Refleksi Diri
Refleksi Diri
Disusun Oleh :
Rizky Ramdani
XII MIPA 4
A. Identitas Buku
Penerbit : Qultummedia
ISBN : 987-989-017-389-7
“Ada sedikit perbedaan antara Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar dalam menerima
siswa baru ketika itu. Jika Sekolah Dasar menerima siswa baru dengan syarat bisa
memegang telinga kanan menggunakan tangan kirinya, Madrasah Ibtidaiyah tidak
menggunakan persyaratan tertentu untuk mengukur apakah anak bisa diteria atau
tidak…” (Halaman 7). Nilai sosial dalam kutipan tersebut adalah adanya syarat lain
untuk dapat masuk ke Sekolah Dasar selain umur.
“Demikianlah, Abdul Somad akhirnya diantar oleh ibundanya sendiri ke guru ngaji
dengan bekal rotan yang ujungnya dibelah empat. Ia dititipkan agar menjadi anak yang
taat, bisa membaca Al Qur’an dan menjadi anak yang berakhlak mulia. Begitulah Abdul
Somad dididik sedari kecil…” (Halaman 12). Nilai sosial dalam kutipan tersebut adalah
pada saat itu orang tua masih menggunakan kekerasan pada anaknya.
“Pola pikir masyarakat memeang masih terpaku oada hasil. Jarang yang mau bersimpati
pada proses yang telah dilalui, pengorbanannya, jatuh-bangunnya, dan cucuran
keringatnya, sampai kemudia berhasil...” (Halaman 81) Nilai sosial dalam kutipan
tersebut adalah kebiasaan orang dalam menilai sesuatu dari hasilnya, padahal penting
juga menghargai proses yang dilakukan.
2. Nilai Agama
“Seperti biasanya, aktivitas yang dilakukan oleh para santri Draul Arafah setelah sholat
Asar adalah berolahraga. Dan ketika bel berbunyi yang menandakan hari mulai petang,
mereka bergegas untuk bersiap menunaikan ibadah sholat maghrib.” (Halaman 21) Nilai
agama dalam kutipan tersebut adalah menunaikan ibadah sholat
“Setelah semua persyaratan lengkap, Ustadz Abdul Somad melakukan kebiasaan
lamanya, yaitu berdoa khusus agar berhasil mendapatkan beasiswa. Menurutnya, berdoa
untuk meninta beasiswa berbeda dengan doa biasanya.” (Halaman 84) Nilai agama dalam
kutipan tersebut adalah berdoa agar apa yang diinginkan dikabul oleh Tuhan.
3. Nilai Moral
Nilai yang disampaikan dalam buku “Ustadz Abdul Somad” ini cukup memotivasi saya
untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.