Anda di halaman 1dari 8

I.

LB
Kesehatan merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Namun, masyarakat tidak sadar bahwa dalam beraktivitas, tangan seringkali terkontaminasi
dengan bakteri (Manus N, dkk., 2016, hal 86). Salah satu produk yang praktis dan efisien
untuk membersihkan tangan yaitu produk berupa gel antiseptik tanpa memerlukan air atau
disebut dengan hand sanitizer (Stevani H, dkk., 2019, hal 198).
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan
(Depkes RI, 1995, hal 7). Sediaan gel hand sanitizer ini menggunakan zat aktifnya adalah
triklosan dengan carbomer sebagai basis gel karena carbomer sering digunakan pada
sediaan gel topikal. Digunakannya triklosan sebagai zat aktif karena memiliki sifat antibakteri
sehingga dapat membunuh bakteri pada kulit (Shu M, 2013, hal 2).
Praktikum kali ini dibuat sediaan gel hand sanitizer yang diharapkan dapat membantu
masyarakat dalam mengatasi permasalahan mengenai kebersihan tangan sehingga
terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Gel hand sanitizer juga memiliki
beberapa keuntungan seperti praktis, mudah dibawa, serta mudah diperoleh di toko. Hal
inilah yang melatarbelakangi praktikum pada kali ini.

II. Preformulasi ZA
Triklosan

Struktur kimia

(Sweetman, 2009, hal 1665)


Rumus molekul C12H7Cl3O2 (Sweetman, 2009, hal 1665)
Sinonim Triklosan (Sweetman, 2009, hal 1665)
Nama kimia -
Berat molekul 289,54 (Sweetman, 2009, hal 1665)
Pemerian Serbuk putih atau kristral halus (Sweetman, 2009, hal 1665)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam alkohol, aseton dan metil
alkohol; sedikit larut dalam minyak (Sweetman, 2009, hal 1665)
Titik leleh 57 derajat celcius (Sweetman, 2009, hal 1665)
Inkompatibilitas -
Stabilitas
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi
� Cahaya
Kesimpulan : Triklosan adalah serbuk putih atau kristal halus yang praktis tidak
larut dalam air, larut dalam alkohol dan aseton, serta sedikit larut dalam minyak.
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Asam (Sweetman, 2009, hal
1665)
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : gel
Cara sterilisasi sediaan: -
Kemasan : botol

III. Pendekatan Formula

No Bahan Jumlah (%) Fungsi/alasan penambahan bahan


.
1. Triklosan 1% Sebagai zat aktif yang berfungsi untuk
antibakteri
2. Alkohol 70% Sebagai pelarut
3. Gliserin 15% Sebagai humektan dan emollient
4. Carbomer 2% Sebagai basis gel
5. TEA 0.4% Sebagai agen pengalkali
6. Metil paraben 0.2% Sebagai pengawet
7. Citrus oil essence Qs Sebagai pengaroma
8. Aquadest Ad 100% Sebagai pelarut

IV. Preformulasi eksipien


Gliserin

Fungsi Pengawet antimikroba, kosolven, emollient, humektan, pemlatis,


pelarut, agen pemanis, agen tonisitas (Rowe RC, et al.,2009, hal 283)
Pemerian Cairan bening, tak berwarna, tak berbau, rasa manis, kental, dan
higroskopis (Rowe RC, et al.,2009, hal 283)
Kelarutan Larut dalam air, etanol (95%) dan metanol; sedikit larut dalam
aseton; praktis tidak larut dalam benzena, kloroform, dan minyak
(Rowe RC, et al.,2009, hal 284)
Persentase yang Kurang dari 30% (Rowe RC, et al.,2009, hal 283)
digunakan
Stabilitas Tidak rentan terhadap oksidasi dalam penyimpanan biasa, tetapi terurai
pada pemanasan dengan evolusi akrolein beracun ( Rowe RC, et
 Panas
al.,2009, hal 284)
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Inkompatibilitas Dapat meledak jika dengan oksidator kuat. Perubahan warna hitam
saat adanya cahaya atau dengan zinkoksida (Rowe RC, et
al.,2009, hal 285)
Alasan pemilihan Sebagai emollient dan humektan
eksepien:
Cara sterilisasi: -

Dalam wadah kedap udara, sejuk dan kering (Rowe RC, et


Kemasan:
al.,2009, hal 284)

Carbomer

Fungsi Bahan bioadhesif, agen pelepas terkontrol, agen pengemulsi,


penstabil emulsi, zat penstabil, suspending agent, pengikat tablet
(Rowe RC, et al.,2009, hal 110)
Pemerian Bubuk berwarna putih, halus, asam, higroskopis dengan bau ringan
yang khas (Rowe RC, et al.,2009, hal 110)
Kelarutan Dapat mengembang dalam air dan gliserin, setelah netralisasi dalam
etanol (95%). Karbomer tidak larut tetapi hanya mengembang
sampai batas tertentu dikarenakan mikrogel (Rowe RC, et al.,2009,
hal 112)
Persentase yang 0.5-2.0% (Rowe RC, et al.,2009, hal 110)
digunakan
Stabilitas Bahan higroskopis yang stabil, dapat dipanaskan pada suhu dibawah 104
derajat celcius hingga 2 jam tanpa mempengaruhi efisiensi
 Panas
pengentalannya. Namun, suhu yang berlebihan dapat menyebabkan
 Hidrolisis/oksidasi perubahan warna dan penurunan stabilitas ( Rowe RC, et al.,2009, hal
 Cahaya 112)
Inkompatibilitas Berubah warna dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan
elektrolit tingkat tinggi. Bahan tambahan antimikroba tertentu harus
dihindari atau digunakan pada tingkat rendah (Rowe RC, et
al.,2009, hal 112)
Alasan pemilihan Sebagai basis gel
eksepien:
Cara sterilisas i: Autoklaf (Rowe RC, et al.,2009, hal 112)

Dalam wadah kedap udara, tahan korosi dan terlindung dari


Kemasan:
kelembaban (Rowe RC, et al.,2009, hal 112)

TEA

Fungsi Agen pengalkali, agen pengemulsi (Rowe RC, et al.,2009, hal 754)
Pemerian Cairan kental berwarna bening, tak berwarna hingga kuning pucat
dan sedikit bau amoniak (Rowe RC, et al.,2009, hal 754)
Kelarutan Larut dalam aseton, karbon tetraklorida, metanol dan air (Rowe RC,
et al.,2009, hal 754)
Persentase yang 0.4-0.5% (Tsabitah AF, dkk., 2020, hal 113)
digunakan
Stabilitas Dapat berubah warna cokelat jika terpapar udara dan cahaya. Kadar TEA
85% cenderung meningkat dibawah 15 derajat celcius (Rowe RC, et
 Panas
al.,2009, hal 754)
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Inkompatibilitas Bereaksi dengan asam mineral, membentuk garam dengan asam
lemak yang lebih tinggi. Perubahan warna dan pengendapan dapat
terjadi dengan adanya garam logam berat(Rowe RC, et
al.,2009, hal 755)
Alasan pemilihan Sebagai agen pengalkali
eksepien:
Cara sterilisasi: -

wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, sejuk dan


Kemasan:
kering (Rowe RC, et al.,2009, hal 754)

Metil paraben

Fungsi Pengawet antimikroba (Rowe RC, et al.,2009, hal 441)


Pemerian Kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih, tak berbau, dan
sedikit rasa terbakar (Rowe RC, et al.,2009, hal 442)
Kelarutan Sukar larut dalam air, benzena dan tetraklorida; mudah larut dalam
etanol, eter, propilen glikol; larut dalam gliserin (Depkes RI, 1995,
hal 551)
Persentase yang 0.02-0.3% (Rowe RC, et al.,2009, hal 442)
digunakan
Stabilitas Mudah terurai oleh cahaya. Larutan encer pada pH 8 atau lebih
mengalami hidrolisis cepat (Rowe RC, et al.,2009, hal 443)
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Inkompatibilitas Aktivitas dapat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik(Rowe
RC, et al.,2009, hal 443)
Alasan pemilihan e Sebagai pengawet pada pH 3-6
ksepien:
Cara sterilisas i: Autoklaf (Rowe RC, et al.,2009, hal 443)

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering
Kemasan:
(Rowe RC, et al.,2009, hal 551)

Alkohol
Fungsi Pengawet antimikroba, desinfektan, pelarut, dan penetrasi kulit
(Rowe RC, et al.,2009, hal 17)
Pemerian Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan terbakar, bau khas,
rasa panas (Depkes RI, 1979, hal 65)

Kelarutan Larut dalam kloroform,, eter, gliserin dan air (Rowe RC, et al.,2009,
hal 17).
Persentase yang dig 60-90% (Rowe RC, et al.,2009, hal 17).
unakan
Stabilitas -
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya

Inkompatibilitas Dalam kondisi asam, dapat bereaksi kuat dengan bahan


pengoksidasi. Berwarna gelap dengan campuran alkali (Rowe RC,
et al.,2009, hal 17).
Alasan pemilihan Sebagai pelarut
eksepien:
Cara sterilisasi: Autoklaf atau filtrasi (Rowe RC, et al.,2009, hal 17).

wadah kedap udara dan sejuk (Rowe RC, et al.,2009, hal 17).
Kemasan:

Citrus oil essence

Fungsi Pengaroma (Depkes RI, 1979, hal 452)


Pemerian Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas
dan agak pahit (Depkes RI, 1979, hal 452)
Kelarutan Larut dalam 12 bagian etanol 90% (Depkes RI, 1979, hal 452)
Persentase yang -
digunakan
Stabilitas -
 Panas
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya

Inkompatibilitas -
Alasann pemilihan Sebagai pengaroma
eksepien:
Cara sterilisasi: -

Wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979, hal 452)


Kemasan:

Aquadest

Fungsi Pelarut (Rowe RC, et al., 2009, hal 337)


Peme rian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa (Rowe
RC, et al., 2009, hal 337).
Kelarutan Sedikit larut dalam etanol (95%), larut bebas dalam gliserin, larut
dalam air dengan 1:1,9 bagian, 1:1,2 bagian di 100C (Rowe RC, et
al., 2009, hal 337)
Persentase yang -
digunakan
Stabilitas Stabil dalam semua keadaan baik dingin ataupun panas (Rowe RC, et
 Panas al., 2009, hal 337)
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya

Inkompatibilitas Dalam formulasi sediaan, air dapat bereaksi dengan obat dan bahan
tambahan lainnya terurai atau terhidrolisis .air juga dapat bereaksi
dengan logam alkali, kalsium dioxid dan magnesium oxid (Rowe RC, et
al., 2009, hal 337)
Alasann pemilihan Sebagai pelarut (Rowe RC, et al., 2009, hal 337)
eksepien:
Cara sterilisa si: H2O2 0,1% (Depkes RI, 1979, hal 97)

Dalam wadah tertutup (Rowe RC, et al., 2009, hal 337)


Kemasan:

V. Perhitungan

VI. Prosedur kerja


Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan

Dikembangkan carbomer dan aquades ke dalam mortar, diaduk cepat sampai terbentuk
mucilago atau masa gel

Ditambahkan TEA kedalam mortir, diaduk hingga homogen

Dimasukkan metil paraben ke dalam propilen glikol, diaduk hingga larut (campuran 1)

Dimasukkan campuran 1 ke dalam mortir, digerus hingga homogen

Dilarutkan triklosan dengan alkohol dan dimasukkan ke dalam mortir, diaduk hingga
homogen

Dipindahkan ke dalam gelas beaker yang sudah dikalibrasi dan ditambahkan aquadest ad 60
ml, diaduk hingga homogen

Dimasukkan ke dalam botol dan diberi etiket

VII. Evaluasi sediaan


1. Uji organoleptik
Sediaan Gel yang telah diformulasi dilakukan pengamatan secara fisik meliputi
konsistensi / bentuk, bau, dan warna. Gel biasanya jernih dengan konsistensi setengah
padat (Stevani H, dkk., 2019, hal 199).
2. Uji Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menempatkan sejumlah sampel dalam
viscometer Brookfield DV-E. Ukuran spindle dan kecepatan putaran yang akan
digunakan diatur, dan selanjutnya alat dinyalakan dan viskositas dari sediaan gel.
Persyaratan viskositas yang baik yaitu 2000-4000 cP (Stevani H, dkk., 2019, hal 199).
3. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel untuk menjamin sediaan
gel tidak menyebabkan iritasi pada kulit pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit
yaitu dalam interval 4,5-6,5 menggunakan kertas indikator pH (Stevani H, dkk., 2019, hal
200).
4. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskan pada sekeping kaca
atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang
homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Stevani H, dkk., 2019, hal 200).
5. Uji daya sebar
Pengukuran daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan
pada kulit. Gel ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian diletakkan ditengah kaca bulat
berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain atau bahan transparan lain dan pemberat
sehingga berat kaca bulat dan pemberat 150 gram, didiamkan selama 1 menit,
kemudian dicatat diameter penyebarannya. Daya sebar gel yang baik antara 5-7 cm
(Stevani H, dkk., 2019, hal 200).

VIII. Daftar pustaka


Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Dirjen POM Departemen Kesehatan
RI, 65., 96-97., 452.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Dirjen POM Departemen Kesehatan
RI, 7., 551.
Manus N, dkk., 2016, FORMULASI SEDIAAN GEL MINYAK ATSIRI DAUN SEREH (Cymbopogon
citratus) SEBAGAI ANTISEPTIK TANGAN, 5(3), Jurnal Ilmiah Farmasi, 86.
Rowe RC, et al., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi VI,
Pharmaceutical Press, 17., 110-112., 283-285., 337., 441-443., 754-755.
Shu M, 2013, Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan 0,5% dan
1%, 2(1), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3.
Stevani H, dkk., 2019, FORMULASI SEDIAAN HAND SANITIZER DARI EKSTRAK BIJI PANGI
(Pangium edule REINW), 15(2), Media Farmasi, 198-200.
Sweetman SC., 2009, Martindale The Complete Drug Reference Thirty Sixth Edition,
Pharmaceutical Press, 1665.
Tsabitah AF, dkk., 2020, Optimasi Carbomer, Propilen Glikol, dan Trietanolamin Dalam
Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia),
16(2), Majalah Farmaseutik, 113.

Anda mungkin juga menyukai