Kos ( dalam arti luas ) merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka
memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam
rangka penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Sebagai data dasar,
terdapat 2 hal yang menjadi keterbatasan. Pertama, dengan kos sebagai bahan olah
yang diukur dengan unit moneter, akuntansi harus beranggapan bahwa daya beli uang
stabil sedangkan dalam realitasnya tidak demikian. Kedua, pemakai statemen
keuangan berkepentingan dengan masa sekarang dan mendatang dalam pengambilan
keputusannya sehingga akuntansi kurang memberi informasi untuk kepentingan
tersebut kalau informasinya hanya didasarkan pada data historis.
Masalah Akuntansi
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan
aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini
disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru
yang lebih tinggi.
Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu
aset tidak lagi menggambarkan nilai aset tersebut. Model akuntansi untuk
menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang ( current value accounting )
yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos
sekarang ( current cost accounting atau current replacement cost accounting ) atau
nilai keluaran sekarang ( current exit/output value accounting ).
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi.
Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal
tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal
( antarpos ) atau horizontal ( objek-objek yang sama yang diperoleh pada waktu
berbeda ) sebenarnya tidak bermakna lagi ibarat menambah jeruk dan apel. Model
akuntansi untuk mengatasi hal ini sering disebut akuntansi tingkat harga umum (
general price level accounting ). Istilah lain untuk menunjuk model ini adalah
akuntansi inflasi ( inflation accounting ), akuntansi daya beli konstan ( constant
purchasing power accounting ), akuntansi rupiah konstan ( constant dollar
accounting ) atau akuntansi stabilisasian ( stabilized accounting ).
Bila pengaruh perubahan harga seperti itu tidak diperhatikan, dalam keadaan
perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji-
lebih ( overstated ). Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untung
penahanan ( holding gains ) melekat pada angka laba. Bila jenis kapital
diperhatiakan, model akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga adalah kos
sekarang/kapital fisis ( current cost/physical capital ) atau sering disebut juga dengan
akuntansi nilai pengganti ( replacement value accounting ) yang secara teknis sama
dengan akuntansi kos sekarang ( current cost accounting ).
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset
moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan
saat yang pasti tanpa mengaitkannya dengan harga masa datang barang dan jasa
tertentu. Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa
mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi
perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya
beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli ( purchasing power gains and
losses ).
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga
terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset
yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-
ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima
potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli. Kewajiban
nonmeneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa
lainnya dengan kualitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai
barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Juga masuk dalam pengertian
kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk membayar tunai yang besarnya
bergantung pada harga barang dan jasa yang akan diterima di masa datang.
Perubahan Harga
Dari sudut pandang kegiatan perusahaan, barang dan jasa dapat diklasifikasi
menjadi barang masukan ( faktor produksi ) atau barang keluaran ( produk ). Dengan
demikian, harga yang melekat pada barang dan jasa dapat diklasifikasi juga atas dasar
harga masukan dan harga keluaran. Harga masukan adalah harga faktor produksi dan
harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga
keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan.
Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa , ada 3 jenis
perubahan harga yaitu:
Yang dimaksud dengan indeks harga umum ( general price index ) biasanya
tidak merepresentasi perubahan harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian negara. Salah satu contoh indeks harga umum sekelompok barang
yang sering digunakan dalam analisis ekonomik atau bisnis adalah Indeks Harga
Konsumer Gabungan ( Composite Consumer Price Index ). Indeks harga konsumer
untuk kelompok tertentu hanya mewakili perubahan harga dalam kelompok tersebut.
Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai
intrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah naik di pasar
masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik dapat terjadi karena
berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang
teknik industri, dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas
barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat.
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu periode dengan
mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau
kemampuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan
kapasitas atau kemampuan kapital sebelumnya. Akuntansi kos sekarang menuntut
agar semua sumber ekonomik ( potensi jasa ) yang dikonsumsi atau keluar dari
kesatuan usaha diganti dengan sumber ekonomik yang mempunyai fungsi atau
kemampuan yang sama atau lebih besar.
Dalam kaitannya dengan akuntansi kos sekarang, konsep penilaian aset yang
masuk dalam pengertian kos sekarang dalam arti luas adalah kos pengganti ( masukan
), nilai jual sekarang ( keluaran ) dan nilai terealisasi harapan ( keluaran ).