Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI ACCOUNTING OF THE PRICE CHANGE

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

KELOMPOK 4

Nama Anggota Kelompok 4 dan Kelas 7 SA2 :

1. Fahmi Husaini 1810110894

2. Alexandra Reineldis K.B 1810111050

3. Maretha Tiffany Cindy 1810111052

4. Andini Rahmawati Putri 1810111160

5. Bela Amelia 1810111161

6. Dina Aris Primawati 1810111163

7. Clarisa Eka Nurlayliya 1810111297

ACCOUNTING OF THE PRICE CHANGE

1. Definition of Accounting of The Price Change


Secara umum, akuntansi yang membahas perubahan nilai dan cara-cara mengatasinya
disebut dengan akuntansi perubahan harga (accounting for price changes) atau akuntansi
harga-harga berubah (accounting for changing prices). Yang pertama lebih mengacu pada
perlakuan akuntansi terhadap perubahan atau selisih harga. Yang terkahir lebih mengacu ke
masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah.
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa
yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam
suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut
sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation). Di
sisi lain, perubahan harga spesifik megacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa
tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Tingkat harga
yang stabil menjadi prioritas nasional bagi banyak negara di dunia. Meskipun perubahan
harga terjadi di seluruh dunia,
pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan keuangan berbeda-beda dari satu negara ke negara
lain. Akuntansi Internasional untuk perubahan harga inflasi merupakan fenomena dunia yang
banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di negara maju
mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpangan dari convensional
historical cost accounting yang memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada
pendaptan dan aset.
Dari segi akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek
(pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat tertentu. Akuntansi
perubahan harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan
penyajian informasi keuangan. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan
keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai
ekonomik yang diharapkan karena proses produksi.
Akuntansi Perubahan Harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai
tujuan penyajian informasi keuangan

2. Accounting Problem of The Price Change


Kenyataan menunjukkan bahwa nilai barang berubah karena perubahan harga.
Akuntansi kos historis mempertahankan kualitas keterandalan yang didukung oleh keterujian
data (verifiable) sementara itu pemakai informasi sangat berkepentingan dengan keberpautan.
Keberpautan lebih berkaitan dengan masa sekarang dan masa datang. Oleh karena itu,
akuntansi kos historis menjadi tidak berpaut dalam pengambil keputusan dalam kondisi
ekonomik yang didalamnya terjadi perubahan harga yang cukup signifikan.
Perubahan harga menimbulkan msalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit
pengukur, dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus
digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan
dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan
kapital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan
jenisnya; finansial atau fisis.
Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis mengadap tiga
masalah fundamental yang berkaitan dengan penilaian (Valuation), unit pengukur
(measurement unit), dan pemertahanan kapital (capital maintenance).
a. Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalua dibandingkan dengan aset tertentu
yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh
penggunakan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Sebagai contoh harga telepon seluler tertentu semakin turun meskipun tidak ada perubahan
daya beli. Harga monitor tabung (CRT) untuk komputer semakin menurun karena munculnya
monitor LCD. Dapat juga terjadinya perubahan tersebut disebabkan oleh kebijakan ekonomik
misalnya kenaikan harga gas LPG. Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai
barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga
barang tersebut. Sebagai contoh, naiknya selera orang terhadap kendaraan serba guna (all
purpose vehicle/APV atau multipurpose vehicle/MPV) menjadikan kenaikan rata-rata harga
kendaraan tersebut dibandingkan sebelumnya. Perubahan harga semacam ini disebut dengan
perubahan harga spsifik.
Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu aset tidak
lagi menggambarkan nilai aset tersebut. Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini
adalah akuntansi nilai sekarang (current value accounting) yang pengukuran nilainya
bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang (current cost accounting atau
current replacement cost accounting) atau nilai keluaran sekarang (current exit/output value
accounting).

b. Masalah Unit Pengukur


Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat
homogenus lagi kalua dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi
karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalua
nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan
untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli
uang berubah. Dengan demikian perbedaan harga suatu barang pada dua saat yang berbeda
belum tentu menunjukkan perbedaan nilai atau manfaat barang.
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi akuntansi
menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus
untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal (antarpos) atau horizontal (objek-
objek yang sama yang diperoleh pada waktu berbeda) sebenarnya tidak bermakna lagi ibarat
menambah jeruk dan apel. Model akuntansi untuk mengatasi hal ini sering disebut akuntansi
tingkat harga umum (general price level accounting). Istilah lain untuk menunjuk model ini
adalah akuntansi inflasi (inflation accounting), akuntansi daya beli konstan (constant
purchasing power accounting), atau akuntansi stabilisasian (stabilized accounting). Dengan
adanya model ini, rupiah yang tidak dikonversi atau rupiah seperti apa adanya disebut rupiah
nominal. Dengan demikian, akuntansi kos historis dapat disebut akuntansi rupiah nominal
dan akuntansi kos sekarang dapat disebut akuntansi kos sekarang/rupiah nominal (current
cost/nominal dollar accounting) sedangkan akuntansi daya beli konstan dapat disebut
akuntansi kos historis/rupiah konstan (historical cost/constant dollars accounting).
Bila perubahan nilai dan daya beli terjadi bersama-sama, pengaruh keduanya terhadap kos
historis harus ditunjukkan dalam pelaporan keuangan. Akuntansi untuk mengatasi pengaruh
bersama tersebut disebut secara umum sebagai akuntansi kos sekarang/rupiah konstan
(current cost/constant dollars accounting). Bila dasar pengukuran nilai sekarang adalah nilai
keluaran, semua istilah kos sekarang (current cost) yang disebut sebelumnya harus diganti
dengan nilai keluaran sekarang (current exit value).

c. Masalah Pemertahanan Kapital


Dengan kosep ini, laba adalah kenaikan kapital dalam suatu perioda yang dapat
didistribusikan atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Masalahnya adalah
bagaimana kapital pada dua titik waktu diukur atau dinilai. Untuk menentukan laba dengan
mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan
yaitu dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi
perubahan harga atau nilai. Masalah penilaian dalam perubahan harga berkaitan dengan dasar
penilaian kapital. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala
pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis
kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan
perubahan harga menaik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji-lebih
(overstated). Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untung penahanan
(holding gains) melekat pada angka laba. Demikian juga, dalam keadaan tingkat harga umum
menaik (terjadi inflasi), laba atas dasar kos historis juga cenderung tersaji-lebih. Hal ini
terjadi karena rugi daya beli (purchasing power losses) akan tersembunyi dan tidak
dikurangkan terhadap laba. Angka laba yang tersaji-lebih dapat mengakibatkan distribusi laba
yang melebihi jumlah yang dapat menyisahkan laba untuk mempertahankan kapital. Jumlah
rupiah yang harus disisakan bergantung apakah kapital didefinisi sebagai kapital fisis atau
finansial.
Bila jenis kapital diperhatikan, model akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga
adalah kos sekarang/kapital fisis (current cost/physical capital) atau sering disebut juga
dengan akuntansi nilai pengganti (replacement value accounting) yang secara teknis sama
dengan akuntansi kos sekarang (current cost accounting) yang telah disinggung di atas.
Perbedaannya terletak pada penyajian dan interpretasi jumlah rupiah untuk mempertahankan
kapital dalam statemen laba-rugi.

3. Accounting Techniques of The Price Change


Masalah teknis dalam pelaksanaan akuntansi kos sekarang. Masalah ini bersangkutan
dengan penentuan kos sekarang secara objektif atas dasar bukti yang terverifikasi karena kos
sekarang bukan merupakan angka yang terjadi akibat suatu transaksi. Kalua memang kos
sekarang karus diungkapkan dalam statemen keuangan, walau tidak sepenuhnya objektif, kos
sekarang harus ditentukan secara cermat sehingga mempunyai keterandalan yang cukup
tinggi sebagai informasi. Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan untuk
penentuan kos sekarang.

a. Pengindeksan (Indexation)
Sumber informasi dapat berupa:
a. Indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang atau jasa yang
diukur atau
b. Indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk
kelompok barang atau jasa yang diukur.
Tentu saja sumber dari luar atau badan resmi yang menerbitkan indeks (misalnya BPJS)
akan lebih dapat diandalkan daripada indeks internal. Teknik pengindeksan memungkinkan
digunakannya komputer untuk menyatakan kembali angka-angka dasar secara cepat. Selain
itu, angka indeks dapat dimaksudkan sebagai basis data (data bases) dalam sistem akuntansi
komputerisasian sehingga akuntansi kos sekarang bukan lagi pekerjaan yang rumit.
Kos dasar disesuaikan dengan rasio indeks sekarang dan indeks pada saat kos dasar terjadi
atau dicatat pertama kali. Misalnya, sebuah mesin dengan kos Rp 5.000.000 dibeli pada
tanggal 1 April 2000 pada saat indeks harga mesin 140. Kalua indeks sekarang adalah 210,
maka kos pengganti sekarang adalah 210/140 × Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000. agar
pengindeksan menghasilkan angka yang mendekati kos sekrang, kos dasar harus merupakan
kos aset baru yang standar. Kalua pengindeksan dirasa tidak menghasilkan angka yang dapat
diandalkan penggunaan penentuan harga secara langsung mungkin lebih cocok. Penghargaan
langsung dibahas berikut ini.

b. Penghargaan Langsung (Direct Pricing)


Teknik ini membebankan secara langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset atau
kelompok aset. Aset khusus atau unik ditentukan secara langsung kos sekarangnya dengan
dasar catatan teknik atau harga kontrak. Teknik ini biasanya memerlukan informasi dari
dalam maupun luar perusahaan.
Informasi dari luar misalnya saja berupa:
a. Harga faktur sekarang
b. Daftar harga dari penjual barang atau jasa (price list) atau kutipan harga lain atau
taksiran, dan
c. Kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.

c. Pengkosan Unit (Unit Costing)


Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Dengan Teknik ini,
setiap komponen kos yang membentuk kos reproduksi harus dihitung dengan menggunakan
data yang tersedia. Biasanya Teknik ini digunakan untuk barang atau jasa yang tidak
mempunyai pasar keluaran atau barang yang bersifat khusus (tidak standar). Walaupun secara
konseptual dapat diterima tetapi secara praktik Teknik ini sulit untuk dilaksanakan untuk
dapat menghasilkan angka yang dapat diandalkan.

d. Penghargaan Fungsional (Functional Pricing)


Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau
pemrosesan dan bukannya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang masing-
masing berdiri sendiri. Kalau pengindeksan harus memenuhi syarat bahwa aset mempunyai
bentuk fisis dan spesifikasi yang sama dengan aset yang kosnya dipakai sehingga kos dasar,
penghargaan fungsional tidak memerhatikan bentuk dan spesifikasi yang sama tetapi
memerhatikan fungsi yang sama atau nilai ekonomik yang sama.
Teknik-teknik di atas biasanya bermanfaat untuk menentukan kos pengganti (kos sekarang
masukan). Tentu saja informasi yang dijadikan dasar penentuan kos sekarang dipilih dengan
mempertimbangkan faktor tersedianya informasi, keterandalan sumber dan kos untuk
memperoleh informasi. Sumber informasi dan Teknik di atas tidak menunjukkan urutan
preferensi tetapi semata-mata menunukkan sumber dan teknik yang dapat dipertimbangkan
dalam penentuan kos sekarang. Dalam menyajikan informasi pelengkap, perusahaan harus
mengungkapkan teknik atau metoda yang di pakai.

Keunggulan dan Kelemahan


Dalam tiap pembahasan model akuntansi, selalu terjadi konflik antara kebutuhan untuk
mempertahankan objektivitas, reliabilitas, dan keterujian informasi dengan kebutuhan untuk
menyediakan informasi yang berpaut dengan keputusan. Dalam keadaan yang khusus, suatu
informasi memang berpaut dan sekaligus objektif dan teruji. Dalam keadaan umum,
informasi yang berpaut acapkali tidak dapat diukur atau ditentukan secara objektif penuh atau
dapat diuji kebenaran pengukurannya. Karakteristik informasi seperti itulah yang menjadi
fokus argumen yang mendukung dan menentang kos sekarang di samping masalah teknis
pembukuan atau pehitungan. Berikut ini ringkasan dan argumen lain yang diajukan untuk
mendukung disediakannya informasi kos sekarang.
1. Tindakan manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan dalam
keputusan yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan harga di masa
datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, statemen
keuangan berbasis kos sekarang sebenarnya konsisten dengan tindakan dan kinerja
manajemen.
2. Akuntansi kos sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan sehingga
dapat memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga terhadap profitabilitas
perusahaan yang sesungguhnya. Pemecahan semacam ini juga dapat memberikan
informasi tentang kinerja manajemen yang lebih realistik.
3. Informasi kos sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk menjaga
kapasitas operasi sekaligus sekaligus untuk membagi dividen.
4. Neraca atas dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang yang lebih
realistik dibandingkan neraca berbasis kos historis.
5. Akuntansi kos sekarang akan memberikan informasi tentang efisiensi suatu perusahaan
yang lebih baik dan dapat diperbandingkan secara lebih bermakna dengan perusahaan lain.
6. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang
mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar
perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir.

Anda mungkin juga menyukai