-adik boleh memilih, memilih yang mana ya? Ya tentu kita semua memilih
berbuah banyak, dan itu yang Tuhan Yesus inginkan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita
adalah murid-murid-Nya jika kita tinggal di dalam Dia dan berbuah banyak.
Sayangnya tidak semua ranting berbuah banyak, ada yang tidak berbuah. Jika kamu
pemilik kebun akan kamu apakan ranting yang tidak berbuah itu? Dipotong terus dibuang?
Dalam merawat pohon anggur, ada saja ranting yang merambat ke bawah dan terkubur
tanah. Ranting seperti inilah yang tidak berbuah (tunjukkan gambar peraga 1). Ranting
semacam ini perlu dibantu supaya dia bisa berbuah. Dia akan diangkat, dibersihkan dan
kemudian diarahkan supaya merambat dengan benar. Harapannya ranting ini akan
menghasilkan buah.

110
Nah, ada juga ranting yang berbuah, tetapi sedikit (tunjukkan peraga 2). Ternyata
dia punya terlalu banyak daun sehingga buahnya sedikit. Ranting seperti ini akan dipangkas
daun-daunnya supaya menghasilkan buah lebih banyak (tunjukkan gambar peraga 3).
Selanjutnya ranting ini diharapkan berbuah banyak (tunjukkan peraga 4). Tentu ranting ini
perlu melekat kuat pada tanaman utama. Ranting yang semakin besar melekat pada
pokoknya akan menghasilkan semakin banyak buah.
Anak-anak ranting-ranting itu menggambarkan hidup kita. Jika kita tidak berbuah
kita akan diangkat dan dibersihkan oleh Tuhan. Tentu kita perlu menyadari kesalahan kita
dan mau datang pada Tuhan supaya bisa berbuah. Setelah kita berbuah kita pun perlu
mengikuti cara Tuhan membentuk kita, barangkali ada sesuatu yang perlu dipangkas dalam
hidup kita. Keinginan-keinginan yang tidak perlu bisa kita hilangkan. Kita bisa menghasilkan
buah yang lebih banyak bagi Tuhan. Hal paling penting yang perlu kita lakukan adalah tetap
tinggal dalam Tuhan supaya kita berbuah banyak. Dengan banyak berdoa, rajin datang
sekolah minggu akan membuat kita seperti ranting pohon anggur yang semakin melekat
pada pokoknya.

PENERAPAN
1. Siapkan salinan gambar peraga 4 pada kertas yang lebih tebal. Serta siapkan kapas
secukupnya dan pewarna makanan berwarna anggur (merah, hijau, atau ungu).
2. Bagikan salinan gambar peraga 4 kepada tiap-tiap anak, kemudian minta anak-anak
menghias masing-masing buah anggur dengan menggumpalkan kapas yang sudah diberi
warna dan menempelkannya di buah anggur tersebut.
3. Mintalah mereka menulis di bawah gambar ‘Aku Mau Berbuah Banyak’
4. Ajak anak menyanyikan ‘Yesus Itulah Pokok Anggur yang Benar’ atau ‘Yesus Pokok dan
Kitalah Carangnya’ dengan gerakannya.
5. Tekankan pada anak untuk terus tinggal di dalam Yesus supaya berbuah banyak.

PEMBUKAAN
1. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok beranggota 3 orang
2. Berikan proyek kepada tiap kelompok, jika mereka diminta mengelola sebuah kebun apa
yang mereka lakukan?
3. Berikan kesempatan tiap kelompok melakukan presentasi
4. Apresiasi setiap presentasi kelompok
5. Berikan gambaran bagaimana seandainya mereka yang menjadi tanaman dalam kebun,
apakah mau menghasilkan buah yang banyak?
6. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar seperti tanaman yang bisa
berbuah banyak dalam hidupnya

111
POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Yohanes 15:1-8
2. Minta anak menunjukkan siapa yang digambarkan dalam perumpamaan. Pengusaha kebun,
Pokok Anggur, Ranting dan Buah
3. Minta anak menyebutkan empat keadaan ranting dalam perikop
4. Mintalah anak menuliskan apa yang dilakukan pada tiap keadaan ranting hingga ia bisa
berbuah banyak. Secara khusus bisa dijelaskan pada ayat 2 penerjemahan yang lebih tepat
untuk ‘dipotong’ adalah ‘diangkat’ (lihat penjelasan bahan)
5. Minta anak menuliskan janji-janji Yesus dalam perikop
6. Bahas makna perumpamaan bersama anak
7. Ajak anak untuk mau menjadi ranting yang berbuah banyak dalam hidup.

PENERAPAN
1. Bagikan selembar kertas dan minta anak menggambar ranting anggur yang berbuah
banyak
2. Minta anak menuliskan buah apa yang bisa mereka hasilkan dalam hidup mereka
3. Minta anak menyebutkan bagaimana caranya supaya mereka tetap tinggal dalam Yesus
4. Doakan anak-anak supaya semakin dalam tinggal dalam Yesus
5. Ajak anak menyanyi salah satu lagu tentang pokok anggur untuk menutupnya.

112
21 MEI 2020 LUKAS 24 : 50 - 53

Setiap orang memiliki karunia dari Tuhan untuk benjadi berkat bagi
sesamanya. Berbagai bidang bisa menjadi sarana untuk berkarya bagi
kemuliaan Tuhan. Meskipun demikian ada orang-orang yang merasa
terhambat dalam berkarya, hambatan bisa dari luar maupun dalam diri. Para
murid dalam pergumulannya hendak ditinggalkan Yesus perlu dibebaskan
dari berbagai hambatan untuk terus berkarya. Tangan Yesus yang
memberkati mereka saat naik ke sorga menjadi bekal yang cukup bagi para
murid untuk terus berkarya.
Melalui pelajaran hari ini anak-anak diajak untuk terus berkarya karena
berkat Tuhan selalu menyertai mereka.

PENJELASAN BAHAN
1. Kenaikan Yesus ke surga adalah ujung dari karya-Nya di dunia ini. Lukas 9 : 51 mengatakan
bahwa saat itu hampir genap di mana Yesus akan diangkat ke sorga. Peristiwa ini didahului
dengan karya pelayanan-Nya, kematian di kayu salib dan kemudian kebangkitan-Nya.
Kenaikan-Nya ke sorga akan mempersatukan Yesus dengan Bapa, karya di dunia akan
berlanjut dengan pencurahan Roh Kudus yang memimpin orang percaya sepanjang masa.
2. Tempat kejadian kenaikan ke sorga ini terjadi di suatu tempat di dekat Betania. Betania
terletak di sebelah timur Yerusalem. Yesus membawa murid-muridnya ke tempat itu,
kemudian Yesus mengangkat tangan untuk memberkati mereka (pada umumnya berkat
diberikan dengan mengangkat tangan - Imamat 9:22). Dalam keadaan menyampaikan
berkat itu, Yesus terangkat ke surga berpisah dengan para murid. Para murid sujud
menyembah untuk menghormati Yesus. Kenaikan Yesus dengan posisi memberkati ini
menjadi kekuatan yang luar biasa bagi para Murid. Mereka meyakini bahwa Yesus terus
memberkati mereka baik saat di dunia ini hingga Dia bertahta di sorga. Keyakinan inilah
yang membuat mereka bersukacita.
3. Kenaikan Yesus ini juga hendak menegaskan keilahian-Nya. Dialah yang berkuasa atas
dunia ini. Dunia kehilangan kuasanya untuk mengikat Yesus. Kuasa-Nya mengatasi semua
hukum alam sehingga Dia bisa naik ke sorga. Sudah selayaknya para murid sujud
menyembah karena para muridlah saksi keilahian Yesus.
4. Para murid selanjutnya berada di Bait Allah dan memuliakan Allah. Mereka berani
menampilkan diri di hadapan masyarakat luas bahkan para pemimpin agama karena para
murid sudah menemukan kekuatan di dalam Yesus. Mereka siap untuk berkarya di dalam
penyertaan Yesus. Berkat yang diberikan Yesus menjadi kekuatan mereka untuk menjadi
saksi kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga. Para murid menemukan keberanian yang
sejati bagi pelayanan mereka.
5. Peristiwa kenaikan Yesus, sekali lagi menjadi pengingat bagi kita untuk menjalankan karya
kita sebagai murid-murid Yesus. Sukacita para murid menyaksikan kenaikan Yesus juga
menjadi sukacita kita dalam berkarya. Kita didukung dalam menjadi utusan Tuhan di dunia.
Apapun profesi yang kita miliki, kita adalah saksi bagi kemuliaan Tuhan. Karya kita sebagai
utusan Tuhan dinantikan Tuhan sehingga nama-Nya semakin dimuliakan melalui hidup kita.

113
AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG
TUHAN memberkati engkau dan melindungi 1. Berkereta Awan Putih (Kidung Ceria
engkau. 110).
Bilangan 6:24 2. Kasih Tuhan Mengiringimu (PKJ 180).
3. Kerja Buat Tuhan Selalu Manise.

ALAT PERAGA
1. Gambar Yesus terangkat ke sorga memberkati para murid.
2. Gambar para murid bersujud menyembah Yesus.

PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak apa cita-cita mereka saat dewasa nanti?
2. Mintalah anak menceritakan mengapa mereka memiliki cita-cita tersebut
3. Tanyakan anak bagaimana mereka mengusahakan supaya cita-cita tersebut bisa terwujud
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari orang-orang yang didorong
untuk terus berkarya dalam hidupnya

POKOK PELAJARAN
Salah seorang guru bisa berperan menjadi salah seorang murid Yesus dan ceritakan pada anak
sebagai berikut :
Halo adik-adik, saya adalah salah satu murid Yesus. Kalian tahu kan kalau murid
Yesus ada 12. Saya adalah Tadeus. Nah, saya mau menceritakan pengalaman saat-saat
setelah kebangkitan Yesus.
Waktu itu kami semua memang galau, perasaan kami campur aduk. Di satu sisi kami
senang karena Yesus bangkit dari kematian, di sisi lain kami gelisah apakah Dia akan terus
bersama kami atau tidak. Berulang kali guru kami mengatakan bahwa akan ada penolong
bagi kami. Kami tidak akan ditinggalkan yatim piatu dan kami diminta untuk tetap terus di
Yerusalem. Sekarang ini kami sudah tidak bisa membatasi Dia, tubuhnya bisa menembus
ruang tertutup. Dia bisa datang dan pergi sewaktu-waktu. Kami hanya bisa menunggu Guru
kami itu menginginkan apa bagi kami.
Saat itu kami semakin dag dig dug saat Guru kami mengajak kami semua ke luar
kota. Seperti biasa Dia bercerita berbagai hal pada kami dan terutama supaya kami jadi
saksi-Nya. Ya... kami semua memang adalah orang-orang yang bisa menceritakan banyak
tentang Dia. Pengalaman kami sebagai murid-Nya selama kurang lebih 3 tahun membuat
kami tahu betul siapa Dia dan bagaimana Dia. Tentu kami akan berusaha menjadi saksi yang
baik akan karya Kristus di dunia. Kami akan menjadi berkat sesuai kasih karunia-Nya.

114
Di dekat Betania, Dia berhenti. Kamipun ikut berhenti, kami semua menatap Dia dan
menunggu apa yang hendak dilakukan-Nya. Yesus, guru kami itu, kemudian mengangkat
tangan-Nya dan memberkati kami (tunjukkan gambar peraga 1). Kami semua tertegun atas
apa yang dilakukan-Nya. Namun kemudian yang kami lihat melampaui apa yang kami
pikirkan. Tubuh Tuhan Yesus terangkat, sedikit demi sedikit Dia naik seolah gaya tarik bumi
tidak lagi berpengaruh pada-Nya. Kami jadi ingat bahwa ia akan pergi meninggalkan kami,
tetapi cara seperti ini sangat mengejutkan kami, maka kami semua tersungkur menyembah
Dia (tunjukkan gambar peraga 2). Dia sungguh Anak Allah yang hidup. Sudah
sepantasnyalah kalau Dia kembali ke sorga.
Hal yang menyukacitakan kami adalah bahwa Yesus memberkati kami saat naik ke
sorga. Itu berarti kami selalu berada dalam anugerah dan berkatnya selama kami di dunia.
Itu semua menjadi kekuatan bagi kami untuk terus berkarya di bumi ini. Kami mau menjadi
saksinya dimanapun kami berada.
Setelah kami kembali di Yerusalem kami memutuskan untuk lebih sering ke bait
Allah dan memuliakan Dia. Kami mau memulainya dari Yerusalem dan biarlah karya kami
semakin menjadi berkat bagi banyak orang

PENERAPAN
1. Ajak anak melihat lagi cita-cita yang mereka buat di tahap pembukaan, sampaikan bahwa
mereka bisa berkarya bagi Tuhan dalam profesi apa saja
2. Bagikan kertas pada anak untuk menggambar profesi yang dia cita-citakan
3. Ajak anak menyanyi lagu ‘Kerja Buat Tuhan Selalu Manise’
4. Tegaskan pada Anak supaya mau terus berkarya bagi Tuhan

115
PEMBUKAAN
1. Tanyakan pada anak apa cita-cita mereka saat dewasa nanti?
2. Mintalah anak menceritakan mengapa mereka memiliki cita-cita tersebut
3. Tanyakan anak bagaimana mereka mengusahakan supaya cita-cita tersebut bisa terwujud
4. Sampaikan pada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari orang-orang yang didorong
untuk terus berkarya dalam hidupnya

POKOK PELAJARAN
1. Ajaklah anak membaca Lukas 24:45-53. Guru Sekolah Minggu menjadi narator, seorang
anak diminta menjadi Yesus.
2. Minta anak menjawab pertanyaan berikut :
a. Apa yang dilakukan Yesus sebelum naik ke sorga – Apa yang dilakukan para murid
sebelum Yesus naik ke sorga
b. Apa yang dilakukan Yesus saat Dia naik ke sorga – Apa yang dilakukan para murid saat
Yesus naik ke sorga
c. Apa yang dilakukan Yesus setelah naik ke sorga – Apa yang dilakukan para murid
setelah Yesus naik ke sorga
3. Tunjukkan dinamika baik Yesus maupun para murid sebelum, saat peristiwa terjadi dan
sesudahnya
4. Tegaskan bahwa Yesus terus memberkati para murid untuk berkarya saat Dia tidak
bersama mereka lagi

PENERAPAN
1. Ajak anak melihat lagi cita-cita yang mereka buat di tahap pembukaan, sampaikan bahwa
mereka bisa berkarya bagi Tuhan dalam profesi apa saja
2. Bagikan kertas pada anak untuk menggambar profesi yang dia cita-citakan. Ajak anak
berdiskusi apa yang mereka gambar, dan mengapa, serta apa yang bisa mereka lakukan
dalam profesi tersebut sebagai bentuk karya mereka bagi Tuhan.
3. Ajak anak menyanyi lagu ‘Kerja Buat Tuhan Selalu Manise’
4. Tegaskan pada Anak supaya mau terus berkarya bagi Tuhan

116
24 MEI 2020 YOHANES 14:15-31

Tetap mengasihi di tengah dunia yang kerap diisi dengan kebencian


merupakan tantangan berat dan serasa mustahil. Namun demikian, Tuhan
Yesus meminta pada semua pengikut-Nya taat mengikuti perintah-Nya. Ia
tahu bahwa semua itu berat. Karenanya, Yesus memberikan pertolongan bagi
murid-murid-Nya agar tetap bisa mewujudkan kasih. Pertolongan diberikan-
Nya melalui Roh Kudus. Melalui pimpinan Roh, para murid dimampukan saling
melayani dan mengasihi.
Melalui pelajaran hari ini, anak diharap mengetahui karya Roh Kudus
serta bersedia dipimpin oleh Roh.

PENJELASAN BAHAN
1. Tema mengasihi merupakan tema yang sentral dalam Alkitab. Mengasihi Yesus berarti taat
melakukan semua yang diperintahkan-Nya. Ada beberapa perintah yang secara khusus
dinyatakan oleh Yesus, salah satunya ada dalam perjamuan malam. Dalam perjamuan
malam itu Yesus memerintahkan agar para murid saling melayani dan saling mengasihi
(bdk. Yoh. 14:21-35).
2. Untuk mewujudkan kasih yang semacam itu bukan hal mudah dilakukan para murid. Karena
itu, mereka membutuhkan penolong yang akan menyertai mereka selama-lamanya. Kata
Penolong (ay.16) dan Penghibur (ay.26) berasal dari satu kata yang sama dalam bahasa
Yunani, Parakletos, yang berarti seseorang yang dipanggil datang untuk menolong pada
saat kesulitan. Arti khususnya terletak pada alasan mengapa ia dipanggil. Orang Yunani
menggunakan kata ini untuk menunjuk berbagai hal: seorang saksi yang dipanggil untuk
membela tertuduh di pengadilan, seorang pengacara untuk membela tertuduh secara
hukum, seorang ahli yang dipanggil untuk memberi nasihat pada situasi tertentu, seorang
yang dipanggil untuk memberi semangat pada sekelompok serdadu yang patah semangat.
Parakletos menolong manusia dalam kelemahannya dan memberi kemampuan untuk
menghadapi hidup.
3. Penolong itu (Roh Kudus) tidak diberikan kepada sembarang orang. Ia hanya akan
menyertai orang-orang yang mengenal dan percaya kepada Allah (ayat 17). Oleh karena itu
dikatakan bahwa dunia tidak melihat dan mengenal Dia. Mengapa demikian? Sebab pada
hakikatnya, Roh Kudus itu adalah Allah sendiri. Ia tidak memaksakan diri-Nya untuk masuk
ke dalam hati manusia, tetapi Ia tinggal dalam diri setiap orang yang percaya kepada-Nya.
4. Fungsi Parakletos (Roh Kebenaran) yang ditekankan oleh Yesus adalah untuk (ayat 26):
a. Mengajar: kehidupan pengikut Kristus sebenarnya adalah kehidupan yang selalu
belajar; belajar mengenai kebenaran, belajar mengenai makna dan tujuan hidup,
belajar untuk makin serupa dengan Kristus.
b. Mengingatkan: Roh Kudus akan mengingatkan semua hal yang telah Yesus ajarkan
supaya kita selalu taat pada perintah-Nya dan meneladani seluruh hidup-Nya.
5. Dengan kata lain, para murid (dan kita semua) sesungguhnya diminta untuk selalu taat
pada perintah-perintah-Nya. Ketaatan ini dilakukan bukan karena kita adalah budak yang
tidak punya kehendak bebas, melainkan karena kasih kita kepada-Nya (ayat 15, 21). Jika kita
mengasihi Yesus, maka kita akan berusaha melakukan segala hal yang telah Yesus ajarkan,
sebab semuanya itu mengandung kebaikan dan kebenaran.

117
6. Perkataan-perkataan Yesus ini akan digenapi setelah kebangkitan-Nya. Roh Kudus akan
dicurahkan pada hari Pentakosta; 50 hari setelah kebangkitan-Nya. Sebelum semuanya itu
terjadi, Yesus telah mengatakannya terlebih dahulu supaya ketika hal itu terjadi, para murid
sungguh-sungguh mempercayainya (ayat 29).
7. Roh Kudus berfungsi menolong kita untuk tetap taat kepada Kristus. Ketaatan kepada
Yesus terwujud melalui hidup dalam kasih. Mewujudkan kasih bukan hal mudah. Di hadapan
para murid ada banyak tantangan yang akan hadapi. Tantangan itu adalah kebencian. Yesus
menyebut bahwa dunia ini membenci Kristus dan para pengikut-Nya. Ketika dunia
mengajarkan kebencian, murid-murid Yesus diminta-Nya tetap mengasihi. Oleh karena itu,
Ia memberikan pertolongan yaitu Roh Kudus. Dengan bersedia dipimpin oleh Roh Kudus,
murid-murid Yesus dimampukan hidup dalam kasih. Kitapun juga demikian. Ketika mau
membuka diri dipimpin Roh, kita dimampukan hidup dalam kasih.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG:


“Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup 1. Ku kasihi Kau dengan Kasih Tuhan
kita juga dipimpin oleh Roh” 2. Kasih Yesus Indah oh Indah
Galatia 5:25

ALAT PERAGA
1. Gambar wajah anak tersenyum gembira
2. Gambar Tuhan Yesus berkumpul dengan Murid-Murid-Nya

PEMBUKAAN
1. Sampaikan cerita pada anak tentang seorang anak yang gembira karena ketaatannya
melakukan perintah gurunya mendapat pujian dan dukungan dari gurunya.
Tunjukkah peraga 1 (gambar anak yang gembira), coba perhatikan gambar ini. Ini
adalah gambar teman kita. Namanya Helen. Ia tampak gembira. Menurut kalian, apa
yang menunjukkan bahwa Helen gembira? (minta anak menyebut) Helen tampak
gembira dari wajahnya. Senyumnya menunjukkan bahwa ia sangat senang. Apa yang
membuat Helen senang? Ternyata Helen sangat gembira karena ia mendapat pujian
dari gurunya. Gurunya mengatakan,”Helen, kamu anak yang taat. Semua tugas-
tugasmu sudah dikerjakan dengan baik. Selain itu Helen juga sudah menlakukan tugas
dari guru-gurumu dengan taat yaitu mengasihi teman-temanmu. Beberapa saat lalu
guru-gurumu meminta semua anak saling mengasihi dengan saling menyapa, saling
menolong satu sama lain. Besuk dan seterusnya, tetaplah melakukan hal itu”. Perkataan
dari guru pada Helen membuat ia gembira. Ketaatannya melakukan perintah dari guru
mendapat dukungan dan pujian.
2. Tanyakan pada anak: jika orang tua atau gurumu meminta kepadamu untuk saling
menolong, saling membatu, apa yang akan kamu lakukan? Taat atau menolak?
3. Sampaikan pada anak bahwa pada hari ini mereka akan belajar dari murid-murid yang
diminta melakukan perintah sang guru dengan taat.

118
POKOK PELAJARAN
1. Tunjukkan gambar peraga 1 (Tuhan Yesus berkumpul bersama murid-murid-Nya). Pada
waktu itu Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya sedang berkumpul. Saat itu Tuhan Yesus
tampak mulai berbicara pada para murid-Nya.
Tuhan Yesus Murid-murid-Ku yang Kukasihi, Aku mengasihi kalian.
Petrus Terimaksih Guru, Engkau sangat mengasihi kami.
Tuhan Yesus Ya, Aku mengasihi kalian. Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku
Mendengar pernyataan Tuhan Yesus itu, para murid tampak gembira sebab Tuhan
Yesus sangat mengasihi mereka. Setelah itu, Tuhan Yesus melanjutkan lagi
pembicaraannya.
Tuhan Yesus Aku, gurumu akan meminta kepada Bapa supaya Roh
Kudus menolong kalian semua agar bisa menjalankan
perintah-Ku dengan taat. Roh Kudus akan tinggal bersama-
sama dengan kamu. Ingatkah, setiap murid-Ku adalah
orang-orang yang mau mengasihi. Mereka adalah orang-
orang yang suka menolong, suka membantu sesamanya.
Mereka juga taat melakukan perintah-Ku karena mengasihi
Aku sama seperti Aku mengasihi engkau.
Yudas (bukan Iskariot) Tuhan, mengapa Engkau mengasihi kami?
Tuhan Yesus Jika kamu mengasihi Aku dan taat melakukan yang ‘Ku
perintahkan kepadamu, kamu akan disertai oleh Roh Kudus.
Ketahuilah, barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak taat
kepada-Ku.
Andreas Apa mungkin guru?
Tuhan Yesus Sangat mungkin. Kamu pasti bisa sebab kamu akan disertai,
didukung oleh Roh Kudus.
Semua murid Roh Kudus?
Tuhan Yesus Benar. Roh Kudus itu akan ada bersama-sama kamu semua.
Ia akan menyertai kamu. Ia akan mengatakan dalam
hatimu: ayo tetap mengasihi meski dibenci. Kamu pasti
bisa.
Sekarang setelah kalian semua tahu yang kuperintahkan
kepadamu, ayo semua bangun dari dudukmu. Kita akan
meninggalkan tempat ini untuk pergi ke tempat lain.
Murid-murid yang mendengar pernyataan Tuhan Yesus tampak tenang. Mereka
berusaha menjalankan yang diperintahkan Tuhan Yesus dengan taat sebab mereka
yakin pasti bisa bersama Roh Kudus. Setelah itu, mereka bangkit dari duduknya dan
bersiap mengikut Tuhan Yesus meninggalkan tempat itu.
2. Akhiri penyampaian pokok pelajaran dengan mengajak anak-anak turut melakukan perintah
Tuhan Yesus dengan taat. Berikan penegasan pada mereka bahwa Roh Kudus akan
membuat mereka bisa. Karena itu taatilah perintah Tuhan dengan melakukannya.

PENERAPAN
1. Bagikan copy lembar kerja berisi gambar hati dan tulisan putus-putus dari Yohanes 14:15.
2. Minta anak-anak menebalkan tulisan dan memberi warna pada gambar.

119
PEMBUKAAN
1. Bagikan 3 potongan kertas dengan warna hijau, kuning, merah. Di muka kelas, tempelkan
kertas atau flannel. Sampaikan pada anak bahwa mereka akan melakukan survey. Caranya
adalah: setelah anak mendengar pertanyaan, mintalah mereka menempal di flannel atau
kertas besar jawab mereka. Pertanyaan survey adalah: : jika kalian mendapat perintah dari
orang yang mengasihimu, apa yang akan kalian lakukan? Pilihlah jawaban ini: a. Taat; b.
Menolak; c. pura-pura taat. Kertas berwarna hijau untuk menjawab: taat. Kertas kuning:
menjawab: pura-pura taat. Kertas merah untuk menjawab: menolak. Setelah anak
menempel, hitunglah potongan kertas itu dan sampaikan pengumuman. Berapa memilih
hijau, kuning dan merah? Setelah itu, tanyakan kembali pertanyaan berikut: Jika memilih
taat, menolak atau pura-pura taat, apa konskwensinya?
2. Sampaikan pada anak bahwa mereka akan belajar tentang ketaatan melakukan perintah
dari pribadi yang mengasihi.

POKOK PELAJARAN
3. Tunjukkan gambar peraga 1 (Tuhan Yesus berkumpul bersama murid-murid-Nya). Pada
waktu itu Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya sedang berkumpul. Saat itu Tuhan Yesus
tampak mulai berbicara pada para murid-Nya.
Tuhan Yesus Murid-murid-Ku yang Kukasihi, Aku mengasihi kalian.
Petrus Terimaksih Guru, Engkau sangat mengasihi kami.
Tuhan Yesus Ya, Aku mengasihi kalian. Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku
Mendengar pernyataan Tuhan Yesus itu, para murid tampak gembira sebab Tuhan
Yesus sangat mengasihi mereka. Setelah itu, Tuhan Yesus melanjutkan lagi
pembicaraannya.
Tuhan Yesus Aku, gurumu akan meminta kepada Bapa supaya Roh
Kudus menolong kalian semua agar bisa menjalankan
perintah-Ku dengan taat. Roh Kudus akan tinggal bersama-
sama dengan kamu. Ingatkah, setiap murid-Ku adalah
orang-orang yang mau mengasihi. Mereka adalah orang-
orang yang suka menolong, suka membantu sesamanya.
Mereka juga taat melakukan perintah-Ku karena mengasihi
Aku sama seperti Aku mengasihi engkau.
Yudas (bukan Iskariot) Tuhan, mengapa Engkau mengasihi kami?
Tuhan Yesus Jika kamu mengasihi Aku dan taat melakukan yang ‘Ku
perintahkan kepadamu, kamu akan disertai oleh Roh Kudus.
Ketahuilah, barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak taat
kepada-Ku.
Andreas Apa mungkin guru?
Tuhan Yesus Sangat mungkin. Kamu pasti bisa sebab kamu akan disertai,
didukung oleh Roh Kudus.
Semua murid Roh Kudus?

120
Tuhan Yesus Benar. Roh Kudus itu akan ada bersama-sama kamu semua.
Ia akan menyertai kamu. Ia akan mengatakan dalam
hatimu: ayo tetap mengasihi meski dibenci. Kamu pasti
bisa.
Sekarang setelah kalian semua tahu yang kuperintahkan
kepadamu, ayo semua bangun dari dudukmu. Kita akan
meninggalkan tempat ini untuk pergi ke tempat lain.
Murid-murid yang mendengar pernyataan Tuhan Yesus tampak tenang. Mereka
berusaha menjalankan yang diperintahkan Tuhan Yesus dengan taat sebab mereka
yakin pasti bisa bersama Roh Kudus. Setelah itu, mereka bangkit dari duduknya dan
bersiap mengikut Tuhan Yesus meninggalkan tempat itu.
4. Akhiri penyampaian pokok pelajaran dengan mengajak anak-anak turut melakukan perintah
Tuhan Yesus dengan taat. Berikan penegasan pada mereka bahwa Roh Kudus akan
membuat mereka bisa. Karena itu taatilah perintah Tuhan dengan melakukannya.

PENERAPAN
1. Bagikan copy lembar kerja berisi gambar hati dan tulisan putus-putus dari Yohanes 14:15.
2. Minta anak-anak menebalkan tulisan dan memberi warna pada gambar.

PEMBUKAAN
1. Bagikan 3 potongan kertas dengan warna hijau, kuning, merah. Di muka kelas, tempelkan
kertas atau flannel. Sampaikan pada anak bahwa mereka akan melakukan survey. Caranya
adalah: setelah anak mendengar pertanyaan, mintalah mereka menempal di flannel atau
kertas besar jawab mereka. Pertanyaan survey adalah: jika kalian mendapat perintah dari
orang yang mengasihimu, apa yang akan kalian lakukan? Pilihlah jawaban ini: a. Taat; b.
Menolak; c. pura-pura taat. Kertas berwarna hijau untuk menjawab: taat. Kertas kuning:
menjawab: pura-pura taat. Kertas merah untuk menjawab: menolak. Setelah anak
menempel, hitunglah potongan kertas itu dan sampaikan pengumuman. Berapa memilih
hijau, kuning dan merah? Setelah itu, tanyakan kembali pertanyaan berikut: Jika memilih
taat, menolak atau pura-pura taat, apa konskwensinya?
2. Sampaikan pada anak bahwa mereka akan belajar tentang ketaatan melakukan perintah
dari pribadi yang mengasihi.

POKOK PELAJARAN
1. Mintalah anak membaca Injil Yohanes 14:15-31
2. Sampaikan penjelasan pada anak terkait dengan teks yang sudah dibaca anak. GSM dapat
mengambil dari penjelasan teks. Adapun hal-hal yang ditekankan adalah tentang ketaatan
melakukan perintah untuk mengasihi dan penyertaan Roh Kudus terhadap para murid.
3. Usai penjelasan, bagikan alat tulis dan mintalah anak-anak membuat 5 soal berdasar Injil
Yohanes 14:15-31. Soal yang sudah dibuat ditukar dengan teman di sebelahnya dan setelah
itu anak-anak diminta menjawab soal. Usai menjawab soal, mintalah saling mencocokkan.
Bila ada jawab yang masih salah, si pembuat soal diminta memberi jawaban agar jawaban
yang salah menjadi benar.

121
4. Akhiri dengan mengajak anak untuk taat melakukan perintah Tuhan Yesus yaitu mengasihi.
PENERAPAN
1. Sediakan salinan pola (terlampir) pada kertas yang tebal. Atau minta anak memenyalin dan
memotong pola tersebut pada kertas tebal berwarna.
2. Mintalah anak menyusunu ketiga telapak tangan itu, sehingga dua telapak tangan yang
kecil ada di atas telapak tangan besar.
3. Di bagian, telapak tangan besar, minta anak menuliskan Yohanes 14:15.
4. Ajak anak-anak untuk kemudian menghias jika masih ada waktu.
5. Sampaikan penjelasan pada anak bahwa gambar itu merupakan penegasan untuk taat pada
perintah Tuhan. Ketaatan dilakukan dengan saling memberi dukungan satu sama lain.

122
31 MEI 2019

Prof. J.B. Banawiratma dalam tulisan pembuka di buku « Spiritualitas dari


Berbagai Tradisi » mengemukakan bahwa orang-orang muda Indonesia kini
barangkali tidak terlalu memahami tentang denominasi Gereja yang ada.
Banyak orang muda yang bahkan tidak terlalu peduli dengan istilah
protestan, katolik, anglikan, atau methodis, sehingga yang mereka ketahui
hanyalah sebutan orang kristen atau katolik. Sejarah kekristenan sejak
kenaikan Yesus pun telah diwarnai dengan perpecahan komunitas para murid
yang mengikuti Yesus. Dari abad ke abad perpecahan pengikut kristus
menjadi semakin beragam karena pemahaman keyakinan yang juga berbeda-
beda. Topik minggu ini mengajak kita untuk melihat contoh satu komunitas
yang mengupayakan rekonsiliasi antara orang-orang Kristen menjadi seperti
benih persatuan dan perdamaian setiap umat manusia: yakni komunitas Taizé
di Perancis.
Melalui pelajaran hari ini, anak-anak diajak untuk menyatakan
pengampunan dan belas kasih dalam laku hidup sehari-hari. Laku hidup
yang mengampuni itu membutuhkan keterbukaan diri untuk menjadi
sederhana dalam segala hal, sehingga dengan belas kasih dan kesederhanaan
anak-anak menemukan sukacita hidup di dalam keluarga, sekolah, maupun di
Gereja.

PENJELASAN BAHAN
Di Indonesia, kata « Taizé » dikenal orang sebagai satu bentuk liturgi doa meditatif dengan
nyanyian-nyanyiannya yang singkat dan dinyanyikan berulang-ulang. Namun, Taizé merupakan
nama sebuah desa yang sangat kecil di wilayah Burgundy, Perancis. Di desa inilah, komunitas
biara-ekumenis hidup bersama untuk mewujudnyatakan rekonsiliasi dan perdamaian.
Komunitas pria ini menyebut dirinya "Bruder" yang secara harfiah berarti menjadi saudara bagi
orang lain. Taizé juga merupakan tempat ziarah dan pertemuan bagi ribuan anak muda berusia
18 hingga 35 tahun untuk mencari makna dalam hidup mereka.
Komunitas Taizé dimulai oleh Bruder Roger saat ia berusia 25 ; ia berasal dari Swiss. Bruder
Roger berlatar belakang dari tradisi Gereja protestan. Sejak muda ia punya impian untuk
mendirikan satu komunitas pria yang kelak menjadi tanda rekonsiliasi. Impian ini timbul dari
konteks ketika ia hidup pada masa menjelang Perang Dunia II. Ia melihat hal yang ironi ketika
orang-orang saling berperang dan membunuh satu sama lain, dan terlebih ketika mereka
adalah sesama orang Kristen. Bruder Roger kemudian bertekad untuk mewujudkan impiannya,
dengan berbekal sepeda ia mengayuh sepedanya dari negara asalnya, Swiss, hingga
menemukan desa Taizé yang terletak di perbukitan Burgundy. Pada 16 Agustus 1940 pertama
kalinya Bruder Roger tiba di desa Taizé. Namun saat itu desa Taizé merupakan desa kecil yang
sangat tidak terperhatikan dan sangat miskin ; letaknya hanya sekitar 10 Km dari wilayah yang

123
telah diduduki Nazi, Jerman. Di saat itulah Bruder Roger mulai melakukan sesuatu untuk
menolong para pengungsi orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari kejaran tentara Nazi. Di
rumahnya di Taizé, Bruder Roger yang dibantu salah satu kakak perempuannya,
menyembunyikan para pengungsi Yahudi dalam hidup yang penuh risiko, karena tentara Nazi
dapat datang dan menginterogasi rumah mereka sewaktu-waktu. Pada saat-saat ini juga
Bruder Roger telah menghidupi kehidupan doa tiga kali sehari.
Pada 1942 ketika situasi Perang Dunia II semakin berkecamuk dan aktivitas yang dilakukan
Bruder Roger menyebunyikan para pengungsi mulai ketahuan, Bruder Roger diminta untuk
mengungsikan dirinya. Kemudian Bruder Roger pergi ke Jenewa, Swiss dan di sanalah ia
memulai kehidupan bersamanya dengan para bruder pertama. Pada 1944, ketika keadaan di
Perancis menjadi lebih kondusif, Bruder Roger kembali ke Taizé dengan para bruder pertama
dan pada Paskah 1949, tujuh bruder pertama mengikrarkan kaul kekal dan berkomitmen untuk
hidup dalam selibat, dalam kehidupan bersama, dan dalam hidup yang sederhana.
Awalnya Komunitas Taizé hanya terdiri dari bruder protestan, tetapi kini Komunitas Taizé
telah terdiri dari para bruder yang berlatar belakang Gereja Katolik dan berbagai denominasi
Gereja Protestan dan datang dari 30 negara yang berbeda. Kini Taizé dikenal juga sebagai
komunitas ekumenis dan perwujudan dari « komunitas perumpamaan », yakni komunitas yang
mengupayakan rekonsiliasi antar umat kristen yang terpecah-pecah dan menjadikan dirinya
tanda persatuan umat manusia. Ia berusaha menyatakan Injil itu pertama-tama dalam lingkup
komunitas itu sendiri, agar pesan Injil itu pun tersampaikan dalam lingkup yang lebih luas.
Dalam lingkup yang lebih luas beberapa bruder tinggal di dalam kelompok antara dua sampai
empat bruder untuk tinggal di pemukiman orang-orang miskin di berbagai belahan dunia.
Mereka mencoba untuk hadir di tengah konteks masyarakat lokal dan untuk hidup berbagi
penderitaan bersama orang miskin, anak-anak jalanan, orang-orang di dalam penjara, maupun
bersama orang-orang yang terluka akibat diterlantarkan.
Gereja Rekonsiliasi merupakan satu wujud nyata rekonsiliasi itu sendiri karena Gereja ini
dibangun dengan motivasi untuk berdamai dengan peristiwa peperangan. Gagasan
pembangunan Gereja ini merupakan inisiatif orang-orang muda dari Jerman untuk menyatakan
perdamaian setelah berakhirnya masa Perang Dunia II. Maka sejak 1962 di Gereja Rekonsiliasi
inilah doa, yang sebelumnya dilangsungkan di Gereja desa yang sangat kecil, itu dapat
menyambut peziarah, baik itu yang datang dari tradisi kekristenan yang berbeda-beda maupun
mereka yang punya keyakinan yang lain. Liturgi doa di Taizé sangat sederhana meski liturginya
berakar dari tradisi monastik. Liturgi itu terdiri pendarasan mazmur, pembacaan Alkitab, saat
hening, pembacaan intensi doa, dan nyanyian-nyanyiannya yang khas. Sejak tahun 1970-an,
nyanyian-nyanyian Taizé mulai beradaptasi dengan peziarah yang datang ke Taizé. Awalnya
semua nyanyian hanya dinyanyikan dalam bahasa Perancis saja, tetapi kemudian nyanyian
Taizé dikomposisi dalam bahasa-bahasa lain : bahasa Jerman, Inggris, Latin, Spanyol, Italia, dll.
Adaptasi ini menjadi upaya Taizé untuk terbuka pada setiap kemungkinan dalam menjalani
panggilannya. Bagi Komunitas Taizé, doa dapat menjadi tempat berbagi dan mencari sumber
pengampunan. Pembangunan Gereja Rekonsiliasi dan adaptasi liturgi ini merupakan upaya
untuk menjadi doa sebagai tempat berbagi dan mencari sumber pengampunan itu.
Bruder Roger menempatkan sukacita, kesederhanaan dan belas kasih sebagai tiga nilai
yang menjadi jiwa Komunitas Taizé. Belas kasih harus mendasari semua hal dalam laku hidup
sehari-hari. Sejak Komunitas Taizé itu didirikan pun, belas kasih menjadi dasar terwujudnya
setiap tindakan. Meski demikian, belas kasih itu diwujudkan terlebih dahulu dalam kehidupan
komunitas sehari-hari. Perwujudan belas kasih ini membutuhkan kesederhanaan diri dalam :
pikiran, tindakan, dan hati. Kesederhanaan tidak selalu berarti menjadi miskin secara materi,
melainkan laku hidup yang transparan dan apa adanya. Kesederhanaan juga tidak selalu berarti
membuat segala sesuatunya menjadi terlalu apa adanya. Kesederhanaan membutuhkan
keterbukaan diri untuk terbuka pada setiap perjumpaan dengan Tuhan melalui orang lain. Maka
dengan kesederhanaan diri inilah yang dapat membuahkan sukacita karena kita diajak untuk
tidak lagi terkungkung pada diri kita sendiri, melainkan mampu menyatakan kasih itu dalam

124
hidup sehari-hari bagi orang lain. Maka saat datang ke Taizé orang diajak untuk hadir pada
realitas sehari-hari di sana : berani untuk berjumpa orang baru, saling berbicara untuk berbagi,
saling terbuka pada kehadiran setiap orang.

AYAT HAFALAN NYANYIAN DARI TAIZÉ


Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada 1. Tuhanlah Cinta (Bóg jest miłością)
kasih seorang yang memberikan nyawanya 2. Di dalam cinta dan kasih (Ubi caritas)
untuk sahabat-sahabatnya.
3. Pujilah Tuhan (Bless the Lord)
Yohanes 15 :13
4. Jiwa yang penuh cinta (El alma que
anda en amor)
5. Ke dalam tangan Bapa (In manus tuas
Pater)

SARAN PENYAMPAIAN :
Barangkali cara penyampaian kepada anak-anak dari usia 0 – 12 tahun akan berbeda-beda,
terlebih untuk menjelaskan tentang :
a. apakah itu komunitas biara/monastik ?
b. Di Indonesia, Bruder dan Frater punya arti yang berbeda, akan sangat baik untuk
menjelaskan perbedaannya
c. apa sajakah ragam tradisi kekristenan ? Katolik, Protestan, Anglikan, Methodis, Orthodoks ?

Untuk anak-anak yang lebih besar, antara 8 – 12 tahun, saran penyampaiannya bisa dengan
saling berbagi tentang :
a. bagaimana dalam kehidupan sehari-hari mereka memahami orang-orang yang punya
keyakinan yang berbeda dari mereka ? Kepada mereka yang Katolik, kepada mereka yang
karismatik barangkali, kepada mereka yang Islam ?
b. Lalu bagaimana juga mereka berusaha mewujudkan harmoni dan kesatuan dengan mereka
yang punya keyakinan berbeda dari mereka dalam pandangan bahwa kita satu keluarga
besar umat manusia ?
c. pernahkah mereka mengalami sukacita yang dalam ketika mereka merasakan
harmoni/kerukunan di sekitar mereka, atau pernahkah mereka mengalami sukacita yang
dalam ketika rekonsiliasi/perdamaian/pengampunan yang barangkali terasa kecil itu
mereka alami ?
d. perlu menekankan pentingnya pengampunan yang mendesak untuk mewujudkan
rekonsiliasi, perdamaian, dan kesatuan di dalam keluarga, di sekolah, di Gereja.

DI YouTube ada banyak video tentang Taizé dan bagaimana kehidupan di Taizé, barangkali jika
ada media yang mumpuni bisa menayangkan videonya di kelas-kelas :
https://www.youtube.com/watch?v=SzOf1yhMe_Q
https://www.youtube.com/watch?v=9hAG-74zKu8
https://www.youtube.com/watch?v=ngA8BFbjrE0
https://www.youtube.com/watch?v=_4hyZV_abf0

Untuk anak-anak di setiap kelas, barangkali akan sangat baik kalau bisa memulai dan
mengakhiri kelas dengan 1-2 nyanyian dari Taizé

125
7 JUNI 2020 KISAH RASUL 4:32-37

Berbagi adalah salah satu bagian dari kasih. Ketika memberikan sebagian
milik kita kepada mereka yang membutuhkan, kita memenuhi salah satu dari
hukum utama dan terutama, yaitu mengasihi sesama kita sama seperti diri
kita sendiri. Belajar berbagi menjadi hal yang penting dan perlu ditanamkan
pada anak sejak usia dini karena dapat membentuk karakter anak yang mau
berbagi dan peduli kepada orang lain. Anak juga perlu diajar untuk memberi
dan berbagi dengan tulus dan rela, sebab mungkin saja ketika memberikan
sesuatu atau berbagi dengan orang lain hal itu dilakukan untuk memperoleh
pujian atau pamrih.
Melalui pelajaran hari ini anak diajak untuk belajar berbagi kepada
sesama yang membutuhkan.

PENJELASAN BAHAN
1. Pesan terakhir sebelum Yesus naik ke surga agar para murid tetap berada di Yerusalem dan
menantikan janji pencurahan Roh Kudus. Kebersamaan mereka terus berlanjut setelah Roh
Kudus dicurahkan pada mereka. Kebersamaan tersebut membentuk sebuah ikatan dalam
satu komunitas tubuh Kristus. Mereka sehati, sepikir, dan sejiwa, baik dalam hal
persekutuan, pelayanan, dan doa. Kesehatian di antara mereka menghasilkan sikap kerelaan
untuk berkorban bagi saudara mereka. Mereka saling menopang satu sama lain,bukan
hanya pada hal rohani saja, tetapi juga jasmani. Harta milik setiap orang menjadi milik
bersama. Orang-orang percaya yang lebih mampu atau kaya menjual tanah atau rumah
mereka lalu mempersembahkan uang itu untuk dipakai bagi kesejahteraan bersama.
2. Para rasul mengelola pelayanan kasih ini, yang dilaksanakan bukan berdasarkan prinsip
sama rata, tetapi memperhatikan kebutuhan masing-masing sehingga di antara mereka
tidak ada seorang pun yang berkekurangan.
3. Dalam kisah ini ada satu orang Kristen yang rela berbagi bagi sesamanya: yaitu Yusuf,
seorang Kristen Yahudi yang berasal dari pulau Siprus, yang memiliki sanak keluarga di
Yerusalem. Oleh rasul-rasul ia dipanggil Barnabas yang berarti anak penghiburan atau anak
yang memberi semangat atau dorongan. Yusuf adalah salah satu contoh orang yang
hidupnya menjadi berkat atau kesaksian bagi orang lain.
4. Yusuf adalah salah satu contoh dari orang percaya yang taat dalam melaksanakan ajaran
Kristus. Ia rela memberikan apa yang ia miliki untuk orang lain. Motivasinya dalam memberi
hartanya tulus dan murni oleh karena kasih, bukan untuk memperoleh nama, pujian dan
status.
5. Hal berbagi telah diajarkan oleh para rasul melalui kehidupan mula-mula jemaat. Dalam
hidup kita berkomunitas pun perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh. Teladan Yusuf
tentu tidak sepenuhnya bisa kita lakukan karena situasi jaman yang berubah, namun
kerelaan berbagi tetap menjadi nilai yang perlu di upayakan dalam kehidupan bersama
khususnya dalam kehidupan anak-anak.

126
AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG
Hendaklah masing-masing memberikan 1. Aku anak Raja
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan 2. Kasih Yesus Manis dan Indah
sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
3. Di dalam dunia ada dua jalan
mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita. 4. K-A-S-I-H
2 Korintus 9:7

ALAT PERAGA
1. Gambar jemaat mula-mula yang hidup bersama-sama.
2. Gambar seorang anak yang sedang berbagi mainan atau mainan kepada teman.

PEMBUKAAN
1. Sebelum bercerita, guru membagikan snack atau permen kepada beberapa anak, minta
anak-amak tersebut untuk membagikan snack atau permen yang mereka miliki kepada
teman-teman yang lain yang belum mendapatkannya. (berikan snack atau permen sejumlah
anak yang hadir dan lebikan 2 snack atau permen). Tanyakan apakah semua anak sudah
menerima? Tanyakan pada anak-anak yang membagi apakah ada sisanya?
2. Tanyakan pada anak-anak perasaan mereka ketika mendapat snack atau permen?
Tanyakan bagaimana perasaan anak-anak yang membagikan snack atau permen kepada
teman-teman yang lain? Mereka sedih karna harus berbagi atau bersukacita karena bisa
berbagi dengan teman-teman yang lain?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari seorang tokok alkitab
bernama Yusuf yang rela memberikan apa yang ia miliki untuk menolong orang lain.

POKOK PELAJARAN
Adik-adik, hari ini kakak akan bercerita tentang kehidupan murid-murid Tuhan Yesus. Pada
waktu itu banyak orang yang menjadi pengikut Tuhan setelah mereka mendengarkan kesaksian
tentang Tuhan Yesus. Mereka selalu berkumpul bersama untuk berdoa dan memuji Tuhan.
Dalam kumpulan orang-orang itu ada yang kaya dan mempunyai banyak harta, ada yang biasa-
biasa saja dan ada juga yang tidak memiliki harta. Pada saat itu, orang-orang kaya yang
memiliki banyak harta menjual harta milik mereka dan hasil penjualannya di berikan untuk
menolong saudara-saudara lain yang membutuhkan. Dari kumpulan orang banyak itu, seorang
yang sangat baik hati, ia adalah Bapak Yusuf atau biasa dipanggil Bapak Barnabas. Ia menjual
tananhya kemudian menyerahkan hasil penjualannya kepada murid Tuhan supaya dipakai untuk
membeli makanan, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan yang lain untuk dipakai bersama-sama
dengan orang lain.
Adik-adik, siapa yang mau berbagi seperti bapak Yusuf? Kita harus belajar berbagi dengan
sesama, berbagi dengan kakak atau adik, dengan teman-teman di rumah, di sekolah dan di
Gereja. Kita bisa berbagi berkat seperti makanan, minuman atau snack yang kita miliki, berbagi
mainan untuk dipakai bersama dengan teman-teman yang lain saat bermain, dan berbagi kasih
dengan sesama.

127
PENERAPAN
1. Bagi anak dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan 1 set pensil warna atau
crayon.
2. Berikan gambar jemaat mula-mula bagi masing-masing anak untuk diwarnai.
3. Bagi pensil warna yang ada, sehingga masing-masing anak mendapat hanya satu atau dua
warna. Dalam kelompok, minta anak bergantian saling mewarnai gambar (milik sendiri
atupun milik teman) dengan menggunakan pewarna yang mereka punyai.

PEMBUKAAN
1. Sebelum bercerita, guru membagikan snack atau permen kepada beberapa anak, minta
anak-amak tersebut untuk membagikan snack atau permen yang mereka miliki kepada
teman-teman yang lain yang belum mendapatkannya. (berikan snack atau permen sejumlah
anak yang hadir dan lebikan 2 snack atau permen). Tanyakan apakah semua anak sudah
menerima? Tanyakan pada anak-anak yang membagi apakah ada sisanya?
2. Tanyakan pada anak-anak perasaan mereka ketika mendapat snack atau permen?
Tanyakan bagaimana perasaan anak-anak yang membagikan snack atau permen kepada
teman-teman yang lain? Mereka sedih karna harus berbagi atau bersukacita karena bisa
berbagi dengan teman-teman yang lain?
3. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari seorang tokok alkitab
bernama Yusuf yang rela memberikan apa yang ia miliki untuk menolong orang lain.

POKOK PELAJARAN
Ceritakan kepada anak-anak tentang kehidupan murid-murid Tuhan Yesus. Pada waktu itu
banyak orang yang menjadi pengikut Tuhan setelah mereka mendengarkan kesaksian tentang
Tuhan Yesus. Mereka selalu berkumpul bersama untuk berdoa dan memuji Tuhan. Dalam
kumpulan orang-orang itu ada yang kaya dan mempunyai banyak harta, ada yang biasa-biasa
saja dan ada juga yang tidak memiliki harta. Pada saat itu, orang-orang kaya yang memiliki
banyak harta menjual harta milik mereka dan hasil penjualannya di berikan untuk menolong
saudara-saudara lain yang membutuhkan. Dari kumpulan orang banyak itu, seorang yang
sangat baik hati, ia adalah Bapak Yusuf atau biasa dipanggil Bapak Barnabas. Ia menjual
tananhya kemudian menyerahkan hasil penjualannya kepada murid Tuhan supaya dipakai untuk
membeli makanan, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan yang lain untuk dipakai bersama-sama
dengan orang lain.
Tuhan memberikan kita berkat untuk dibagikan bagi sesama. Berkat dari Tuhan bukan
hanya dalam bentuk harta dan benda, Tuhan juga memberikan kemampuan kepada kita untuk
melalukan sesuatu bagi sesama. Kita harus belajar berbagi dengan sesama seperti Yusuf,
berbagi dalam hal baik dan positif. Misalnya ketika Tuhan memberikan kepandaian, adik-adik
bisa menolong teman lain yang belum memahami pelajaran dengan belajar bersama, bukan
memberikan contekan. Saat sekolah minggu adik-adik bisa berbagi Alkitab dengan teman yang
tidak membawa Alkitab lain saat pembacaan Alkitab, bukan berbagi Handphone untuk bermain
game atau melihat Video saat guru sedang menyampaikan Firman Tuhan. Adik-adik juga bisa
belajar menabung dan menggunakan tabungan tersebut untuk menolong teman atau orang-
orang yang membutuhkan.

128
PENERAPAN
1. Siapkan Roti tawar, mentega, susu, meises/ selai dan Piring
2. Bagi anak menjadi 5 kelompok: kelompok roti, kelompok mentega, kelompok susu,
kelompok meises/selai dan kelompok piring (atau sesuaikan kondisi kelas).
3. Minta anak-anak membuat roti isi. Kelompok roti akan menyerahkan roti kepada kelompok
mentega, kemudian berpindah ke kelompok susu, berpindah ke kelompok Meises/selai dan
terakhir diserahkan pada kelompok piring.
4. Anak-anak dipersilahkan untuk menikmati roti isi bersama-sama.
5. Dengan aktivitas ini anak-anak diharapkan dapat belajar memberikan apa yang mereka
miliki berbagi dengan teman yang lain.

PEMBUKAAN
1. Bagi anak menjadi 2 kelompok. Kelompok berbagi dan menerima.
2. Minta anak-anak “kelompok berbagi” untuk menceritakan pengalaman mereka ketika
berbagi sesuatu pada orang lain. Tanyakan bagaimana peraaan mereka.
3. Minta anak-anak “kelompok menerima” untuk menceritakan pengalaman mereka ketika
mendapatkan sesuatu dari orang lain yang bersedia berbagi dengan mereka. Tanyakan
bagaimana perasaan mereka.
4. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari Yusuf yang rela
memberikan apa yang ia miliki untuk berbagi dan menolong orang lain.

POKOK PELAJARAN
Ceritakan kepada anak-anak tentang kehidupan murid-murid Tuhan Yesus. Pada waktu itu
banyak orang yang menjadi pengikut Tuhan setelah mereka mendengarkan kesaksian tentang
Tuhan Yesus. Mereka tinggal bersama-sama dan terus berlanjut setelah Roh Kudus dicurahkan
pada mereka. Kebersamaan tersebut membentuk sebuah ikatan dalam satu komunitas tubuh
Kristus. Mereka sehati, sepikir, dan sejiwa, baik dalam hal persekutuan, pelayanan, dan doa.
Kesehatian di antara mereka menghasilkan sikap kerelaan untuk berkorban bagi saudara
mereka. Mereka saling menopang satu sama lain,bukan hanya pada hal rohani saja, tetapi juga
jasmani. Harta milik setiap orang menjadi milik bersama. Orang-orang percaya yang lebih
mampu atau kaya menjual tanah atau rumah mereka lalu mempersembahkan uang itu untuk
dipakai bagi kesejahteraan bersama.
Para rasul mengelola pelayanan kasih ini, yang dilaksanakan bukan berdasarkan prinsip
sama rata, tetapi memperhatikan kebutuhan masing-masing sehingga di antara mereka tidak
ada seorang pun yang berkekurangan. Dalam kisah ini ada satu orang Kristen yang rela berbagi
bagi sesamanya: yaitu Yusuf, seorang Kristen Yahudi yang berasal dari pulau Siprus, yang
memiliki sanak keluarga di Yerusalem. Oleh rasul-rasul ia dipanggil Barnabas yang berarti anak
penghiburan atau anak yang memberi semangat atau dorongan. Yusuf adalah salah satu
contoh orang yang hidupnya menjadi berkat atau kesaksian bagi orang lain.
Yusuf adalah salah satu contoh dari orang percaya yang taat dalam melaksanakan ajaran
Kristus. Ia rela memberikan apa yang ia miliki untuk orang lain. Motivasinya dalam memberi
hartanya tulus dan murni oleh karena kasih, bukan untuk memperoleh nama, pujian dan status.
Hal berbagi telah diajarkan oleh para rasul melalui kehidupan mula-mula jemaat. Dalam
hidup kita berkomunitas pun perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh.

129
Apa yang dapat kita bagikan bagi sesama? Tuhan memberikan kita berkat untuk dibagikan
bagi sesama. Berkat dari Tuhan bukan hanya dalam bentuk harta dan benda, Tuhan juga
memberikan kemampuan kepada kita untuk melalukan sesuatu bagi sesama. Kita harus belajar
berbagi dengan sesama seperti Yusuf, berbagi dalam hal baik dan positif. Misalnya ketika Tuhan
memberikan kepandaian, adik-adik bisa menolong teman lain yang belum memahami pelajaran
dengan belajar bersama, bukan memberikan contekan. Saat sekolah minggu adik-adik bisa
berbagi Alkitab dengan teman yang tidak membawa Alkitab lain saat pembacaan Alkitab,
bukan berbagi Handphone untuk bermain game atau melihat Video saat guru sedang
menyampaikan Firman Tuhan. Adik-adik juga bisa belajar menabung dan menggunakan
tabungan tersebut untuk menolong teman atau orang-orang yang membutuhkan.

PENERAPAN
1. Siapkan kertas berpola Salib yang belum di potong sebanyak jumlah anak yang hadir,
gunting, alat tulis, pensil warna dan kertas warna, tali dan alat untuk melubangi kertas.
2. Bagi anak menjadi 4 kelompok. Kelompok Pola, kelompok tulis, kelompok hias, dan
kelompok tali.
3. Minta kelompok Pola untuk memotong pola salib pada kertas yang sudah dipersiapkan
kemudian menyerahkan pola tersebut pada kelompok tulis.
4. Kelompok tulis akan menulis pola salib tersebut dengan tulisan “ Aku Mau Berbagi” dengan
font sesua kreasi mereka kemudian menyerahkan salib tersebut pada kelompok hias.
5. Kelompok hias akan menghias salib tersebut menggunakan pensil warna atau Crayon. Atau
bisa menempelkan potongan-potongan kertas warna sebagai pemanis salib tersebut
kemudian menyerahkan pada kelompok tali.
6. Kelompok tali akan melubangi dan memberi tali di atas salib tersebut.
7. Kemudian hasil karya tersebut dibagikan bagi semua anak.
8. Melalui aktivitas ini anak akan belajar berbagi, berbagi mengerjakan tugas bersama-sama.
Mereka juga akan merasakan, ketika mereka berbagi, pada saat yang sama mereka juga
mendatkan sesutu dari orang lain.

130
14 JUNI 2019 KISAH RASUL 6:1-7

Tuhan memperlengkapi manusia dengan talenta, bakat dan kemampuan


untuk dapat melaksanakan tugas masing-masing dalam melayani Tuhan. Ada
sebagian orang memiliki talenta di bidang musik, olahraga, tari, melukis,
menulis, dan lain sebagainya. Setiap talenta, bakat dan kemampuan harus
disyukuri dan dipergunakan dengan baik untuk melayani Tuhan.
Melalui pelajaran hari ini anak diajar untuk dapat melayani Tuhan sesuai
talenta masing-masing.

PENJELASAN BAHAN
1. Dalam pembacaan Alkitab hari ini, para rasul memiliki kerinduan untuk melayani jemaat
dengan sepenuh hati. Namun ternyata ada satu masalah: ketika beberapa orang merasa
bahwa pelayanan yang dilakukan oleh para rasul pada waktu itu mengalami hambatan.
Pelayanan terhadap janda-janda terabaikan dalam pelayanan sehari-hari sehingga
menimbulkan sungut-sungut di antara mereka (ayat 1).
2. Jemaat mula-mula berkembang pesat sehingga jumlah mereka bertambah banyak. Kisah
Para Rasul 2:41 menyebutkan jumlah orang percaya waktu itu bertambah sekitar 3000
orang sedangkan jumlah rasul-rasul hanya 12 orang. Rasul-rasul pun menyadari kekurangan
mereka (ayat 2). Kemudian mereka mencari cara agar masalah dapat ditangani. Itulah
sebabnya mereka bersama jemaat kemudian memilih orang-orang untuk membantu
pelayanan di dalam jemaat dengan syarat mereka adalah orang-orang yang terkenal baik,
penuh Roh dan hikmat.
3. Pelayan meja merupakan pelayanan dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan jasmani
di luar pelayanan firman dan doa yang menjadi tugas utama para rasul. Pada saat itu
pelayanan meja dan pelayanan firman harus dipisah, dengan tujuan supaya para rasul dapat
memfokuskan pelayanan pada pemberitaan firman dan berdoa. Sedangkan para pelayan
meja akan secara khusus melakukan tugas pelayanan meja agar semua jemaat dapat
terlayani.
4. Akhirnya terpilihlah tujuh orang yang memiliki tugas khusus untuk melayani jemaat (ay. 5b).
Ketujuh orang ini pun didoakan oleh rasul-rasul dengan penumpangan tangan yang menjadi
simbol berkat dan penugasan dari Tuhan (ay. 6). Selanjutnya Alkitab mencatat bahwa
Firman Allah makin tersebar dan jumlah murid di Yerusalem semakin bertambah banyak,
bahkan sejumlah besar imam (yang dulunya adalah mereka yang tidak percaya kepada
Yesus Kristus), akhirnya menyerahkan diri mereka dan percaya kepada Yesus Kristus (ay.
7). Ada dampak yang luar biasa dari keputusan rasul-rasul untuk menyerahkan pelayanan
jemaat kepada ketujuh orang tersebut.

131
5. Bacaan hari ini mengisahkan bagaimana Para Rasul dan 7 orang yang dipilih menjadi
pelayan meja taat melakukan tugas mereka masing-masing. Para rasul merasa tidak puas
karena mereka menyadari tugas utama mereka sebagai pengajar yang menyampaikan
firman Tuhan dan berdoa terganggu karena mereka harus melayani meja. Para rasul merasa
akan leboh baik jika dalam pelayanan mereka fokus terhadap tugas mereka dan pelayanan
meja dapat diserahkan pada perwakilan dari umat untuk melayani mereka dalam pelayanan
meja. Dengan demikian semua pelayanan daat dilakukan dengan fokus dan baik. Sehingga
di akhir kisah bacaan hari ini diceritakan bahwa firman Tuhan semakin tersebar dan jumlah
murid semakin bertambah.
6. Kisah pelayanan para rasul dan ketujuh orang yang dipilih menjadi pelayan meja dapat
merupakan teladan yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita. Anak diajarakan untuk
melihat dan mensyukuri setiap talenta dan memahami apa saja tugas-tugas seorang anak
yang harus dilakukan dengan ketaatan penuh.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu 1. Tanganku kerja buat Tuhan
berbuat apa yang Kuperintahkan 2. Kita kerja sama sama
kepadamu.
3. Kerja buat Tuhan, selalu manise
Yohanes 15:14
4. Senyum dan bermuka gembira
5. Tanganku kerja buat Tuhan.

ALAT PERAGA
1. Gambar jemaat mula-mula yang hidup bersama-sama.
2. Gambar 0rang bersungut-sungut.
3. Gambar Rasul-rasul bertemu jemaat
4. Gambar 7 orang di berkati.

PEMBUKAAN
1. Haloo adik-adik... apa kabar? Sudah siap sekolah minggu?
2. Tanyakan pada anak, siapa yang tadi pagi berdoa setelah bangun tidur?
3. Tanyakan juga siapa yang tadi membantu mama dengan bersama mama merapikan tempat
tidur?
4. Jika ada yang menjawab tidak membantu, tanyakan mengapa malas membatu?
5. Sampaikan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar dari 7 orang diangkat untuk
membantu pelayanan para rasul.

132
POKOK PELAJARAN
Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, murid-murid Tuhan Yesus melanjutkan pelayanan dan
diangkat menjadi rasul. Jumah murid yang percaya semakin bertambah (tunjukkan alat peraga
1), namun jumlah rasul sangat sedikit. Oleh sebab itu orang Yahudi yang berbahasa Yunani
mulai bersungut-sungut kepada orang Ibrani (tunjukkan alat peraga 2). Alasannya karena
pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
Para rasul menyadari bahwa pelayanan mereka tidak dapat maksimal dan terfokus karena
tugas utama para rasul untuk menyampaikan Firman Allah telah dilalaikan dengan melakukan
pelayanan meja (memberikan pelayanan jasmani: membagikan makanan, pakaian dan lainnya).
Sehingga para rasul meminta orang-orang untuk memilih 7 orang yang akan diangkat menjadi
pelayan meja (tunjukkan alat peraga 3). Syaratnya ketujuh orang itu harus orang yang terkenal
baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, hal ini dilakukan supaya para rasul dapat memusatkan
pelayanan dalam doa dan pelayanan Firman.
Ketujuh orang yang dipilih adalah Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan
Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi
dari Antiokhia. Mereka dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan
meletakkan tangan di atas mereka (tunjukkan alat peraga 4). setelah itu apa yang terjadi?
Pelayanan kepada jemaat berkembang luar biasa. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah
murid di Yerusalem makin bertambah banyak, dan banyak imam yang menyerahkan diri dan
menjadi percaya kepada Tuhan.
Anak-anak, rasul-rasul dan 7 orang yang melayani meja adalah contoh murid Tuhan yang
taat melakukan tugas masing-masing sehigga apa yang mereka lakukan bisa menjadi berkat
bagi sesama. kalian juga bisa mencontoh rasul-rasul dan 7 orang yang melayani meja yang taat
melakukan tugas masing-masing untuk melayani Tuhan.
Sebagai anak-anak yang dikasihi Tuhan, anak-anak juga harus mengerjakan tugas masing-
masing dengan taat. Misalnya, pagi-pagi di rumah mama memasak dan menyiapkan sarapan,
anak-anak bisa membantu mama membereskan tempat tidur sendiri, mandi dan memakai baju
sendiri. Kalau disekolah minggu, waktu belajar aktivitas bisa belajar mengerjakan sendiri, bukan
mama atau papa yang diminta mengerjakan yaa.... atau jika ada PR dirumah harus dikerjakan
sendiri, jangan mama atau papa yang mengerjakan. Karena belajar dengan rajin adalah salah
satu tugas yang yang harus kita lakukan.

PENERAPAN
1. Bagikan lembar penerapan.
2. Minta anak menghubungkan gambar disebelah kanan dan kiri.
3. Minta anak mewarnai gambar yang belum diwarnai

ALAT PERAGA
1. Gambar jemaat mula-mula yang hidup bersama-sama.
2. Gambar 0rang bersungut-sungut.
3. Gambar Rasul-rasul bertemu jemaat
4. Gambar 7 orang di berkati.

133
PEMBUKAAN
1. Haloo adik-adik... apa kabar? Sudah siap sekolah minggu?
2. Kita akan menyanyikan lagu Tanganku kerja buat Tuhan:
• Bagi anak menjadi 3 kelompok : tangan, mulut, kaki
• Apabila ada kata Tanganku maka kelompok tangan yang akan bernyanyi, apabila kata
mulut maka kelompok mulut yang bernyanyi dan kata kaki maka kelompok kaki yang
akan bernyanyi.
• Ulang lagu beberapa kali dengan tempo yang dipercepat.
3. Tanyakan perasaan anak-anak ketika menyanyi dengan bagian masing-masing?
4. Sampaian pada anak-anak bahwa didalam kehidupan manusia juga seperti itu. Tidak semua
hal harus dilakukan sendiri. Ada bagian yang menjadi tugas orang lain. Masing-masing
orang memiliki bagian dan tugas masing-masing yang harus dilakukan dan dikerjakan
dengan taat agar hasilnya menjadi baik dan maksimal.
5. Seperti rasul-rasul yang pada saat itu juga berbagi tugas dengan orang-orang pilihan
supaya tugas rasul-rasul dan pelayanan yang lain dapat berjalan dengan lancar dan baik.

POKOK PELAJARAN
Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, murid-murid Tuhan Yesus melanjutkan pelayanan dan
diangkat menjadi rasul. Jumah murid yang percaya semakin bertambah (tunjukkan alat peraga
1), namun jumlah rasul sangat sedikit. Oleh sebab itu orang Yahudi yang berbahasa Yunani
mulai bersungut-sungut kepada orang Ibrani (tunjukkan alat peraga 2). Alasannya karena
pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
Para rasul menyadari bahwa pelayanan mereka tidak dapat maksimal dan terfokus karena
tugas utama para rasul untuk menyampaikan Firman Allah telah dilalaikan dengan melakukan
pelayanan meja (memberikan pelayanan jasmani: membagikan makanan, pakaian dan lainnya).
Sehingga para rasul meminta orang-orang untuk memilih 7 orang yang akan diangkat menjadi
pelayan meja (tunjukkan alat peraga 3). Syaratnya ketujuh orang itu harus orang yang terkenal
baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, hal ini dilakukan supaya para rasul dapat memusatkan
pelayanan dalam doa dan pelayanan firman.
Ketuju orang yang dipilih adalah Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan
Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi
dari Antiokhia. Mereka dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan
meletakkan tangan di atas mereka (tunjukkan alat peraga 4). setelah itu apa yang terjadi?
Pelayanan kepada jemaat berkembang luar biasa. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah
murid di Yerusalem makin bertambah banyak, dan banyak imam yang menyerahkan diri dan
menjadi percaya kepada Tuhan.
Anak-anak, rasul-rasul dan 7 orang yang melayani meja adalah contoh murid Tuhan yang
taat melakukan tugas masing-masing sehigga apa yang mereka lakukan bisa menjadi berkat
bagi sesama. kalian juga bisa mencontoh rasul-rasul dan 7 orang yang melayani meja yang taat
melakukan tugas masing-masing untuk melayani Tuhan.

134
Sebagai anak-anak yang dikasihi Tuhan, anak-anak juga harus mengerjakan tugas masing-
masing dengan taat. Misalnya, pagi-pagi di rumah mama memasak dan menyiapkan sarapan,
papa bersiap untuk bekerja, anak-anak bisa membantu mama membereskan tempat tidur
sendiri, mandi, bersiap ke sekolah dan belajar dengan baik di sekolah. Ketika di sekolah, tugas
utama kita adalah belajar dengan baik. Mendengarkan pelajaran dari guru dan menyelesaikan
tugas pelajaran. Hal itu harus dilakukan dengan taat, karena itu adalah tugas kita sebagai
seorang murid. Tugas kita sebagai seorang anak adalah menjadi anak yang patuh dan berbakti
kepada orang tua, mendengar apa yang menjadi nasehat orangtua dan guru-guru. Anak-anak
perlu mengelola waktu dalam melakukan tugas dirumah. Kapan waktu belajar dan mengerjakan
PR dari sekolah, kapan waktu bermain dan kapan harus beristirahat. Tugas masing-masing
perlu dilakukan dengan baik dan dengan ketaatan. Sama seperti para rasul dan ketujuh orang
pilihan yang melakukan tugas masing-masing dengan taat.

PENERAPAN
1. Bagikan lembar penerapan.
2. Minta anak untuk mengerjakan lembar penerapan.
3. Minta anak menuliskan tekat untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai seorang anak
dengan taat.

PEMBUKAAN
1. Bagi kelas dalam beberapa kelompok.
• 4 Kelompok : Kelompok L, O, V, E . Ajak anak-anak menyanyikan lagu L.O.V.E
• 5 Kelompok : Kelompok K, A, S, I, H. Ajak anak-anak menyanyikan lagu K.A.S.I.H
2. Tanyakan perasaan anak-anak ketika menyanyi dengan bagian masing-masing?
3. Sampaian pada anak-anak bahwa didalam kehidupan manusia juga seperti itu. Tidak semua
hal harus dilakukan sendiri. Ada bagian yang menjadi tugas orang lain. Masing-masing
orang memiliki bagian dan tugas masing-masing yang harus dilakukan dan dikerjakan
dengan taat agar hasilnya menjadi baik dan maksimal.
4. Seperti rasul-rasul yang pada saat itu juga berbagi tugas dengan orang-orang pilihan
supaya tugas rasul-rasul dan pelayanan yang lain dapat berjalan dengan lancar dan baik.

POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak membaca Kisah Para Rasul 6:1-7 secara bergantian.
2. Sampaikan kepada anak-anak kehidupan jemaat pada saat itu. Bahwa jemaat semakin
bertambah, tetapi rasul-rasul yang melayani dangat terbatas jumlahnya. Oleh sebab itu
orang Yahudi yang berbahasa Yunani mulai bersungut-sungut kepada orang Ibrani.
Alasannya karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan
sehari-hari.

135
3. Jelaskan pada anak-anak bahwa dalam keadaan tersebut rasul rasul menyadari bahwa
pelayanan mereka tidak dapat maksimal dan terfokus karena tugas utama para rasul untuk
menyampaikan Firman Allah telah dilalaikan dengan melakukan pelayanan meja
(memberikan pelayanan jasmani: membagikan makanan, pakaian dan lainnya). Sehingga
para rasul meminta orang-orang untuk memilih 7 orang yang akan diangkat menjadi
pelayan meja (tunjukkan alat peraga 3). Syaratnya ketujuh orang itu harus orang yang
terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, hal ini dilakukan supaya para rasul dapat
memusatkan pelayanan dalam doa dan pelayanan firman.
4. Ketuju orang yang dipilih adalah Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan
Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama
Yahudi dari Antiokhia. Mereka dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun
berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka (tunjukkan alat peraga 4). setelah itu apa
yang terjadi? Pelayanan kepada jemaat berkembang luar biasa. Firman Allah makin
tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak, dan banyak imam yang
menyerahkan diri dan menjadi percaya kepada Tuhan.
5. Katakan kepada anak-anak bahwa kisah rasul-rasul dan 7 orang yang melayani meja adalah
contoh murid Tuhan yang taat melakukan tugas masing-masing sehigga apa yang mereka
lakukan bisa menjadi berkat bagi sesama. kalian juga bisa mencontoh rasul-rasul dan 7
orang yang melayani meja yang taat melakukan tugas masing-masing untuk melayani
Tuhan.
6. Tekankan kepada anak-anak bahwa mereka juga harus mengerjakan tugas masing-masing
dengan taat. Misalnya, pagi-pagi di rumah mama memasak dan menyiapkan sarapan, papa
bersiap untuk bekerja, anak-anak bisa membantu mama membereskan tempat tidur sendiri,
mandi, bersiap ke sekolah dan belajar dengan baik di sekolah. Ketika di sekolah, tugas
utama kita adalah belajar dengan baik. Mendengarkan pelajaran dari guru dan
menyelesaikan tugas pelajaran. Hal itu harus dilakukan dengan taat, karena itu adalah tugas
kita sebagai seorang murid. Tugas kita sebagai seorang anak adalah menjadi anak yang
patuh dan berbakti kepada orang tua, mendengar apa yang menjadi nasehat orangtua dan
guru-guru. Anak-anak perlu mengelola waktu dalam melakukan tugas dirumah. Kapan
waktu belajar dan mengerjakan PR dari sekolah, kapan waktu bermain dan kapan harus
beristirahat. Tugas masing-masing perlu dilakukan dengan baik dan dengan ketaatan. Sama
seperti para rasul dan ketujuh orang pilihan yang melakukan tugas masing-masing dengan
taat.

PENERAPAN
1. Bagikan lembar penerapan.
2. Minta anak mengisi lembar penerapan
3. Minta anak menuliskan komitmen mereka untuk taat melakukan tugas yang menjadi
tanggung jawab mereka. Tulisan dapat diwarnai dan dihias untuk di gantung di pintu
kamar masing-masing anak dirumah.

136
21 JUNI 2020 KISAH RASUL 6:8-15, 7:54-60

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “taat” dimaknai sebagai


kepatuhan, kesetiaan dan kesalehan. Ada beberapa alasan seseorang menjadi
taat, yaitu untuk mendapatkan hadiah atau sesuatu, taat karena takut akan
hukuman atau ketaatan yang dilakukan dengan senang hati dan ketulusan.
Ketaatan karena menginginkan sesuatu hal atau karena takut bukanlah hal
yang Tuhan Kehendaki.
Tuhan memanggil manusia untuk menjadi rekan sekerja dan menjadi
saksi-Nya. Agar tugas panggilan tersebut dapat dilakukan dengan baik,
manusia harus senantiasa taat kepada Tuhan. Bukan karena menginginkan
sesuatu, karena takut dan terancam, atau hanya taat pada saat-saat dan
situasi tertentu saja. Manusia harus senantiasa taat pada Tuhan disepanjang
kehidupan mereka. Sama seperi Sfetanus yang senantiasa taat kepada Tuhan
sampai akhir hidupnya.
Melalui pelajaran hari ini anak belajar taat kepada Tuhan sampai akhir
hayat.

PENJELASAN BAHAN
1. Stefanus (Yunani: Stephanos, “Mahkota”) ialah satu dari 7 orang diaken yang dipilih oleh
para rasul sesudah kebangkitan Yesus, untuk mengawasi pendistribusian bantuan kepada
para janda di dalam gereja, agar para rasul bisa memusatkan pikiran dalam doa dan
pelayanan Firman (6:1-6).Stefanus lebih menonjol dari yang lainya dalam hal iman, kasih,
kuasa rohani dan hikmat (Kis 6:5,8,10), Ia berbicara dengan hikmat dan karunia sehingga
ketika orang-orang dengan jumlah yang sangat banyak mendengarkan perkataan Stefanus
mereka menjadi percaya dan memutuskan untuk mengikut Kristus.
2. Hal tersebut membuat orang Libertini (orang-orang Yahudi yang dulunya adalah budak,
tetapi sekarang sudah bebas) geram melihat keberhasilan khotbah Stefanus dan
bersekongkol untuk melawan dia. Mereka menyeretnya ke hadapan Sanhedrin (anggota
Mahkamah Agama yang terdiri dari 70 orang), menyewa saksi-saksi palsu untuk bersaksi
dusta dan menuduh Stefanus dengan dakwaan menghujat Musa dan Allah (Kis 6:11) serta
menghina Bait Allah dan Hukum Taurat.
3. Stefanus dengan wajah seperti malaikat menjawab tuduhan-tuduhan itu dengan uraian
ringkas tentang sejarah Israel dan serangan terhadap orang Yahudi yang meneruskan
tradisi nenek moyang mereka dengan membunuh Mesias.(Kis 6:15-7:53).Hal ini membakar
amarah Mahkamah terhadap Stefanus.
4. Setelah Stefanus menyatakan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah, ia diseret keluar
kota dan orang bayak melemparinya dengan batu. Ketika ia dilempari batu, Stefanus
berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan
suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan
perkataan itu meninggallah ia.
5. Kisah Stefanus merupakan contoh ketaatan dan kesetiaan yang dilakukan murid Tuhan
Yesus yang senantiasa taat kepada kepada Tuhan akhir hidupunya. Dalam kehidupan kita
sebagai orang percaya juga harus senantiasa taat kepada Tuhan. Hal tersebut dapat
dilakukan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, misalnya rajin sekolah minggu,
mendengarkan cerita atau firman Tuhan, mematuhi firman Tuhan dan melakukannya. Taat

137
kepada Tuhan juga bisa diwujdkan ketika anak bersedia mendengar dan patuh pada
perkataan orangtua dan guru di sekolah atau Guru sekolah minggu.

AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG


“Percayalah kepada TUHAN dengan 1. Ku Mau Cinta Yesus Selamanya.
segenap hatimu, dan janganlah bersandar 2. Dengar Dia Panggil Nama Saya.
kepada pengertianmu sendiri.”
3. T-A-A-T, Taat
Amsal 3:5

ALAT PERAGA
1. Gambar Stefanus sedang berkhotbah di hadapan orang banyak.
2. Gambar orang berdoa dengan posisi berlutut.
3. Gambar telapak tangan.

PEMBUKAAN
1. Ajaklah anak-anak menyanyikan lagu tangaku ke depan dengan gerakannya. Lagu tersebut
dapat dinyayian kembali dengan mengganti kata tangan menjadi kaki, kepala, pundak,
pinggang dll.
2. Setelah aktivitas tersebut dilakukan, guru dapat bertanya kepada anak-anak yang
melakukan kesalahan dalam melakukan gerakan dan bertanya juga pada anak-anak yang
benar dalam melakukan gerakan.
3. Ajak anak-anak untuk belajar mendengar dan mentaati perintah Tuhan, orang tua, guru di
sekolah dan guru sekolah minggu.
4. Sampaikan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang Stefanus, pengikut Kristus yang
senantiasa mendengarkan perintah Tuhan dan melakukan tugas pelayannya dengan baik
dan benar dan setia mengikut Tuhan akhir hidupnya.

POKOK PELAJARAN
Ceritakan tentang kisah Stefanus (Tunjukan peraga 1). Anak-anak, ada seseorang yang
bernama Bapak Stefanus. Ia adalah murid Tuhan Yesus yang taat dan setia hingga akhir
hidupnya.
Suatu ketika Bapak Stefanus dipilih menjadi diaken untuk melakukan pelayanan bagi janda-
janda dan murid-murid Tuhan Yesus yang jumlahnya semakin banyak. Bapak Stefanus adalah
orang penuh iman, kuasa, karunia dan Roh Kudus. Ia dapat mengadakan mujizat-mujizat dan
tanda-tanda di antara orang banyak, hal tersebut membuat orang Libertini membenci Bapak
Stefanus dan bersekongkol untuk melawan dia. Bapak Stefanus di bawa ke Mahkamah Agama
untuk diadili, disana ada saksi-saksi palsu yang disewa untuk memfitnah bapak Stefanus. Ia
dituduh menghujat Musa dan Allah (Kis 6:11) serta menghina Bait Allah dan Hukum Taurat.

138
Pada saat bapak Stefanus dibawa ke Mahkamah Agama dan diadili, orang banyak melihat
muka Bapak Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Di pengadilan itu Bapak Stefanus
menjawab tuduhan orang-orang dengan penuh Hikmat dan keberanian, ia juga mengatakan
bahwa ia melihat Tuhan Yesus berdiri disebelah kanan Allah. Namun hal itu membuat mereka
marah dan membawa Bapak Stefanus keluar kota dan melempari Bapak Stefanus dengan batu.
Ketika ia dilempari batu, Bapak Stefanus berdoa kepada Tuhan Yesus supaya Tuhan
menerima Rohnya. (tunjukkan peraga 2) Setelah itu Ia berlutut dan berseru dengan suara
nyaring : "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" ia memohon supaya Tuhan
mengampuni orang-orang yang menganiayanya, setelah mengatakan ha tersebut Bapak
Stefanus meninggal.
Bapak Stefanus taat dan setia kepada Tuhan. Tuhan juga menginginkan kita menjadi anak-
anak yang taat akan perintah Tuhan, taat kepada orangtua, guru di sekolah dan guru sekolah
minggu.

PENERAPAN
1. Bagikan kertas HVS dengan gambar telapak tangan.
2. Minta anak mewarnai bagian jari-jari tangan dengan warna-warna yang sesuai dengan
perintah Guru. Misalnya: ibu jari warna merah, telunjuk warna kuning, jari tengah warna
hijau, jari manis warna biru, dan kelingking warna bebas sesuai keinginan masing-masing
anak.
3. Motivasi anak untuk belajar mendengar dan taat melakukan perintah Tuhan.

ALAT PERAGA
1. Gambar Stefanus yang sedang berkhotbah di depan banyak orang.
2. Gambar Stefanus diadili.
3. Gambar orang berlutut dengan sikap berdoa.

PEMBUKAAN
1. Ajaklah anak-anak menyanyikan lagu ‘Tanganku ke Depan’ dengan gerakannya. Setelah
menyayikan lagu tersebut satu kali, anak-anak diajak untuk menyanyikannya kembali
dengan instruksi :
Ikuti gerakan kakak, jangan ikuti kata-kata kakak : menyanyikan lagu ‘Tanganku ke
Depan’. Saat kata “tangan” dinyanyikan, guru memeragakan kaki, kepala atau
pinggang yang dimajukan dan digoyangkan.
Lagu tersebut dapat dinyayikan kembali dengan instruksi:
Ikuti kata-kata kakak, jangan ikuti gerakan kakak.
2. Setelah aktivitas tersebut dilakukan, guru dapat bertanya kepada anak-anak yang
melakukan kesalahan dalam melakukan gerakan dan bertanya juga pada anak-anak yang
benar dalam melakukan gerakan. Tanyakan alasan mengapa mereka dapat melakukan
dengan benar atau mengapa bisa salah. Arahkan bawa anak-anak harus memperhatikan
dan mentaati instruksi dari guru. Anak-anak juga diajarkan untuk taat kepada perintah
Tuhan.

139
3. Sampaikan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang Stefanus, pengikut Kristus yang
senantiasa mendengarkan perintah Tuhan dan melakukan tugas pelayannya dengan baik
dan benar dan setia mengikut Tuhan akhir hidupnya.
POKOK PELAJARAN
Ceritakan tentang kisah Stefanus (Tunjukan peraga 1). Anak-anak, ada seseorang yang
bernama Stefanus. Ia adalah murid Tuhan Yesus yang taat dan setia hingga akhir hidupnya.
Stefanus bersama Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, dipilih
menjadi diaken untuk melakukan pelayanan bagi janda-janda dan murid-murid Tuhan Yesus
yang jumlahnya semakin banyak. Stefanus adalah orang penuh iman, kuasa, karunia dan Roh
Kudus. Ia dapat mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak, hal
tersebut membuat orang Libertini membenci Stefanus dan bersekongkol untuk melawan dia.
(tunjukkan peraga 2) Stefanus di bawa ke Mahkamah Agama untuk diadili, disana ada saksi-
saksi palsu yang disewa untuk memfitnah Stefanus. Ia dituduh menghujat Musa dan Allah (Kis
6:11) serta menghina Bait Allah dan Hukum Taurat.
Pada saat Stefanus dibawa ke Mahkamah Agama dan diadili, orang banyak melihat muka
Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Di pengadilan itu Stefanus menjawab tuduhan
orang-orang dengan penuh Hikmat dan keberanian, ia juga mengatakan bahwa ia melihat
Tuhan Yesus berdiri disebelah kanan Allah. Namun hal itu membuat mereka marah dan
membawa Stefanus keluar kota dan melempari Stefanus dengan batu.
Ketika ia dilempari batu, Stefanus berdoa kepada Tuhan Yesus supaya Tuhan menerima
Rohnya. (tunjukkan peraga 3) Setelah itu Ia berlutut dan berseru dengan suara nyaring: "Tuhan,
janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" ia memohon supaya Tuhan mengampuni
orang-orang yang menganiaya Stefanus, setelah mengatakan ha tersebut Bapak Stefanus
meninggal.
Stefanus taat dan setia kepada Tuhan. Tuhan juga menginginkan kita menjadi anak-anak
yang taat akan perintah Tuhan, taat kepada orangtua, guru di sekolah dan guru sekolah
minggu.

PENERAPAN
1. Bagikan salinan lembar kerja.
2. Ajak anak menuliskan tekad untuk TAAT pada masing-masing kolom:
a. Taat pada perintah Tuhan: mengasihi, menolong, mengampuni dll.
b. Taat pada perintah orang tua : rajin belajar, membantu orang tua, sayang saudara
dll.
c. Taat pada perintah guru sekolah atau GSM: memperhatikan pelajaran yang sedang
diajarkan, mengarjakan tugas yang di berikan dll.
3. Sampaikan kepada anak-anak bahwa sebagai anak-anak Tuhan harus hidup taat akan
perintah Tuhan, taat pada perkataan orang tua, guru di sekolah dan guru sekolah minggu.
4. Akhiri pelajaran dengan memainkan permainan “Yesus berkata”. Anak diminta untuk
melakukan perintah yang diberikan oleh guru sekolah minggu jika perintah tersebut diawali
frasa “Yesus berkata”. Ketika anak melakukan perintah yang tidak diawali frasa tersebut,
berikan “hukuman kecil” yang telah disepakati bersama.

140
PEMBUKAAN
1. Minta anak untuk membaca secara bergantian teks Kisah Para Rasul 6:8-15, 7:54-60
secara bergantian.
2. Minta anak secara berkelompok untuh mencari:
a. Kelebihan Stefanus?
b. Mengapa ia diadili?
c. Sikap Stefanus ketika diadili?
d. apa yang diserukan Stefanus sebelum ia meninggal?
3. Sampaikan pada anak bahwa pelajaran kali ini anak akan belajar tentang ketaatan
khususnya dari Stefanus yang taat kepada Tuhan hingga akhir hidupnya.

POKOK PELAJARAN
Ceritakan tentang kisah Stefanus. Stefanus ia adalah murid Tuhan Yesus yang taat dan
setia hingga akhir hidupnya. Stefanus bersama Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas
dan Nikolaus, dipilih menjadi diaken untuk melakukan pelayanan bagi janda-janda dan murid-
murid Tuhan Yesus yang jumlahnya semakin banyak. Stefanus adalah orang penuh iman, kuasa,
karunia dan Roh Kudus. Ia dapat mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang
banyak, hal tersebut membuat orang Libertini membenci Stefanus dan bersekongkol untuk
melawan dia. Stefanus di bawa ke Mahkamah Agama untuk diadili, disana ada saksi-saksi palsu
yang disewa untuk memfitnah Stefanus. Ia dituduh menghujat Musa dan Allah (Kis 6:11) serta
menghina Bait Allah dan Hukum Taurat.
Pada saat Stefanus dibawa ke Mahkamah Agama dan diadili, orang banyak melihat muka
Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Di pengadilan itu Stefanus menjawab tuduhan
orang-orang dengan penuh hikmat dan keberanian, ia juga mengatakan bahwa ia melihat
Tuhan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Namun hal itu membuat mereka marah dan
membawa Stefanus keluar kota dan melempari Stefanus dengan batu.
Ketika ia dilempari batu, Stefanus berdoa kepada Tuhan Yesus supaya Tuhan menerima
Rohnya. Setelah itu Ia berlutut dan berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah
tanggungkan dosa ini kepada mereka!" ia memohon supaya Tuhan mengampuni orang-orang
yang menganiayanya, setelah mengatakan hal tersebut Bapak Stefanus meninggal.
Stefanus taat dan setia kepada Tuhan. Tuhan juga menginginkan kita menjadi anak-anak
yang taat akan perintah Tuhan, taat kepada orangtua, guru di sekolah dan guru sekolah
minggu.

PENERAPAN
1. Salin lembar kerja sesuai jumlah anak.
2. Minta anak untuk mencari kata apa saja yang dapat dibaca secara bolak balik, baik dari
depan atau belakang : madam, malam, ada, ini, asa, katak, level, tamat, taat.
3. Mungkin anak akan menemukan kata-kata yang lain dll. Namun kata-kata yang lain bukan
kata yang diminta untuk dicari.
4. Sampaikan pada anak bahwa ketaatan adalah hal yang penting dalam menjalani kehidupan
didalam Tuhan. Dalam kehidupan manusia ada banyak hal yang bisa dipilih, tetapi memilih
setia kepada Tuhan dan hidup dijalan Tuhan adalah hal yang harus dilakukan oleh anak-
anak di sepanjang kehidupan mereka.

141
28 JUNI 2020 KISAH RASUL 9:1-18

Hidup dalam pertobatan adalah kehendak Tuhan bagi semua orang.


Seruan untuk bertobat adalah perkataan pertama yang disampaikan Tuhan
Yesus pada saat ia memulai pelayananNya di bumi. Untuk menuju pertobatan
sejati seseorang harus menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan
dan dosa sehingga perlu bertobat dan mendapatkan pengampunan dari
Tuhan. Kisah pertobatan Saulus menjadi salah satu kisah pertobatan yang
menggugah semangat manusia untuk melakukan pertobatan di dalam
kehidupan mereka. Saulus awalnya adalah penganiaya pengikut Kristus
hingga suatu ketika ia mendengar suara Tuhan dan mengalami pengalaman
yang luar biasa bersama Tuhan dalam kehidupannya. Peristiwa tersebut
membuatn ia menyadari kesalahan yang selama ini diperbuatnya, bertobat
dan meninggalkan cara hidup yang lama dan menjadi murid Tuhan yang
setia.
Melalui pelajaran hari ini anak diajak untuk mau bertobat dan berbalik
kepada Tuhan.

PENJELASAN BAHAN
1. Saulus dilahirkan di Tarsus dari keturunan bangsa Yahudi dan tumbuh sebagai seorang ahli
Taurat. Sebelum bertemu dengan Yesus dan bertobat ia adalah seorang pemeluk agama
Yahudi yang taat dan sangat membenci pengikut Kristus. Namun pertemuannya dengan
Kristus telah mengubah hidupnya secara drastis.
2. Dalam perjalanannya ke Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilinginya. Ia
rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: 'Saulus,
Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?' Jawab Saulus: 'Siapakah Engkau, Tuhan?'
Kata-Nya: 'Akulah Yesus yang kau aniaya itu.'" (Kisah 9:3-5). Setelah itu "Tiga hari
lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum." (Kisah
9:9).
3. Dalam kisah tersebut Tuhan juga memakai seorang murid bernama Ananias untuk
menyembuhkan Saulus (menumpangkan tangan atas Saulus). Awalnya Ananias ragu
terhadap Saulus karena ia mendengar bahwa Saulus datang ke daerah itu dengan kuasa
penuh untuk menganiaya dan membunuh pengikut Kristus. Keraguan Ananias terhadap
Saulus sirna setelah Tuhan menyampaikan bahwa Ia sendiri yang telah memilih Saulus
menjadi alat pilihan Tuhan untuk memberitakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa lain
serta raja-raja dan orang-orang Israel. Kemudain Ananias pergi menemui Saulus,
menumpangkan tangan ke atas Saulus dan memanggilnya "Saulus saudaraku" (ayat 17).
Pertobatan Saulus membuat Ia mendapatkan pengampunan dari Tuhan dan manusia
(Ananias). Ananias yang tadinya ragu terhadap Saulus bersedia menolongnya dan
menganggap Saulus sebagai saudara.
4. Tuhan sangat mengasihi manusia, Ia juga berkenan memberikan kesempatan bagi mausia
berdosa untuk bertobat dan hidup dalam pengampunan Tuhan. Sebagai anak-anak yang
dikasihi Tuhan, sudah selakaynya hidup dalam pertobatan, berhenti melakukan hal-hal yang
buruk, berhenti berbuat nakal, berhenti mengucapkan kata-kata yang kurang baik dan
berani berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

142
AYAT HAFALAN LAGU PENDUKUNG
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan 1. Do... Re... Mi...
Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan 2. Aku senang jadi anak Tuhan
bertobatlah!” 3. Hati-hati gunakan Tanganmu
Wahyu 3:19 4. Oh Sukacitaku

ALAT PERAGA
1. Gambar anak yang sedang mengganggu teman, tidak mendengarkan perkataan orang tua.
2. Gambar Saulus rebah di tanah.
3. Gambar Ananias menemui Saulus

PEMBUKAAN
1. Ajak anak menyanyi lagu “Aku senang jadi anak Tuhan”. Pada bagian Refrein, kata
“Bohong.. Bohong.. Bohong itu dosa” kata bohong dapat diganti dengan kata nakal, marah
dsb.
2. Tanyakan kepada anak, siapa yang pernah berbohong? Nakal kepada teman? Galak atau
suka marah-marah pada mama-papa atau kepada ART di rumah?
3. Apabila ternyata ada anak yang pernah melakukannya, katanya bahwa Tuhan sedih jika
melihat anak-anak melakukannya. Sampaikah pada anak bahwa berbohong, nakal, kasar, dll
hal yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
4. Ajak anak-anak menyanyi lagu hati-hati gunakan tanganmu. (kata tangan bisa di ganti
mulut, kaki, telinga dll.)

POKOK PELAJARAN
(Tunjukkan satu per satu gambar perbuatan yang jahat / tidak baik) Apa yang dilakukan
anak ini? Apakah perbuatan ini baik atau tidak? Siapa yang pernah melakukan perbuatan
seperti pada gambar ini?
Hari ini kita akan mendengar cerita tentang seorang yang suka berbuat jahat terhadap
orang lain. Nama orang itu ialah Saulus. Saulus ini suka sekali menangkap dan memenjarakan
orang-orang Kristen, ia sangat benci kepada mereka sehingga ia selalu berusaha mengejar
orang-orang Kristen itu kemana saja mereka pergi.
Pada suatu hari, Saulus pergi mencari orang-orang Kristen di suatu kota bernama Damsyik,
ia mendengar kalau disana banyak orang Kristen. Kemudian ia pun pergi ke Damsyik dengan
teman-temannya untuk menangkap orang Kristen disana. (tunjukkan gambar 2) Dalam
perjalanannya, ketika sudah dekat kota Damsyik, tiba-tiba ada cahaya seperti matahari, yang
sangat terang dari langit yang membuat ia tidak bisa melihat, sehingga ia jatuh ke tanah.
Kemudian ada suara yang ia dengar berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya
Aku?" mendengar itu, Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?", lalu suara itu menjawab,
"Akulah Yesus yang kau aniaya itu.” oh, rupanya Tuhan Yesus yang berbicara kepadanya.

143
Kemudian Tuhan Yesus menyuruhnya pergi ke kota. Tapi saat ia bangun untuk berjalan,
Saulus sadar kalau ia tidak bisa melihat lagi. Jadi ia meminta teman-temannya untuk mengantar
dia ke tempat yang Tuhan suruh, yaitu ke rumah seorang bapak bernama Yudas. Kemudian
Tuhan menyuruh seorang bapak bernama Ananias untuk pergi menemui Saulus dan berdoa
untuknya. Namun bapak Ananias ini pernah dengar kalau Saulus ini jahat dan suka menangkap
orang-orang Kristen, jadi ia bertanya kepada Tuhan, mengapa ia harus menemui orang ini, tapi
Tuhan menjawab bahwa Saulus telah bertobat dan akan dipakai oleh Tuhan untuk melakukan
hal-hal yang baik bagi Tuhan. (tunjukkan gambar 3) Karena itu bapak Ananias pergi menemui
Saulus, kemudian berdoa untuknya dan menumpangkan tangan di atas kepala Saulus sehingga
mata Saulus dapat melihat kembali.
Demikianlah Salus yang dulu biasa berbuat jahat kemudian bertobat dan tidak lagi
melakukan hal yang jahat. Tuhan Yesus juga meminta adik-adik yang mau mengikuti Tuhan
tidak boleh lagi melakukan hal-hal yang jahat atau merugikan teman, melainkan tetap
melakukan hal yang baik.
(Tunjukkan satu per satu gambar perbuatan baik/gambar 4) Apa yang dilakukan anak ini?
Apakah perbuatannya baik atau tidak? Apakah Tuhan suka anak-anak yang berbuat baik? Siapa
yang mau berbuat baik?

PENERAPAN
1. Siapkan kertas tebal untuk anak menyusun undangan yang akan diberikan kepada orang
tua atau teman untuk mengingatkan mereka dating beribadah.
2. Ajak anak mewarnai dan menebalkan tulisan.
3. Dorong anak-anak untuk memberikan undangan tersebut kepada orang tua atau teman
mereka.

PEMBUKAAN
1. Ajak anak menyanyi lagu lagu hati-hati gunakan tanganmu. (kata tangan bisa di ganti
mulut, kaki, telinga dll.)
2. Tanyakan kepada anak, siapa yang pernahkah melakukan tindakan dengan tangan, kaki,
mulut dll dengan tidak hati-hati seningga membuat dosa? Misalnya tidak berhati-hati
dengan tangan : memukul teman atau anggota keluarga. Tidak berhati-hati dengan mulut:
berbohong, marah-marah kepada orang tua, berkata kasar kepada teman dll. Tidak berhati-
hati menggunakan kaki: seharusnya pergi ke kamar untuk belajar atau tidur siang malah
pergi ke luar rumah untuk bermain padahal waktu bermain sudah selesai. Berhati-hati
dengan mata: seharusnya membaca buku dan mengerjakan tugas, tetapi justru menonton
tayangan televisi, bermain game atau melihat video di Youtube.
3. Apabila ternyata ada anak yang pernah melakukannya, katanyan bahwa Tuhan sedih jika
melihat anak-anak melakukannya. Sampaikah pada anak bahwa berbohong, nakal, kasar, dll
hal yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan. Anak-anak harus berhenti melakukan hal
tersebut dan berani berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

144
POKOK PELAJARAN
1. Bentuk anak dalam 4 kelompok untuk mencermati teks Kisah Para Rasul 9:1-18.
2. Berikan tugas pada kelompok untuk mencermati:
a. Kelompok #1: Apa saja yang Saulus lakukan.
b. Kelompok #2: Apa saja yang Tuhan katakan pada Saulus.
c. Kelompk #3: Apa saja yang Tuhan Katakan pada Ananias.
d. Kelompok #4: Apa saja yang Ananias lakukan kepada Saulus.
3. Bahas jawaban anak, apakah sudah sesuai dengan teks Kisah Rasul 9:1-18.
4. Ceritakan kepada anak-anak kisah Saulus mulai dari hidup lamanya sebagai penganiaya
jemaat Kristus hingga mengalami pertobatan dan dipakai oleh Tuhan sebagai alat untuk
melakukan ha-hal baik dan melayani Tuhan.

PENERAPAN
1. Siapkan kertas tebal, kertas warna, dan pewarna sesuai kebutuhan.
2. Anak-anak diajak untuk menyusun undangan yang akan diberikan kepada orang tua atau
teman untuk mengingatkan mereka datang beribadah.
3. Ajak anak menghias undangan mereka serta menuliskan ajakan beribadah atau informasi
jam ibadah atau sekolah minggu di gereja masing-masing.
4. Dorong anak-anak untuk memberikan undangan tersebut kepada orang tua atau teman
mereka.

PEMBUKAAN
1. Ajak anak menyanyikan lagu Do : itulah dosamu:
Do itulah dosamu
Re relakan hatimu
Mi minta pada Yesus
Fa fahami Firman-Nya
Sol sobatmu yang setia
La lama menunggu mu
Si silakan Dia masuk
Dosamu dihapuskan
2. Tanyakan kepada anak:
a. Pernahkah melakukan kesalahan atau dosa. Misalnya berbohong, berlaku tidak
baik, menyakiti hati dan perasaan orang lain dll.
b. Bagaimana perasaan mereka ketika menyanyikan lagu “Do itulah dosamu” ?
c. Maukah mereka bertobat dan berjanji tidak melakukan kesalahan dan tidak
melakukan hal-hal yang membuat mereka jatuh dalam dosa.
3. Beritahukan kepada anak bahwa hari ini mereka akan belajar kisah pertobatan Saulus.

145
POKOK PELAJARAN
1. Ajak anak untuk membaca teks Kisah Para Rasul 9:1-18.
2. Ajak anak-anak untuk memahami Alkitab dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut.
a. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam cerita tersebut?
b. Untuk apa Saulus meminta surat kuasa dari Imam Besar?
c. Dimana ia melihat cahaya yang memancar dari langit yang mengelilinginya?
d. Siapa yang menumpangkan tangan terhadap Saulus?
3. Tegaskan bahwa anak perlu belajar dari seorang Saulus. Saulus adalah orang yang pernah
melakukan kesalahan dan dosa. Bahkan dosanya begitu berat karena menjadi penganiaya
murid-murid Tuhan Yesus. Tapi ia mau bertobat, berbalik dan memulai hidup baru di dalam
Tuhan.

PENERAPAN
1. Bagi anak menjadi dua kelompok (A dan B).
2. Berikan tugas kepada anak-anak untuk mengisi kertas kerja (terlampir).
3. Minta anak menemukan dosa dan kesalahan yang dilakukan Saulus sebelum bertobat dan
apa yang terjadi pada Saulus setelah ia berjumpa dengan Tuhan?
4. Tunjukkan kepada anak bahwa setiap orang yang berdosa bisa bertobat, berubah menjadi
lebih baik dan Tuhan berkenan mengampuni mereka.

146

Anda mungkin juga menyukai