Anda di halaman 1dari 26

TEORI AKUNTANSI

Dosen : Elia Rossa SE.,M.Si.,Ak.,CA


Kuliah ke 14

Akuntansi Perubahan Harga

OUTLINE/AGENDA :
1. Berdoa
2. Pengisian Absen
3. Pembahasan Materi

PEMBAHASAN

Konsep Dan Pengertian Akuntansi Perubahan Harga


Akuntansi perubahan harga adalah bagian dari
pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian
informasi keuangan. Struktur dan kerangka akuntansi
pokok menentukan batas minimal yang harus dipenuhi
dalam pelaporan keuangan.
Akuntansi perubahan harga melengkapi kerangka
akuntansi pokok berbasis biaya historis dengan
kerangka akuntansi alternatif berbasis nilai harga.
Informasi pelengkap adalah bagian dari upaya untuk
mencapai tujuan pelaporan keuangan.
Apa itu akuntansi perubahan harga?
Akuntansi perubahan harga adalah perlakuan akuntansi
terhadap perubahan atau selisih harga.
Pengertian perubahan harga menurut para ahli adalah
perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk
membeli barang atau jasa yang sama pada waktu yang
berbeda.
Kerangka akuntansi pokok didasarkan pada asumsi
bahwa daya beli uang stabil. Harga dianggap me-
representasikan nilai.
Dalam keadaan terjadi perubahan harga, biaya historis
dipertahankan karena alasan keterandalan dan
keterujian data.
Kondisi perubahan harga sangat mencolok, keberpautan
informasi dengan keputusan menjadi berkurang.
Agar kualitas keterandalan dan keberpautan dapat
dicapai, kerangka akuntansi pokok harus dilengkapi
dengan informasi perubahan harga untuk menunjukkan
pengaruhnya terhadap laba dan neraca.
Masalah Perubahan Harga
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi
dalam hal:
1. Penilaian
2. Unit Pengukur
3. Kapital

Mari dibahas satu-per-satu


A: Penilaian
Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus
digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat.
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau
dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun
daya beli uang tidak berubah.
Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi
yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih
tinggi.
Sebagai contoh harga telepon seluler tertentu, harga
monitor tabung, dapat juga terjadinya perubahan yang
disebabkan oleh kebijakan ekonomi, misalnya harga
BBM, Listrik, Gas.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai
barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan
nilai, yang akhirnya mempengaruhi harga barang
tersebut.
Sebagai contoh, naiknya selera orang terhadap
kendaraan serba guna (APV-all purpose vehicle dan
MPV-multipurpose vehicle) menjadikan kenaikan rata-
rata harga kendaraan tersebut dibanding sebelumnya.
Perubahan harga seperti ini disebut dengan perubahan
harga spesifik.
Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena
harga tercatat untuk suatu aset tidak lagi
menggambarkan nilai aset tersebut.
Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah
akuntansi nilai sekarang (current value accounting)
yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar
penilaian yang dianut, yaitu biaya sekarang (current
cost accounting) atau nilai keluaran sekarang (current
exit/ output value accounting).
B: Unit Pengukur

Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan


daya beli akibat perubahan tingkat harga umum.
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter
sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi
kalau dikaitkan dengan waktu.
Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi karena
perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi
suatu negara artinya, kalau nilai atau manfaat suatu
barang tidak berubah. Maka jumlah unit moneter yang
dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama
akan berbeda dari waktu ke waktu, karena daya beli
uang berubah.
Dengan demikian perbedaan harga suatu barang pada
dua saat yang berbeda belum tentu menunjukkan
perbedaan nilai atau manfaat barang. Secara umum,
daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi.
Akuntansi menghadapi masalah ini karena harga yang
diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus
untuk beberapa pos.
Sehingga penjumlahan biaya vertikal (antar pos) atau
horizontal (obyek-obyek yang sama diperoleh pada
waktu berbeda) sebenarnya tidak bermakna lagi ibarat
menambah jeruk dan apel.
Model akuntansi untuk mengatasi hal ini sering diebut
akuntansi tingkat harga umum (general price level
accounting).
Istilah lain untuk menunjuk model ini adalah:
 Akuntansi inflasi (inflation accounting)
 Daya beli konstan
 Rupiah konstan atau akuntansi stabilisasikan.

C: Kapital

Masalah kapital berkaitan dengan pengertian laba


sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan
jenisnya; finansial atau fisik.
Konsep pemertahanan kapital berkaitan dengan
pengertian laba. Dengan konsep ini, laba adalah
kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat
didistribusikan atau dinikmati setelah kapital awal
dipertahankan.
Masalahnya adalah bagaimana kapital pada dua titik
waktu diukur atau dinilai.
Untuk menentukan laba dengan mempertahankan
kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus
dipertimbangkan yaitu:
 dasar penilaian
 skala pengukuran
 jenis kapital
Masalah penilaian dalam perubahan harga berkaitan
dengan dasar penilaian kapital.
Persoalan unit pengukur dalam perubahan harga
berkaitan dengan skala pengukuran sedangkan
mengenai pemertahanan kapital dalam perubahan harga
berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan
yaitu finansial atau fisik.
Bila pengaruh perubahan harga tidak diperhatikan.
Dalam keadaan perubahan harga menaik, perhitungan
laba atas dasar biaya historis cenderung tersaji tersaji
lebih (overstated).
Hak ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga
atau untung penahanan melekat pada angka laba.
Demikian juga, dalam tingkat harga umum menaik
(terjadi inflasi), laba atau dasar biaya historis juga
cenderung tersaji lebih.
Hal ini terjadi karena rugi daya beli (purchasing power
losses) akan tersembunyi dan tidak dikurangkan
terhadap laba.
Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan
distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat
menyisakan laba untuk mempertahankan kapital.
Jumlah rupiah yang harus disisakan bergantung apakah
kapital didefinisikan sebagai kapital fisik atau finansial.
Bila jenis kapital diperhatikan, model akuntansi untuk
mengatasi masalah perubahan harga adalah harga
sekarang/ kapital fisik (current cost) atau sering disebut
juga dengan akuntansi nilai pengganti yang secara
teknis sama dengan akuntansi biaya sekarang.
Perbedaannya terletak pada penyajian dan interpretasi
jumlah rupiah untuk mempertahankan kapital dalam
laporan Laba Rugi.
Pos Moneter dan Non Moneter
Bagaimana dampak perubahan harga terhadap
laporan keuangan?
Implikasi perubahan harga sangat erat kaitannya dengan
karakteristik komponen laporan keuangan.
Perubahan harga mempunyai implikasi yang berbeda
antara pos-pos moneter dan non moneter (monetary dan
non monetary items).
Pembagian pos moneter dan pos non moneter
didasarkan pada potensi jasa yang melekat pada pos
bersangkutan, yaitu apakah potensi jasa berupa aliran
kas atau berupa aliran potensi jasa fisik.
Perubahan harga, pos-pos laporan keuangan dapat
dikategorikan menjadi 2 pos, yaitu:
1. Moneter
2. Non moneter

A: Moneter
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung atau
rugi daya beli.
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan
kewajiban moneter.
Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa
mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa
mengaitkannya dengan harga masa datang barang dan
jasa tertentu. Dengan demikian, perubahan harga tidak
akan mempengaruhi besarnya klaim tersebut.
Walaupun demikian, daya beli klaim tersebut pada saat
diterima dapat berbeda dengan daya beli klaim pada
saat timbulnya. Contoh aset moneter adalah piutang
usaha.
***
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar
utang di masa mendatang dengan jumlah dan saat
pembayaran yang sudah pasti.
Contoh kewajiban moneter adalah:
1: Utang dagang
2: Utang wesel
3: Utang obligasi
Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter
lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang
menimbulkan untung atau rugi daya beli.
Untung atau rugi daya beli timbul kalau perubahan
menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli
berubah.
Dan berikut ini beberapa pos moneter:
Aset:
 Kas dan kas di bank
 Deposito berjangka
 Mata uang asing dan klaim dalam mata uang asing
 Investasi dalam sekuritas:
o Saham istimewa

o Obligasi

 Piutang wesel
Kewajiban:
 Utang usaha dan wesel
 Hutang biaya
 Utang obligasi

B: Non-Moneter

Dampak Perubahan Non Moneter


Pos-pos non moneter berkaitan dengan untung atau rugi
penahanan. Pos-pos non moneter adalah pos-pos selain
yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset non
moneter dan kewajiban non moneter.
Aset non moneter adalah aset yang mengandung jumlah
rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut
berubah-ubah dengan berjalannya waktu. Atau aset
yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa
atau manfaat fisik tanpa memperhatikan perubahan
daya beli.
Contoh:
 Persediaan barang dagang
 Fasilitas fisik
 Investasi dalam saham
 Ekuitas
 Goodwill
Kewajiban non moneter adalah keharusan untuk
menyerahkan barang dan jasa. Atau potensi jasa lainnya
dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya
beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa
tersebut pada saat diserahkan.
Juga masuk dalam pengertian kewajiban non moneter
adalah keharusan untuk membayar tunai yang besarnya
bergantung pada harga barang dan jasa yang akan
diterima di masa datang.
Utang jaminan pelayanan gratis adalah salah satu
contoh kewajiban non moneter.
Implikasi perubahan harga terhadap pos non moneter
adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-
pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat
diserahkan atau dilaporkan pada akhir periode.
Dengan kata lain, dalam hal aset, terjadi perbedaan
antara harga tercatat (aktual) aset pada saat perolehan.
Dan harga aset sekarang tersebut pada saat digunakan
atau diserahkan.
Jadi, selama penahanan aset terjadi perubahan nilai
yang menimbulkan untung atau rugi penahanan.
Berikut ini beberapa pos non moneter:
Aset:
 Saham biasa
 Persediaan
 Fasilitas fisik
 Depresiasi
 Uang muka perjanjian pembelian
 Aset tak berwujud
Kewajiban:
 Hak minoritas dalam perusahaan anak
konsolidasian
Ekuitas:
 Ekuitas pemegang saham biasa (kecuali modal
saham yang dapat ditebus pada harga dan waktu
tertentu).
04: Jenis Perubahan Harga

A: Pengertian Harga
Definisi harga adalah mempresentasikan nilai tukar
barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu lingkungan
ekonomi. Barang dan jasa dapat berupa barang dan jasa
antara, yaitu berupa faktor produksi atau produk akhir
(barang dan jasa untuk konsumsi).
Jadi, dari sudut aktivitas perusahaan, barang dan jasa
dapat diklasifikasikan menjadi barang masukan (faktor
produksi) atau barang keluaran (produk).
Dengan demikian, harga yang melekat pada barang dan
jasa dapat diklasifikasikan juga atas dasar harga
masukkan dan harga keluaran.
Harga masukkan adalah harga faktor produksi dan
harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk
tujuan diolah lebih lanjut.
Harga keluaran adalah harga barang dan jasa yang
dijual sebagai produk perusahaan.
Dari sudut pasar barang, pasar faktor produksi disebut
pasar masukkan (input market) dan pasar produk akhir
disebut pasar keluaran (output market). Klasifikasi ini
melandasi penilaian untuk menentukan harga sekarang.
Jenis Perubahan Harga
Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang
dan jasa, ada 3 (tiga) jenis perubahan harga yaitu:
1. Perubahan Harga Umum
2. Harga Spesifik
3. Perubahan Harga Relatif
Mari didalami satu-per-satu ya…

01: Perubahan Harga Umum


Perubahan harga umum mencerminkan perubahan nilai
tukar atau daya beli uang. Adanya perubahan harga
umum dapat menimbulkan untung atau rugi daya beli
yang tidak tampak dalam akuntansi biaya historis.
Perubahan tersebut disebabkan oleh kekuatan-kekuatan
faktor ekonomi, seperti tersedianya uang atau kecepatan
beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya
barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara.
Penyebab lain adalah ketidakseimbangan antara
permintaan dan penawaran barang dan jasa secara
umum atau perubahan harga pasar dunia untuk
komoditas dasar tertentu, misalnya minyak bumi, emas,
atau kayu lapis.
Secara teoritis, jika tidak terdapat perubahan struktur
barang atau jasa tertentu.
Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan seluruh
harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang
sama.

#1: Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Umum

Dengan berubahnya daya beli sepanjang waktu, harga


berbagai obyek yang diukur dengan satuan uang pada
waktu yang berbeda-beda.
Hal itu sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak
homogenus, sehingga tidak dapat dijumlahkan.
Seandainya dijumlahkan, hasil penjumlahan sebenarnya
tidak bermakna jelas.
Karena akuntansi biaya historis menganggap daya beli
uang konstan, untung atau rugi daya beli tidak akan
tampak dalam laporan laba rugi.
Untung atau rugi tersebut melekat atau tersembunyi
dalam angka laba, sehingga ada kemungkinan
penahanan kapital terlanggar. Karena kebijakan untuk
mendistribusikan dividen melebihi jumlah yang
seharusnya untuk mempertahankan kapital atau modal.
***
Usaha perbaikan diwujudkan dalam bentuk akuntansi
daya beli konstan.
Untung atau rugi daya beli pos moneter terjadi bila
perusahaan menahan aset moneter atau mempunyai
utang moneter dalam jangka waktu tertentu.
Dalam kondisi inflasi, menahan aset moneter akan
menimbulkan kerugian daya beli. Sebaliknya,
mempunyai utang moneter akan menimbulkan
keuntungan daya beli.
Dalam kondisi deflasi, menahan aset moneter akan
memberikan keuntungan daya beli dan menahan utang
moneter akan mengakibatkan kerugian daya beli.

#2: Interpretasi Untung/ Rugi Daya Beli Perubahan


Harga Umum

Jumlah rupiah untung atau rugi daya beli adalah


informasi untuk membantu pemakai dalam menentukan
laba ekonomi perusahaan, karena informasi tersebut
berkaitan dengan seberapa jauh kapital, secara ekonomi
harus dipertahankan.
Untung daya beli penahanan utang dapat dilakukan
sebagai pengurang harga aset yang diperoleh dengan
utang tersebut dan juga dengan sebaliknya untuk rugi
daya beli.
Untung atau rugi yang melekat pada aset ini
mempengaruhi besarnya laba melalui depresiasi atau
pada aset terjual. Dengan adanya untung daya beli,
harga aset yang dibebankan sebagai biaya depresiasi
akan menjadi lebih rendah dan laba menjadi lebih besar
sebesar untung tersebut.
Oleh karena itu, untung daya beli sebenarnya dapat
diinterpretasikan sebagai bagian dari laba periode yang
terealisasi.
Selain itu, laba atau rugi daya beli adalah sarana untuk
mempertahankan kapital dalam kebijakan dividen.
Hal ini sejalan dengan pengertian laba sebagai
tambahan kemampuan ekonomi yang dapat dibagi/
dikonsumsi setelah kapital awal dipertahankan.

02: Perubahan Harga Spesifik

A: Pengertian Perubahan Harga Khusus


Perubahan harga spesifik mencerminkan perubahan
karakteristik barang tertentu akibat teknologi atau selera
terhadap barang.
Peristiwa perubahan harga spesifik menimbulkan
untung atau rugi penahanan yang melekat pada laba
biaya historis. Seandainya tidak ada perubahan tingkat
harga umum atau daya beli uang stabil.
Perubahan harga barang tertentu akan mencerminkan
perubahan nilai tukar barang tersebut.
Pengertian perubahan harga spesifik adalah perubahan
harga barang tertentu karena nilai intrinsik barang
tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah
baik di pasar masukan maupun pasar keluaran.
Perubahan harga spesifik dapat terjadi karena berbagai
faktor antara lain:
 Selera pelanggan
 Teknologi di bidang teknik industri
 spekulasi atau perubahan harapan masyarakat
terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang
tersedia.
Dalam kenyataannya, sangat sulit untuk memisahkan
perubahan harga spesifik dari perubahan harga umum.
Walaupun demikian, secara teoritis dua perubahan
tersebut dianggap dapat dipisahkan.
***
Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga aset,
yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahaan.
Sementara itu, perubahan harga spesifik dalam pasar
keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan
pendapatan perusahaan. Perubahan harga spesifik
biasanya tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
Oleh karena itu, naik-turunnya laba karena perubahan
ini, sebenarnya tidak menggambarkan kemampuan
manajemen dalam mengelola kapital fisik perusahaan.

B: Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Spesifik

Dalam akuntansi biaya historis, perubahan harga


spesifik ini tidak diperhatikan dan dengan sendirinya
perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan
laba.
Hal ini sering dikritik sebagai kelemahan akuntansi
biaya historis, karena angka laba tidak menggambarkan
efisiensi operasi perusahaan yang sebenarnya.
Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut
dikeluarkan dari perhitungan laba, pengaruh ini akan
menjadi untung atau rugi penahanan.
***
Perhatikan contoh soal akuntansi perubahan harga
untuk menjelaskan konsep perubahan harga spesifik dan
implikasinya terhadap perhitungan laba berikut ini:
Misalnya, suatu perusahaan mempunyai persediaan
barang dagang pada awal periode dengan harga Rp
1.500.000. Seluruh barang tersebut dijual pada tengah
periode dengan harga Rp 2.500.000.
Pada saat dijual, nilai atau biaya pengganti (current
cost) persediaan barang dagang tersebut adalah Rp
2.100.000. Atas dasar data ini, dua pendekatan laporan
laba rugi disajikan berikut ini:

Contoh Format Laporan Laba Rugi


Dalam perhitungan di atas, biaya operasi diabaikan.
Untung penahanan:
= Rp 2.100.000 – Rp 1.500.000
= Rp 600.000

Laba penahanan Rp 600.000 tersembunyi dalam model


biaya historis.
Laba operasi yang sebenarnya adalah Rp 400.000, yaitu
selisih antara harga jual produk sekarang dan semua
biaya atas dasar biaya sekarang.
Jumlah inilah yang memenuhi makna laba berdasarkan
konsep pemertahanan kapital. Seandainya kapital harus
dipertahankan, untung penahanan tidak dapat
didistribusi sebagai dividen.
C: Interpretasi Laba Ditahan Perubahan Harga
Spesifik

Pada contoh di atas terlihat bahwa untuk


mempertahankan kapital.
Akuntansi biaya sekarang adalah model untuk
mengatasi kelemahan model biaya historis dalam hal
terjadi perubahan harga spesifik.
Untung penahanan merupakan informasi tentang jumlah
rupiah untuk mempertahankan kapital.
Dari segi evaluasi kinerja manajemen.
Akuntansi biaya sekarang sebenarnya memberi
informasi tentang kegiatan yang benar-benar
merupakan upaya manajemen yang ditunjukkan oleh
laba operasi.
Dan kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset
yang ditunjukkan oleh untung penahanan dalam
kaitannya dengan pengelolaan kapital fisik. Dengan
kata lain, laba operasi adalah hasil aktivitas produktif,
sedangkan untung penahanan adalah hasil kegiatan
penahanan aset.
Laba operasi atas dasar biaya sekarang adalah pengukur
efisiensi pengelolaan dana atau kapital fisik perusahaan
yang sebenarnya. Pemisahan semacam ini adalah
keunggulan akuntansi biaya sekarang.
Dalam kondisi harga yang menaik, biaya atas dasar
biaya sekarang yang dibebankan ke pendapatan akan
cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu
laba akan cenderung lebih kecil.

03: Perubahan Harga Relatif

Perubahan harga relatif mencerminkan perubahan harga


spesifik setelah pengaruh perubahan umum
diperhitungkan
Perubahan harga tersebut mempunyai implikasi yang
berbeda terhadap akuntansi biaya historis.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa memisahkan
perubahan harga spesifik dari perubahan daya beli
sangat sulit untuk dilakukan. Karena kedua faktor yang
menyebabkan perubahan tersebut bekerja secara
serentak.
Dengan kata lain, setiap terjadi perubahan harga suatu
barang atau jasa. Maka perubahan tersebut sebenarnya
merefleksi perubahan daya beli uang dan perubahan
struktur harga barang atau jasa tersebut secara
bersamaan.
Namun demikian, untuk pelaporan keuangan, secara
teoritis pemisahan dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep perubahan harga relatif.
***
Perubahan harga relatif mengukur tingkat
penyimpangan perubahan harga barang atau jasa
tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat
harga umum seluruh barang dan jasa.
Dengan kata lain, perubahan harga relatif adalah
perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya beli
dikeluarkan. Atau diperhitungkan (perubahan harga
residual setelah setelah perubahan daya beli).
Perhatikan contoh soal akuntansi perubahan harga
berikut ini:
Misalnya makna perubahan harga relatif diilustrasikan
dalam tabel berikut ini:

Tabel: perubahan harga relatif


Pada tabel di atas, barang (C) mengalami tidak hanya
perubahan akibat perubahan harga umum, tetapi juga
akibat perubahan nilai barang, sedangkan barang-
barang yang lain hanya mengalami perubahan akibat
perubahan tingkat harga umum.
Perubahan harga barang (C) sebesar Rp 2.400
sebenarnya tediri atas dua komponen, yaitu:
#1: Perubahan akibat daya beli sebesar:
= 10% x Rp 6.000
= Rp 600
#2: Perubahan akibat nilai sebesar:
= Rp 2.400 – Rp 600
= Rp 1.800 (30% dari harga semula)
***
Bila perubahan harga relatif didasarkan pada harga
setelah perubahan daya beli, tidak 30% tetapi hanya
27,27%.
Begini cara perhitungannya:
= Rp 1.800 : (Rp 6.000 + Rp 600)
= 27,27%
Perubahan sebesar Rp 1.800 Itulah yang disebut
perubahan harga relatif.
Jadi, perubahan harga relatif adalah perubahan harga
spesifik setelah pengaruh perubahan daya beli
diperhitungkan.
***
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
materi, berikut ini disajikan video pendek yang
membahas contoh soal perubahan harga.

Kesimpulan
Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan
dalam suatu lingkungan ekonomi tertentu. Misalnya
negara, perusahaan, institusi maka perlu ditentukan
struktur atau kerangka akuntansi yang menghasilkan
laporan keuangan.
Kerangka akuntansi akan menentukan batas pengakuan
transaksi, sehingga data yang masuk dalam laporan
keuangan merupakan informasi dasar.
Sehingga untuk melengkapi informasi tersebut, maka
disusunlah informasi tambahan. Informasi tambahan ini
akan menambah ke berpautan informasi laporan
keuangan. Dan akuntansi perubahan harga adalah upaya
untuk melengkapi informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan.
Untuk memudahkan implementasi perubahan harga,
sebaiknya buat susun Standar Operasional Prosedur
(SOP) sebagai pedoman dan panduan kegiatan
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai