Anda di halaman 1dari 7

Rerangka Akuntansi Pokok

Statemen keuangan dasar pada umumnya dianggap memadai untuk tujuan


pertanggung jawaban manajemen. Walaupun demikian, tujuan pelaporan keuangan
tidak terbatas pada masalah pertanggungjelasan tetapi juga pada pemenuhan
kebutuhan pengambilan keputusan ekonomik yang lebih luas . Paton dan Littleton
berpendapat bahwa penyajian informasi keuangan dapat dikembangkan dan diperluas
asalkan struktur akuntansi pokok harus dipertahankan. Ini berarti bahwa semua hasil
perbaikan tersebut dalam pelaporan keuangan harus berkedudukan sebagai informasi
penambah ( supplementary ) bukannya informasi pengganti ( supplanting ).

Kos ( dalam arti luas ) merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka
memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam
rangka penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Sebagai data dasar,
terdapat 2 hal yang menjadi keterbatasan. Pertama, dengan kos sebagai bahan olah
yang diukur dengan unit moneter, akuntansi harus beranggapan bahwa daya beli uang
stabil sedangkan dalam realitasnya tidak demikian. Kedua, pemakai statemen
keuangan berkepentingan dengan masa sekarang dan mendatang dalam pengambilan
keputusannya sehingga akuntansi kurang memberi informasi untuk kepentingan
tersebut kalau informasinya hanya didasarkan pada data historis.

Masalah Akuntansi

Kenyataan menunjukkan bahwa nilai barang berubah karena perubahan harga.


Akuntansi kos historis mempertahankan kualitas keterandalan yang didukung oleh
keterujian data ( verifiability ) sementara itu pemakai informasi sangat
berkepentingan dengan keberpautan. Keberpautan lebih berkaitan dengan masa
sekarang dan masa datang. Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga
akuntansi kos historis menghadapi 3 masalah fundamental yang berkaitan dengan
penilaian ( valuation ), unit pengukur ( measurement unit ), dan pemertahanan kapital
( capital maintenance ).
Masalah Penilaian

Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan
aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini
disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru
yang lebih tinggi.

Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu
aset tidak lagi menggambarkan nilai aset tersebut. Model akuntansi untuk
menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang ( current value accounting )
yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos
sekarang ( current cost accounting atau current replacement cost accounting ) atau
nilai keluaran sekarang ( current exit/output value accounting ).

Masalah Unit Pengukur

Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi.
Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal
tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal
( antarpos ) atau horizontal ( objek-objek yang sama yang diperoleh pada waktu
berbeda ) sebenarnya tidak bermakna lagi ibarat menambah jeruk dan apel. Model
akuntansi untuk mengatasi hal ini sering disebut akuntansi tingkat harga umum (
general price level accounting ). Istilah lain untuk menunjuk model ini adalah
akuntansi inflasi ( inflation accounting ), akuntansi daya beli konstan ( constant
purchasing power accounting ), akuntansi rupiah konstan ( constant dollar
accounting ) atau akuntansi stabilisasian ( stabilized accounting ).

Masalah Pemertahan Kapital


Dengan konsep ini, laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang
dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Untuk
menentukan laba dengan mempertahankan kapital, 3 hal penting dalam mengukur
kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran dan jenis
kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai.

Bila pengaruh perubahan harga seperti itu tidak diperhatikan, dalam keadaan
perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji-
lebih ( overstated ). Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untung
penahanan ( holding gains ) melekat pada angka laba. Bila jenis kapital
diperhatiakan, model akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga adalah kos
sekarang/kapital fisis ( current cost/physical capital ) atau sering disebut juga dengan
akuntansi nilai pengganti ( replacement value accounting ) yang secara teknis sama
dengan akuntansi kos sekarang ( current cost accounting ).

Pos-Pos Moneter dan Nonmeneter

Perubahan harga mempunyai implikasi yang berbeda antara pos-pos moneter


dan nonmoneter ( monetary dan nonmonetary items ). Pembagian pos-pos neraca
menjadi moneter dan nonmoneter didasarkan pada potensi jasa yang melekat pada
pos bersangkutan yaitu apakah potensi jasa berupa aliran kas atau berupa aliran
potensi jasa fisis ( nonkas ).

Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset
moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan
saat yang pasti tanpa mengaitkannya dengan harga masa datang barang dan jasa
tertentu. Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa
mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi
perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya
beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli ( purchasing power gains and
losses ).
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga
terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset
yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-
ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima
potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli. Kewajiban
nonmeneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa
lainnya dengan kualitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai
barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Juga masuk dalam pengertian
kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk membayar tunai yang besarnya
bergantung pada harga barang dan jasa yang akan diterima di masa datang.

Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya


perbedaan nilai tukar ( exchange value ) antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau
terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir periode.

Perubahan Harga

Dari sudut pandang kegiatan perusahaan, barang dan jasa dapat diklasifikasi
menjadi barang masukan ( faktor produksi ) atau barang keluaran ( produk ). Dengan
demikian, harga yang melekat pada barang dan jasa dapat diklasifikasi juga atas dasar
harga masukan dan harga keluaran. Harga masukan adalah harga faktor produksi dan
harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga
keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan.

Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk


memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang
sama ( masukan atau keluaran ). Dari segi akuntansi, perubahan harga adalah
perbedaan antara kos tercatat suatu objek ( pos ) dan jumlah rupiah yang
menggambarkan nilai objek ( pos ) pada saat tertentu. Dari sudut perusahaan,
perbedaan harga masukan dan keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi
lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang diharapkan karena proses
produksi.

Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa , ada 3 jenis
perubahan harga yaitu:

1) Perubahan harga umum


2) Perubahan harga spesifik
3) Perubahan harga relatif

Perubahan Harga Umum

Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar


satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat
disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti
tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya
barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara.

Yang dimaksud dengan indeks harga umum ( general price index ) biasanya
tidak merepresentasi perubahan harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian negara. Salah satu contoh indeks harga umum sekelompok barang
yang sering digunakan dalam analisis ekonomik atau bisnis adalah Indeks Harga
Konsumer Gabungan ( Composite Consumer Price Index ). Indeks harga konsumer
untuk kelompok tertentu hanya mewakili perubahan harga dalam kelompok tersebut.

Perubahan Harga Spesifik

Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai
intrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah naik di pasar
masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik dapat terjadi karena
berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang
teknik industri, dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas
barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat.

Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan


atau penurunan kos aset yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahaan.
Sementara itu, perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan
kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.

Perubahan Harga Relatif

Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpangan perubahan harga


barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum
seluruh barang dan jasa. Dengan kata lain, perubahan harga relatif adalah perubahan
harga setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan
( perubahan harga residual setelah perubahan daya beli ).

Kapital Daya Beli

Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Dengan konsep


mempertahankan kapital finansial, laba terjadi dari kenaikan jumlah rupiah kapital
tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya beli adalah jumlah rupiah
kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya beli. Akuntansi kos historis pun
sebenarnya menganut konsep mempertahankan kapital finansial karena laba baru
dapat dikatakan timbul kalau pendapatan melebihi kos historis yang dikorbankan
dalam rangka memperoleh pendapatan tersebut dan secara artikulasi jumlah laba ini
akan sama dengan selisih aset bersih awal dan akhir periode atas dasar rupiah
nominal sehingga tidak ada penyesuaian kapital.
Akuntansi Kos Sekarang

Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu periode dengan
mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau
kemampuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan
kapasitas atau kemampuan kapital sebelumnya. Akuntansi kos sekarang menuntut
agar semua sumber ekonomik ( potensi jasa ) yang dikonsumsi atau keluar dari
kesatuan usaha diganti dengan sumber ekonomik yang mempunyai fungsi atau
kemampuan yang sama atau lebih besar.

Dasar Pengukuran Kos Sekarang

Dalam kaitannya dengan akuntansi kos sekarang, konsep penilaian aset yang
masuk dalam pengertian kos sekarang dalam arti luas adalah kos pengganti ( masukan
), nilai jual sekarang ( keluaran ) dan nilai terealisasi harapan ( keluaran ).

Anda mungkin juga menyukai